SKRIPSI
SKRIPSI
Pembimbing II Pembimbing I
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kimia Dekan FMIPA
Dr. Ade Heri Mulyati, M.Si Asep Denih, S.Kom, M.Sc, Ph.D
NIDN. 0427067401 NIDN. 0406097101
i
RIWAYAT HIDUP
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
iii
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA DAN PATEN
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir di atas adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini. Dengan ini
saya melimpahkan hak cipta karya tulis saya kepada Universitas Pakuan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq dan
hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Optimasi Adsorpsi Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
Menggunakan Response Surface Methodology serta Uji Persamaan Langmuir
dan Freundlich”.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Asep Denih, S.Kom., M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor.
2. Ibu Dr. Ade Heri Mulyati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Kimia
FMIPA Universitas Pakuan Bogor.
3. Bapak Dr. Sutanto, M.Si., selaku dosen wali sekaligus pembimbing I yang
telah memberikan pendampingan, arahan, dan masukan selama studi dan
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si., selaku pembimbing II yang
telah memberikan arahan, masukan serta bimbingan selama melakukan
penelitian dan penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik.
5. Seluruh dosen FMIPA Universitas Pakuan Bogor atas ilmu yang telah
diberikan, serta segenap laboran dan staff administrasi FMIPA Universitas
Pakuan Bogor atas segala kemudahan dan bantuan yang telah diberikan.
Semoga beliau semua berada dalam lindungan-NYA.
6. Orang tua tercinta Bapak Winarno Basuki, S.E., dan Ibu Dewi Ranti T,
S.Pd. Terimakasih atas setulus-tulusnya kasih sayang, cinta, doa,
bimbingan, semangat, dan pengorbanan yang telah diberikan kepada
penulis. Adik saya Rossi Dewanti M., M. Zein Akbar, dan Zayna Zea yang
selalu memberikan hangatnya kasih sayang, semangat, dan keceriaan kepada
penulis.
v
7. Teman-teman angkatan 2017 Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan Bogor atas segala bantuannya,
kebersamaan, kekompakan, kerjasama, dan dukungannya.
8. Tim penelitian (Anak Jagung) Esya Juniar, Sherin Nurhafidza, dan Fitra
Rachmalia yang selalu menemani dan membantu penulis.
9. Bela Purwitasari, Diah Indah P., dan Dini Faiqoh A. yang selalu ada untuk
membantu penulis, memberi canda tawa, memberi segenap memotivasi,
dukungan dan nasihat untuk segera menyelesaikan penelitian dan makalah
ini, serta menjadi teman seperjuangan sedari awal masuk.
10. Nadia, Riska, Rosi, Yulia, Anissa, Ingga, Pandjie, dan Dika. Terimakasih
atas kebersamaan, canda tawa, dan segala pengertian kalian untuk tempat
berkeluh kesah selama ini.
11. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam membantu penulis selama
kuliah, penelitian hingga penyusunan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Kepada semua pihak tersebut semoga bantuan, bimbingan, dan pengarahan
serta do’a yang diberikan kepada penulis dapat dinilai ibadah oleh Allah SWT dan
mendapatkan ridho-NYA.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan sehingga dalam
penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membantu dan membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi dari tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat dan sumbangan bagi kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan terutama dibidang kimia. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Penulis
vi
Restu Dewinta Maharani. 062117024. 2021. “Optimasi Adsorpsi Cr (VI) oleh
Komposit Eugenol-Silika Gel Menggunakan Response Surface Methodology
serta Uji Persamaan Langmuir dan Freundlich”. Di bawah bimbingan Dr.
Sutanto, M.Si dan Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si.
RINGKASAN
vii
Restu Dewinta Maharani. 062117024. 2021. “Optimization of Cr (VI)
Adsorption by Eugenol-Silica Gel Composite Using Response Surface
Methodology with Langmuir and Freundlich Equation Test”. Under the
guidance of Dr. Sutanto, M.Si and Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si.
SUMMARY
viii
DAFTAR ISI
Hal
ix
2.7 Spektrofotometri UV-Vis.................................................................................30
BAB III BAHAN DAN METODE......................................................................33
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................................33
3.2 Alat dan Bahan Penelitian................................................................................33
3.3 Metode Penelitian............................................................................................33
3.4 Prosedur Kerja..................................................................................................34
3.4.1 Pembuatan Larutan Induk Cr (VI)................................................................34
3.4.2 Pembuatan Larutan Kerja Kompleks Cr (VI)-difenilkarbazida....................34
3.4.3 Penetapan Kadar Ion Logam Cr (VI) dengan Spektrofotometer UV-Vis.....34
3.4.4 Optimasi Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel.35
3.4.5 Isotermal Adsorpsi Komposit Eugenol-Silika Gel terhadap Ion Logam Cr
(VI).........................................................................................................................36
3.4.6 Pengolahan Data...........................................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................37
4.1 Gambaran Umum Adsorben dan Adsorbat......................................................37
4.2 Hasil Optimasi Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika
Gel..........................................................................................................................38
4.3 Hasil Analisis Model Interaksi dan Variansi Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh
Komposit Eugenol-Silika Gel................................................................................39
4.4 Hasil Kondisi Operasi Optimum Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh Komposit
Eugenol-Silika Gel.................................................................................................41
4.5 Isotermal Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel...43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................49
5.1 Kesimpulan......................................................................................................49
5.2 Saran.................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................50
LAMPIRAN..........................................................................................................53
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Komposit Eugenol-Silika Gel
........................................................ 24
Gambar 2. Kontur Response Surface Adsorpsi Ion Cr (VI) oleh Komposit
Eugenol-Silika Gel ........................................................................ 28
Gambar 3. Kurva Hubungan antara Kapasitas Adsorpsi dengan Konsentrasi
Awal Ion Cr (VI) ........................................................................... 30
Gambar 3. Kurva Analisis Isotermal Langmuir dan Freundlich Adsorpsi Ion
Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel .................................. 33
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Kandungan Senyawa Kimia Dalam Abu Tongkol Jagung
Tabel 1. 4
................
Tabel 2. Rancangan percobaan respon surface Box Behnken ......................... 22
Tabel 3. Hasil Pengukuran Response Surface Box Behnken dari Adsorpsi
Ion Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel ............................... 25
Tabel 4. Data Hasil Percobaan Isotermal Adsorpsi Ion Cr (VI) oleh
Komposit Eugenol-Silika Gel
............................................................................ 30
Tabel 5. Data Hasil Analisis Isotermal Adsorpsi Langmuir dan Freundlich
Ion Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
................................ 33
Tabel 6. Parameter Isotermal Adsorpsi Langmuir dan Freundlich Ion Cr
(VI) oleh Komposit Eugenol-Silika
Gel.................................................... 34
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Bagan Alir Umum Penelitian ...................................................... 40
Lampiran 2. Bagan Alir Prosedur Kerja .......................................................... 41
Lampiran 3. Hasil Absorbansi Cr (VI) pada Berbagai Konsentrasi untuk
Penentuan Kurva Standar Cr 44
(VI) ................................................
Lampiran 4. Hasil Analisis Response Surface Box Behnken Adsorpsi Ion Cr
(VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
....................................... 45
Lampiran 5. Hasil Analisis Standar Deviasi Adsorpsi Ion Cr (VI) oleh Komposit
Eugenol-Silika Gel
........................................................................ 46
Lampiran 6. Hasil Analisis Response Optimizer Adsorpsi Ion Cr (VI) oleh
Komposit Eugenol-Silika Gel
..................................................... 47
Lampiran 7. Perhitungan Penetapan Isotermal Adsorpsi Ion Logam Cr (VI)
oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
.............................................. 48
Lampiran 8. Perhitungan Hasil Analisis Isotermal Adsorpsi Ion Logam Cr
(VI) oleh Komposit Eugenol-Silika
Gel ...................................... 49
Lampiran 9. Perhitungan Konstanta Isotermal Langmuir dan Freundlich
Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika
Gel 50
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
SiO2 67,41
CaO 10,53
Al2O3 8,39
Fe2O3 4,81
MgO 2,27
SO3 1,59
4
5
2.2 Eugenol
Eugenol merupakan salah satu komponen utama yang terdapat pada
minyak cengkeh yang bisa diperoleh dari bunga cengkeh (Clove Oil), tangkai atau
gagang bunga cengkeh (Clove Steam Oil), dan dari daun cengkeh (Clove Leaf Oil)
6
dengan dilakukannya metode penyulingan uap dan air. Kandungan minyak atsiri
yang terdapat di dalam bunga cengkeh mencapai 21,3% dengan kadar eugenol
berkisar antara 78 - 95%, dari tangkai atau gagang bunga mencapai 6% dengan
kadar eugenol berkisar antara 89 - 95%, sedangkan pada daun cengkeh mencapai
2 - 3% dengan kadar eugenol berkisar antara 80 - 85% (Hadi,2012).
Eugenol memiliki rumus molekul C10H12O2 dengan nama IUPAC 4-alil-2-
metoksifenol (Budnavi,1989; Reynolds, 1993). Eugenol bersifat mudah menguap
dan sedikit asam serta dapat larut dalam pelarut organik antara lain seperti
kloroform, eter, alkohol, dan dapat sedikit larut dalam air. Sifat fisik eugenol yaitu
bercirikan dengan bentuk cairan yang tidak berwarna atau kuning pucat, bau
cengkeh kuat dan menusuk, serta menjadi gelap dan mengental abila terpapar oleh
udara karena sifatnya yang mudah teroksidasi (Budnavi, 1989). Selain itu,
eugenol memiliki titik didih 256 oC, titik leleh -9 oC, titik nyala 104 oC, tekanan
uap 10 mmHg pada 123 oC, densitas 1,064 - 1,068 g/ml, berat molekul 164,20
g/mol, dan indeks bias 1,541 pada 200 oC.
Eugenol sebagai bahan alami Indonesia telah dimanfaatkan turunannya
untuk pemisahan ion logam (Djunaidi et al., 2018). Eugenol memiliki struktur
yang memunginkan terjadinya interaksi dengan senyawa yang akan ditranspor dan
dapat digunakan sebagai bahan awal sintesis suatu senyawa karena adanya tiga
gugus fungsional yang terikat padanya yaitu fenol (-OH), alil (-CH2-CH=CH2),
dan metoksi (-OCH3) (Sumawijaya et al, 2020). Reaktifitas elektron bebas yang
tidak berikatan dalam eugenol tersebut akan dapat menarik ion logam yang
bergerak secara bebas dan dapat bertukar dengan kation ion logam lain dalam
jumlah yang sama.
Adanya gugus reaktif yang terdapat pada eugenol dapat digunakan sebagai
bahan dasar sintesis untuk senyawa lain yang bernilai lebih tinggi dan dapat
dimodifikasi menjadi suatu material polimer untuk meningkatkan sifat-sifatnya
baik secara fisika maupun kimia. Harimu et al. (2019) telah melakukan sintesis
polieugenol oksiasetat yang dilakukan dengan cara mereaksikan polieugenol
dengan asam kloroasetat 50% sebagai pengemban agar ion logam berat dapat
dipisahkan, ion logam yang dapat dipisahkan oleh eugenol antara lain yaitu
Fe(III), Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), dan Pb(II). Kopolimer berbasis eugenol juga
7
2.4 Sorpsi
Sorpsi merupakan proses penyerapan ion oleh partikel penyerap (sorban).
Proses sorpsi dibedakan menjadi dua yaitu adsorpsi dan absorpsi. Dinamakan
proses adsorpsi karena jika ion tersebut tertahan dipermukaan partikel penyerap
(sorban), sedangkan dinamakan absorpsi jika proses pengikatan ini berlangsung
sampai di dalam partikel penyerap. Karena adsorpsi dan absorpsi sering muncul
dalam waktu yang bersamaan dalam suatu proses, maka ada yang menyebutnya
sorpsi, baik adsorpsi sebagai sorpsi yang terjadi pada silika gel, zeolit, maupun
8
padatan lainnya (Handayani & Sulistiyono, 2009). Dalam proses ini yang
berperan sebagai penyerap adalah padatan serbuk komposit eugenol-silika gel,
sedangkan zat yang diserap adalah ion logam kromium heksavalen.
2.4.1 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan proses akumulasi adsorbat pada permukaan adsorben
yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik antar molekul atau suatu akibat dari
medan gaya pada permukaan padatan (adsorben) yang menarik molekul-molekul
berupa gas, uap atau cairan (Oscik, 1982). Adsorpsi secara umum didefinisikan
sebagai akumulasi sejumlah molekul, ion atau atom yang terjadi pada batas di
antara dua fasa. Adsorpsi yang menyangkut akumulasi atau pemusatan substansi
adsorbat pada adsorben, dalam hal ini dapat terjadi pada antar muka dua fasa. Fasa
yang menyerap disebut adsorben dan fasa yang terserap disebut adsorbat.
Kebanyakan adsorben adalah bahan-bahan yang memiliki pori karena berlangsung
terutama pada dinding-dinding pori atau letak-letak tertentu di dalam adsorben
(Alberty, R.A. & Daniel, F., 1987).
Proses adsorpsi biasanya digunakan untuk mengurangi kadar kontaminasi
oleh logam berat ataupun bukan logam dalam air. Teknik adsorpsi ini efektif
untuk menghilangkan logam berat walaupun dengan cara yang relatif sederhana.
Istilah adsorpsi inilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan dari keadaan
suatu bahan tertentu baik berupa cairan maupun padatan dengan jumlah
konsentrasi yang lebih tinggi pada permukaannya atau secara singkat adsorpsi itu
sendiri menunjukkan kelebihan konsentrasi pada suatu permukaan. Proses
adsorpsi berbeda dengan absorpsi yang di mana pada proses adsorpsi terjadi reaksi
kimia antara molekul-molekul adsorbat dengan permukaan adsorben (Alberty,
R.A. & Daniel, F., 1987).
Gaya tarik-menarik dari suatu padatan pada proses adsorpsi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu gaya fisika dan gaya kimia. Pada masing-masing gaya
menghasilkan adsorpsi fisika (physisorption) dan adsorpsi kimia (chemisorption).
Adsorpsi fisika adalah proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat yang
melibatkan gaya-gaya antar molekul seperti gaya Van der Waals. Adsorpsi fisika
biasanya terjadi apabila suatu adsorbat dialirkan pada permukaan adsorben yang
9
bersih, adsorbat tidak terikat kuat pada permukaan adsorben sehingga adsorbat
akan dapat bergerak dari satu permukaan ke bagian permukaan yang lainnya.
Sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi jika interaksi adsorben dan adsorbat
melibatkan pembentukan ikatan kimia. Jenis adsorpsi kimia diberi istilah absorpsi
dengan ikatan yang terbentuk merupakan suatu ikatan yang kuat sehingga lapisan
yang terbentuk adalah lapisan monolayer. Dalam proses adsorpsi melibatkan
berbagai macam gaya, yakni gaya elektrostatik, gaya Van der Waals, ikatan
hidrogen serta ikatan kovalen (Martell, A.E. & Hancock, R.D., 1996).
2.4.3 Adsorben
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu
dari suatu fase fluida. Adsorben atau kebanyakan zat pengadsorpsi adalah bahan-
bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi berlangsung pada dinding-dinding pori
atau pada daerah tertentu di dalam partikel itu. Karena pori-pori adsorben
biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalamnya menjadi beberapa kali lebih
luas daripada permukaan luarnya. Suatu adsorben dipandang sebagai suatu
adsorben yang baik untuk adsorpsi dilihat dari sisi waktu. Lama operasi terbagi
menjadi dua yaitu waktu penyerapan hingga komposisi diinginkan dan waktu
regenerasi atau pengeringan adsorben. Semakin cepat dua variabel tersebut, maka
semakin baik unjuk kerja dari adsorben tersebut (Riyadh, 2009).
Adsorben yang umum digunakan secara komersial dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok yaitu kelompok polar dan non polar (Saragih, 2008) :
11
1. Adsorben polar atau yang biasa disebut juga hydrophilic merupakan jenis
adsorben yang memiliki daya adsorpsi yang besar terhadap alkohol, asam
karboksilat, alumina, aldehid, dan keton. Adsorben yang termasuk kedalam
kelompok ini antara lain yaitu silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
2. Adsorben non polar atau yang biasa disebut juga hydrophobic merupakan
jenis adsorben yang mempunya daya adsorpsi yang besar terhadap amin dan
senyawa yang memiliki sifat basa. Adsorben yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah polimer adsorben, silika, dan karbon aktif.
permukaan pada suhu tetap yaitu sama dengan nol, atau dapat juga ditetapkan
menggunakan persamaan adsorpsi Gibbs (Sugita et al., 2009).
Persamaan (1) dapat dinyatakan dalam bentuk linier pada persamaan (2) sebagai
berikut:
13
Ce 1 1
= + Ce (2)
q e q m b qm
dengan memplotkan nilai Ce terhadap Ce/qe maka dapat ditentukan kostanta qm dan
b pada setiap kondisi percobaan yang berlaku.
Parameter penting lain dalam sebuah proses adsorpsi adalah RL, atau yang
disebut dengan parameter kesetimbangan untuk menentukan sebuah keuntungan
atau tidaknya dalam sistem adsorpsi. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung RL ini adalah sebagai berikut:
1
R L= (3)
1+b C o
konsentrasi zat terlarut dalam sebuah larutan (Handayani & Sulistiyono, 2009).
Dari konsep dan pernyataan tersebut maka dapat diturunkan persamaan sebagai
berikut:
1 /n
q e =K f C e (4)
Atau dalam bentuk lognya persamaan (4) dapat berubah menjadi persamaan (5)
sebagai berikut:
1
Log qe = Log Kf + log C e (5)
n
dengan memplotkan nilai log qe terhadap log Ce maka akan didapat Log Kf
sebagai besarnya intersep, sehingga nilai n dan Kf dapat diketahui (Handayani &
Sulistiyono, 2009).
lain dari korosi. Sifat-sifat kromium inilah yang menyebabkan logam ini banyak
digunakan dalam industri elektroplating, penyamakan kulit, cat tekstil, fotografi,
pigmen (zat warna), besi baja, dan industri kimia. Disisi lain, kromium juga dapat
menimbulkan kerugian bagi lingkungan tanah, udara, dan terutama lingkungan air
yang sangat vital bagi kehidupan manusia apabila tidak dikendalikan dengan baik
(Darmono, 1995).
Kromium (VI) [Cr(VI)] dapat masuk kebadan perairan yaitu dengan dua
cara. Pertama, secara alamiah seperti erosi atau pengikisan yang terjadi pada
batuan mineral dan menyebabkan debu-debu atau partikel Cr yang ada di udara
akan terbawa turun oleh air hujan. Dan yang kedua secara non alamiah yaitu yang
berkaitan dengan aktifitas manusia seperti buangan limbah industri dan rumah
tangga kebadan air. Sumber umum yang diduga paling banyak terdistribusi dalam
pencemaran yaitu dari aktivitas industri, pertambangan, kegiatan rumah tangga,
dan zat sisa pembakaran serta mobilitas penggunaan bahan bakar. Toksisitas Cr
(VI) diakibatkan karena sifatnya yang berdaya larut dan memiliki mobilitas tinggi
di lingkungan yang apabila masuk kedalam sel dapat menyebabkan kerusakan
DNA sehingga terjadi mutase. Selain bersifat karsinogenik, Cr (VI) sangat
beracun dan korosif serta dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan
tubuh, ulserasi pada selaput lender hidung dan kulit, gangguan hati dan ginjal
bahkan kematian (Sumawijaya et al., 2020). Ion-ion logam berat bersifat toksik
meskipun pada konsentrasi yang rendah (dalam ppm) dan umumnya sebagai
polutan utama bagi lingkungan (Natalina, 2017). Maka pemerintah mengeluarkan
PP No. 82 tahun 2001 mengenai kadar maksimum Cr (VI) dalam keperluan air
baku, air minum, dan air pada kegiatan perikanan sebesar 0,05 mg/L (Andini,
2017).
Box dan Wilson (1951) sudah kemukakan adalah metode ini didasarkan pada DoE
yang sudah dikembangkan oleh Fisher terlebih dahulu. Ide utama dari penelitian
ini adalah menentukan titik optimal pada sebuah response variable yang sesuai
dengan pengaturan level pada variabel-variabel yang sudah ditentukan pada
explanatory-nya. Ketika Response Surface Methodology ini diterapkan dalam
tingkatan dari sebuah eksperimen, maka error pada data-data hasil eksperimen
tidak akan dapat dihindari sehingga versi hasil secara statistik Response Surface
Methodology sangat melekat pada apa yang diterapkan pada variabel dan hipotesis
tersebut. Response Surface Methodology adalah tidak lain dari sebuah bentuk
regresi linier yang memodelkan hubungan antara variable explanatory dan
variable response. Response Surface Methodology dijabarkan memiliki dua
tahapan utama dalam proses analisisnya. Pertama, dengan pemodelan regresi first
order atau yang biasa dinyatakan dengan menurunkan persamaan linier
polinomial dengan order satu.
y=β 0 + β 1 x 1 + β 2 x 2 +ε (1)
Pada tahun 1987 Box dan Draper mengeluarkan pernyataan mengenai titik
dari optimal response secara sederhana dan akan didapat dengan menghitung
differensial pada persamaan (2) untuk setiap variable explanatory. Dengan
pernyataan demikian, maka akan didapatkan setting level dari faktor-faktor yang
akan membuat variable response menjadi optimal. Hal tersebut yang kemudian
dikatakan sebagai proses dari optimasi matematis (Hadiyat, 2012).
2 2
y=β 0 + β 1 x 1 + β 2 x 2 + β 11 x 1+ β 22 x 2 + β 12 x 1 x 2+ ε (2)
larutan tersebut dengan hasil kurva spektrum UV-Vis yang berguna untuk
pengukuran secara kuantitatif. Analit yang terdapat pada larutan dapat ditentukan
konsentrasinya dengan mengukur absorbansinya pada panjang gelombang tertentu
menggunakan hukum Lambert- Beer (Dachriyanus, 2004). Hukum yang berlaku
pada spektrofotometri UV-Vis yakni :
1. Hukum Lambert (1760), Lambert menyelidiki hubungan antara Io dan It
terhadap tebal medium dan memberikan suatu hukum sebagai berikut :
“Bila suatu cahaya monokromatik melalui suatu medium yang transparan,
maka turunannya intesitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan
bertambahnya tebal medium.”
2. Hukum Beer (1852), Beer memberikan suatu hukum yang menunjukakan
hubungan antara Io dan It terhadap kepekatan medium (c) yaitu :
“Bila suatu cahaya monokromatik melalui suatu media yang transparan,
maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding
dengan bertambahnya kepekatan (c).”
Pada daerah UV pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 10-380
nm dan cahaya tampak dilakukan pada panjang gelombang 380-780 nm
menggunakan sumber cahaya yang mendekati monokromatik. Spektrofotometer
UV dapat mengukur transisi di antara tingkat elektronik yang terdiri antara orbital
ikatan π (orbital pasangan bebas) dengan orbital non ikatan π* (Djamilah, 2010).
Spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak pada umumnya terdiri dari
lima komponen pokok antara lain:
1. Sumber radiasi
Sumber radiasi pada spektrum kontinu adalah lampu argon pada
spektroskopis UV-Vakum, lampu denterium atau hidrogen pada spektroskopi
ultraviolet, lampu wolfram (tungsten) pada spektroskopis UV-Vis
2. Sel sampel
Wadah sampel yang digunakan untuk spektroskopis ultraviolet adalah kuvet
yang terbuat dari kuarsa agar tidak tembus cahaya, untuk sinar tampak
digunakan kuvet plastik.
3. Monokromator
19
20
21
1 0 0 0 35 5 0,15
2 1 1 0 60 7 0,15
3 0 1 -1 35 7 0,10
4 0 0 0 35 5 0,15
5 -1 0 -1 10 5 0,10
6 -1 1 0 10 7 0,15
7 1 -1 0 60 3 0,15
8 1 0 1 60 5 0,20
9 -1 -1 0 10 3 0,15
10 1 0 -1 60 5 0,10
11 0 1 1 35 7 0,20
12 0 0 0 35 5 0,15
13 0 -1 -1 35 3 0,10
14 0 -1 1 35 3 0,20
15 -1 0 1 10 5 0,20
23
kalibrasi dari data hasil pengukuran dan tentukan persamaan garis lurusnya
sehingga diperoleh nilai koefisien regresi yang paling mendekati 1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
.
Gambar 1. Komposit Eugenol-Silika Gel
25
26
4.2 Hasil Optimasi Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-
Silika Gel
Optimasi adsorpsi ion Cr (VI) oleh komposit eugenol-silika gel telah
dilakukan dengan menggunakan tiga variabel bebas, yaitu bobot adsorben, pH,
dan waktu kontak, sedangkan yang dijadikan variabel terikat atau responnya yaitu
konsentrasi ion Cr (VI) dari larutan uji pada kesetimbangan dalam adsorben.
Respon dari hasil pengukuran untuk menentukan optimasi disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pengukuran Response Surface Box Behnken dari Adsorpsi Ion Cr
(VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
[Cr (VI)] (ppm) Efisiensi
Waktu Bobot
No pH Adsorben Adsorpsi
(menit) Adsorben (g) Awal Akhir
(%)
1 35 5 0,15 9,973 7,476 2,497 25,03
2 60 7 0,15 9,973 9,798 0,175 1,75
3 35 7 0,10 9,973 9,688 0,285 2,85
4 35 5 0,15 9,973 7,535 2,438 24,44
5 10 5 0,10 9,973 8,681 1,292 12,95
6 10 7 0,15 9,973 9,796 0,177 1,77
7 60 3 0,15 9,973 9,722 0,251 2,52
8 60 5 0,20 9,973 9,276 0,697 6,99
9 10 3 0,15 9,973 9,611 0,362 3,63
10 60 5 0,10 9,973 8,989 0,984 9,87
11 35 7 0,20 9,973 9,803 0,117 1,70
12 35 5 0,15 9,973 7,086 2,887 28,94
13 35 3 0,10 9,973 8,997 0,976 9,78
14 35 3 0,20 9,973 9,628 0,345 3,45
15 10 5 0,20 9,973 9,245 0,728 7,30
4.3 Hasil Analisis Model Interaksi dan Variansi Adsorpsi Ion Logam Cr (VI)
oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
Analisis yang dilakukan terhadap data response surface tersebut meliputi
analisis perkiraan koefisien regresi dan analisis variansi. Analisis tersebut
dilakukan dengan menggunakan software MINITAB 17 yang hasilnya disajikan
pada Lampiran 4.
Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa adsorpsi ion Cr (VI) oleh
komposit eugenol-silika gel mengikuti pola linier dan square yang artinya
interaksi tersebut didasari pada besarnya nilai P (P-Value 0,000) yang lebih kecil
dari nilai signifikansinya (α = 0,050). Pada model liniear, nilai P-Value dari bobot
adsorben sebesar 0,001 menyatakan lebih kecil dari nilai signifikansinya yang
menandakan variasi kontrol bobot adsorben begitu berpengaruh besar pada
pengujian. Sedangkan waktu kontak pH memiliki nilai P-Value sebesar 0,503 dan
0,249 secara berturut – turut atau lebih dari (α = 0,050).
Untuk model interaksi square, semua variasi parameter (waktu kontak, pH,
dan bobot adsorben) memiliki nilai P-Value secara berturut – turut sebesar 0,000;
0,000; dan 0,001 yang memberi arti bahwa H1 atau model dengan satu faktor
dapat diterima karena berpengaruh signifikan dan memberikan bukti yang
menyatakan bahwa variabel bebas dari hipotesis tersebut berpengaruh nyata
terhadap studi adsorpsi. Sedangkan H0 ditolak atau dapat dikatakan tidak
berpengaruh signifikan terhadap studi adsorpsi (Ulfah, 2018).
Untuk variabel waktu kontak, pH, bobot adsorben, dan respon sendiri
disimbolkan sebagai X1, X2, X3, dan Y secara berturut-turut. Maka perkiraan
28
Y = - 12,41 + 0,924X1 + 3,276X2 + 76,4X3 – 0,001509X12 – 0,3556X22 – 295,4X32
+ 0,00055X1X2 + 0,0554X1X3 + 1,267X2X3
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa : apabila variabel lain bernilai
konstan maka Nilai Y akan berubah dengan sendirinya sebesar nilai konstanta
yaitu -12,41; apabila variabel lain bernilai konstan maka Nilai Y akan berubah
sebesar 0,924 setiap satu satuan X1; apabila variabel lain bernilai konstan maka
Nilai Y akan berubah sebesar 3,276 setiap satu satuan X2; apabila variabel lain
bernilai konstan maka Nilai Y akan berubah sebesar 76,4 setiap satu satuan X3.
Berdasarkan uji F-Value yang terlampir pada Lampiran 4 maka dapat
disimpulkan bahwa uji F pada regresi berfungsi sebagai uji simultan, yaitu untuk
menentukan apakah secara serentak semua variabel independen mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen dan dapat dilihat dari nilai
uji F model analisis dari respon surface memprediksi bahwa dapat dikatakan
variabel x secara bersama – sama memiliki kontribusi yang signifikan terhadap
variabel y (Ulfah, 2018).
Sedangkan saat dilihat koefisien determinasinya (R Square) di dalam
minitab ditunjukkan pada uji ini nilainya dapat dilihat di output yaitu sebesar (R-
Sq (adj) = 95,96%) artinya variabel Y dapat dijelaskan oleh sekelompok variabel
independen X1, X2, dan X3 secara serentak atau simultan sebesar 95,96%
sedangkan sisanya (100% - 95,96% = 4,04%) dijelaskan oleh variabel lain di luar
model yang tidak diteliti.
Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya dengan ketiga
variabel di dalam model berkontribusi cukup besar menjelaskan hubungan antara
variabel prediksi dan respon. Jika dibandingkan t hitungnya yang dapat dilihat
dari P-Valuenya yang dibandingkan uji F nya maka menimbulkan dugaan adanya
multikolinearitas pada variabel bebasnya maka semua ada pengaruh secara
individu terhadap Y dengan memperhatikan variabel lain dan dapat dilihat pada
nilai VIF yang memiliki nilai VIF < 5. Pada Lampiran 4 nilai VIF waktu kontak,
29
pH, dan bobot adsorben secara berturut – turut adalah 1459,00; 1459,00; 6319,00
yang dimana lebih dari 5 maka terjadi adanya gejala multikolinearitas.
Dari semua analisis yang dihitung oleh minitab kemudian didapatkan
Standart Error of Estimate (SEE) yang digunakan untuk mengetahui apakah
model regresi dinyatakan valid sebagai model prediksi. Pada minitab dapat dilihat
dengan nilai S pada output di mana dalam uji ini sebesar 0,186352. Nilai SEE ini
bandingkan dengan standart deviasi variabel dependen atau Y. Dinyatakan model
valid sebagai model prediksi apabila nilai SEE < nilai standart deviasi Y yang
terlampir pada Lampiran 5.
4.4 Hasil Kondisi Operasi Optimum Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh
Komposit Eugenol-Silika Gel
Besarnya pengaruh dari interaksi antara dua variabel bebas terhadap
respon yang telah dipaparkan kemudian disajikan dalam bentuk kontur pada
Gambar 2. Plot kontur digunakan untuk membantu menentukan titik-titik kritis
pada Plot Permukaan.
0.16
0.12
3 4 5 6 7
4.5 Isotermal Adsorpsi Ion Logam Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
Isotermal adsorpsi dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi
awal ion logam Cr (VI) terhadap jumlah ion logam Cr (VI) yang telah diadsorpsi
oleh adsorben (komposit eugenol-silika gel) pada suatu kondisi optimum serta
bentuk interaksi yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Data hasil dari
pengujian isotermal adsorpsi Cr (VI) oleh komposit eugenol-silika gel disajikan
pada Tabel 4 dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 4. Data Hasil Percobaan Isotermal Adsorpsi Ion Cr (VI) oleh Komposit
Eugenol-Silika Gel
Bobot
C0 Volume Ce CAe qe
pH Adsorben % Adsorpsi
(mg/L) (mL) (mg/L) (mg/L) (mg/gr)
(gr)
10 7,2745 2,7255 0,9085 27,26
15 12,1190 2,8815 0,9603 19,21
20 5 0,15 50 17,0490 2,9510 0,9837 14,76
25 22,0055 2,9945 0,9982 11,98
30 27,0195 2,9805 0,9935 9,94
Keterangan : Volume larutan 50 mL
32
Keterangan :
C0 : Konsentrasi Ion Cr (VI) awal (mg/L atau ppm)
Ce : Konsentrasi Ion Cr (VI) pada kesetimbangan dalam larutan (mg/L
atau ppm)
CAe : Konsentrasi Ion Cr (VI) pada kesetimbangan dalam
adsorben/Selisih konsentrasi (mg/L atau ppm)
qe : Kapasitas adsorpsi (mg/gr)
Dari data hasil pada Tabel 5 kemudian dibuatlah grafik hubungan antara
konsentrasi awal ion logam Cr (VI) dengan konsentrasi ion logam Cr (VI) pada
saat kesetimbangan dalam larutan yang disajikan pada Gambar 3.
1.2
qe (mg/g)
1.0
0.8
5 10 15 20 25 30 35
Co (mg/L)
persamaan garis linear antara Ce terhadap Ce/qe sedangkan untuk analisis model
Freundlich dilakukan dengan membuat persamaan garis linear Log Ce terhadap
Log qe. Data hasil analisis isoterm Langmuir dan Freundlich disajikan pada Tabel
5 dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 5. Data Hasil Analisis Isotermal Adsorpsi Langmuir dan Freundlich Ion Cr
(VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
Analisis Isotermal
Ce qe Langmuir Freundlich
Ce Ce/qe Log Ce Log qe
7,2745 0,9085 7,2745 8,007 0,8618 -0,0417
12,1190 0,9603 12,1190 12,619 1,0835 -0,0176
17,0490 0,9837 17,0490 17,332 1,2317 -0,0072
22,0055 0,9982 22,0055 22,046 1,3425 -0,0008
27,0195 0,9935 27,0195 27,196 1,4317 -0,0028
Keterangan :
Ce : Konsentrasi ion Cr (VI) pada kesetimbangan dalam larutan (mg/L
atau ppm)
qe : Kapasitas adsorpsi (mg/gr)
(a) 30
25 f(x) = 0.968244856039352 x + 0.889465083108455
20 R² = 0.999766255059773
Ce / qe
15
10
5
0
5 10 15 20 25 30
Ce
35
(b) 0.00
f(x)
0.9 = 0.0714246248079638
1.2x − 0.0990174246454295
Log qe
0.8 1.0 1.1 1.3 1.4 1.5
-0.01 R² = 0.91848432293155
-0.02
-0.03
-0.04
-0.05
Log Ce
Gambar 4. Kurva Analisis Isotermal Langmuir (a) dan Freundlich (b) Adsorpsi
Ion Cr (VI) oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
Nilai parameter isotermal (qm, KL, RSF, KF, dan n) dapat ditentukan
berdasarkan persamaan garis lurus yang diperoleh dari kurva adsorpsi isotermal
Langmuir dan Freundlich. Kemudian disajikan Tabel 6 yang berisikan data nilai
parameter isotermal adsorpsi Langmuir dan Freundlich yang perhitungannya
dapat dilihat pada Lampiran 9.
Tabel 6. Parameter Isotermal Adsorpsi Langmuir dan Freundlich Ion Cr (VI) oleh
Komposit Eugenol-Silika Gel
Langmuir Freundlich
RSF
qm (mg/gr) KL R2 KF n R2
1,0328 1,0885 0,9998 0,7961 14,0056 0,9185 0,0297
adsorbat dalam larutan pada saat keadaan setimbang dan suhu yang tetap dan
dinyatakan dengan isoterm adsorpsi model Langmuir maka penyerapan hanya
dapat terjadi pada satu lapisan saja atau monolayer (Lisa, 2015).
Pada penelitian Indayatmi & Santosa (2011) yang melakukan uji adsorpsi
limbah Cr (VI) setelah dikompleksan dengan difenilkarbazida oleh abu layang
ampas tebu teraktivasi H2O2 dan didapatkan kapasitas adsorpsi sebesar 0,991
mol/gram atau berada dibawah kompoisit eugenol-silika gel dikarenakan luas
permukaan komposit yang lebih besar dibandingkan abu layang ampas tebu.
Parameter lain yang dapat berhubungan dengan suatu proses adsorpsi ialah
RSF. RSF ini merupakan salah satu faktor separasi untuk menyatakan bahwa proses
adsorpsi tidak menguntungkan jika nilai RSF > 1; jika proses adsorpsinya linier
maka nilai RSF nya adalah = 1; jika proses adsorpsinya dapat dinilai
menguntungkan atau berlangsung dengan dua arah (reversible) maka nilai 0 < RSF
< 1; namun jika RSF = 0 maka bisa dikatakan proses adsorpsi tidak dapat balik
(irreversible). Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai RSF untuk proses adsorpsi ion Cr
(VI) oleh komposit eugenol-silika gel sebesar 0,0297 atau berada pada rentang
nilai 0 < RSF < 1.
Hal tersebut berarti menunjukkan proses adsorpsi komposit eugenol-silika
gel terhadap ion logam Cr (VI) dapat dikatakan menguntungkan karena dapat
dilakukan proses desorpsi (penyerapan kembali) (Fathurrahman et al., 2017).
Proses desorpsi dapat terjadi karena interaksi yang terjadi antara ion logam
komposit eugenol-silika gel untuk menyerap Cr (VI) dalam larutan uji atau dapat
dikatakan cenderung bersifat adsorpsi secara fisika.
Menurut (Reynolds, 1993) adsorpsi fisika terjadi akibat adanya perbedaan
energi atau gaya tarik bermuatan listrik atau biasa disebut gaya Van der Walls dan
menyebabkan molekul adsorbat yang memiliki interaksi yang relatif lemah mulai
diikat secara fisik menuju molekul adsorben. Interaksi pada adsorpsi fisika ini
terjadi pada zat - zat yang bersuhu rendah atau tetap dengan adsorpsi yang relatif
rendah sehinga gaya yang menahan adsorpsi molekul - molekul fluida biasanya
dapat cepat tercapai dan bersifat reversible, karena hanya membutuhkan energi
yang sangat kecil sehingga mudah diputuskan.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan metode uji response surface box behnken, dihasilkan kondisi
optimum pada response optimizer dalam software minitab agar Cr (VI) dapat
dijerap oleh komposit eugenol-silika gel antara lain yaitu: waktu kontak 35
menit, pH sebesar 5, dan bobot adsorben sebanyak 0,15 gram pada konsentrasi
10 ppm dalam volume larutan 50 mL.
2. Massa terbesar yang dapat teradsorpsi oleh komposit eugenol-silika gel
ditunjukkan dengan nilai qm atau setiap 1 gram komposit dapat menyerap
1,0328 mg/g Cr (VI) dalam 50 mL larutan. Regresi Linier (R2) yang
didapatkan pada persamaan Langmuir yaitu 0,9998 dan lebih besar
dibandingkan R2 dari persamaan Freundlich yang hanya bernilai 0,9185 dan
dapat dikatakan proses adsorpsinya berlangsung dengan dua arah (reversible)
karena RSF yang didapatkan sebesar 0,0297 serta nilai KF, KL, dan n yang
didapatkan secara berturut – turut yaitu 0,7961; 1,0885 dan 14,0056.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian ini, maka penulis
memberikan saran yaitu:
1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan ion logam pengganggu
dalam larutan ion logam Cr (VI) terhadap komposit eugenol-silika gel.
2. Melakukan penelitian mengenai daya adsorpsi komposit eugenol-silika gel
terhadap logam berat lain, limbah laboratorium; industri; maupun lingkungan,
serta pada limbah cair zat pewarna.
DAFTAR PUSTAKA
Adesanya, D.A. & A.A. Raheem. 2009. A Study of the Workability and
Compressive Strength Characteristics of Corn Cob Ash Blended Cement
Concrete. Construction and Building Materials. 23(1). 311-317.
Ahmad, Sherin N. 2021. Sintesis dan Karakterisasi Komposit Eugenol-Silika Gel
dari Abu Tongkol Jagung serta Analisis Daya Serap terhadap Air. Skripsi
Universitas Pakuan.
Alberty, R.A. & Daniel, F. 1987. Physical Chemistry. New York: John Wiley and
Sons Ltd.
Andin, Ary. Analisa Kadar Kromium VI [Cr(VI)] Air di Kecamatan
Tanggulangin, Sidoarjo. Jurnal Sains Health. Vol 1(2). Edisi September
2017. 55-58.
Anwar, M. Nur & Adijuwana Hendra. 1989. Teknik Spektroskopi dalam Analisis
Biologis. Bogor: IPB PRESS.
Budnavi, S. 1989. The Merck Index. 11th edn. New York: Merck and Co Inc.
C. Jeffey Brinker & George W. Scherer. 1990. Sol-Gel Science: The Physics and
Chemistry or Sol-Gel Processing. San Diego: Academic Press.
Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
(LPTIK). Padang: Universitas Andalas. 1-37.
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Universitas
Indonesia: UI Press.
Djamilah, A. 2010. Isolasi dan Penentuan Struktur Molekul serta Uji Bioaktivitas
Senyawa dari Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun. Tesis Universitas Indonesia.
Djunaidi, M.C., Abdul Haris, Pardoyo, & Rosdiana K. 2018. Pengaruh Jumlah
Mol Kroslinker pada Selektifitas IIP berbasis Polieugenol terhadap Fe (III).
Alchemi Jurnal Penelitian Kimia. Semarang: Universitas Dipenogoro. 14(2).
290.
Fahmi, Hendriawan & Abdul Latif Nurfalah. 2016. Analisa Daya Serap Silika Gel
Berbahan Dasar Abu Sekam Padi. Jurnal Iptek Terapan. 10(3). 176–182.
Fathurrahman, M., Sugita Purwatiningsih, & Henny Purwatiningsih. 2017.
Sintesis dan Karakterisasi Kitosan Bertaut Silang Glutaraldehida sebagai
Adsorben Pemurnian Akar Minyak Wangi. Jurnal Kimia dan Pendidikan.
2(1).
Hadi, Saiful. 2012. ( Clove Oil ) menggunakan Pelarut N-Heksana dan Benzena.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
1(2). 25–30.
Hadiyat, M. A. 2012. Response-Surface dan Taguchi : Sebuah alternatif atau
Kompetisi dalam Optimasi secara Praktis. Prosiding Seminar Nasional
38
Industrialisasi. 134–139.
39
40
Handayani, Murni & Eko Sulistiyono. 2009. Uji Persamaan Langmuir dan
Freundlich Pada Penyerapan Limbah Chrom (VI) Oleh Zeolit. Peningkatan
Peran Iptek Nuklir Untuk Kesejahteraan Masyarakat. VI. 130–136.
Harimu, L., S. Matsjeh, D. Siswanta, S.J. Sentosa, & I.W. Sutapa. 2019. Synthesis
of Poly(Ethyl Eugenyl Oxycetates) as Carrier for Separation of Heavy Metal
Ions Fe(III), Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), and Pb (II) using Liquid-Liquid
Extraction Method. Journal of Physics. 3rd International Conference of
Science. 1341(3).
Indayatmi & Sri Juarsi Santosa. 2011. Kajian Adsorpsi Cr (VI) oleh Abu Layang
Ampas Tebu Teraktivasi H2O2. Tesis Universitas Gadjah Mada.
Indriyani, Lisa A., Zulhan Arif, Roza Linda, Henny Purwatiningsih & Mohamad
Rafi. 2019. Pengoptimuman Kondisi Adsorpsi Cd (II) oleh Adsorben
Berbasis Silika Termodifikasi Glisina Menggunakan Central Composite
Design. Jurnal Kimia dan Aplikasi. 22(5), 184-191.
Langenati, R., Mordiono, R., Mustika, D., Wasito, B., & Ridwan. 2012. Pengaruh
Jenis Adsorben dan Konsentrasi Uranium terhadap Pemungutan Uranium
dari Larutan Uranil Nitrat. Serpong: Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
(BATAN). 8(2), 67–122.
Lisa, M. 2015. Uji Persamaan Langmuir dan Freundlich pada Penyerapan Mn(Ii)
oleh Komposit Fe3O4-Zeolit. Jurnal Dampak. 12(2). 114.
Martell, Arthur E. & Hancock, Robert D. 1996. Metal Complexes in Aquose
Solution. New York: Plenum Press.
Mujedu, K.A., Adebara S.A. and Lamidi I.O. 2014. The use of Corn Cob Ash and
Saw Dust Ash as Cement Replacement in Concrete Works. The Internasional
Journal of Engineering and Science (IJES). 3(4). 22–28
Natalina, Hidayati Firdaus. 2017. Penurunan Kadar Kromium Hexavalen (Cr 6+)
dalam Limbah Batik menggunakan Limbah Udang (Kitosan). 38(2). 99-102.
Nayiroh, N. 2013. Teknologi Material Komposit. Yogyakarta: Ebaltadial.
Nurmiah, S., R. Syarief, S. Sukarno, R. Peranginangin & B. Nurmata. 2013.
Aplikasi Response Surface Methodology Pada Optimalisasi Kondisi Proses
Pengolahan Alkali Treated Cottonii (ATC). Jurnal Pascapanen Dan
Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan. 8(1). 9.
Oscik, J. 1982. Adsorption. New York: John Wiley and Sons Ltd
Reynolds, J.E.F., 1993. The Extra Pharmacopoeia. Ed Martindale. 30th edn.
London: The Pharmaceutical Press.
Riyadh, M. 2009. Analisa Proses Adsorpsi dengan Variasi Bentuk Silika Gel
sebagai Adsorben dan Air sebagai Adsorbat untuk Aplikasi Pendingin
Alternatif Skripsi. Skripsi Universitas Indonesia.
Saragih. 2008. Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Batu Bara Riu
sebagai Adsorben. Tesis Universitas Indonesia.
41
Silvianti, F., D. Siswanta, N.H. Aprilita & A.A. Kiswandono. 2017. Adsorption
Characteristic of Iron Onto Poly[Eugenol-Co-(Divinyl Benzene)] From
Aqueous Solution. Jurnal Natural. 17(2). 108.
Sulastri, Siti & Susila Kristianingrum. 2010. Berbagai Macam Senyawa Silika :
Sintesis, Karakterisasi dan Pemanfaatan. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. 211–216.
Sumawijaya, N., A. Mulyono & A.F. Rusydi. 2020. Studi Kemampuan Adsorpsi
Ion Logam Cr6+ oleh Tanah Vulkanik “Studi Kasus Wilayah Industri
Penyamakan Kulit, Garut”. Jurnal Teknologi Lingkungan. 21(1). 125–130.
Syukri, I., N. Hindryawati dan R.R. Dirgarini Julian N.S. 2017. Sintesis Silika
dari Abu Sekam Padi Termodifikasi 2-Merkaptobenzotiazol untuk Adsorpsi
Ion Logam Cd2+ dan Cr6+. Jurnal Atomik. 02(2). 221-226.
Ulfah, Maria. 2018. Uji Validitas Konstruk pada Instrumen The Social Provisions
Scale dengan Metode CFA. Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan
Indonesia. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 7(2). 62-70.
Wilhan, Abi Rafdi, Agus Taufiq & Diana Widiastuti. 2016. Optimization Contact
Time And pH on Methylene Blue Adsorption With Silica. Bogor: Universitas
Pakuan. 1-6.
Yusuf, M., Dede Suhendar & Eko Prabowo Hadisantoso. (2014). Studi
Karakteristik Silika Gel Hasil Sintesis dari Abu Ampas Tebu dengan Variasi
Konsentrasi Asam Klorida. Bandung:UIN Sunan Gunung Djati. VIII(1),
159–181.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
40
Larutan induk Cr (VI) dari K2Cr2O7
Dikomplekskan dengan
difenilkarbazida
Kompleks Cr (VI)-difenilkarbazida
Komposit eugenol-
silika gel
41
42
Ditambahkan aquades
sampai tanda tera
Labu ukur 50 mL
Ditambah akuades
sampai tanda tera
dan dikocok
Ditambah akuades
sampai tanda tera
dan dikocok
Ditambahkan serbuk
komposit eugenol-silika gel Menggunakan 3
parameter
(waktu kontak, pH, dan
bobot adsorben)
sesuai metode response
surface box behnken
Campuran larutan
Disaring dengan
Whatman No. 41
Residu
Filtrat
Labu ukur 50 mL
Ditambah akuades
sampai tanda tera
dan dikocok
Disaring
dengan
Whatman
Filtrat Residu
No. 41
0.6 R² = 0.994970689970817
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-0.2
Konsentrasi
46
Lampiran 4. Hasil Analisis Response Surface Box Behnken Adsorpsi Ion Cr (VI)
oleh Komposit Eugenol-Silika Gel
Analysis of Variance
Model Summary
Coded Coefficients
Lampiran 5. Hasil Analisis Standar Deviasi Adsorpsi Ion Cr (VI) oleh Komposit
Eugenol-Silika Gel
Variable Maximum
Waktu Kontak 60.00
pH 7.000
Bobot Adsorben 0.20000
Response 2.886
48
Parameters
Solution
Variable Setting
Waktu Kontak 34.2424
pH 4.89899
Bobot Adsorben 0.143434
Optimization Plot
Response
Maximum
y = 2.6259
d = 0.90423
49
2. Kapasitas adsorpsi
CAe X volume larutan dalam labu(L)
qe=
bobot adsorben (gram)
2,7255 X 0,05
10 ppm : qe= =0,9085 mg/gr
0,15
2,8810 X 0,05
15 ppm : qe= =0,9603 mg/gr
0,15
2,9510 X 0,05
20 ppm : qe= =0,9837 mg / gr
0,15
2,9945 X 0,05
25 ppm : qe= =0,9982 mg/gr
0,15
2,9805 X 0,05
30 ppm : qe= =0,9935 mg/gr
0,15
3. Persentase adsorpsi
CAe
% adsorpsi=
C0
2,7255
10 ppm : % adsorpsi= =27,26 %
10
2,8810
15 ppm : % adsorpsi= =19,21 %
15
2,9510
20 ppm : % adsorpsi= =14,76 %
20
50
2,9945
25 ppm : % adsorpsi= =11,98 %
25
2,9805
30 ppm : % adsorpsi= =9,94 %
30
1. Isoterm Langmuir
Berdasarkan kurva isoterm Langmuir yang terdapat pada Gambar 4a,
didapatkan persamaan garis linear sebagai berikut:
y = 0,8895 + 0,9682x
Ce 1 1
= + Ce
q e q m b qm
Perhitungan qm
1
=0,9682
qm
1
q m= =1,0328 mg/gr
0,9682
Perhitungan b
1
=0,8895
qm b
1 1 1
b= = = =1,0885
qm x 0,8895 1,0328 x 0,8895 0,9186
Perhitungan RSF
1
R SF =
1+ b C o
52
1
R SF= = 0,0297
1+ 1,0885(30)
2. Isoterm Freundlich
Berdasarkan kurva isoterm Freundlich yang terdapat pada Gambar 4b,
didapatkan persamaan garis linear sebagai berikut:
y = -0,099 + 0,0714x
1
Log qe = Log Kf + log C e
n
Perhitungan n
1
=0,0714
n
1
n= =14,0056
0,0714
Perhitungan KF
Log KF = -0,099
KF = invLog (-0,099) = 0,7961 mg/gr