Anda di halaman 1dari 98

ANALISIS KONSEPSI SISTEM REPRODUKSI PADA MAHASISWA

PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN


MEDIA AUDIO VISUAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi


Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Biologi

ABDAN SUKRI
NIM. 1884205008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2022
ABSTRAK

Abdan sukri, 2022: Analisis Konsepsi Sistem Reproduksi Pada Mahasiswa


Pendidikan Biologi Dalam Pembelajaran Menggunakan
Media Audio Visual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetauhi menganalisis konsepsi sistem


reproduksi pada mahasiswa pendidikan biologi dalam pembelajaran menggunakan
media audio visual, populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester I
pendidikan biologi dengan menggunakan teknik purposive sampling, yang artinya
penentuan sampel dengan tujuan dan pertimbangan tertentu yang melibatkan 36
mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan dilakukan dengan
pemberikan tes diagnostic berupa pilihan ganda yang dilengkapi dengan
keyakinan CRI. Data analisis dengan teknik CRI dijelaskan secara deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data hasil di kelas eksperimen pretest
50,00% kategori sedang mahasiswa mengalami konsepsi, sedangkan pada kelas
eksperimen posttest 47,22% kategori sedang. Dengan demikian masih banyak
mahasiswa mengalami miskonsepsi

Kata kunci: konsepsi, sistem reproduksi, media audio visual

i
ABSTRACT

Abdan Sukri, 2022: An Analysis of the Conception of the Reproductive System in


Biology Education Students in Learning Using Audio-
Visual Media

This study aims to determine the analysis of the conception of the reproductive
system in Biology education students in learning to use audio-visual media. The
population in this study were the first semester students of Biology education in
using the purposive sampling technique, which means determining the sample
with certain objectives and considerations involving 36 students. The data
collection technique used was carried out by giving a diagnostic test in the form
of multiple choices equipped with CRI beliefs. Data analysis with the CRI
technique was described descriptively. The results of this study show that the
results data test In the pretest experimental class, 50,00% in the medium category
students experienced conception, while in the posttest experimental class 47,22%
were in the medium category. Thus, there are still many students who have
misconceptions.

Keywords: conception, reproductive system, audiovisual media

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Konsepsi Sistem Reproduksi Pada Mahasiswa


Pendidikan Biologi Dalam Pembelajaran Menggunkan Media
Audio Visual

Nama : Abdan Sukri

NIM : 1884205008

Program Studi : Pendidikan Biologi

DISETUJUI.

Pembimbing I Pembimbing II

Al Khudri Sembiring, M.Pd. Mar’atul Afidah, M.Pd.


NIDN. 1031088602 NIDN. 1016038101

DIKETAHUI,

Dekan FKIP Ketua Program Studi


Universitas Lancang Kuning Pendidikan Biologi

Dr. Herlinawati, M.Ed. Al Khudri Sembiring, M.Pd.


NIDN. 101003901 NIDN. 1031088602

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

Skripsi dengan judul:


ANALISIS KONSEPSI SISTEM REPRODUKSI PADA MAHASISWA
PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNKAN
MEDIA AUDIO VISUAL

Telah diseminarkan pada tanggal 10 Februari 2021

DISETUJUI

Penguji 1: Rahmat RamadanSur, S.Pd., M.Pd ( )

Penguji 2: Marta Dinata, S.Si., M.Si ( )

Penguji 3: Al Khudri Sembiring, S.Pd., M.Pd ( )

Penguji 4: Mar’atul Afidah, S.Pd., M.Pd ( )

SURAT PERNYATAAN

iv
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
a. Karya tulis saya dengan judul “Analisis Konsepsi Sistem Reproduksi Pada
Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam Pembelajaran Menggunkan Media
Audio Visual “ adalah asli karya saya sendiri dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di program studi
pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lancang Kuning.
b. Karya tulis ini murni gagasan penelitian perumusan teori para ahli yang saya
gunakan tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan pembimbing.
c. Karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan oleh orang lain kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas
sesuai dengan aturan pengutipan dan dicantumkan sebagai referensi pada
halaman daftar pustaka.
d. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbersamaan dari pernyataan ini, saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan
ketentuan hukum yang berlaku.
Pekanbaru, 10 Februari 2021
Saya yang menyatakan

Abdan Sukri
NIM.1884205013

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT sang Maha
pencipta, yang telah melimpahkan rahmad, hidayah serta inayahNya sehingga
dengan izin-Nya karya ilmah dengan judul “Analisis Penggunaan Media Audio
Visual Terhadap Konsepsi Sistem Reproduksi Mahasiswa Pendidikan Biologi” ini
dapat terselesaikan. Tidak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan setiap umat manusia
dalam menempuh dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam penulisan
hasil penelitian ini tidak lepas dari bantuan bimbingan, petunjuk dan dorongan
berupa moral dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti ingin mempersembahkan
hasil penelitian ini dan menyampaikan rasa terima kasih kepada :
a. Bapak Al Khudri Sembiring, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada penulis
selama menyusun proposal ini.
b. Ibu Mar’atul Afidah, M.Pd. Dosen pembimbing II yang tidak pernah
bosan membimbing penulis hingga proposal ini terselesaikan.
c. Bapak Alkhudri Sembiring, M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Lancang Kuning
d. Ibu Dr. Herlinawati, M.Ed. selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Lancang Kuning.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan hasil penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu peneliti berharap dapat memperoleh saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak demi perbaikan penulisan dimasaakan datang.
Akhir kata, semoga apa yang peneliti susun ini bisa memberikan manfaat dan
inspirasi bagi dunia pendidikan. Aamiin.
Pekanbaru, 10 Februari 2022

Abdan Sukri
NIM. 1884205008

vi
DAFTAR ISI

halaman
ABSTRAK.........................................................................................................................i
ABSTRACT.......................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Batasan Masalah.....................................................................................................4
D. Definisi Operasional...............................................................................................4
E. Tujuan Penelitian....................................................................................................5
F. Manfaat Penelitian..................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran..........................................................................6
B. Media Audio Visual...............................................................................................7
1. Pengertian Media Audio visual..........................................................................7
2. Karakteristik Media Audio Visual......................................................................8
3. Kelebihan Media Audio Visual..........................................................................8
4. Kekurangan Media Audio Visual.......................................................................8
5. Pengertian Video................................................................................................9
6. Kelebihan Media Video......................................................................................9
7. Kelemahan Media Video....................................................................................9
C. Hakikat Konsepsi...................................................................................................9
D. Teknik CRI (Certainty of Response Index)..........................................................12
E. Deskripsi Materi...................................................................................................14
1. Reproduksi pada Manusia................................................................................15

vii
2. Gametogenesis.................................................................................................17
3. Menstruasi, Fertilisasi, dan Kehamilan.............................................................18
4. Kelainan atau Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia...............................19
5. Sistem Reproduksi Hewan Invertebrata............................................................19
6. Sistem Reproduksi Hewan Vertebrata..............................................................21
E. Penelitian Relevan................................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian..................................................................................................25
B. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................................25
C. Populasi dan Sampel............................................................................................25
D. Instrumen Penelitian.............................................................................................25
E. Prosedur Penelitian...............................................................................................32
F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................33
G. Teknik Analisis Data............................................................................................34
H. Alur Penelitian.....................................................................................................36
I. Jadwal Penelitian..................................................................................................37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil.....................................................................................................................38
a. Data Hasil Tes Konsepsi..................................................................................38
B. Pembahasan..........................................................................................................42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..........................................................................................................46
B. Saran....................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................47

DAFTAR GAMBAR
halaman

viii
Gambar 1.Organ Reproduksi Pria..........................................................................15
Gambar 2. organ reproduksi wanita.......................................................................16
Gambar 3. Struktur Tubuh Ular.............................................................................21
Gambar 4. Reproduksi Mamalia............................................................................22
Gambar 5. Organ Reproduksi Katak......................................................................23
Gambar 6. Alur Penelitian.....................................................................................36
Gambar 7. Persentase dan kategori pretest posttest kelas eksperimen tiap indicator
................................................................................................................................41

ix
DAFTAR TABEL

halaman
Tabel 1. Skala CRI dan Kriterianya.......................................................................13
Tabel 2. Kategori Validitas Butir Soal...................................................................28
Tabel 3.Hasil Uji Validasi Butir Soal....................................................................28
Tabel 4.Kategori Reliabilitas.................................................................................29
Tabel 5. Kategori Tingkat Kesukaran Soal............................................................30
Tabel 6. Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Butir Soal.........................................30
Tabel 7.Kategori Daya Pembeda Butir Soal..........................................................31
Tabel 8. Hasil Uji Coba Daya Pembeda Butir Soal...............................................31
Tabel 9. Butir Soal yang Digunakan dalam pemilihan..........................................32
Tabel 10. Kriteria untuk Identifikasi Miskonsepsi.................................................34
Tabel 11. Presentase Tingkat Miskonsepsi............................................................35
Tabel 12. Jadwal Penelitian...................................................................................37
Tabel 13. Distribusi hasil pretest posttest kelas eksperimen..................................39
Tabel 14. Persentase dan Ketegori Miskonsepsi Pretest dan Posttest Kelas
eksperimen Materi Sistem Reproduksi Pada Manusia..........................40

x
DAFTAR LAMPIRAN

halaman
Lampiran 1. RPS(Rancangan Pembelajaran Semester).............................51
Lampiran 2. Kisi-kisi Soal.........................................................................53
Lampiran 3. Rekap Analisis Butir Soal.....................................................72
Lampiran 4. Soal Penelitian.......................................................................74
Lampiran 5. Data Pretest Eksperiman.......................................................79
Lampiran 6. Data Posttest Eksperiman......................................................80
Lampiran 7. Data Pretest Kontrol..............................................................81
Lampiran 8. Data Posttest Kontrol.............................................................82
Lampiran 9. Dokumentasi..........................................................................83

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam menghasilkan
generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berintelektual tinggi. Tidak hanya
itu, pendidikan juga sangat berguna dalam mempersiapkan kehidupan. Dengan
pendidikan kita lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak
yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa membrantas buta
huruf dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain
sebagainya.
Seperti yang tertera didalam UU No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha
dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya,
masyarakat dan negara. Pada dasarnya pendidikan yang baik yaitu pendidikan
yang mampu mengembangkan karakter. Oleh karena itu, untuk mencapai semua
hal tersebut pembaharuan pendidikan perlu dilakukan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan yang disebut proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, dimana proses tersebut
meliputi tiga komponen pokok, yaitu guru, mahasiswa, dan materi pembelajaran.
Guru sebagai komponen pengirim pesan, mahasiswa sebagai komponen penerima
pesan, dan komponen pesan berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam
proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi, dimana materi pelajaran atau
pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima siswa dangan optimal dalam
artian tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa,
lebih parah lagi mahasiswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan
yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun

1
2

strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media dan sumber belajar (Sanjaya,


2011)
Untuk mengembangkan potensi diri siswa dalam pendidikan, pendidik perlu
mengembangkan media ajar sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar
untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman pada saat ini. Media
pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi
mutu proses kegiatan belajar mengajar. Menurut (Surayya, 2012) media
pembelajaran adalah alat yang mampu membantu proses belajar mengajar serta
berfungsi untuk memperjelas makna pesan atau informasi yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rencanakan. Media
dilaksanakan secara sistematis berdasarkan kebutuhan dan karakteristik yang
ingin dicapai. Oleh karena itu fungsi media tidak hanya sebagai alat bantu
mengajar melainkan mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam
berkomunikasi.
Media bermanfaat sebagai alat bantu untuk meningkatkan belajar siswa yang
dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Hal ini di sebabkan karena hasil belajar dapat di jadikan sebagai
tolak ukur untuk mengetauhi seberapa jauh perubahan pada diri siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
pengetauhan, sikap, dan keterampilan. Menurut (Susanto, 2013) hasil belajar
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil hasil dari kegiatan belajar.
Salah satu materi yang dipelajari pada pembelajaran biologi khusunya pada
konsep-konsep yang bersifat abstrak maupun konkrit, salah satunya adalah
reproduksi. Sistem reproduksi merupakan salah satu konsep dalam biologi yang
memerlukan tingkat pemahaman konsep tinggi serta sangat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Materi ini mempunyai sub konsep-sub konsep yang saling
berkaitan yang memungkinkan siswa untuk memahaminya diperlukan
pemahaman awal terhadap materi tersebut, jika pemahaman awal siswa tidak kuat,
maka untuk memahami sub konsep berikutnya akan rentan mengalami
3

miskonsepsi (Pratama, 2020). Konsep merupakan ide abstrak yang dengannya


kita dapat mengelompokkan obyek-obyek kedalam contoh atau bukan contoh.
keterkaitan antara konsep materi satu dan yang lainnya merupakan bukti akan
pentingnya pemahaman konsep. Karenanya, siswa belum bisa memahami suatu
materi jika belum memahami materi sebelumnya atau materi prasyarat dari materi
yang akan pelajari (Novitasari, 2016).
Pemahaman konsep sistem reproduksi pada siswa cukup berpengaruh
terhadap hasil belajar, hal ini dikarenakan kesalahan dalam memahami konsep
dapat menghambat pemahaman konsep, sebab materi sistem reproduksi saling
berkaitan erat dan merupakan kunci untuk memahami konsep (Pratama, 2020).
Maka untuk menunjang konsep yang abstrak hal yang sangat dibutuhkan adalah
penggunaan media lain seperti media audio visual. Menurut Hariyoko.S, (2009)
media audio visual terbukti lebih baik dalan menunjang proses pembelajaran
dibandingkan dengan cara konvensional. Media pembelajaran terdiri dari media
audio, media visual (diam atau gerak), dan media audiovisual (suara, diam atau
gerak).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan masih rendahnya hasil belajar
mahasiswa terhadap materi sistem reproduksi dikarenakan sistem pendidikan yang
berjalan kurang optimal, kurikulum yang terlalu berat, dan strategi dan metode
pembalajaran yang kurang tepat sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar
biologi dasar pada materi sistem reproduksi. Salah satu media pembelajaran yang
bisa diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa adalah media audio
visual. Fungsi efektif media audio visual adalah memudahkan siswa menangkap
materi dan memahami konsep secara keselurahan serta menyajikan pembelajaran
yang sedikit berbeda dan lebih menarik dibandingkan dengan pembelajaran yang
hanya langsung disajikan dari sumber belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai ” Analisis Konsepsi Sistem Reproduksi Pada Mahasiswa
Pendidikan Biologi Dalam Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual”
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat ditentukan
rumusan masalah pada peneletian ini adalah : Bagaimana Analisis Konsepsi
Sistem Reproduksi Pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam pembelajaran
Menggunakan Media Audio Visual?

C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini memiliki fokus yang jelas dan lebih terarah, maka dalam
penelitian ini diperlukan adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah
penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dibatasi hanya pada Analisis Konsepsi Sistem Reproduksi
Pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam Pembelajaran Menggunakan
Media Audio Visual
2. Objek pada penelitian yang akan dilakukan adalah Menganalisis Konsepsi
Sistem Reproduksi Pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam
Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Lancang Kuning Tahun Akademik
2021/2022
3. Subjek pada penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Lancang Kuning Tahun Akademik 2021/2022

D. Definisi Operasional
Sesuai dengan judul penelitian ini maka definisi operasional penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Konsepsi adalah pengertian atau tafsiran seseorang terhadap suatu
konsep tertentu dalam kerangka yang sudah ada dalam pikirannya dan di
setiap konsep baru didapatkan dan di proses dengan konsep-konsep yang
telah dimiliki (Malikha, 2018)
b. Miskonsepsi adalah suatu konsepsi yang tidak sesuai terjadi pada siswa
jika tingkat keyakinan (certainly) siswa yang tinggi terhadap suatu
konsep yang dinilai salah. Interpetasi situasi-situasi yang diproleh siswa
5

dari lingkungan dapat berbeda dari konsep ilmiah yang mengganggu


belajar siswa (Hasan., et al, 1999)
c. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, slide, suara, dan
sebagainya (Sanjaya, 2010)
d. Sistem reproduksi merupakan salah satu konsep dalam biologi yang
memerlukan tingkat pemahaman konsep tinggi serta sangat erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Pratama, 2020).

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini betujuan untuk menganalisis konsepsi mahasiswa pendidikan
biologi pada materi sistem reproduksi dalam pembelajaran menggunakan media
audio visual.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a. Bagi mahasiswa, untuk mengetauhi seberapa besar pengaruh audio visual
terhadap hasil belajar biologi pada materi sistem reproduksi.
b. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian-
penelitian selanjutnya pada konsep yang berbeda.
c. Bagi perguruan tinggi, memberi masukan untuk mengoptimalkan proses
belajar mengajar dalam meningkatkan mutu dan kualitas program studi
agar hasil belajar mahasiswa lebih optimal.
d. Bagi pendidik, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran alternatif
dalam proses pembelajaran dalam kelas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran


Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memproleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan (Slameto, 2010)
Proses belajar tidak hanya menghafal konsep-konsep atau fakta belaka,
tetapi juga merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan akan selalu diingat. Belajar merupakan proses
membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman, sedangkan
pembelajaran meru[akan upaya yang sistematis dalam menata lingkungan belajar
guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik (Rusman, 2013).
Pembelajaran merupakan suatu system yang kompleks yang keberhasilnnya
dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan
pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil
yang di peroleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan di tentukan
kriterianya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses yang mengandung
nilai-nilai pendidikan (Sanjaya, 2011). Hal terpenting bagi guru dan peserta didik
ialah memahami konsep sedemikian rupa seshingga memudahkan tercapainya
tujuan dari proses pembelajarn. Selainitu dalam proses pembelajaran guru juga
dituntut untuk memehami peserta didik dengan berbagai tingkat kecerdasan agar
dapat membantu menyelesaikan masalah yang dijumpai dalam proses
pembelajaran tersebut.

6
7

B. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio visual


Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar.Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam :

a. Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.
b. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.

Pengembangan lain dari media ini adalah :

a. Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal
dari suatu sumber seperti film video-cassette.
b. Audio visual tidak murni, yaitu yang usur suara dan unsur gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber
dari tape rekorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara
(Ahwin, 2012)

Menurut Zahrin media audiovisual adalah media/alat-alat yang audible


artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible artinya dapat dilihat. Dalam arti
lain media audiovisual adalah alat yang dapat menghasilkan suara dan rupa dalam
satu unit. Adapun yang termasuk golongan media audiovisual adalah sebagai
berikut:film bersuara,televisi (TV),video cassette atau VCD. Media audio visual
dengan LCD adalah perangkat yang digunakan sebagai media pembelajaran, yang
terdiri atas unit komputer, proyektor dan layar (Jatmiko, 2016)

Dapat disimpulkan bahwa media audio visual bisa sangat membantu


pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar. Media audio visual terdiri dari
dua ranah yaitu pendengar dan penglihatan. Cara peserta didik dalam menerima
materi yang disampaikan itu berbeda-beda, ada yang cepat menggunakan media
8

audio (pendengaran) dan ada juga yang cepat menggunakan media visual
(penglihatan), maka dari itu penulis memilih untuk menggunakan media audio
visual. Diharapkan peserta didik lebih cepat menangkap pelajaran yang
disampaikan dan proses belajar pun menjadi menyenangkan.

2. Karakteristik Media Audio Visual


Menurut Kustandi dan Sutjipto adalah sebagai berikut: (Jatmiko, 2016)
a. Bersifat linier.
b. Menyajikan visualisasi yang dinamis.
c. Digunakan dengan cara yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang atau pembuatnya.
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak.
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif
f. Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan siswa
yang interaktivitasnya rendah (Nunuk.,et al, 2018)

3. Kelebihan Media Audio Visual


a. Lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya
bahasa siswa auditif maupun visual.
b. Dalam memberi pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media
audio maupun visual.
c. Siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat
langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.
d. Lebih menarik dan menyenangkan mengunakan media audio visual
(Azhar, 2019)

4. Kekurangan Media Audio Visual


a. Pembuatan media audio visual memerlukan waktu yang lama, karena
memadukan 2 elemen, yakni audio dan visual.
b. Membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pembuatannya.
c. Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audio visual cukup mahal
d. Jika tidak dapat perantinya akan sulit untuk membuatnya (terbentur alat
9

pembuatannya) (Azhar, 2019)

5. Pengertian Video
Video merupakan salah satu media audio visual yang banyak
dikembangkan untuk keperluan pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil
pembelajaran.Media audio visual dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan
suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau
informasi.Media video diklasifikasikan sebagai media audio visual (Hardianti,
2017)

6. Kelebihan Media Video


Menurut menurut Rusman yaitu:
1) Video dapat memberikan pesan yang dapat diterima lebih merata oleh
siswa.
2) Video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis dan dapat diulang
atau dihentikan sesuai kebutuhan.
4) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa
(Hardianti, 2017)

7. Kelemahan Media Video


Menurut Kustandi dan Sutjipto :
1) Media video memerlukan biaya yang sangat mahal dan waktu yang
banyak.
2) Pada saat pemutaran video gambar dan suara akan berjalan terus.
3) Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang disampaikan melalui
media video (Hardianti, 2017)

C. Hakikat Konsepsi
a. Definisi konsepsi
Menurut Malikha (2018) Konsepsi adalah pengertian atau tafsiran
seseorang terhadap suatu konsep tertentu dalam kerangka yang sudah ada dalam
pikirannya dan di setiap konsep baru didapatkan dan di proses dengan konsep-
10

konsep yang telah dimiliki.


Konsepsi yang dimiliki seseorang pada dasarnya akan berbeda dengan
konsepsi orang lain hal tersebut dikarenakan konsep yang dimiliki seseorang
berbeda-beda sehingga menimbulkan cara pndang atau penafsiran yang berbeda
juga. Konsepsi yang dimiliki pelajar terkadang tidak sesuai dengan yang dimiliki
para ilmuan, maka konsepsi tersebut tidak dapat dikatakan salah. Namun jika
konsepsi yang dimiliki pelajar tidak sesuai dengan konsepsi para ilmuan, maka
pelajar tersebut dikatakan mangalami miskonsepsi.
Konsep berasal dari bahasa Latin, conceptus, tangkapan, rancangan,
pendapat, ide, gagasan. Konsep dapat diartikan 1. Kegiatan atau proses berpikir. 2.
Daya berpikir dan khususnya penalaran dan pertimbangan. 3. Produk proses
berpikir, seperti ide, angan-angan, atau penemuan. 4. Produk intelektual atau
pandangan dan prinsip yang terorganisasi. Konsep dapat dilihat dari segi subyektif
dan obyektif. Dari segi subyektif, konsep merupakan suatu kegiatan intelek untuk
menangkap sesuatu. Sedangkan dari segi obyektif, konsep merupakan sesuatu
yang ditangkap oleh kegiatan intelek tersebut. Hasil dari tangkapan akal manusia
itulah yang dinamakan konsep (khomarudin, 2006)
Konsep menunjukkan suatu hubungan antar konsep-konsep yang lebih
sederhana sebagai dasar pemikiran atau jawaban manusia terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala itu bisa terjadi.
Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang
dinyatakan dalam defenisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi
prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman
melalaui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan
disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru. Kegunaan konsep ialah untuk
menjelaskan dan meramalkan ( Sagala, 2011).
b. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan kemampuan seorang siswa untuk tidak
sekedar mengingat, tapi dapat menjelaskan kembali suatu defenisi, ciri
khusus, hakikat, inti dan isi dengan menggunakan kata-kata sendiri, namun
tidak mengubah kandungan makna dari informasi yang diterima. Hal ini
11

sejalan dengan pendapat Johnson (1998) yang mengungkapkan bahwa


“pemahaman adalah kemampuan untuk menerangkan sesuatu dengan kata-
kata sendiri. Menurut Engelhardt dan Bechner (2004), dalam proses
pembelajaran, siswa perlu memahami konsep secara benar, hal ini
berhubungan dengan pemahaman mengenai arti fisis dari konsep yang
dipelajari serta aplikasi konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman konsep juga merupakan kemampuan seseorang dalam
mengetahui atau memahami, menganalisis, membedakan, memberikan
contoh, menerapkan, menuliskan kembali, dan menyimpulkan suatu konsep
yang telah dipelajari sebelumnya. Menurut Sudijono (2013) pemahaman
adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman konsep bagi siswa sangatlah
penting karena konsep merupakan abstraksi dari ciriciri sesuatu yang
mempermudah komunikasi antara manusia dan memungkinkan manusia
untuk berpikir. Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi
menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif.
c. Pengaruh Pemahaman Konsep
Pengaruh Pemahaman konsep yang dimiliki siswa sangat dipengaruhi
oleh kemampuan konsepsi setiap siswa atau tafsiran setiap siswa terhadap
suatu konsep. Siswa datang ke kelas dengan membawa konsepsi maupun
pengetahuan awal mengenai suatu konsep atau penjelasan suatu fenomena
sebagaimana yang mereka lihat dengan mata sendiri. Penjelasan terhadap
fenomena atau konsepsi tersebut terkadang tidak sesuai dengan penjelasan
secara ilmiah. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam memahami
konsep atau memunculkan konsep alternatif yang jika tidak diubah akan terus
terintegrasi dalam struktur kognitif siswa (Suhendi, 2014). Hal ini dapat
mengakibatkan timbulnya miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi merupakan
pemahaman suatu konsep atau prinsip yang tidak konsisten dengan
penafsiraan atau pandangan yang berlaku umum tentang konsep tersebut.
Konsepsi pada umumnya dibangun berdasarkan akal sehat (common sense)
atau dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia
12

pengalaman mereka sehari-hari dan hanya merupakan eksplanasi pragmatis


terhadap dunia realitas (Suwarto, 2013).

D. Teknik CRI (Certainty of Response Index)


Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada peserta didik, Hasan., et al,
(1999) telah mengembangkan suatu metode yang umum dikenal dengan nama
Certainty Of Response Index (CRI).Menurut Setyaningrum (2018) berpendapat
bahwa “Certainty Of Response Index (CRI) adalah salah satu cara untuk
membedakan antara siswa yang paham konsep, miskonsepsi dan tidak memahami
konsep”. Berdasarkan definisi tersebut CRI merupakan cara untuk membedakan
peserta didik yang mengerti akan konsep dari materi, tidak paham konsep dan
peserta didik yang mengalami miskonsepsi.
Menurut Ramadhan, Sunardi dan Kurniati (2017) mengatakan bahwa
“Certainty Of Response Index (CRI) merupakan suatu teknik terbaik untuk
mengukur miskonsepsi seseorang dengan cara mengukur tingkat keyakinan atau
kepastian seseorang dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan”.
Berdasarkan definisi tersebut CRI merupakan suatu teknik yang dapat diterapkan
kepada seseorang dengan cara mengukur keyakinan ataukepastian dalam
menjawab soal yang telah diberikan untuk mengidentifikasi miskonsepsi.
Sedangkan menurut Sustika, Jhoni H, dan Utami (2015) mengatakan bahwa “CRI
adalah ukuran tingkat keyakinan atau kepastian responden dalam menjawab
pertanyaan (soal) yang diselesaikan.”
Berdasarkan definisi para ahli yang telah dijabarkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa Certainty Of Response Index (CRI) adalah suatu ukuran
tingkat keyakinan atau kepastian peserta didik dalam menjawab soal-soal yang
diberikan untuk mengetahui mana peserta didik yang memahami konsep, tidak
paham konsep dan yang mengalami miskonsepsi.
Menurut Hasan, Bagayoko, dan Kelley (1999) Certainty Of Response Index
(CRI) pada umumnya digunakan pada ilmu-ilmu sosial terutama dalam survey,
dimana responden diminta untuk memberikan tingkat kepastian dalam
kemampuannya sendiri untuk memilih dan memanfaatkan pengetahuan, konsep
13

yang sudah mapan atau hukum yang tertuang dalam jawaban untuk setiap soal
yang diberikan. Certainty Of Response Index (CRI) bisa diberikan bersamaan
dengan setiap jawaban soal, jadi setiap peserta didik menjawab soal mereka juga
mengisi option skala tingkat keyakinan yang telah diberikan. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui tingkat keyakinan atau kepastian peserta didik
disetiap butir soal yang mereka kerjakan.
Tingkat keyakinan atau kepastian peserta didik tertuang dalam skala CRI
yang diberikan. Menurut Muna (2015), jika skala CRI yang diberikan tinggi dan
jawaban tersebut benar maka menunjukkan responden memahami konsep, dan
jika skala CRI yang diberikan tinggi dan jawaban salah maka menunjukkan
terjadinya miskonsepsi. Ulfah dan Fitriyani (2016) juga berpendapat, jika
responden menjawab benar dengan skala CRI yang rendah maka menandakan
responden tersebut tidak tau konsep, dan jika responden menjawab benar dengan
skala CRI tinggi maka menunjukkan responden tersebut memiliki pemahaman
konsep yang tinggi (paham konsep). CRI biasanya berdasarkan suatu skala yang
tetap, dalam penelitian ini skala yang digunakan yaitu skala enam (0-5) yang
dikemukakan oleh Hasan, Bagayoko dan Kelley dalam Fadillah(2016) sebagai
berikut :

Tabel 1. Skala CRI dan Kriterianya


Skala Kategori Keterangan
0 Totally Gues Answer (Menebak) Jika menjawab soal 100% ditebak
Jika dalam menjawab soal , presentase
1 Almost Guess (Agak Menebak) tebakan antara 75%-99%
Jika menjawab soal, presentase tebakan
2 Not Sure (Tidak Yakin Benar)
antara 50%-74%
Jika menjawab soal, presentase unsur tebakan
3 Sure (Benar)
antara 25%-49%
Jika menjawab soal, presentase unsur tebakan
4 Almost certain (Hampir asti Benar) antara 1%-24%
Jika menjawab soal, tidk ada unsure tebakan
5 Certain (Pasti Benar) sama sekali (0%)
(Sumber : Fadillah, 2016)
Peserta didik yang mengalami miskonsepsi atau tidak tahu konsep dapat
dibedakan dengan cara membandingkan benar tidaknya antara jawaban dari soal
dengan tinggi rendahnya skala CRI yang diberikan untuk soal tersebut. Menurut
14

Sari & Marsiyah (2017), “Skala (0-5) diatas pada dasarnya digunakan untuk
memberikan nilai dari jawaban peserta didik mengenai sejauh mana keyakinan
yang dimiliki peserta didik dalam menjawab soal-soal yang telah diberikan”.
Menurut Nurfaini, dkk (2018) jika peserta didik mengisi skala 0 – 2 maka skala
CRI tersebut rendah dan menunjukkan peserta didik memiliki tingkatkeyakinan
atau kepastian yang rendah, sedangkan jika peserta didik mengisi skala 3 – 5
maka sekala CRI tersebut tinggi dan menunjukkan peserta didik memiliki tingkat
kepasian dan keyakinan yang tinggi dalam menjawab soal. Seperti yang dikatakan
Setyaningrum dkk (2018). “Ketika siswa diminta memberikan CRI bersamaan
dengan setiap jawaban suatu pertanyaan (soal), sebenarnya dia diminta untuk
memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri akan kepastian jawaban yang
dikerjakan”.
Menurut Fadillah (2016), “Hasil jawaban peserta didik serta isian tingkat
kepastian pada skala CRI yang telah diberikan dapat digunakan untuk
menggolongkan pemahaman konsep pada peserta didik. Berdasarkan uraian
diatas, ketentuan untuk perorangan siswa dan untuk setiap pertanyaan yang
diberikan didasarkan pada kombinasi dari jawaban benar atau salah dan tinggi
rendahnya CRI adalah sebagai berikut :

Table 1. Ketentuan CRI untuk Membedakan Tahu Konsep, Miskonsepsi dan


Tidak Paham Konsep untuk Responden Secara Individu

Kriteria Jawaban CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)


Jawaban Benar Jawaban benar tetap CRI rendah Jawaban benar dan CRI tinggi berarti
berarti tidak tahu konsep menguasai konsep dengan baik

Jawaban Salah Jawaban salah dan CRI rendah Jawaban salah tetapi CRI tinggi
berarti tidak tahu konsep berarti terjadi miskonsepsi

(Sumber : Hasan, Bagayoko & Kelley, 1999)

E. Deskripsi Materi
Reproduksi dalah dimana organism memperbanyak diri yang bertujuan
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya atau kelangsungan hidup
spesiesnya. Struktur reproduksi pada manusia, baik pria maupun wanita, memiliki
15

struktur organ internal dan eksternalnya masing-masing. Berikut adalah


penjelasan mengenai materi sistem reproduksi:

1. Reproduksi pada Manusia


Organ reproduksi pada manusia dapat dibedakan menjadi organ reproduksi
pria (berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa atau sperma) dan
organ reproduksi wanita (menghasilkan gamet betina, yaitu ovum).
d. Organ Reproduksi Pria

Gambar 1.Organ Reproduksi Pria(Septianing, 2014)


a) Organ reproduksi luar terdiri atas ;
1. Penis, berfungsi sebagai alat kopulasi.
2. Skrotum adalah kantong kulit yang menggantung dan berfungsi
untuk membungkus dan menopang testis.
b) Organ reproduksi dalam terdiri atas ;
1. Testis, merupakan kelenjar yang digunakan sebagai tempat
pembentukan spermatozoa dan hormontestosteron.
2. Saluran reproduksi, terdiri atas duktus epididimis, yaitu tempat
pematangan sperma lebih lanjut dan tempat penyimpanan sementara
sperma. Selanjutnya, terdapat vas deferens yang merupakan suatu
saluran untuk mengangkut sperma ke vesikula seminalis (kantung
sperma).
3. Kelenjar kelamin, antara lain: Vesikula seminalis, Kelenjar prostat,
Kelenjar cowper.
4. Uretra, saluran di dalam penis yang berfungsi sebagai saluran urin
16

dari vesica urinaria keluar tubuh dan sebagai saluran jalannya semen
dari kantong semen (Ferial, 2013).
Kinerja organ reproduksi pria tergantung pada kondisi hormone reproduksi
dalam tubuh pria, yaitu testosterone yang memiliki manfaat dalam perkembangan
karakteristik seorang pria termasuk fiik dan gairah sksual, serta FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) yang berperan dalam
produksi sperma.
b. Organ Reproduksi Wanita

Gambar 2. organ reproduksi wanita (Septianing, 2014)


a) Organ reproduksi luar terdiri atas:
1. Celah luar disebut vulva yang bermuara duasaluran, yaitu saluran
urin dan salurankelamin.
2. Sepasang bibir besar atau lipatan kulit disebut juga (Labium mayora)
membatasi kedua belah celah dan sepasang bibir kecil disebut
(Labium minora). Bagian depan labium minor terdapat tonjolan
berupa klitoris.
b) Organ reproduksi dalam terdiri atas ;
1. Ovarium (indung telur), terdapat dalamrongga badan di daerah
pinggang, yaitu disebelah kanan dan kiri, sebagai tempatpembuatan
ovumyang disebut folikel.
2. Saluran tuba fallopii atau oviduk menghubungkan ovarium dengan
rahim dan berfungsi untuk menggerakkan ovum ke rahim.
3. Uterus (rahim), bagian bawahnya mengecil dan disebut leher rahim
(serviks uteri), bagian ujung yang besar disebut badan rahim (corpus
uteri).
4. Vagina (liang peranakan) merupakan jalan kelahiran bayi (Ferial,
17

2013).

2. Gametogenesis
Gametogenesis adalah pembentukan telur dan sperma pada kedua
induknya untuk pembentukan individu baru.

a. Spermatogenesis
Proses spermatogenesis dimulai dari membelah (secara mitosis)
dan tumbunya sel-sel induk sperma atau spermatogonia (tunggal:
spermatogonium) menjadi sel-sel spermatosit primer. Spermatogenesis
dipengaruhi oleh hormon berikut: Hormon Gonadotropin, FSH (Follicle
Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), Hormon Testosteron.

b. Oogenesis
Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Oogenesis diawali saat
organisme wanita masih berkembang dalam tahap embrio.Sel germinal
primordial dalam embrio mengalami mitosis, sehingga dihasilkan
oogonia diploid (2n), masing-masing oogonium berkembang menjadi
oosit primer yang diploid. Saat embrio menjelang dilahirkan, oosit primer
telah memulai proses profase dari tahapan meiosis I. Sel-sel ini kemudian
masuk ke stadium diploten (masa istirahat), sehingga tidak melanjutkan
tahapan metafase. Oosit primer tetap bertahan pada tahapan profase
hingga memasuki masa pubertas.
Perkembangan selanjutnya, dari tahapan meiosis pertama, dimulai
saat individu memasuki masa pubertas. Mulai saat pubertas, sebuah oosit
primer melanjutkan meiosisnya setiap bulan. Pembelahan meiosis I pada
oosit primer, menghasilkan 1 oosit sekunder haploid dan 1 badan polar
haploid.
Oosit sekunder ketika diovulasikan masih belum menyelesaikan
proses meiosis keduanya. Meiosis kedua akan diselesaikan saat oosit
sekunder ditembus oleh sel sperma. Meiosis pada oosit sekunder
menghasilkan 1 ovum haploid dan 1 badan polar (yang kedua) yang
18

haploid. Badan polar kedua tersebut kemudian memisah dari ovum.


Selanjutnya nukleus haploid sperma yang berhasil akan membuahi ovum
(Setyawati, 2015). Proses oogenesis dipengaruhi oleh berbagai jenis
hormon, yaitu: FSH (Folicle Stimulating Hormone), Hormon Estrogen,
LH (Luteinizing Hormone), Hormon Progesteron (Ferial, 2013).

3. Menstruasi, Fertilisasi, dan Kehamilan


a. Menstruasi
Pada wanita, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium
akan luruh keluar dari tubuh. Pada umumnya, siklus menstruasi terjadi
setiap 28 hari. Pada hari pertama sampai keempat belas terjadi
pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh
hormon FSH. Pada perkembangan ini, sel oogonium akan membelah
secara meiosis dan menghasilkan satu sel telur yang yang haploid. Saat
folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak (folikel de graaf),
folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang
keluarnya LH dari hipofisis. Masa pertumbuhan folikel ini disebut fase
folikel. (Ferial, 2013).
b. Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) merupakan proses penyatuan antara gamet
jantan dan betina. Fertilisasi adalah aktivitas sel telur serta penyatuan
materi genetik melalui peleburan antara nukleus sperma dengan nukleus
sel teluryang menghasilkan zigot (Ferial, 2013).
c. Kehamilan
Pada kehamilan dan persalinan melibatkan perkembangan zigot
disertai kerjasama hormon sejak terjadinya pembuahan sampai kelahiran.
Setelah ovulasi atau pelepasan sel telur, sel telur akan masuk ke dalam
tuba fallopi (oviduk). Ovum akan dikelilingi oleh banyak sperma, tetapi
hanya satu sperma yang dapat membuahi sel telur. Kemudian, terjadi
persatuan inti sel telur dengan inti sperma membentuk zigot yang
mengandung separuh sifat ayah dan separuh sifat ibu. Zigot membelah
19

secara mitosis sampai pada bentuk terakhir saat embrio terdiri atas 32 sel
dan disebut morula.
Morula ini kemudian segera membentuk rongga blastosol dan
disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas. Blastosit ini
bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan
dinding uterus). Selama proses ini, korpus luteum membentuk hormon
progesteron untuk mengadakan persiapan implantasi dengan merangsang
pertumbuhan dinding uterus.
Dinding uterus menjadi tebal, lunak, dan lembut, serta
mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan
embrio. Embrio akhirnya menjadi janin yang mendapat makanan dari
tubuh induknya dengan perantara plasenta. Selaput pembungkus embrio
terdiri atas amnion, korion, sakus vitelinus dan alantois.
Bila pertumbuhan dan perkembangan janin telah sempurna, janin
akan keluar melalui vagina. Selubung janin akan pecah, diikuti keluarnya
plasenta. Pada saat proses kehamilan, progesteron dan estrogen
merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah kelahiran
hormon prolaktin yang merangsang produksi air susu.

4. Kelainan atau Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia


a. Kanker serviks, kanker ovarium, kanker prostat.
b. Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
c. Condiloma disebabkan oleh virus Human papilloma.
d. Infertilitas atau ketidaksuburan dapat terjadi pada pria atau wanita.

5. Sistem Reproduksi Hewan Invertebrata


a. Reproduksi Aseksual Invertebrata (Vegetatif)
Mekanisme reproduksi aseksual (vegetatif) yang beraneka ragam membuat
hewan mampu menghasilkan keturunan yang identik secara cepat meliputi :
1. Fragmentasi
Fragmentasi merupakan pemisahan salah satu bagian tubuh yang
kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Bagi
20

hewan untuk dapat bereproduksi dengan cara ini, fragmentasi harus


disertai dengan regenerasi. Regenerasi merupakan pertumbuhan kembali
bagian tubuh yang hilang. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp

2. Tunas (budding)
Tunas (budding) merupakan pembentukan tonjolan pada salah satu
tubuh hewan dan dapat berkembang menjadi individu baru. Keturunan
contohnya hewan acropora sp dan euspongia sp
3. Fission (pembelahan)
Fission merupakan pembelahan sel induk dan hasilnya akan
berkembang menjadi individu baru. Fisi dibedakan menajadi dua yaitu
pembelahan biner contohnya pada bakteri dan pembelahan multiple yaitu
pada virus.
4. Sporulasi
Sporulasi yaitu denganDibentuknmya spora pada sel induk dan
akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada
Plasmodium sp,.
5. Phartenogenesis
Terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi.
Hewan dewasa yang dihasilkan melalui partenogenesi seringkali haploid,
dan sel-selnya tidak mengalami meiosis dalam pembentukan telu-telur
baru.Contohnya lebah madu jantan, semut jantan, dan belalang. Sedangkan
paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari
larva/nimpha. Contohnya pada class Trematoda/ cacing isap yaitu
Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis
6. Sporulasi
Terbentuknya spora pada sel induk dan akhirnya spora akan
berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.
7. Phartenogenesis
Terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi.
Hewan dewasa yang dihasilkan melalui partenogenesi seringkali haploid,
21

dan sel-selnya tidak mengalami meiosis dalam pembentukan telu-telur


baru.Contohnya lebah madu jantan, semut jantan, dan belalang. Sedangkan
paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari
larva/nimpha. Contohnya pada class Trematoda/ cacing isap yaitu
Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis

6. Sistem Reproduksi Hewan Vertebrata


a. Pisces (Ikan)
Berdasarkan jenis kelaminnya, ikan dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu ikan yang biseksual, uniseksual, dan hermafrodit. Ikan
biseksual mempunyai dua jenis kelamin(jantan dan betina) dalam satu
spesies atau dapat dibedakan ikan jantan dan ikan betina dalam spesies
yang sama. Ikan jantan memiliki testis dan saluran reproduksi jantan,
sedangkan ikan betina memiliki ovarium dan saluran reproduksi betina.
Ikan uniseksual hanya mempunyai satu jenis kelamin saja. Pada
umumnya jenis kelamin yang dimiliki adalah betina, misal ikan Amazon
molly. Ikan ini merupakan ikan parasit seksual terhadap spesies lain dalam
satu genus yang sama. Spermatozoa dari spesies lain hanya berperan
sebagai stimulator perkembangan sel telur (oosit) menjadi embrio.
Ikan hermafrodit adalah ikan yang mempunyai dua jenis kelamin yang
berbeda dalam satu tubuhnya. Berdasarkan perkembangan pematangan
atau pendewasaan ginadnya, dibedakan menjadi hermafrodit sinkroni,
hermafrodit protandi, dan hermafrodit protogini. Perkembangan pematang
gonad dikatakan hermafrodit sinkroni bila gonad jantan dan betina matang
secara bersamaan.
b. Reptilia
22

Gambar 3. Struktur Tubuh Ular (Ayuningtyas, 2021)


Organ reproduksi reptil betina terdiri atas sepasang ovarium sebagai organ
reproduksi primer dan saluran reproduksi (oviduk). Ovarium berbentuk oval
dengan permukaan yang tidak rata (benjol-benjol) ketika terdapat folikel-folikel
yang dewasa. Letak ovarium tepat di bagian ventral kolumna vertebralis dan
terpisah atau tidak menyatu dengan saluran oviduk. Ovarium diikat oleh tangkai
ovarium (stalk of ovary) yang terletak berdekatan dengan mulut oviduk sehingga
memudahkan sel telur (oosit) yang dewasa masuk ke oviduk.
c. Mamalia

Gambar 4.Reproduksi Mamalia (Ayuningtyas, 2021)

Mamalia merupakan hewan vivivar, kecuali platipus. Mamalia


memiliki organ reproduksi yang lengkap baik eksternal maupun internal
sehingga terjadi fertilisasi secara internal. Mamalia memiliki ovarium
sepasang, sebagai organ reproduksi primer dan mempunyai dua fungsi
utama yaitu menghasilkan sel telur (oosit) dan hormon steroid. Oviduk
dilapisi oleh sel epitel bersilia yang membantu transportasi sel telur
menuju uterus, serviks, dan keluar tubuh melalui vagina (organ eksternal
antara serviks dan vulva). Atau vulva (organ reproduksi bagian luar).
Testis mamalia sama seperti hewan lainnya tersusun atas tubulus
semineferus sebagai tempat terjadinya spermatogenesis
23

d. Amfibia

Gambar 5.Organ Reproduksi Katak (Ayuningtyas, 2021)


Katak melakukan reproduksi dengan cara fertilisasi eksternal
(pembuahan di luar tubuh betina). Ketika musim kawin tiba, katak jantan
akan menempelkan tubuhnya pada punggung katak betina dan menekan
perut katak betina. osisi katak jantan menempel dan menekan perut katak
betina ini dinamakan ampleksus. Posisi tersebut dapat berlangsung dalam
beberapa jam, bahkan berhari-hari lamanya.
Proses ampleksus ini memungkinkan katak betina untuk
mengeluarkan ovum dan katak jantan mengeluarkan spermanya dalam
jumlah banyak.Sel telur dan sperma yang sudah melebur tersebut
kemudian menjadi zigot dan berkembang menjadi embrio.Embrio yang
terbentuk akan dilindungi oleh berkembang menjadi berudu dan
selanjutnya berudu mengalami diferensiasi bentuk menjadi katak.
e. Aves
Aves (burung) memiliki organ reproduksi berupa sepasang testis
yang berbentuk oval, terletak pada sebelah ventral lobus penis.
Sedangkan organ reproduksi burung betina adalah ovarium. Ovarium
burung yang berkembang hanya bagian kiri, terletak di bagian dorsal
rongga abdomen. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil
yang disebut rudimenter.

E. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai pola miskonsepsi sudah banyak dilaakukan
sebelumnya, adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
24

Penelitian yang dilakukan oleh Hajiriah (2019) mengenai analisis


miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal miskonsepsi pada pelajaran biologi.
Penyebab miskonsepsi dikarenakan siswa tidak mampu menghubungkan atau
tidak dapat menemukan korelasi antara konsep yang satu dengan yang lainnya
sehinggga membuat mereka menjadi bingung dan sebuah kesalahan pemahaman
dapat terjadi disini.
Penelitian yang dilakukan oleh Kartikawati (2021) tentang analisis
miskonsepsi SMA pada materi sistem reproduksi, penyebab siswa miskonsepsi
dikarenakan masih percaya adanya kepercayaan atau mitos, dan mudah
terpengaruh oleh lingkungan, pengetauhan awal yang seringkali tidak sesuai
dengan pengetauhan-pengetauhan yang diproleh sehingga menyebabkan
pemahaman yang salah.
Penelitan yang dilakukan oleh Hairy (2018) tentang keanalisis penguasaan
konsep materi sistem reproduksi pada siswa SMA negri di kota Mataram.
Penyebab miskonsepsi dikarenkan pemahaman materi yang belum diselesaikan
oleh guru mata pelajaran tersebut, metode mengajar dan ketidak tersediaan waktu
pembelajaran yang cukup.

Ardiyanti (2017) melalui penelitiannya tentang miskonsepsi siswa pada


sistem reproduksi yang juga menggunakan metode Certainty of Response Index
(CRI) menyimpulkan bahwa terjadi miskonsepsi pada beberapa subkonsep.
Miskonsepsi tertinggi ada pada subkonsep menstruasi yakni sebesar 32,5%,
Sedangkan terendah pada subkonsep pembentukan gamet yakni sebesar 10%.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
mendeskripsikan dan menggambarkan konsepsi dengan menggunakan media
audio visual pada materi sistem reproduksi. Metode deskriptif merupakan yang
tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau mengubah data variabel-variabel
bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Menurut Sugiono
(2011), penelitian deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan untuk
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2022 semester ganjil
tahun ajaran 2021/2022 pada mahasiswa semester satu program studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lancang Kuning.

C. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi subjek yang mempunyai
karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Lancang Kuning dengan jumlah totalnya adalah
36 mahasiswa. Sehingga teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
Purposive Sampling, adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2012).

D. Instrumen Penelitian
a. Perangkat Pembelajaran dalam Penelitian ini adalah:
Silabus biologi adalah perencanaan pembelajaran biologi yang
mencakup standar kompetensi, standar dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian
setiap mahasiswa.

25
26

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) merupakan pengembangan


dari silabus yang biasanya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
Bahan ajar merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan
untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam
penyajiannya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan
keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta,
konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu
yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media Pembelajaran berbasis Audio Visual, dalam hal ini peneliti
menggunakan media video pembelajaran yang berisikan penjelasan yang
dapat didengar dan dilihat sehingga memudahkan peserta didik dalam
memhami materi dengan menggunakan dua indera sekaligus yakni telinga
dan mata.
b. Tes Konsep Sistem Reproduksi
Instrument tes yang digunakan untuk identifikasi miskonsepsi
dalam penelitian ini menggunakan metode Certainty of Response Index
(CRI) berbentuk soal pilihan ganda dengan beberapa level keyakinan.
Soal pilihan ganda menggunakan 5 pilihan jawaban (a, b, c, d, dan e),
sedangkan level keyakinan disajikan dalam 6 skala 0 (jawaban ditebak
secara total), 1 (hampir menebak), 2 (tidak yakin), dan 3 (yakin benar), 4
(hampir pasti benar), 5 (pasti benar). Soal tes menggunakan materi system
pencernaan. Tes ini diberikan setelah mahasiswa mempelajari materi
sistem reproduksi dalam pembelajaran dikelas.
c. Angket Certainty of Response Indesx (CRI)
Instrument penelitian ini berupa tes yang berisi 24 butir pertanyaan
pilihan ganda mengenai materi sistem pencernaan.Hasil tes ini menjadi
dasar penentuan responden wawancara untuk menjawab permasalahan
penelitian.Response diminta untuk menuliskan skala CRI pada tiap soal
sesuai dengan kemampuannya.
27

1. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen Tes


a. Membuat kisi-kisi soal
b. Menyusun soal sesuai kisi-kisinya
c. Mengkonsultasikan soal pada dosen pembimbing
d. Revisi instrument soal tes
e. Validasi soal
d. Alat Pengumpulan Data
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Pada penelitian ini menggunakan salah satu
instrumen yaitu pemberian tes penguasaan konsep pilihan ganda dengan
menggunakanlembar jawaban tekhnik Certainty of Response Index (CRI),
biasanya didasarkan pada suatu skala, contohnya skala enam (0,1,2,3,4,5)
(Hasan, S,. et. al, 1999). Tes hasil belajar berupa pretest dan postest
(lembar soal dengan jumlah soal yang di ujikan sebanyak 24 butir soal
pilihan ganda dengan 5 option yaitu a, b, c, d, dan e). Soal tes yang akan
diujikan kepada sampel terlebih dahulu diuji kualitasnya dengan
rangkaian sebagai berikut:
1. Validitas Butir Soal
Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu
butir soal terhadap skor total.Untuk menguji validitas setiap soal,
skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksudkan dikolerasikan
dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi
jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor
total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk kolerasi
sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan
rumus kolerasi. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus
kolerasi pearson product moment (Arikunto, 2009) sebagai berikut:

rxy =n ¿ ¿
28

keterangan:
Rxy = koefisien kolerasi antara variable x dan variable y
X = skor butir soal
Y = skor total
N = jumlah subjek
Interpretasi besarnya koefisien dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Kategori Validitas Butir Soal
Koefisien Kategori
0,80 < rxy < 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy < 0,80 Tinggi
0,40 < rxy < 0,60 Cukup
0,20 < rxy < 0,40 Rendah
0,00 , rxy , 0,20 Sangat Rendah
(Sumber : Arikunto, 2009)
Hasil perhitungan validitas test terhadap 60 butir soal yaitu valid dan
tidak valid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.Hasil Uji Validasi Butir Soal


No Indikator Kategori
Valid Tidak Valid
1 Menganalisis struktur dan fungsi alat reproduksi 7,9,10,11,18,20 1,2,3,4,5,6,8,12,
pada manusia 13,14,15,16, 17,
19
2 Mengidentifikasi proses fertilisasi, gestasi dan 21,24,26, 27,29 22,23, 25,28,30
pembentukan sel kelamin pada manusia
3 Menganalisis hormone yang berperan dalam 35,36,38,39 31,32,33, 34,37,
sistem reproduksi pada manusia 40

4 Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan dan 41, 43, 45 42, 44


penyakit yang terkait dengan sistem reproduksi
5 Menjelaskan alat reproduksi pada hewan 46,49,50,52,59, 47,48,51,53,54,
invertebrate dan vertebrata 60 55,56,57,58

2. Reliabilitas
Suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki
kosistensi yang handal walaupun dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang
sama), dimanapun dan kapanpun berada (Arikunto, 2009). Reliabilitas test
dihitung dengan menggunakan metode Kuder Richardson-21(KR-21) dengan
rumus:

r 11= ( )
k
k−1
(1
M ( k −M )
kVt
)
29

Keterangan:
R11 :reliabilitas instrument
K : banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M : skor rata-rata
Vt : variansi total
Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dibandingkan dengan rtabel dengan
kaidah keputusan ;jika r11> rtabel berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan
tersebut ditafsirkan dan diiterpretasikan mengikuti tabel berikut ini:
Tabel 4.Kategori Reliabilitas
Koefisien Kategori
0,80 < r11 < 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy < 0,80 Tinggi
0,40 < rxy < 0,60 Cukup
0,20 < rxy < 0,40 Rendah
r11 < 0,20 Sangat Rendah
(Sumber : Arikunto, 2009)

Dari hasil perhitungan didapatkan reliabilitas tes soal penguasaan konsep r11
= 0,72 lebih besar dari rtabel = 0,444 maka keputusannya adalah reliable. Apabila
diklasifikasikan berdasarkan kategori pada tabel 7 diatas, maka hasil koefisien
reliabilitas tergolong tinggi.
3. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung dengan menggunakan
persamaan (Arikunto, 2009) sebagai berikut:

B
P=
JS
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tingkat kesukaran yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan
Software Anates. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
30

Tabel 5. Kategori Tingkat Kesukaran Soal


Koefisien Kategori
0,00 < TK < 0,30 Sukar
0,30 < TK < 0,70 Sedang
0,70 < TK < 1,0 Mudah
(Sumber : Arikunto, 2009)
Untuk hasil uji coba tingkat kesukaran butir soal terhadap 20 mahasiswa
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Butir Soal


Kategori
No Indikator Sangat Sangat
Sukar Sedang Mudah
Sukar Mudah
1 Menganalisis struktur dan 15 2,3,5,1 1,4,6,7,8, 9,10,11, 12,14,18
fungsi alat reproduksi pada 3,19 16,17 20
manusia
2 Mengidentifikasi proses 22 27 25 28,30 21,23,24,
fertilisasi, gestasi dan 26,29
pembentukan sel kelamin pada
manusia
3 Menganalisis hormone yang 37 31 33,40 32 34,35,38,
berperan dalam sistem 39
reproduksi pada manusia
4 Menjelaskan penyebab 44 42 - 41 43,45
terjadinya kelainan dan
penyakit yang terkait dengan
sistem reproduksi
5 Menjelaskan alat reproduksi 55 48,53 54,57,59 46,47, 51,52, 56
pada hewan invertebrate dan 49,50,
vertebrata 58,60

4. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suato soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus (Arikunto, 2009).

BA BB
D= − =PA PB
JA JB
31

Keterangan:
J : Jumlah peserta test
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soaldengan benar
PA : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Kategori daya pembeda dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 7.Kategori Daya Pembeda Butir Soal
Koefisien Kategori
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Baik Sekali
(Sumber : Arikunto, 2009)

Untuk test hasil belajar mahasiswa pada materi sistem reproduksi dengan
jumlah soal 60 butir, dengan daya pembeda yang diperoleh berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan Software Anates dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 8. Hasil Uji Coba Daya Pembeda Butir Soal


Kategori
No Indikator Jelek Cukup Baik Baik Sekali
1 Menganalisis struktur dan 2,4,13,14, 1,3,5,8,12, 6,11,20 7,9,10
fungsi alat reproduksi pada 15,16,17, 19
manusia 18,
2 Mengidentifikasi proses 22,23,25 28 21,24, 26,27,
fertilisasi, gestasi dan 29,30
pembentukan sel kelamin
pada manusia
3 Menganalisis hormone yang 31,32,37, 34,36,38, 39 33,35
berperan dalam sistem 40
reproduksi pada manusia
4 Menjelaskan penyebab 44 42,45 41,43
terjadinya kelainan dan
penyakit yang terkait dengan
sistem reproduksi
5 Menjelaskan alat reproduksi 47,48,53, 51 46,49,50,
pada hewan invertebrate dan 55, 56, 57 52,54,58,
vertebrata 59, 60
32

Hasil rekapitulasi soal yang digunakan untuk pretest dan posttest dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Butir Soal yang Digunakan dalam pemilihan


No Indikator Soal yang Digunakan Jumlah
1 Menganalisis struktur dan fungsi alat 7,9,10,11,18,20 6
reproduksi pada manusia
2 Mengidentifikasi proses fertilisasi, 21,24,26,27,29 5
gestasi dan pembentukan sel kelamin
pada manusia
3 Menganalisis hormone yang berperan 35,36,38,39 4
dalam sistem reproduksi pada manusia
4 Menjelaskan penyebab terjadinya 41,43,45 3
kelainan dan penyakit yang terkait
dengan sistem reproduksi
5 Menjelaskan alat reproduksi pada hewan 46,49,50,52,59,60 6
invertebrate dan vertebrata
Total 24

E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini ada 3 tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
a) Melakukan observasi di kelas yang akan diteliti
b) Menyusun proposal
c) Menyusun instrumen penilaian yang akan digunakan
b. Tahap Pelaksanaan
Peneliti terlebih dahulu memberikan pretest sebelum memulai
pelajaran pada kedua kelas tersebut, baik kelas eksperimen maupun kelas
control. Penelitian melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media
Audio-visual pada kelas eksperimen dan kemudian guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan metode konvensional pada kelas control.
Setelah proses belajar mengajar materi Sistem reproduksi terakhir
33

kemudian peneliti memberikan soal Postest pada kedua kelas tersebut


baik kelas eksperimen dan control.
Kemudian melakukan pembelajaran menggunakan media
audiovisual, setelah semua rangkaian proses pembelajaran dilakukan,
peneliti melakukan postest berupa soal yang sama ketika dilakukannya
pretest.
c. Tahap Akhir
Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang telah
terkumpul dan dilakukan perhitungan skor, perhitungan N-Gain,
selanjutnya dilakukan uji normalitas, dan selanjutnya dilakukan uji
hipotesis komparatif rata-rata dua sample menggunakan perhitungan
dengan statistik parametrik paired samples t-test dan jika data tidak
berdistribusi normal maka menggunakan statistik non parametrik yaitu
Wilcoxon Pair Test (Sugiyono, 2013).

F. Teknik Pengumpulan Data


a. Data pretest
Pretest merupakan suatu bentuk pertanyaan yang dilontarkan guru
kepada muridnya sebelum memulai suatu pelajaran. Pertanyaan yang
ditanya adalah materi yang akan di ajar pada hari itu (materi baru).
Pertanyaan itu biasanya dilakukan guru di awal pembukaan
pelajaran.Pretest diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada
diantara murid yang sudah mengetahui mengenai materi yang akan di
ajarkan. Pretest juga bisa di artikan sebagai kegiatan menguji tingkatan
pengetahuan siswa terhadap materi yang akan di sampaikan, kegiatan
pretest dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan dan dilengkapi
dengan skala CRI.
b. Data posttest
Penilaian dengan prosedur postest adalah bentuk pertanyaan yang
diberikan setelah pelajaran atau materi telah di sampaikan. Dengan kata
lain, postest adalah evaluasi akhir saat materi yang di ajarkan pada hari
34

itu telah diberikan yang mana seorang guru memberikan postest dengan
maksud apakah murid sudah mengerti dan memahami mengenai materi
yang baru saja diberikan dan dilengkapi dengan skala CRI.

c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk gambar. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung dan lain-lain.
Hasil penelitian juga akan semakian kredibel apabila di dukung oleh foto-
foto karya tulis akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono, 2011).
Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto dan
data-data hasil penelitian terhadap miskonsepsi mahasiswa kelas program
studi Pendidikan Biologi Universitas Lancang Kuning.

G. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dari hasil tes diagnostic CRI. Jawaban siswa dinilai
dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 10. Kriteria untuk Identifikasi Miskonsepsi
Kriteria CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)
Jawaban
Jawaban Benar Jawaban benar tapi CRI rendah Jawaban benar dan CRI tinggi
berarti tidak tahu konsep (Lucky berarti menguasai konsep
guess) dengan baik
Jawaban Salah Jawaban salah tapi CRI rendah Jawaban salah tapi CRI tinggi
berarti juga tidak tahu konsep berarti terjadi Miskonsepsi

(Sumber : Hasan,. et al 1999)


Jawaban siswa dianalisis dengan menggunakan tekhnik CRI. Merujuk pada
jawaban benar dan salah dari siswa dan salah dari siswa dan merujuk pada
klasifikasi CRI yang dilengkapi dengan skala keyakinansiswa terhadap jawaban
yang telah dipilih.
Jawaban siswa berdasarkan kategori kriteria CRI dipersentasekan
berdasarkan kelompok kategori paham, miskonsepsi dan tidak paham dihitung
dengan menggunakan rumus :
35

f
P= × 100 %
N

Keterangan:
P : Angka persentase (% Kelompok)
f : Jumlah siswa pada setiap kelompok
N : Jumlah individu (jumlah seluruh siswa yang dijadikan subjek penelitian)
Persentase berdasarkan kelompok kategori paham miskonsepsi dan tidak
paham dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 11. Presentase Tingkat Miskonsepsi
Persentase Kategori
0-30% Rendah
31%-60% Sedang
61%-100% Tinggi
(Sumber : Hasan, et al 1999)

Berdasarkan tabel prensentase tingkat miskonsepsi diatas dapat diketauhi


kategori miskonsepsi 0-30 % di kategorikan rendah, 31-60 % dikategorikan
sedang, dan 61-100 % dikategorikan tinggi.
36

H. Alur Penelitian
Alur penelitian yang digunakan sebagai berikut:

Observasi

Penyusunan Proposal Penelitian

Pembuatan Instrumen Soal

Uji Kelayakan Butir Soal

Pretest

Pembelajaran menggunakan media


Audio Visual

Postest

Analisis Data

Kesimpulan
Gambar 6. Alur Penelitian
37

I. Jadwal Penelitian
Tabel 12. Jadwal Penelitian
2021 2022
No Keterangan
07 08 09 10 11 12 01 02
1 Mengajukan Judul √ √
2 Menyusun Proposal √ √
3 Seminar Proposal √
4 Pengumpulan Data √
5 Pengolahan Data √
6 Menyusun Skripsi √ √
7 Seminar Hasil √
8 Ujian Skripsi √
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Penelitian analisis konsepsi konsepsi sistem reproduksi pada mahasiswa
pendidikan biologi dalam penbelajaran menggunakan media audio visual
melibatkan 36 mahasiswa yang terdiri dari 2 kelas, penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling.
Hasil penelitian ini memperoleh data konsepsi mahasiswa yang digunakan
untuk mengetauhi sejauh mana efektifitas penggunaan CRI dalam paham konsep,
dan serta mahasiswa yang menebak jawaban. Untuk mengetauhi semua itu
peneliti melakukan penelitian untuk menganalisis konsepsi sistem reproduksi pada
manusia. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa tes
diagnostik yaitu berupa tes pilihan ganda dengan 5 alternativ (a, b, c, d, e), data
yang digunakan untuk mengukur konsepsi mahasiswa, mahasiswa diminta untuk
mengerjakan soal pilihan berganda yang di sertai dengan skala keyakinan jawaban
CRI (0, 1, 2, 3, 4, 5).

a. Data Hasil Tes Konsepsi


Berdasrkan data hasil tes menggunakan teknik CRI mengalami kejadian
konsepsi berjumlah 432 kejadian yang berasal dari penghitungan jumlah
mahasiswa di kali dengan jumlah soal yang terdiri dari 4 kategori yaitu paham
(PH), tidak paham (TP), menebak (MB), miskonsepsi (MK) dengan skala CRI
yang berbeda-beda dari 24 soal yang diujikan untuk lebih lengkapnya dapat pada
lampiran. Data hasil tes menggunakan teknik CRI menunjukkan bahwa
mahasiswa masih banyak mengalami miskonsepsi dalam menjawab soal yang
diberikan. Rata-rata perolehan persentase miskonsepsi yaitu pada kelas
eksperimen pretest sebesar 50,00% kategori sedang, dikelas eksperimen posttest
sebesar 47,22% katerogi sedang. Untuk data lebih lengkapnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

38
39

Tabel 13. Distribusi hasil pretest posttest kelas eksperimen


No Indikator Konsepsi
Pretest Posttest
PH TP MK PH TP MK
1 Menganalisis struktur dan fungsi alat 27,78 32,41 39,81 32,41 22,22 45,37
reproduksi pada manusia
2 Mengidentifikasi proses fertilisasi, 22,22 40,00 37,78 45,56 24,44 30,00
gestasi dan pembentukan sel kelamin
pada manusia
3 Menganalisis hormon yang berperan 12,50 37,50 50,00 19,44 36,11 44,44
dalam sistem reproduksi pada manusia
4 Menjelaskan penyebab terjadinya 38,89 38,89 22,22 46,30 37,04 16,67
kelainan dan penyakit yang terkait
dengan sistem reproduksi
5 Menjelaskan alat reproduksi pada 16,67 42,59 40,74 25,93 26,85 47,22
hewan invertebrata dan vertebrata
Rata-rata 23,61 38,28 38,11 35,73 29,33 36,74

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat data konsepsi pretest pada indicator satu
PH 27,78%, TP 32,41%, MK 39,81%. Indicator dua PH 22,22%, TP 40,00%, MK
37,78%, indicator tiga PH 12,50%, TP 37,50%, MK 50,00%. Indicator empat PH
38,89%, TP 38,89%, MK 22,22%, indicator lima PH 16,67%, TP 42,59%, MK
25,00%. Sedangkan data posttest pada indicator satu PH 32,41%, TP 22,22%, MK
45,37%, pada indicator dua PH 45,56%, TP 24,44%, MK 30,00%, pada indicator
tiga PH 19,44%, TP 36,11%, MK 44,44%, pada indicator empat PH 46,30%, TP
37,04%, MK 16,67&, indicator lima PH 25,93%, TP 26,85%, MK 47,22%.
Sedangkan data rata-rata gabungan dari lima indikator pretest posttest eksperimen
pretest didapatkan PH 23,61%, TP 38,28%, MK 38,11%, dan posttest PH 35,73%,
TP 29,33%, MK 36,74%. Dilihat dari rata-rata gabungan antara pretest dan
posttest kelas eksperimen didapatkan mahasiswa masih banyak mengalami
miskonsepsi.
40

Rata-rata gabungan pretest, posttest eksperimen


38.28% 38.11% 36.74%
35.73%
40.00%
35.00% 29.33%
30.00% 23.61%
Persentase (%)

25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
PH TP MK

Gambar 6. Rata-rata gabungan pretest, posttest eksperimen

Tabel 14. Persentase dan Ketegori Miskonsepsi Pretest dan Posttest Kelas
eksperimen Materi Sistem Reproduksi Pada Manusia
No Indikator Persentase (%)

Pretest Posttest
1 Menganalisis struktur dan fungsi alat reproduksi pada manusia 39,81% 45,37%
2 Mengidentifikasi proses pertilisasi, gestasi dan pembentukan sel 37,78% 30,00%
kelamin pada manusia
3 Menganalisis hormon yang berperan dalam sistem reproduksi 50,00% 44,44%
pada manusia
4 Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan dan penyakit yang 22,22% 16,67%
terkait dengan sistem reproduksi
5 Menjelaskan alat reproduksi pada hewan invertebrata dan 40,74% 47,22%
vertebrata

Berdasarkan tabel diatas mahasiswa mengalamai konsepsi pada setiap indikator


dan mendominasi adalah pada pretest kelas eksperimen pada indikator ketiga
dengan persentase 50,00% dan terendah pada indikator keempat dengan
persentase 22,22%. Pada posttest kelas kontrol mahasiswa mengalami konsepsi
tertinggi pada indikator kelima dengan persentase 47,22% dan terendah pada
indicator keempat dengan persentase 16,67%
41

Chart50.00%
Title
46.30% 47.22%
50.00% 45.37% 45.56% 44.44%
42.59%
45.00% 39.81% 40.00% 40.74%
37.78% 37.50% 38.89%
38.89%
36.11% 37.04%
40.00%
32.41% 32.41%
35.00% 30.00%
27.78% 26.85%
30.00% 24.44% 25.93%
22.22% 22.22% 22.22%
25.00% 19.44%
16.67%16.67%
20.00%
12.50%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

PH-PRETEST TP-PRETEST MK-PRETEST Series4


PH-POSTTEST TP-POSTTEST MK-POSTTEST
Gambar 7. Persentase dan kategori pretest posttest kelas eksperimen tiap indikator

Berdasarkan diagram batang persentase diatas dapat dilihat bahwa masih


banyak mahasiswa yang mengalami konsepsi. Dikelas eksperimen pretest
mahasiswa mengalami konsepsi tertinggi pada indikator menganalisis hormon
yang berperan dalam sistem reproduksi pada manusia, dengan persentase 50,00%
kategori sedang dan konsepsi terendah pada indikator menjelaskan penyebab
terjadinya kelainan dan penyakit yang terkait dengan sistem reproduksi 22,22%
kategori rendah. Sedangkan pada kelas posttest eksperiman mahasiswa mengalami
konsepsi tertinggi pada indikator menjelaskan alat reproduksi pada hewan
invertebrata dan vertebrata dengan persentase 47,22% kategori sedang dan
konsepsi terendah pada indikator menjelaskan penyebab terjadinya kelainan dan
penyakit yang terkait dengan sistem reproduksi dengan persentase 16,67%
kategori rendah.

Keseluruhan rerata konsepsi pada setiap indikator pada mahasiswa ada tiga
kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. namun dalam penelitian ini pada kelas
eksperimen pretest yang mendominasi adalah kategori rendah sedangkan pada
42

kelas eksperimen posttest yang mendominasi adalah sedang. Terdapat beberapa


hal yang dapat menyebabkan konsepsi adalah konsep yang dimiliki seseorang
berbeda-beda sehingga menimbulkan cara pandang atau penfsiran yang berbeda
juga. Konsepsi yang dimiliki mahasiswa tidak sesuai dengan konsepsi yang
dimiliki oleh ilmuan.

Pencapaian konsep diketauhi bahwa dalam proses berfikir peserta didik


memiliki tingkat-tingkat pencapaian konsep agar dapat mencapai tingkat
pemahaman yang sempurna.pada dasarnya konsepsi yang dimiliki seseorang
berbeda dengan orang lain dikarnakan konsep yang dimiliki seseorang berbeda-
beda sehingga menimbulkan cara pandang atau penfsiran yang berbeda juga.

B. Pembahasan
Secara keseluruhan hasil tes diagnostic menggunkan teknik CRI pada
kelas control dan eksperimen menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa
mengalami konsepsi pada setiap indicator. Dari hasil data penelitian ditemukan
para mahasiswa memiliki pemahaman yang rendah pada konsep awal yang
seharusnya dimiliki oleh mahasiswa sebelum mempelajari materi sistem
reproduksi. Menurut Suparno (2013) miskonsepsi dapat berupa prakonsepsi yang
tidak sesuai pemikiran asosiatif yang keliru, penalaran salah, intuisi yang salah,
maupun kesalahan dalam menghubungkan antar konsep.

Dari hasil analisis penelitian di temukan hasil data kelas eksperimen pretest
didapatkan data konsepsi PH 23,61% kategori rendah, TP 38,28% kategori
sedang, MK 38,11% kategori sedang. Sedangkan hasil data posttest eksperimen
didapatkan PH 35,73% kategori sedang, TP 29,33% kategori rendah, MK 36,74%
kategori sedang. Dilihat dari rata-rata antara pretest dan posttest kelas eksperimen
didapatkan mahasiswa masih banyak mengalami miskonsepsi. Hajariah (2019)
dalam penelitiannya menyatakan penyebab miskonsepsi di karenakan siswa tidak
mampu menghubungkan atau tidak dapat menemukan korelasi antara konsep yang
satu dengan yang lainnya sehingga membuat mereka menjadi bingung dan sebuah
kesalahan pemahaman dapat terjadi disini.
43

Pada indikator satu yaitu menganalisis struktur dan fungsi alat reproduksi pada
manusia didapatkan PH 32,41%, TP 22,22%, MK 45,37. Jadi pada indicator ini
mahasiswa masih banyak mengalami miskonsepsi di karnakan mahasiswa masih
belum paham peranan folikel pada ovarium, hal ini terjadi karna dalam
penggunaan media audio visual mahasiswa masih sulit untuk memahami peranan
polikel pada ovum sehingga mahasiswa tidak mampu menghubungkan antara
konsep yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hajariah (2019) dalam penelitiannya menyatakan penyebab
miskonsepsi di karenakan siswa tidak mampu menghubungkan atau tidak dapat
menemukan korelasi antara konsep yang satu dengan yang lainnya sehingga
membuat mereka menjadi bingung dan sebuah kesalahan pemahaman dapat
terjadi disini.
Pada indikator kedua yaitu mengidentifikasi proses fertilisasi, gestasi dan
pembentukan sel kelamin pada manusia didapatkan PH 54,56%, TP 24,44%, MK
30,00%. Jadi pada indicator ini mahasiswa banyak memahami konsep proses
pembentukan sel sperma pada soal nomor 7, hal ini membuktikan pembelajaran
menggunakan media audio visual mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa
pada konsep mengidentifikasi proses fertilisasi, gestasi dan pembentukan sel
kelamin pada manusia. Hal ini didukung oleh Suparno (2005) memaparkan bahwa
siswa yang menjawab sesuai dengan konsep yang benar dapat terhindar dari
adanya miskonsepsi, sebaliknya siswa yang menjawab tidak sesuai dengan konsep
yang benar dapat menimbulkan terjadinya miskonsepsi.
Pada indikator ketiga yaitu menganalisis hormon yang berperan dalam sistem
reproduksi pada manusia didapatkan PH 19,44%, TP 36,11%, MK 44,44%. Jadi
pada indicator ini mahasiswa masih banyak tidak memahami konsep peranan
hormon dalam siklus menstruasi hal ini terjadi karena kurangnya penjelasan
tentang peranan hormon dalam media audio visual sehingg mahasiswa tidak
mampu menemukan korelasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya
sehingga membuat mereka salah pemahaman. Penelitian sejalan dengan penelitian
44

yang dilakukan oleh hairy (2018) penyebab miskonsepsi di karenakan


pemahaman materi yang belum di selesaikan oleh guru mata pelajaran tersebut,
metode mengajar yang tidak tepat dan ketidak sediaan waktu pembelajaran yang
cukup.

Pada indikator yang ke empat yaitu Menjelaskan penyebab terjadinya


kelainan dan penyakit yang terkait dengan sistem reproduksi didapatkan PH
46,30%, TP 37,04%, MK 16,67%. Pada indicator ini banyak mahasiswa
memahami konsep penyakit pada sistem reproduksi pada soal 16 dan dipengaruhi
tingkat ranah koknitif yang rendah (C1) hal ini membuktikan pembelajaran
menggunakan media audio visual mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa
pada konsep Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan dan penyakit yang terkait
dengan sistem reproduksi. Hal ini didukung oleh Suparno (2005) memaparkan
bahwa siswa yang menjawab sesuai dengan konsep yang benar dapat terhindar
dari adanya miskonsepsi, sebaliknya siswa yang menjawab tidak sesuai dengan
konsep yang benar dapat menimbulkan terjadinya miskonsepsi.
Pada indikator yang kelima yaitu Menjelaskan alat reproduksi pada hewan
invertebrata dan vertebrata didapatkan PH 25,93%, TP 26,85%, MK 47,22%.
Pada indicator ini masih banyak mahasiswa mengalami miskonsepsi pada cara
reproduksi aseksual invertebrata yang ditunjukkan pada soal 19. Hal ini
disebabkan kurangnya penjelasan cara reproduksi hewan invertebrata dalam
media audio visual, sehingga mahasiswa belum paham Menjelaskan alat
reproduksi hewan invertebrata dan vertebarata kesalahan terhadap suatu konsep
materi dan penalaran membuat mahasiswa bingung dan pemahaman yang salah
terhadap informasi dan fakta yang di dapatkan tidak lengkap. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hajariah (2019) dalam
penelitiannya menyatakan penyebab miskonsepsi di karenakan siswa tidak
mampu menghubungkan atau tidak dapat menemukan korelasi antara konsep yang
satu dengan yang lainnya sehingga membuat mereka menjadi bingung dan sebuah
kesalahan pemahaman dapat terjadi disini.
45

Adanya miskonsepsi pada mahasiswa dapat berakibat fatal jika tidak


dibenarkan atau diluruskan akan menyebabkan pembelajaran sistem reproduksi
tidak dapat berkembang dengan baik. Menurut Yulia (2017) kesalah pahaman
siswa disebabkan oleh pembelajaran siswa, metode yang digunakan, dan
kurangnya siswa dalam mencari informasi. Miskonsepsi yang terjadi dikarnakan
konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang dibawa kependidikan
formal sehingga membuat siswa tidak mampu berkembang sesuai dengan
kemampuannya. Pemahaman konsep juga merupakan kemampuan seseorang
dalam mengetauhi atau memahami, menganalisis, membedakan, memberikan
contoh, menerapkan, menuliskan kembali, dan menyimpulkan suatu konsep yang
telah di pelajari sebelumnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


mahasiswa banyak mengalami miskonsepsi pada materi sistem reproduksi. Hasil
analisis data diagnostic menggunakan CRI menunjukkan bahwa di kelas
eksperimen pretest menunjukkan 50,00% mahasiswa mengalami miskonsepsi,
sedangkan pada kelas eksperimen posttest menunjukkan 47,22% mahasiswa
banyak mengalami miskonsepsi. Mahasiswa masih banyak mengalami
miskonsepsi pada indikator Menganalisis hormon yang berperan dalam sistem
reproduksi pada manusia dengan rata-rata 50,00% pada pretest eksperimen dan
indicator Menjelaskan alat reproduksi pada hewan invertebrata dan vertebrata
dengan rata-rata 47,22% pada posttest eksperimen dengan kategori sedang. Dari
hasil data yang didapatkan pembelajaran menggunakan media audio visual masih
belum efisien dikarenakan mahasiswa masih banyak mengalami miskonsepsi

B. Saran

Berdasarkan penelitian analisis konsepsi sistem reproduksi pada mahasiswa


pendidikan biologi dalam pembelajaran menggunakan media audio visual maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
a. Mahasiswa hendaknya lebih meningkatkan kesadaran diri dalam
memperoleh informasi non-formal sehingga pengetauhan mereka dapat
bertambah, seperti mencari informasi lewat internet dan buku referensi.
b. Peran aktif dosen sangat diperlukan dalam meningkatkan motivasi dan
minat belajar mahasiswa agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
c. Bagi peneliti-peneliti lain diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam
proses pengambilan dan pengumpulan data agar penelitian dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.

46
DAFTAR PUSTAKA
Adikasari, A, E., Pengembangan Media Buku Bergambar pada Pembelajaran IPS
Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Kelas 5 SDN
Pesantren Mijen Semarang. [Skripsi]. Semarang : Universitas Negeri
Semarang
Ahwin, Z dan Syaiful, B, (2012) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
Akmailah, S. (2014). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X MA Attaqwa.
[Skripsi]. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Andayani. (2014). Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Anitah, Sri. (2011). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Ardiyanti, Y., & Utami R., M. (2017). Identifikasi Miskonsepsi Siawa Pada
Materi Sistem Reproduksi. Biosfer. 2(2):18-23.
Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Karya.
Arikunto, S. 2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. (2019) Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grapindo
Ayuningtias, C. (2021). Modul Sistem Reproduksi Manusia dan Hewan. Lampung
: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Azhar, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran.Erlangga : Jakarta.
Djamarah, S. B. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta : Jakarta.
Eka Kartika (2021), Analisis Miskonsepsi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pada Materi Sistem Reproduksi. Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol. 6, No. 8,
Agustus 2021.

Ferial, E, W., (2013). Biologi Reproduksi. Jakarta :Erlangga


Hairy, M. R, Kusmiyati, M. Yamin (2018), Analisis Penguasaan Konsep Materi
Sistem Reproduksi Pada Siswa SMA Negri Di Kota Mataram. Jurnal
Pijar MIPA. Vol. 13, No. 2, September 2018: Hal 119-123

Hajiriah, T. L, Saidil, M, Iwan, D. D (2019)., Analisi Miskonsepsi Siswa Dalam


Meneyelesaikan Soal Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal
Ilmiah Biologi. Vol 7. 2; 2019. Hal. 97-104

47
48

Hardianti, Wahyu. Eralingua: Keefektifan Penggunaan Media Video Dalam


Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas
Xii Ipa Sma Negeri 11 Makassar.Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan
Sastra…, h 126.
Haryoko (2009), Efektivitas Pemanfaatan Audio Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran, Jurnal Edukasi@ Elektro Vole.5, No.,
Maret 2009 Hal.8
Hasan, S., D. Bagoyoko, D., & Kelley, L., (1999). Misconception and the
certainty of reponse indek (CRI). Physics Education. 34. (5). H. 295- 299
Jakni (2016), Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan, (Bandung,
CV. Alfabeta, 2016), h. 41- 42
Jatmiko Sidi, Sudjana, Mukminan. (2016), Penggunaan Media Audio Visual
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS di SMP.Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial.Juni 2016, Vol 15, No 1.
Komsiyah, I. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Teras
Kumalasari. I.( 2012). Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Malikha, Z. (2018). Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas V-B Min Buduran
Sidoarjo pada materi pecahan di tinjau dari kemampuan matematika,
Jurnal Matematics Eduacation Jurnal, 1 (2), Hal: 78-81
Meltzer, D.,E. 2002. “The Relationship Beetwen Mathematiics Preparation and
Conceptual Learning Gain In physics : A possible” Hidden Variabel” in
Diagnosyic Pretest Score”. American Journal Of Physic. Vol. 70 No. 12,
Hal. 1259-1268.
Mudjiono, Dimyati, (2012) Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru,
Bandung : Alfabeta.
Nata, Abudin, (2011) Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajarn,
Jakarta:Kencana.
Purwanto, (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Purwanto, Ngalim, (2000) Psikology Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Riyana, C. (2012). Media Pembelajaran. Jakarta : Direktur Pendidikan Tinggi
Islam
Rusman, (2012) Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme GuruI, Bandung : Alfabeta.
49

Rusman, (2013) Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangka Profesionalisme


Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Sanjaya, (2011) Model-model pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Septianing, R. (2014). Panduan Belajar Biologi. Jakarta : Yudhistira
Simanjuntak, Lisnawati, (2000) Metode Mengajar Matematika I, Jakarta : Rineka
Cipta,
Slameto, (2010) Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, jakarta : Rineka
Cipta.
Slameto, (2010) Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, jakarta : Rineka
Cipta.
SMA Swasta Sekecamatan Sunggal. [Skripsi] Medan : Universitas Negeri Medan
Sudaryono, et.al. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. (Yogyakarta.
Graha Ilmu. 2013), h 27.
Sugiono, (2012). Memahami penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono, (2013) .penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sukmadinata, N, S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Remaja
Rosadakarya
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Fisika. Jakarta: PT Grasindo
Suprijono, A. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Surayya, (2012) Membantu proses belajar mengajar serta berfungsi untuk
memperjelas makna pesan yang di sampaikan.
Suryani Nunuk, et.al. (2018), Media Pembelajaran Inovatif dan
Pengembangannya,
Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group
Wahyu, K, A dan Hardianti, (2017), Keefektifan Penggunaan Media Video Dalam
Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas
50

Xii Ipa Sma Negeri 11 Makassar. Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan
Sastra, Eralingua. V (1) No.2.
Wati, E, R. (2016). Ragam Media Pembelajaran . Jakarta : Kata Pena
Ziadatul, M., Mohammad, F , A, Analisis Miskonsepsi siswa kelas V-B Min
Buduran Sidoarjo Pada Materi Pecahan Ditinjau Dari Kemampuan
Matematika, 2018, Jurnal Mathematics Education Jurnal, 1 (2), hal: 75-81
Suparno. (2013). Miskonsepsi dan PerubahanKonsepPendidikanBiologi.
Grasindo: Jakarta
Yulia. (2017). Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di SMP N 4
Penukal Utara Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Pendopo. Bioilmu:
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 3, No 2. Hal 1-7
Lampiran 1. RPS Sistem Reproduksi
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

RPP/SAP
Pertemuan ke-6

1. Nama Mata Kuliah : Biologi Dasar


Kode/ Jumlah SKS : BIO01/3SKS
Nama Dosen : Mar’atul Afidah, M.Pd.
2. Kompetensi Umum P15 : Mampu menunjukan kinerja mandiri, bermutu dan terukur
P21 : Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya,
berdasarkan analisis informasi dan data
3. Kompetensi Khusus 1. Mahasiswa mampu memahami alat reproduksi pada hewan vertebrata dan invertebrate
2. Mahasiswa dapat menjelaskan sistem reproduksi pada manusia
3. Mahasiswa dapat menjelaskan hormone yang mempengaruhi sistem reproduksi pada manusia
4. Pokok Bahasan Sistem Reproduksi
5. Sub Pokok Bahasan 1. Struktur dan Fungsi alat reproduksi pada manusia
2. Proses Fertilisasi, Gestasi dan pembentukan sel kelamin pada manusia
3. Peran Hormon dalam Sistem Reproduksi Manusia
4. Kelaianan dan Penyakit pada sistem reproduksi
5. Struktur dan fungsi alat reproduksi hewan invertebrate dan vertebrata
6. Metode Pembelajaran Diskusi
7. Langkah-Langkah
Langkah Kegiatan Dosen/Tutor Kegiatan Mahasiswa Media Waktu

51
52

Pendahuluan  Menjelaskan tentang manfaat pokok Mendengarkan dan mencatat LCD, lembar kerja dan alat tulis 20 Menit
bahasan sistem reproduksi
 Menjelaskan Kompetensi -kompetensi
dalam TIU dan TIK
 Mengerjakan quiz/pretest
Kegiatan Inti  Menginstruksikan mahasiswa untuk  Mendengarkan dan mencatat LCD 60 menit
melihat video pembelajaran.  Mendiskusikan dn melakukan
 Membimbing mahasiswa menemukan tanya jawab mengenai poin-
informasi dari video yang ditampilkan. poin yang belum jelas di materi
 Menginstruksikan mahasiswa untuk sistem reproduksi
melakukan tanya jawab mengenai  Merangkum seluruh informasi
informasi yang diperoleh dari video. yang diperoleh dalam
 Memberikan penjelasan dan penekanan pembelajaran
kembali pada poin-poin materi dan
menanggapi pendapat dari mahasiswa.

Penutup Menutup pertemuan : Mengerjakan quiz Lembar Kerja dan Alat tulis 20 menit
Quiz

Ketua Program Studi Pekanbaru, 7 Desember 2021


Dosen Pengampu Mata Kuliah

Al Khudri Sembiring, M.Pd.


NIDN.1031088602 Mar’atul Afidah, M.Pd.
Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal NIDN.1016038101
53

No
Indikator Soal Kategori Kunci
Soal
54

Memahami struktur dan 1 1. Organ kecil pada sistem reproduksi wanita yang berjumlah sepasang dan C2 C
fungsi alat reproduksi terletak di sisi kiri dan kanan uterus disebut . . . .
pada manusia a. Labia Minora
b. Vagina
c. Ovarium
d. Oviduks
e. Serviks
2 2. Perhatikan pernyataan berikut! C3 B
1) Infudibulum
2) Vulva
3) Ovarium
4) Tuba Fallopi
5) Uterus
Jika didasarkan pada data-data tersebut, maka urutan jalannya sel telur
hingga pembuahan sampai pada pembentukan embrio, adalah . . . .
a. 1, 2, 3, 4
b. 3, 1, 4, 5
c. 2, 3, 4, 5
d. 3, 4, 5, 1
e. 5, 4, 3, 2
3 3. Perhatikan gambar alat reproduksi pada wanita berikut ini! C3 B
55

Pasangan nama bagian dan fungsi yang tepat adalah . . . .


a. 1, Tuba Fallopi, Tempat bertemunya sel telur dan sel sperma
b. 3, Folikel , tempat sel telur mengalami proses pematangan
c. 5, Endometrium, tempat dihasilkannya sel telur
d. 6, Endometrium, tempat terjadinya fertilisasi
e. 7, vagina, tempat berkembangnya sel telur yang telah dibuahi
4 4. Organ reproduksi luar wanita merupakan organ erektil, berisi banyak C2 D
pembuluh darah dan ujung ujung saraf perasa adalah . . . .
a. Labium mayor
b. Vagina
c. Labium Minor
d. Klitoris
e. Endometrium
5 5. Di dalam sepanjang tuba fallopi terdapat banyak silia yang bergetar, silia C2 D
tersebut berfungsi . . . .
a. Mempermudah proses fertilisasi
b. Mempermudah perjalanan sperma
c. Mempermudah perjalanan ovum
d. Mempermudah perjalanan zigot
e. Mempermudah proses ovulasi
6 6. Berikut ini merupakan alat kelamin wanita bagian luar, kecuali . . . . C3 A
a. Uterus
b. Kltoris
c. Hymen
d. Labio Minor
e. Labia Mayor
7 7. Berikut adalah fungsi dari plasenta, kecuali . . . . C3 E
a. Mengirimkan gizi dan oksigen dari darah ibu ke janin
56

b. Membawa karbondioksida dan sisa-sisa pembuangan janin ke darah ibu


c. Membentuk pertahanan untuk infeksi obat-obatan tertentu
d. Mengeluarkan hormon, terutama human chorionic gonadotrophin
(HCG), progesterone dan estrogen
e. Menghasilkan cadangan makanan bagi janin
8 8. Perhatikan gambar berikut! C2 A

Bagian yang berfungsi untuk menghasilkan ovum ditunjukan oleh


nomor . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

9 9. Pada ovarium terdapat folikel-folikel yang berperan dalam . . . . C2 A


a. Memberi nutrisi dan melindungi perkembangan ovum
b. Tempat pembuahan dan perkembangan janin
c. Tempat pembuahan
d. Menangkap sel telur
e. Menarik sperma ke dalam ovarium
57

10 10. Perhatikan gambar berikut! C2 C

Tempat berkembangnya sel telur yang telah dibuahi ditunjukan oleh


nomor . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

11 11. Skrotum merupakan jaringan pelindung testis, pada waktu udara panas C3 E
skrotum akan mengendur, sedangkan pada waktu udara dingin skrotum akan
mengencang. Hal ini bertujuan untuk . . . .
a. Menjaga letak testis dalam skrotum
b. Menjaga suhu penis tetap normal
c. Melindungi letak penis pada skrotum
d. Melindungi testis dari perubahan suhu secara mendadak
e. Menjaga suhu testis tetap optimal

12 12. Perhatikan gambar berikut ini! C3 B


58

Fungsi bagian yang ditunjukkan oleh nomor delapan adalah . . . .


a. Memproduksi sperma
b. Menghasilkan urine
c. Tempat pematangan sperma
d. Menghasilkan semen
e. Membantu kopulasi
13 13. Sperma tidak tahan suasana asam pada vegina wanita, untuk mengatasi hal C4 D
ini laki-laki memiliki kelenjar . . . .
a. Vesikula seminalis
b. Pankreas
c. Kelenjar Prostat
d. Bulbouretalis
e. Ludah
14 14. Berikut ini adalah saluran reproduksi pria secara urut, adalah . . . . C3 C
a. Testis, penis, vas deferens, epididimis, uretra
b. Testis, vas deferens, epididimis, uretra, penis
c. Testis, epididimis, vas deferens, uretra, penis
d. Testis, uretra, vas deferens, epididimis, penis
e. Testis, epididimis, uretra, vas deferens, penis
59

15 C3 E

15. Berdasarkan gambar di atas, fungsi bagian yang ditunjukkan oleh nomor
2 adalah . . . .
a. Menghasilksn sel sperma
b. Tempat pematangan sel sperma
c. Menyalurkan sel sperma dari epididimis menuju saluran uretra
d. Tempat ditampungnya urine sebelum dikeluarkan
e. Mengatur duhu testis

16 16. Saluran pada organ reproduksi pria yang berfungsi sebagai saluran untuk C2 A
mengangkut sperma ke vesika seminalis adalah . . . .
a. Vas deferens
b. Epididimis
c. Vesikula seminalis
d. Skrotum
e. Uretra
17 17. Dalam sistem reproduksi manusia didapatkan organ dengan cirri-ciri sebagai C4 D
berikut :
60

1. Terletak di belakang kandung kemih, tepatnya diatas kelenjar prostat dan


didepan rektum
2. Bertekstur lunak dan berukuran sekitar 5-7 cm
3. Berfungsi melepaskan cairan tinggi gula terutama fruktosa
4. Membantu memproduksi air mani
Organ yang sesui dengan cirri tersebut adalah . . . .
a. Skortum
b. Ureter
c. Sakus vitelinus
d. Vesikula seminalis
e. Plasenta
18 18. Bagian organ reproduksi pria tempat menampung sperma, berjumlah C3 D
sepasang dan menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan
nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali disebut dengan . . . .
a. Kelenjar berbourethra
b. Kelenjar prostat
c. Vesica urinaria
d. Vesikula seminalis
e. Epididimis
19 19. Organ yang merupakan saluran reproduksi internal pada pria yang berfungsi C2 A
untuk pematangan sperma, organ yang dijelaskan diatas adalah . . . .
a. Epididimis
b. Tubulus seminiferus
c. Kelenjar Prostat
d. Vas deferens
e. Skrotum
20 20. Testis harus berada pada suhu yang tepat agar bisa memproduksi sperma C3 D
yang normal. Idealnya testis harus berada pada suhu yang sedikit lebih dingin
61

dibanding suhu tubuh. Testis secara alamiah akan mengerut atau mengecil
ukurannya ketika mereka terkena suhu dingin. Sebaliknya , testis juga bisa
menjadi elastis jika berada di suhu yang hangat. Organ yang mungkin
melakukan fungsi diatas adalah . . . .
a. Kelenjar Prostat
b. Epididimis
c. Vas deferens
d. Skrotum
e. Penis
Mengidentifikasi proses 21 21. Proses pembentukan sel sperma pada manusia (laki-laki) disebut . . . . C1 E
fertilisasi, gestasi dan a. Oogenesis
pembentukan sel b. Meiosis
kelamin pada manusia. c. Ovulasi
d. Mitosis
e. Spermatogenesis
22 22. Penyatuan atau fusi antara sel gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan C2 B
dan sel gamet betina dinamakan . . . .
a. Eraksi
b. Fertilisasi
c. Menstruasi
d. Kopulasi
e. Ovulasi
23 23. Awal kehamilan pada wanita diindikasikan ketika terjadi . . . . C4 A
a. Fertilisasi sperma dan ovum
b. Implantasi blastosit pada dinding rahim
c. Menempelnya zigot pada ovarium
d. Menempelnya zigot pada tuba fallopi
e. Implantasi zigot pada dinding rahim
62

24 24. Yang dimaksud dari ovulasi adalah . . .. C2 A


a. Pelepasan sel telur dari ovarium
b. Pergerakan sel telur di dalam saluran tuba fallopi
c. Pembentukan sel telur oleh folikel
d. Pembuahan sel telur oleh sperma
e. Pembentukan folikel awal
25 25. Perhatikan gambar berikut! C3 B

Proses ovulasi terjadi jika . . . .


a. Kadar progesterone dan estrogen menurun
b. Tingginya kadar LH dari kelenjar pituitary
c. Kadar estrogen dan LH meningkat
d. Kadar progesterone meningkat
e. Kadar progesterone dan LH meningkat
26 26. Pada manusia setelah sel telur dibuahi oleh sperma terbentuklah zigot yang C2 C
akan berkembang secara bertahap melalui beberapa fase. Pada fase gastrulasi
terjadi proses . . . .
a. Pembelahan sel terus menerus sehingga terbentuk massa sel berbentuk
seperti bola
b. Pembentukan massa sel seperti bola yang mempunyai rongga berisi
63

cairan
c. Pembentukan massa sel yang berbeda-beda sehingga terbentuk tiga
lapisan sel yang tidak sama
d. Perubahan mesoderm menjadi bentuk awal sebuah organ
e. Pembentukan jaringan seperti bola padat yang mempunyai kutub berbeda
27 27. Fase perkembangan sel telur setelah dibuahi oleh sperma dimana sl C2 B
membentuk bola berongga dan berisi cairan disebut . . . .
a. Morula
b. Blastula
c. Grastula
d. Zigot
e. Blastopor
28 28. Berikut ini merupakan urutan yang benar mengenai perkembangan sel telur C3 A
setelah dibuahi adalah . . . .
a. Zigot – morula – blastula – grastula
b. Zigot – grastula – blastula – morula
c. Zigot – morula – grastula – blastula
d. Morula – blastula – grastula – zigot
e. Blastula – grastula – morula - zigot

29 29. Proses penanaman embrio pada dinding rahim disebut . . . . C1 A


a. Implantasi
b. Infundibulum
c. Inokulasi
d. Imago
e. Ovulasi
30 30. Lapisan embrio yang berfungsi melindungi embrio dari benturan disebut. . . . C2 C
a. Khorion
64

b. Allantois
c. Amnion
d. Plasenta
e. Sakus vitelinus
Menganalisis hormone 31 31. Hormon yang aktif paling awal pada proses menstruasi seorang wanita C3 B
yang mempengaruhi dewasa adalah . . . .
sistem reproduksi pada a. Estrogen
manusia. b. Progesteron
c. Gonadotrophin
d. FSH
e. LH
32 32. Selama kehamilan, ovarium tidak membentuk folikel de graf yang baru C3 B
karena . . . .
a. FSH mencegah pembentukan progesterone
b. Progesterone mencegah pembentukan FSH
c. FSH mencegah pembentukan estrogen
d. Estrogen mencegah pembentukan FSH
e. Estrogen mencegah pembentukan progesteron
33 33. Dinding rahim akan semakin menebal setelah terjadi ovulasi, hal ini terjadi C2 D
karena pengaruh hormon . . . .
a. Estrogen
b. Androgen
c. Gonadotropin
d. Progesterone
e. FSH
34 34. Perhatikan gambar berikut! C3 C
65

Pada saat menstruasi terjadi peluruhan dinding uterus. Kondisi ini terjadi
pada fase . . . .
a. III
b. II
c. I
d. IV
e. V
35 35. Pada siklus menstruasi, folikel yang telah melepaskan ovum berubah menjadi C4 A
korpus luteum, penghasil hormone progesteron. Apakah pengaruh hormone
tersebut apabila ovum tidak dibuahi oleh sperma?
a. Endomentrium luruh, merangsang perkembangan folikel baru
b. Mengaktifkan sekresi lender kelenjar-kelenjar endomentrium
c. Menstimulus pertumbuhan folikel, sehingga cepat membesar
d. Meningkatkan produksi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisis
e. Mempertahankan endomentrium sehingga siap saat implantasi
36 36. Pernyataan yang benar mengenai fase dan hormone yang berperan dalam C3 D
66

siklus menstruasi adalah . . . .


Fase Hormon Fungsi Hormon
a. Menstruasi FSH Memicu dinding rahim meluruh
b. Poliferasi FSH Memicu terjadinya ovulasi
c. Poliferasi Estrogen Memicu dinding rahim rusak
d. Sekretori Progesteron Menyiapkan endomentrium agar siap untuk
penanaman embrio
e. Menstruasi LH Mensekresi FSH agar folikel-folikel baru
terbentuk

37 37. Hormon yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan C2 E


folikel primer adalah . . . .
a. LTH
b. Progesteron
c. Estrogen
d. LH
e. FSH
38 38. Hubungan hormone estrogen dengan proses ovulasi adalah . . . . C3 C
a. Merangsang hipofisis untuk mensekresi FSH yang akan menyebabkan
folikel pecah
b. Merangsang hipofisis untuk mengeksresi LH yang menyebabkan folikel
pecah
c. Merangsang hipofisi untuk menghasilkan LH sehingga folikel pecah
d. Menyebabkan korpus luteum untk menghasilkan progesterone yang akan
menyebabkan folikel pecah
e. Merangsang folikel untuk menghasilkan progesterone yang tepat
sehingga folikel.
39 39. Hormon yang berfungsi untuk merangsang sekresi FSH dan LH yang tepat C2 D
67

adalah . . . .
a. Hormon FSH
b. Hormon Prolaktin
c. Hormon FSH
d. Hormon Gonadotropin
e. Hormon progesteron
40 40. Kelenjar hipofisis anterior mensekresikan hormone yang dapat C3 E
meningkatkan spermatogenesis di tubulus semineferous, hormone tersebut
adalah . . . .
a. Androgen
b. Gonadotropin
c. LH
d. Progesterone
e. FSH
Menjelaskan penyebab 41 41. Penyakit pada sistem reproduksi berikut yang disebabkan oleh virus C1 C
terjadinya kelainan atau adalah . . . .
penyakit yang terkait a. Sifilis
dengan sistem b. Genore
reproduksi c. AIDs
d. Herpes Genetalis
e. SARS
42 42. Sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, bakteri penyebab C2 C
penyakit sifilis adalah . . . .
a. Neisseria gonorrhoeae
b. Trypanosoma gambiense
c. Treponema pallidum
d. Eschericia coli
e. Treponema coli
68

43 43. Jika seseorang pria memiliki masalah dengan organ reproduksinya dengan C5 A
gejala rasa panas dan terbakar ketika buang air kecil, penis terasa
gatal,membengkak dan mengeluarkan cairan nanah disertai dengan
pembengkakan kelenjar getah bening maka diindikasikan pria tersebut
mengalami . . . .
a. Uretritis
b. Prostatitis
c. Epidimitis
d. Orkitis
e. Hipogonadisme
44 44. Jika terjadi peradangan pada uretra, kondisi yang paling tepat yang akan C6 E
terjadi adalah. . . .
a. Dorongan untuk buang air kecil semakin kecil dan merasakan nyeri
ketika buang air kecil
b. Dorngan buang air kecil semakin kecil tetapi tidak merasakan nyeri
ketika buang air kecil
c. Kelenjar getah bening akan membengkak dan tidak ada dorongan untuk
buang air kecil
d. Dorongan buang air kecil meningkat tetapi tidak ada rasa nyeri ketika
buang air kecil
e. Dorongan buang air kecil meningkat dan terasa nyeri ketika buang air
kecil
45 45. Salah satu kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan seorang pria C3 D
untuk mencapai eraksi dan pada umumnya disebabkan karena konsumsi
alcohol atau obat-obatan tertentu disebut . . . .
a. Prostatis
b. Menopouse
c. Gonorea
69

d. Impotensi
e. Infertilitas
Memahami alat 46 46. Berikut adalah beberapa cara reproduksi aseksual pada invertebrate, kecuali . C2 E
reproduksi pada hewan ..
invertebrate dan a. Pertunasan
vertebrate b. Fragmentasi
c. Partenogenesis
d. Regenarasi
e. Fertilisasi
47 47. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai reproduksi pada C4 D
katak adalah . . .
a. Fertilisasi terjadi secara internal
b. Katak bereproduksi dengan vivipar
c. Sitem reproduksi katak termasuk reproduksi aseksual
d. Ovum yang dikeluarkan oleh katak betina dibuahi oleh katak jantan
diluar tubuh katak betina
e. Telur katak tidak memerlukan media air
48 48. Pernyataan berikut mengenai reproduksi ikan : C5 A
1) Beberpa jenis ikan dapat berubah jenis kelamin atau bahkan memiliki
kelamin ganda pada saat di usia tertentu atau masih menjadi juvenil
2) Semua ikan bereproduksi dengan cara bertelur (vivipar)
3) Testes pada ikan bersifat internal.
4) Semua ikan dapat melakukan pemijahan kapanpun.
5) Ikan mengalami fertilisasi secara eksternal
Pernyataan yang benar ditunjukan oleh nomor . . . .
a. 1, 3, 5
b. 1, 2, 3
c. 1, 2, 4
70

d. 1, 2, 5
e. 1, 4, 5
49 49. Hewan berikut merupakan hewan yang dapat bereproduski secara aseksual, C2 B
kecuali . . . .
a. Hydra
b. Platypus
c. Bintang Laut
d. Planaria
e. Kutu daun
50 50. Berikut adalah gambar organ reproduksi aves C2 B

3
4
5

Organ yang berfungsi untuk menghasilkan sperma ditunjukan oleh huruf . . . .


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
51 51. Hewan yang memiliki dua alat kelamin sekaligus seperti cacing dan bekicot C3 B
71

dinamakan hewan . . . .
a. Isogami
b. Hermaprodit
c. Ovipar
d. Vivipar
e. Ovavivipar
52 52. Perhatikan gambar alat reproduksi tikus jantan di bawah ini! C1 B

Bagian yang berfungsi sebagai tempat pematangan sperma ditunjukan oleh


nomor . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 1 dan 3
53 53. Alat yang berfungsi untuk memproduksi sel sperma pada amfibi adalah . . . . C2 E
a. Oviduk
b. Epididimis
c. Vas deferens
72

d. Ductus Deferens
e. Testis
54 54. Berikut merupakan pernyataan yang benar pada reproduksi yang terjadi pada C3 C
burung, kecuali . . . .
a. Kloaka pada beberapa spesies burung termasuk sebagai alat reproduksi
b. Fertilisasi pada burung akan terjadi di daerah ujung oviduk, dengan
masuknya sel sperma ke dalam oviduk
c. Fertilisasi pada burung terjadi secara eksternal setelah kopulasi
d. Ketika perjalanan menuju kloaka, telur yang telah dibuahi akan
dikelilingi oleh zat kapur
e. Pertumbuhan embrio menjadi anak burung sangat dibantu oleh suhu
tubuh induk
55 55. Tempat yang menjadi penyimpanan sperma sementara pada katak jantan C2 A
adalah . . . .
a. Vesikula seminalis
b. Kloaka
c. Testis
d. Duktus aferens
e. oviduk
56 56. Organ pada reptile yang merupakan penonjolan dinding kloaka serta C2 D
berfungsi sebagai alat untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh betina
disebut . . . .
a. Testis
b. Epididimis
c. Vas deferens
d. Hemipenis
e. Vesikula Seminalis
57 57. Pada reptile setelah sel telur dibuahi oleh sel sperma terjadi pembentukan C5 B
73

cangkang telur yang tahan terhadap air. Pembentukan cangkang telur ini
terjadi pada bagian . . .
a. Ovarium
b. Oviduk
c. Kloaka
d. Epididmis
e. Tuba Fallopi
58 58. Alat kopulasi pada aves jantan berupa . . . . C1 C
a. Penis
b. Hemipenis
c. Papila
d. Skortum
e. Kloaka
59 59. Berikut adalah pasangan yang sesui antara reproduksi hewan dengan cara C2 E
aseksual beserta contohnya adalah . . . .
a. Fragmentasi - Hydra
b. Tunas – kutu daun
c. Vivipar – planaria
d. Partenogenesis – Amoeba
e. Fragmentasi - planaria
60 60. Pada sistem reproduksi aves, setelah sel telur dibuahi urutan yang tepat C3 A
sebelum telur tersebut dikeluarkan adalah . . . .
a. Infundibulum-magnum-ithmus-uterus-vagina
b. Infundibulum-ithmus-magnum-uterus-vagina
c. Ithmus-infudibulum-uterus-magnum-vagina
d. Ithmus-uterus-infudibulum-magnum-vagina
e. Uterus-infudibulum-ithmus-magnum-vagina
Lampiran 3. Analisis Butir Soal Anates

REKAP ANALISIS BUTIR


=====================

Rata2= 37.75
Simpang Baku= 4.92
KorelasiXY= 0.56
Reliabilitas Tes= 0.72
Butir Soal= 60
Jumlah Subyek= 20
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 20.00 Sedang 0.312 Signifikan
2 2 0.00 Sukar -0.283 -
3 3 20.00 Sukar 0.171 -
4 4 -40.00 Sedang -0.399 -
5 5 20.00 Sukar 0.026 -
6 6 60.00 Sedang 0.261 Signifikan
7 7 80.00 Sedang 0.553 Sangat Signifikan
8 8 20.00 Sedang -0.027 -
9 9 80.00 Mudah 0.652 Sangat Signifikan
10 10 80.00 Mudah 0.596 Sangat Signifikan
11 11 60.00 Mudah 0.500 Sangat Signifikan
12 12 20.00 Sangat Mudah 0.132 -
13 13 -20.00 Sukar -0.102 -
14 14 0.00 Sangat Mudah 0.156 -
15 15 0.00 Sangat Sukar -0.183 -
16 16 0.00 Sedang -0.136 -
17 17 0.00 Sedang -0.170 -
18 18 40.00 Sangat Mudah 0.643 Sangat Signifikan
19 19 20.00 Sukar 0.034 -
20 20 40.00 Mudah 0.591 Sangat Signifikan
21 21 40.00 Sangat Mudah 0.643 Sangat Signifikan
22 22 -20.00 Sangat Sukar -0.183 -
23 23 0.00 Sangat Mudah NAN NAN
24 24 20.00 Sangat Mudah 0.562 Sangat Signifikan
25 25 -20.00 Sedang -0.058 -
26 26 40.00 Sangat Mudah 0.643 Sangat Signifikan
27 27 60.00 Sukar 0.512 Sangat Signifikan

74
75

28 28 0.00 Mudah 0.299 Signifikan


29 29 40.00 Sangat Mudah 0.643 Sangat Signifikan
30 30 40.00 Mudah 0.313 Signifikan
31 31 -20.00 Sukar -0.391 -
32 32 0.00 Mudah 0.018 -
33 33 40.00 Sedang 0.202 -
34 34 20.00 Sangat Mudah 0.323 Signifikan
35 35 40.00 Sangat Mudah 0.643 Sangat Signifikan
36 36 20.00 Sangat Mudah 0.469 Sangat Signifikan
37 37 -20.00 Sangat Sukar -0.323 -
38 38 20.00 Sangat Mudah 0.562 Sangat Signifikan
39 39 20.00 Sangat Mudah 0.469 Sangat Signifikan
40 40 -20.00 Sedang -0.246 -
41 41 40.00 Mudah 0.574 Sangat Signifikan
42 42 20.00 Sukar 0.223 -
43 43 40.00 Sangat Mudah 0.539 Sangat Signifikan
44 44 0.00 Sangat Sukar 0.080 -
45 45 20.00 Sangat Mudah 0.562 Sangat Signifikan
46 46 40.00 Mudah 0.591 Sangat Signifikan
47 47 0.00 Mudah 0.153 -
48 48 -20.00 Sukar -0.080 -
49 49 40.00 Mudah 0.591 Sangat Signifikan
50 50 40.00 Mudah 0.591 Sangat Signifikan
51 51 20.00 Sangat Mudah 0.295 Signifikan
52 52 40.00 Sangat Mudah 0.643 Sangat Signifikan
53 53 0.00 Sukar -0.114 -
54 54 40.00 Sedang 0.193 -
55 55 -40.00 Sangat Sukar -0.643 -
56 56 0.00 Sangat Mudah 0.052 -
57 57 -40.00 Sedang -0.106 -
58 58 40.00 Mudah 0.313 Signifikan
59 59 60.00 Sedang 0.558 Sangat Signifikan
60 60 60.00 Mudah 0.626 Sangat Signifikan
76

Lampiran 4.

LEMBAR SOAL SISTEM REPRODUKSI

Mata Kuliah : Biologi Dasar


Pokok Bahasan : Sistem Reproduksi
Waktu Pengerjaan : 25 Menit
PETUNJUK PENGERJAAN :
1. Tulis identitas dan kelas anda pada lembar jawaban yang disediakan.
2. Beri tanda (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada lembar jawaban sebagai
jawaban yang kalian anggap benar
3. Beri tanda silang pada kolom CRI (Certainty Of Response Index) sesui
keyakinan kalian pada jawaban yang kalian pilih sebelumnya, dengan
keterangan skala sebagai berikut : 0 (Menebak), 1 (Hampir Menebak), 2
(Tidak yakin), 3 (Yakin benar), 4 (Hampir pasti benar), 5 (Pasti Benar)
4. Selamat mengerjakan

1. Berikut adalah fungsi dari b. Tempat pembuahan dan


plasenta, kecuali . . . . perkembangan janin
a. Mengirimkan gizi dan c. Tempat pembuahan
oksigen dari darah ibu ke d. Menangkap sel telur
janin
b. Membawa karbondioksida e. Menarik sperma ke dalam
dan sisa-sisa pembuangan ovarium
janin ke darah ibu 3. Perhatikan gambar berikut!
c. Membentuk pertahanan untuk
infeksi obat-obatan tertentu
d. Mengeluarkan hormon,
terutama human chorionic
gonadotrophin (HCG),
progesterone dan estrogen
e. Menghasilkan cadangan
makanan Tempat berkembangnya sel telur
2. Pada ovarium terdapat folikel- yang telah dibuahi ditunjukan
folikel yang berperan dalam . . . . oleh nomor . . . .
a. Memberi nutrisi dan a. 1
melindungi perkembangan b. 2
ovum c. 3
77

d. 4 ukurannya ketika mereka terkena


e. 5 suhu dingin. Sebaliknya , testis
4. Skrotum merupakan jaringan juga bisa menjadi elastis jika
pelindung testis, pada waktu berada di suhu yang hangat.
udara panas skrotum akan Organ yang mungkin melakukan
mengendur, sedangkan pada fungsi diatas adalah . . . .
waktu udara dingin skrotum akan a. Kelenjar Prostat
mengencang. Hal ini bertujuan b. Epididimis
untuk . . . . c. Vas deferens
a. Menjaga letak testis dalam d. Skrotum
skrotum e. Penis
b. Menjaga suhu penis tetap 7. Proses pembentukan sel sperma
normal pada manusia (laki-laki) disebut .
c. Melindungi letak penis pada ...
skrotum a. Oogenesis
d. Melindungi testis dari b. Meiosis
perubahan suhu secara c. Ovulasi
mendadak d. Mitosis
e. Menjaga suhu testis tetap e. Spermatogenesis
optimal 8. Yang dimaksud dari ovulasi
5. Bagian organ reproduksi pria adalah . . ..
tempat menampung sperma, a. Pelepasan sel telur dari
berjumlah sepasang dan ovarium
menghasilkan getah berwarna b. Pergerakan sel telur di dalam
kekuningan yang kaya akan saluran tuba fallopi
nutrisi bagi sperma dan bersifat c. Pembentukan sel telur oleh
alkali disebut dengan . . . . folikel
a. Kelenjar berbourethra d. Pembuahan sel telur oleh
b. Kelenjar prostat sperma
c. Vesica urinaria e. Pembentukan folikel awal
d. Vesikula seminalis 9. Pada manusia setelah sel telur
e. Epididimis dibuahi oleh sperma terbentuklah
6. Testis harus berada pada suhu zigot yang akan berkembang
yang tepat agar bisa secara bertahap melalui beberapa
memproduksi sperma yang fase. Pada fase gastrulasi terjadi
normal. Idealnya testis harus proses . . . .
berada pada suhu yang sedikit a. Pembelahan sel terus menerus
lebih dingin dibanding suhu sehingga terbentuk massa sel
tubuh. Testis secara alamiah akan berbentuk seperti bola
mengerut atau mengecil
78

b. Pembentukan massa sel b. Mengaktifkan sekresi lender


seperti bola yang mempunyai kelenjar-kelenjar
rongga berisi cairan endomentrium
c. Pembentukan massa sel yang c. Menstimulus pertumbuhan
berbeda-beda sehingga folikel, sehingga cepat
terbentuk tiga lapisan sel membesar
yang tidak sama d. Meningkatkan produksi LH
d. Perubahan mesoderm dan FSH oleh kelenjar
menjadi bentuk awal sebuah hipofisis
organ e. Mempertahankan
e. Pembentukan jaringan seperti endomentrium sehingga siap
bola padat yang mempunyai saat implantasi
kutub berbeda 13. Hubungan hormone estrogen
10. Fase perkembangan sel telur dengan proses ovulasi
setelah dibuahi oleh sperma adalah . . . .
dimana sl membentuk bola a. Merangsang hipofisis untuk
berongga dan berisi cairan mensekresi FSH yang akan
disebut . . . . menyebabkan folikel pecah
a. Morula b. Merangsang hipofisis untuk
b. Blastula mengeksresi LH yang
c. Grastula menyebabkan folikel pecah
d. Zigot c. Merangsang hipofisi untuk
e. Blastopor menghasilkan LH sehingga
11. Proses penanaman embrio pada folikel pecah
dinding rahim disebut . . . . d. Menyebabkan korpus luteum
a. Implantasi untk menghasilkan
b. Infundibulum progesterone yang akan
c. Inokulasi menyebabkan folikel pecah
d. Imago
e. Ovulasi Fase Hormon Fungsi
12. Pada siklus menstruasi, folikel Hormon
a. Menstruasi FSH Memicu
yang telah melepaskan ovum
dinding rahim
berubah menjadi korpus luteum, meluruh
penghasil hormone progesteron. b.Poliferasi FSH Memicu
Apakah pengaruh hormone terjadinya
tersebut apabila ovum tidak ovulasi
dibuahi oleh sperma? c. Poliferasi Estrogen Memicu
dinding rahim
a. Endomentrium luruh,
rusak
merangsang perkembangan d.Sekretori Progesteron Menyiapkan
folikel baru endomentrium
agar siap untuk
penanaman
embrio
e. Menstruasi LH Mensekresi
FSH agar
folikel-folikel
baru terbentuk
79

e. Merangsang folikel untuk 18. Salah satu kondisi medis yang


menghasilkan progesterone ditandai dengan ketidakmampuan
yang tepat sehingga folikel. seorang pria untuk mencapai
14. Pernyataan yang benar mengenai eraksi dan pada umumnya
fase dan hormone yang berperan disebabkan karena konsumsi
dalam siklus menstruasi adalah . . alcohol atau obat-obatan tertentu
disebut . . . .
a. Prostatis
15. Hormon yang berfungsi untuk b. Menopouse
merangsang sekresi FSH dan LH c. Gonorea
yang tepat adalah . . . . d. Impotensi
a. Hormon FSH e. Infertilitas
b. Hormon Prolaktin 19. Berikut adalah beberapa cara
c. Hormon FSH reproduksi aseksual pada
d. Hormon Gonadotropin invertebrate, kecuali . . .
e. Hormon progesterone f. Pertunasan
16. Penyakit pada sistem reproduksi g. Fragmentasi
berikut yang disebabkan oleh h. Partenogenesis
virus adalah . . . . i. Regenarasi
a. Sifilis j. Fertilisasi
b. Genore 20. Hewan berikut merupakan hewan
yang dapat bereproduski secara
c. AIDs
aseksual, kecuali . . . .
d. Herpes Genetalis
a. Hydra
e. SARS b. Platypus
17. Jika seseorang pria memiliki c. Bintang Laut
masalah dengan organ d. Planaria
reproduksinya dengan gejala rasa e. Kutu daun
panas dan terbakar ketika buang 21. Berikut adalah gambar organ
air kecil, penis terasa reproduksi aves
gatal,membengkak dan
mengeluarkan cairan nanah 1
disertai dengan pembengkakan
kelenjar getah bening maka 2

diindikasikan pria tersebut 2


mengalami . . . .
a. Uretritis 3
b. Prostatitis 4
5
c. Epidimitis
d. Orkitis
e. Hipogonadisme
80

Organ yang berfungsi untuk


menghasilkan sperma ditunjukan 5
oleh nomor. . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
22. Pada sistem reproduksi aves,
setelah sel telur dibuahi urutan
yang tepat sebelum telur tersebut Bagian yang berfungsi sebagai
dikeluarkan adalah . . . . tempat pematangan sperma
a. Infundibulum-magnum- ditunjukan oleh nomor . . . .
ithmus-uterus-vagina a. 1
b. Infundibulum-ithmus- b. 2
magnum-uterus-vagina c. 3
c. Ithmus-infudibulum-uterus- d. 4
magnum-vagina e. 5
d. Ithmus-uterus-infudibulum- 24. Berikut adalah pasangan yang
magnum-vagina sesui antara reproduksi hewan
e. Uterus-infudibulum-ithmus- dengan cara aseksual beserta
magnum-vagina contohnya adalah . . . .
23. Perhatikan gambar alat a. Fragmentasi - Hydra
reproduksi tikus jantan di bawah b. Tunas – kutu daun
ini! c. Vivipar – planaria
d. Partenogenesis – Amoeba
e. Fragmentasi – planaria
81

Lampiran 5. Data Pretes Eksperiman


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Siswa JB PH TP MB MK
E CRI A CRI C CRI E CRI D CRI D CRI E CRI A CRI C CRI B CRI A CRI A CRI C CRI D CRI D CRI C CRI A CRI D CRI E CRI B CRI B CRI A CRI B CRI E CRI
Gusti Randi 0 3 0 4 1 3 0 4 0 2 0 4 0 2 0 5 0 5 0 3 0 3 0 4 0 3 0 5 0 3 1 3 0 2 0 3 1 4 0 2 0 4 1 5 0 5 0 5 4 4 4 0 16
Ramadani Putra 0 2 0 3 1 5 0 2 1 3 0 1 1 2 1 5 0 4 0 5 1 2 0 0 0 0 0 5 0 1 1 5 0 0 1 5 0 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 7 5 13 2 4
Nofa Meyna 0 3 1 4 1 4 0 4 0 4 0 3 1 3 1 3 0 3 1 3 0 3 1 3 1 4 0 4 0 4 1 4 0 3 0 3 0 3 1 3 0 4 1 4 0 4 1 4 11 11 0 0 13
Jusni Silitonga 0 2 1 1 0 1 1 2 0 3 0 1 1 2 0 2 0 0 0 1 1 2 1 1 0 1 0 1 0 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 2 1 3 0 0 0 0 8 1 15 7 1
Mahdalena 0 3 0 2 0 2 0 2 1 3 0 3 1 3 0 2 0 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 3 0 0 0 3 1 2 1 2 0 2 0 1 0 2 0 1 0 3 1 0 5 2 13 3 6
Rumintang Sinaga 1 1 0 3 0 3 0 2 1 0 1 5 0 2 0 3 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 0 3 0 3 1 2 1 3 0 2 0 3 0 1 0 0 0 1 1 2 0 0 8 2 10 6 6
Nindy Sormin 0 3 0 4 1 3 0 4 1 4 0 3 1 2 1 4 0 4 0 4 0 4 1 3 0 3 0 2 0 4 1 3 1 2 0 2 0 3 0 3 0 2 0 2 0 3 0 4 7 5 4 2 13
Putri Febriani 1 5 0 4 0 5 0 4 0 3 1 5 1 5 0 4 0 5 0 3 0 2 0 4 0 3 0 4 0 5 1 4 1 5 1 3 1 4 0 3 0 2 0 1 1 3 1 4 9 9 3 0 12
Sela Afrilia 1 5 1 5 0 5 1 5 0 3 0 3 1 4 0 4 0 5 0 5 0 4 0 5 0 3 0 4 0 5 1 5 0 5 0 5 0 3 0 4 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 0 0 19
Siska Maharani 1 5 1 4 0 3 0 2 0 3 0 4 1 5 1 4 0 4 0 5 0 5 0 3 0 4 0 5 0 2 1 5 0 5 1 4 0 3 1 3 1 4 1 3 0 3 0 2 9 9 3 0 12
M. Imam Syafi'i 1 5 0 4 1 2 0 1 0 3 0 2 0 5 0 1 0 3 0 2 1 1 0 4 0 3 0 2 0 3 0 2 1 5 0 3 0 2 0 4 0 3 0 4 0 2 1 5 5 3 8 2 11
Raguel Septa 1 5 0 2 1 1 0 1 0 2 0 1 1 2 1 3 0 2 0 1 0 2 1 3 0 2 0 1 0 2 1 3 0 2 1 1 0 0 0 1 0 2 0 3 0 2 0 1 7 4 16 3 1
Azin Syarif 1 5 0 3 1 5 1 3 0 1 1 2 1 5 0 4 0 3 1 2 0 4 0 3 0 3 0 3 1 3 1 3 1 2 0 3 1 3 0 4 0 3 0 2 0 4 0 3 10 7 2 3 12
Diah Orina 0 3 1 5 1 4 0 4 0 4 0 4 0 3 1 5 1 4 0 1 1 1 1 3 0 4 0 3 0 2 1 5 1 3 0 3 0 4 0 4 0 3 0 1 1 2 0 5 9 7 3 2 12
Resty 0 2 1 3 1 2 1 2 0 0 0 4 1 5 1 2 0 3 0 1 0 1 1 2 0 2 0 3 0 3 1 2 1 2 0 2 0 3 0 1 0 5 0 2 1 2 0 3 9 2 8 7 7
Roslinda Dwi Hanum 0 1 0 1 1 2 0 3 0 2 1 1 1 3 0 1 0 2 0 1 1 1 1 3 1 0 0 1 0 0 0 3 0 2 1 0 0 3 0 4 1 0 0 1 0 0 0 1 8 2 12 6 4
Windri Ratna Sari 0 4 1 5 1 5 1 4 0 3 1 5 1 5 0 4 0 3 1 3 0 3 0 2 0 3 1 3 1 3 1 5 1 4 1 3 1 4 0 4 0 4 1 4 0 3 1 3 14 14 1 0 9
Pranoto 0 3 1 5 0 3 0 3 1 4 0 3 1 2 1 2 0 3 1 3 1 4 0 2 0 2 0 3 0 3 1 2 0 3 1 4 0 5 0 2 0 2 0 3 0 4 1 5 9 6 4 3 11
Jumlah 98 119 46 169
22.69 27.55 10.65 39.12 100.00
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jumlah
PH 6 7 7 3 4 3 9 6 1 3 1 5 1 1 2 11 5 5 4 2 1 5 1 5 98 22.69
TP 4 3 2 6 5 4 2 4 5 7 4 4 7 5 7 2 5 4 5 7 7 9 5 6 119 27.55
MN 1 1 4 2 1 2 5 2 0 2 5 3 1 0 0 3 4 3 0 1 2 0 3 1 46 10.65
MK 7 7 5 7 8 9 2 6 12 6 8 6 9 12 9 2 4 6 9 8 8 4 9 6 169 39.12
100.00
PH 33.33 38.89 38.89 16.67 22.22 16.67 50.00 33.33 5.56 16.67 5.56 27.78 5.56 5.56 11.11 61.11 27.78 27.78 22.22 11.11 5.56 27.78 5.56 27.78 22.69
TP 22.22 16.67 11.11 33.33 27.78 22.22 11.11 22.22 27.78 38.89 22.22 22.22 38.89 27.78 38.89 11.11 27.78 22.22 27.78 38.89 38.89 50.00 27.78 33.33 27.55
MN 5.56 5.56 22.22 11.11 5.56 11.11 27.78 11.11 0.00 11.11 27.78 16.67 5.56 0.00 0.00 16.67 22.22 16.67 0.00 5.56 11.11 0.00 16.67 5.56 10.65
MK 38.89 38.89 27.78 38.89 44.44 50.00 11.11 33.33 66.67 33.33 44.44 33.33 50.00 66.67 50.00 11.11 22.22 33.33 50.00 44.44 44.44 22.22 50.00 33.33 39.12
27.78 22.22 33.33 44.44 33.33 33.33 38.89 33.33 27.78 50.00 50.00 38.89 44.44 27.78 38.89 27.78 50.00 38.89 27.78 44.44 50.00 50.00 44.44 38.89 100.00
Ʃ 169
% 39.12

1 2 3 4 5
PH 27.78 22.22 12.50 38.89 16.67
TP 22.22 24.44 31.94 20.37 36.11
MN 10.19 15.56 5.56 18.52 6.48
MK 39.81 37.78 50.00 22.22 40.74
32.41 40.00 37.50 38.89 42.59
82

Lampiran 6. Data Posttest Eksperimen


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Siswa JB PH TP MB MK
E CRI A CRI C CRI E CRI D CRI D CRI E CRI A CRI C CRI B CRI A CRI A CRI C CRI D CRI D CRI C CRI A CRI D CRI E CRI B CRI B CRI A CRI B CRI E CRI
Gusti Randi 0 3 1 4 1 3 1 4 1 2 0 4 1 2 1 5 0 5 1 3 1 3 0 4 1 5 1 5 0 4 1 3 1 4 1 2 0 3 1 4 1 2 0 4 0 3 0 5 15 11 0 4 9
Ramadani Putra 1 5 0 4 1 5 0 3 0 4 0 3 1 4 0 4 0 3 0 5 0 3 0 4 0 3 0 3 0 4 1 3 1 2 1 4 1 3 1 4 0 3 0 2 1 4 0 3 9 8 1 1 14
Nofa Meyna 1 2 1 3 1 3 0 3 0 3 0 3 1 3 0 3 1 3 0 3 0 2 1 2 1 3 0 3 0 3 1 3 1 3 1 3 0 3 0 4 1 3 1 3 0 3 1 5 13 11 1 2 10
Jusni Silitonga 0 2 1 2 0 3 1 2 1 2 0 1 1 3 0 3 0 2 0 3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 2 1 3 11 2 10 9 3
Mahdalena 0 3 0 3 0 2 0 2 0 5 1 2 0 4 0 2 1 3 0 3 1 3 0 2 1 2 0 2 1 1 1 2 0 1 0 1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 3 6 2 9 4 9
Rumintang Sinaga 1 2 0 3 1 2 0 3 0 2 1 4 1 4 1 1 0 2 1 0 1 2 1 2 0 1 0 1 0 3 0 1 1 2 0 2 0 1 0 2 0 0 0 1 0 2 1 3 10 3 11 7 3
Nindy Sormin 0 4 0 5 1 5 0 5 0 4 1 5 1 5 0 5 0 4 1 5 0 4 1 4 0 5 1 5 0 4 1 5 1 3 0 4 1 5 1 5 0 5 0 3 0 4 1 5 11 11 0 0 13
Putri Febriani 1 4 0 4 0 3 1 4 1 3 1 5 1 4 0 5 0 5 1 4 1 3 0 4 0 5 0 3 0 4 1 5 1 3 1 5 0 5 1 4 0 3 1 4 0 3 0 4 12 12 0 0 12
Sela Afrilia 1 5 0 4 1 5 0 4 0 5 1 5 1 3 1 4 0 2 1 5 0 3 1 5 0 1 0 5 1 5 1 5 0 5 1 2 0 5 0 5 0 2 1 1 1 4 0 5 12 10 3 2 9
Siska Maharani 1 5 0 4 1 5 0 5 0 5 1 5 1 5 1 5 0 4 1 4 0 4 1 5 0 4 0 5 1 4 1 5 0 4 1 4 0 5 0 4 0 5 1 3 1 4 0 5 12 12 0 0 12
M. Imam Syafi'i 1 5 0 2 0 3 1 2 0 3 0 2 1 3 0 3 0 2 1 5 0 3 0 3 0 1 0 4 0 2 1 4 1 3 0 2 0 4 0 3 0 3 1 2 1 1 1 3 9 6 6 3 9
Raguel Septa 1 5 0 3 0 3 0 3 0 3 0 2 0 2 1 3 0 2 1 3 0 2 1 3 1 2 1 3 0 2 1 3 0 2 0 3 0 2 0 3 0 3 1 3 0 3 1 3 9 8 7 1 8
Azin Syarif 1 5 0 4 0 4 1 3 0 3 1 3 0 3 1 3 0 3 1 4 0 2 0 3 1 3 0 4 1 3 1 3 1 4 0 3 0 3 0 3 0 4 1 3 0 4 1 3 11 11 1 0 12
Diah Orina 0 5 0 5 1 5 0 4 0 4 0 3 1 5 1 4 1 4 0 4 1 4 0 4 0 3 0 3 0 4 1 5 1 5 0 3 0 4 0 5 1 4 1 3 0 4 0 5 9 9 0 0 15
Resty 0 4 0 2 1 3 0 3 0 2 0 4 1 3 0 2 0 3 1 3 1 2 0 3 0 2 0 2 0 2 1 2 0 3 0 2 0 3 0 5 1 2 0 3 0 3 0 2 6 3 8 3 10
Roslinda Dwi Hanum 0 1 1 1 0 2 0 2 1 3 0 2 1 2 1 2 1 3 1 3 1 1 1 2 0 2 0 1 0 1 1 2 1 2 1 2 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 3 9 12 0
Windri Ratna Sari 0 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 0 5 1 4 1 5 1 4 1 4 0 4 0 4 0 4 1 4 1 5 0 5 1 3 0 5 0 4 1 3 0 4 1 4 15 15 0 0 9
Pranoto 0 3 1 5 0 3 0 3 1 4 0 3 1 2 1 2 0 3 1 3 1 4 0 2 0 2 0 3 0 3 1 2 0 3 1 4 0 5 0 2 0 2 0 3 0 4 1 5 9 6 4 3 11
Jumlah 143 70 51 168
33.1 16.2 11.81 38.89 100
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jumlah
PH 7 4 9 4 4 7 12 6 5 12 6 5 3 3 3 12 8 5 3 4 2 7 3 9 143 33.1
TP 2 2 2 2 2 4 1 2 5 0 3 3 7 5 4 2 3 4 3 3 3 5 2 1 70 16.2
MN 2 2 1 2 2 1 3 3 0 1 4 3 2 0 2 4 3 4 1 2 4 2 2 1 51 11.81
MK 7 10 6 10 10 6 2 7 8 5 5 7 6 10 9 0 4 5 11 9 9 4 11 7 168 38.89

PH 38.89 22.22 50.00 22.22 22.22 38.89 66.67 33.33 27.78 66.67 33.33 27.78 16.67 16.67 16.67 66.67 44.44 27.78 16.67 22.22 11.11 38.89 16.67 50.00 33.1
TP 11.11 11.11 11.11 11.11 11.11 22.22 5.56 11.11 27.78 0.00 16.67 16.67 38.89 27.78 22.22 11.11 16.67 22.22 16.67 16.67 16.67 27.78 11.11 5.56 16.2
MN 11.11 11.11 5.56 11.11 11.11 5.56 16.67 16.67 0.00 5.56 22.22 16.67 11.11 0.00 11.11 22.22 16.67 22.22 5.56 11.11 22.22 11.11 11.11 5.56 11.81
MK 38.89 55.56 33.33 55.56 55.56 33.33 11.11 38.89 44.44 27.78 27.78 38.89 33.33 55.56 50.00 0.00 22.22 27.78 61.11 50.00 50.00 22.22 61.11 38.89 38.89
22.22 22.22 16.67 22.22 22.22 27.78 22.22 27.78 27.78 5.56 38.89 33.33 50.00 27.78 33.33 33.33 33.33 44.44 22.22 27.78 38.89 38.89 22.22 11.11

Ʃ 168
% 38.90 1 2 3 4 5
PH 32.41 45.56 19.44 46.30 25.93
TP 12.96 12.22 26.39 16.67 15.74
MN 9.26 12.22 9.72 20.37 11.11
MK 45.37 30.00 44.44 16.67 47.22
22.22 24.44 36.11 37.04 26.85
83

Lampiran 7. Data Pretest Kontrol


nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
E CRI A CRI C CRI E CRI D CRI D CRI E CRI A CRI C CRI B CRI A CRI A CRI C CRI D CRI D CRI C CRI A CRI D CRI E CRI B CRI B CRI A CRI B CRI E CRI JB MK TP PH MB
Ismail 1 0 0 1 0 3 0 1 0 0 1 3 1 3 0 1 0 1 0 0 1 2 0 1 1 0 0 0 0 0 1 3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 1 15 4 4
Melva Nainggolan 0 3 0 3 1 2 0 4 0 3 1 3 1 3 0 3 0 2 1 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 2 0 3 0 3 1 2 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 1 17 2 3 2
Aulia Putri Amir S 0 2 0 5 0 4 1 3 0 3 1 5 1 5 1 3 0 3 0 3 1 2 0 2 0 1 1 2 0 1 0 4 0 2 0 2 0 5 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 6 6 12 4 2
Uci Hernita 0 3 0 5 1 5 1 5 1 5 1 5 0 5 0 5 0 3 0 3 0 0 0 3 0 0 0 5 0 3 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 9 10 4 1
Adila Agustin 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 2 0 1 0 0 1 0 0 1 7 0 18 0 6
Putri Nanda Ravina 0 2 1 2 0 2 0 3 0 2 1 3 1 5 1 5 0 3 1 3 0 2 1 2 0 2 0 2 0 2 0 3 0 2 1 2 0 2 1 2 1 2 0 2 1 2 0 2 8 3 11 4 6
Alifia Rahmah Putri 0 3 1 3 1 2 0 4 0 3 1 5 1 2 1 5 0 2 0 3 0 1 1 1 0 0 0 2 0 3 1 5 1 2 0 0 1 4 0 0 0 0 0 3 1 3 0 2 9 6 8 6 4
Salsa Fadila 1 2 0 3 1 3 1 2 0 3 1 3 1 3 1 2 0 2 0 3 0 2 1 2 0 2 1 3 0 2 1 4 0 2 1 3 0 2 0 3 0 3 0 2 1 3 0 2 11 5 8 7 4
Maidina Godammiarti 0 2 0 2 0 2 0 3 0 2 1 4 0 3 0 2 0 2 1 2 1 3 0 2 0 3 0 2 0 3 0 4 1 3 0 3 0 3 0 2 0 4 0 2 0 3 0 2 4 9 11 3 1
Dwi Lestari 1 2 0 3 1 4 0 4 0 2 1 5 1 3 1 4 0 5 0 5 0 4 0 2 0 1 0 1 0 2 1 5 1 2 0 2 1 5 0 4 0 5 1 2 0 4 0 2 8 8 7 6 3
Suriya Fitriyanti 0 3 1 2 1 3 1 3 0 2 0 2 1 3 1 3 0 4 0 2 1 2 0 2 0 2 0 3 1 3 1 3 0 2 1 3 0 4 1 2 1 3 0 2 0 3 0 3 11 6 7 8 3
Uci Minhayati sh 0 3 1 5 1 3 0 2 0 2 1 0 1 5 0 5 0 3 0 4 0 1 1 3 1 1 0 3 1 2 1 4 0 4 0 1 0 3 0 3 0 2 1 3 0 3 0 1 9 9 5 7 3
Sera Herdiyan 1 3 1 3 1 4 1 3 0 5 1 5 1 5 1 4 0 2 0 5 1 0 1 1 0 2 0 1 0 1 1 5 0 4 0 2 0 1 0 2 0 5 0 0 1 2 0 0 10 3 9 9 3
M. Hadiva 0 0 0 3 0 3 0 3 0 0 1 5 1 5 1 0 0 3 0 0 0 3 0 0 1 0 0 3 0 0 1 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 7 12 3 2
Ahmad Maulana 0 2 0 0 1 1 0 3 1 2 1 4 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 1 2 0 3 1 3 1 2 0 2 0 0 0 0 0 1 0 1 7 2 13 2 7
Sorta Silvia Gloria P 0 3 1 3 1 4 0 3 1 2 1 4 1 2 1 2 1 3 0 3 0 2 0 2 0 2 0 2 1 3 1 2 0 2 0 2 0 2 1 3 0 3 0 3 1 3 0 3 10 6 7 7 4
Fitriani Nurhabita 0 1 0 2 0 3 0 1 0 0 0 0 1 3 1 2 0 2 0 2 0 3 1 5 1 2 0 0 0 0 1 4 1 3 1 1 1 5 0 1 0 1 0 2 1 5 0 1 3 2 13 6 3
Riski Widi Ananda 1 0 0 4 0 4 1 2 0 2 1 4 1 4 1 1 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 4 0 3 0 2 0 0 0 4 0 2 1 3 7 6 11 3 4

105 179 86 62 432


MK 6 7 5 8 4 0 2 3 7 8 4 2 2 5 3 4 6 2 6 4 5 4 5 3 105 24.31 24.31 41.44 19.91 14.35 100.00
TP 6 5 2 4 11 3 0 2 10 7 8 10 11 11 12 2 7 9 7 10 9 12 7 14 179 41.44
PH 1 4 7 4 1 14 12 6 1 2 1 2 0 1 2 9 3 3 3 1 3 1 4 1 86 19.91
MB 5 2 4 2 2 1 4 7 0 1 5 4 5 1 1 3 2 4 2 3 1 1 2 0 62 14.35
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 432

MK 33.33 38.89 27.78 44.44 22.22 0.00 11.11 16.67 38.89 44.44 22.22 11.11 11.11 27.78 16.67 22.22 33.33 11.11 33.33 22.22 27.78 22.22 27.78 16.67 24.31
TP 33.33 27.78 11.11 22.22 61.11 16.67 0.00 11.11 55.56 38.89 44.44 55.56 61.11 61.11 66.67 11.11 38.89 50.00 38.89 55.56 50.00 66.67 38.89 77.78
PH 5.56 22.22 38.89 22.22 5.56 77.78 66.67 33.33 5.56 11.11 5.56 11.11 0.00 5.56 11.11 50.00 16.67 16.67 16.67 5.56 16.67 5.56 22.22 5.56 19.91
MB 27.78 11.11 22.22 11.11 11.11 5.56 22.22 38.89 0.00 5.56 27.78 22.22 27.78 5.56 5.56 16.67 11.11 22.22 11.11 16.67 5.56 5.56 11.11 0.00
61.11 38.89 33.33 33.33 72.22 22.22 22.22 50.00 55.56 44.44 72.22 77.78 88.89 66.67 72.22 27.78 50.00 72.22 50.00 72.22 55.56 72.22 50.00 77.78 55.79
100.00
Ʃ 105
% 24.31
1 2 3 4 5
MK 27.78 26.67 16.67 22.22 25.00
TP 28.70 30.00 61.11 33.33 54.63
PH 28.70 24.44 6.94 27.78 12.04
MB 14.81 18.89 15.28 16.67 8.33
43.52 48.889 76.39 50.00 62.963
84

Lampiran 8. Data Posttest Kontrol


nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
E CRI A CRI C CRI E CRI D CRI D CRI E CRI A CRI C CRI B CRI A CRI A CRI C CRI D CRI D CRI C CRI A CRI D CRI E CRI B CRI B CRI A CRI B CRI E CRI JB MK TP PH MB
Ismail 0 3 0 2 0 2 0 2 0 0 1 5 1 3 0 2 0 1 0 3 1 3 0 1 0 0 0 2 0 3 0 3 1 2 1 3 0 2 0 2 0 4 0 0 0 3 0 0 5 6 13 4 1
Melva Nainggolan 0 3 1 4 0 4 0 3 1 3 0 3 1 4 1 5 0 4 0 3 0 3 0 2 1 3 0 3 0 3 0 5 0 3 1 4 0 3 0 3 0 4 0 3 0 3 0 3 6 17 1 6 0
Aulia Putri Amir S 1 4 0 4 0 4 1 3 0 5 1 5 1 5 1 5 0 3 0 3 1 5 0 4 0 3 1 3 0 2 0 4 0 3 0 1 1 4 1 3 0 3 0 3 0 3 1 5 10 12 2 10 0
Uci Hernita 0 5 0 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 0 5 0 5 0 5 1 5 0 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 5 0 0 0 0 0 5 0 5 0 0 0 0 1 5 7 12 5 7 0
Adila Agustin 1 5 0 4 0 5 1 3 0 3 1 4 1 5 0 5 0 5 0 5 1 4 0 1 0 2 0 4 0 4 1 4 0 3 0 5 1 4 1 4 0 5 0 5 0 4 1 5 10 13 5 6 0
Putri Nanda Ravina 1 4 0 3 0 3 0 4 0 4 0 3 1 5 1 4 0 2 1 5 1 3 1 3 0 4 0 4 0 3 0 5 0 2 1 5 0 5 1 3 1 3 0 3 1 3 1 5 11 11 2 11 0
Alifia Rahmah Putri 1 3 0 5 0 3 0 5 0 3 1 5 1 5 1 5 0 5 0 4 1 5 1 3 0 3 0 5 0 3 0 5 0 4 1 2 0 4 0 4 1 2 0 3 1 4 1 3 10 14 2 8 0
Salsa Fadila 1 3 1 3 1 4 1 5 0 3 1 5 1 5 1 5 0 4 1 3 1 5 1 5 0 4 0 4 0 3 1 5 0 4 0 4 1 4 0 3 0 5 0 3 0 4 1 3 13 11 0 13 0
Maidina Godammiarti 1 5 0 3 1 4 1 5 0 3 0 4 1 5 1 4 0 4 0 5 1 5 1 3 0 3 0 3 0 3 1 5 0 3 0 5 0 4 0 3 0 5 0 3 0 3 1 3 9 15 0 9 0
Dwi Lestari 1 3 0 5 1 5 0 3 0 3 1 5 1 5 1 5 0 5 0 5 1 5 1 3 0 3 1 2 1 4 1 5 0 4 0 4 0 3 0 5 0 5 0 4 1 3 0 3 11 13 0 10 1
Suriya Fitriyanti 1 3 0 3 1 4 1 3 0 3 0 4 1 5 1 3 0 4 0 5 1 4 1 3 0 2 0 3 1 5 1 4 1 3 0 3 0 3 1 5 0 5 0 4 0 3 1 3 11 11 1 12 0
Uci Minhayati sh 1 5 1 5 0 4 1 5 0 4 1 2 0 4 1 5 0 3 1 5 1 5 1 4 0 4 0 3 0 5 1 5 0 2 0 5 1 4 0 4 0 5 0 5 1 5 0 4 12 12 1 10 1
Sera Herdiyan 1 2 1 3 1 5 1 5 0 4 1 5 1 5 0 5 0 5 0 5 1 4 1 4 0 3 0 4 0 3 1 5 0 5 0 3 0 3 0 3 0 4 0 2 0 3 1 5 10 13 2 8 1
M. Hadiva 1 3 1 5 0 3 0 5 1 3 1 5 1 5 0 3 0 3 0 3 1 5 1 4 0 1 0 5 0 1 0 3 0 0 0 1 0 2 0 2 0 5 0 3 1 5 0 3 8 10 6 8 0
Ahmad Maulana 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 1 3 0 4 0 5 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 5 0 3 1 3 0 4 0 3 0 3 0 3 1 3 0 3 3 21 0 3 0
Sorta Silvia Gloria P 1 3 0 3 0 3 1 4 0 3 1 3 0 3 0 4 0 3 0 4 1 4 0 3 0 3 0 3 1 3 1 4 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 2 0 3 1 4 6 16 1 7 0
Fitriani Nurhabita 1 3 0 2 0 2 0 2 0 2 1 5 1 3 1 3 0 2 0 3 1 2 1 3 0 1 0 2 0 1 1 5 0 2 0 2 0 3 1 2 0 3 0 2 0 2 1 3 9 3 12 7 2
Riski Widi Ananda 0 3 0 4 1 2 1 3 0 3 1 4 1 3 0 3 0 3 0 4 0 4 0 2 0 2 0 2 0 2 1 5 1 2 1 5 0 3 1 3 0 2 1 2 1 1 1 3 10 8 5 7 4

218 58 146 10 432


MK 5 11 9 6 13 5 3 6 15 15 3 4 10 13 11 8 11 8 11 10 15 12 9 5 218 50.46 13.43 33.80 2.31 100.00
TP 0 2 2 2 2 0 0 1 3 0 0 4 7 3 4 2 4 5 4 3 2 5 2 1 58
PH 12 5 6 10 3 12 15 11 0 3 14 10 1 1 3 8 1 5 3 4 1 0 6 12 146
MB 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 1 1 0 10
432

MK 27.78 61.11 50.00 33.33 72.22 27.78 16.67 33.33 83.33 83.33 16.67 22.22 55.56 72.22 61.11 44.44 61.11 44.44 61.11 55.56 83.33 66.67 50.00 27.78 50.46
TP 0.00 11.11 11.11 11.11 11.11 0.00 0.00 5.56 16.67 0.00 0.00 22.22 38.89 16.67 22.22 11.11 22.22 27.78 22.22 16.67 11.11 27.78 11.11 5.56 13.43
PH 66.67 27.78 33.33 55.56 16.67 66.67 83.33 61.11 0.00 16.67 77.78 55.56 5.56 5.56 16.67 44.44 5.56 27.78 16.67 22.22 5.56 0.00 33.33 66.67 33.80
MB 5.56 0.00 5.56 0.00 0.00 5.56 0.00 0.00 0.00 0.00 5.56 0.00 0.00 5.56 0.00 0.00 11.11 0.00 0.00 5.56 0.00 5.56 5.56 0.00 2.31
5.56 11.11 16.67 11.11 11.11 5.56 0.00 5.56 16.67 0.00 5.56 22.22 38.89 22.22 22.22 11.11 33.33 27.78 22.22 22.22 11.11 33.33 16.67 5.56

Ʃ 218
% 50.46

1 2 3 4 5
MK 45.37 46.67 52.78 68.52 57.41
TP 7.41 4.44 20.83 18.52 15.74
PH 44.44 47.78 23.61 9.26 24.07
MB 2.78 1.11 2.78 3.70 2.78
10.19 5.56 26.39 24.07 18.52
85

Lampiran 9. dokumentasi

Pengarahan penyampaian materi dan cara


Pembukaan pengisian soal

Pengisian soal Penutup


86

pembukaan Pengarahan penyampaian materi dan cara


pengisian soal

Pengisian soal penutup

Anda mungkin juga menyukai