Kimia-FMIPA-UII
Disusun Oleh
Agus Taftazani
(2013)
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
analisis kualitatip
analisis kuantitatip
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
BAB 1: XRF
Interaksi Elektromagnetik
Ketika suatu cuplikan dikenai sinar dari sumber pengeksitasi akan terjadi tiga jenis
interaksi elektromagnetik yaitu, efek fotolistrik, efek compton dan produksi pasangan.
Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah terpancarnya elektron dari permukaan logam yang disinari suatu
sumber pengeksitasi dengan frekuensi yang cukup tinggi. Gelombang sinar yang datang
tersebut membawa energi. Sebagian energi ada yang diserap oleh elektron dan ada yang
terkonsentrasi pada elektron tertentu yang kemudian muncul kembali menjadi suatu
energi kinetik. Dalam proses tersebut, berkas cahaya yang kuat akan menghasilkan energi
elektron yang besar. Dalam proses ini biasanya diikuti oleh terpancarnya sinar-X dan
elektron auger dengan energi kinetik yang sama besar dengan energi ikat. Proses
terjadinya auger elektron disebabkan karena terjadinya kekosongan elektron pada suatu
orbital akibat terkena energi sinarX atau gamma.
Paparan sinar-X atau gamma dari luar ini menyebabkan elektron terlempar keluar dari
orbitnya, sehingga orbital yang kosong tersebut ditempati oleh elektron lain yang berasal
dari orbital yang lebih tinggi tingkatan energinya. Semakin besar energi ikat elektron
dalam suatu atom, maka kebolehjadian untuk terjadinya efek fotolistrik semakin besar
Efek Compton
Efek compton merupakan interaksi foton dengan elektron bebas atau dengan elektron
yang tidak terikat kuat pada inti karena lemahnya gaya coulomb yang mempengaruhinya.
Saat terjadi efek compton ini, tumbukan yang terjadi adalah jenis tumbukan elastis antara
sinar yang datang sebagai partikel foton dan elektron suatu atom dalam cuplikan.
Produksi Pasangan (Pair Production)
Produksi pasangan merupakan proses interaksi yang terjadi antara foton dengan materi
yang menghasilkan terbentuknya pasangan positron dan elektron dengan energi kinetik
yang sama besar.
Sinar gamma mempunyai karakteristik yang sama dengan sinar-X. Kekuatan masingmasing tipe interaksi elektromagnetik tersebut tergantung pada energi dan nomor atom
(Z) dalam unsur cuplikan. Unsur dengan nomor atom sedikit membutuhkan energi di
bawah 100 keV dan hanya mengalami proses fotolistrik. Efek Compton terjadi pada
range energi 1-2 MeV dan produksi pasangan pada range energi di atas 5 MeV
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
10-10 m = 1 A
Elektron
10-14 m
2/19/2013
aguszani@batan.go.id
15
TRANSISI ELEKTRON
Energi
Eksternal
Sinar-X
karakteristik
Gambar 2
2/19/2013
17
aguszani@batan.go.id
Target
Focusing Cup
Katoda
Pendingin
Filament
Sinar-X
2/19/2013
Windows
kV
aguszani@batan.go.id
20
Sumber Radioisotop
Sumber radioisotop adalah isotop-isotop tertentu yang dapat digunakan untuk
mengeksitasi cuplikan sehingga menghasilkan sinar-X yang karakteristik (Herlani dkk,
2011). Sinar-X yang dihasilkan berasal dari peluruhan radioaktif isotop-isotop tersebut.
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
Energi
Eksitasi (keV)
Aktivitas
Peluruhan
(mCi)
Waktu Paruh
(T1/2)
Iron-55 (55Fe)
5,9
20-50
2,7 tahun
Cadmium-109
(109Cd)
5 30
1,3 tahun
Americium241 (241Am)
5 30
432 tahun
Detektor
Tiga jenis detektor yang umum digunakan dalam analisis menggunakan spektrometer
sinar-X adalah alat cacah proposional isian gas, alat cacah sintilasi dan detektor-detektor
semikonduktor. Dari ketiga jenis detektor ini, setiap foton sinar-X sebanding dengan
tenaga foton. Pada detektor ini, sinar-X yang dideteksi diserap oleh atom gas, atom
iodium pada lempeng (NaI)Tl dan atom silikon pada lapisan Si(Li) (Susetyo, 1998).
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
10
Sumber radiasi
radioisotop
9/20/2013
Gambar
.. Sistem XRF dengan detector Si(Li)
aguszani@batan.go.id/KAI2/FMIPAdan MCAUIIdari Canberra
26
Metode Analisis
XRF dapat digunakan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur dalam suatu sampel.
Dalam spektrometri sinar-X, analisis kualitatif meliputi pembacaan spektrum cuplikan
yaitu identifikasi puncak-puncak hingga klasifikasi unsur berdasarkan puncaknya dengan
syarat XRF sudah terkalibrasi tenaga terlebih dahulu. Analisis kualitatif menggunakan
spektrometer sinar-X dapat menganalisis semua unsur dengan nomor atom 15 dalam
satu sampel sekaligus (Agus Taftazani, 2013).
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan metode absolut dan relatif. Metode absolut
dilakukan dengan menggunakan data efisiensi alat, sedangkan metode relatif dengan
standar pembanding seperti metode kurva standar, perbandingan tunggal (single
comparator) dan metode adisi (Taftazani, 2013).
Standar pembanding yang digunakan dalam analisis harus yang bersertifikat serta
mempunyai bentuk matrik dan kondisi pengukuran harus sama dengan sampel yang
dianalisis. Analisis kuantitatif berdasarkan intensitas unsur dalam satuan cps dan setelah
dibandingkan menjadi satuan berat mikro gram atau gram. Semakin besar nilai intensitas
menunjukkan semakin banyaknya kandungan unsur tersebut dalam sampel (Masrukan
dkk, 2007).
Kalibrasi Tenaga
Tinggi pulsa keluaran detektor dan penguat setara dengan tenaga sinar-X. pulsa dengan
tinggi tertentu dicatat dan dikumpulkan dalam suatu salur tertentu, sehingga nomor salur
akan sebanding dengan tenaga sinar-X yang terdeteksi. Hubungan kesebandingan ini
dapat ditentukan dengan cara mengeksitasikan beberapa unsur tertentu terpisah secara
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
11
= tenaga
= nomor salur
m
c
= slope
= intersep
Validasi Metode
Validasi metode adalah proses mengkonfirmasi bahwa satu metode mempunyai unjuk
kerja yang konsisten sesuai dengan apa yang dikehendaki dalam penerapan metode
tersebut (Samin, 2007). Kegiatan validasi metode meliputi pengujian presisi, akurasi dan
ketidakpastian.
Akurasi
Akurasi adalah kesesuaian hasil antara suatu analisis dan nilai benar/unsur. Nilai hasil
analisis kenyataannya merupakan perkiraan nilai benar dengan memperhitungkan nilai
ketidakpastiannya. Pengujian akurasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu i) analisis
bahan acuan dimana hasilnya dibandingkan dengan nilai analit sebenarnya, selisih hasil
tersebut memberikan nilai penyimpangan dari metode, ii) analisis bahan acuan/uji dimana
hasilnya dibandingkan dengan pengukuran dengan menggunakan metode lain. Selisihnya
memberikan nilai penyimpangan metode relatif terhadap metode lain. Cara kedua
dilakukan ketika tidak tersedia bahan acuan. Nilai bias atau penyimpangan ialah nilai
yang dipergunakan untuk mengukur kebenaran hasil analisis yang menyatakan perbedaan
antara hasil analisis yang diharapkan dengan nulai acuan yang merupakan estimator nilai
sebenarnya (Murniasih dkk, 2010).
Presisi
Presisi atau kecermatan suatu metode yaitu tingkat kedapat-ulangan suatu rangkaian hasil
uji diantara hasil-hasil itu sendiri. Presisi berhubungan dengan hasil suatu metode pada
pengulangan pengukuran sampel yang homogen dengan kondisi terkontrol. Presisi hasil
uji dapat dilakukan dengan pengulangan analisis, apabila variasi hasilnya kecil maka
dikatakan bahwa kecermatan pengukuran tersebut tinggi. Presisi didefinisikan sebagai
closeness of agreement atau seberapa dekat hasul-hasil pengujian atau analisis yang tidak
saling mempengaruhi satu sama lain yang diperoleh dalam kondisi tertentu. Kualitas dari
sebuah hasil pengukuran atau analisis dapat dilihat dari presisinya.
Ketidakpastian Baku Tipe A
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
12
Apabila suatu pengukuran dilakukan sebanyak n kali, maka nilai rerata dan simpangan
bakunya dapat dihitung. Simpangan baku atau standar deviasi (S) adalah suatu taksiran
sebaran populasi dimana n nilai tersebut diambil, yaitu
S = [ (Xi X)2]0,5/n-1.
(1)
Perhitungan ketidakpastian baku tipe A (), dilakukan dengan cara pengukuran
atau pengamatan berulang sehingga dapat diperoleh nilai rata-ratanya.
= S/n..
(2)
Ketidakpastian Baku Tipe B
Perhitungan ketidakpastian baku tipe B(), nilai ketidakpastian yang dilaporkan
bersumber dari acuan dalam sertifikat dibagi dengan faktor cakupan yang diberikan
dalam acuan sertifikat, bila tidak ditemukan informasi faktor cakupan, maka dapat
diambil 2 (dua) untuk distribusi normal persamaan (3) dan distribusi rekatangular
persamaan (4) dengan tingkat kepercayaan 95 %.
(x) = S/2 atau S/1,96.
(3)
(x) = S/3.
(4)
Perhitungan ketidakpastian gabungan (c) diperoleh dengan menggabungkan seluruh
ketidakpastian baku dari komponen-komponennya, yaitu dengan menjumlahkan seluruh
ketidakpastian baku, mengkuadratkan, dan menarik pangkat dua dari jumlahnya dengan
persamaan sebagai berikut.
c2 = B2 + C2 atau C = (B2 + C2)0,5.
(5)
Ketidakpastian diperluas (U), untuk mendapatkan probabilitas yang memadai bahwa nilai
hasil uji berada dalam rentang yang diberikan oleh ketidakpastian. Perhitungannya yaitu
dengan mengalikan ketidakpastian baku gabungan dengan faktor cakupan (2) yang
memberikan tingkat kepercayaan sekitar 95%.
U = k.C.
(6)
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
13
BAB 2
AUGER ELECTRON SPECTROSCOPY
(AES)
Disusun oleh
Agus Taftazani
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
14
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
15
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
16
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
17
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
18
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
19
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
20
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
21
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
22
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
23
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
24
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id
25
KIA-2/Bab.XRF-AES/FMIPA-UII-013/aguszani@batan.go.id