Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI

KIMIA ORGANIK III

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS DENGAN ENZIM LIPASE

Selasa, 28 April 2020

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
II.3 Mekanisme Kerja Enzim
Enzim adalah suatu katalis yang sangat selektif. Substrat akan terikat pada sisi aktif
suatu enzim. Kemudian substrat tersebut akan berinteraksi dengan enzim dan reaktan lainnya
sehingga dihasilkan produk yang diinginkan (Fang dkk, 2005)

S+ E ↔ ES R P+ E

II.4 Kinetika Reaksi Enzimatis

S
Kinetika reaksi enzimatis dapat dijelaskan dengan formula Henri, yaitu V =Vx [ ]
S+ K
dimana Vx adalah kecepata maksimum; K adalah konstanta; dan S adalah konsentrasi
substrat (Olls, 1983).

S+ E k 1 ES k 3 E + Produk
⇔ →

Persamaan tersebut diturunkan lebih lanjut oleh Michaelis dan Menten dimana dinyatakan

k2
bahwa K= =disosiasi konstan ES . Sehingga persamaan tersebut menjadi
k1

Km [ S ]
V=
Km
1+ (
Kcat
[ S] )
Vmax [ S ]
Dimana pada keadaan steady stale berlaku V = (Johson dan Goody, 2011).
Km+ [ S ]

III. Metode Percobaan

III.1 Alat

Alat yang digunakan adalah gelas ukur, mikropipet, gelas beker, pemanas elektrik,
neraca analitill, buret, Erlenmeyer, batang pengaduk, pipet tetes, vortex, dan botol falcon.

III.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah minyak kelapa sawit, akuades, enzim lipase, indicator
PP, n-heksana, dan NaOH 0,005 M.

III.3 Cara Kerja


III.3.1 Penentuan aktivitas spesifik enzim lipase

Sebanyak 1 gr minyak kelapa sawit dimasukkan ke dalam botol falcon. Sebanyak 0,1
gr enzim lipase, 1 µL akuades, dan n-heksana (sampai total 10 mL) ditambahkan. Campuran
diaduk dengan vortex dan diinkubasi pada suhu 37-40oC selama 30 menit. Campuran
didekantasi ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 10 mL methanol dan dititrasi dengan
NaOH 0,005 M. Prosedur dilakukan kembali, namun tanpa enzim lipase untuk perlakuan
control.

III.3.2 Kinetika Reaksi Enzim Lipase

Sebanyak 0,4; 0,8; 1,2; 1,6; 2; 2,2 gr minyak kelapa sawit dimasukkan ke dalam botol
falcon, lalu ditambahkan 0,1 gr enzim lipase. Kemudian ditambahkan 1 µL akuades dan n-
heksana sampai volume menjadi 10 mL. Campuran diinkubasi pada suhu 37-40 oC selama 30
menit. Campuran didekantasi ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 10 mL methanol.
Kemudian campuran dititrasi dengan NaOH.

IV. Hasil dan Pembahasan

IV.1 Hasil Percobaan

IV.1.1 Penentuan Aktivasi Spesifik Enzim Lipase

Massa minyak kelapa sawit Perlakuan Volume NaOH 0,005 M


Dengan enzim 13,6 mL
1 gr
Tanpa enzim 10,5 mL

IV.1.2 Kinetika Reaksi Enzim Lipase

Massa minyak kelapa sawit (gr) Volume NaOH 0,005 M (mL)


0 0,5
0,4 4,2
0,6 5,8
0,8 9,1
1 11,9
1,2 13,5

IV.2 Pembahasan
Percobaan diawali dengan melakukan uji aktivitas enzim lipase. Hal ini dilakukan

dengan membandingkan jumlah NaOH yang dibutuhkan sebagai titran untuk menitrasi asam
lemak hasil hidrolisis minyak kelapa sawit dengan dan tanpa enzim lipase. Dalam percobaan
ini, minyak kelapa dan air merupakan reaktan dalam reaksi hidrolisis yang berjalan.
Sementara enzim lipase merupakan biokatalis untuk mempercepat reaksi hidrolisis dan n-
heksana berperan sebagai pelarut. Air yang digunakan harus dalam jumlah yang sedikit
karena enzim lipase dapat larut dalam air sehingga dapat menghambat kinerja dari katalis ini
jika digunakan air yang berlebih. Pelarut n-heksana dapat digantikan dengan pelarut non-
polar lainnya seperti dietil eter, PE, atau aseton. Penambahan pelarut akan membuat minyak
kelapa sawit lebih mudah bereaksi dengan air dan enzim karena jarak antar molekul minyak
kelapa sawit menjauh. Reaksi hidrolisis trigliserida yang terjadi dengan air sebagai berikut :

Reaksi hidrolisis trigliserida ini berlangsung secara bertahap. Dengan adanya bantuan
enzim, reaksi pun akan berjalan lebih cepat. Selain itu, reaksi pun dapat terjadi pada suasana
netral (pH≈7) berbeda dari reaksi hidrolisis ester biasa yang memerlukan suasana asam atau
basa. Mekanisme dari reaksi enzimatis tersebut adalah sebagai berikut :
Sebelum inkubasi, dilakukan campuran minyak kelapa sawit, air, enzim lipase, dan n-
heksana divortex. Hal ini bertujuan untuk membantu pengikatan enzim lipase dengan substrat
minyak kelapa sawit. Pada umumnya, reaksi enzimatis berlangsung pada suhu 37-40 oC pada
pH netral. Suhu yang terlalu panas akan dapat merusak enzim karena sifat enzim yang tidak
tahan dengan panas (memiliki batas temperature tertentu untuk bereaksi secara optimum).
Faktor lain yang dapat merusak enzim adalah pH.

Setelah diinkubasi, dihasilkan asam lemak dan gliserol. Campuran tersebut


ditambahkann methanol sebagai pelarut dalam proses titrasi. Asam lemak mudah larut dalam
methanol dibandingkan dengan air sehingga pemilihan methanol lebih tepat. Kemudian
ditambahkan indicator PP yang merupakan indicator titrasi. Ketika campuran dititrasi dengan
NaOH terjadi reaksi sebagai berikut :

Ketika titik akhir titrasi tercapai, larutan berubah warna dari tidak berwarna menjadi merah
muda. Fenomena ini disebabkan oleh perubahan struktur indicator PP yang digunakan.
Perubahan struktur sebagai berikut :
Selain menggunakan NaOH, dapat digunakan basa kuat lain seperti KOH sebagai titran. Basa
lemah seperti NH3 juga dapat digunakan namun volume titrasi yang dihasilkan akan lebih
banyak untuk mencapat titik ekuivalen sehingga kurang efektif dan boros.

Reaksi enzimatis adalah reaksi yang berjalan dengan bantuan enzim sebagai
biokatalis. Suatu enzim adalah katalis yang sangat baik karena memiliki spesifikasi yang
sangat tinggi. Produk yang dihasilkan dari reaksi enzimatis pun sangat spesifik dan reaksi
memiliki efektivitas tinggi. Bila tidak ditambahkan enzim lipase, reaksi hidrolisis trigliserida
dapat berjalan namun akan sangat lambat. Beberapa kukurangan dari penggunaan enzim
sebagai biokatalis adalah perlunya perhatian khusus terkait kondisi enzim. Apakah kondisi
reaksi dapat merusak atau menggangu enzim untuk mengkatalis secara optimum. Control ini
cukup sulit dilakukan mengingat sifat enzim yang sangat sensitif.

Berdasarkan hasil grafik 1/V vs 1/[S], diperoleh persamaan garis dengan regresi yang
sangat kecil yaitu 0.1673. Nilai Km yang didapat adalah -8.66731.10 -5 M/menit dan nilai
Vmax adalah 0.006933851 M/menit. Nilai Km merupakan konsentrasi substrat saat
kecepatan reaksi setengah dari Vmax dan nilai Km harusnya bernilai positif. Pada percobaan
ini dihasilkan nilai Km yang negative dapat terjadi karena rusaknya enzim lipase yang
digunakan dan adanya air yang terlalu banyak sehingga enzim larut dalam air dan tidak
melakukan tugasnya secara optimum. Selain itu, factor lain yang dapat mempengaruhi adalah
NaOH yang digunakan. Perlu dilakukan standarisasi agar konsentrasi NaOH dapat diketahui
secara akurat. Nilai Vmax yang merupakan nilai kecepatan reaksi saat konsentrasi substrat
sudah jenuh/maksimal masih dapat diterima dengan nilai yang positif. Dari hasil percobaan
ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak minyak kelapa sawit yang digunakan maka
akan semakin banyak NaOH yang diperlukan. Artinya semakin banyak asam lemak yang
dihasilkan dari reaksi hidrolisis pada minyak kelapa sawit dan reaksi bergeser kearah produk.
V. Kesimpulan

V.1 Enzim lipase dapat mengkatalis reaksi hidrolisis trigliserida yang terkandung dalam
minyak kelapa sawit.

V.2 Aktivitas spesifik enzim liase yang didapat adalah 1.72 U/gr dan nilai Km serta nilai
Vmax kinetika reaksi enzimatis adalah -8.66731.10-5 M/menit dan 0.006933851
M/menit.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, J., Wu, C., Wang, P., dan Tsai, S., 2012, Kinetika and Thermodynamic Investigation of
Lipase-Catalyzed Hydrolysis of (R,S) 3-phenylbutyl Azolides, Ind. Eng. Chem. Res.,
51 (9), 3580-3586.

Fang, S., Lee, H., Wark, A., Kim, H., dan Corn, R., 2005, Determination of Ribonuclease H
Surface Enzyme Kinetics by Surface Plasmon Resonance Imaging and Surface
Plusmon Fluoroscence Spectroscopy, Anal. Chem., 77(20), 6528-6534.

Ha, T.J., Nihei, K.I. and Kubo, I., 2004. Lipoxygenase Inhibitory Activity Of Octyl Gallate.
Journal Of Agricultural And Food Chemistry, 52(10), pp.3177-3181.

Johnson, K.A. and Goody, R.S., 2011. The Original Michaelis Constant: Translation Of The
1913 Michaelis–Menten Paper. Biochemistry, 50(39), pp.8264-8269.

Mba, O.I., Dumont, M.J. and Ngadi, M., 2015. Palm Oil: Processing, Characterization And
Utilization In The Food Industry–A Review. Food Bioscience, 10, pp.26-41.

Mulyadi, D. and Asmara, Y., 2014. Identifikasi Potensi Enzim Lipase Dan Selulase Pada
Sampah Kulit Buah Hasil Fermentasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 18(3), pp.159-
166.

Ollis, D., 1983, Kinetics of Enzyme System, Foundation of Biomedical Engineering, 27-52.
Perhitungan

1. Penentuan aktivitas enzim

Trigliserida+ 3 H 2 O→ Gliserol+3 FFA3 FFA + NaOH → RCOONa+ H 2 O

VNaOH yang digunakan = Vtanpa enzim - Vdgn enzim

VNaOH = 13,6 – 10,5 mL = 3,1 mL

Mol NaOH = 3,1 mL x 0,05 M = 0,155 mmol

1
Mol trigliserida = x 0,155 mmol = 0,05166 mmol (dalam 30 menit)
3

Maka jumlah Mol trigliserida per menit adalah = (0,05166 mmol) / 30 menit

= 1,72.10-3 mmol/menit

Satuan unit enzim (U) = 1,72 µmol/menit

1,72U
Aktivitas spesifik enzim lipase = =17,2 U / gr
0,1 gr

2. Kinetika reaksi enzim lipase

No Jenis Asam Lemak Konsentrasi (%) Berat Molekul Asam Lemak


1 Asam mistirat 1 1.8338
2 Asam palmitat 43.5 91.97205
3 Asam stearat 4.3 10.29764
4 Asam oleat 36.6 86.91402
5 Asam linoleat 9.1 21.42595
total 212.4435
Mr Minyak Sawit 810.3304

mmol substrat = Massa Substrat/Mr Minyak Kelapa Sawit


[S] = mmol substrat/10 mL
Mol FFA = (V NaOH titrasi - V NaOH tanpa enzim). M NaOH
[FFA] = mmol FFA/ 10 mL
V= [FFA]/30 menit
                 
Massa Volum
minyak e V
mmol mmol [FFA]
kelapa [S] M NaOH (M/meni 1/[S] 1/V
subs FFA M
sawit 0,005 t)
(gr) M (mL)
0.00049 4.94E- 20258.2
0.4 4.2 -6.3 -0.63 -0.021 -47.619
4 05 6
13505.5 -
0.6 0.00074 7.4E-05 5.8 -4.7 -0.47 -0.01567
1 63.8298
0.00098 9.87E- 10129.1 -
0.8 9.1 -1.4 -0.14 -0.00467
7 05 3 214.286
0.00123 0.00012 8103.30 214.285
1 11.9 1.4 0.14 0.004667
4 3 4 7
0.00148 0.00014 6752.75
1.2 13.5 3 0.3 0.01 100
1 8 3

Grafik 1/V vs 1/[S]


250
200
150
100
50
f(x) = − 0.01 x + 144.22
1/[S]

0 R² = 0.17
6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 22000
-50
-100
-150
-200
-250
1/V

Slope = Km/Vmax ; Intersep = 1/Vmax


M/meni
Vmax = 1/144.22 = 0.006933851 t
M/meni
Km = Slope x Vmax = -8.66731E-05 t

Anda mungkin juga menyukai