Anda di halaman 1dari 4

3.8.

Pengolahan Limbah Pabrik

3.8.1. Unit Pengolahan Limbah Cair


Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kimia PT Petrokimia Gresik
memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan kondisi lingkungan baik yang bersifat teknis
maupun sosial, sehingga keberadaan perusahaan ini tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan di sekitarnya.
Komitmen PT Petrokimia Gresik sebagai pembina lingkungan yang baik dipertegas
dengan dibentuknya Biro Lingkungan di bawah koordinasi direktorat Litbang. Unit ini
bertugas mengawasi segala kegiatan yang ada di kompleks industri PT Petrokimia Gresik
yang berkaitan dengan masalah lingkungan, sehingga diharapkan masalah lingkungan dapat
ditangani dengan baik. Untuk mendukung program “Industri Berwawasan Lingkungan” di
setiap unit produksi sudah di lengkapi peralatan untuk penanganan limbah.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam pengelolaan lingkungan adalah program
minimalisasi limbah, yaitu usaha untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksinitas dan
tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan serta pencegahan langsung ke sumber
pencemaran. Program minimalisasi limbah di kelompokkan menjadi 3 macam, yaitu daur
ulang (recycle), perolehan kembali (recovery), dan penggunaan kembali (reuse).
Untuk menangani masalah limbah, setiap unit produksi dilengkapi dengan peralatan
pengolahan limbah dengan spesifikasi sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan. Limbah
yang dihasilkan oleh masing-masing departemen produksi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :

Tabel 3.2. Klasifikasi Limbah

Jenis Limbah Zat Buangan Pengolahan Limbah

Amonium Biologi

Urea Biologi

Limbah Cair Flour Fisika/Kimia

Phospat Fisika/Kimia

Partikel Padat Fisika/Kimia

Emisi Limbah NH3 Scrubber/Absorber


SO2 Scrubber/Absorber

Flour Scrubber/Absorber

Bag Filter, Cyclone, Scrubber, Electrostatic


Debu
Precipitator

B3 Dikirim ke PT PPLI Cileungsi Bogor


Limbah Padat
Non B3 Di jual untuk di manfaatkan

Pengelolahan Limbah cair di PT Petrokimia Gresik secara sederhana ditunjukkan oleh


blok diagram berikut ini :

Gambar 3.20. Diagram Blok Pengelolaan Limbah

Limbah cair yang berasal dari Departemen Produksi I, II, dan III PT. Petrokimia Gresik
diolah dalam satu tempat pengelolahan limbah yaitu unit WWT (Waste WaterTreatment).
Sebelum masuk ke unit WWT, limbah harus berada pada pH minimal 5.Sehingga pada
masing-masing departemen produksi, ada penyesuaian pH terlebih dahulu sebelum dialirkan
ke unit WWT ini. Dalam unit WWT ada beberapa tahapan proses yang berlangsung,
diantaranya :
1. Equalizer
Limbah yang berasal dari setiap departemen produksi di PT. Petrokimia Gresik di
tampung dalam bak equalisai dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat
debit aliran yang berubah-ubah. Setelah didapatkan debit yang relatif stabil yang kemudian
limbah cair dialirkan ke bak sedimentasi.
2. Bak sedimentasi
Bak sedimentasi merupakan tempat untuk memisahkan limbah cair dari suspensi yang
terikut didalamnya. Prosesnya lebih dikenal dengan istilah pengendapan secara gravitasi.
Pada bak sedimentasi limbah diolah secara fisika dan biologis. Secara fisika, limbah di
sedimentasi sedangkan secara biologi limbah diolah dengan proses aerob menggunakan
lumpur aktif. Proses aerob merupakan proses biologi dengan menggunakan oksigen. Dalam
proses penguraian secara biologi dengan lumpur aktif, limbah sebagai senyawa organik
dicampur dengan mikroorganisme sehingga limbah tersebut dapat terurai menjadi komponen
yang lebih sederhana yang tidak berbahaya lagi bagi lingkungan. Bagian-bagian penting yang
terintegrasi dalam unit lumpur aktif yaitu :
Sub unit bak aerasi sebagai wadah bercampur dan bereaksinya elemen reaksi
seperti mikroba, limbah sebagai senyawa organik, dan oksigen.
Sub unit bak pengendapan sebagai tempat pemisahaan lumpur aktif secara
gravitasi.
Sistem pengendali lumpur untuk mengontrol besarnya debit lumpur yang
diresirkulasi dan lumpur yang di buang.
3. Thickener
Thickener merupakan tempat untuk mengendapkan kembali sejumlah padatan yang
belum terendapkan dalam bak sedimentasi. Proses pengendapannya dengan cara
mengkosentrasikan/memusatkan padatan sehingga terpisah dari cairanya. Thickening pada
umumnya melibatkan proses fisika seperti sentrifugasi.
4. Bak koagulasi
Dalam bak koagulasi terjadi proses koagulasi dan flokulasi. Koagulan yang di
tambahkan adalah kapur dan polyelectrolyte. Di dalam bak koagulasi in juga terjadi proses
netralisasi sampai pH minimal 6 sehingga limbah aman di buang ke lingkungan. Selanjutnya
limbah cair dialirkan keselokan menuju kelaut. Sedangkan endapannya diambil kemudian di
timbun dalam tanah sebagai landfill.

3.8.2. Unit Pengolahan Limbah Gas


Untuk Limbah gas diolah langsung pada masing-masing departemen produksi. Untuk
Departemen Produksi I limbah gas yang dihasilkan dari pabrik urea di lakukan di unit operasi
prilling tower. Supaya emisi gas yang dibuang ke lingkungan tidak mengandung partikel urea
terlalu banyak, maka kandungan urea dalam udara buangan dikurangi di dalam packed bed
dust recovery dan dust chamber.
Pembutiran urea di prilling tower menggunakan udara panas, sehingga unit
prillingtower menghasilkan udara buangan yang mengandung partikel urea. Untuk
mengurangijumlah partikel urea yang terkandung dalam udara, partikel urea ditangkap oleh
packedbed dust recovery unit, lalu disemprotkan larutan urea 20% untuk melarutkan debu
ureayang terperangkap di packed bed. Larutan urea dari packed bed dimasukkan ke
dustchamber. Dust chamber adalah unit yang berfungsi penyedia larutan urea 20% yang
diperlukan untuk pelarutan debu urea di packed bed dust recovery unit. Untuk
menjagakonsentrasi larutan urea pada konsentrasi 20%, ke dalam dust chamber ditambahkan
air sebagai make up.
Pengolahan limbah gas (keluaran rotary dryer) di pabrik ZA menggunakan dua buah
wet cyclone. Wet cyclone berfungsi untuk mengurangi kadar ZA dalam udara panas yang
berasal dari rotary dryer. Reaksi di saturator bersifat eksotermis, sehingga menghasilkan uap
yang mengandung amonia. Uap yang terbentuk dikondensasi sehingga dihasilkan kondensat
yang digunakan kembali untuk keperluan proses di pabrik ZA.

3.8.3. Unit Pengolahan Limbah Padat


Pengolahan limbah padat di PT Petrokimia Gresik adalah :
Recycle dan Reuse untuk proses produksi internal.
Treatment untuk meningkatkan value sehingga mempunyai nilai jual.
Ditampung sementara di disposal area.
Buangan padat berupa phosphor Gypsum dapat digunakan kembali untuk bahan baku
pembuatan cement retarder, pupuk ZA, dan plester board. CaSO4.2H2O (fosfoGypsum) yang
merupakan limbah dari pabrik asam fosfat akan diolah dalam pabrik cement retarder dengan
ditambahkan kapur sehingga dihasilkan Gypsum 94% yang digunakan sebagai bahan baku
pabrik semen.

Anda mungkin juga menyukai