DOSEN PEMBIMBING :
Wiwik Sumarmi, Ir.MT.
Disusun oleh :
Universitas Muhammadiyah
SIDOARJO
2019
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa,karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya pada kita semua,sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan lancar.
Adapun penyajian karya tulis ini yang masih jauh dari
kesempurnaan.namun,kami tetap berusaha sebatas kemampuan dan pengetahuan yang
telah kami peroleh,serta materi pendukung lainnya untuk menyelesaikan karya tulis ini.
Dalam hal ini kami menyadari bahwa sesungguhnya karya tulis ini masih banyak
kekurangan,mengingat kami masih dalam tahap proses belajar,oleh karena itu pasti
karya tulis ini tak luput dari kesalahan,untuk itu kami mohon maaf yang sebesar
besarnya.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di era global yang sekarang ini, banyak berdirinya industri industri. Baik itu
industri formal maupun non formal. Industri tersebut tiap harinya akan melakukan suatu
proses produksi, untuk memenuhi permintaan dari konsumen. Namun harus
diperhatikan pula, bagaimana proses produksi yang tiap harinya melakukan produksi,
limbah yang dihasilakanpun akan ada dan harus benar-benar tidak luput dari
pengawasan untuk nantinya jika dibuang ke lingkungan tidak akan mencemari, baik itu
tanah, udara, maupun air. Disamping itu banyak sekali permintaan produksi juga
mempengaruhi bagaimana perusahaan menerapkan produksi bersih dalam
perusahaannya. Artinya dari proses awal hingga akhir limbah yang dihasilkan dari
proses produksi tidak ada, atau dengan kata lain limbah dikelolah untuk dimanfaatkan.
Produksi bersih berfokus pada usaha pencegahan dan penanggulangan dari terbentuknya
limbah, yang merupakan salah satu indikator inefisiensi. Dengan demikian, usaha
pencegahan tersebut harus dilakukan sejak awal proses produksi dengan mengurangi
terbentuknya limbah serta pemanfaatan limbah yang terbentuk melalui daur ulang.
Produksi bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada
proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan mengurangi risiko terhadap
manusia dan lingkungan. Hal tersebut, memiliki tujuan untuk meningkatkan
produktivitas dengan memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik pada penggunaan
bahan mentah, energi dan air, mendorong performansi lingkungan yang lebih baik,
melalui pengurangan sumber-sumber pembangkit limbah dan emisi serta mereduksi
dampak produk terhadap lingkungan.
4
Rumusan Masalah
1. Apa itu profil tentang PT Madurasi Nusa Perdana Boyolali?
2. Bagaimana cara produksi dari awal hingga akhir proses produksi di PT Madusari
Nusa Perdana Boyolali?
3. Cara pengelolaan limbah yang dilakukan oleh PT.Madusari Nusa Perdana Boyolali
dari awal proses produksi hingga akhir proses produksi?
Tujuan
1. Mengenal dan mengetahui profil tentang PT Madusari Nusa Perdana Boyolali
2. Mengetahui dan memahami bagaimana cara produksi dari awal hingga akhir proses
produksi di PT Madusari Nusa Perdana Boyolali
3. Mengetahui pengelolahan limbah yang dilakukan oleh PT.Madusari Nusa Perdana
Boyolali dari awal proses produksi hingga akhir proses produksi.
4. Mengetahui undang-undang pelaksanaan produk di PT.Madusari Nusa Perdana
Boyolali.
5
BAB II
Pembahasan
Cara produksi dari awal hingga akhir proses produksi di PT Madusari Nusa Perdana
Boyolali
Proses produksi yang dilakukan pada PT.Madusari Nusa Perdana terdapat
beberapa proses, dari mulai proses peracikan bumbu yang akan dibuat sosis, pemasakan,
hingga di proses terakhir pengemasan.
Secara lebih detail dijelaskan pada bagan dibawah ini :
Limbah padat dan cair dalam proses penerimaan bahan baku ini adalah dengan
Penerimaan
bahan baku adanya sisa-sisa daging tersebut yang sebelumnya di peiksa terlebih dahulu.
Limbah cair yang dihasilkan pada proses penyimpanan daging di freezer yaitu
Penyimpanan dengan mencairnya air daging yang di keluarkan di dalam freezer tersebut.
daging
Limbah padat dan cair yang dihasilkan pada proses daging digiling yaitu dengan
Daging
digiling. adanya sisa-sisa daging digiling tersebut dan minyak dagingnya itu sendiri.
Limbah cair yang dihasilkan pada proses pencampuran bumbu yaitu dengan sisa-
Pencampuran
sisa bumbu yang sudah terpakai di pencampuran daging tersebut.
bumbu
Limbah cair yang dihasilkan pada proses pencampuran pasta yaitu dengan sisa-
Pencampuran sisa pasta yang sudah terpakai di pencampuran daging tersebut.
pasta
Limbah padat dan cair yang dihasilkan pada proses perebusan ini yaitu dengan
Proses adanya sisa-sisa daging yang biasanya tidak terpakai dan air rebusan daging itu
perebusan sendiri.
Limbah padat yang di hasilkan pada proses pemeriksaan yaitu dengan adanya
Pemeriksaan yang mungkin daging yang tidak berkualitas standart pangan maka daging
tersebut dibuang.
Limbah cair yang dihasilkan pada proses pendinginan yaitu dengan adanya sisa
Proses dari air yang akan disemprotkan ke daging tersebut, untuk menurunkan suhu.
pendinginan
Limbah padat yang dihasilkan pada proses pengemesan yaitu biasanya produk
daging itu mengalami kerusakan pada proses pengemasan.
Proses
pengemasan
Gudang
penyimpanan
7
Mesin Filler
f. Proses perebusan :Sosis yang sudah terbentuk dari proses stuffing, di rebus dalam
sebuah kettle ( Boil Kettle ), dengan suhu 70 – 75 oC, waktu perebusan tergantung
pada jenis sosis.
g. Pendinginan : merupakan proses pendinginan dengan menggunakan Cooling
Chamber. Alat ini digunakan untuk proses pendinginan terhadap produk sosis yang
telah melalui proses cooking. Di dalamnya terdapat aliran air dingin yang telah
disterilkan (air ozon) yang nantinya akan disemprotkan secara cepat ke produk
untuk menurunkan suhu produk. Pendinginan Cepat ini memerlukan waktu ± 2
menit untuk setiap lot produk. Setelah didinginkan cepat, sosis disimpan dalam cold
9
room bersuhu Chiller (0-5 oC), Chiller Room ini memiliki spesifikasi khusus, yaitu
memiliki hembusan angin blower pada evaporator yang sangat kuat. Kami
menyebutnya sebagai Blast Chiller.
Cooling Chamber
h. Proses pengemasan : Proses packaging disini yaitu vacuum Packaging. Produk
sosis dimasukkan kdalam kemasan sesuai quantity yang ditentukan. Pada mesin ini
terdapat pengaturan secara otomatis mulai dari proses sealing kemasan ,
pengeluaran udara / gas-gas dalam kemasan dan pendinginan yang dinyatakan
dalam satuan detik. Proses pengemasan ini dibantu dengan conveyor untuk
memudahkan pekerjaan. Dengan adanya proses pengeluaran udara dari dalam
kemasan maka produk dikemas secara vakum sehingga mengurangi tingkat
kerusakan produk.
Pengelolahan limbah yang dilakukan oleh PT.Madusari Nusa Perdana Boyolali dari awal
proses produksi hingga akhir proses produksi.
Suatu proses produksi, dimanapun berada pasti menghasilkan limbah, baik itu
berbahaya maupun tidak. Berikut adalah beberapa limbah yang dihasilkan dari proses
pembuatan Sosis Kimbo pada PT Madusari Nusa Perdana yang berada pada daerah
Boyolali,yaitu :
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari bahan kertas, karton, dan plastik yang reject
sepanjang proses produksi. Limbah padat kertas, karton dan plastik yang
direject (potongan tidak sempurna, berat tidak sesuai) dikirim ketempat
pemesanan barang. Sedangkan limbah padat yang tidak dapat ditoleransi lagi,
10
dibuang ketempat pembuangan sampah. Mengenai volume dari limbah padat ini
tidak tentuatau sangat fluktuatif karena tergantung dari kualitas plastic kemasan
yang di pesan. Limbah padat yang lain adalah berupatulang yang telah
dipisahkan dari dagingnya dan telah dihancurkan. Volume dari limbah tulang ini
setiap harinya mencapai ±70 kg. Limbah yang berupa tulang ini diserahkan
kepada industry pakan ternak yang akan dijadikan sebagai bahan baku pakan
ternak. Limbah padat yang lain berupa sosis yang gagal yang telah masuk
penyotiran, sosis yang rusak dengan ciri pecah atau bengkok. Limbah sosis yang
gagal tersebut selanjutnya dicacah dan dibuang ketempat pembuangan sementara
dan selanjutnya diolah oleh pihak ke 3.
b. Limbah Cair (waste water)
Limbah cair terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Open drainage, seperti air buangan komersial (toilet, dapur dan lain-lain).
Limbah yang berasal dari open drainage dibuang langsung melalui
saluran pembuangan karena tidak dianggap berbahaya. Cara pengelolaan
IPAL:
1. Penyaringan
Penyaringan ini dibutuhkan untuk memisahkan padatan yang terbawa oleh limbah
cair, penyaringan ini dipasang sesuai dengan kebutuhan
2. Bak / Tangki Ekualisasi
Tangki ekualisasi ini berfungsi untuk menampung limbah yang keluar sebelum
diolah sehingga kualitas limbah menjadi homogen. Besarnya bak / tangki
ekualisasi ini diperlirakan sama
dengan junlah limbah cair yang dihasilkan tiap hari.
3. Fixed Bed Reaktor
Fixed Bed Reaktor merupakan peralatan pengolahan Anaerobic yang biasa
digunakan untuk COD diatas 6000 ppm. Fixed Bed Reaktor juga merupakan
peralatan proses biologi yang murah dan mudah pengoperasiannya, selain itu
efisiensinya bisa mencapai 90 %.
4. Trikling Filter Trikling Filter merupakan peralatan proses biologi aerob dan anaerob
yang biasa digunakan untuk mengolah limbah dengan COD sampai dengan
11
Bagian I : Sisa-sisa dari pengolahan limbah sosis tersebut di saring terlebih dahulu
menggunakan alat penyaringan, dimana air itu dijernihkan biar tidak terkena
limbah dari daging tersebut
Bagian II : Sisa-sisa pengolahan limbah hampir habis, di karenakan di bagian I
diolah sebagian, jadi di bagian II ini masih ada sisa-sisa pembuangan limbah
daging sosis itu.
Bagian III : Di bagian III ini limbah daging sosis sudah mulai hilang, di
karenakan sudah diolah di bagian II, sehabis itu limbah di keluarkan ke tempat
pembuangan ke luar.
Perizinan sisa-sisa pembungan limbah daging sosis:
Kewajiban Izin Pembuangan Air Limbah daging sosis ke Sungai. adalah salah bentuk
pelaksanaan kewajiban bagi kegiatan/ usaha untuk mencegah dan menangulangi terjadinya
pencemaran air, sebagaimana diatur dalam Pasal 37 Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Apabila penanggung jawab usaha/ kegiatan melanggar ketentuan tersebut, dengan
membuang air limbah tanpa memiliki izin, maka diancam dengan sanksi administrasi,
sebagaimana diatur dalam Pasal 48 PP Pengendalian Pencemaran Air.
Tujuan dari skema tersebut adalah untuk memperkecil lemak yang lolos ke proses berikutnya
sehingga dapat meningkatkan mutu air yang akan dibuang.
yang paling penting dari proses aerasi ini adalah dapat menurunkan kadar BOD secara
siknifikan.
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses
pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok
bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan
tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut
dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat
organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob,
kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di
dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau.
Proses aerasi yang dilakukan pada tahap ini adalah menggunakan metode aerasi
difusi. Pada aerasi secara difusi sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui
diffuser. Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-
gelembung (bubbles).
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis dan Persyaratan Kompetensi Pelaksanaan Retrofit dan Recycle pada Sistem
Refrigerasi.
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.KESIMPULAN
Mengenai penerapan dalam pengolahan limbah yang ada di perusahaan sosis PT
Madusari Nusa Perdana Boyolali maka dapat diketahui manfaat umum bagi perusahaan dan
lingkungan terkait teknologi bersih yang dilakukan. Keuntungan bagi perusahaan yakni dengan
adanya teknologi pengolahan limbah yang baik maka akan tercipta kondisi lingkungan
perusahaan yang baik dan higienis sehingga produk yang dihasilkan memiliki mutu yang baik.
Limbah yang sudah tidak beracun dan sudah terpilih melalui berbagai tahapan serta proses
tertentu akan berdampak baik bagi lingkungan sekitar tanpa adanya pencemaran sehingga
mampu memberikan kepercayaan kepada perusahaan PT Madusari Nusa Perdana Boyolali untuk
terus mengembangkan hasil produksi sosis tanpa mengganggu lingkungan masyarakat.
5.2. SARAN
Perusahaan harus mampu mempertahankan dan mengembangkan produksi Sosis yang
sudah berkembang saat ini dengan mutu yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, proses
pengolahan produksi, sampai pada tahap akhir pengemasan dan pembuangan akhir limbah
perusahaan dengan baik.
17
DAFTAR PUSTAKA