Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan industri yang sangat pesat menyebabkan munculnya industri baru yang
secara otomatis dapat menambah limbah buangan industri hasil dan proses produksinya.
Limbah yang dimiliki berbeda-beda di dalam jenis maupun banyaknya, tergantung dari jenis
usaha masing-masing perusahaan. Limbah industri yang dihasilkan dapat berupa limbah
padat, cair dan gas.
Limbah merupakan benda (Padat, Cair, Gas) yang tidak diperlukan dan dibuang,
limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Apabila
dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga
mengganggu keseimbangan ekosistem alam.
Peraturan-peraturan tentang masalah pengelolaan limbah telah banyak dikeluarkan,
karena masalah limbah semakin meningkat dan tersebar luas di semua sektor. Undang-
undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai
pengganti Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menempatkan masalah bahan dan limbah berbahaya sebagai salah satu perhatian utama,
akibat dampaknya terhadap manusia dan lingkungan apabila tidak dikelola secara baik.
Limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari lingkungan, limbah hasil buangan
industri akan dapat menurunkan kualitas air dan dapat berpotensi menimbulkan dampak yang
buruk terhadap komponen lingkungan biotik maupun abiotik jika tidak diolah dengan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber-sumber limbah?
2. Bagaimana cara pengolahan limbah padat, cair dan gas?
3. Apa saja contoh industri yang menghasilkan limbah padat, cair dan gas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber-sumber limbah
2. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah padat, cair maupun gas
3. Untuk mengetahui contoh industri yang menghasilkan limbah padat, cair maupun gas
1.4 Manfaat
1. Sebagai literatur
2. Dapat meningkatkan wawasan keilmuwan dan pengetahuan pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Limbah Cair
A. Sumber- Sumber Limbah Cair
Sumber Limbah Cair berasal dari berbagai kegiatan seperti kegiatan rumah tangga yang
meliputi kegiatan di daerah perumahan, perdagangan, rekreasi, dan kelembagaan\Kegiatan
Industri (dari berbagai jenis industri), kegiatan rumah sakit dan aktivitas yang bergerak di bidang
kesehatan, kegiatan pertanian, peternakan, kegiatan pertambangan, kegiatan transportasi, dll.
B. Pengolahan Limbah Cair
a) Pengolahan limbah cair secara fisika
Pengolahan ini dilakukan pada limbah cair dengan kandungan bahan limbah yang
dapat dipisahkan secara mekanis langsung tanpa penambahan bahan kimia atau melalui
penghancuran secara biologis. Pengolahan limbah cair secara fisika yang umum dilakukan
meliputi: Screening (penyaringan), Grit chamber, Sieve, Equalisasi, Sedimentasi, dan Flotasi
b) Pengolahan limbah cair secara kimia
Pengolahan ini merupakan proses pengolahan limbah dimana penguraian atau
pemisahan bahan yang tidak diinginkan berlangsung dengan adanya mekanisme reaksi kimia
(penambahan bahan kimia ke dalam proses). Pengolahan limbah cair secara kimia meliputi:
pengendapan secara kimia, perpindahan gas, adsorbsi, desinfeksi, dan dechlorinasi
c) Pengolahan limbah cair secara biologis
Pengolahan ini merupakan sistem pengolahan yang didasarkan pada aktivitas
mikroorganisme dalam kondisi aerobik atau anaerobik ataupun penggunaan organisme air
untuk mengabsorbsi senyawa kimia dalam limbah cair. Contoh Industri Penghasil Limbah Cair
dan Pengolahannya
• Pengolahan dan Pengendalian Limbah Pada PT Badak NGL
PT. Badak NGL dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair, limbah padat dan
gas. Pencegahan dan penanggulangan air buangan industri gas alam cair dapat dilakukan baik
di dalam proses maupun setelah proses produksi.
PT. Badak NGL membangun instalasi pengolah air limbah yang dikenal dengan Plant
34 Baru ( Liquid Waste System ). Adapun unit-unit pengolahannya terdiri dari :
1. Bak Ekualisasi (Diversion Box)
Sebagai penampung limbah cair yang berasal dari proses produksi, yang disalurkan
melalui suatu saluran tertutup, dengan limbah air yang dihasilkan berupa limbah air
berminyak, air sanitasi serta air pencuci dan pembilasan.
2. Bak Aerasi (Aeration Basin)
Menampung air buangan dari bak ekualisasi dan oil catcher ( plant 34 lama ) yang
telah dipisahkan minyalnya. Bak ini dilengkapi dengan blower untuk mensuplai oksigen
agar kebutuhan mikroorganisme terhadap oksigen dapat dipenuhi dan sebagai
penyeragaman campuran air buangan.
3. Bak Pemisah (Clarifier) dari proses aerasi, substrak diendapkan di clarifier.
4. Bak Pemisah Minyak (Oil CPI Separator) berfungsi memisahkan air buangan yang
mengandung minyak.
5. Bak Penampung Minyak (Oil Disposal Pit)
6. Bak Penampung Sludge (Dried Sludge Pit) digunakan untuk menampung buangan lumpur
yang berlebihan dari clarifier.
2.2 Limbah Padat
A. Pengolahan Limbah Padat
1. Pemisahan, karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda-beda dari kandungan
bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu ada tiga sistem, yaitu :
a. Sistem balistik adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman
ukuran/berat/volume.
b. Sistem gravitasi adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.
c. Sistem magnetis adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet. Yang bersifat
magnet, akan langsung menempel.
2. Penyusutan ukuran
Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil,nsupaya
pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk, sampah
kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil
pengomposan baik limbah padat harus dipisah dan disamakan ukurannya/volumenya.
4. Pembuangan limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah, yang dibagi
menjadi dua,yaitu :
a. Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan disembarang tempat
dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut.
b. Pembuangan di darat (Sanitary landfill)
Menurut keadaanya, lokasi landfill di bedakan menjadi sebagai berikut:
• Landfill lembah. Lerengnya terjal dan berbentuk lembah. Limbah dimasukan secara
bertahap dan bertingkat sampai sama datarnya dengan permukaan tanah atas. Demikian
dilakukan secara terus-menerus.
• Landfill tanah galian. Tanah sengaja digali sesuai kebutuhan. Limbah dimasukan ke dalam
lubang galian dan bila sudah rata dengan permukaan tanah, limbah ditimbun dengan
tanah kemudian dipadatkan.
• Landfill tanah datar. Limbah ditumpuk pada tempat tertentu kemudian dipadatkan,
ditimbun dengan tanah dan dipadatkan kembali dan disusul dengan timbunan
berikutnya sampai berlapis-lapis. Bagian paling atas ditutup dengan tanah kemudian
dipadatkan.
B. Contoh Industri Penghasil Limbah Padat dan Pengolahannya
Industri pulp dan kertas telah diketahui sebagai penghasil limbah padat yang
jumlahnya cukup besar berasal dari berbagai unit produksi, di antaranya meliputi: − Bahan sisa
(residu) dari Unit Penyediaan Bahan Baku Kayu, seperti kulit dan serbuk kayu − Bahan sisa dan
limbah padat dari Unit CRP, seperti kapur dan dreg − Limbah padat abu hasil pembakaran dari
unit power plant, yang dikenal sebagai fly ash dan bottom ash.
2.3 Limbah Gas
Limbah gas merupakan limbah yang berbentuk gas. Karena bentuknya yang gas, maka
limbah ini sangat fleksibel dan tentu saja jika dibiarkan akan mencemari udara (baca: penyebab
pencemaran udara). Limbah gas supaya tidak semakin berdampak buruk maka perlu adanya
penanganan yang pas. Limbah gas perlu mendapatkan pengolahan khusus. Biasanya pengolahan
limbah gas ini melibatkan alat- alat khusus yang membantu mengatasi pencemaran udara.
Contoh industri penghasil limbah gas seperti limbah ikan yang berbentuk gas,
bau yang ditimbulkan karena adanya senyawa gas buang pada proses pembuangan gas CO,
amonia, hydrogen sulfida atau keton. Berbagai teknik penanganan dan pengoahan limbah telah
dikembangkan. Limbah gas akan ditangani atau diolah menggunakan teknik kimiawi dan biologis.
Limbah gas industri hasil perikanan dapat berasal dari kegiatan proses pembakaran bahan bakar
yang digunakan sebagai energi menjalankan mesin-mesin. Limbah gas dapat pula berasal dari
penyimpan bahan baku atau penyimpanan produk. Industri hasil perikanan yang berpotensi dapat
menimbulkan polusi udara adalah industri pengalengan ikan, filet ikan, dan tepung ikan.
Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Mengontrol emisi gas buang
2. Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya
mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Apabila ikembalikan ke alam
dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan
ekosistem alam. Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem
tidakdikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakan
melaksanakan,memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta pengendalian
dampak yangditimbulkannya
Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang
limbahunsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan
selainitu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan mengurang jumlah
limbahyang terbuang ke alam. Pengelolaan limbah sangat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat,sehingga perlu adanya penanganan khusus untuk limbah-limbah yang dihasilkan
oleha ktivitas manusia, hewan, maupun tumbuhan agar tetap terjaga secara seimbang tidak
menimbulkan bahaya bagi ekosistem.

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Pedana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri Ms. Cv Yrama Widya.
Jakarta.

Arief, Latar Muhammad. 2012. Pengelolaan Limbah Cair di Industri. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Budiman, Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan I. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai