0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
112 tayangan4 halaman
Taktisitas adalah posisi gugus pada rantai polimer. Terdiri dari konformasi dan konfigurasi. Konformasi adalah perubahan geometri akibat rotasi gugus, sedangkan konfigurasi hanya dapat berubah melalui pemutusan ikatan. Konfigurasi terdiri dari isotaktik, sindiotaktik, dan ataktik. Polimer sindiotaktik memiliki gugus yang tersusun secara selang seling, memberikan sifat kristalinitas tinggi.
Taktisitas adalah posisi gugus pada rantai polimer. Terdiri dari konformasi dan konfigurasi. Konformasi adalah perubahan geometri akibat rotasi gugus, sedangkan konfigurasi hanya dapat berubah melalui pemutusan ikatan. Konfigurasi terdiri dari isotaktik, sindiotaktik, dan ataktik. Polimer sindiotaktik memiliki gugus yang tersusun secara selang seling, memberikan sifat kristalinitas tinggi.
Taktisitas adalah posisi gugus pada rantai polimer. Terdiri dari konformasi dan konfigurasi. Konformasi adalah perubahan geometri akibat rotasi gugus, sedangkan konfigurasi hanya dapat berubah melalui pemutusan ikatan. Konfigurasi terdiri dari isotaktik, sindiotaktik, dan ataktik. Polimer sindiotaktik memiliki gugus yang tersusun secara selang seling, memberikan sifat kristalinitas tinggi.
Taktisitas adalah posisi alkil secara molekular pada sisi rantai utama
polimer. Taktisitas dibagi menjadi 2 macam yaitu ” Konformasi dan
Konfigurasi ” Konformasi : Geometri yang timbul dari rotasi gugus terhadap ikatan tunggal atau disebut juga perubahan konformasi. Konfigurasi : Susunan yang dapat berubah hanya dengan jalan pemutusan ikatan kimia, ini disebut dengan konfigurasi. Konfigurasi sendiri dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Isotaktik, Syndiotaktik, dan Ataktik Bentuk sindiotaktik adalah polimer yang tersusun secara selang-seling antara monomer satu dan monomer lainnya. Rantai sindiotaktik terbentuk bila ada dua atom karbon asimetri berdekatan berkonfigurasi ruang atau bangunan (D dan L). Polimer Berikatan Silang (Cross–linking), yaitu polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya. Jika sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka akan terbentuk sambung silang tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan. Struktur polimer berikatan silang. Adakalanya pembentukan sambungan silang dilakukan dengan sengaja melalui proses industri untuk mengubah sifat polimer, sebagaimana terjadi pada proses vulkanisasi karet. Meningkatnya berat molekul juga cenderung meningkatkan temperatur transisi glass; (penjelasan faktor dan pengaruhnya adalah sama seperti pada penjelasan temperatur leleh di atas). Sejumlah kecil percabangan akan cenderung menurunkan Tg; di sisi lain, densitas yang tinggi dari suatu percabangan menurunkan pergerakan rantai dan meningkatkan Tg. Beberapa polimer amorf adalah crosslink, yang mana telah diamati meningkatkan Tg; karena crosslinkmenghambat pergerakan molekul. Contoh pada PP(polipropilena) sindiotaktik (s-PP), yaitu PP dengan gugus-gugus metil tersusun pada kedua sisi dari rantai utama secara bergantian (alternating). Fasa sindiotaktik juga memungkinkan untuk dapat tersusun secara beraturan sehingga membentuk kisi kristal atau sifat kristalin dengan titik leleh 270 °C, karena masih memiliki keteraturan susunan gugus- gugus metilnya, namun keteraturan yang dapat dibentuk oleh fasa sindiotaktik terbatas pada tingkat tertentu. Jumlah kristal yang dibentuk lebih sedikit daripada isotaktik, tetapi lebih lentur dari isotaktik. PP sindiotaktik memiliki kekakuan yang lebih rendah, namun memiliki kekuatan impak dan kejernihan yang lebih baik dari pada PP isotaktik. Umumnya, PP sindiotaktik sangat sedikit dan jarang sekali terbentuk. Polypropylene sindiotaktik diproduksi oleh katalis Ziegler-Natta dengan support yang berbeda. kristalinitas yang meningkat justru akan menurunkan ketahanan impaknya. Hal ini disebabkan oleh kehadiran struktur kristal teratur yang besar yang tidak dapat menghentikan retakan yang tumbuh di dalam produk permesinan dan ketangguhan yang secara umum menurun. Jika kristal tunggal tumbuh menjadi besar maka akan ada bidang yang lemah pada bidang pertemuan antar kristal. Kristalinitas yang tinggi maka menyebabkan tingkat kemengkilapan meningkat. Hal itu akibat dari banyaknya kristal sehingga bidang sentuh antar kristal pun menjadi lebih besar, hal ini akan menyebabkan banyaknya pemantulan cahaya yang ditandai dengan meningkatnya harga gloss sampel Polimer sindiotaktik bersifat semikristalin yang berarti Sebagian rantainya bersifat kristalin dan Sebagian lagi bersifat amorf. Polimer sindiotakti ini memiliki sifat yang tidak mudah larut pada pelarut, tidak melebur jika dipanaskan dan bila dipanaskan akan rusak serta tidak bisa Kembali. Polimer sindioktaktik ini memiliki bahan thermosetting yang sifatnya keras dan derajat ikatan silang yang tinggi, sehingga polimer ini bisa bersifat kaku, titik leleh nya tinggi, strukturnya padat dan tidak bisa dikembungkan lagi serta mudah patah. Plastik-plastik termosetting biasanya bersifat keras karena mereka mempunyai ikatan-ikatan silang. Plastik termoset menjadi lebih keras ketika dipanaskan karena panas itu menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih mudah terbentuk. Bakelit, poli(melanin formaldehida) dan poli (urea formaldehida) adalah contoh polimer ini. Sekalipun polimer- polimer termoseting lebih sulit untuk dipakai ulang daripada termoplastik, namun polimer tersebut lebih tahan lama. Polimer ini banyak digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga yang tahan panas seperti cangkir. Jenis plastik ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu hanya pada saat pembuatannya. Jika plastik ini pecah atau rusak tidak dapat disambung kembali. Pemanasan selanjutnya menyebabkan rusaknya atau terbongkarnya ikatan silang antar rantai polimer, sehingga susunan molekul polimer berubah atau rusak polimer sindiotakti dengan struktur teratur mempunyai kristanilita tinggi sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim. Contoh lain dari rantai sindiotaktik ini yaitu pada polistirena yang merupakan rantai hidrokarbon yang panjang dengan gugus fenil menempel pada atom karbon rantai utama. Berdasarkan posisi gugus fenil pada rantai utamanya, polistirena dibagi menjadi tiga kategori yaitu isotaktik, sindiotaktik, dan ataktik. Pada sindiotaktik posisi gugus fenil menempel secara teratur berselang seling pada rantai utama, karena keteraturannya polimer jenis ini memiliki sifat kristalin dengan titik leleh 270 °C. Tipe ini dibuat melalui polimerisasi dengan katalis metallocene. inilah jenis polistiren baru di luar sana, yang disebut polistiren sindiotaktik. Ini berbeda karena gugus fenil pada rantai polimer terikat pada sisi rantai tulang punggung polimer yang bergantian. Polistiren "normal" atau ataktik tidak memiliki urutan yang berkaitan dengan sisi rantai tempat pengikatan gugus fenil. polystyrene syndiotactic memiliki struktur yang teratur, sehingga dapat dikemas menjadi struktur kristal. polistiren ataktik tidak beraturan.
PENGUJIAN KADAR LOGAM BERAT KADMIUM (CD) DAN TIMBAL (PB) PADA IKAN TUNA (Thunnus SP.) DALAM KALENG DI BALAI BESAR PENGUJIAN PENERAPAN HASIL PERIKANAN JAKARTA