2. Sel prokariotik
1. Ribosom : ribosom bakteri lebih kecil dari ribosom eukariotik, tetapi memiliki fungsi yang
sama yaitu mensintesis protein dari pesan RNA
2. Nukleoid, berisi molekul DNA yang melingkar tunggal, sederhana, dan panjang
3. Pili : memberikan poin adhesi ke permukaan sel lainnya
4. Flagela : mendorong sel melalui lingkungannya, berfungsi untuk alat pergerakan selular
5. selubung sel : struktur bervariasi dengan jenis bakteri
Sel eukariotik hewan
3. Virus dikatan partikel karena virus tidak memiliki inti sel, sitoplasma, ataupun membran sel.
Virus berupa partikel (molekul) disebut virion. Virus dapat dikatakan benda mati apabila tidak
menempel pada inangnya.
1. Kepala
Kepala merupakan bagian virus yang terbentuk oleh Kapsid. Kapsid merupakan suatu bagian
yang dibentuk oleh subunit berupa monomer berantai polipeptida yang identik satu dengan
yang lain, yang dikenal dengan kapsomer. Kapsomer berbentuk simetris dan dapat mengkristal.
Kapsid bertugas untuk melindungi asam nukleat yang ada di dalam virus, selain itu Kapsid
memberikan bentuk pada virus. Pada beberapa jenis virus, kapsid dibungkus oleh selubung
(Viral envelope). Selubung ini terbentuk dari fosfolipid dan protein sel inang serta protein dan
glikoprotein yang berasal dari virus itu sendiri.
2. Bagian inti
Bagian inti dari virus merupakan materi genetik berupa asam nukleat (DNA atau RNA). Kegunaan
asam nukleat yang ada di dalam virus adalah untuk memberikan instruksi pada bagian-bagian
virus yang lain, selain itu juga untuk bereproduksi.
Ada beberapa jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus, diantaranya:
DNA pita ganda berbentuk linear atau circular (dsDNA)
DNA pita tunggal berbentuk linear atau circular (ssDNA)
RNA pita ganda berbentuk linear (dsRNA)
RNA pita tunggal (ssRNA), dan struktur lain
3. Amplop atau selubung virus
Ini merupakan lapisan terluar pada virus saat tahapan daur hidupnya berada pada sel inang.
Virus yang berselubung juga memiliki protein yang disebut kapsid antara selubung dan
genomnya. Selubung virus ini diturunkan sebagian dari membran sel inang (fosfolipid dan
protein), dan dapat pula menyertakan glikoprotein virus. Protein itu dapat menghindarkan
virus dari sistem kekebalan inang. Glikoprotein pada permukaan selubung berguna untuk
mengidentifikasi dan mengikat reseptor pada membran inang. Selubung virus bergabung
dengan membran sel inang sehingga kapsid dan genom virus masuk dan menginfeksi inang.
4. Lempeng Dasar
Lempeng dasar berfungsi sebagai tempat melekatnya serabut ekor dan jarum penusuk.
5. Serabut Ekor
Serabut ekor adalah bagian berupa jarum yang berfungsi untuk menempelkan tubuh virus
pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid.
4.
Didalam virus terdapat RNA, kapsid, selubung, dan ada transkriptase balik. Transkriptase balik ini
adalah enzim yang mengkatalisasi reaksi transkripsi balik RNA utas tunggal menjadi DNA utas
ganda. Virus terletak di membran plasma sel inang. Selubung virus masuk kedalam sel dan
keluar dari selubungnya. Kemudian RNA dalam selubung keluar dari kapsid virus. Kemudian
terjadi transkriptase balik yang mensintesis DNA-RNA dan kemudian menjadi DNA utas ganda.
Penggabungan salinan DNA ini masuk kedalam kromosom inang, dan DNA terintegrasi oleh
virus. Transkripsi oleh polimerisasi sel inang RNA membuat banyak salinan RNA. Dari banyaknya
salinan RNA ini terjadilah tranlasi, dimana molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino
yang menyusun polipeptida atau protein. Kemudian rangkaian asam-asam amino yang
menyusun protein ini bertemu dan menjadi satu kembali membentuk virus baru atau pemula.
Keturunan baru partikel virus ini masing-masing mengandung transkriptase balik.
5.
Daur litik adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus, yang pada akhirnya akan
menyebabkan kematian bagi sel inang tempat virus hidup. Virus hanya dapat melakukan
replikasi pada siklus ini atau dengan kata lain disebut dengan virus virulen.
Attachment (penempelan)
Ujung akar dari virus pada bagian penerima (receptor side) dipermukaan sel bakteri. Receptor
yang khusus pada bakteri merupakan bagian lipopolisakarida. Walaupun setiap struktur
permukaan dapat berfungsi sebagai penerima phage termasuk flagella, pilli dan karbohidrat
maupun protein yang terdapat pada membrane atau diding sel bakteri. Setelah terjadi adsorbsi
benang-benang ekor, maka terjadi absorbsi jarum ekor (fail pin) yang kemudian disusul dengan
penetrasi.
Penetration
Setelah adsorbsi terjadi, phage menginjeksukan DNA (asam nukleat) ke dalam sel bakteri
dengan mengeluarkan suatu enzim disebuit lisozim yang dapat menguaikan bagian-bagian dari
diding sel bakteri. Selama proses penetrasi, bagian pembungkus (sheath) ekor berkontraksi
sehingga ekor tertarik ke dalam sel. Ketika ujung inti ekor sampai pada membran plasma sel
bakteri, DNA yang terdapat pad abegian kepala phage memasuki inti ekor melalui membrane
plasma dan terus masuk ke dalam sel. Bagian kapsid dari kebanyakan phage tetap tinggal di luar
sel bakteri.
Biosynthesis (biosintesis)
Ketika DNA bakteriophage mencapai sitoplasma sel hospes, terjadilah biosintesis asam nuleat
virus dan protein. Dalam proses ini DNA virus mengendalikan “mesin metabolic” dari sel hospes
sehingga transkripsi RNA dari kromosom hospes terhenti, karena DNA nya sudah rusak,
kemudian DNA virus mencetak mRNA. Oleh karena enzim-enzim hospes masih berfungsi, maka
energi virus terus diproduksi dan digunakan untuk mensintesis DNA phage dan protein. Pada
awalnya phage menggunakan nukleotida dan beberapa enzim dari sel hospes untuk mensintesis
DNA phage dan segera setelah itu terjadilah biosintesis protein virus. Ribosom enzim-enzim dan
asam-asam amino dari hospes digunakan untuk mensintesis protein-protein virus dan protein
kapsidnya. Perlu diingat bahwa selama penetrasi berlangsung, bagian kapsid virus berada di luar
hospes. Ini berarti bahwa DNA phage harus mempersiapkan “template” untuk menghasilkan
semua komponen-komponen virus termasuk DNA phage sendiri.
DNA phage ini dapat mencetak mRNA untuk tranlasi enzim-enzim phage dan protein kapsid.
Dalam beberapa menit selama infeksi, phage yang komplit tidak dijumpai di dalam sel hospes.
Hanya komponen-komponen yang terpisah seperti DNA dan protein yang dapat dideteksi.
Maturasi (pematangan)
Dalam proses ini DNA bakteriophage dan kapsid bergabung sedemikian rupa sehingga
membentuk virion yang lengkap, dimana prosesnya dikendalikan oleh gen-gen virus. Kepala
phage dan ekor dipisah oleh sub unit protein-proten. Bagian kepala dibungkus oleh DNA virus
sedang bagian ekornya melekat pada bagian leher. Pada banyak virus yang sederhana, asam-
asam nukleat dan kapsidnya berkumpul dengan spontan untuk membentuk virion tanpa
pengendalian oleh gen-gen.
Realesse (pelepasan)
Tahapan terakhir dari penggandaan virus adalah pelepasan virus dari sel induk. Istilah lisis
biasanya digunakan untuk tahapan ini dalam proses penggandaan dari phage T4 karena dalam
hal ini, membrane plasma membuka (lisis), lysozym yang dihasilkan oleh gen phage disintesiskan
di dalam sel. Enzim ini menyebabkan pecahnya dinding sel bakteri dan sel bakteriophage yang
baru terbentuk dilepaskan dari sel induk. Phage ynag dilepas menginfeksi sel-sel rentan
disekitarnya, dan siklus penggandaan diri virus terulang di dalam sel tersebut.