MOH. RAFIQ
SKRIPSI
Oleh
MOH. RAFIQ
No. Stb. A 221 16 006
SKRIPSI
By
MOH. RAFIQ
A 221 16 006
SKRIPSI
Oleh
MOH. RAFIQ
(No. Stb. A221 16 006)
Mengetahui,
iv
PENGESAHAN
Oleh
MOH. RAFIQ
(No. Stb. A221 16 006)
SKRIPSI
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : A22116006
Palu,
MOH. RAFIQ
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
Plankton are microorganisms that live floating in the waters, have weak
swimming abilities so that their movements tend to be influenced by water
currents. This study aims to identify the types of plankton that exist in the coastal
waters of Fatufia Village and make research results regarding the identification
of plankton types as bioindicators in the coastal waters of Fatufia Village as a
learning medium in the form of a Practicum Guide. This research is a descriptive
qualitative and quantitative research aimed at describing the phenomena found in
the field using a survey method with the help of a plankton net. The results of the
research on the types of plankton identified there were 44 species, 32 types of
phytoplankton and 12 species of zooplankton.
viii
UCAPAN TERIMA KASIH (PRAKATA)
Bismillahirrahmaanirrahiim
Fatufia dan Pemanfaatannya sebagai Media Pembelajaran” dan tidak lupa pula
penulis haturkan Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi
Tadulako. Oleh karena itu, penulis persembahkan skripsi ini dengan hormat,
bangga dan rasa haru sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada orang tua tercinta ayahanda Rajudin dan ibunda Hasna serta
bimbingan, nasihat dan doa yang tulus serta menyertai penulis hingga akhir
penyelesaian studi ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta‟ala selalu menjaga dan
melindungi serta menyertai mereka dalam setiap keadaan dan tindakan mereka
Insyaa Allah.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, rasa
ix
x
kepada Ibu Dewi Tureni, S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing yang telah
memberikan dukungan dan arahan kepada penulis dari bangku kuliah sampai pada
penyelesaian studi serta selalu meluangkan waktu dan tenaga dalam proses
penyelesaian skripsi serta memberikan solusi terbaik kepada penulis. Tidak lupa
pula ucapan terima kasih kepada pembahas Dr. Lestari M.P. Alibasyah, M.P. dan
Bapak Ritman Ishak Paudi, S.Pd., M.Si, yang telah memberikan banyak saran
serta membantu dalam perjalanan penulis mulai dari proposal hingga penyelesaian
skripsi ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta‟ala selalu menjaga, melindungi dan
Allah.
2. Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
4. Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D Wakil Dekan Bidang Umum dan
motivasi dan bimbingan dari awal hingga akhir penelitian dan studi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
selama perkuliahan.
ilmu dan semua asisten laboran yang telah membimbing selama praktikum.
10. Bapak dan Ibu Staf Pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako.
Bio- Riset atas kebersamaan selama ini dalam mengajarkan kemandirian dan
12. Kepada tim research of plankton tahun 2020, Krisna Arya Fahrezi, Hidayat,
S.Pd, Muammar dan Moh. Gifar, yang sangat antusias, aktif dan selalu
memberikan begitu banyak kesan selama pengkaderan dan semangat yang tak
henti-hentinya.
xii
15. Teman-Teman Mahasiswa PLP SMA Negeri 4 Sigi dan SPKK/KKN Posko
16 yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus untuk penulis.
17. Keluarga Besar saya, saudara kerabat Desa Larobenu yang selalu menjaga
18. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam perkuliahan dan penulisan
membalas segala kebaikan yang telah penulis terima dari berbagai pihak dan tak
lupa saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan selanjutnya. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan
sumbangsih kepada ilmu pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
MOH. RAFIQ
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL i
PENGESAHAN iv
PERNYATAAN vi
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR TABEL xv
BAB I PENDAHULUAN
xiii
xiv
4.2 Pembahasan 65
5.1 Simpulan 72
5.2 Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 74
LAMPIRAN 78
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Parameter Faktor Kondisi Fisik-Kimia Perairan Pantai Desa Fatufia
Tanggal 14 Oktober 2020 31
Tabel 4.2 Parameter Faktor Kondisi Fisik-Kimia Perairan Pantai Desa Fatufia
Tanggal 21 Oktober 2020 31
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
xvii
Lampiran Halaman
1. Jadwal Penelitian 79
3. Schedule Aktivitas 81
5. Sk Pembimbing 86
xix
BAB I
PENDAHULUAN
bersifat autotrof, yaitu dapat mengubah unsur hara anorganik menjadi bahan
aktivitas di laut dan pesisir pantai Desa Fatufia yang dulunya sebagai tempat
1
2
tersebut berdampak pada kondisi air laut yang keruh hingga cokelat bahkan hitam
akibat limbah dan aktivitas pelabuhan. Akibatnya, biota perairan seperti ikan dan
hewan lainnya kurang dijumpai nelayan bahkan tidak lagi hidup, terkhusus
plankton yang menjadi makanan utama ikan dan indikator perairan menurun. Hal
makanan dalam hal ini fitoplankton. Apabila kondisi lingkungan sesuai dengan
Penelitian ini dilakukan di Desa Fatufia yang merupakan salah satu desa
kecamatan yang dicanangkan sebagai Kota Industri. Desa Fatufia yang dulunya
memiliki keindahan air laut di sepanjang pesisir pantai dengan ekosistem pantai
yang masih asli dan terjaga, sekarang Pesisir pantai Desa Fatufia menjadi tempat
Penelitian ini melihat apa saja jenis-jenis plankton dan faktor yang
Media Pembelajaran.
pembelajaran. Media pembelajaran pada penelitian ini adalah media visual dalam
antaranya :
1) Jenis plankton apa saja yang ada di Perairan Pantai Desa Fatufia?
Desa Fatufia.
4
plankton
Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun
1887, yang berasal dari bahasa Yunani, “Planktos” yang artinya menghanyut atau
renangnya sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus (Nybakken,
1) Fitoplankton
makanannya sendiri (bersifat autotrof) karena memiliki zat hijau seperti halnya
dalam rantai makanan di perairan. Hampir seluruh ikan pelagis kecil dan larvanya
(Nontji, 2008). Fitoplankton berperan sebagai bahan makanan dasar utama dalam
2) Zooplankton
5
6
Zooplankton juga merupakan salah satu biota perairan yang mempunyai peranan
penting karena sebagai mata rantai penghubung produser primer dengan biota
yang berada pada tingkat trofik yang lebih tinggi (Clark, dkk. 2001).
yang diperoleh dalam penelitian ini berkisar antara 8.000 – 22.000 sel/L. Kisaran
yang dilakukan oleh Thoha dan Rachman (2013) di Perairan Kepulauan Banggai,
yaitu 4,053 – 154,539 sel/L. Namun, apabila dibandingkan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Haumahu (2005) di Perairan Teluk Haria Saparua, Maluku
kelimpahan ini diduga terjadi akibat perbedaan kondisi perairan di setiap lokasi
sel/L, sedangkan yang terendah berada pada stasiun 2, yaitu 8000 sel/L.
1) Suhu
merupakan faktor pembatas penyebaran suatu jenis dalam hal ini mempertahankan
2) Kecerahan
Definisi dari kecerahan adalah jarak yang bisa ditembus cahaya dalam
kolom air dan kedalaman merupakan fungsi dari kecerahan, sedangkan kekeruhan
air adalah suatu ukuran bias cahaya di dalam air yang menunjukkan derajat
kegelapan di dalam suatu perairan yang disebabkan adanya partikel- partikel yang
hidup maupun yang mati yang dapat mengurangi transmisi cahaya. Semakin besar
3) Arus
perairan (Odum, 1971). Arus laut dapat membawa larva plankton jauh dari habitat
pergerakan dan distribusi plankton pada suatu perairan. Arus merupakan sarana
transportasi baku untuk makanan maupun oksigen bagi suatu organisme air.
tetapi kekuatan berenangnya sangat kecil bila dibandingkan dengan kekuatan arus
4) Salinitas
(Odum, 1993).
Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-
5‰. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan
proses perubahan dalam reaksi fisiologis dari berbagai jaringan maupun pada
Oksigen terlarut dalah gas untuk respirasi yang sering menjadi faktor
pembatas dalam lingkungan perairan. Ditinjau dari segi ekosistem, kadar oksigen
akan berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas (Sachlan, 1982; Nybakken,
1988). Menurut Raymont (1963), konsentrasi dari oksigen terlarut paling rendah
7) Bahan Nutrien
tingkat kesuburan perairan adalah nitrat dan fosfat. Nitrat (NO3) adalah
fotosintesis dan respirasi tidak dapat berlangsung tanpa tersedianya nitrogen yang
8) Ketersediaan Makanan
disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses
kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang
berikut.
atau istilah.
sudah lampau.
objek atau kejadian dapat diikuti siswa dalam jumlah besar dan dalam
yaitu :
11
seperti radio.
3) Media audio visual yaitu media yang mengandalkan suara dan gambar
seperti proyektor.
disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses
dosen/asisten.
didik atau praktikan dalam melakukan suatu kegiatan praktikum seperti langkah-
langkah atau prosedur kerja apa saja yang harus dilakuan dalam satu topik atau
Menurut Jusmasari, dkk. (2018) menyatakan, peserta didik atau praktikan juga bisa lebih
mandiri dan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu hal yang dianggapnya belum
pernah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kurikulum 2013 yakni
menggunakan saintific.
Diaptomus dan Oroperla. Jenis plankton yang ditemukan pada stasiun II adalah
Bulan April 2014, Ada enam filum dan 50 spesies fitoplankton yang ditemukan,
spesies).
divisi, yaitu Arthropoda dan Rotifera yang terdiri dari 3 kelas, yaitu Crustaceae,
Trichocercalongiseta.
plankton di Wilayah perairan laut Kota Jayapura dan diperoleh dua kelompok
belum dapat terindentifikasi, yakni dari kelompok fitoplankton. Di Pantai Dok II,
dijumpai 25 jenis, pantai Hamadi terbanyak yakni 32 jenis, dan Pantai Skow
hanya 16 jenis.
jenis plankton pada bulan Juni 2002 terdapat 4 kelas Phytoplankton dan 2 kelas
2.711 sel per l, kelas Chlorophyceae (17 jenis) yaitu 3.998 sel per l, kelas
Cyanophyceae (1 jenis) yaitu 578 sel per l dan kelas Euglenaphyceae (2 jenis)
yaitu k 311 sel per l. Sedangkan jenis Zooplankton dari kelas Rotifera (2 jenis)
yaitu 400 ind. per l dan kelas Copepoda (1 jenis) yaitu 400 ind. per l.Pada Tabel 2
jenis-jenis plankton yang teridentifikasi pada bulan Juli 2002 (sel per l), terdapat 6
Bacillariophyceae (10 jenis) yaitu 2.349 sel per l, kelas Chlorophyceae (24 jenis)
yaitu 3.777 sel per l, kelas Cyanophyceae (8 jenis) yaitu 706 sel per l, kelas
178 sel per l dan kelas Xantrophyceae (1 jenis) yaitu 44 sel per liter. Sedangkan
jenis Zooplankton dari kelas Rotifera, di bagian tengah terdapat 3 jenis, di bagian
tengah dan hilir terdapat 3 jenis, di bagian hilir terdapat 2 jenis. Dari kelas
bagian tengah dan hilir terdapat 1 jenis, dan di bagian hilir terdapat 1 jenis. Pada
Tabel 3 jenis-jenis plankton yang teridentifikasi pada bulan September 2002 (sel
Phytoplankton dari kelas Bacillariophyceae (7 jenis) yaitu 1.286 sel per l, kelas
Chlorophyceae (17 jenis) yaitu 3.827 sel per l, kelas Cyanophyceae (4 jenis) yaitu
755 sel per l, dan kelas Rhodophyceae (1 jenis) yaitu 44 sel per l. Sedangkan jenis
Zooplankton dari kelas Rotifera, di bagian tengah dan hilir terdapat 3 jenis, di
bagian tengah terdapat 1 jenis. Dari kelas Copepoda, di bagian hilir terdapat 2
jenis. Dari kelas Clodocera, di bagian tengah dan hilir terdapat 1 jenis. Pada Tabel
4 jenis-jenis plankton yang teridentifikasi pada bulan Nopember 2002 (sel per l),
kelas Bacillariophyceae (5 jenis) yaitu 1.598 sel per li, kelas Chlorophyceae (16
jenis) yaitu 2.483 sel per l, kelas Cyanophyceae (3 jenis) yaitu 265 sel per l.
Sedangkan jenis Zooplankton dari kelas Rotifera (7 jenis) yaitu 885 ind. per l dan
terdiri dari 69 jenis plankton yang terdiri dari 44 jenis fitoplankton dari kelas
kelas dan 37 genera sedangkan zooplankton yang ditemukan terdiri dari 6 kelas
dan 32 genera. Jenis fitoplankton yang ditemukan umumnya banyak berasal dari
jenis Bacillariophyceae yang terdiri dari 20 genera diikuti oleh jenis Pyrrhophyta
Jenis zooplankton yang ditemukan umumnya banyak berasal dari jenis Crustacea
yang terdiri dari 6 kelas dan 20 genera. Jenis copepod ditemukan sebanyak 13
genera.
17
dan pesisir pantai Desa Fatufia dulunya sebagai tempat nelayan memancing dan
pembuangan akhir limbah perusahaan. Hal tersebut berdampak pada perairan air
laut yang tampak keruh hingga cokelat akibat limbah dan aktivitas di pesisir,
Masalah di atas menarik untuk dikaji lebih mendalam dalam penelitian ini
dengan melihat jenis plankton apa saja yang mampu bertahan hidup pada
lingkungan di tempat ia hidup, maka perlu dalam penelitian ini diukur kondisi
fisik, kimia dan biologi untuk melihat beberapa jenis plankton mampu hidup
dikondisi tertentu.
Fenomena (masalah)
METODE PENELITIAN
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa
plankton (plankton net). Plankton net yang dipakai adalah jaring KITAHARA
yang dimodifikasi berbentuk krucut, diameter mulut 0,30 m, panjang 1,0 m dan
lebar mata jaring 0,08 mm. Gambaran umum dari penelitian ini adalah
19
20
Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis plankton yang ada pada
perairan pesisir pantai Desa Fatufia. Perolehan data di lapangan panjang garis
Sampel dalam penilitian ini adalah semua jenis plankton yang tercuplik
dalam stasiun yang telah ditentukan pada perairan pesisir pantai Desa Fatufia.
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif yang disajikan berupa
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa
samping itu adalah data hasil validasi uji coba kelompok untuk kelayakan
dilakukan.
21
sebagai berikut :
pekerjaan, pedoman.
plankton pada penelitian kali ini dilakukan sesuai kebutuhan dan hasil yang
diharapkan.
pengolahan data, analisis data dan analisis kondisi fisik kimia lingkungan serta
perairan pantai, tengah), waktu pengambilan (pagi, siang, sore atau malam) dan
posisi (titik koordinat). Hal ini dianggap akan mewakili dari lokasi penelitian dan
dan rona lingkungan pada lokasi penelitian seperti lokasi pemukiman warga
sangat dekat dengan perairan dan terdapat banyak limbah domestik yang terbuang
ke perairan laut, lokasi di mana limbah pabrik langsung dibuang ke perairan dan
menjadi TPA limbah dan lokasi ketiga digunakan karena berada agak jauh dari
pemukiman warga dan TPA limbah pabrik. Pembagian titik atau stasiun
pengamatan yaitu stasiun 1a, 1b,1c; 2a, 2b, 2c; dan 3a, 3b, 3c. Lebih jelas titik atau
Lokasi titik atau stasiun penelitian ditempatkan seperti pada gambar 3.1
Keterangan :
: Laut
: Perusahaan IMIP
dilakukan secara harian (pagi, siang, sore atau malam) dengan catatan dilakukan
sebanyak 3 kali pada satu titik atau stasiun. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan 2 ulangan pada bulan Oktober yaitu pada tanggal 14
24
dan 21 Oktober 2020, setiap ulangan dilakukan 3 kali pengambilan pada lokasi
konsistensi.
plankton net agar jaring tetap berada di permukaan air. Plankton net
membagi waktu sampling menjadi dua dalam satu hari yaitu siang hari
(bucket) plankton net ke dalam botol sampel. Sampel selanjutnya diberi pengawet
dimasukkan pada tabel 3.1 sebagaimana pada Tabel 3.1 di bawah ini :
Isamu Yamaji).
penuntun praktikum.
pembelajaran selesai, dengan tiga ahli yaitu ahli desain, ahli isi dan
pembelajaran tersebut.
5) Uji coba.
Pendidikan.
meter, GPS, botol sampel, mikroskop, bola pimpong, kamera digital, kertas label,
buku identifikasi jenis-jenis plankton dan bahan pada penelitian ini adalah
lima. Skala ini memperhatikan rentang dari bilangan persentase. Nilai maksimal
P= x 100%
Keterangan :
P = Persentase
Desa Fatufia yang merupakan salah satu desa dari 11 Desa di Kecamatan
Tahun 2014 tepatnya bulan Maret, Masus salah seorang warga Desa
Fatufia yang berteduh di bawah pohon rindang. Tangan kanan memegang sebilah
parang. Seraya berjongkok, dia terus mengiris-ngiris kayu kecil, dibentuk bulatan
untuk menambal lubang-lubang di perahu. Pria berusia 60 tahun ini asli Bungku,
salah satu suku di Morowali, Sulawesi Tengah. Tak jauh dari pesisir pantai,
terdapat Pulau kecil bernama Pulau Polo. Di Pulau tersebut berdiri kantor
pesisir pantai dan Pulau Polo tersebut memiliki hutan mangrove yang sangat lebat.
Selain ekosistem mangrove yang lebat terdapat pula pada perairannya terumbu
karang indah. Banyak ikan yang hidup pada ekosistem terumbu karang tersebut.
“Di sana, kami biasa mencari ikan. Satu jam memancing, hasil bisa beli beras.
Hidup kami tenang,” kata Masus. Tangannya menunjuk pulau yang ditimbun oleh
datang, pabrik berdiri, pantai ditimbun, mangrove ditebang, pulaupun dibeli, yang
ada kini kapal mulai hilir-mudik dihadapan mereka. Masyarakat bukan tanpa
29
30
aktivitas di laut dan pesisir pantai Desa Fatufia yang dulunya sebagai tempat
tersebut berdampak pada kondisi air laut yang keruh hingga cokelat bahkan hitam
akibat limbah dan aktivitas pelabuhan. Akibatnya, biota perairan seperti ikan dan
mengetahui ciri-ciri suatu perairan, serta dapat dijadikan sebagai dasar untuk
kondisi fisik-kimia perairan pantai Desa Fatufia yang diukur, yaitu suhu air (oC),
kecerahan (m), salinitas (‰), derajat keasaman (ph) dan oksigen terlarut (mg/1).
pengukuran faktor kondisi fisik-kimia lingkungan diperoleh data pada Tabel 4.1
dan 4.2
31
Tabel 4.1 Parameter faktor kondisi fisik-kimia perairan pantai Desa Fatufia
Tanggal 14 Oktober 2020
Stasiun
No Parameter Siang Malam Rata-rata
1 2 3 1 2 3
28 34 27 30 35
1 Suhu Air (oC) o o o o o 28 oC 30,33 oC
C C C C C
2 pH 7,8 7,8 7 8 8 7,8 7,7
3 Kecerahan (m) 1,45 1,85 7,5 - - - 3,6
4 Salinitas (‰) 45 44 43 44 44 44 44
Oksigen terlarut
5 6,7 6,4 6,3 6,2 6,5 6,3 6,4
(mg/1)
Kecepatan arus
6 0,03 0,03 0,02 0,05 0,02 0,02 0,03
(m/s)
Tabel 4.2 Parameter faktor kondisi fisik-kimia perairan pantai Desa Fatufia
Tanggal 21 Okober 2020
Stasiun
No. Parameter Siang Malam Rata- rata
1 2 3 1 2 3
30 34 27 29
1 Suhu Air (oC) o o o o 35 oC 27 oC 30,33 oC
C C C C
2 pH 8,1 8,2 7,8 8,4 8,3 8,2 8,2
3 Kecerahan (m) 0,95 1,65 6,5 - - - 3,0
4 Salinitas (‰) 55 52 51 65 67 62 58
Oksigen terlarut
5 5,3 5,3 5,5 5,5 5,3 5,4 5,4
(mg/1)
Kecepatan arus
6 0,04 0,02 0,02 0,05 0,05 0,02 0,03
(m/s)
Pencemaran Lingkungan)
nilai pada setiap stasiun penelitian yaitu stasiun I 0,308, stasiun II 0,377 dan
0,6
Keanekaragaman
0,4
Plankton
Indeks
Indeks
Keanekaragaman
0,2
0
St. 1 St. 2 St. 3
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan dua ulangan pada tiga
Teridentifikasi
setiap jenis bervariasi pada tiap-tiap stasiun. Jumlah individu setiap jenis yang
∑ Individu/Species
No. Nama Genus/Species Familia ∑
ST.1 ST.2 ST.3
Fitoplankton
1. Schroederia segitera Chlorococcadea 36 59 125 220
2. Selenastrum gracile Oocystadeae 0 0 2 2
3. Cyclotella kuatzingiana Centraidea 1 0 0 1
4. Thalassiosira fluviatilis Coscinodiscidea 2 0 0 2
5. Bacteriastrum comosum Chaetoceradeae 0 0 1 1
6. Thalassionema nitzschioides Thalassionemataidea 0 0 2 2
7. Ceratium carriense 0 2 7 9
8. Ceratium palmatum 0 0 1 1
Ceratideae
9. Ceratium furca 0 0 1 1
10. Ceratium pentagonum 0 0 1 1
11. Chaetoceros danicus Chaetocerotaceae 0 0 1 1
33
1) Schroederia segitera
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Chlorophyta
Classis Chlorophyceae
Ordo Chlorococcales
Familia Chlorococcadea
Genus Schroederia
Gambar 4.2 Schroederia segitera
Species Schroederia segitera Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
kumparan, sedikit melengkung (lunate) atau segitiga, piramida atau tidak tetap.
Bersifat uniseluler tidak berflagel dan pada umumnya tidak bergerak. Habitatnya
di daerah akuatik
2) Selenastrum gracile
Klasifikasi
Regnum Protista
Divisio Chlorophyta
Classis Chlorophyceae
Ordo Chlorococcales
Famili Oocystadeae
Deskripsi
kurva, ujungnnya runcing seperti duri, hidup berkoloni dan juga soliter, sel
15um dan lebar berkisar 2-8 um, habitatnya air tawar dan air laut.
3) Cyclotella kuatzingiana
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Bacillariophyta
Classis Bacillariopyceae
Ordo Centrales
Familia Centraidea
Deskripsi
dengan tonjolan radial atau konsentris. Susunan tubuh uniseluler dengan bentuk
dasar cetrik atau bulat sehingga memudahkan melayang dalam air. Mempunyai
4) Thalassiosira fluviatilis
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Chrysophyta
36
Classis Bacillariophyceae
Ordo Centrales
Familia Coscinodiscidea
Genus Thalassiosira
memiliki variasi yang banyak. Jika dilihat tampak atas bentuknya bulat, memiliki
dinding sel yang bersilika dengan dua katup, epivalve yang lebih besar dan
hipovalve yang lebih kecil. Memiliki bentuk yang berbeda pada areolanya atau
porusnya. Habitat secara umum ada pada air laut dan air tawar.
5) Bacteriastrum comosum
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Bacillariophyta
Classis Bacillariaphyceae
Ordo Centrales
Deskripsi
dikelilingi satae, memiliki banyak kloroplas, hidupnya berkoloni dan soliter, hasil
37
6) Thalassionema nitzschioides
Klasifikasi
Regnum Chromista
Divisio Bacillariophyta
Classis Bacillariophyta
Ordo Thalassionematales
Familia Thalassionemataidea
Genus Thalassionema
Gambar 4.7 Thalassionema nitzschioides
Species Thalassionema nitzschioides Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
menggunakan mucilage (cairan yang berfungsi sebagai pelekat tiap sel). Sel
flagella memiliki 2 bentuk yang berbeda, terdiri dari multi selular ada juga yang
terdiri dari dinding sel silica yang terpisah dalam dua katup, dinding sel yang
terlalu padat membuatnya tenggelam hingga memiliki siklus urea sendiri pada
lapisan tekanan air. Sebagian besar species ini melakukan fotosintesis atau dalam
dunia fitoplankton dikenal sebaai stramenopiles. Habitat species ini adalah air laut
7) Ceratium carriense
Klasifikasi
Regnum Protista
Phylum Protozoa
Classis Phytomastigophorea
Ordo Dinoflagellida
Familia Ceratideae
Genus Ceratium
Gambar 4.8 Ceratium carriense
Spesies Ceratium carriense Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
berisi lapisan – lapisan theca yang cukup nyata, berbentuk seperti pita (Nybakken,
1992). Hasil pengamatan tampak pigmen transparan dan padat agak kehijauan,
memiliki 3 flagella yang berbeda lekukannya pada tiap flagella berfungsi sebagai
alat gerak, species ini termasuk species alga hjau yang berfotositesis dan memiliki
cadangan makanan berupa pati, bersifat autotrof uniseluler, dinding selnya dari
selulosa.
8) Ceratium palmatum
Klasifikasi
Regnum Protista
Phylum Protozoa
Classis Phytomastigophorea
Genus Ceratium
Deskripsi
berisi lapisan – lapisan theca yang cukup nyata, berbentuk seperti pita (Nybakken,
flagella panjang, 2 falgella agak sejajar memiliki lekukan dan flagella lainnya
lurus berfungsi sebagai alat gerak, species ini termasuk species alga hjau yang
9) Ceratium furca
Klasifikasi
Regnum Protista
Divisio Protozoa
Classis Phytomastigophorea
Ordo Dinoflagellida
Deskripsi
berisi lapisan – lapisan theca yang cukup nyata, berbentuk seperti pita atau seperti
memiliki 2 flagella dengan panjang yang berbeda berfungsi sebagai alat gerak,
40
bersifat autotroph uniseluser, species ini termasuk species alga hjau yang
berfotositesis dan memiliki cadangan makanan berupa pati, dinding selnya dari
Klasifikasi
Regnum Protista
Divisio Protozoa
Classis Phytomastigophorea
Ordo Dinoflagellida
Familia Ceratideae
Genus Ceratium
Gambar 4.11 Ceratium pentagonum
Spesies Ceratium pentagonum
Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
vesikel berisi lapisan – lapisan theca yang cukup nyata, Hasil pengamatan tampak
pigmen transparan, memiliki 2 flagella dengan panjang yang berbeda dan agak
runcing berfungsi sebagai alat gerak, bersifat autotroph uniseluser, species ini
termasuk species alga hjau yang berfotositesis dan memiliki cadangan makanan
berupa pati, dinding selnya dari selulosa. Habitat air laut maupun air payau.
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
41
Ordo Incertae
Gambar 4.12 Chaetoceros danicus
Familia Chaetocerotaceae Doc. Penelitian 2020
Genus Chaetoceros
Deskripsi
mengandung silica dengan 4 flagella, species ini diperkenalkan oleh Cleve pada
oleh Cleve.
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Incertae
Familia Chaetocerotaceae
Genus Chaetoceros
menunjukkan sel koloni yang patah, pigmen pada sel kehijauan, memiliki setae
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo incertae
Familia Chaetocerotaceae
Genus Chaetoceros
Gambar 4.14 Chaetoceros atlanticus
Species Chaetoceros atlanticus Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
tersebut membentuk rantai yang melingkar dan lurus dengan ukuran sel berkisar
dengan pigmen pada sel kehijauan, memiliki setae yang mengelilingi sel, terdapat
pada kedua katup satae yang ukurannya berbeda. Habitat species ini di air laut.
Klasifikasi
Regnum Chromista
Divisio Heterokontophyta
Classis Chrysophyceae
Ordo Chromulinales
Familia Dinobryaceae
Deskripsi
soliter, sel dikelilingi oleh lorica silinder,berukuran sekitar 150 µm. Habtat
umunya di air tawar dan air laut. Hasil pengamatan menunjukkan sel-sel yang
Kasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Bacillariophyta
Classis Coscinodiscophyceae
Tampak atas
Ordo Coscinodiscales
Familia Coscinodiscaceae
Tampak samping
Genus Coscinodiscus
Gambar 4.16 Coscinisdiscus radiates
Species Coscinisdiscus radiatus Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
tawar dan air laut. Memiliki bentuk bulat/silinder tampak atas, tampak samping
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Bacillariophyta
Classis Coscinodiscophyceae
44
Ordo Coscinodiscales
Gambar 4.17 Coscinisdiscus asteromphalus
Familia Coscinodiscaceae Doc. Penelitian 2020
Genus Coscinodiscus
Deskripsi
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Retaria
Classis Acantharea
Ordo Arthracanthida
Familia Acanthometridae
Gambar 4.18 Acanthometron pellucidum
Genus Acanthometron
Doc. Penelitian 2020
Species Acanthometron pellucidum
Deskripsi
Klasifikasi
Regnum Bacteria
45
Divisio Cyanophyta
Classis Cyanophyceae
Ordo Oscillatoriales
Familia Oscillatoriaceae
Genus Oscillatoria
Gambar 4.19 Oscilatoria sp.
Species Oscilatoria sp. Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
yang berbentuk filamen tak bercabang yang terdiri atas sel-sel pipih dan bersifat
multiseluler. Lebar sel dapat mencapai 6,8 μm, tanpa sel khusus seperti
heterocytes dan akinetes. Filamen ada yang terlihat berwarna hijau, biru-hijau,
ungu, atau merah dan tidak memiliki heterosista. Filamen tersebut dapat bergerak
dengan cara meluncur lambat. Dalam beberapa genera, filamen tertutup dalam
selubung fibrillar.
Klasifikasi
Regnum Bacteria
Divisio Cyanophyta
Classis Cyanophyceae
Genus Oscillatoria
Deskripsi
lurus, berukuran sekitar 100 µm, memiliki sel dengan pigmen, memiliki
kromatophores rumput hijau atau kuning hijau, hidupnya uniseluler tidak berflagel
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Rhizosoleniales
Familia Rhizosoleniadeae
Deskripsi
yang banyak dan berukuran sangat kecil. Pada umumnya berada pada perairan
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Ochrophyta
47
Classis Bacillariophyceae
Ordo Rhizosoleniales
Familia Rhizosoleniadeae
Genus Rhizosolenia
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Rhizosoleniales
Familia Rhizosoleniadeae
Genus Rhizosolenia
Ukurannya berkisar 13-230 µm. habitatnya di laut, katup datar agak cembung,
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Rhizosoleniales
Gambar 4.24 Rhizoselenia robusta
Familia Rhizosoleniadeae
Doc. Penelitian 2020
Genus Rhizosolenia
Deskripsi
Klasifikasi
Regnum Chromista
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Hemiaulales
Familia Hemiaulaceae
Genus Climacodium
Climacodium Sp. memiliki bentuk sel bulat lonjong seperti telur, memiliki
kloroplas pada setiap selnya, terdapat rongga yang sempit pada setiap sel, hidup
49
Klasifikasi
Regnum Chromista
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Hemiaulales
Familia Hemiaulaceae
Genus Climacodium
Gambar 4.26 Climacodium biconcavum
Species Climacodium biconcavum Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
memiliki kloroplas pada setiap selnya, di antara sel terdapat rongga yang agak
Klasifikasi
Regnum Chromista
Divisio Bacillariaphyta
Classis Bacillariaphyceae
Ordo Bacillariales
Familia Bacillariaphyceae
Deskripsi
soliter dan juga koloni, sel berbentuk persegi panjang dalam tampilan korset (bila
berada dalam koloni) dan lanset dalam tampilan soliter, terdapat dua kloroplas
besar seperti piring , satu di dekat setiap ujung sel. Nukleus terletak terpusat. Sel
Klasfikasi
Regnum Chromista
Divisio Chryssophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Bacillariales
Familia Bacillariaceae
Genus Nitzschia
Gambar 4.28 Nitzchia obtusa
Species Nitzchia obtusa
Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
Nitzchia obtusa memiliki ukuran sekitar 100 µm, terdapat katup dengan
rap, sel biasanya tidak membentuk koloni, rap memanjang pada seluruh katup,
memiliki kloroplas bisa banyak atau sedikit, sangat bervariasi. merupakan jenis
Chrysophyta yang hidup di lingkungan ekstrem seperti air yang memiliki polutan
tinggi, susunan tubuh uniselluler, bentuk tubuh tidak sigmoid biasanya simetris
Klasifikasi
Regnum Plantae
Divisio Bacillariophyta
Classis Bacillariaphyceae
Ordo Naviculales
Familia Naviculadeae
Genus Navicula
Hidup di air tawar dan di laut. Tubuh Navicula sp. terdiri atas dua bagian yaitu
kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara kotak dan tutup terdapat celah yang
disebut rafe. Berbentuk linear, panjang 6-42 um, lebar 4-1 um.
Klasifikasi
Regnum Chromista
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Naviculales
Familia Diploneidaceae
Genus Diploneis
Gambar 4.30 Diploneis fusca
Species Diploneis fusca Doc. Penelitian 2020
52
Deskripsi
terdapat dinding sel berbentuk bulat lonjong, dengan satu inti sel dan memilki
sedikit kloroplas, hidupnya uniseluler (autotrof), hidupnya di air laut dan air
tawar.
Klasifikasi
Regnum Protista
Divisio Chrysophyta
Classis Bacillatioapyceae
Ordo Pennales
Familia Fragilaridea
Genus Fragilaria
menumpul, pola ornamentasi pada wajah katup bervariasi, tetapi sternum sentral,
depan katup, hidup di air laut dan air tawar, uniseluler (autotrof).
Klasifikasi
Regnum Chromista
Divisio Bacillariophyta
Class Bacillariophyceae
53
Ordo Tabellariales
Family Tabellariaceae
Genus Asterionella
berkoloni, ukuran sel berkisar 60-85 mm dan lebar 2-4 mm, koloni yang terbentuk
terdiri 8 sel hingga 20 sel, sel-sel saling menempel terlihat seperti bintang atau
rantai spiral.
Klasifikasi
Regnum Chromista
Divisio Ochrophyta
Classis Bacillariophyceae
Ordo Climacospheniales
Gambar 4.33 Climacosphenia moniligera
Familia Climacospheniaceae Doc. Penelitian 2020
Genus Climacosphenia
Deskripsi
lurus dan terdapat dua katup, memiliki kloroplas, hasil pengamatan menunjukkan
pigmen pada katup yang meruncing transparan, pada katup lainnya kuning
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Crustacea
Classis Copepoda
Ordo Cyclopoida
Deskripsi
Eucyclops Sp. memiliki ukuran tubuh yang kecil dan rata-rata 650–1150
µm ini tanpa caudal rami seta. Terdapat Antena dengan 12 segmen, 3 segmen
terakhir dengan selaput hialin halus yang sempit atau lebar biasanya mencapai ke
tepi distal cephalotorax. Caudal rami rata-rata ukurannya 3,5–6,5 µm, jarang
kemerahan dengan 2 antena pada anterior dan 2 pada posterior, terdapat juga
kantung telur pada posterior. Habitat species ini pada zona profundal daerah yang
masih dapat disinari matahari. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan.
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Classis Copepoda
Order Calanoida
55
Familia Candaciidae
Gambar 4.35 Candacia catula
Genus Candacia Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
tampilan punggung, segmen genital dengan tonjolan cembung yang jelas di setiap
sisi. Species jantan memiliki ciri sudut posterior kiri prosome runcing pada betina
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Classis Copepoda
Ordo Calanoida
Familia Calanidae
Genus Calanus
Gambar 4.36 Calanus hyperboreus
Species Calanus hyperboreus Doc. Penelitian 2020
Deskripsi
sepasang antena, mempunyai ekor dengan rambut-rambut pada ujung ekor, pada
species ini transparan kecokelatan dan pada rambut-rambut ekor berwarna oranye.
56
Habitat species ini secara umum berada pada zona profundal perairan laut. Genus
Calanus secara umum memiliki peranan yang sangat penting dalam rantai
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Classis Copepoda
Ordo Calanoida
Familia Calanidae
Genus Calanus
pada ujung kepala terdapat tonjolan, ukuran tubuh jantan berkisar 2,4-3,1 mm,
ukuran tubuh betina berkisar 2,5-3,0 mm, persebaran species ini di sepanjang
transparan. Habitat species ini secara umum berada pada zona profundal perairan
laut. Genus Calanus secara umum memiliki peranan yang sangat penting dalam
Klasifikasi
Kingdom Animalia
57
Phylum Arthropoda
Classis Copepoda
Ordo Calanoida
Familia Calanidae
Genus Calanus
kecokelatan. Habitat species ini secara umum berada pada zona profundal perairan
laut. Genus Calanus secara umum memiliki peranan yang sangat penting dalam
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Crustacea
Classis Copepoda
Ordo Calanoida
Familia Acartiidae
Genus Acartia
Gambar 4.39 Acartia sp.
Species Acartia sp. Doc. Penelitian 2020
58
Deskripsi
Acartia sp. memiliki tubuh yang memanjang dan berbentuk cerutu slender,
agak ramping, mempunyai sepasang antena dan 2 pasang ekor, memiliki mata
tunggal, mampu bergerak sendiri, ukuran tubuh betina antara 1.00 - 1.30 mm dan
pada jantan antara 0.70 - 0.90 mm. Makanan species ini adalah Genus Nauplii
kelompok ordo copepoda lain dan fitoplankton termasuk juga diatom serta
flagelata. Hasil pengamatan terlihat pigmen dari species ini cokelat kemerahan
dan memiliki kaki 3 pasang. Secara umum, habitat species ini adalah zona
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Crustacea
Classis Copepoda
Ordo Calanoida
Familia Acartiidae
Genus Acartia
slender, ramping, mempunyai sepasang antena dan 3 pasang ekor, memiliki mata
tunggal, mampu bergerak sendiri, ukuran tubuh betina antara 1.00 - 1.30 mm dan
pada jantan antara 0.70 - 0.90 mm. Makanan species ini adalah Genus Nauplii
kelompok ordo copepoda lain dan fitoplankton termasuk juga diatom serta
59
flagelata. Hasil pengamatan terlihat pigmen dari species ini cokelat kemerahan
dan memiliki kaki 3 pasang. Secara umum, habitat species ini adalah zona
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Crustacea
Class Crustaceae
Ordo Copepoda
Gambar 4.41 Nauplius tertutup
Familia Opepodidae Doc. Penelitian 2020
Genus Nauplius
Deskripsi
kaki dengan rambut-rambut halus pada setiap ujung kaki, pada bagian posterior
terdapat rambut yang panjang menyerupai ekor, hasil pengamatan pada gambar
Nauplius secara umum makan dengan cara menggerakkan kaki dan umbai-umbai
pada bagian mulutnya hingga menghasilkan pusaran air dan arus yang tertarik
pada pusaran air tersebut diteruskan ke saringan maksila dan ke mulut kemudian
dicerna.
Klasifikasi
Kingdom Animalia
60
Phylum Crustacea
Classis Crustaceae
Ordo Copepoda
Familia Opepodidae
Genus Nauplius
pasang kaki dengan rambut-rambut halus pada setiap ujung kaki, pada bagian
terdapat tonjolan pada bagian anterior dengan sepasang rambut, memiliki pigmen
transparan, Genus Nauplis secara umum makan dengan cara menggerakkan kaki
dan umbai-umbai pada bagian mulutnya hingga menghasilkan pusaran air dan
arus yang tertarik pada pusaran air tersebut diteruskan ke saringan maksila dan ke
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Crustacea
Classis Crustaceae
Ordo Copepoda
Familia Opepodidae
Gambar 4.43 Nauplius cyclops
Genus Nauplius
Doc. Penelitian 2020
Species Nauplius cyclops
61
Deskripsi
kaki dengan rambut-rambut halus pada setiap ujung kaki, hasil pengamatan
tampak bagian atas dengan pigmen tubuh transparan, Genus Nauplis secara umum
makan dengan cara menggerakkan kaki dan umbai-umbai pada bagian mulutnya
hingga menghasilkan pusaran air dan arus yang tertarik pada pusaran air tersebut
Klasifikasi
Kingdom Animalia
Phylum Crustacea
Classis Malacostraca
Ordo Decapoda
Familia Penaeidea
Genus Penaeus
terdapat tonjolan yang runcing, tampak pada gambar bagian punggung, memiliki
3 pasang kaki dan ekor. Hasil pengamatan menunjukkan pigmen tubuh transparan
Klasifikasi
Kingdom Animalia
62
Phylum Crustacea
Classis Malacostraca
Ordo Mysida
Familia Mysidae
Genus Anisomysis
antena dan ekor, pada ujung ekor terdapat rambut-rambut halus, pada bagian
Berdasarkan hasil penilaian dari tim ahli (dosen) isi, desain dan media
layak digunakan dan juga sangat menunjang proses perkuliahan khususnya dalam
praktikum mata kuliah pengetahuan lingkungan dan limnologi serta mata kuliah
yang berkaitan dengan perairan. Data hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 4.4,
sebagai berikut.
63
1. Isi 8 36 40 90
2. Desain 15 60 75 80
3. Media 10 45 50 90
orang. Data hasil penilaian oleh kelompok mahasiswa dapat dilihat pada Tabel
Jumlah 33,6
Persentase %
Sangat
1 90 80 90 84 86
Layak
65
4. 2 Pembahasan
masyarakat. Aktivitas ini terjadi karena letak perusahaan dan pemukiman warga
yang tidak memiliki batas atau berdampingan. Aktivitas warga ini telah ada sejak
lama dan perusahaan IMIP telah beroperasi ± 14 tahun. Perlunya diketahui bahwa
sekitar bahkan sesama mahluk hidup lainnya, dari yang tingkat takson tertinggi
hingga terendah dan apalagi aktivitas tersebut telah lama berlangsung. Teramati
bahwa aktivitas perindustrian dan jumlah penduduk yang terus meningkat dan
sebagai biondikator utama yang dipengaruhi oleh aktivitas industri dan warga.
stasiun 3 adalah 200 individu. Jumlah yang ditemukan ini adalah jumlah
fitoplankton yang didapatkan yaitu 296 individu. Yang terdiri dari 32 jenis
zooplankton yang didapatkan yaitu 41 individu. Yang terdiri dari 12 jenis spesies.
yang diukur adalah suhu, pH, kecerahan, salinitas, oksigen terlarut dan kecepatan
arus. Pengukuran tersebut dilakukan siang dan malam dengan dua kali ulangan
yaitu tanggal 14 oktober dan 21 oktober 2020. Hal ini dilakukan berdasarkan
67
aktivitas perusahaan saat membuang limbah dengan volume jumlah kecil dan
dilihat pada tabel parameter faktor kondisi fisik-kimia perairan pantai Desa
Fatufia ulangan pertama dan kedua. Perolehan suhu yang terukur bernilai antara
dengan nilai suhu terendah pada stasiun 3 dengan waktu pengambilan siang hari,
lokasi ini ditempatkan dekat Pulau Langala yang dianggap jauh dari stasiun 2
yaitu pembuangan Limbah Perusahaan. Suhu dengan nilai tertinggi pada stasiun 2
data ini bahwa suhu pada setiap stasiun bervariasi dengan kisaran nilai yang
salah satu faktor fisik penting yang banyak memengaruhi kehidupan hewan dan
tumbuhan air. Suhu air mempunyai peranan penting dalam kecepatan laju
metabolisme dan respirasi biota air, sehingga kebutuhan akan oksigen terlarut
juga meningkat. Perolehan nilai suhu ini disebabkan oleh aktivitas perusahaan
yang membuang limbah cair panas ke laut langsung dan limbah rumah tangga
yang juga dibuang lansung ke laut. Sehingga suhu yang bervariasi ini sangat
68
suhu 35 ºC. Hal ini didukung oleh Azwar (2001) yang menyatakan bahwa suhu
yang dapat ditolerir organisme pada suatu perairan berkisar antara 20-30°C, suhu
yang sesuai dengan fitoplankton 25-30°C sedangkan suhu untuk pertumbuhan dari
mahluk hidup perairan khususnya plankton memiliki batas toleransi pada suhu.
perbedaan dengan kisaran yang cukup jauh. Tabel menunjukkan nilai rata-rata
pada ulangan pertama 7,7 sedangkan pada ulangan kedua 8,2. Perolehan data
derajat keasaman ini bukanlah masalah jika kita bandingakan dengan standar baku
mutu air laut untuk biota laut dengan nilai antara 7,0-8,5. Berdasarkan standar
baku mutu air laut pH perairan laut masih dalam kondisi baik untuk kehidupan
biota perairan.
Nilai kecerahan yang terukur berkisar dari rendah ke tinggi antara 0,95 m
sampai 7,5 m. Nilai terendah pada stasiun 1 dan 2 dan nilaitertinggi pada stasiun
3. Banyak faktor yang membuat tinggat kecerahan pada perairan seperti intensitas
cahaya, kekeruhan air, tutupan awan, kondisi cuaca saat pengukuran, kondisi
permukaan air dan musim (Wirabumi, 2017). Faktor utama yang di temukan di
lapangan bahwa nilai kecerahan disebabkan oleh cuaca dan polutan limbah
masyarakat yang langsung ke laut tanpa melalui penyaringan alami oleh tanah
pengukuran tingkat kecerahan ini juga didukung oleh Akirimi dan Gatot (2002)
69
rendah.
yang cukup tinggi jika melihat data optimum salinitas air laut pada cakupan
umum yang berkisar antara 34–35‰. Perolehan nilai salinitas pada 3 stasiun yaitu
yang meyatakan bahwa nilai salinitas perairan laut lebih dari 30 ppt. Maka kondisi
Oksigen terlarut juga salah satu yang memilki peranan penting dalam
kondisi perairan, nilai oksigen terlarut yang terukur hampir mendekati baku mutu
Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut yaitu > 5 mg/l. Perolehan
nilai oksigen terlarut berkisar antara 5,3 sampai 6,7 mg/1. Berdasarkan nilai
produktif dengan nilai oksigen terlarut tertinggi adalah 6,7 mg/1 landasan yang
menguatkan argumen ini adalah perairan yang kandungan oksigennya kurang dari
antara 5 mg/l – 7 mg/l berarti kurang produktif sedangkan jika lebih besar dari 7
Nilai kecepatan arus yang terukur berkisar antara 0,02 sampai 0,05 m/s.
Perolehan nilai ini menunjukkan adalah laju arus air pada 3 stasiun penelitian
yang juga berpengaruh pada sebaran plankton. Ada yang menarik pada data ini,
khususnya stasiun 2 pada ulangan kedua pengukuran malam hari arus yang
seharusnya mengarah ke bibir pantai tidak terjadi, hal ini disebabkan pada malam
70
mengakibatkan arus balik lebih cepat dari pada arus air laut ke bibir pantai.
salah satu data yang sangat mendukung untuk mengkategorikan suatu perairan
(2011) bahwa salah satu data yang sangat mendukung untuk melihat tingkat
pencemaran air suatu lingkungan perairan adalah dengan melihat nilai indeks
dengan nilai rata – rata yang diperoleh adalah 0,385, nilai tersebut menunjukkan
tingkat pencemaran air dengan tingkat pencemaran air tercemar berat, dengan
indeks H‟ < 1. Hasil analisis ini terilhat jelas pada jumlah individu per jenis
plankton didominansi oleh 1 jenis saja dan jenis lain memiliki variasi jumlah yang
rata-rata sama.
hanya melihat jenis – jenis plankton, tetapi lebih terfokus ke prosedur penelitian
yang telah dilakukan. Tahap – tahap yang telah dilakukan dalam penelitian ini
dibuat dalam bentuk panduan praktikum yang juga dapat dijadikan referensi untuk
hasil penelitian yang dibuatkan media berupa panduan praktikum ini dapat
dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan
yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Hal ini sama tujuannya dengan
Persentase nilai yang diperoleh dari 3 tim ahli (Dosen) menunjukkan nilai
yang tidak jauh beda yaitu ahli isi 90 %, ahli desain 80 % dan ahli media 90 %.
nilai validasi dari tim ahli (Dosen) dan perolehan persentase nilai yang diujikan
5.1 Simpulan
72
73
indeks H‟ < 1
5.2 Saran
Akirimi dan Gatot. (2002). Teknik Pengamatan Kualitas Air dan Plankton di
Reservat Danau Arang-Arang Jambi. Jurnal Penelitian Teknik Pertanian.
7 (2).
74
75
Davis. (1955). The Marine and FreshWater Plankton. Hiroshima, Michigan State
University Press. 562 p
Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan
lingkungan perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ikhsan, M., Izmiarti, dan Zakaria, I. J. (2014). Komposisi dan struktur komunitas
fitoplankton di Danau Maninjau Sumatera Barat. Jurnal Biologi
Universitas Andalas. 4(2): 145–152.
Jusmasari H, Novita S, Salahuddin Al-Yubi P dan Nuraini N. (2018). Analisis
Kelayakan Buku Panduan Praktikum Kimia Kelas XII Semeter II
Berdasarkan BSNP Sesuai Kurikulum 2013, Skripsi, Program Sarjana
Universitas Sumatera Utara. Di Publikasikan.
Rahayu, Rudy, Meine, Indra, dan Bruno. (2009). Monitoring Air di Daerah Aliran
Sungai. Bogor : World Agroforestry Centre
Suharno dan Lantang, D. (2010). Keragaman jenis plankton di perairan laut kota
Jayapura, Papua. JURNAL BIOLOGI PAPUA. 2(1): 1–6.
Lampiran 1.
JADWAL PENELITIAN
Waktu
Januari Februari September Oktober Februari Maret April Mei
Kegiatan Juni 2021
2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 3 4 4 1 2 3
Penyusunan Proposal Penelitian
Seminar Proposal
Revisi dan Permohonan Surat
Izin Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan Data
Pengamatan Data
PETA
LOKASI PENGAMATAN
Fatufia, Bahodopi, Morowali 2021
ST. I
Skala 1 : 5000
LEGENDA
Stasiun Pengamatan
ST.II
Dibuat oleh :
MOH. RAFIQ
Dok. Stasiun Pengamatan by :
Hidayat dan Krisna Arya Fahrezi
Waktu
Foto pengambilan sampel air laut dengan metode horizontal pada stasiun 2
84
Foto pengambilan sampel air laut dengan metode vertical pada stasiun 3
RIWAYAT HIDUP
MOH. RAFIQ lahir di Bahomante, 12 Maret 1998, anak ke satu dari pasangan
Mirwan dengan Hasna.
Pendidikan sekolah dasar di SDN Larobenu selama 6 tahun dan tamat pada tahun
2010. Pendidikan sekolah menengah pertama di Mts. Al-Khairaat Wosu dan tamat
pada tahun 2013, kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di MA Al-
Khairaat Wosu dan tamat pada tahun 2016 pada jurusan IPA. Setelah lulus MA,
tahun 2016 itu juga melalui jalur SNMPTN (seleksi nasinol masuk perguruan
tinggi negeri), terdaftar sebagai mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Tadulako, Palu. Selama masa perkuliahan pernah menjabat di
Lembaga kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP
UNTAD (HIMABIO UNTAD) sebagai anggota bidang kesekretariatan selama 1
periode kepengurusan. Pernah juga menjabat sebagai ketua Lembaga yang
bergerak dibidang Riset yaitu BIO-RISET selama 2 periode kepengurusan.