Anda di halaman 1dari 224

Bahan Ajar Kimia XI SMA

BAB I
STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR
Standar Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat –
Kompetensi sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat – sifat
senyawa.

Kompetensi Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum


Dasar untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram
orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel
periodik

1.1. Teori Atom Bohr dan Mekanika Kuantum


1. Teori Atom Bohr
Niels Bohr beranggapan bahwa model kedudukan elektron dan
inti atom menyerupai sistem tata surya, dengan inti atom yang berisi
proton dan neutron sebagai pusatnya “Matahari” dan elektron –
elektron mengelilingi inti atom pada lintasan – lintasan atau orbit
tertentu.
Untuk dapat menjelaskan bagaimana elektron – elektron
tersebut beredar mengelilingi inti, maka terdapat dua gagasan pokok
“ postulat” yang harus ditaati :
a. Elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan – lintasan
tertentu yang disebut tingkat energi, dan selama elektron
mengelilingi inti atom tidak terjadi perubahan energi.
b. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner
(orbit) ke lintasan stasioner yang lain apabila terjadi perubahan
energi dengan jumlah tertentu, yang besarnya sesuai dengan
persamaan Planck : E = h.v
Menurut Niels Bohr, spektrum pada unsur terjadi akibat adanya
perpindahan elektron. Untuk itu Niels Bohr mengamati spektrum
atom hidrogen yang hanya mempunyai sebuah elektron. Asumsinya,
bahwa dengan hanya ada sebuah elektron maka akan lebih mudah
mengamati bagaimana elektron tersebut mengalami perpindahan.
Terjadinya garis warna (spektrum) pada atom hidrogen, karena
adanya keadaan elektron yang tidak stabil atau mengalami eksitasi
akibat elektron menyerap energi.

------------------------------------------------------------------- 1
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Teori atom Bohr telah berhasil menjelaskan terjadinya


spektrum atom hidrogen dan atom – atom yang mempunyai elektron
tunggal, tetapi gagal menjelaskan terjadinya spektrum dari atom yang
berelektron banyak. Kegagalan ini mendorong para ilmuwan untuk
menggali teori baru tentang susunan elektron dalam atom. Hasilnya
diperoleh suatu teori atom yang disebut teori atom mekanika
kuantum.

2. Teori Mekanika Kuantum


Era fisika modern di mulai pada tahun 1900 oleh Max Planck,
seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman. Pada saat menganalisis data
radiasi yang diemisikan oleh zat padat yang dipanaskan pada
berbagai temperatur, Planck menemukan bahwa atom dan molekul
mengemisi (melepaskan) energi hanya dalam jumlah tertentu
(diskrit) yang dikenal dengan istilah kuanta. Hal ini mendobrak
asumsi lama yang diyakini oleh para fisikawan bahwa energi bersifat
kontinue dan energi dapat dilepaskan dalam jumlah yang bebas
pada proses radiasi.
Pada tahun 1873, James Clerk Maxwell menemukan bahwa
cahaya tampak (visible light) merupakan bagian dari gelombang
elektromagnetik. Menurut Maxwell, gelombang elektromagnetik
dibangkitkan dari dua komponen, yaitu perpaduan antara komponen
medan listik dan medan magnet yang saling tegak lurus satu sama
lainnya. Dengan demikian, radiasi yang dihasilkan oleh benda panas
merupakan radiasi elektromagnetik, yaitu emisi dan transmisi
energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Kecepatan rambat

2 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu


3,00 x 108 m/s.
Fisika klasik mengasumsikan bahwa atom dan molekul dapat
mengemisi atau mengabsorbsi energi radiasi dalam jumlah yang
bebas . Akan tetapi, Planck justru mengatakan bahwa atom dan
molekul hanya dapat mengemisi atau mengabsorbsi energi dalam
jmulah tertentu (diskret). Planck memunculkan istilah kuantum
untuk mendefinisikan jumlah energi terkecil yang dapat diemisi atau
diabsorbsi dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Energi untuk tiap paket energi (kuantum) didefiniskan dalam
persamaan berikut:
E = hυ atau E = hc/λ
h = konstanta Planck = 6,63 x 10-34 J.s
υ = frekuensi radiasi
c = kecepatan cahaya = 3,00 x 108 m/s
λ = panjang gelombang radiasi
Berdasarkan teori kuantum, energi selalu diemisi atau diabsorbsi
sebesar kelipatan bilangan bulat dari hυ, seperti 2hυ, 3hυ, 4hυ,…, dan
tidak pernah berbentuk bilangan desimal, seperti 1,23 hυ atau 5,67
hυ.
Hal ini menarik perhatian Albert Einstein, seorang ilmuwan
berkebangsaan Jerman. Pada tahun 1905, Einstein mempelajari efek
fotolistrik, suatu fenomena dimana elektron dilepaskan dari
permukaan suatu logam setelah menerima sejumlah radiasi (cahaya)
yang sesuai dengan frekuensi ambang logam tersebut. Frekuensi
ambang (threshold frequency) adalah batas minimum frekuensi
(energi) yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari permukaan
logam. Di bawah frekuensi ambang, tidak ada elektron yang dapat
dilepaskan. Einstein berkesimpulan bahwa cahaya tersusun dari
paket-paket energi diskret yang diberi nama foton. Masing-masing
foton memiliki energi sesuai dengan frekuensinya. Persamaan energi
foton Einstein adalah sebagai berikut:
E = hυ atau E = hc/λ
Bila digunakan radiasi dengan frekuensi tinggi, maka sebagian
energi akan digunakan untuk melepaskan elektron dari permukaan
logam, sementara sisa energi akan berubah mejadi energi kinetik

------------------------------------------------------------------- 3
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

elektron (sehingga kita dapat menghitung kecepatan elektron saat


dilepaskan dari permukaan logam). Hubungan antara radiasi yang
diberikan, frekuensi ambang, dan energi kinetik, dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut:
KE = hυ – BE atau hυ = KE + BE
KE = energi kinetik elektron saat lepas dari permukaan logam
hυ = energi radiasi yang diberikan pada permukaan logam
BE = binding energy, energi ikat elektron pada permukaan
logam
Model atom Bohr dapat digunakan dengan baik untuk atom
yang sangat sederhana seperti atom hidrogen, tetapi tidak untuk
atom yang lebih kompleks. Dengan demikian, dikembangkanlah satu
model struktur atom yang lebih rumit dengan model mekanika
kuantum.
Model mekanika kuantum bersandar pada teori kuantum, yang
menyatakan bahwa materi memiliki sifat-sifat yang sama seperti
gelombang (Hukum De Broglie). Menurut teori kuantum, letak
(posisi) dan momentum (kecepatan dan arah) suatu elektron pada
satu waktu tidak mungkin diketahui dengan pasti (prinsip
ketidakpastian Heisenberg). Jadi, lingkaran Bohr yang pasti harus
digantikan dengan orbital (awan elektron), yaitu volume ruang
yang kemungkinan besar terdapat elektron. Dengan kata lain,
kepastian diganti dengan kebolehjadian (probabilitas).
Melalui persamaan Schrodinger, distribusi elektron di dalam
atom dapat ditunjukkan melalui seperangkat bilangan kuantum.
Dalam mekanika kuantum, tiga bilangan kuantum digunakan untuk
menentukan distribusi elektron di dalam atom, sedangkan bilangan
kuantum ke-4 digunakan untuk menunjukkan rotasi (spin) elektron
di dalam atom.
Ada empat bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum Utama
(n), bilangan kuantum Azimut (l), bilangan kuantum Magnetik (m), dan
bilangan kuantum Spin (s).

4 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

a. Bilangan kuantum utama (n)


Menyatakan pada kulit ( tingkat energi) mana elektron beredar.
Nilai n dari bilangan kuantum utama, yaitu 1 sampai dengan 7
atau kulit K sampai dengan Q.
Tabel 1. 1. Jumlah elektron maksimal
Nomor Kulit Kulit Jumlah elektron maksimum
n=1 K 2 (1)2 = 2
n=2 L 2 (2)2 = 8
n=3 M 2 (3)2 = 18
n=4 N 2 (4)2 = 32
b. Bilangan kuantum azimut (l)
Menyatakan pada sub kulit mana elektron beredar.
Sub kulit dinyatakan dalam lambang s ( untuk l = 0) , p ( untuk l =
1) , d ( untuk l = 2) dan f ( untuk l = 3). Banyaknya subkulit pada
tiap kulit sesuai dengan harga n. Harga l dimulai dari 0 sampai
dengan n – 1 .
Tabel 1. 2. Nama dan harga subkulit
Harga sub kulit Simbol sub kulit Nama sub kulit
0 S sharp
1 p principal
2 d difusse
3 f fundamental

Tabel 1.3. Bilangan Kuantum Azimut pada kulit n


Nomor Jumlah sub Harga l
Simbol Sub kulit
Kulit kulit ( 0 s/d n – 1)
0 K 1 0 S
1 L 2 0,1 s,p
2 M 3 0, 1, 2 s,p,d
3 N 4 0, 1, 2, 3 s,p,d,f
c. Bilangan kuantum magnetik (m)
Menyatakan pada orbital mana elektron beredar. Orbital
biasanya digambarkan dalam bentuk segi empat.
Sub kulit s (l = 0) mempunyai satu harga m = 0 ( satu orbital).

------------------------------------------------------------------- 5
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Tabel 1. 4. Bilangan Kuantum magnetik (m) pada subkulit (l)


Sub Harga l Harga m Jumlah
kulit (– l sampai + l) orbital
S 0 0 1
p 1 –1,0,+1 3
d 2 – 2 , – 1 , 0 , + 1, + 2 5
f 3 – 3 , – 2 , – 1, 0 , + 1 , + 2 , + 7
3
Bentuk – Bentuk Orbital :
o Sub kulit s mempunyai satu orbital, yaitu orbital s.
Bentuk orbital s seperti bola/bulat/spherical.
Artinya : elektron yang ada pada orbital s berada sama
jauh dan segala arah terhadap inti atom.
Gambar orbital s

o Sub kulit p mempunyai tiga orbital, yaitu px , py dan pz


Bentuk orbital p seperti bola yang terpilin .
Sub kulit p mempunyai 3 orbital yang terletak pada sumbu X ,
Y dan Z sehingga sub kulit p dibedakan atas px , py dan pz
Gambar orbital p

o Sub kulit d mempunyai lima orbital


Sub kulit d mempunyai 5 orbital yang mempunyai tingkat
energi yang setara,yaitu dx2,dx2- dy2,dxy,dxz,dz2.

6 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Gambar orbital d

d. Bilangan Kuantum Spin (s)


Menyatakan ke arah mana elektron beredar. Elektron pada
waktu beredar, mengelilingi inti akan berputar pada sumbunya
dan perputaran elektron akan menimbulkan medan megnet.
Arah perputaran elektron yang mungkin adalah searah jarum
jam atau berlawanan arah jarum jam.
s = + ½ ( searah jarum jam)
s = – ½ ( berlawanan arah jarum jam)
Jadi jika orbital terisi penuh elektron

1.2. Konfigurasi Elektron


Ada 3 aturan atau prinsip yang harus dipertimbangkan dalam
penentuan konfigurasi elektron, yaitu :
a. Aturan Aufbau (meningkat)
Pengisian elektron – elektron ke dalam orbital dimulai dari
tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi.
Aturan (n + l) berikut dapat digunakan untuk menentukan
energi relatif orbital di subkulit satu dengan lainnya.
1) Apabila 2 orbital mempunyai nilai ( n + l) yang berbeda,
maka orbital dengan nilai ( n + l) yang lebih rendah akan
mempunyai energi yang lebih rendah.

------------------------------------------------------------------- 7
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Contoh : orbital di subkulit 4s ( n = 4 , l = 0 ) memiliki


energi yang lebih rendah dibandingkan dengan
orbital di subkulit 3d ( n = 3 , l = 2 )
2) Apabila 2 orbital mempunyai nilai ( n + l) yang sama,
maka orbital dengan nilai n yang lebih rendah akan
mempunyai energi yang lebih rendah.
Contoh : orbital di subkulit 4p ( n = 4 , l = 1 ) memiliki
energi yang lebih rendah dibandingkan dengan
orbital di subkulit 5s ( n = 5 , l = 0 ).
Urutan Pengisian Elektron Pada Orbital

Urutan tingkat energi orbital adalah sebagai berikut :


1s – 2s – 2p – 3s – 3p – 4s – 3d – 4p – 5s – 4d – 5p – 6s – 4f
– 5d – 6p – 7s dst
b. Asas Larangan Pauli
Tidak boleh ada elektron dalam satu atom yang boleh
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Bila ada
dua elektron menempati satu orbital harga n , l , m sama maka
bilangan kuantum spin harus berbeda.
c. Aturan Hund
Pengisian orbital – orbital yang mempunyai energi sama,
maka mula – mula elektron menempati orbital secara
sendiri – sendiri dengan spin paralel/searah, setelah
penuh baru berpasangan.

8 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Beberapa catatan tentang konfigurasi elektron :


1. Dua cara menuliskan urutan sub kulit
Contoh : konfigurasi elektron Skandium (Z = 21) dapat ditulis
dengan 2 cara
(a) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 [berdasarkan urutan tingkat
energinya]
(b) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2 [berdasarkan sub kulit]
Menyingkat penulisan konfigurasi elektron dengan
menggunakan konfigurasi elektron gas mulia
Contoh : Sc(Z = 21) : [Ar] 3d1 4s2
Kestabilan sub kulit d yang terisi penuh atau setengah penuh
Terdapat beberapa penyimpangan pengisian elektron
berdasarkan asas Aufbau dengan yang ditemukan berdasarkan
percobaan.
Contoh : Cr (Z = 24) dan Cu ( Z = 29)
Cr : [Ar] 3d5 4s1
Cu : [Ar] 3d10 4s1
Konfigurasi Elektron Ion
1. Ion tunggal yang bermuatan x+ terbentuk dari atom netralnya
dengan melepaskan x elektron. Elektron yang dilepas adalah
elektron dari kulit terluarnya.
Contoh : Al (Z = 13) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Al 3+ : 1s 2s 2p
2 2 6

Sc(Z = 21) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1


Sc 3+ : [Ne] 2s2 2p6 ( = konfigurasi elektron
dari Ar)
2. Ion tunggal yang bermuatan x - terbentuk dari atom netralnya
dengan menyerap x elektron. Elektron yang diserap itu mengisi
orbital dengan tingkat energi terendah yang belum penuh.
Contoh : Cl (Z = 17) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Cl - : [Ne] 3s2 3p6 (jumlah elektron 18)
S (Z = 16) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
S2- : [Ne] 3s2 3p6 (jumlah elektron 18)

------------------------------------------------------------------- 9
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Latihan 1:
1. Jelaskan perbedaan model atom Bohr dengan Teori Atom
Mekanika kuantum tentang posisi elektron dalam atom .
2. Tentukan bilangan kuantum n dan l untuk elektron yang
terdapat pada sub kulit :
a. 2s c. 5f e. 2p
b. 4p d. 3d f. 3s
3. Tentukan harga keempat bilangan kuantum n, l, m dan s untuk
elektron terakhir dari :
a. 14 Si c. 26 Fe+2
b. 27 Co d. 16 S
4. Tentukan nomor atom unsur berikut yang mempunyai harga
keempat bilangan kuantum dari elektron terakhir sebagai
berikut :
a. atom X dengan n = 2 l =1 m=0 s= – ½
b. atom Y dengan n = 4 l = 0 m=0 s=+ ½
5. Unsur Y memiliki nomor massa 40 dan jumlah neutron 20
a. Tuliskan konfigurasi elektron atom Y
b. Tuliskan konfigurasi elektron ion Y 2+
c. Harga keempat bilangan kuantum elektron terakhir atom Y
d. Harga keempat bilangan kuantum elektron terakhir ion Y 2+

1.3. Sistem Periodik Dan Konfigurasi Elektron


Ada keterkaitan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur
dalam sistem periodik. Letak unsur dalam Sistem Periodik Unsur
(SPU) ditunjukkan oleh bilangan kuantum utama (n) dan
elektron valensi ( banyak elektron pada kulit terluar)
Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan letak unsur pada
sistem periodik adalah dari konfigurasi elektronnya, dengan cara
menentukan periode dan golongan unsur tersebut.
Cara penentuan Golongan dan Periode adalah sebagai
berikut :
1. Periode
Untuk menentukan periode adalah dengan melihat nomor
kulit terbesar yang diisi elektron.

10 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

2. Golongan
Untuk menentukan golongan, unsur dibagi dalam kelompok:
a. Unsur golongan utama
b. unsur golongan transisi
c. unsur golongan transisi dalam
Penentuan unsur utama (Blok s dan blok p)
Untuk unsur golongan utama, golongan = jumlah elektron
valensi. IA ns1
Blok s (ciri s)
IIA ns2
IIIA ns2 np1
Golongan Utama
IVA ns2 np2
VA ns2 np3
Blok p (ciri p) VIA ns2 np4
VIIA ns2 np5
VIIIA ns2 np6
Penentuan Golongan Unsur transisi ( blok d ):
Jika konfigurasi elektron untuk unsur transisi dituliskan .. .nsx(n-
1)dy,maka:
a. Jika x + y < 8 maka golongannya adalah (x + y)B.
b. Jika 8 ≤ x + y ≤ 10 ,maka golongannya adalah VIIIB
c. Jika x + y ≥ 10,maka golongannya adalah (x + y – 10)B
IIIB (n-1)d1 s2
IVB (n-1)d2 s2
VB (n-1)d3 s2
VIB (n-1)d4s2
VIIB (n-1)d5 s2
Golongan Transisi (ciri s dan d)
VIIIB (n-1)d6 s8
VIIIB (n-1)d7 s2
VIIIB (n-1)d8 s2
IB (n-1)d9 s2
IIB (n-1)d10 s2

------------------------------------------------------------------- 11
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Penentuan golongan unsur transisi dalam ( Blok f)


Lantanida 4f (periode 6 Gol. III B
Transisi dalam (ciri s dan f)
Aktinida 5f (periode 7 Gol. III B
Latihan 2:
1. Tentukanlah pada blok manakah unsur berikut :
a. 12 A b. 15 B c. 27 C
2. Tentukanlah golongan dan periode unsur berikut :
a. A : 1s2 2s2 2p6 3s1 d. D : [Kr] 5s2 4d8
b. B : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 c. C : [Kr] 4s2 3d5
e. E : [Kr] 4d 5s 5p
10 2 6

3. Tentukan bilangan kuantum elektron terakhir unsur X yang


terletak pada periode 3 golongan VIA !
4. Jika diketahui suatu unsur memiliki bilangan kuantum n = 3 ; l =
2 ; m = –2 ; s = + ½ . tentukan letak unsur tersebut dalam tabel
periodik .
5. Unsur X memiliki bilangan kuantum elektron terakhir n = 3 ; l =2
; m = –2 ; s = – ½
a. Tuliskan konfigurasi elektron atom X !
b. Tuliskan konfigurasi elektron ion X 3+ !
c. Tentukan letak unsur tersebut dalam SPU !

1.4. BENTUK MOLEKUL


a. Teori Domain Elektron(Teori VSEPR)
Teori Domain Elektron menyatakan bahwa “pasangan
elektron ikatan dan pasangan elektron bebas saling tolak-
menolak sehingga tiap-tiap pasangan elektron cenderung
berjauhan satu sama lain untuk meminimalkan gaya tolakan
tersebut.” Teori ini juga di sebut Teori VSEPR (Valence Shell
Elektron Pair Repulsion) atau teori tolakan pasangan Elektron
Valensi. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh ahli kimia
Kanada, R. J. Gillespie pada tahun 1957 berdasar ide ahli kimia
Inggris, N. Sigdwik dan H.Powel. Teori domain elektron

12 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

menggambarkan arah pasangan elektron baik PEI maupun PEB


terhadap inti atom.
Domain elektron yang berupa pasangan elektron ikatan (PEI)
baik ikatan tunggal, ikatan rangkap maupun ikatan rangkap 3
dianggap sebagai 1 domain.
Perlu diingat bahwa semakin banyak elektron dalam 1 domain
maka semakin besar pula tolakannya sehingga semakin menekan
posisi domain lainnya sejauh mungkin.
Menurut teori VSEPR ,pasangan-pasangan elektron ikatan
dalam suatu molekul memiliki kekuatan tolakan sama
besar dan adanya pasangan elektron bebas dari atom
pusatnya akan mengurangi tolakan pasangan eleaktron
ikatan sesamanya.Untuk menjelaskan bentuk molekul dengan
teori domain elektron harus digambarkan rumus struktur Lewis
dari senyawa yang bersangkutan.
Berdasarkan teori Domain Elektron terdapat 5 macam bentuk
dasar molekul kovalen :
1. LINEAR
Bentuk molekul ini disusun oleh 3 atom yang berikatan dalam
satu garis lurus dan sebuah atom menjadi atom pusatnya. Jadi
terdapat 2 pasang elektron ikatan ( 2 domain) dengan sudut
1800.
Contoh : BeCl2
2. SEGITIGA DATAR
Bentuk molekul segitiga datar adalah segitiga samasisi yang
disusun oleh 4 atom. Sebuah atom sebagai atom pusat yang
berikatan dengan 3 atom lainnya dengan sudut ikat 120 0. Jadi
terdapat 3 pasang elektron ikatan ( 3 domain) Contoh : BCl3
dan BF3
3. TETRAHEDRAL
Bentuk molekul ini seperti piramida yang tersusun oleh 5
atom dengan sebuah atom sebagai atom pusatnya. Jadi
terdapat 4 pasang elektron ikatan ( 4 domain) dengan sudut
ikat 109,5 0.
Contoh : CH4 dan CCl4

------------------------------------------------------------------- 13
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

4. TRIGONAL BIPIRAMIDA
Bentuk molekul ini terdiri atas 2 bentuk piramida yang
tergabung dalam satu bidang dimana atom pusatnya
dikelilingi oleh 5 atom lain. Jadi terdapat 5 pasang elektron
ikatan ( 5 domain)
Contoh : PCl5
5. OKTAHEDRAL
Bentuk molekul ini terdiri atas 8 bidang yang merupakan
segitiga samasisi. Dalam bentuk molekul oktahedral terdapat
6 domain yang semuanya membentuk sudut 90 0 terhadap
atom pusat. Contoh : SF6.
Berdasarkan teori VSEPR, setiap molekul diberikan notasi
khusus untuk menunjukkan jumlah PEI dan PEB molekul
tersebut .
AXnEn
Ket : A = atom pusat E = PEB
X = PEI n = bilangan bulat
Cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori Domain
Elektron/ Teori VSEPR
Langkah – langkah penentuan :
1) Gambarkan struktur Lewis yang paling mungkin untuk molekul
yang akan dicari.
2) Tentukan jumlah domain elektron yang ada disekitar atom pusat
3) Tentukan jumlah PEI dan PEB molekul tersebut
4) Tentukan notasi VSEPR – nya
Contoh : Ramalkan bentuk molekul SCl2
Langkah :
1. Buat struktur Lewisnya:
: Cl•••• . x xxxxS x . Cl
••
••
:
2. Terdapat 4 domain di sekitar atom pusat sehingga bentuk
dasarnya(orientasi dom-Main) adalah tetrahedral
3. Terdapat 2 PEI dan 2 PEB
4. Notasinya AX2E2
5. Berdasarkan notasi AX2E2 berbentuk V

14 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Untuk meramalkan bentuk molekul ion poliatomik, ada


beberapa langkah yang harus kalian ikuti :
1. Hitung jumlah pasangan elektron pada semua atom
Pasangan elektron (PE)
jumlah elektron valensin ± muatan
=
2

2. Hitung jumlah PEI pada atom pusat


PEI = jumlah atom − 1
3. Hitung jumlah pasangan elektron yang berada di sekitar atom
pusat
Pasangan pusat = PE − 3 x jmlh atom ujung (kecuali H)
4. Hitung jumlah PEB
PEB = pasangan pusat − PEI
Contoh : Ramalkan bentuk molekul anion poliatomik ICl4 –
Langkah :
1. Menghitung jumlah pasangan elektron (PE) pada semua atom
7 + (4 x 7) + 1 36
Pasangan elektron = = = 18
2 2
2. Hitung jumlah PEI pada atom pusat
PEI = jumlah atom – 1
PEI = 5 – 1 = 4
3. Hitung jumlah pasangan elektron yang berada di sekitar atom
pusat
Pasangan pusat = PE − 3 x jmlh atom ujung (kecuali H)
= 18 − (3 𝑥 4) = 18 − 12 = 6
4. Hitung jumlah PEB
PEB = pasangan pusat – PEB
PEB = 6 – 4 = 2
Dari langkah di atas maka notasi VSEPR anion ICl4 – adalah AX2E2
dan berdasarkan tabel, bentuk geometrinya adalah segiempat
datar

------------------------------------------------------------------- 15
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

1.5. Muatan formal


Muatan formal adalah muatan yang dimiliki oleh atom-atom yang
terdapat di dalam suatu molekul atau ion poliatomik apabila
atom-atom tersebut dianggap memiliki keelektronegatifan yang
sama.
Besarnya muatan formal (QF) dapat dihitung dengan persamaan
berikut:

Dimana : NA = Jumlah electron valensi


NLP = Jumlah electron bebas
NBP = jumlah electron ikatan

Contoh H2O

Muatan formal atom O : QF (O) = 6 – 4 - ½ x4 = 0


Muatan formal atom H : QF (H) = 1 - ½ x 2 = 0

Latihan 4
Ramalkan bentuk molekul yang dimiliki senyawa berikut dan
tentukan muatan formal atom pusatnya.
a. ClF3 e. CH4 i. XeF4
b. IF5 f. XeF2 j. SO2
c. BeCl2 g. H2O k. SF6
d. PCl3 h. SiCl4 l. SbCl5

16 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

TABEL BENTUK MOLEKUL TEORI DOMAIN ELKETRON


Tabel hubungan jumlah pasangan elektron (PEI dan PEB) pada
atom pusat terhadap bentuk molekul
Σ pasangan
Jumlah Orientasi Elektron Bentuk Notasi
Contoh
Domain Domain Molekul VSEPR
Ikatan Bebas
2 LINEAR 2 – Linear BeCl2 AX2

3 SEGITIGA 3 – Segitiga datar BCl3 AX3

2 1 Bentuk V SO2 AX2E

4 TETRA- 4 – Tetrahedral CH4 AX4


HEDRAL

3 1 Trigonal NH3 AX3E


Piramida

2 2 Bentuk V H2O AX2E2

------------------------------------------------------------------- 17
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Σ pasangan
Jumlah Orientasi Elektron Bentuk Notasi
Contoh
Domain Domain Molekul VSEPR
Ikatan Bebas
5 Trigonal 5 – Trigonal PCl5 AX5
Bipiramida Bipiramida

4 1 Bentuk TeCl4 AX4E


timbangan
Tetrahedral
terdispersi)

3 2 Bentuk T ClF3 AX3E2

2 3 Linear XeF2 AX2E3

18 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Σ pasangan
Jumlah Orientasi Elektron Bentuk Notasi
Contoh
Domain Domain Molekul VSEPR
Ikatan Bebas
6 Oktahedral 6 – Oktahedral SF6 AX6

5 1 Piramida IF5 AX5E


segiempat

4 2 Segiempat
datar
XeF4 AX4E2

b. Teori Hibridisasi
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya
orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang
sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep
orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam
menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul.
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling[2]
dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4).
Hibrid sp3
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut
pandang sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi
secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah
memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4

------------------------------------------------------------------- 19
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2


2px1 2py1 atau lebih mudah dilihat:

(Perhatikan bahwa orbital 1s memiliki energi lebih rendah dari


orbital 2s, dan orbital 2s berenergi sedikit lebih rendah dari
orbital-orbital 2p)
Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori
hibridisasi digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi
dari satu (atau lebih) elektron:

Proton yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah


satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi,
memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan
pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan
meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika
yang baru yang dikenal sebagai orbital hibrid. Dalam kasus atom
karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2s (orbital
inti hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan) "bergabung"
dengan tiga orbital 2p membentuk hibrid sp3 (dibaca s-p-tiga)
menjadi

Pada CH4, empat orbital hibrid sp3 bertumpang tindih dengan


orbital 1s hidrogen, menghasilkan empat ikatan sigma. Empat
ikatan ini memiliki panjang dan kuat ikat yang sama, sehingga
sesuai dengan pengamatan.

sama dengan

20 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Teori Hibridisasi, bersama dengan teori VSEPR, membantu kita


dalam menjelaskan bentuk molekul:
 AX1 (contoh: LiH): tidak ada hibridisasi; berbentuklinear
 AX2 (contoh: BeCl2): hibridisasisp; berbentuk Linear
ataudiagonal; sudut ikat cos−1(−1) = 180°
o AX2E (contoh: GeF2): berbentuk V
 AX3 (contoh: BCl3): hibridisasisp2; berbentuk datar trigonal;
sudut ikatcos−1(−1/2) = 120°
o AX3E (contoh: NH3): piramida trigonal,107o
 AX4 (contoh: CCl4): hibridisasisp3; berbentuk tetrahedral;
sudut ikatcos−1(−1/3) ≈ 109.5°
 AX5 (contoh: PCl5): hibridisasisp3d; berbentuk Bipiramida
trigonal
 AX6 (contoh: SF6): hibridisasisp3d2; berbentuk oktahedral
(atau bipiramida persegi)

Pengaruh Bentuk Molekul terhadap kepolaran senyawa dan


Gaya Antar Molekul
Secara umum kepolaran molekul ditentukan oleh 2 faktor yaitu
kepolaran ikatan kovalennya ( polar atau non polar) dan bentuk
molekulnya ( simetris atau tidak simetris)
1. Kepolaran dari molekul yang memiliki 1 ikatan kovalen
Kepolaran molekul yang memiliki 1 ikatan kovalen hanya
ditentukan oleh kepolaran ikatan kovalennya.
a. Apabila ikatan kovalen tersebut bersifat non polar maka
molekulnya bersifat non polar
Misalnya molekul H2 yang memiliki 1 ikatan H – H . Ikatan
kovelen antara 2 atom sejenis seperti ini bersifat non
polar.
b. Apabila ikatan kovalen tersebut polar, maka molekulnya
bersifat polar.
Misalnya HCl yang memiliki 1 ikatan H – Cl. Ikatan kovalen
ini terdiri dari dua atom tak sejenis.

------------------------------------------------------------------- 21
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

2. Kepolaran dari molekul yang memiliki lebih dari 1 ikatan


kovalen
Kepolaran dari molekul yang memiliki lebih dari 1 ikatan
kovalen ditentukan oleh kepolaran ikatan kovalennya
dan bentuk molekulnya.
a. Apabila salah satu ikatan kovalennya bersifat polar, maka
molekulnya bersifat non polar jika bentuk molekulnya
simetris, atau molekulnya bersifat polar jika bentuk
molekulnya tidak simetris.
 Misalnya : molekul CO2 dan H2O
Molekul CO2 dan H2O sama – sama memiliki 2 ikatan
kovalen polar, yaitu ikatan C=O pada CO2 dan ikatan O –
H pada H2O. tetapi, bentuk molekul CO2 simetris
sehingga dipol – dipol ikatan C=O saling meniadakan.
Dengan demikian, molekul CO2 bersifat non polar.
Sebaliknya, bentuk molekul H2O tidak simetris sehingga
dipol – dipol ikatan O – H tidak saling meniadakan. Jadi
molekul H2O bersifat polar.
 Misalnya : molekul BCl3 dan NH3
Molekul BCl3 dan NH3 sama – sama memiliki 3 ikatan
kovalen polar, yaitu 3 ikatan B – Cl pada BCl3 dan 3
ikatan N – H pada NH3. Tetapi, BCl3 memiliki bentuk
molekul yang simetris sehingga BCl3 bersifat non
polar. Sebaliknya, molekul NH3 memiliki bentuk
molekul yang tidak simetris akibat keberadaan PEB di
sekitar atom pusat N yang mendorong PEI. Jadi NH3
bersifat polar.
 Misalnya molekul CCl4 dan CHCl3
Molekul CCl4 dan CHCl3 sama – sama memiliki 4 ikatan
kovalen polar. Akan tetapi , salah satu di antara 4 ikatan
kovalen tersebut berbeda karena perbedaan jenis
atomnya ( C – H dan C – Cl ). Hal ini menyebabkan
molekul CHCl3 tidak memiliki bentuk simetris seperti
halnya molekul CCl4. jadi molekul CHCl3 bersifat polar
sedangkan CCl4 bersifat non polar.

22 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

b. Apabila semua ikatan kovalennya bersifat non polar, maka


molekulnya bersifat non polar.
Misalnya : molekul P4 dan S8
1.6. Gaya Antar Molekul
Kepolaran molekul menentukan interaksi molekul – molekul
dalam zat (unsur atau senyawa) melalui gaya elektrostatis yang
disebut gaya antar molekul (gaya yang bekerja untuk mengikat
molekul – molekul tersebut dalam satu kesatuan).
Ada 3 jenis gaya tarik – menarik antar molekul ( gaya Van der
Waals), yaitu gaya tarik – menarik dipol – dipol , ikatan hidrogen dan
gaya tarik – menarik dipol sesaat – dipol terimbas( gaya London).
Gaya tarik – menarik dipol – dipol dan ikatan hidrogen berlaku untuk
molekul – molekul yang bersifat polar. Sedangkan gaya London
berlaku baik untuk molekul – molekul yang bersifat polar maupun
non polar.
1. Gaya London( Gaya Tarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas)/
Gaya Dispersi
Gaya London adalah gaya tarik – menarik antar molekul yang
bersifat sementara yang terjadi karena adanya perpindahan
elektron antar orbital. Perpindahan elektron ini menyebabkan
suatu senyawa yang secara normal bersifat non polar menjadi
polar sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk
dengan cara ini disebut sesaat karena dipol ini dapat berpindah
milyaran kali dalam satu detik. Pada saat berikutnya dipol ini akan
hilang atau bahkan sudah berbalik arah.
Gaya London tidak hanya berlaku untuk zat non polar, tetapi
juga untuk zat polar. Dengan kata lain, di dalam zat polar selain
terdapat gaya tarik – menarik dipol – dipol juga ada gaya London.
Semakin lemah gaya London pada suatu senyawa maka semakin
rendah titik didih senyawa tersebut.
Kemudahan molekul non polar membentuk dipol sesaat atau
untuk mengimbas suatu dipol disebut dengan polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan banyaknya elektron dan bentuk
molekul. Banyaknya elektron berkaitan dengan massa molekul
relatif(Mr). Jadi jika elektronnya banyak(Mr besar), maka gaya
London makin besar.

------------------------------------------------------------------- 23
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Kekuatan gaya London dipengaruhi oleh mudah tidaknya


awan elektron dalam molekul mengalami deformasi atau mudah
tidaknya dipol sesaat dan dipol terimbas terbentuk.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya London:
a. Ukuran molekul
Molekul dengan ukuran besar mempunyai awan elektron yang
besar, yang mudah terdeformasi karena elektron – elektron
terluarnya cenderung tidak terikat dengan baik. Dengan
demikian, dipolsesaat dan dipol terimbas semakin mudah
terbentuk. Akibatnya gaya London akan lebih kuat
dibandingkan molekul dengan ukuran lebih kecil
Semakin besar ukuran molekul, semakin besar kekuatan
gaya London
Contoh : kenaikan titik didih unsur non polar F2, Cl2 , Br2 dan I2
karena ukuran molekulnya yang bertambah
b. Jumlah atom di dalam molekul
Semakin banyak jumlah atom di dalam molekul, semakin
banyak tempat yang tersedia untuk terbentuknya dipol sesaat
dan dipol terimbas. Dengan demikian, dipol sesaat dan dipol
terimbas semakin mudah terbentuk sehingga gaya London
semakin kuat.
Semakin banyak jumlah atom di dalam molekul, semakin
besar kekuatan gaya London
Contoh : n – heksana memiliki jumlah atom yang lebih banyak
dibandingkan n – propana.
Dengan demikian, terdapat lebih banyak tempat yang tersedia
bagi terbentuknya dipol sesaat dan dipol terimbas. Oleh
karena itu , gaya London pada n – heksana lebih kuat
dibandingkan pada n – propana. Hal ini tercermin dari titik
didih n – heksana (690C) yang lebih tinggi dibandingkan n –
propana (– 420C)
c. Bentuk molekul
Bentuk molekul dapat mempengaruhi kekuatan gaya London.
Semakin kompak bentuk molekul, maka kemungkinan
terbentuknya dipol sesaat dan dipol terimbas juga semakin
kecil. Dengan demikian, semakin lemah kekuatan gaya London.

24 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Semakin kompak bentuk molekul, semakin kecil kekuatan


gaya London
Contoh : neopentana dan n – pentana adalah isomer – isomer
yang memiliki jumlah atom C dan H yang sama. Tetapi,
neopentana memiliki bentuk yang lebih kompak
dibandingkan n – pentana .
Akibatnya, interaksi antar molekul neopentana untuk
membentuk dipol sesaat dan dipol terimbas lebih sedikit
dibandingkan n – pentana. Oleh karena itu, gaya London pada
neopentana lebih lemah dibandingkan pada n – pentana. Hal ini
tercermin dari titik didih neopentana(9,50C) yang lebih kecil
dibandingkan n – pentana (360C)
2. Gaya tarik dipol – dipol / gaya orientasi
Gaya yang terjadi karena perbedaan elektronegatifitas dua atom
penyusun senyawa. Gaya ini bersifat permanen/tetap. Gaya ini
terjadi pada senyawa polar. Semakin besar selisih
keelektronegatifan dua atom maka semakin besar titik didihnya.
Gaya tarik menarik dipol – dipol ini jauh lebih lemah dibandingkan
ikatan kovalen antar atom dalam masing – masing molekul itu
sendiri, yaitu hanya sekitar 1 % - nya. Hal ini karena muatan –
muatan yang terlibat dalam gaya antar molekul ini adalah muatan
– muatan parsial ( + atau  – ), bukan muatan penuh.
3. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen ini merupakan suatu gaya tarik – menarik dipol –
dipol karena melibatkan molekul – molekul polar, tetapi
dibedakan dengan gaya tarik – menarik dipol – dipol karena
ikatannya sangat kuat yaitu sekitar 5 – 10 kali lebih besar. Ikatan
hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen dengan
unsur – unsur yang bersifat sangat elektronegatif ( F, O, N).
Adanya ikatan hidrogen pada suatu senyawa menyebabkan
tingginya titik didih senyawa tersebut. Hal ini disebabkan karena
ikatan hidrogen yang ada sukar diputuskan sehingga diperlukan
energi yang tinggi untuk memutuskannya.

------------------------------------------------------------------- 25
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

1.7. Pengaruh Gaya Antar Molekul Terhadap Sifat Fisis Senyawa


Gaya antar molekul mempengaruhi beberapa sifat fisis zat. Sifat
fisis tersebut adalah :
1. Titik Didih
Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap zat cair sama
dengan tekanan di sekitarnya.
Titik didih senyawa molekul menggambarkan besarnya energi
yang diperlukan untuk mengatasi gaya tarik – menarik antar
molekul. Semakin besar gaya tarik – menarik tersebut, maka
semakin besar energi yang diperlukan. Dengan demikian, titik
didihnya semakin tinggi.

Unsur/ TD
Perbandingan titik didih
Senyawa (0C)
HCl – 85 Molekul HCl bersifat polar dan jenis gaya
F2 – 188 antar molekul yang berperan adalah gaya
tarik menarik dipol – dipol
Molekul F2 bersifat non polar dan jenis
gaya antar molekulnya adalah gaya
London
Karena gaya tarik – menarik dipol – dipol
HCl lebih kuat dibandingkan gaya London
F2, maka HCl memiliki titik didih lebih
tinggi dibandingkan F2

CH4 – 164 Molekul CH4 bersifat non polar dan jenis


H2O 100 gaya antar molekulnya adalah gaya
London.
Molekul H2O bersifat polar dan jenis gaya
antar molekulnya adalah ikatan hidrogen
Oleh karena ikatan hidrogen (H2O) lebih
kuat dibandingkan gaya London CH4 ,
maka H2O memiliki titik didih yang lebih
tinggi dibandingkan CH4

26 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Unsur/ TD
Perbandingan titik didih
Senyawa (0C)
HCl – 85 Molekul HCl dan HBr bersifat polar.
HBr – 67 Kepolaran molekul HCl lebih besar
dibandingkan HBr sehingga gaya tarik –
menarik dipol – dipol HCl lebih kuat dan
seharusnya titik didih HCl lebih tinggi
dibandingkan HBr.
Pada kenyataannya, titik didih HCl lebih
rendah daripada HBr. Hal ini karena di
dalam molekul polar seperti HBr, selain
gaya tarik – menarik dipol – dipol , gaya
London juga berperan karena ukuran
molekul HBr yang lebih besar

2. Tegangan permukaan.
 Di dalam zat cair, molekul dipermukaan dikelilingi oleh lebih
sedikit molekul dibandingkan molekul di bawah
permukaan. Akibatnya, molekul dipermukaan mengalami
gaya tarik – menarik antar molekul yang lebih lemah
dibandingkan molekul di bawah permukaan. Hal ini
menyebabkan molekul di permukaan cenderung tertarik ke
dalam zat cair. Hasilnya, timbul suatu tegangan permukaan.
Semakin kuat gaya antar molekul suatu zat cair, semakin
besar tegangan permukaan yang dihasilkan.
 Air (H2O) yang bersifat polar memiliki tegangan permukaan
yang lebih besar dibandingkan benzena yang bersifat non
polar. Hal ini dikarenakan gaya antar molekul pada H2O,
yaitu ikatan hidrogen, lebih kuat dibandingkan gaya London
pada benzena.
3. Sifat membasahi permukaan
 Gaya antar molekul mempengaruhi kemampuan zat cair
untuk membasahi suatu permukaan. Yang dimaksud
membasahi adalah penyebaran zat cair pada permukaan
untuk membentuk lapisan yang tipis.

------------------------------------------------------------------- 27
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

 Air (H2O) dapat membasahi permukaan gelas yang bersih


karena molekul H2O dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan atom – atom O pada gelas. Jika permukaan gelas
dilapisi gemuk, maka akan terbentuk butiran – butiran kecil.
Hal ini karena molekul H2O tidak membentuk ikatan yang
kuat dengan hidrokarbon
4. Kekentalan ( viskositas)
 Gaya antar molekul mempengaruhi kekentalan ( viskositas)
dari zat cair. Semakin kuat gaya antar molekul zat cair,
semakin sulit molekul – molekul zat cair untuk bergerak
atau mengalir atau semakin besar kekentalannya.
 Air (H2O) yang bersifat polar memiliki kekentalan yang lebih
tinggi dibandingkan benzena (C6H6) yang bersifat non polar.
Hal ini karena gaya antar molekul pada H2O, yaitu ikatan
hidrogen lebih kuat dibandingkan gaya London pada
benzena. Akan tetapi, air memiliki kekentalan yang lebih
rendah dibandingkan minyak zaitun. Hal ini karena minyak
zaitun yang bersifat non polar memiliki ukuran molekul
yang lebih besar dan jumlah atom yang lebih banyak
sehingga gaya Londonnya jauh lebih besar dibandingkan
ikatan hidrogen pada air.

Latihan 5
1. Jelaskan perbedaan gaya London dengan gaya tarik dipol – dipol !
2. Bagaimana urutan kekuatan antara gaya London, gaya tarik dipol –
dipol dan ikatan hidrogen?
3. Sebutkan gaya yang bekerja pada senyawa berikut :
a. Butana d. CH3NH2 g. HCl
b. CCl4 e. H2 h. BeF2
c. CO2 f. Etanol i. HF
4. Jelaskan mengapa HF, H2O dan NH3 memiliki titik didih yang
tinggi?
5. Apa jenis gaya antar molekul yang terdapat dalam senyawa CH4 ,
PCl3 dan CH3OH?

28 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

EVALUASI I
STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

1. Ahli fisika dari Austria yang berhasil merumuskan persamaan


gelombang untuk menggambarkan bentuk dan tingkat energi
orbital adalah ....
A. Niels Bohr C. E. Rutherford E. Louis de Broglie
B. E. Shrodinger D. Max Planck
2. Bilangan kuantum yang menyatakan nomor kulit tempat elektron
adalah ....
A. Bilangan kuantum utama D. Bilangan kuantum spin
B. Bilangan kuantum azimuth E. Keempat Bilangan kuantum
C. Bilangan kuantum magnetik
3. Bilangan kuantum spin berfungsi untuk menyatakan ....
A. Perbedaan tingkat energi kulit
B. Perbedaan arah rotasi elektron
C. Bentuk orbital subkulit
D. Arah ruang suatu orbital
E. Orbital suatu atom
4. Banyaknya orbital pada kulit M sebanyak....
A. 1 C. 9 E. 25
B. 4 D. 16
5. Harga m yang dimiliki oleh sub kulit f mempunyai kisaran harga ....
A. – 1 sampai + 1 C. – 3 sampai + 3 E. – 5 sampai + 5
B. – 2 sampai + 2 D. – 4 sampai + 4
6. Suatu unsur netral mempunyai 2 elektron dalam kulit pertama, 8
elektron dalam kulit kedua, dan 7 elektron dalam kulit ketiga.
Jumlah total elektron dalam orbital s adalah ....
A. 2 C. 7 E. 17
B. 6 D. 8

------------------------------------------------------------------- 29
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

7. Konfigurasi elektron unsur yang berakhir pada subkulit s adalah


....
A. 12 Mg C. 14 Si E. 33 As
B. 13 Al D. 15 P
8. Suatu unsur mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 4s2. Unsur
tersebut adalah ....
A. Ca C. B E. Li
B. Na D. Fe
9. Konfigurasi elektron yang mengikuti aturan Hund adalah ....
A. D.

B. E.

C.

10. Orbital subkulit terluar unsur X adalah sebagai berikut :


Nomor atom unsur X tersebut adalah …. 3p
A. 12 C. 16 E. 34
B. 14 D. 35
11. Jika pada keadaan dasar, elektron terakhir dari suatu atom
mempunyai n=4; l=2; m=+1; s= - 1/2, maka jumlah elektron yang
tidak berpasangan pada atom tersebut adalah ….
A. 1 C. 3 E. 5
B. 2 D. 4
12. Ion Co 2+ mempunyai konfigurasi elketron [Ar] 3d7. Jumlah
elektron yang tidak berpasangan dalam ion Co 2+ adalah ....
A. 1 C. 3 E. 7
B. 2 D. 5
13. Bilangan kuantum yang dimiliki oleh elektron yang menempati 3d
adalah ....
A. n = 3 ; l = 3 ; m = – 1 ; s = + ½
B. n = 3 ; l = 2 ; m = – 3 ; s = + ½

30 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

C. n = 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s = – ½
D. n = 3 ; l = 2 ; m = + 2 ; s = – ½
E. n = 3 ; l = 1 ; m = – 1 ; s = – ½
14. Unsur x mempunyai nomor atom 35, konfigurasi elektron ion x
adalah ….
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p5 5s1
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p4
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s1 4p5
15. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung :
A. 20 elektron dan 20 netron D. 20 netron dan 19 proton
B. 10 elektron dan 12 netron E. 12 proton dan 12 netron
C. 15 proton dan 16 netron
16. Yang memiliki sifat mirip dalam sistem periodik adalah ….
A. 1 dan 2 C. 2 dan 3 E. 3 dan 4
B. 1 dan 5 D. 2 dan 4
17. Suatu unsur x dengan massa atom 56 dan dalam intinya terdapat
30 neutron, dalam sistem periodik, unsur tersebut terletak pada
….
A. Golongan IV B, periode 6 D. Golongan VIII B, periode 4
B. Golongan V B, periode 4 E. Golongan VIII A, periode 4
C. Golongan VI B, periode 4
18. Unsur yang bernomor 35 mempunyai sifat yang mirip dengan
atom yang bernomor ...
A. 7 C. 17 E. 35
B. 5 D. 33
19. Diketahui unsur-unsur 11P,13Q,15R,17S dan 19T.Unsur unsur yang
terletak dalam satu golongan adalah....
A. P dan Q C. Q dan R E. P dan T
B. P dan R D. R dan S

------------------------------------------------------------------- 31
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

20. Diantara pasangan senyawa berikut yang keduanya merupakan


senyawa kovalen polar adalah ….
A. CO2 dan H2O C. CH4 dan CO2 E. H2O dan CHCl3
B. CH4 dan PCl3 D. NaCl dan HCl
21. Bentuk geometri molekul NH3 adalah( nomor atom N = 7, H = 1)
….
A. linier C. bujur sangkar E. oktahedron
B. tetrahedron D. piramida trigonal
22. Golongan unsur berikut yang termasuk blok p adalah ….
A. alkali dan alkali tanah D. alkali tanah dan halogen
B. karbon dan oksigen E. halogen dan transisi
C. alkali dan halogen
23. Diketahui senyawa :
(1). H2O(l) (3). CH4 (g) (5). NH3(l)
(2). NH4Cl (aq) (4). HF(l)
Kelompok senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen adalah ….
A. 1, 2 , 3 C. 1, 3, 4 E. 3, 4, 5
B. 2, 3, 4 D. 1, 4, 5
24. Jika pada kulit terluar suatu molekul terdapat empat pasang
elektron yang terdiri atas tiga pasang elektron terikat dan
sepasang elektron bebas, molekul tersebut berbentuk ….
A. linier C. segitiga datar E. segiempat datar
B. tetrahedral D. piramida trigonal
25. Unsur Xe dengan nomor atom 54 dan unsur F dengan nomor
atom 9 membentuk senyawa XeF4 yang memiliki bentuk
molekul….
A. linier C. bujursangkar E. segiempat datar
B. tetrahedral D. piramida trigonal
26. Di antara molekul – molekul berikut yang membentuk dipol
permanen adalah ….
A. I2 C. NH3 E. BCl3
B. CO2 D. CCl4

32 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

27. Di antara senyawa berikut yang mempunyai gaya antar molekul


paling kuat adalah ….
A. n – pentana D. 2,2 – dimetil propana
B. 2 – metil butana E. metana
C. 2,3 – dimetil butana
28. Molekul senyawa yang memiliki momen dipol paling besar adalah

A. CO2 C. BF3 E. H2S
B. H2O D. CCl4
29. Berdasarkan kekuatan relatif gaya antar molekul, maka urutan
penurunan titik didih tiga zat berikut yang benar adalah …
A. H2 > CH4 > CH3OH C. CH3OH > H2 > CH4 E. CH4>H2 > CH3OH
B. CH3OH > CH4 > H2 D. CH4 > CH3OH > H2
30. Berdasarkan tabel berikut :
Senyawa Mr Titik Didih (°C)
NH3 17 - 33
PH3 34 - 88
AsH3 78 - 55
SbH3 125 - 17
Molekul PH3 memiliki titik didih terendah. Penyebabnya adalah ....
A. Mr terkecil
B. Molekulnya kecil
C. Terdapatnya ikatan hidrogen
D. Terdapatnya ikatan gaya London
E. Terdapatnya ikatan gaya van der walls

------------------------------------------------------------------- 33
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

BAB II
TERMOKIMIA

Standar Kompetensi : Memahami perubahan energi dalam reaksi


kimia dan cara pengukurannya
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu
reaksi, reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

2.1 Sistem dan Lingkungan


Cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi
kimia dengan energi kalor/panas disebut dengan TERMOKIMIA.
Dalam termokimia ada 2 hal yang perlu diperhatikan yang
menyangkut perpindahan energi, yaitu Sistem dan Lingkungan.
Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam
mempelajari perubahan energi. Sedangkan Lingkungan adalah hal
– hal di luar sistem yang membatasi sistem dan dapat
mempengaruhi sistem.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :
NaOH padat dilarutkan dalam tabung reaksi berisi air. Pada reaksi
tersebut yang disebut dengan sistem adalah kedua zat yang berada
dalam tabung reaksi yaitu NaOH dan air. Sedangkan
lingkungannya adalah tabung reaksi beserta udara di luar/sekitar
tabung reaksi (suhu udara, tekanan udara)
Secara Umum terdapat 3 jenis sistem, yaitu:
1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan
terjadinya pertukaran kalor/panas dan zat/materi antara
lingkungan dengan sistem
Contoh : reaksi antara logam Mg dengan asam klorida encer
dilakukan dalam tabung reaksi terbuka, maka gas hidrogen
yang terbentuk akan keluar dari sistem ke lingkungan dan kalor
yang dihasilkan pada reaksi tersebut akan merambat keluar
dari sistem ke lingkungan pula.
Gas H2 keluar dari sistem
Mg + HCl
panas

34 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

2. Sistem Tertutup
Sistem tertutup adalah suatu sistem yang antara sistem dengan
lingkungan dapat terjadi pertukaran kalor/panas tetapi tidak
dapat terjadi pertukaran zat/materi .
Contoh : reaksi antara logam Mg dengan asam klorida encer
dilakukan dalam tabung reaksi yang tersumbat dengan rapat,
maka gas hidrogen (materi)di dalam sistem tidak dapat
meninggalkan (keluar)ke lingkungan tetapi perambatan kalor
meninggalkan sistem tetap terjadi melalui dinding tabung
reaksi ke lingkungan

Mg + HCl

panas

3. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi adalah suatu sistem yang tidak memungkinkan
terjadinya pertukaran kalor/panas dan zat/materi antara
sistem dan lingkungan.
Contoh : reaksi antara logam Mg dengan asam klorida encer
dilakukan dalam suatu tempat yang tertutup rapat(terisolasi),
seperti di dalam penyimpan air panas (termos).
Entalpi(H) dan Perubahan Entalpi ( ∆ H)
1. Pengertian Entalpi (H) dan Perubahan Entalpi ( ∆ H)
Setiap zat mengandung sejumlah energi. Jumlah energi total yang
dimiliki suatu zat disebut entalpi atau isi kalor dan diberi notasi H.
Entalpi (H) merupakan energi dalam bentuk kalor yang tersimpan
di dalam suatu sistem. Besarnya entalpi suatu zat tidak dapat
diukur, tetapi perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi
kimia dapat ditentukan.
Besarnya perubahan entalpi (H) suatu sistem dinyatakan sebagai
selisih besarnya entalpi sistem setelah mengalami perubahan
dengan besarnya entalpi sistem sebelum perubahan yang
dilakukan pada tekanan tetap.
H = Hakhir – Hawal

------------------------------------------------------------------- 35
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Pada tekanan tetap besarnya perubahan entalpi sistem = besarnya


kalor reaksi
atau H = q
Perlu diperhatikan jika reaksi kimia menyerap kalor q pada akhir
reaksi maka pada akhir reaksi entalpi sistem bertambah sebesar
kalor yang diserap, jadi H = + q
Begitu juga sebaliknya , jika reaksi kimia melepas kalor q pada
akhir reaksi maka pada akhir reaksi entalpi sistem berkurang
sebesar kalor yang dilepaskan , jadi H = – q
Berdasarkan peristiwa perpindahan kalor/panas dari sistem ke
lingkungan atau sebaliknya, reaksi kimia dibedakan menjadi 2
yaitu :
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi ini terjadi jika terjadi perpindahan panas/kalor dari
sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan bertambah.
Harga H reaksi (– ) karena sistem kehilangan kalor. Besarnya
perubahan entalpi reaksi sama dengan kalor reaksinya dengan
tanda yang berlawanan. Jadi H = – x kJ
Contoh : A + B → C + D merupakan reaksi eksoterm
Penulisan persamaan termokimianya adalah :
A + B → C + D + x kJ
A + B → C + D H = – x kJ
2. Reaksi Endoterm
Reaksi ini terjadi jika terjadi perpindahan panas/kalor dari
lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang.
Harga H reaksi (+ ) karena sistem mendapat tambahan kalor
dari lingkungan. Besarnya perubahan entalpi reaksi sama
dengan kalor reaksinya dengan tanda yang berlawanan. Jadi H
= + x kJ
Contoh : A + B → C + D merupakan reaksi endoterm
Penulisan persamaan termokimianya adalah :
A + B → C + D – x kJ
A + B → C + D H = + x kJ
*Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi kimia yang
menyertakan kalor reaksi atau perubahan entalpi(H) reaksi.

36 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Konsep – konsep penting dalam termokimia :


A. H bersifat ekstensif, yaitu sifat zat tergantung pada jumlah
zat. Oleh karena itu, koefisien persamaan reaksi menyatakan
juga jumlah mol zat.
Persamaan reaksi :
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) H = – 92 kJ
Reaksi diatas menyatakan bahwa reaksi 1 mol N2 dan 3 mol H2
menghasilkan 3 mol NH3 akan melepas kalor sebesar 92 kJ.
Jika ingin menyatakan H pembentukan 1 mol NH3 maka
koefisien NH3 harus 1, sehingga persamaan reaksi menjadi :
½ N2(g) + 3/2 H2(g) → NH3(g) H = – 46 kJ
B. Suatu reaksi eksoterm merupakan kebalikan dari reaksi
endoterm. Jika reaksi pembentukan NH3 melepaskan kalor
(eksoterm) maka reaksi penguraian NH3 memerlukan kalor
(endoterm)
2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) H = + 92 kJ
Jika reaksi dikali x, maka harga H harus dikalikan x
Jika reaksi dibalik, tanda H harus dibalik.

2. Jenis – jenis Perubahan Entalpi


Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi tergantung pada
suhu dan tekanan. Perubahan entalpi yang diukur pada suhu 250C
dan tekanan 1 atm disebut perubahan entalpi standar, dan
dinyatakan dengan notasi H0.
Jenis- jenis perubahan entalpi :
1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( Hf 0 )
Adalah H reaksi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur –
unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 250C, 1 atm). Istilah
lain entalpi pembentukan adalah kalor pembentukan. Harganya
sama hanya berlawanan tanda.
Contoh :
Entalpi pembentukan H2O adalah – 286 kJ.
Hal ini berarti bahwa reaksi pembentukan 1 mol air dari unsur-
unsurnya yaitu gas hidrogen dan gas oksigen akan melepaskan
kalor sebesar 286 kJ.
Persamaan termokimianya

------------------------------------------------------------------- 37
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) Hf = – 286 k


H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) + 286 kJ
Tabel 1 : Perubahan entalpi Pembentukan standar(ΔHof)
ΔHof ΔHof
Zat Zat
(kJ/mol) (kJ/mol)
CO2(g) - 394 H2O(g) - 242
CH4(g) - 75 NH3(g) - 46
CH3OH(g) - 239 SO2(g) - 297
C2H2(g) + 227 SO3(g) - 396
C2H4(g) + 52 MgCO3(s) - 1096
C2H6(g) - 85 NaCl(s) - 411
CH3COOH(l) - 485 NaBr(s) - 361
CCl4(g) - 135 NaOH(s) - 426
C2H5OH(l) - 278 KCl(s) - 437
H2O(l) - 286 Fe2O3(s) - 824
2. Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( Hd ) 0

Adalah H reaksi penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur –


unsurnya pada suhu dan tekanan standar (250C, 1 atm).
Perubahan entalpi penguraian ini adalah kebalikan dari
perubahan entalpi pembentukan. Istilah lain entalpi penguraian
adalah kalor penguraian. Harganya sama hanya berlawanan
tanda.
Contoh : Entalpi penguraian H2O adalah + 286 kJ. Hal ini berarti
bahwa reaksi penguraian 1 mol air menjadi unsur – unsurnya
yaitu gas hidrogen dan gas oksigen akan menyerap kalor
sebesar 286 kJ.
Persamaan termokimianya
H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) Hd = + 286 kJ
H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) – 286 kJ
3. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( Hc 0 )
Adalah H reaksi pembakaran 1 mol zat secara sempurna
dengan gas oksigen (O2) pada suhu dan tekanan standar ( 250C,
1 atm). Semua reaksi pembakaran selalu eksoterm, sehingga
harga entalpi pembakaran selalu negatif. Istilah lain entalpi
pembakaran adalah kalor pembakaran. Harganya sama hanya
berlawanan tanda.

38 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Contoh :
Entalpi pembakaran CH4 adalah – 890 kJ. Hal ini berarti bahwa
reaksi pembakaran 1 mol gas metana akan melepaskan kalor
sebesar 890 kJ.
Persamaan termokimianya :
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O(l) Hc = – 890 kJ
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O(l) + 890 kJ
Tabel 2 : Perubahan entalpi Pembakaran Standar(ΔHoC)
Zat ΔHoc(kJ/mol) Zat ΔHoc(kJ/mol)
C(s) - 394 H2(g) - 286
CH4(g) - 890 C2H6(g) - 1560
C2H5OH(l) - 1371 C4H10(g) - 2877
4. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( Hn 0 )
Adalah H reaksi netralisasi pada 1 mol asam oleh basa atau 1
mol basa oleh asam pada suhu dan tekanan standar ( 250C, 1
atm). Istilah lain entalpi netralisasi adalah kalor netralisasi.
Harganya sama hanya berlawanan tanda.
Contoh : Penetralan basa oleh asam pada reaksi antara NaOH
dengan H2SO4 akan melepaskan kalor sebesar 200 kJ
Persamaan termokimianya
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l) Hn = – 200 kJ
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + 200 kJ
Artinya untuk menetralkan 1 mol NaOH ( 1 mol basa) oleh
H2SO4 ( asam) dilepas kalor sebesar 200 : 2 = 100 kJ
5. Perubahan Entalpi Penguapan Standar ( Huap 0 )
Adalah H reaksi penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi
zat dalam fase gas pada titik didihnya pada suhu dan tekanan
standar ( 250C, 1 atm). Istilah lain entalpi penguapan adalah
kalor penguapan. Harganya sama hanya berlawanan tanda.
Contoh : Reaksi penguapan air memerlukan kalor sebesar 44
kJ. Artinya untuk menguapkan 1 mol air diperlukan kalor
sebesar 44 kJ.
Persamaan termokimianya
H2O(l) → H2O(g) Hvap = + 44 kJ
H2O(l) → H2O(g) – 44 kJ

------------------------------------------------------------------- 39
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

6. Perubahan Entalpi Peleburan/Pencairan Standar ( Hfus 0 )


Adalah H reaksi pencairan /peleburan 1 mol zat dalam fase
padat menjadi zat dalam fase cair pada titik lebur/titik cairnya
pada suhu dan tekanan standar ( 250C, 1 atm). Istilah lain
entalpi pencairan/peleburan adalah kalor
pencairan/peleburan. Harganya sama hanya berlawanan tanda.
Contoh : Reaksi peleburan/pencairan es memerlukan kalor
sebesar 6,01 kJ.
Persamaan termokimianya
H2O(s) → H2O(l) Hfus = + 6,01 kJ
H2O(s) → H2O(l) – 6,01 kJ
7. Perubahan Entalpi Sublimasi Standar ( Hsub 0 )
Adalah H reaksi sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi
zat dalam fase gas pada suhu dan tekanan standar ( 250C, 1
atm). Istilah lain entalpi sublimasi adalah kalor sublimasi.
Harganya sama hanya berlawanan tanda.
Contoh : Reaksi sublimasi es memerlukan kalor sebesar 50,01
kJ
Persamaan termokimianya
H2O(s) → H2O(g Hfus = + 50,01 kJ
H2O(s) → H2O(g) – 50,01 kJ
8. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( Hsol 0 )
Adalah H reaksi pelarutan 1 mol zat melarut dalam suatu
pelarut (umumnya air) pada suhu dan tekanan standar ( 250C, 1
atm). Istilah lain entalpi pelarutan adalah kalor pelarutan.
Harganya sama hanya berlawanan tanda.
Contoh :
Entalpi pelarutan HCl adalah – 75,14 kJ.
Persamaan termokimianya
HCl (l) → HCl(aq) Hsol = – 75,14 kJ
HCl (l) → HCl(aq) + 75,14 kJ
Latihan 6
1. Sebuah bejana yang berisi air ke dalamnya dicelupkan
sebongkah batu kapur tohor (CaO). Pada proses ini banyak
dibebaskan kalor, terbukti dalam bejana tersebut mendidih.
Tentukanlah sistem dan lingkungannya!

40 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

2. Di dalam gelas kimia direaksikan amonium klorida(NH4Cl)


padat dengan barium hidroksida , Ba(OH)2 padat sehingga
dihasilkan barium klorida (BaCl2) , air (H2O) dan gas amonia,
NH3. Pada reaksi tersebut ternyata suhu sistem turun dari 250C
menjadi 120C. dari fakta tersebut tunjukkanlah manakah yang
menjadi sistem dan lingkungannya!
3. Apabila 1 mol karbon bereaksi dengan 1 mol oksigen
menghasilkan 1 mol gas CO2 dengan melepaskan kalor sebesar
393,5 kJ
a. Tulislah persamaan termokimianya!
b. Buatlah diagram tingkat energinya!
4. Dari data reaksi : SO3(g) → SO2(g) + ½ O2(g) H = + 95 kJ.
Hitung H reaksi :
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
5. Reaksi : S(s) + O2(g) → SO2(g) + 296,83 kJ.
Tentukan besar perubahan entalpi jika massa unsur S yang
dibakar sebanyak 3,2 gram

2.2 Penentuan Perubahan Entalpi (ΔH)


a. Berdasarkan Percobaan ( Kalorimetri)
Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan
alat yang disebut kalorimeter. Proses pengukuran kalor reaksi
disebut kalorimetri. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (
tidak ada perubahan materi maupun energi dengan lingkungan di
luar kalorimeter), artinya semua kalor yang dibebaskan yang
terjadi di dalam kalorimeter tidak ada yag terbuang ke luar
kalorimeter.
Jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter
dapat ditentukan dengan mengukur kenaikan suhu di dalam
kalorimeter, dengan menggunakan rumus:
q larutan = m . c. t dan q kalorimeter = C . t
Keterangan : q = jumlah kalor
m = massa air ( larutan ) di dalam kalorimeter
c = kalor jenis air ( larutan ) dalam kalorimeter
T = kenaikan suhu larutan ( kalorimeter)
C = kapasitas kalor dari kalorimeter

------------------------------------------------------------------- 41
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Karena tidak ada kalor yang terbuang, maka kalor reaksi sama
dengan kalor yang diserap oleh larutan dari kalorimeter, tetapi
tandanya berbeda.
q reaksi = – (q larutan + q kalorimeter)
Kalorimeter sederhana dapat disusun dari dua gelas plastik yang
merupakan bahan non konduktor. Jika suatu reaksi berlangsung
secara eksoterm, kalor sepenuhnya diserap oleh larutan di dalam
gelas. Jika tergolong endoterm kalor diserap dari larutan di dalam
gelas.
Jadi kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau
yang dilepaskan larutan.
q reaksi = – q larutan

42 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Percobaan 1 : Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi


I. Tujuan :
Menentukan perubahan entalpi reaksi antara NaOH dengan HCl.
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
II. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan Ukuran/satuan Jumlah
Bejana plastik 200 ml 1
Silinder ukur 50 ml 2
Termometer 0 – 500C 1
Larutan NaOH 1M 50 ml
Larutan HCl 1M 50 ml
III. Cara Kerja
1. Masukkan 50 ml larutan NaOH 1 M ke dalam bejana plastik dan
masukkan 50 ml larutan HCl 1M ke dalam silinder ukur.
2. Ukur suhu kedua larutan. Termometer harus dibersihkan dan
dikeringkan sebelum dipindahkan dari satu larutan ke larutan yang
lain. Jika suhu kedua larutan berbeda, tentukan suhu rata-rata(suhu
awal).
3. Tuangkan larutan HCl ke dalam bejana plastik yang berisi larutan
NaOH,aduk dengan termometer dan perhatikan suhu yang
ditunjukkan oleh termometer itu.Suhu akan naik kemudian menjadi
tetap dan selanjutnya turun.Catatlah suhu tetap itu(suhu akhir);
IV. Hasil Pengamatan
Tabel Data Pengamatan
Suhu
No Zat
T0 T Rata-rata Tcampuran – T rata-rata
1. Larutan NaOH
2. Larutan HCl
3. Campuran
V. Pertanyaan-pertanyaan
1. Tentukan jenis reaksi yang terjadi dan jelaskan.
2. Hitung kalor reaksi yang terjadi.(kalor jenis air = 4,2 JK-1gr-1)
3. Hitung mol NaOH dan mol HCl
4. Hitung perubahan entalpi per mol H2O yang terbentuk dalam reaksi.
5. Tuliskan persamaan termokimia untuk reaksi ini.

------------------------------------------------------------------- 43
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Contoh soal :
Sebanyak 50 mL (50 gr) HCl 1 M bersuhu 270C dicampur dengan
50 mL (50 gr) NaOH 1 M juga bersuhu 270C dalam kalorimeter
gelas Styrofoam. Ternyata suhu campuran naik menjadi 33,50C.
Jika kalor jenis larutan adalah 4,2 J g-1 0C-1,, tentukan ∆H reaksi
netralisasi (∆Hn).
Jawaban:
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Dik : m = 50 gr + 50 gr = 100 gr
c = 4,18 J g-1 0C-1
T = (33,5 – 27)0C = 6,50C
mol HCl = 0,05 ml . 1 M = 0,05 mol
mol NaOH = 0,05 ml . 1 M = 0,05 mol
Dit : ... ?
qlarutan = m . c . At
= 100 gr . 4,2 J g-1 0C-1 . 6,50C
= 2.730 J
qreaksi = -qlarutan = -2.730 J
mol HCl = mol NaOH = mol H2O = 0,05 mol
−2.730 J
Jadi, qreaksi = ∆Hn = 0,05 mol
= - 54.600 J/mol
= - 54,6 KJ/mol.
Latihan 7
1. Sejumlah 466 gram air dipanaskan dari 8,050C menjadi
74,600C. Hitunglah jumlah panas yang diserap air tersebut!
2. Dalam kalorimeter bomb berisi 250 ml air yang bersuhu 250C
kemudian dibakar 200 mg gas metana. Suhu tertinggi yang
dicapai air dalam kalorimeter adalah 350C. Bila kapasitas
panas kalorimeter 75 J/0C dan kalor jenis air = 4,2 Jg – 10C – 1,
berapakah perubahan entalpi pembakaran gas metana?
3. 400 ml larutan 0,2 M NaOH akan dinetralkan dengan 300 ml
larutan 0,3 M HCl. Suhu mula – mula kedua larutan 250C dan
kapasitas panas kalorimeter 80 kal/0C. Jika kalor jenis larutan
dan berat jenisnya dianggap 1 kal/gr0C serta suhu setelah
reaksi 700C, berapa kalor reaksi total yang dibebaskan pada
reaksi netralisasi tersebut?

44 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

b. Hukum Hess
Hess menyatakan bahwa “ kalor reaksi yang dibebaskan atau
diperlukan pada suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya
reaksi, tetapi tergantung pada keadaan akhir ( zat – zat hasil
reaksi “ atau “ perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik
berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap “

------------------------------------------------------------------- 45
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Latihan 8
1. Diketahui :
C + O2 → CO2 H = – 94,1 kkal
H2 + ½ O2 → H2O H = – 136,6 kkal
3C + 4H2 → C3H8 H = – 24,8 kkal
Tentukan H untuk reaksi : C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
2. Diketahui :
CS2(s) + 3O2(g) → CO2(g) + 2SO2(g) H= – 1077 kJ
2S(s) + Cl2(g) → S2Cl2(aq) H= – 60 kJ
C (s) + 2Cl2(g) → CCl4 (aq) H= – 103 kJ
S(s) + O2(g) → SO2(g) H= – 300 kJ
C(s) + O2(g) → CO2(g) H= – 394 kJ
Tentukan besarnya H untuk reaksi : CS2 (s) + 3Cl2(g) → CCl4(aq)
+ S2Cl2(aq)
3. Diketahui : C (s) + O2(g) → CO2(g) H= – 94 kkal
H2(g) + O2(g) → H2O(l) H= – 136 kkal
3C (s) + 4H2(g) → C3H8 (g) H= – 24 kkal
Tentukan besarnya H untuk reaksi : C3H8(g) + 5O2(g) → CO2(g) +
4H2O(l)
4. Jika : 2C(s) + 2O2(g) → 2CO2(g) H = – 790,4 kJ
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g) H = – 568,6 kJ
Tentukan H pembentukan 1 mol CO .
5. Diketahui persamaan termokimia sebagai berikut:
2NO(g) + O2(g) → N2O4(g) H = a kJ
NO(g) + ½ O2(g) → NO2(g) H = b kJ
Tentukan besarnya H untuk reaksi : 2NO2(g) → N2O4(g)
c. Berdasarkan Harga Perubahan Entalpi Pembentukan
Standar (ΔHof)
Dalam menentukan perubahan entalpi suatu reaksi selain dengan
menggunakan Hukum Hess dapat juga dengan menggunakan data
Hf 0 ( perubahan entalpi pembentukan standar) yaitu dengan
menggunakan rumus :
H reaksi = Hof hasil – Hof pereaksi
H reaksi = Hf 0 zat – zat hasil – Hf 0 zat – zat pereaksi

46 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Latihan 9
1. Diketahui entalpi pembentukan CO2(g), H2O(l) dan C3H8(g)
berturut – turut adalah – 394 kJ, – 242 kJ, dan – 104 kJ.
Tentukan jumlah kalor yang dilepas jika 100 gram C3H8(g)
dibakar sempurna membentuk gas CO2
2. Diketahui reaksi : 2C2H2 (g) +5O2(g) → 4CO2(g) + 2H2O(l) H = –
2600 kJ
Jika Hf 0 CO2(g) = – 395 kJ, Hf 0 H2O(g) = – 285 kJ. Tentukan
entalpi pembentukan C2H2
3. Jika Hf 0 CO2(g) = – 395,2 kJ/mol, Hf 0 H2O(g) = – 286,9 kJ/mol
dan Hf 0 C2H5OH(aq) = – 278,9 kJ/mol. Tentukan kalor yang
dihasilkan pada pembakaran sempurna I kg etanol !
4. Diketahui entalpi pembentukan : Hf 0 CO2(g) = – 393,5 kJ/mol,
Hf 0 H2O(g) = – 242 kJ/mol dan Hf 0 C3H8 (g) = – 104 kJ/mol.
Tentukan :
a. entalpi pembakaran propana (C3H8) membentuk gas CO2 dan
uap air!
b. Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 11 gram
propana secara sempurna!

d. Berdasarkan Data Energi Ikatan


Energi ikatan, yaitu energi yang diperlukan untuk memutuskan
ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa berwujud gas pada
keadaan standar menjadi atom – atomnya.
Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom – atom lain
dalam molekulnya dikenal 3 jenis energi ikatan :
1. ENERGI ATOMISASI
Energi atomisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk
memutuskan semua ikatan 1 mol molekul menjadi atom – atom
bebas dalam keadaan gas. Energi atomisasi sama dengan jumlah
seluruh ikatan atom – atom dalam 1 mol senyawa.
Contoh : NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) H = 297 kkal/mol
Pada molekul NH3 terdapat 3 ikatan N – H sebesar 93 kkal/mol,
sehingga energi atomisasi NH3 sebesar 3 x 93 kkal/mol = 297
kkal/mol

------------------------------------------------------------------- 47
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

2. ENERGI DISOSIASI IKATAN


Energi Dissosiasi Ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk
memutuskan salah satu ikatan yang terdapat pada suatu
molekul atau senyawa dalam keadaan gas.
Contoh : CH4(g) → CH3(g) + H (g) H = + 431 kJ
Energi dissosiasi untuk melepas 1 atom H dari molekul CH4
sebesar 431 kJ
3. ENERGI IKATAN RATA – RATA
Energi Ikatan Rata – rata adalah energi rata – rata yang
dibutuhkan untuk memutuskan ikatan atom – atom pada suatu
senyawa yang diberi notasi sebagai D
Contoh : CH4(g) → C (g) + 4H (g) H = 1668 kJ
Reaksi di atas merupakan reaksi penguraian 1 mol gas CH4
menjadi atom – atomnya diperlukan energi sebesar 1668 kJ.
Dalam molekul CH4 terdapat 4 ikatan C – H sehingga energi
ikatan rata – rata C – H [ DC – H ] = 1668/4 = 417 kJ
Reaksi kimia antar molekul dapat dianggap berjalan melalui 2
tahap yaitu pemutusan ikatan pada pereaksi, kemudian
pembentukan ikatan pada produk. Pada pemutusan ikatan
diperlukan energi,sedangkan pada pembentukan ikatan dihasilkan
energi.

48 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Berikut ini tabel energi ikatan rata-rata dalam kJ/mol ikatan

H reaksi =  E pemutusan ikatan/reaktan –  E penggabungan ikatan/produk


Contoh :
Diketahui energi ikatan : C – C = 346 kJ/mol; C = C = 598 kJ/mol;
C – H = 415 kJ/mol ; H – H = 436 kJ/mol.
Hitunglah H reaksi : C2H4(g) + H2(g) → C2H6(g)
Jawab :
Dik : C – C = 346 kJ/mol C = C = 598 kJ/mol
C – H = 415 kJ/mol H – H = 436 kJ/mol.
Dit : H reaksi : C2H4(g) + H2(g) → C2H6(g)

------------------------------------------------------------------- 49
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

pH H H

Jawab : reaksi : H – C = C – H + H–H H–C–C–H

H H H H

H reaksi =  E pemutusan ikatan/reaktan –  E penggabungan ikatan/pro duk

= [ 4( C – H ) + ( C = C) + (H – H )] – [ 6(C – H ) + (C – C )]
= [ 4(415) + (598) + (436)] – [ 6(415) + (346)]
= 2694 – 2836
= – 142 kJ
Latihan 10
1. Jika energi ikatan : C–Br = 285,6 kJ; C=C = 609 kJ; C–H = 417,06
kJ; H–Br = 367,05 kJ; C–C = 349,44 kJ. Tentukan kalor yang
dibebaskan pada adisi 56 gram gas C2H4 oleh gas HBr ! (
diketahui : Ar C = 12 , H = 1)
2. Diketahui reaksi
H H H H H
1.
H–C=C=C–H + H–H C=C–C–H

Hitung kalor reaksinya!. H H


3. Diketahui reaksi :
C2H5OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(l)
Jika diketahui energi ikatan : O = O = 500,64 kJ/mol ; O – H =
464,52 kJ/mol ; C – H = 416 kJ/mol; C = O = 726,6 kJ/mol ; C – C
= 348 kJ/mol ; C – O = 357 kJ/mol. Tentukan H reaksi
pembakaran etanol di atas .
4. Jika energi ikatan rata – rata : H – H = 437,64 kJ/mol ; C – H =
417,06 kJ/mol; C = C = 609 kJ/mol ; C – C = 349,02 kJ/mol; C – O
= 357 kJ/mol. Tentukan besarnya H reaksi adisi 1 butena oleh
gas hidrogen !
5. Diketahui energi ikatan : C – H = 413 kJ/mol; C = O = 799
kJ/mol ; O – H = 463 kJ/mol; O = O = 489 kJ/mol. Tentukan
besarnya H untuk reaksi : CH4(g) +2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)

50 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

EVALUASI II
TERMOKIMIA

1. Dalam tabung reaksi terdapat larutan HCl dan larutan Na2CO3.


Yang termasuk sistem pada percobaan di atas adalah ....
A. tabung reaksi, larutan HCl dan udara di sekitar tabung
B. tabung reaksi, larutan Na2CO3 dan udara di sekitar tabung
C. larutan HCl dan larutan Na2CO3 dan hasil reaksi
D. kalor yang terbentuk dari hasil reaksi
E. tabung reaksi
2. Dalam suatu wadah terjadi penyerapan panas oleh sistem
sehingga lingkungan terasa lebih dingin. Peristiwa ini disebut ....
A. Perubahan entalpi D. reaksi eksoterm
B. Kalor reaksi E. reaksi endoterm
C. entalpi
3. Sebongkah kapur tohor direaksikan dengan air dalam tabung
reaksi sehingga tabung reaksi terasa panas. Reaksi yang terjadi
dapat digolongkan dalam reaksi ....
A. Eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
B. Eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
C. Endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
D. Endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
E. Endoterm, tidak ada perpindahan
4. Pernyataan berikut ini benar mengenai reaksi endoterm, kecuali
....
A. Perubahan entalpinya positif
B. Reaksinya menyerap kalor
C. Reaksi yang membutuhkan panas
D. Panas berpindah dari lingkungan ke sistem
E. Panas berpindah dari sistem ke lingkungan
5. Diketahui kurva reaksi sebagai berikut :

------------------------------------------------------------------- 51
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Berdasarkan kurva tersebut, harga H2 adalah ........


A. H1 - H2 - H3 C . H1 - H3 - H4 E . H1 + H3 + H4
B. H1 + H2 - H4 D . H1 - H3 + H4
6. Diketahui reaksi pada suhu tertentu :
H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g) ∆H = – 184 kJ
½ H2(g) + ½ Cl2(g) → HCl(g) ∆H = – 92 kJ
Berdasarkan reaksi tersebut maka dipengaruhi oleh....
A. wujud zat D. tekanan
B. suhu E. kalor yang dilepas
C. jumlah zat
7. Reaksi yang merupakan contoh reaksi endoterm adalah ...
A. 4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) +6 H2O(g) H = – 2599 kJ
B. Fe3O4(s) + 4H2(g) → 3Fe(s) + 4 H2O(g) H = – 705 kJ
C. Ca(s) + C(s) + 3/2 O2(g) → CaCO3(s) + 1207, 1 kJ
D. CaO(s) → Ca(s) + ½ O2 (g) – 635,5 kJ
E. 2 HBr(g) → H2(g) + Br(g) + 120,7 kJ
8. Diagram tingkat pembentukan gas CO2:
C + O2
H2
CO
H1
H3
CO2
Berdasarkan data di atas, maka harga H2 adalah …. .
A. H2 =H3 + H1 C. H2 =H3 – H1 E. H2 = ½(H1– H3)
B. H2 =H1 – H3 D. H2 = 1/3(H1– H3)
9. Diketahui diagram tingkat energi berikut:
2H2 + O2

H < 0

2H2O

Pernyataan yang tidak tepat untuk diagram di atas adalah

52 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

A. Reaksi eksoterm karena H negatif


B. Perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
C. Terjadi penurunan entalpi
D. Reaksi tersebut menyerap kalor
E. Reaksi tersebut melepas kalor
10. CO(g) + ½ O2(g) → CO2(g) H = x kJ. X merupakan entalpi ....
A. Pembentukan CO C. Pembakaran CO E. Peruraian CO2
B. Pembentukan CO2 D. Pembakaran CO2
11. Suatu reaksi antara gas asetilen dengan oksigen berjalan sesuai
reaksi:
2C2H2(g) + 5O2(g) → 4CO2(g) + 2H2O(l) H = – 2599 kJ.
Jika direaksikan 10 liter gas asetilen pada keadaan STP,
akan dihasilkan kalor ....
A. 129,95 Kj C. 580,3 Kj E. 1159 kJ
B. 259,9 Kj D. 1059 kJ
12. Bila data entalpi pembentukan standar
C3H8 (g) = – 104 kJ mol – 1 ; CO2 (g) = – 394 kJ mol – 1 ;
H2O(g) = – 286 kJ mol – 1
Maka harga H reaksi :
C3H8(g) + 5O2 (g) → 3CO2 (g) + 4 H2O (l) adalah …..
A. – 1034 kJ C. – 1134 kJ E. – 2232 kJ
B. – 1121 Kj D. – 2222 kJ
13. Ke dalam 50 cm3 larutan HCl 1 M dengan suhu 260C
ditambahkan 50 cm3 larutan NaOH 1 M. Suhu tertinggi campuran
330C. Kalau dianggap massa larutan sama dengan massa air dan 1
kalori = 4,2 Joule maka perubahan entalpi reaksi sebesar …..
A. 2,94 kJmol – 1 C. 11,76 kJmol – 1 E. 58,8 kJmol – 1
B. 5,88 kJmol – 1 D. 29,40 kJmol – 1

14. Diketahui data energi ikatan :


H – H = 437,64 kJ mol–1 ; Cl – Cl = 242,76 kJ mol–1
H – Cl = 433,02 kJ mol –1

Untuk menguraikan 146 gram HCl menjadi H2 dan Cl2


diperlukan kalor sebanyak ....
A. 989,52 kJ C. 371,28 kJ E. 123,69 kJ
B. 494,76 kJ D. 247,38 kJ

------------------------------------------------------------------- 53
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

15. Persamaan reaksi yang perubahan entalpinya menyatakan entalpi


pembakaran adalah…..
A. N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) H = – 92 kJ
B. Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(s) H = – 1000 kJ
C. SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq) H = – 300 kJ
D. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g)+2H2O(g) H= – 890 kJ
E. 2C(s) + 2H2(g) + O2(g) → CH3COOH(l) H = – 487 kJ
16. Perhatikan diagram tingkat energi berikut ini :
C + O2
H1
CO + ½ O2
H3
H2
CO2
Berdasarkan diagram di atas, hubungan antara H1 , H2
dan H3 yang benar adalah …..
A. H2 =H1 – H3 C. H3 =H1 – H2 E. H3 = H2–H1
B. H2 =H3 + H1 D. H3 = H1 + H2
17. Diketahui energi ikatan : C–H = 414 kJ/mol ;
C=O = 165,8 kJ/mol ; C–C = 348 kJ/mol ; H–O = 560 kJ/mol ;
O=O = 146 kJ/mol
Massa propana yang terbakar jika dihasilkan kalor sebesar
3.648 kJ menurut reaksi :
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g)
( Ar C = 12 ; O = 16 ; H = 1) adalah ....
A. 817, 25 gram C. 217, 85 gram E. 178, 25 gram
B. 527, 85 gram D. 172, 85 gram
18. Diketahui energi ikatan : C=C = 612 kJ/mol ;
C–H = 414 kJ/mol ; C – O = 358 kJ/mol ;
H – O = 463 kJ/mol ; C – C = 348 kJ/mol
Berdasarkan data di atas, dapat dihitung besarnya entalpi
reaksi :
CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2 – OH adalah …..
A. – 309 kJmol – 1 C. + 45 kJmol – 1 E. + 355 kJmol – 1
B. – 45 kJmol – 1 D. + 309 kJmol – 1

54 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

19. Jika : Mg + H2O → MgO + H2 ∆H = a


H2 + ½O 2 → H2O ∆H = b
2 Mg + O2 → 2 MgO ∆H = c
Maka menurut hukum Hess, ungkapan yang benar adalah
….
A. a = b + c C. 2c = a + 2b E. 2b = 2c + a
B. b = c + a D. 2a = c – 2b
20. Diketahui persamaan termokimia berikut :
2 Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3(aq)+ 3H2(g) H = – 240 kkal
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g) H = + 44 kkal
HCl(g) → HCl(aq) H = + 17 kkal
AlCl3(s) → AlCl3(aq) H = + 154 kkal
Besarnya entalpi pembakaran AlCl3(s) adalah …..
A. – 380 kkal/mol C. – 157 kkal/mol E. + 157 kkal/mol
B. – 190 kkal/mol D. + 190 kkal/mol
21. Diketahui energi ikatan rata – rata :C – H = 99 kkal. mol–1 ;
C – O = 85 kkal. mol–1 ; C = O = 173 kkal. mol–1 ;
H – O = 111 kkal. mol – 1
Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol metanol menurut
reaksi :
CH3OH + 1,5 O2 → CO2 + 2 H2O adalah ….
A. 67 kkal C. 118,5 kkal E. 474,5 kkal
B. 103,5 kkal D. 415,5 kkal
22. Dari persamaan reaksi termokimia berikut, yang merupakan
reaksi pembentukan adalah . . .
A. NH4Cl (s) → ½ N2 (g) + 2 H2 (g) + ½ Cl2 (g) H = p kJ/mol
B. ½ N2 (g) + 2 H2 (g) + ½ Cl2 (g) → NH4Cl (s)H = -q kJ/mol
C. CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H3O (l) H = r kJ/mol
D. H2O (l) → H2 (g) + ½ O2 (g) H = s kJ/mol
E. C (s) + 2 H2O (l) → H2O (g) + CO2 (g) H = t kJ/mol
23. Diketahui persamaan termokimia sebagai berikut :
2 NO (g) + O2 (g) → N2O4 (g) ; H = x kJ/mol
NO (g) + ½ O2 (g) → NO2 (g) ; H = y kJ/mol

------------------------------------------------------------------- 55
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Besarnya H untuk reaksi : 2 NO2 (g) → N2O4 (aq) adalah


...
A. (x + y) kJ/mol C. (x – y) kJ/mol E. (2x + y) kJ/mol
B. (x + 2y) kJ/mol D. x – 2y) kJ/mol
24. Berdasarkan data energi ikatan : Cl – Cl = 57,8 kkal ;
H – Cl = 103,2 kkal ; H – H = 104,2 kkal.
Jika Ar : H = 1, Cl = 35,5, dan kalor yang diberikan sebanyak
44,4 kkal, massa HCl yang terbentuk melalui reaksi : H2 (g)
+ Cl2 (g) → 2 HCl (g), adalah . . .
A. 3,65 gram C. 14,6 gram E. 73,0 gram
B. 7,30 gram D. 36,5.gram
25. Perubahan entalpi pembentukan dinyatakan oleh persamaan
reaksi . . .
A. H3O (l) → H2 (g) + ½ O2 (g) H = + 255,83 kJ/mol
B. CO2 (g) → C (s) + O2 (g) H = + 939,52 kJ/mol
C. ½ N2 (g) + ½ O2 (g) → NO (g) H = + 90,25 kJ/mol
D. NaCl (s) → Na (s) + ½ Cl2 (g) H = + 411,00 kJ/mol
E. C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O (l) H = - 221,58 kJ/mol
26. Dari tabel data diketahui : Hf° CO2 (g) = - 394 kJ/mol ; Hf°
SO2 (g) = - 297 kJ/mol Hf° CS2 (g) = + 89,5 kJ/mol
Harga Hf° untuk reaksi : CS2 (g) + 3 O2 (g) → CO2 (g) +
2 SO2 (g) adalah . . .
A. – 601,5 kJ/mol C. – 1077,5 kJ/mol E. + 1677,5 kJ/mol
B. + 601,5 kJ/mol D. + 1077,5 kJ/mol
27. Diketahui reaksi
S (s) + O2 (g) → SO2 (g) H1 = - 299 kJ/mol
SO2 (g) + ½ O2 (g) → SO3 (g) H2 = X kJ/mol
S (s) + 1½ O2 (g) → SO3 (g) H3 = - 396 kJ/mol
Besarnya X adalah . . .
A. – 49,9 kJ/mol C. + 97 kJ/mol E. + 49,9 kJ/mol
B. – 194 kJ/mol D. – 97 kJ/mol
28. EBTANAS 20001/2001
Diketahui energi ikatan dari : O – H = 464 kJ ; O ═ O =
500 kJ ; H – H = 436 kJ.

56 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Kalor yang diperlukan untuk menguraikan 9 gram air (Mr =


18) adalah .. .
A. 8 kJ C. 222 kJ E. 472 kJ
B. 121 kJ D. 242 kJ
29. EBTANAS 1999/2000
Diketahui energi ikatan rata-rata dari : C = C = 607 kJ/mol ;
C – H = 410 kJ/mol ; C – Cl = 328 kJ/mol ;
C – C = 343 kJ/mol ; H – Cl = 4331 kJ/mol
Perubahan entalpi dari reaksi :
CH2 = CH – CH3 + H – Cl → CH3 – CHCl – CH3 adalah ....
A. + 710 kJ/mol C. + 43 kJ/mol E. – 86 kJ/mol
B. + 373 kJ/mol D. – 43 kJ/mol
30. EBTANAS 1998/1999
Jika sebongkah kapur tohor dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi air, maka tabung reaksi akan terasa
panas. Reaksi yang terjadi dapat digolongkan ke dalam
reaksi . . . .
A. eksoterm, energi berpindah dari lingkkungan ke sistem
B. eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
C. endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
D. endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
E. endoterm, tidak ada perpindahan energi

------------------------------------------------------------------- 57
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

BAB III
LAJU REAKSI

Standar Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia


Kompetensi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta
penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan
industri.
Kompetensi Dasar 1. Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan
melakukan percobaan tentang faktor – faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
2. Memahami teori tumbukan ( tabrakan) untuk
menjelaskan faktor – faktor penentu laju reaksi
dan orde reaksi dan terapannya dalam
kehidupan sehari – hari.

3.1. Molaritas
Molaritas atau kemolaran merupakan satuan kepekatan atau
konsentrasi dari suatu larutan. Molaritas didefinisikan sebagai
banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan.
Molaritas dapat dituliskan dengan rumus:
𝐧
𝐌= 𝐕
mol zat terlarut mmol zat terlarut
M= liter larutan
atau M= mliter larutan

Contoh Soal
1. Sebanyak 14,8 gram Ca(OH)2 dilarutkan dalam air sampai
volumenya 500 ml. Tentukan molaritas larutan Ca(OH)2
tersebut !
Jawaban:
massa Ca(OH)2
mol Ca(OH)2 =
Mr Ca(OH)2
14,8
mol Ca(OH)2 = ≈ 0,2 mol
74
mol zat terlarut
M=
liter larutan
0,2
M= ≈ 0,4 M
0,5

58 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

3.2. Pengertian Laju Reaksi


Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi(reaktan) atau
bertambahnya jumlah produk(hasil reaksi) dalam satuan
waktu.Satuan laju reaksi adalah molar/detik.
Perhatikan reaksi di bawah ini :
R P
Pada awal reaksi yang ada hanya reaktan (R) karena zat produk
(P) belum terbentuk. Setelah reaksi berjalan, zat P mulai
terbentuk. Semakin lama konsentrasi zat P semakin bertambah
sedangkan zat R semakin berkurang.
Laju reaksi tersebut dapat digambarkan dengan grafik berikut
ini :
konsentrasi

konsentrasi P

Konsentrasi R
waktu

gambar 1. Grafik Laju Reaksi


Berdasarkan grafik di atas jumlah konsentrasi reaktan semakin
berkurang, maka laju reaksinya adalah berkurangnya jumlah
konsnetrasi R persatuan waktu. Oleh karena itu dirumuskan :
−∆[R]
V=
∆t
Keterangan : –∆[R] = laju berkurangnya konsentrasi reaktan
∆t = perubahan waktu
V = laju reaksi
Berdasarkan grafik dapat juga dibaca konsentrasi produk
semakin bertambah, maka laju reaksinya adalah bertambahnya
jumlah konsnetrasi P persatuan waktu. Oleh karena itu
dirumuskan :
+∆[P]
V = ∆t

------------------------------------------------------------------- 59
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Keterangan : +∆[P] = laju bertambahnya konsentrasi produk


∆t = perubahan waktu
V = laju reaksi

Contoh Soal :
Dalam ruang 10 liter berlangsung penguraian N2O4 menurut
reaksi :
N2O4(g) → 2NO2(g)
Jika mula – mula dimasukkan 4 mol N2O4 dalam waktu 10 detik
N2O4 tersisa 2 mol. Berdasarkan data tersebut tentukan laju
reaksi terbentuknya NO2
Reaksi : N2O4(g) → 2NO2(g)
(4 − 2)mol
∆[N2 O4 ] 10 liter = 0,02 M/s
Laju reaksi penguraian = =
∆t 10 detik
Laju reaksi penguraian N2O4 : laju reaksi pembentukan NO2
1 : 2
Laju reaksi pembentukan NO2 = 2 x laju reaksi penguraian N2O4
= 2 x 0,02 M/s = 0,04 M/s
Latihan 11
1. Reaksi peruraian H2O2 0,5 M adalah sebagai berikut :
2H2O2(aq) → 2H2O(l)+ O2(g) Bila setelah reaksi berlangsung 20
detik, konsentrasi H2O2 tinggal 0,3 M. Hitung :
a. Laju peruraian H2O2 b. Laju pembentukan gas O2
2. Reaksi : N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Jika diketahui laju reaksi terhadap N2 adalah 10 M/s, tentukan
laju reaksi terhadap NH3 !
3. Dalam ruang 2 liter direaksikan 0,4 mol N2 dengan gas H2
sehingga terjadi reaksi : N2 (g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Setelah 10 detik N2 tersisa 0,15 mol, tentukan :
a. Laju reaksi terhadap gas N2 c. Laju reaksi terhadap gas NH3
b. Laju reaksi terhadap gas H2
4. Dalam ruang 5 liter pada suhu tertentu dimasukkan 2 mol gas
NH3 sehingga terurai menjadi gas N2 dengan gas H2 Jika setelah

60 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

4 detik dalam ruang itu terdapat 0,4 mol gas N2. Tentukan laju
reaksi terhadap N2,H2,NH3.
5. Sebanyak 27 mg serbuk aluminium(Ar = 27) dicelupkan ke
dalam larutan 1M HCl yang cukup banyaknya. Setelah 2 menit
seluruh serbuk alumunium telah habis. Reaksinya :
2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
Tentukan :
a. laju reaksi terhadap Al ! c. laju reaksi terhadap AlCl3 !
b. laju reaksi terhadap HCl ! d. laju reaksi terhadap gas H2 !
6. Dalam ruang 5 liter dipanaskan gas N2O4 sebanyak 0,8 mol
sampai suhu tertentu hingga terurai menjadi gas NO2 Jika
setelah 4 detik dalam ruang itu terdapat 0,6 mol gas NO2.
Tentukan kecepatan rata – rata peruraian N2O4 .

3.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi


Ada 4 faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu : konsentrasi,
suhu, luas permukaan dan katalis.
1. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi semakin cepat laju reaksinya. Zat
yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang
lebih banyak, sehingga partikel – partikelnya tersusun lebih
merapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel
yang susunannya lebih rapat akan sering bertumbukan
dibanding dengan partikel yang susunannya renggang,
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Dengan
demikian makin besar konsentrasi zat, makin cepat terjadinya
reaksi.
2. Suhu
Semakin tinggi suhunya semakin cepat reaksi akan
berlangsung. Setiap partikel selalu bergerak. Dengan
menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik
molekul bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi.
Itulah sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada
temperatur yang lebih tinggi.
Di samping itu, temperatur juga memperbesar energi
potensial dari suatu zat. Zat – zat yang potensialnya kecil jika

------------------------------------------------------------------- 61
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

bertabrakan sukar menghasilkan reaksi, karena sukar


melampaui energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur,
energi potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika
bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
Pada umumnya, setiap kenaikan suhu 100C, menyebabkan
kenaikan laju sebesar dua kali laju reaksi semula. Sehingga
apabila suhu dinaikkan sebesar n0C dan laju reaksi menjadi a
kali, untuk menentukan besarnya laju dapat ditentukan
dengan rumus
∆𝐓
𝐕𝟐 = 𝐚 𝐧 𝐕𝟏

3. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan sentuh antar pereaksi, semakin
cepat reaksi akan berlangsung. Suatu zat akan bereaksi
apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi dapat terjadi
antara reaktan – reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair
dengan zat cair, atau fasenya beda misalnya zat cair dengan
zat padat. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua
fase atau lebih tumbukan terjadi pada permukaan zat. Laju
reaksi seperti itu dapat diperbesar dengan memperluas
permukaan sentuh zat dengan cara memperkecil ukuran zat
yang direaksikan.

4. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi
tidak mengalami perubahan kimia secara permanen sehingga
pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
Laju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan
ditambahkan katalis. Katalis akan menurunkan energi
pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil maka akan banyak
tumbukan yang berhasil sehingga reaksi lebih cepat. Jika
energi pengaktifan tinggi, maka banyak tumbukan yang tidak
berhasil karena tidak mempunyai cukup energi untuk
terjadinya reaksi sehingga reaksi berlangsung lambat. Jadi ,
katalis hanya berfungsi untuk mempercepat laju reaksi.
Jenis – jenis Katalis:

62 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

a. Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur
secara homogen dengan zat pereaksinya karena
mempunyai wujud yang sama.
Contoh :
- katalis dan pereaksi berwujud gas
NO(g)
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
- katalis dan pereaksi berwujud cair
H+(aq)
C12H22O11(aq) + H2O(l) C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)
glukosa fruktosa
b. Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat
bercampur secara homogen dengan pereaksinya karena
wujudnya berbeda.
Contoh :
Katalis berwujud padat, sedangkan pereaksi berwujud gas
V2O5(s)
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
(s) Ni
C2H4(g) + H2(g) C2H6(g)
c. Bio Katalis
Contohnya adalah enzim. Enzim dikenal sebagai biokatalis
karena bertindak sebagai katalis pada proses metabolisme.
Contoh Enzim :
1. Enzim Hidrolase mempercepat pemecahan bahan
makanan melalui reaksi hidrolisis.
2. Enzim oksidase mempercepat reaksi oksidasi.
d. Auto Katalis
Adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis.
Contoh :
CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metil asetat dengan air
merupakan autokatalis. Reaksi tersebut :

CH3COOCH3(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + CH3OH(aq)

------------------------------------------------------------------- 63
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Percobaan 2 : Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi


1. Tujuan : Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi
2. Alat Dan Bahan
 Tabung reaksi 3 buah
 Ampelas
 Stopwatch
 Pita Mg sepanjang kira – kira 3 cm sebanyak 3 potong
 Larutan HCl 1 M, 2 M dan 3 M
3. Langkah Kerja
1. Siapkan tabung reaksi dan isi dengan pita magnesium yang telah
diampelas
2. Masukkan HCl 1 M sebanyak 3 ml ke dalam tabung reaksi pertama
dan dalam waktu bersamaan tekan stopwatchnya.
3. Catat waktunya hingga pita Mg habis bereaksi.
4. Ulangi langkah tersebut untuk larutan HCl 2 M dan 3 M pada tabung
reaksi yang lain.
4. Tabel Pengamatan
Tabung Waktu Reaksi
Reaktan
reaksi ( detik)
1 Pita Mg + HCl 1 M .......
2 Pita Mg + HCl 2 M .......
3 Pita Mg + HCl 3 M .......

5. Pertanyaan
a. Tentukan variabel tetap/kontrol, variabel manipulasi/bebas dan
variabel terikat/responnya!
b. Diantara ketiga tabung reaksi tersebut di atas, reaksi mana yang
memerlukan waktu paling lama?
c. Mengapa larutan HCl dengan konsentrasi 3M paling cepat
melarutkan pita Mg?
d. Bagaimana persamaan reaksi di atas?
e. Apa kesimpulanmu?

64 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Percobaan 3 : Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi


1. Tujuan : Mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi
2. Alat Dan Bahan
- Kertas putih yang diberi tanda silang ( 1 buah )
- Gelas beker 50 ml ( 2 buah ) - Termometer ( 1 buah )
- Pemanas kaki tiga ( 1 buah ) - Larutan HCl 0,1 M
- Stopwatch ( 1 buah ) - Larutan Na2S2O3 0,1 M
3. Langkah Kerja
1. Letakkan gelas kimia 50 ml di atas kertas putih bertanda silang
2. Masukkan 25 ml larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia
tersebut.
3. Masukkan 25 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam gelas kimia berisi
Na2S2O3 tersebut
4. Catatlah waktu mulai HCl dituangkan sampai tanda silang tidak
terlihat lagi.
5. Panaskan 25 ml larutan Na2S2O3 sampai bersuhu 250C.
6. Masukkan larutan HCl 0,1 M ke dalam larutan Na 2S2O3 yang telah
dipanaskan tersebut.
7. Catatlah waktu mulai HCl dituangkan sampai tanda silang tidak
terlihat lagi.
8. Ulangi langkah 6 – 7 pada suhu 400C dan 600C
4. Tabel Pengamatan
Percobaan Larutan Waktu
Suhu (0C)
HCl 0,1 M Na2S2O3 0,1 M (detik)
1 25 25 25
2 25 25 40
3 25 25 60
5. Pertanyaan
1. Tentukan variabel kontrol, variabel bebas dan variabel terikatnya!
2. Pada suhu berapakah reaksi berlangsung paling lama?
3. Mengapa semakin tinggi suhu, waktu yang diperlukan untuk
bereaksi semakin sedikit?
4. Tuliskan reaksi yang terjadi dan tuliskan kesimpulanmu!

------------------------------------------------------------------- 65
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Percobaan 4 : Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju


Reaksi
1. Tujuan : Mempelajari pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi
2. Alat Dan Bahan
o Gelas beker 50 ml : 2 buah
o Neraca analitis : 1 buah
o Stopwatch : 1 buah
o Gelas ukur 25 ml : 1 buah
o Bongkahan pualam (CaCO3)
o Serbuk Pualam
o Larutan HCl 1 M
3. Langkah Kerja
1. Timbang bongkahan pualam seberat 1 gram dengan neraca analitis.
2. Masukkan bongkahan pualam yang sudah ditimbang ke dalam gelas
beker.
3. Ambil 10 ml larutan HCl 1 M dengan gelas ukur.
4. Masukkan larutan HCl 1 M sebanyak 10 ml ke dalam gelas beker
yang berisi bongkahan pualam dan dengan waktu bersamaan tekan
stop watch
5. Hitunglah waktu reaksi sampai pualam habis bereaksi.
6. Ulangi langkah diatas, untuk serbuk pualam dan catat waktunya.
4. Tabel Pengamatan
No Pereaksi Waktu Reaksi (s

1 HCl 1M + butiran pualam ........


2 HCl 1 M + serbuk pualam ........
5. Pertanyaan
1. Tentukan variabel kontrol, variabel bebas dan variabel terikatnya !
2. Di antara kedua reaksi di atas, reaksi manakah yang memerlukan
waktu reaksi yang paling lama?
3. Tuliskan kesimpulan percobaan.

66 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Percobaan 5 : Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi


1. Tujuan : Mempelajari pengaruh katalis terhadap laju reaksi
pada penguraian H2O2
2. Alat Dan Bahan
o Gelas beker 50 ml : 3 buah
o Pipet tetes : 1 buah
o Larutan hidrogen peroksida (H2O2)
o Larutan NaCl 0,1 M
o Larutan FeCl3 0,1 M
3. Langkah Kerja
1. Masukkan masing – masing 25 ml larutan H2O2 5 % ke dalam 3 gelas
kimia terpisah.
2. Tambahkan 1 ml larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas kimia II dan 1 ml
larutan FeCl3 0,1 M ke dalam gelas kimia II.
3. Pada gelas kimia I tidak ditambah apa - apa. Bagaimana kecepatan
timbulnya gelembung gas pada ketiga gelas kimia tersebut?
4. Amati, dan catat pada tabel.
4. Tabel Pengamatan
Tabung Larutan Pengamatan
Nomor
I H2O2 ........
II H2O2 + NaCl 0,1 M ........
III H2O2 + FeCl3 0,1 M ........
5. Pertanyaan
1. Tentukan variabel kontrol, variabel bebas dan variabel terikatnya !
2. Di antara kedua reaksi di atas, reaksi manakah yang memerlukan
waktu reaksi yang paling lama?
3. Tuliskan kesimpulan percobaan.

------------------------------------------------------------------- 67
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

3.4. Teori Tumbukan


Reaksi terjadi karena adanya tumbukan antara partikel – partikel
zat yang bereaksi. Oleh karena itu, sebelum dua atau lebih
partikel bertumbukan maka reaksi tidak akan terjadi. Akan tetapi
tidak semua tumbukan itu akan menghasilkan reaksi, karena
tumbukan yang terjadi harus mempunyai energi yang cukup
untuk memutuskan ikatan – ikatan pada zat yang bereaksi.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut “tumbukan
efektif“. Sebelum tumbukan terjadi, partikel–partikel
memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai energi
pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Jadi, energi pengaktifan
adalah energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya
suatu reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk
zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada
puncak energi.
Jika reaksi berhasil maka zat kompleks teraktivasi akan terurai
menjadi zat hasil reaksi
E
n Ea tanpa katalis
e
r
g Ea dengan katalis
i Hreaktan

H reaksi
Hproduk
waktu

Gambar 3. energi pengaktifan berkurang dengan adanya katalis

68 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Hubungan antara energi pengaktifan dengan energi yang diserap


atau dilepaskan selama reaksi berlangsung dapat dilihat pada
gambar 4 dan 5.

E E
n n
Ea Ea
e e
Hreaktan r Hproduk
r
g g
H reaksi i H reaksi
i Hreaktan
Hproduk
waktu waktu
gambar. 4. gambar 5.
Energi pengaktifan dan reaksi Energi Pengaktifan dan reaksi
eksoterm endoterm
3.5. Persamaan Laju Reaksi Dan Orde Reaksi
a. Persamaan Laju Reaksi dan Penentuan Orde Reaksi
Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara konsentrasi
reaktan pada suatu reaksi dan laju reaksinya.
Menurut GULBERG dan WAAGE (1867) , laju reaksi dalam sistem
homogen, pada waktu tertentu berbanding lurus dengan
konsentrasi pereaksi. Pernyataan ini disebut HUKUM AKSI
MASSA . Contohnya pada reaksi berikut :
mA + nB → pC + qD
Jika k adalah tetapan laju reaksi serta m dan n adalah koefisien A
dan B, secara teoritis rumus laju reaksi adalah sebagai berikut :
V = k[A]m [B]n
Rumus laju yang sesungguhnya hanya dapat ditentukan
berdasarkan percobaan dan penafsiran data hasil percobaan.
Contoh untuk reaksi : mA + nB → pC + qD
Rumus laju reaksinya adalah :
V =k [A]x [B]y
x = orde reaksi terhadap A x+y = orde reaksi total reaksi
y = orde reaksi terhadap B k = tetapan laju reaksi
Dengan demikian, koefisien reaksi belum tentu merupakan orde
atau tingkat suatu reaksi kimia.

------------------------------------------------------------------- 69
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Untuk menentukan persamaan laju suatu reaksi, perhatikan


reaksi antara Fluorin dengan Klorindioksida :
F2(g) + 2 ClO2(g) → 2 FClO2(g)
Data laju reaksi untuk reaksi antara F2 dengan ClO2
Laju Awal
No [F2] (M) [ClO2] (M)
(M/s)
1 0,10 0,010 1,2 x 10 – 3
2 0,10 0,040 4,8 x 10 – 3
3 0,20 0,010 2,4 x 10 – 3
Berdasarkan data di atas, terdapat tiga penentuan laju untuk
pembentukan FClO2
1. Pada baris 1 dan 3, kita melihat bahwa ketika kita
menggandakan [F2] dengan menjaga [ClO2] tetap konstan,
maka laju reaksi akan meningkat menjadi dua kalinya. Dengan
demikian dikatakan bahwa laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi [F2]
2. Data pada baris 1 dan 2, kita melihat bahwa ketika kita
meningkatkan [ClO2] menjadi empat kali mula – mula dengan
menjaga [F2] tetap konstan, maka laju reaksi akan meningkat
menjadi empat kalinya. Dengan demikian dikatakan bahwa
laju reaksi sebanding dengan konsentrasi [ClO2]. Sehingga kita
dapat membuat persamaan lajunya :
V = k [F2] [ClO2]
Oleh karena kedua [F2] dan [ClO2] memiliki pangkat satu,
berarti reaksinya merupakan orde satu terhadap [F2] dan orde
satu terhadap [ClO2], orde totalnya adalah orde 2. Perlu
diperhatikan bahwa [ClO2] memiliki pangkat satu meskipun
koefisiennya dua.
3. Dari konsentrasi reaktan laju awal, kita juga menentukan
konstanta laju reaksinya. Dengan menggunakan data kita
dapat menuliskan :
V 1,2 x 10−3
K= [F2 ][ClO2 ]
= (0,10)(0,010)
= 1,2 Ms

70 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Contoh :
Pada reaksi : A(g) + B(g) → C(g) + D(g)
Pengaruh konsentrasi A dan B terhadap laju reaksi ditemukan
sebagai berikut :
No [A] M [B] M V (M/s)
1 0,2 0,2 0,02
2 0,2 0,4 0,04
3 0,4 0,4 0,16
Tentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksinya !
Jawab :
Misalkan orde reaksi A = m dan orde reaksi B = n.
Untuk menentukan orde reaksi A, bandingkan data [B] yang
sama, yaitu data 2 dan 3 masukkan ke persamaan laju reaksi :
V2 k2 [A2 ]m [B2 ]n 0,04 k2 [0,2]m [0,4]n 1 1 𝑚
V3
= k3 [A3 ]m [B3 ]n
≈ 0,16
= k3 [0,4]m [0,4]n
≈ 4
= [ ] ≈𝑚=2
2

Untuk menentukan orde reaksi B, bandingkan data [A] yang


sama, yaitu data 1 dan 2 masukkan ke persamaan laju reaksi :
V1 k1 [A1 ]m [B1 ]n 0,02 k1 [0,2]m [0,2]n 1 1 𝑛
V2
= k2 [A2 ]m [B2 ]n
≈ 0,04
= k2 [0,2]m [0,4]n
≈ 2
= [ ] ≈𝑛=1
2

Jadi orde reaksi A = 2 dan orde reaksi B = 1


Orde reaksi total m + n = 2 + 1 = 3
Persamaan laju reaksinya : V = k[A2[B]1 atau V = k[A2[B]
Latihan 12
1. Diketahui data percobaan dari reaksi A(g) + B(g) + C(g) → 2DE(g)
+ F(g) sebagai berikut :
Percobaan [A] [B] [C]
V (M/s)
ke mol/L mol/L mol/L
1 0,1 0,2 0,3 2 x 10 – 2
2 0,2 0,2 0,3 4 x 10 – 2
3 0,2 0,4 0,3 1,6 x 10 – 1
4 0,2 0,4 0,6 1,6 x 10 – 1
Berdasarkan data tersebut, tentukan :
a. rumus laju reaksi
b. orde reaksi

------------------------------------------------------------------- 71
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

c. harga tetapan laju reaksi


d. laju reaksinya jika konsentrasi zat A,B dan C masing –
masing 0,5 M
2. Pada reaksi : 2NO(g) + 2Br(g) → 2NOBr(g)
diperoleh data dari percobaan sebagai berikut :
Percobaan ke [A] mol/L [B] mol/L V (M/s)
1 4 x 10 – 3 1,5 x 10 – 3 32 x 10 – 7
2 4 x 10 – 3 3 x 10 – 3 64 x 10 – 7
3 4 x 10 – 3 6 x 10 – 3 128 x 10 – 7
4 2 x 10 – 3 6 x 10 – 3 32 x 10 – 7
5 10 – 3 6 x 10 – 3 7,9 x 10 – 7
Berdasarkan data tersebut, tentukan rumus laju reaksi dan
orde reaksinya !
3. Pada reaksi : 2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(g) +
N2(g) diperoleh data sebagai berikut :
Percobaan
[NO] M [H2] M V (M/s)
ke
1 0,5 0,5 0,5
2 1 0,5 2
3 1,5 1 9
4 1 1,5 6
Berdasarkan data tersebut, tentukan rumus laju reaksi dan
orde reaksinya !

4. Data eksperimen untuk reaksi :2A(g+B2(g) → 2AB(g)


terdapat dalam tabel berikut ini :
Percobaan
[A] mol/L [B] mol/L V (M/s)
ke
1 0,1 0,1 6
2 0,1 0,2 12
3 0,1 0,3 18
4 0,2 0,1 24
5 0,3 0,1 54
Tentukan persamaan laju reaksinya !

72 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

5. Pada reaksi : 2A(g) + B2(g) → 2AB(g) diperoleh data


hasil percobaan sebagai berikut :
Percobaan [A] [B] V (M/s)
ke mol/L mol/L
1 0,5 0,5 1,6 x 10 – 4
2 0,5 1,0 3,2 x 10 – 4
3 1,0 1,0 3,2 x 10 – 4

6. Pada reaksi : A + B → C, diperoleh data :


[A] [B] Waktu Tentukan
persamaa
0,05 0,1 M 4 menit n laju
0,15 0,2 M 20 detik reaksinya.
0,15 0,4 M 5 detik

Grafik Orde Reaksi


Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi
pereaksi pada laju reaksi.

------------------------------------------------------------------- 73
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Orde reaksi adalah pangkat dari konsentrasi sehingga bentuk


grafiknya merupakan grafik perpangkatan.
Misalnya : X hasil reaksi, merupakan reaksi
pengurangan zat X, maka rumus lajunya adalah :
V = k[X]m
1. Reaksi Orde Nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya
apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak
mempengaruhi laju reaksi.
Reaksi : A → B
Rumus lajunya : V = k[A]0
Ada 2 grafik yang dapat digunakan untuk menentukan reaksi
orde nol
a. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan waktu
Reaksi orde nol ditunjukkan oleh grafik hubungan
antara [A] dengan waktu adalah linier (garis lurus)

[A]

[A]0

b. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan laju reaksi


Reaksi orde nol ditunjukkan oleh grafik hubungan antara V
dengan [A]

[A]
2. Reaksi orde satu
Reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu
pereaksinya jika laju reaksi berbanding lurus dengan

74 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

konsentrasi pereaksinya itu. Jika konsentrasi pereaksi


dilipattigakan maka laju reaksi menjadi 31 atau 3 kali lebih
besar.
Reaksi : A → B
Rumus lajunya : V = k[A]
Ada 2 grafik yang dapat digunakan untuk menentukan reaksi
orde satu
a. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan waktu
Reaksi orde satu ditunjukkan oleh grafik hubungan antara
log [A] dengan waktu adalah linier (garis lurus)
log [A]

log [A]0

t
b. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan laju reaksi
Reaksi orde satu ditunjukkan oleh grafik hubungan antara
V dengan [A]
V

[A]

3. Reaksi Orde dua


Reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu
pereaksinya bila laju reaksi merupakan pangkat dua dari
konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu
dilipattigakan, maka laju reaksi menjadi 32 atau 9 kali lebih
besar
Reaksi : A → B
Rumus lajunya : V = k[A]2

------------------------------------------------------------------- 75
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Ada 2 grafik yang dapat digunakan untuk menentukan reaksi


orde dua
a. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan waktu
Reaksi orde dua ditunjukkan oleh grafik hubungan antara
1
[A]
dengan waktu adalah linier (garis lurus)
𝟏
[𝐀]

t
b. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan laju reaksi
Reaksi orde dua ditunjukkan oleh grafik hubungan antara
V dengan [A]
V

[A]
4. Reaksi orde negatif
Reaksi dikatakan berorde negatif jikalaju reaksi berbanding
terbalik dengan konsentrasi pereaksi tersebut. Jika kon –
sentrasi pereaksi diperbesar, maka laju reaksi akan makin
1
kecil. Rumus lajunya :V = k [A]2
V

[A]
5. Reaksi Orde Pecahan
Rumus lajunya : V = k√[A]

76 V
-------------------------------------------------------------------

[A]
Bahan Ajar Kimia XI SMA

3.6 Penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari – hari.


Pengaruh luas permukaan banyak diterapkan dalam industri dan
dalam kehidupan sehari – hari. Pada prinsipnya semua dengan
cara menghaluskan dahulu bahan yang berupa padatan sebelum
direaksikan, dalam rangka memperluas permukaan sehingga
reaksi akan berjalan lebih cepat.
Contoh :
1. Gas asetilen dibuat dengan mereaksikan kalsium karbida
dengan air. Untuk memperoleh gas lebih cepat, kalsium
karbida dihancurkan menjadi keping – keping lebih kecil
2. Agar proses vulkanisasi berlangsung cepat, digunakan serbuk
belerang dan karbon yang sangat halus.
3. Mengunyah makanan juga merupakan upaya dalam rangka
memperluas permukaan sehingga penguraian selanjutnya
dapat berlangsung lebih cepat
Penggunaan Katalis dalam industri.
Banyak proses industri yang menggunakan katalisator, sehingga
proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat
dikurangi. Sebagian besar katalisator merupakan unsur transisi
atau senyawanya. Beberapa diantaranya diberikan dalam tabel
berikut :
Katalisator Penggunaan
NO dan NO2 Pembuatan amonia dengan cara bilik timbal
Besi Pembuatan amonia dengan proses Haber
V2O5 Industri asam sulfat menurut proses kontak
Nikel Pembuatan margarin dari minyak kelapa
Platina Industri asam nitrat ( proses Oswald)
Amonia merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting.
Amonia antara lain digunakan untuk bahan dasar pembuatan

------------------------------------------------------------------- 77
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

pupuk urea dan pupuk amonium sulfat, juga sebagai pelarut


untuk berbagai senyawa ionik maupun senyawa polar.
Proses Haber adalah sintesis amonia dari gas nitrogen dan
hidrogen menurut reaksi :
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) H = – 92 kJ
Reaksi ini berlangsung sangat lambat pada suhu rendah ,
bahkan pada suhu 5000C. Serbuk besi yang dicampur dengan
berbagai oksida logam lain ( Al2O3, MgO, CaO, dan K2O)
menjadikan reaksi cukup ekonomis.
Asam sulfat adalah bahan kimia yang tergolong paling
banyak penggunaannya. Misalnya , untuk bahan dasar
pembuatan pupuk amonium sulfat, pupuk amonium superfosfat,
larutan elektrolit dalam aki dan sebagai zat pemurni yang
menghilangkan warna gelap dari hasil misalnya pada pemurnian
minyak bumi. Dalam industri logam, misalnya industri besi dan
baja, asam sulfat digunakan untuk menghilangkan karat besi
sebelum digalvanisasi atau diberi lapisan enamel.
Proses kontak adalah proses industri pembuatan asam
sulfat. Salah satu tahapan penting dalam proses itu adalah
oksidasi SO2 menjadi SO3 ( SO3 kemudian dilarutkan dalam air
sehingga diperoleh H2SO4)
Reaksi : 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) H = – 198 kJ
Sama halnya dengan sintesis amonia, reaksi oksidasi SO2 di
atas juga berlangsung sangat lambat pada suhu rendah.
Vanadium oksida dapat membuat reaksi berlangsung jauh lebih
cepat.
Asam nitrat merupakan salah satu asam anorganik
terpenting. Asam ini digunakan dalam produk pupuk, obat –
obatan dan bahan peledak. Metode utama untuk memproduksi
asam nitrat dikenal dengan proses Oswald. Bahan baku awal
yaitu amonia dan oksigen dipanaskan dengan katalis platinum –
rhodium hingga suhu 8000C:
Reaksi : 4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) + 6H2O(g)
Oksida nitrit dengan cepat dioksidasi ( tanpa adanya katalis)
menjadi nitrogen dioksida:
2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)

78 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Ketika dilarutkan dalam air, NO2 akan membentuk asam nitrit


dan asam nitrat:
2NO(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
Pada pemanasan, asam nitrous akan diubah menjadi asam nitrat:
3HNO2(aq) → HNO3(aq) + H2O(l) + 2NO(g)
NO yang dihasilkan dapat digunakan kembali untuk
memproduksi NO2 pada tahap kedua.
Katalisator juga sangat penting dalam sistem biologi. Reaksi –
reaksi metabolisme dapat berlangsung pada suhu tubuh yang
relatif rendah berkat adanya suatu biokatalis, yaitu enzim. Di luar
tubuh (tanpa enzim) reaksi serupa misalnya pembakaran
glukosa, hanya dapat berlangsung pada suhu yang jauh lebih
tinggi.

EVALUASI III
LAJU REAKSI

------------------------------------------------------------------- 79
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

1. Molaritas larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 4 gram


NaOH dalam 200 ml aquades adalah .... (Ar Na=23 ; O = 16 ; H = 1)
A. 0,1 M C. 0,5 M E. 1,5 M
B. 0,05 M D. 1,0 M
2. Asam sulfat pekat memiliki kadar 98 %. Jika massa jenisnya 1,8
g/ml, molaritas asam sulfat tersebut adalah ....
A. 180 M C. 1,8 M E. 0,018 M
B. 18 M D. 0,18 M
3. Molaritas larutan KI yang dibuat dengan melarutkan 0,1 mol KI ke
dalam air sampai volumenya 2 liter adalah ....
A. 0,05 M C. 0,50 M E. 2,50 M
B. 0,20 M D. 2,00 M
4. Massa yang diperlukan oleh suatu bahan kimia 0,15 M yang
memiliki massa molekul relatif (Mr ) = 194 g/mol adalah ....
A. 0,291 gram C. 29,1 gram E. 2910 gram
B. 2,91 gram D. 291 gram
5. Jika tersedia 10 ml larutan NaOH 0,5 M, volume aquades yang
diperlukan untuk membuat larutan NaOH 0,1 M adalah ....
A. 500 ml C. 50 ml E. 10 ml
B. 400 ml D. 40 ml
6. Molaritas larutan yang dibuat dengan cara mengencerkan 5,0 ml
H2SO4 1,8 M sampai volume 250 ml adalah ....
A. 0,036 M C. 0,056 M E. 0,075 M
B. 0,045 M D. 0,065 M
7. Dalam suatu percobaan tersedia 200 ml larutan H2SO4 0,1 M dan
10 ml larutan H2SO4 0,5 M. Jika kedua larutan itu dicampur,
konsentrasinya adalah ....
A. 0,00012 M C. 0,012 M E, 1,2 M
B. 0,0012 M D. 0,12 M

8. Diketahui reaksi : A + B → C + D + E
Pernyataan berikut yang benar tentang laju reaksi di atas
adalah ....

80 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

+[A] +[C] −[E]


A. VA = ∆t
C. VC = ∆t
E. VE = ∆t
+[B] −[D]
B. VB = D. VD =
∆t ∆t
9. Zat X dapat bereaksi dengan zat X menurut persamaan :
2 X (g) + Y (g) → Z (g)
Konsentrasi awal zat Y = 0,5 mol/L dan setelah bereaksi
dengan zat X selama 1 menit , konsentrasinya tinggal 0,2
mol/L. Ungkapan laju reaksi di bawah ini yang benar adalah
....
[0,5−0,2] 2[0,5−0,2]
A. VY = 60
M/menit D. VX = 60
M/detik
[0,5+0,2] [0,5]
B. VY = 60
M/detik E. VZ = 60
M/detik
[2 X 0,5]
C. VX = 60
M/menit
10. Dari beberapa faktor berikut :
(1). ukuran partikel (4). suhu partikel
(2). warna partikel (5). katalis
(3). jumlah partikel (6). bentuk partikel
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah ....
A. 1 , 2, 4 dan 5 C. 1 , 2, 3 dan 5 E. 1 , 3, 5 dan 6
B. 2 , 3, 4 dan 6 D. 1 , 3, 4 dan 5
11. Dari lima buah reaksi logam seng dengan larutan HCl pada
kondisi berbeda – beda, yang berlangsung paling cepat adalah ....
A. serbuk seng + 0,2 M HCl pada suhu 300C
B. keping seng + 0,2 M HCl pada suhu 300C
C. Serbuk seng + 0,5 M HCl pada suhu 300C
D. Serbuk seng + 0,5 M HCl pada suhu 500C
E. keping seng + 0,5 M HCl pada suhu 500C
12. Energi aktivasi suatu reaksi dapat diperkecil dengan cara ....
A. menghaluskan pereaksi D. menaikkan suhu
B. menambahkan katalis E. memperbesar tekanan
C. memperbesar konsentrasi
13. Jika perubahan konsentrasi salah satu pereaksi tidak
mempengaruhi laju reaksi, maka orde reaksi terhadap pereaksi
tersebut adalah ....

------------------------------------------------------------------- 81
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

A. 4 C. 2 E. 0
B. 3 D. 1
14. Pernyataan berikut yang tidak benar adalah ....
A. tetapan laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi
B. reaksi endoterm memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi
dari reaksi eksoterm
C. orde reaksi bertambah apabila suhu dinaikkan
D. katalis menurunkan energi aktivasi
E. tetapan laju reaksi hanya dipengaruhi oleh suhu
15. Reaksi kimia umumnya berlangsung secara bertahap. Rangkaian
tahap suatu reaksi disebut....
A. Mekanisme reaksi C. Orde reaksi E. Deret reaksi
B. Tingkat reaksi D. Laju reaksi
16. Reaksi : 2 NO + Br2 → 2 NOBr
mempunyai tahap sebagai berikut :
Tahap 1. NO + Br2 → NOB2 ( lambat)
Tahap 2. NOBr2 + NO → 2NOBr ( cepat)
Laju reaksinya adalah....
A. V = k [NOBr2][NO] C. V = k [ NOBr] E. V = k. [NO]2[Br2]
B. V = k [NO][Br2] D. V = k. [NOBr]2
17. Pada reaksi : 2 NO(g) + 2H2(g) → N2(g) + 2H2O(g) diperoleh data
sebagai berikut
Reaksi [A] M [B] M V (Ms – 1 )
1 0,6 0,1 3,2
2 0,6 0,3 9,6
3 0,2 0,5 1,0
4 0,4 0,5 4,0
Orde reaksi untuk reaksi tersebut adalah ....
A. 1 C. 2,0 E. 3,0
B. 1,5 D. 2,5

18. Tabel berikut memberikan informasi reaksi : A + B → C + D


Reaksi [A] M [B] M V (Ms – 1 )

82 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

1 0,2 0,1 0,1


2 0,4 0,1 0,2
3 0,6 0,1 0,3
Orde reaksi terhadap A adalah ....
A. 0 C. 1,0 E. 3,0
B. 0,5 D. 2,0
19. Dari percobaan reaksi : 2 A(g) + 2 B(g) → 2 AB(g) diperoleh data
bahwa reaksi tersebut reaksi pangkat 2 terhadap A dan orde
reaksi totalnya 3. Persamaan laju reaksinya adalah ....
A. V = k [A][B] C. V = k [A]2[B] E. V = k [A]2[AB]
B. V = k [A][B ]2 D. V = k [A][B][AB]
20. Faktor – faktor berikut yang memperbesar laju reaksi, kecuali ....
A. suhu dinaikkan
B. pada suhu tetap ditambahkan katalisator
C. pada suhu tetap ditambahkan zat pereaksi lebih banyak
D. pada suhu tetap volume diperbesar
E. ukuran partikel pereaksi diperkecil
21. Diketahui persamaan reaksi : A (g) + B(g) + C(g) → D(g) + E(g)
data percobaan diperoleh sebagai berikut :
No [A] M [B] M [C] M Waktu (s)
1 0,2 0,3 0,02 48
2 0,2 0,3 0,08 12
3 0,2 0,6 0,08 3
4 0,4 0,2 0,06 36
5 0,8 0,2 0,06 35
Orde reaksi terhadap A, B dan C berturut – turut adalah ....
A. 2 , 2 dan 1 C. 1 , 2 dan 1 E. 0 , 1 dan 2
B. 2 , 1 dan 1 D. 0 , 2 dan 1

22. Untuk reaksi : A + B → AB di dapat data berikut :


Jika konsentrasi A dinaikkan 2 kali dan konsentrasi B tetap,
laju reaksi akan dua kali lebih besar. Jika konsentrasi A dan

------------------------------------------------------------------- 83
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

B masing – masing dinaikkan dua kali, laju reaksi delapan


kali lebih besar. Persamaan laju reaksinya adalah ....
A. V = k [A][B] C. V = k [A]2[B] E. V = k [AB]2
B. V = k [A][B] 2 D. V = k [A] [B]
2 2

23. Energi minimum yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu


reaksi disebut energi ....
A. kimia C. reaksi E. aktivasi
B. kinetik D. potensial
24. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, karena ....
A. kenaikan suhu akan menaikkan energi pengaktifan zat yang
bereaksi
B. kenaikan suhu akan memperbesar konsentrasi zat yang
bereaksi
C. kenaikan suhu akan memperbesar energi kinetik molekul zat
yang bereaksi
D. kenaikan suhu akan memperbesar tekanan
E. kenaikan suhu akan memperbesar luas permukaan
25. Di antara pernyataan berikut yang tidak benar adalah ....
A. katalisator memperbesar laju reaksi
B. makin besar energi pengaktifan makin cepat reaksi
berlangsung
C. laju reaksi ditentukan oleh tahap reaksi yang berlangsung
paling lama
D. katalisator menambah laju reaksi
E. makin besar konsentrasi makin besar frekwensi tumbukan
26. Setiap kenaikan suhu 100C kecepatan reaksi menjadi 2 kali lebih
cepat dari semula. Jika pada suhu 200C kecepatan reaksi
berlangsung selama 16 menit maka kecepatan reaksi pada suhu
800C adalah ....
A. ¼ menit C. 1 menit E. 2 menit
B. ½ menit D. 4 menit
27. Pada suhu 250C reaksi berlangsung selama 19 menit. Setiap
kenaikan suhu 200C laju reaksi bertambah 3 kali. Maka pada suhu
650C reaksi akan berlangsung selama ....
A. 4 menit C. 1 menit E. 20 menit
B. 2 menit D. 40 menit

84 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

28. Laju reaksi dari suatu reaksi tertentu menjadi 2 kali lipat setiap
kenaikan suhu 100C maka jika dibandingkan dengan kecepatan
pada suhu 300C kecepatan reaksi pada suhu 1000C akan
berlangsung lebih cepat ....
A. 4 kali C. 64 kali E. 256 kali
B. 10 kali D. 128 kali
29. Dari suatu reaksi diketemukan bahwa kenaikan suhu seberat
100C dapat memperbesar kecepatan reaksi 2x
Keterangan yang tepat untuk ini adalah ….
A. energi rata – rata partikel yang bereaksi naik menjadi 2x
B. kecepatan rata – rata partikel yang bereaksi naik menjadi 2x
C. jumlah partikel yang memiliki energi minimum bertambah
menjadi 2x
D. frekuensi tumbukan naik menjadi 2x
E. energi aktivasi naik menjadi 2x
30. Laju reaksi untuk reaksi P + Q → R + S adalah V = k(P) ½ (Q)2.
Perubahan konsentrasi awal P dan Q yang akan menyebabkan
reaksi berlangsung 12 kali lebih cepat adalah…..
A. (P)x3 dan (Q)x4 C. (P)x9 dan (Q)x2 E. (P)x6 dan (Q)x2
B. (P)x5 dan (Q)x7 D. (P)x4 dan (Q)x3
31. Tabel berikut memberi informasi tentang konsentrasi awal
pereaksi dan waktu yang diperlukan untuk membentuk hasil
reaksi tertentu menurut persamaan reaksi x + y → P + Q
Reaksi [X] awal (M ) [Y] awal (M ) Waktu (S)
a 0,4 0,01 152  6
b 0,8 0,01 73  4
c 1,2 0,01 52  5
Kecepatan reaksi sebanding dengan [X] awal adalah orde...
A. nol C. satu E. tiga
B. setengah D. dua
32. Kenaikan suhu umumnya menaikkan reaksi. Alasan yang tepat
untuk menjelaskan hal di atas adalah…..
A. energi kinetik dari molekul – molekul menurun
B. kenaikan suhu menghasilkan reaksi dapat balik
C. kecepatan masing – masing molekul menjadi sama

------------------------------------------------------------------- 85
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

D. energi kinetik dari molekul – molekul meningkat


E. kenaikan suhu memperkecil energi aktivasi
33. Kecepatan reaksi dari suatu reaksi didefinisikan sebagai besarnya
pengurangan konsentrasi pereaksi tiap satuan waktu atau sebagai
besarnya penambahan konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu.
Jika pada reaksi : ½ N2 + 3/2 H2 → NH3,
kecepatan reaksi berdasarkan N2 dinyatakan sebagai rN dan
berdasarkan H2 dinyatakan sebagai rH, maka ….
A. r N = r H C. r N = 1/3 r H E. r N = ¾ r H
B. r N = ½ r H D. r N = 2/3 r H
34. Diketahui reaksi : 2 NO(g) + Cl2(g) → 2NOCl(g) dan kecepatan
reaksinya 1300C dapat dirumuskan dengan persamaan v =
0,4(NO)2(Cl2) dalam satuan M / menit. Apabila 2 mol gas NO dan 2
mol gas Cl2 dalam volume 4 liter direaksikan pada maka setelah
80 % mol gas NO akan bereaksi kecepatan reaksinya saat itu ialah
….
A. 0,0004 M/menit C. 0,0012 M/menit E. 0,0048 M/menit
B. 0,0256 M/menit D. 0,0288 M/menit

BAB IV
KESETIMBANGAN KIMIA
Standar Kompetensi Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi
kimia serta faktor – faktor yang
mempengaruhinya.

86 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor


yang mempengaruhi pergeseran arah
keseimbangan dengan melakukan percobaan
2. Menentukan hubungan kuantitatif antara
pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
keseimbangan
3. Menjelaskan penerapan prinsip
Keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari
dan industri
4.1. Keadaan Setimbang
Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi reaksi
berkesudahan ( satu arah) dan reaksi dapat balik ( dua arah). :
1. Reaksi berkesudahan ( Reaksi Irreversibel)
Pada reaksi berkesudahan zat – zat hasil tidak dapat saling
bereaksi kembali menjadi zat pereaksi.
Contoh : NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl (aq) + H2O(l)
Pada contoh ini reaksi hanya berlangsung ke arah kanan, sebab
bila NaCl dilarutkan ke dalam air tidak akan pernah menjadi NaOH
dan HCl
2. Reaksi Dapat balik ( Reaksi Reversibel)
Reaksi dapat balik (reversibel) dapat berlangsung dalam dua arah,
artinya zat – zat hasil reaksi dapat saling bereaksi untuk
membentuk zat pereaksi kembali.
Contoh : PbSO4(s) + 2NaI(aq) PbI2(s) + Na2SO4(aq)
Reaksi kimia dapat dipandang dari sisi pereaksi dan hasil reaksi.
Sehingga terjadi reaksi dua arah yaitu reaksi dari pereaksi ke hasil
reaksi dan dari hasil reaksi ke pereaksi. Jika kedua arah memiliki laju
reaksi sama besar, dikatakan reaksi dalam keadaan setimbang atau
reaksi kesetimbangan kimia.
Kesetimbangan kimia bersifat dinamis, artinya, secara makroskopis
pada keadaan setimbang tidak terjadi perubahan konsentrasi dan
warna. Tetapi secara mikroskopis reaksi bolak – balik selalu terjadi
perubahan terus menerus. Keadaan demikian hanya terjadi jika reaksi
berada dalam sistem tertutup.
Berdasarkan wujud zat – zat dalam keadaan setimbang,
kesetimbangan kimia dibedakan sebagai berikut :
1. Kesetimbangan Homogen

------------------------------------------------------------------- 87
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dengan


zat – zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai
wujud zat yang sama. ( satu fase)
Contoh :
a. 2 SO3(g) 2SO2(g) + O2(g)
b. Fe 3+ (aq) + CNS – (aq) Fe(CNS) 2+ (aq)
2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dengan
zat – zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai
wujud zat yang berbeda. ( dua fase atau lebih)
Contoh :
a. H2O(l) H2O(g)
b. C (s) + H2O (l) CO (g) + H2(g)

Latihan 13:
Pada reaksi – reaksi berikut , tentukan apakah termasuk
kesetimbangan homogen atau heterogen !
1. CaCO3(s)  CaO(s) + CO2(g)
2. Fe3O4(s) + 4CO(g)  3Fe(s) + 4CO2(g)
3. NH4Cl(g)  NH3(g) + HCl(g)
4. C(s) + H2O(g)  CO(g) + H2(g)
5. 2BaO2(s)  2BaO(s) + O2(g)
6. 2H2(g) + O2(g)  2H2O(g)
7. 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
8. N2O4(g)  2NO2(g)
9. S(s) + O2(g)  SO2(g)
10. Ag + (aq) + Fe 2+ (aq)  Ag(s) + Fe 3+ (aq)

4.2 Sifat – sifat Kesetimbangan Kimia


Kesetimbangan kimia bersifat dinamis, artinya secara makroskopis
pada keadaan setimbang tidak terjadi perubahan konsentrasi dan
warna. Tetapi secara mikroskopis reaksi bolak – balik selalu terjadi
perubahan terus menerus. Keadaan demikian hanya terjadi jika reaksi

88 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

berada dalam sistem tertutup. Contoh keadaan setimbang dinamis


dalam kehidupan sehari – hari adalah proses penyerapan air dalam
wadah tertutup.
Kesetimbangan kimia mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Terjadi dalam ruang tertutup
2. Reaksinya bersifat reversibel ( dapat balik)
3. Kecepatan reaksi ke kiri sama dengan kecepatan reaksi ke kanan
4. Tidak terjadi perubahan secara makroskopis ( hanya terjadi
perubahan mikroskopis)

4.3. Pergeseran Kesetimbangan


Hubungan antara reaksi yang timbul pada sistem kesetimbangan
kimia dengan aksi atau pengaruh yang diberikan dari luar
dirumuskan oleh HENRY LOUIS LE CHATELIER (1888). Hubungan
tersebut disebut AZAZ LE CHATELIER.
Yang menyatakan : “ Apabila pada sistem kesetimbangan yang sedang
berlangsung dilakukan suatu aksi, maka timbul reaksi dari sistem
sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.”.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan
1. Perubahan Konsentrasi
a. Perubahan konsentrasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan atau mengurangi konsentrasi pereaksi.
Jika ke dalam sistem kesetimbangan konsentrasi pereaksi
diperbesar, kesetimbangan bergeser ke kanan ( zat hasil)
sehingga konsentrasi zat hasil bertambah. Sebaliknya jika
konsentrasi pereaksi dikurangi kesetimbangan bergeser ke
kiri(pereaksi) sehingga konsentrasi pereaksi bertambah.
Contoh : V1
aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)
V2
Jika konsentrasi zat A atau zat B ditambahkan ke dalam
sistem, kesetimbangan akan bergeser ke kanan(zat hasil)
sehingga konsentrasi zat C dan zat D akan bertambah, sampai
tercapai kesetimbangan yang baru. Demikian juga sebaliknya,
jika konsentrasi zat A atau zat B dikurangi atau dikeluarkan
dari dalam sistem, kesetimbangan akan bergeser ke kiri (

------------------------------------------------------------------- 89
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

pereaksi) sehingga konsentrasi zat A dan zat B akan


bertambah, sampai tercapai kesetimbangan yang baru.
b. Pengenceran ( penambahan volume ) akan menurunkan
konsentrasi zat – zat yang terlarut di dalamnya.
Untuk reaksi kesetimbangan berikut :
aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)
Pengenceran hanya akan menggeser kesetimbangan apabila :
total mol pereaksi ( a+b)  total mol produk reaksi ( c+d)
2. Perubahan tekanan dan volume
Faktor tekanan dan volume merupakan faktor yang bersifat
kebalikan. Hal ini sesuai dengan hukum Boyle yang menyatakan
pada suhu tetap hasil kali tekanan (P) dan volume(V) selalu
konstan [ P.V = C]
Jika ke dalam sistem kesetimbangan volume ruang diperbesar
(atau tekanan diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke
pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih besar. Sebaliknya jika
dalam kesetimbangan volume ruang diperkecil(atau tekanan
diperbesar) , maka kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang
jumlah koefisiennya lebih kecil
Perubahan volume atau tekanan tidak berpengaruh terhadap
sistem kesetimbangan jika jumlah koefisien reaksi antara ruas
kanan dan ruas kiri sama.
V1
2A(g) + B(g) 3C(g) + D(g)
V2
Jika pada suhu tetap, volume ruang diperbesar/tekanan
diperkecil , maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (jumlah
koefisien lebih besar)
Jika pada suhu tetap, volume ruang diperkecil/ tekanan
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri (jumlah
koefisien lebih kecil)
3. Perubahan suhu
Hubungan perubahan suhu dengan sistem kesetimbangan kimia
dirumuskan oleh Van’t Hoff ( 1852 – 1911), sebagai berikut:
Jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang dinaikkan , maka
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang membutuhkan kalor
(endoterm). Sebaliknya jika dalam sistem kesetimbangan suhu

90 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

ruang diturunkan, maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi


yang mengeluarkan kalor(eksoterm).
Contoh :
I
aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g) H = – x kJ
II
Reaksi I adalah reaksi eksoterm, yaitu zat A dan zat B
membebaskan kalor untuk membentuk zat C dan D
Reaksi II adalah reaksi endoterm, yaitu zat C dan D
membutuhkan kalor untuk membentuk zat A dan B
Jika pada sistem kesetimbangan tersebut suhu ruang dinaikkan
atau diperbesar, kesetimbangan bergeser ke kiri (V2 >V1) atau
reaksi endoterm.
Jika pada sistem kesetimbangan tersebut suhu ruang diturunkan
atau diperkecil, kesetimbangan bergeser ke kanan (V2 <V1) atau
reaksi eksoterm

Latihan 14:
1. Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
H2(g) + Cl2(g)  2HCl(g)
a. Jika konsentrasi H2 diperbesar, bagaimana pergeseran
kesetimbangannya?
b. Jika konsentrasi Cl2 diperkecil, bagaimana pergeseran
kesetimbangannya?
2. Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
a. Jika volume ruang diperbesar (tekanan diperkecil), bagaimana
pergeseran kesetimbangannya? Jelaskan !
b. Jika volume ruang diperkecil (tekanan diperbesar), bagaimana
pergeseran kesetimbangannya? Jelaskan!

3. Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut:


2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g) H = – x kJ
a. Jika suhu ruang diperbesar, bagaimana pergeseran
kesetimbangannya? Jelaskan !
b. Jika suhu ruang diperkecil, bagaimana pergeseran
kesetimbangannya? Jelaskan!

------------------------------------------------------------------- 91
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

4. Pada reaksi kesetimbangan :


2C2H2(g) + 5O2(g)  4CO(g) + 2H2O(g) H = – 900 kJ
Tindakan apa sajakah yang dapat dilakukan agar gas CO2
terbentuk sebanyak mungkin?
5. Pada pembuatan gas HCl menurut reaksi :
2Cl2(g) + 2H2O(g)  4HCl(g) + O2(g) H = + 113 kJ
Kondisi bagaimanakah(konsentrasi, suhu dan tekanan) yang
diperlukan agar HCl terbentuk sebanyak mungkin?
6. Diketahui reaksi kesetimbangan :
Fe2O3(s) + 3CO(g)  2Fe(s) + 3CO(g) H = + 60 kJ
Ke arah manakah reaksi akan bergeser bila tindakan di bawah ini
dilakukan :
o Ditambah gas CO ke dalam campuran!
o Ditambah serbuk besi ke dalam campuran !
o Suhu diturunkan!
o Volume diperkecil!
7. Pada pemanasan batu kapur sampai menjadi kapur tohor
menurut reaksi :
CaCO3(s)  CaO(s) + CO2(g) H > 0
Apakah yang harus dilakukan agar CaO yang dihasilkan semakin
banyak.
8. Diketahui reaksi kesetimbangan :
CO (g) + H2O(g)  3CO2(g) + H2(g) H = – 40 kJ
Jelaskan pengaruh aksi berikut terhadap jumlah gas hidrogen!
a. penambahan gas CO2! d. Penambahan tekanan!
b. Penambahan uap air! e. Penambahan katalis!
c. Penambahan suhu!
9. Diketahui reaksi kesetimbangan :
Ag + (aq) + Fe 2+ (aq)  Ag(s) + Fe 3+ (aq)
Ke arah manakah reaksi kesetimbangan bergerak jika :
a. pada suhu tetap ditambah larutan AgNO3!
b. Tekanan ruang diperkecil!
c. Ditambah larutan Fe2O3
10. Pada pembuatan gas NO2 dari penguraian N2O4 diperlukan kalor
58 kJ/mol. Untuk mempertinggi efisiensi proses tersebut maka
usaha – usaha apa yang harus dilakukan?

92 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

4.4. Tetapan Kesetimbangan

a. Hukum Kesetimbangan
Terdapat hubungan yang tetap antara konsentrasi komponen dalam
kesetimbangan. Hubungan yag tetap ini disebut dengan Hukum
Kesetimbangan atau Hukum Aksi Massa , yang ditemukan oleh
Gulberg dan Waage.
Contoh : Dari hasil percobaan terhadap reaksi kesetimbangan :
CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O H = – 206 kJ
Percobaan dilakukan pada suhu tetap (1200K) dengan konsentrasi
awal pereaksi yang bervariasi. Konsentrasi kesetimbangan selalu
berubah bergantung pada konsentrasi awal zat yang direaksikan.
Akan tetapi, hasil kali konsentrasi setimbang zat yang di ruas kanan
dibagi dengan hasilkali konsentrasi setimbang zat yang di ruas kiri,
masing –masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya,
menghasilkan harga yang tetap ( sekitar 3,92). Besaran ini disebut
tetapan kesetimbangan dan dinyatakan dengan lambang Kc
Data percobaan yang dihasilkan dari reaksi metanasi katalitik gas
karbon monoksida pada suhu 1200 K adalah sebagai berikut :
Konsentrasi Konsentrasi pada keadaan
Awal (M) setimbang (M) [CH4 ][H2 O]
[CO][H2 ]3
[CO] [H2] [CO] [H2] [CH4] [H2O]
0,1 0,3 0,0613 0,1839 0,0387 0,0387 3,93
0,2 0,3 0,1522 0,1566 0,0478 0,0478 3,91
0,1 0,4 0,0479 0,2437 0,0521 0,0521 3,92
0,1 0,1 0,0894 0,0683 0,0106 0,0106 3,94
Jadi dapat diambil kesimpulan :
Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi
hasil reaksi dibagi hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam
kesetimbangan, yang masing – masing dipangkatkan dengan
koefisiennya mempunyai harga tetap.
Hasil bagi tersebut disebut dengan tetapan kesetimbangan (Kc)

------------------------------------------------------------------- 93
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

b. Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)


Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) adalah
hasilkali konsentrasi zat – zat hasil reaksi dibagi dengan hasilkali
konsentrasi pereaksi setelah masing – masing zat dipangkatkan
koefisiennya menurut reaksi kesetimbangan.
Untuk kesetimbangan homogen, persamaan tetapan kesetimbangan
sesuai dengan stoikiometri reaksi. Secara umum, untuk reaksi :
mA(g) + nB(g) pC(g) + qD(g)
Dari persamaan reaksi di atas harga tetapan kesetimbangannya
adalah :
[𝐂]𝐩 [𝐃]𝐪
𝐊 𝐜 = [𝐀]𝐦 [𝐁]𝐧

Yang mana konsentrasi zat-zat di atas adalah konsentrasi zat pada


keadaan kesetimbangan
Langkah-langkah dalam menyelesaikan soal-soal kesetimbangan :
1. Jika konsentrasi zat sudah diketahui keadaan kesetimbangan,
maka untuk menghitung K dilakukan dengan memasukkan harga
tersebut dalam rumus kesetimbangan.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam soal kesetimbangan :
a. Jangan menggunakan rumus K sebelum menghitung
konsentrasi masing-masing zat dalam kesetimbangan.
b. Konsentrasi zat selalu dalam mol/liter (molar).
c. Untuk zat pereaksi :
Jumlah zat pada kesetimbangan = jumlah zat mulai-mulai
dikurangi jumlah zat yang terurai atau bereaksi
d. Untuk zat hasil reaksi
Jumlah zat pada kesetimbangan = jumlah zat yang terbentuk
dari zat pereaksi
e. Koefisien reaksi menyatakan perbndingan mol dari zat
pereaksi yang terurai dengan zat hasil reaksi
Beberapa contoh perhitungan :
1. Pada sistem kesetimbangan
2SO3  2SO2 + O2
konsentrasi zat SO, O pada kesetimbangan masing-masing
0,60 M, 0,30 M dan 0,15 M. Tentukan harga K

94 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Jawab :
[SO2 ]2 [O2 ] [0,30]2 [0,15]
K= [SO3 ]2
= [0,60]2
= 0,0375

2. 0,1 mol HI dimasukkan dalam wadah 10 L. kemudian


dibiarkan sehingga terurai menurut reaksi : 2HI == H2 + I2
Jika I2 yang terbentuk adalah 0,02 mol, tentukan :
a. Konsentrasi masing-masing zat dalam kesetimbangan
b. Harga tetapan kesetimbangan
Jawab : 2HI  H2 + I2
mula-mula : 0,10
terurai / terbentuk : 0,04 0,02 0,02

Setimbang : 0,06 0,02 0,02


a. Konsentrasi masing-masing zat (V = 10 L)
0,06
[HI] = 10
= 0,006M
0,02
[H2] = = 0,002M
10
0,02
[I2 ] = = 0,002M
10

b. Untuk menghitung K
[H2 ][I2 ] [0,002][0,002] 1
K= [HI]2
= [0,006]2
=9

Latihan 15 :
1. 4 mol SO3 dimasukkan dalam wadah 5 L dan terurai menurut
reaksi : 2SO3  2SO2 + O2
jika pada keadaan setimbang, terdapat 1 mol SO3, tentukan :
a. Konsentrasi masing-masing zat dalam kesetimbangan
b. Harga tetapan kesetimbangan
2. 0,6 mol gas NO2 dimasukkan dalam bejana 5 liter dan terurai

------------------------------------------------------------------- 95
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

2NO2  2NO + O2
jika pada kesetimbangan diperoleh 0,2 mol dan O2 tentukan :
a. Konsentrasi masing-masing zat dalam kesetimbangan
b. Harga tetapan kesetimbangan

c. Tetapan Kesetimbangan Parsial(Kp)


Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial (Kp) adalah
hasilkali tekanan parsial gas – gas hasil reaksi dibagi dengan hasilkali
tekanan parsial gas – gas pereaksi setelah masing – masing zat
dipangkatkan koefisiennya menurut reaksi kesetimbangan.
Tekanan Parsial adalah tekanan bagian tiap – tiap gas
Contoh : mA(g) + nB(g) pC(g) + qD(g)
Dari persamaan reaksi di atas harga tetapan kesetimbangan(Kp)
adalah :
[𝐩𝐂]𝐩 [𝐩𝐃]𝐪
𝐊𝐩 = [𝐩𝐀]𝐦 [𝐩𝐁]𝐧

Jumlah tekanan parsial (p) tiap – tiap gas merupakan tekanan total
(P) suatu campuran gas.
Contoh :
AB(g) A(g) + B(g)
dimana :
mol A
pA = x ptotal
mol total gas
mol B
pB = x ptotal
mol total gas
P total = pA + pB
Hubungan Kc dengan Kp
Terdapat hubungan antara Kp dengan Kc. Apabila terdapat suatu
reaksi :
Contoh : aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)
[C]c [D]d [pC]c [pD]d
Kc = [A]a [B]b
; Kp = [pA]a [pB]b

96 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

n .R .T
P. V = n. R. T  V= ......................... (1)
P
n
C= ......................... (2)
V
Dari persamaan (1) dan (2) mensubstitusikan V pada persamaan
(1) pada persamaan (2) sebagai berikut :
n P
C= n .R .T
.P  C= R.T
 P = CRT
Sehingga :
[pC]c [pD]d {[C]RT}c {[D]RT}d
Kp = [pA]a [pB]b
 Kp = {[A]RT}a {[B]RT}b

[C]c [D]d . RT (c+d)


Kp =
[A]a [B]b . RT (a+b)
[C]c [D]d
Kp = [A]a [B]b
. RT (c+d)−(a+b)

Kc
Jadi hubungan antara Kc dengan Kp sebagai berikut :
Kp = Kc (RT)n
Dimana : n = Σ koefisien gas kanan – Σkoefisien gas kiri
R = tetapan gas ideal (0,0821 atm mol – 1 K –1 )
T = suhu ( Kelvin)
Harga Kc akan sama dengan Kp jika harga n = 0

Latihan 16
1. Tuliskan ungkapan tetapan kesetimbangan untuk reaksi –
reaksi berikut:
a. 2NO2(g)  N2O4(g)
b. CaCO3(s)  CaO(s) + CO2(g)
c. Ag +(aq) + Fe2+(aq)  Ag(s) + Fe3+(aq)

------------------------------------------------------------------- 97
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

d. 2H2S(g) + 3O2(g)  2H2O(g) + 2SO2(g)


e. 4NH3(g) + 3O2(g)  2N2(g) +6H2O2(g)
f. CaCO3(g)  CaO(s) + CO2(g)
g. NH3(g)  ½ N2(g) + 3/2H2(g)
2. Dalam ruang tertutup yang volumenya 10 L, pada keadaan
setimbang terdapat 0,4 mol gas SO2 , 0,6 mol gas O2 dan 0,5
mol gas SO3. Bila tekanan ruang adalah 1,5 atm, tentukan Kc
dan Kp nya !
3. Dalam suatu ruang tertutup pada suhu 400 K terdapat reaksi
kesetimbangan :
2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g).
Jika harga Kc = 1,64, tentukan harga Kp!
4. Sebanyak 5 mol gas PCl5 dibiarkan terurai menghasilkan
reaksi :
PCl5g)  PCl3(g) + Cl2(g)
Jika dalam keadaan setimbang terdapat 2 mol gas Cl2 dan
tekanan totalnya 2,1 atm. Tentukan harga Kp!
5. Dalam suatu ruangan 5 liter pada suhu 127oC terdapat dalam
keadaan setimbang 2 mol gas A, 1 mol gas B2 dan 1 mol gas
AB menurut persamaan
2A(g) + B2(g)  2AB2(g)
Tentukan nilai Kc dan Kp
6. 0,05 mol gas SO3 dipanaskan dalam ruang 4 L. Setelah
kesetimbangan tercapai perbandingan berat gas SO3 dan gas
O2 adalah 5 : 3.
a. Tentukan persentase SO3 yang terdisosiasi
b. Hitunglah harga Kc

d. Penerapan Konsep Kesetimbangan


Banyak proses pembuatan zat kimia yang didasarkan pada reaksi
kesetimbangan. Agar efisien dan bernilai ekonomis tinggi, kondisi
reaksi haruslah diusahakan sedemikian rupa sehingga menggeser
kesetimbangan ke arah produk dan meminimalkan reaksi balik.
Hal ini dimaksudkan agar hasil yang terbentuk maksimum,
berkualitas tinggi, berlangsung cepat dan efisien dalam penggunaan

98 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

bahan baku. Agar hasil berkualitas tinggi dengan bahan baku sehemat
mungkin, kemurnian bahan baku harus terjamin dan terbentuknya
residu dapat dihindari.
Agar reaksi berlangsung cepat, biasanya digunakan katalis yang tepat.
Kondisi demikian disebut dengan keadaan optimum. Dengan
demikian faktor konsentrasi, volume, tekanan dan suhu harus
diperhatikan berdasarkan azas Le Chatelier.
Di sini yang akan kalian pelajari adalah pada proses Haber – Bosch,
proses Kontak, dan proses Deacon
1. PROSES HABER – BOSCH
Amonia merupakan gas tak berwarna , berbau khas dan sangat
mudah larut dalam air. Amonia banyak digunakan sebagai bahan
dasar pupuk, obat – obatan, bahan peledak, zat warna, garam
nitrat, senyawa nitrogen, dan sebagai pelarut.
Pembuatan amonia untuk pertama kalinya dilakukan oleh Fritz
Haber (1905) yang disempurnakan oleh Karl Bosch, yaitu dengan
mereaksikan secara langsung gas nitrogen dengan gas hidrogen
menurut reaksi sebagai berikut:
Fe + K2O
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = – 92 kJ
Gas nitrogen (N2) diperoleh dari udara melalui proses
penyulingan bertingkat. Udara cair dan gas hidrogen (H2)
diperoleh dari oksidasi gas alam yaitu metana (CH4) menurut
reaksi sebagai berikut:
Ni
CH4(g) + O2(g) CO2(g) + 2H2(g)

Kondisi optimum yang dipilih agar NH3 yang dihasilkan


mempunyai nilai ekonomis yang tinggi adalah :
1. Suhu rendah
2. Tekanan tinggi
3. Konsentrasi N2 atau H2 dibuat berlebih
4. Digunakan katalis Fe + K2O
Dalam prakteknya pembuatan amonia dilakukan dnegan tekanan
kurang lebih 250 atm dan suhu 4000C – 5000C karena keadaan

------------------------------------------------------------------- 99
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

optimum menginginkan suhu rendah maka dalam reaktor


dilakukan sekaligus untuk memisahkan NH3

2. PROSES KONTAK
Proses Kontak adalah proses pembuatan asam sulfat, yaitu
dengan mengoksidasi gas SO2 dengan gas O2 dari udara dengan
katalis Vanadium Pentaoksida (V2O5). Disebut dengan proses
kontak karena reaksi antara SO2 dan O2 terjadi di permukaan
katalis V2O5 .
Gas SO2 diperoleh dengan cara membakar belerang di udara
menurut reaksi : S + O2 → SO2
Gas SO2 yang ada, kemudian dialirkan melalui pipa katalis
menurut reaksi sebagai berikut:
V2O5
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = – 45,2 kkal
Suhu optimum yang digunakan 4000C. Gas SO3 yang terbentuk
dialirkan ke dalam larutan asam sulfat encer sehingga terbentuk
asam pirosulfat (H2S2O7) menurut reaksi:
H2SO4 + SO3 → H2S2O7
Asam pirosulfat yang terbentuk dialiri air sehingga terbentuk
asam sulfat menurut reaksi:
H2S2O7 + H2O → 2H2SO4
Asam sulfat murni merupakan zat cair tidak berwarna, agak
kental seperti sirop, dan sangat mudah larut dalam air, korosif dan
higroskopis.
Dalam industri, asam sulfat banyak digunakan pada industri
tekstil, plastik, cat, bahan peledak, pupuk, obat – obatan, industri
logam, detergen, kosmetik, zat warna dan lain – lain.
3. PROSES DEACON
Proses Deacon adalah proses pembuatan gas klor (Cl2) yaitu
mengoksidasi gas hidrogen klorida dengan gas oksigen dari udara
menurut reaksi sebagai berikut:
CuCl2
2HCl(g) + ½ O2(g) H2O(g) + Cl2(g) H = – x kkal
Kondisi optimum pada reaksi kesetimbangan tersebut adalah suhu
4300C dan tekanan 200 atm.

100 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

4. PROSES OSTWALD
Proses Ostwald adalah proses pembuatan asam nitrat (HNO3).
Proses ini dapat dibagi menjadi 3 tahap :
1. Tahap I merupakan tahap pembuatan NO
 NH3 bereaksi dengan O2 pada suhu 9000C dan tekanan 4 – 10
atm membentuk NO dengan bantuan katalis Pt – Rh melalui
reaksi kesetimbangan berikut :
4NH3(g) + 5O2(g)  4NO(g) + 6H2O(l) H = – 907 kJ
 Pemilihan kondisi proses yang optimum adalah sebagai
berikut :
Reaksi : 4NH3(g) + 5O2(g)  Kondisi
Faktor
4NO(g) + 6H2O(l) H = – 907 kJ Optimum
Reaksi bersifat eksotermik. Suhu
rendah akan menggeser 850 –
Suhu kesetimbangan ke kanan. Akan 9000C
tetapi, laju reaksi menjadi lambat
Total mol pereaksi [NH3 dan O2 ]
lebih besar dibandingkan total mol
Tekanan produk reaksi [NO]. Penambahan 4 – 10 atm
tekanan akan menggeser
kesetimbangan ke kanan
Katalis tidak menggeser
kesetimbangan ke kanan , tetapi
Katalis Pt – Rh
mempercepat laju reaksi secara
keseluruhan
2. Tahap II merupakan tahap pembuatan NO2
o Gas NO dari tahap I didinginkan sampai suhu 25 – 400C
sebelum direaksikan dengan O2 pada tekanan 7 – 12 atm
membentuk gas NO2. Reaksi kesetimbangannya adalah
sebagai berikut :
2NO(g) + O2(g)  2NO2(g) H = – 114 kJ
o Pemilihan kondisi proses yang optimum adalah :

------------------------------------------------------------------- 101
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Faktor Reaksi : 2NO(g) + O2(g)  Kondisi


2NO2(g) H = – 114 kJ Optimum
Reaksi bersifat eksotermik. Suhu
rendah akan menggeser 25 – 400C
Suhu
kesetimbangan ke kanan. Akan
tetapi, laju reaksi menjadi lambat
Total mol pereaksi [NO dan O2 ]
lebih besar dibandingkan total mol 7 – 12
Tekanan produk reaksi [NO2]. Penambahan atm
tekanan akan menggeser
kesetimbangan ke kanan
3. Tahap III merupakan tahap pembentukan HNO3
 Gas NO2 dari tahap II direaksikan dengan air (H2O)
membentuk HNO3 dan gas NO melalui reaksi berikut :
3NO2(g) + H2O(l)  2HNO3(g) + NO(g)
 Gas NO yang terbentuk didaur ulang untuk optimal proses

EVALUASI IV
KESETIMBANGAN KIMIA

1. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mol gas A dan 1 mol


gas B. Setelah bereaksi menurut persamaan : 2A + 3B  A2B3
dan dicapai kesetimbangan masih terdapat 0,25 mol gas B. kalau

102 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

volume ruangan 1 dm3, maka tetapan kesetimbangan reaksi


tersebut adalah....
a. 16 c. 64 e. 80
b. 32 d. 72
2. Molekul zat B terbentuk dari 2 buah molekul zat A dan kedua
bentuk berada dalam keadaan setimbang. Reaksi setimbang
dapat dituliskan sebagai berikut : 2A  B. Bila larutan yang
mengandung A dan B berada dalam keadaan setimbang
diencerkan maka … (E – 88/89)
a. A bertambah banyak d. Jumlah B tetap
b. B bertambah banyak e. Tetapan kesetimbangan berubah
c. A & B tetap
3. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi A(g) + B(g)  2C(g)
adalah …. (E – 88/89)
[2C]2 [2C]2 [2C]
a. [A][B]
c. [AB]
e. [A][B]
[C]2 [C]
b. [A][B]
d. [A][B]
4. Reaksi N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g) H = -22 kkal. pernyataan di
bawah ini yang tidak memepngaruhi kesetimbangan di atas
adalah ….
a. Kenaikan suhu d. penambahan (N2) dan (H2)
b. Penambahan tekanan e. Penambahan katalis
c. Pengecilan volume
5. 4 mol SO3 dimasukkan dalam bejana 5 liter dan terurai menurut
reaksi : 2SO3(g)  2SO2(g) + O2(g) jika pada saat kesetimbangan
masih ada 1 mol SO2, harga tetapan keseimbangannya adalah ….
a. 0,5 c. 5,4 e. 13,5
b. 2,7 d. 10,8

6. pada suhu tertentu dalam ruangan 10 liter terdapat


kesetimbangan dari reaksi 2SO3  2SO2 + O2. Bila 80 gr SO3 (Ar
O = 16, S = 32) dipanaskan pada suhu itu hingga keadaan
setimbang tercapai, ternyata terdapat perbandingan mol SO3 : O2
= 2 : 1 tetapan kesetimbangan dari reaksi adalah ….
a. 25 c. 0,4 e. 0,025

------------------------------------------------------------------- 103
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

b. 2,5 d. 0,04
7. Reaksi setimbang : A(g) + 2B(g)  2C(g) H = - aKj, kesetimbangan
akan bergeser ke arah C, bila ….
a. Volume diperbesar d. gas C ditambahkan
b. Panas diberikan e. gas B dikurangi
c. Volume diperkecil
8. Pada industri asam sulfat, gas O3 dibuat menurut reaksi
2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g) H = 197Kj
untuk memeperoleh SO3 sebanyak mungkin maka ….
a. volume sistem diperiksa d. tekanan sistem diperkecil
b. suhu sistem sangat tinggi e. Tekanan parsial SO3 diturunkan
c. gas SO3 yang terbentuk diambil
9. Pada reaksi kesetimbangan berikut : N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g) H=
-92Kj, Jika suhu diturunkan maka ….
a. NH3 akan bertambah d. NH3 akan berkurang
b. N2 akan bertambah e. H2 akan bertambah
c. N2 dan H2 akan bertambah
10. Pada kesetimbangan berikut : 2NH3(g)  N2(g) + 3H2(g) H=+92
Kj. Apabila pada volume tetap, suhu dinaikkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke ….
a. Kanan dan harga K makin besar
b. Kanan dan harga K makin kecil
c. Kanan dan harga K tetap
d. kiri dan harga K semakin besar
e. kiri dan harga K semakin kecil
11. Suatu reaksi dikatakan setimbang jika ….
a. secara mikroskopis berhenti
b. mol hasil reaksi sama dengan mol pereaksi
c. laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri
d. laju reaksi ke kanan lebih besar dari pada laju reaksi ke kiri
e. mol pereaksi yang berubah sama dengan mol hasil reaksi
yang terbentuk
12. Ke dalam bejana 1 liter dimasukan a mol Cu dan a mol uap air.
Jika pada kesetimbangan
CO + H2O  CO2 + H2, ternyata ada ¼ a mol CO2, maka tetapan
kesetimbangan (Kc)nya adalah ….

104 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

3 1
a. 9 c. 2
e. 9
2
b. 4 d. 3
13. Suatu reaksi mencapai kesetimbangan apabila ....
a. laju reaksi pada kedua arah sama
b. reaksi telah terhenti
c. salah satu pereaksi telah bebas
d. massa zat hasil reaksi sama dengan massa zat – zat pereaksi
e. jumlah mol zat – zat pereaksi dan hasil sama
14. Faktor – faktor yang mempengaruhi sistem kesetimbangan gas
adalah ....
a. suhu, konsentrasi, dan katalisator
b. luas permukaaan, tekanan dan suhu
c. suhu, konsentrasi dan luas permukaan
d. suhu, volume dan tekanan
e. konsentrasi, katalisator dan luas permukaan
15. Reaksi kesetimbangan : 2 SO3(g)  2SO2(g) + O2(g) ∆H = + x kJ
Jika suhu dinaikkan maka ....
a. SO3 tetap d. SO2 dan O2 berkurang
b. SO3 bertambah e. SO2 dan O2 tetap
c. SO2 dan O2 bertambah
16. Dalam bejana 1 L terdapat kesetimbangan sebagai berikut :
M(g) + N(g)  O(g) ∆H = – 30 kJ
Reaksi akan bergeser ke arah pembentukan O jika ....
a. temperatur dinaikkan d. ditambah sejumlah O
b. tekanan diperbesar e. volume diperbesar
c. N dikurangi
17. Faktor yang tidak mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
untuk reaksi : H2(g) +Br2(g)  2HBr(g) ∆H = – 26 kkal,
adalah ....
a. konsentrasi dan suhu d. volume dan suhu
b. tekanan dan konsentrasi e. suhu dan tekanan
c. volume dan tekanan
18. Reaksi penting pada pembuatan asam sulfat dengan proses
kontak adalah

------------------------------------------------------------------- 105
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

2 SO2(g) + O2(g)  2 SO3(g) ∆H = – 188,2 kJ


Agar diperoleh hasil maksimal, maka faktor – faktor yang
dapat diubah adalah....
a. menambahkan katalis, dan menurunkan suhu
b. menurunkan tekanan dan menaikkan suhu
c. menaikkan tekanan dan menambah katalis
d. menaikkan tekanan dan mengurangi O2
e. memperbesar volume dan menaikkan suhu
19. Setelah disetarakan harga tetapan kesetimbangan untuk reaksi :
Fe2O3(s) + CO(g)  Fe(s) + CO2(g) adalah ....
[Fe]2
a. K = [Fe][CO2 ]
[Fe2 O3 ][CO]
c. K = [Fe2 O3 ]
e. K = [Fe2 O3 ][CO]
[Fe][CO2 ]
D.
[CO2 ]3
b. K = [CO2 ]
[CO]
d. K = [CO]3

20. Dalam tabung yang bervolume 5 liter, pada saat kesetimbangan


tercapai terdapat 0,4 mol gas SO2, x mol gas O2 dan 0,8 mol gas
SO3. Jika harga tetapan kesetimbangan (Kc) = 12,5. Jumlah mol
gas O2 pada saat kesetimbangan tercapai adalah .... mol
a. 0,4 c. 1,2 e. 2,0
b. 0,8 d. 1,6
21. Pada reaksi A(g) + B(g)  C(g) + D(g)
Konsentrasi awal A = 1,0 M , konsentrasi awal B = 2,0 M. Bila
konsentrasi A pada kesetimbangan 0,5 M, tetapan
kesetimbangan (Kc) reaksi tersebut adalah ....
a. 0,25 c. 0,60 e. 1,00
b. 0,33 d. 0,75
22. Dalam bejana 1000 ml terjadi kesetimbangan :
2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g) H = + 189 kJ/mol
Jika mula – mula ada 0,5 mol gas SO2 dan 0,3 mol gas O2
maka kesetimbangan tinggal 0,1mol gas SO2, harga Kc
adalah ....
a. 1,60 c. 16 e. 400
b. 6,25 d. 160
23. Diketahui reaksi kesetimbangan berikut :

106 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g) K = 25 ……(1)


Harga K untuk reaksi :
2SO3(g)  2SO2(g) + O2(g) ……………..(2) adalah ....
1
a. 5 c. 8 e. 8
1
b. 4 d. 5
24. Sebanyak 2 mol A2B2 dmasukkan dalam suatu wadah, lalu
sebagian terurai menurut reaksi : A2B2  2A + 2B. Jika
terbentuk 1 mol A maka derajad disosiasi A2B2 adalah ....
a. 0,5 c. 0,25 e. 0,1
b. 0,3 d. 0,2
25. Diketahui reaksi kesetimbangan :
2 SO2(g) + 3O2(g)  2SO3(g)
N2(g) + 3H2(g)  2 NH3(g)
CO2(g) + H2(g)  CO(g) + H2O(g)
N2O4(g)  2NO2(g)
H2(g) + I2(g)  2 HI(g)
Reaksi kesetimbangan yang mempunyai tetapan
kesetimbangan Kc dan Kp yang sama adalah
a. 1 dan 4 c. 3 dan 4 e. 4 dan 5
b. 2 dan 5 d. 3 dan 5
26. Diketahui reaksi kesetimbangan: H2(g) + I2(g)  2 HI(g)
Jika suhu ruang 2120C dan harga Kc = 1,8 maka harga Kp
adalah ....
a. 1,8 c. 0,9 e. 0,4
b. 1,2 d. 0,6
27. Diketahui reaksi kesetimbangan : 2 CO(g)  C(s) + CO2(g)
Dalam ruang yang bervolume 5 liter 0,4 mol gas CO
dipanaskan dengan suhu 1800C hingga terdisosiasi. Jika
tekanan dalam ruang tersebut 2 atm maka derajat disosiasi
gas CO adalah .... ( R = 0,0821 L atm g mol – 1 K – 1 )
a. 0,25 c. 0,225 e. 0,325
b. 0,125 d. 0,250

------------------------------------------------------------------- 107
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

28. Sebanyak 0,02 mol SO3 ke dalam ruang 1,52 L dan dipanaskan
sampai 900 K, dimana kesetimbangan tercapai. Jumlah SO3 yang
ada pada kesetimbangan adalah 0,0142 mol. Nilai Kc dan Kp
reaksi pada 900 K adalah....
( Reaksi : 2 SO2(g) + 3O2(g)  2SO3(g) ) R = 0,0821
a. 2,3 x 10 – 2 dan 2,3 x 10 – 2 d. 3,1 x 10 – 4 dan 3,1 x 10 – 4
b. 2,3 x 10 dan 3,1 x 10
– 2 – 4 e. 3,1 x 10 – 4 dan 2,3 x 10 – 4
c. 3,1 x 10 dan 2,3 x 10
– 4 – 2

29. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mog gas A dan 1 mol


gas B. setelah bereaksi menurut persamaan 2A + 3B  A2B3 dan
dicapai kesetimbangan masih terdapat 0,25 mol gas B. kalau
volume ruangan 1 dm3, maka tetapan kesetimbangan reaksi
tersebut adalah ….
a. 16 c. 64 e. 80
b. 32 d. 72
30. Molekul zat B terbentuk dari 2 buah molekul zat A dan kedua
bentuk berada dalam keadaan setimbang. Reaksi setimbang
dapat dituliskan sebagai berikut : 2A  B. Bila larutan yang
mengandung A dan B berada dalam keadaan setimbang
diencerkan maka ….
a. A bertambah banyak d. Jumlah B tetap
b. B bertambah banyak e. Tetapan kesetimbangan berubah
c. A & B tetap

31. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi : A(g) + B(g)  2C(g)


adalah ….
[2C]2 [2C]2 [2C]
a. [A][B]
c. [AB]
e. [A][B]
[C]2 [C]
b. [A][B]
d. [A][B]
32. Reaksi N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g) H = -22 kkal

108 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

pernyataan di bawah ini yang tidak memepngaruhi


kesetimbangan di atas adalah ….
a. Kenaikan suhu d. penambahan (N2) dan (H2)
b. Penambahan tekanan e. Penambahan katalis
c. Pengecilan volume
33. 4 mol SO3 dimasukkan dalam bejana 5 liter dan terurai menurut
reaksi : 2SO3(g)  2SO2(g) + O2(g) jika pada saat kesetimbangan
masih ada 1 mol SO2, harga tetapan keseimbangannya adalah ….
a. 0,5 c. 5,4 e. 13,5
b. 2,7 d. 10,8
34. Pada suhu tertentu dalam ruangan 10 liter terdapat
kesetimbangan dari reaksi 2SO3  2SO2 + O2 bila 80 gr SO3 (Ar O
= 16, S = 32) dipanaskan pada suhu itu hingga keadaan setimbang
tercapai, ternyata terdapat perbandingan mol SO3 : O2 = 2 : 1
tetapan kesetimbangan dari reaksi adalah …
a. 25 c. 0,4 e. 0,025
b. 2,5 d. 0,04
35. Reaksi setimbang : A(g) + 2B(g)  2C(g) H = - aKj
kesetimbangan akan bergeser ke arah C, bila … .
a. Volume diperbesar d. gas C ditambahkan
b. Panas diberikan e. gas B dikurangi
c. Volume diperkecil

SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL

1. Yang termasuk kelemahan teori atom Bohr adalah ….


A. Tidak dapat menjelaskan adanya muatan pada atom
B. Tidak dapat menjelaskan adanya inti atom
C. Tidak dapat menjelaskan letak/kedudukan elektron dalam
atom

------------------------------------------------------------------- 109
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

D. Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke


inti
E. Terjadinya perpindahan elektron pada atom
2. Kelebihan dari teori atom Bohr adalah
A. Dapat menjelaskan adanya muatan pada atom
B. Dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti
C. Dapat menjelaskan adanya inti pada atom
D. Dapat menjelaskan letak/kedudukan elekton pada atom
E. Dapat menjelaskan reaksi yang terjadi pada atom
3. Yang tidak termasuk teori atom Bohr adalah ….
A. Elektron bergerak pada orbit melingkar mengelilingi inti
B. Elektron memiliki orbit tertentu
C. Elektron mengelilingi inti tanpa menyerap/memancarkan
energi
D. Elektron dapat berpindah lintasan apabila
menyerap/memancarkan energi
E. Elektron hanya dapat memiliki energi kinetik dengan nilai
tertentu
4. Yang termasuk teori atom Bohr adalah ….
A. Elektron bergerak pada orbit melingkar mengelilingi inti
B. Atom adalah partikel terkecil dari suatu materi
C. Pergerakan elektron disekeliling inti atom sifatnya terbatas
D. Pergerakan elektron digambarkan dengan menggunakan
empat bilangan kuantum
E. Elektron hanya dapat memiliki energi kinetik dengan nilai
tertentu
5. Suatu unsur netral mempunyai 2 elektron dalam kulit pertama, 8
elektron dalam kulit kedua, dan 7 elektron dalam kulit ketiga.
Jumlah total elektron dalam orbital s adalah ....
A. 17 C. 7 E. 2
B. 8 D. 6
6. Banyaknya orbital yang ditempati oleh pasangan elektron pada
atom dengan nomor atom 25 adalah ….
A. 4 C. 10 E. 15
B. 7 D. 13

110 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

7. Jumlah maksimum orbital yang terdapat dalam tingkat energi ke-


3 adalah ….
A. 5 C. 9 E. 18
B. 8 D. 14
8. Banyaknya orbital pada kulit L sebanyak....
A. 1 C. 9 E. 25
B. 4 D. 16
9. Bilangan kuantum yang menyatakan nomor kulit tempat elektron
adalah ....
A. Bilangan kuantum utama D. Bilangan kuantum spin
B. Bilangan kuantum azimuth E. Keempat Bilangan kuantum
C. Bilangan kuantum magnetik
10. Bilangan kuantum spin berfungsi untuk menyatakan ....
A. Perbedaan tingkat energi kulit D. Arah ruang suatu orbital
B. Perbedaan arah rotasi elektron E. Orbital suatu atom
C. Bentuk orbital subkulit
11. Bilangan kuantum yang menyatakan jenis sub kulit elektron pada
atom adalah ....
A. Bilangan kuantum utama D. Bilangan kuantum spin
B. Bilangan kuantum azimuth E. Keempat Bilangan kuantum
C. Bilangan kuantum magnetik
12. Bilangan kuantum yang menyatakan letak elektron pada kulit
dan sub kulit atom adalah ....
A. Bilangan kuantum utama dan azimut
B. Bilangan kuantum azimuth dan magnetik
C. Bilangan kuantum magnetik dan utama
D. Bilangan kuantum spin dan azimut
E. Bilangan kuantum utama dan magnetik.

13. Keempat Bilangan kuantum Bilangan kuantum yang dimiliki oleh


elektron yang menempati sub kulit 3d adalah ....
A. n = 3; l = 3; m = – 1; s = + ½ D. n = 3; l = 2; m = + 2; s = – ½
B. n = 3; l = 2; m = – 3; s = + ½ E. n = 3; l = 1; m = – 1; s = – ½
C. n = 3; l = 0; m = 0 ; s = – ½
14. Harga m yang dimiliki oleh sub kulit f mempunyai kisaran harga
....

------------------------------------------------------------------- 111
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

A. – 1 sampai + 1 C. – 3 sampai + 3 E. – 5 sampai + 5


B. – 2 sampai + 2 D. – 4 sampai + 4
15. Suatu elektron memiliki n = 4; l = 2; m = +1; s = – ½, maka
elektron tersebut berada pada kulit dan sub kulit berapa?
A. 3s C. 4s E. 4d
B. 3p D. 4p
16. Elektron yang mempunyai bilangan kuantum m = -2 terletak pada
sub kulit ….
A. 3d C. 3s E. 2d
B. 3p D. 2s
17. Harga keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir pada
unsur dengan nomor atom 17 adalah ....
A. n = 2; l = 1; m = 0; s = - ½ D. n = 3; l = 1; m = 0; s = – ½
B. n = 3; l = 2; m = -1; s = + ½ E. n = 3; l = 1; m = +1; s = – ½
C. n = 3; l = 0; m = 0 ; s = – ½
18. Unsur X mempunyai nomor atom 35, konfigurasi elektron ion X-
adalah ….
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p4
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p6
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s1 4p5
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p5 5s1
19. Nomor atom unsur yang memiliki n = 4; l = 1; m = -1; s = – ½,
adalah ….
A. 32 C. 34 E. 36
B. 33 D. 35

20. Ion M2+ memiliki elektron 1s2 2s2 2p6 dan memiliki nomor massa
24, maka nomor dari unsur M adalah ....
A. 10 C. 18 E. 36
B. 12 D. 24
21. Letak unsur X dalam sistem periodik unsur jika konfigurasi
elektronnya [Ar] 3d10 4s2 4p6 adalah ....
A. Golongan IIA dan periode ke-4

112 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

B. Golongan VIA dan periode ke-4


C. Golongan IIA dan periode ke-6
D. Golongan IVA dan periode ke-6
E. Golongan VIIIA dan periode ke-4
22. Diketahui nomor atom unsur I, II, III, IV dan V berturut-turut
adalah 17, 18, 24, 40 dan 56.Pasangan unsur yang terdapat dalam
blok d pada sistem periodik adalah ….
A. I dan II C. III dan IV E. IV dan V
B. II dan IV D. III dan V
23. Raksa (merkuri) dalam sistem periodik berada pada periode ke-
6, golongan IIB. Elektron terakhir atom raksa memiliki bilangan
kuantum ….
A. n = 6; l = 2; m = +2; s = – ½ D. n = 5; l = 2; m = +2; s = + ½
B. n = 6; l = 0; m = 0; s = + ½ E. n = 5; l = 2; m = +2; s = - ½
C. n = 6; l = 0; m = 0 ; s = – ½
24. Konfigurasi elektron yang benar dari unsur golongan IIA periode
ke-3 adalah ....
A. 1s2 2s2 2p5 3s2 3p6 C. 1s2 2s2 2p6 3s1 E. 1s2 2s2 2p5
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 D. 1s2 2s2 2p6 3s2
25. Jumlah pasangan elektron ikatan suatu senyawa = 3, sedangkan
pasangan elektron bebasnya 0 maka bentuk molekulnya adalah
....
A. Oktahedral C. Tetrahedral E. Linear
B. Segitiga sama sisi D. Trigonal bipiramida
26. Hibridisasi molekul dan bentuk geometri molekul untuk senyawa
XeF4 adalah …. (NA Xe =54 ; F = 9)
A. sp3d dan linear
B. sp3d2 dan piramida segi empat
C. sp3d2 dan trigonal bipiramida
D. sp3d2 dan segiempat datar
E. sp3d dan trigonal piramida
27. Unsur A bernomor atom 15 bersenyawa dengan atom B yang
bernomor atom 9. Jika pada atom pusat masih terdapat sepasang
elektron bebas, bentuk molekul senyawa yang terbentuk adalah....
A. Segitiga sama sisi C. Tetrahedral E. Trigonal piramida
B. Segi empat datar D. Linier

------------------------------------------------------------------- 113
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

28. Bentuk molekul dari ion NO2- adalah …. (NA N = 7 ; O = 8)


A. Segitiga sama sisi C. Bentuk V E. Trigonal piramida
B. Segi empat datar D. Linier
29. Diketahui senyawa :
(1). H2O(l) (3). CH4 (g) (5). NH3(l)
(2). NH4Cl (aq) (4). HF(l)
Kelompok senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen
adalah ….
A. 1, 2 , 3 C. 1, 3, 4 E. 3, 4, 5
B. 2, 3, 4 D. 1, 4, 5
30. Di antara molekul – molekul berikut yang memiliki gaya tarik
dipol adalah …. (NA C=6 ; O=8 ; I=53 ; P=15 ; H=1 ; Cl=17 ; B=5)
A. I2 C. PH3 E. BCl3
B. CO2 D. CCl4
31. Gaya dispersi pada molekul – molekul non polar terjadi akibat
adanya ….
A. Dipol – dipol permanen D. gaya elektrolisis molekul polar
B. Dipol – dipol sesaat E. ikatan hidrogen
C. Imbas dipol permanen
32. Air mengandung ikatan hidrogen yang menyebabkan titik
didihnya tinggi. Ikatah hidrogen dalam air terjadi antara ....
A. Atom H dan O dalam satu molekul iir
B. Atom H dan O dalam molekul air yang berlainan
C. Sesama atom H dalam satu molekul air
D. Sesama atom O dalam molekul air yang berlainan
E. Sesama atom H dalam molekul air yang berlainan

33. Deret zat berikut dengan urutan titik didih yang makin tinggi
adalah …. (Ar C = 12 ; N = 14 ; O = 16)
A. O2, CO, N2 C. CO, N2, O2 E. N2, CO, O2
B. O2, N2, CO D. N2, O2, CO
34. Berdasarkan kekuatan relatif gaya antar molekul, maka urutan
penurunan titik didih tiga zat berikut yang benar adalah …
A. H2 > CH4 > CH3OH D. CH4 > CH3OH > H2
B. CH3OH > CH4 > H2 E. CH4 > H2 > CH3OH

114 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

C. CH3OH > H2 > CH4


35. Dalam suautu wadah terjadi penyerapan panas oleh sistem
sehingga lingkungan terasa lebih dingin. Peristiwa ini disebut ....
A. Perubahan entalpi C. Entalpi E. reaksi endoterm
B. Kalor reaksi D. reaksi eksoterm
36. Sebongkah kapur tohor direaksikan dengan air dalam tabung
reaksi sehingga tabung reaksi terasa panas. Reaksi yang terjadi
dapat digolongkan dalam reaksi ....
A. Eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
B. Eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
C. Endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
D. Endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
E. Endoterm, tidak ada perpindahan
37. Pernyataan berikut ini benar mengenai reaksi endoterm, kecuali
....
A. Perubahan entalpinya positif
B. Reaksinya menyerap kalor
C. Reaksi yang membutuhkan panas
D. Panas berpindah dari sistem ke lingkungan
E. Panas berpindah dari lingkungan ke sistem
38. Diketahui diagram tingkat energi berikut:
2H2 + O2

H < 0

2H2O

Pernyataan yang tidak tepat untuk diagram di atas adalah ....


A. Reaksi tersebut menyerap kalor
B. Perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
C. Terjadi penurunan entalpi
D. Reaksi tersebut melepas kalor
E. Reaksi eksoterm karena ∆H negatif

------------------------------------------------------------------- 115
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

39. Dalam suatu reaksi kimia dibebaskan 8,4 kJ energi. Kalor ini
digunakan untuk memanaskan 100 ml air, maka kenaikan
suhunya adalah .... ( kalor jenis air = 4,2 J/gr0C)
A. 4,20C C. 16,80C E. 300C
B. 8,40C D. 200C
40. Jika 100 ml larutan NaOH 1 M direaksikan dengan 100 ml HCl 1
M dalam sebuah bejana, ternyata suhu naik dari290C menjadi
37,50C. Jika larutan dianggap sama dengan air, kalor jenis air
adalah 4,2 J/gr0C, massa jenis air 1 gr/ml, maka perubahan
entalpinhya adalah ....
A. +82,3 kJ/mol C. -71,4 kJ/mol E. -45,9 kJ/mol
B. +71,4 kJ/mol D. -54,6 kJ/mol
41. Pembakaran suatu contoh zat dalam sebuah kaorimeter bomb
menghasilkan kalor sebesar 25,2 kJ. Air yang berada pada
kalorimete adalah 1000 gram dan suhunya naik 40C. Jika kalor
jenis air adalah 4,2 J/gr0C, maka kapasitas kalor kalorimeter
bomb tersebut adalah ....
A. 2,1 kJ/0C C. 8,4 kJ/0C E. 25,2 kJ/0C
B. 4,2 kJ/0C D. 16,8 kJ/0C
42. Jika dibakar, etuna (C2H2) bermassa 1 gram dapat menaikkan
suhu 1 liter air sebesar 120C. Kalor jenis air diketahui sebesar 4,2
J/gr0C maka entalpi pembakaran etuna adalah ....
A. -50,4 kJ/mol C. +237,4 kJ/mol E. -1.310,4 kJ/mol
B. -237,4 kJ/mol D. -1.073 kJ/mol

43. Diagram tingkat pembentukan gas CO2:


C + O2
H2
CO
H1
H3
CO2

116 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Berdasarkan data di atas, maka harga H2 adalah …. .


A. H2 =H3 + H1 C. H2 =H3 – H1 E. H2 = ½(H1– H3)
B. H2 =H1 – H3 D. H2 = 1/3(H1– H3)
44. Jika : Mg + H2O → MgO + H2 ∆H = a
H2 + ½O 2 → H2O ∆H = b
2 Mg + O2 → 2 MgO ∆H = c
Maka menurut hukum Hess, ungkapan yang benar adalah
….
A. a = b + c C. 2c = a + 2b E. 2b = 2c + a
B. b = c + a D. c – 2b
45. Beberapa reaksi dan perubahan entalpinya pada suhu tertentu
adalah sebagai berikut
4 C + 4 H2 + O2  C3H7COOH ∆H = -124,9 kJ
2 H2 + O2  2 H2O ∆H = -136,6 kJ
C + O2  CO2 ∆H = -94 kJ
Berdasarkan data di atas, ∆H untuk reaksi
C3H7COOH + 5 O2  4 CO2 + 4 H2O adalah ….
A. -224,4 kJ C. -524,3 kJ E. +612,2 kJ
B. -286,6 Kj D. +135,6 kJ
46. Berdasarkan data berikut
2 H2 + O2  2 H2O ∆H = -571 kJ
2 Ca + O2  2 CaO ∆H = -1.269 kJ
CaO + H2O  Ca(OH)2 ∆H = -64 kJ
Besar ∆Hf untuk reaksi Ca(OH) adalah ….
A. +682 kJ C. -984 kJ E. +1.404 kJ
B. -724 kJ D. -1.404 Kj

47. Bila data entalpi pembentukan standar


C3H8 (g) = – 104 kJ mol–1 ; CO2 (g) = – 394 kJ mol–1 ;
H2O(g) = – 286 kJ mol – 1

Maka harga ∆H reaksi :


C3H8(g) + O2 (g)  CO2 (g) + 4H2O (l) adalah …..
A. –1034 kJ C. –1134 kJ E. –2232 kJ

------------------------------------------------------------------- 117
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

B. –1121 Kj D. –2222 kJ
48. Energi yang dilepaskan pada pembakaran alkohol (C2H5OH)
menghasilkan CO2 adalah 818 kJ. Jika ∆Hf C2H5OH = -278, CO2 = -
394 kJ/mol dan H2O = -242 kJ/mol massa C2H5OH yang terbakar
adalah ….
A. 184 gram C. 46 gram E. 11,5 gram
B. 92 gram D. 30 gram
49. Jika diketahui ∆Hf C6H12O6 = -1268 kJ/mol, CO2 = -394 kJ/mol dan
H2O = -286 kJ/mol maka ∆H pembakaran 45 gram glukosa
C6H12O6 adalah ….
A. +702 Kj C. -2.807 Kj E. -1.404 kJ
B. -703 Kj D. +1.404 kJ
50. Bila data entalpi pembentukan standar
CH3 OH = – 284 kJ mol – 1 ; CO2 (g) = – 344 kJ mol – 1 ;
H2O(g) = – 286 kJ mol – 1
Maka harga ∆H reaksi :
CH3OH + O2  CO2 + H2O adalah …..
A. –346 Kj C. –914 kJ E. –1828 kJ
B. –632 kJ D. –1264 kJ
51. Diketahui data energi ikatan :
H – H = 437,64 kJ mol – 1 ; Cl – Cl = 242,76 kJ mol – 1 ;
H – Cl = 433,02 kJ mol – 1
Untuk menguraikan 146 gram HCl menjadi H2 dan Cl2
diperlukan kalor sebanyak ....
A. 989,52 kJ C. 371,28 kJ E. 123,69 kJ
B. 494,76 Kj D. 247,38 kJ

52. Diketahui energi ikatan :


C = C = 612 kJ mol – 1 C – H = 414 kJ mol – 1
C – O = 358 kJ mol – 1 H – O = 463 kJ mol – 1
C – C = 348 kJ mol – 1
Berdasarkan data di atas, dapat diramalkan besarnya
entalpi reaksi :

118 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2 – OH adalah …..


A. – 309 kJmol – 1 C. + 45 kJmol – 1 E. + 355 kJmol – 1
B. – 45 kJmol -1 D. + 309 kJmol-1
53. Diketahui energi ikatan rata – rata :
C – H = 99 kkal. mol – 1 C = O = 173 kkal. mol – 1
O = O = 35 kkal. mol – 1 H – O = 111 kkal. mol – 1
Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol metanol menurut
reaksi :
CH4 + O2 → CO2 + H2O adalah ….
A. 103,5 kkal C. 415,5 kkal E. 670 kkal
B. 118,5 kkal D. 474,5 kkal
54. Diketahui energi ikatan :
C = C = 612 kJ mol – 1 C – H = 414 kJ mol – 1
C – O = 358 kJ mol – 1 H – O = 463 kJ mol – 1
C – C = 348 kJ mol – 1
Berdasarkan data di atas besarnya entalpi reaksi :
CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2 – OH adalah …..
A. – 309 kJmol – 1 C. + 45 kJmol – 1 E. + 355 kJmol – 1
B. – 45 kJmol – 1 D. + 309 kJmol – 1
55. Diketahui energi ikatan rata – rata :
C – H = 99 kkal. mol – 1 C = O = 173 kkal. mol – 1
O = O = 35 kkal. mol – 1 H – O = 111 kkal. mol – 1
Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol metanol menurut
reaksi :
CH4 + O2 → CO2 + H2O adalah ….
A. 103,5 kkal C. 415,5 kkal E. 670 kkal
B. 118,5 kkal D. 474,5 kkal
56. Diketahui data energi ikatan :
H – H = 437,64 kJ mol – 1 ; Cl – Cl = 242,76 kJ mol – 1 ;
H – Cl = 433,02 kJ mol – 1
Untuk menguraikan 146 gram HCl menjadi H2 dan Cl2
diperlukan kalor sebanyak ....
A. 989,52 kJ C. 371,28 kJ E. 123,69 kJ

------------------------------------------------------------------- 119
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

B. 494,76 kJ D. 247,38 kJ
57. Diketahui energi ikatan :
C–H = 414 kJ/mol ; C=O = 165,8 kJ/mol ; O=O = 146 kJ/mol ;
C–C = 348 kJ/mol ; H–O = 560 kJ/mol
Berapakah massa propana yang terbakar jika dihasilkan
kalor sebesar 3.648 kJ menurut reaksi
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g)
( Ar C = 12 ; O = 16 ; H = 1) …..
A. 817, 25 gram C. 217, 85 gram E. 172, 85 gram
B. 527, 85 gram D. 178, 25 gram
58. Jika dikethui energi
C–H = 414 kJ/mol ; C=O = 165,8 kJ/mol ; O=O = 146 kJ/mol ;
C–C = 348 kJ/mol ; H–O = 560 kJ/mol
Berapakah massa propana yang terbakar jika dihasilkan
kalor sebesar 3.648 kJ menurut reaksi
C3H8(g) + 5O2(g) 3CO2(g) + 4H2O(g)
( Ar C = 12 ; O = 16 ; H = 1) …..
A. 817, 25 gram C. 217, 85 gram E. 172, 85 gram
B. 527, 85 gram D. 178, 25 gram
59. Molaritas larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 4 gram
NaOH dalam 200 ml aquades adalah .... (Ar Na=23 ; O=16 ; H=1)
A. 0,05 M C. 0,5 M E. 1,5 M
B. 0,1 M D. 1,0 M
60. Asam sulfat pekat memiliki kadar 98 %. Jika massa jenisnya 1,8
g/ml, molaritas asam sulfat tersebut adalah ....
A. 180 M C. 1,8 M E. 0,018 M
B. 18 M D. 0,18 M
61. Molaritas larutan yang dibuat dengan cara mengencerkan 5,0 ml
H2SO4 1,8 M sampai volume 250 ml adalah ....
A. 0,036 M C. 0,056 M E. 0,075 M
B. 0,045 M D. 0,065 M
62. Massa yang diperlukan oleh suatu bahan kimia 0,15 M yang
memiliki massa molekul relatif (Mr ) = 194 g/mol adalah ....
A. 0,291 gram C. 29,1 gram E. 2910 gram

120 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

B. 2,91 gram D. 291 gram


63. Pada persamaan reaksi : P + Q  R + S
Laju reaksi dinyatakan sebagai
A. bertambahnya konsentrasi P dan Q tiap satuan waktu
B. berkurangnya konsentrasi R dan S tiap satuan waktu
C. bertambahnya konsentrasi P dan berkurangnya konsentrasi S
tiap satuan waktu
D. berkurangnya konsentrasi S dan bertambahnya konsentrasi Q
tiap satuan waktu
E. berkurangnya konsentrasi P dan Q atau bertambanhnya
konsentrasi R dan S tiap satuan waktu
64. Diketahui reaksi : A + B → C + D + E
Pernyataan berikut yang benar tentang laju reaksi di atas
adalah ....
+[A] +[C] −[E]
A. VA = ∆t
C. VC = ∆t
E. VE = ∆t
+[B] −[D]
B. VB = ∆t
D. VD = ∆t
65. Zat X dapat bereaksi dengan zat X menurut persamaan :
2 X (g) + Y (g) → Z (g)
Konsentrasi awal zat Y = 0,5 mol/L dan setelah bereaksi
dengan zat X selama 1 menit , konsentrasinya tinggal 0,2
mol/L. Ungkapan laju reaksi di bawah ini yang benar adalah
....
[0,5−0,2] 2[0,5−0,2]
A. VY = 60
M/menit D. VX = 60
M/detik
[0,5+0,2] [0,5]
B. VY = M/detik E. VZ = M/detik
60 60
[2 X 0,5]
C. VX = 60
M/menit
66. Diketahui reaksi N2O5(g)  2 NO2(g) + ½ O2(g), jika laju reaksi
pengurangan N2O3 = 2,5 . 10-6 mol . L-1 det-1, maka laju reaksi
pembentukan NO2 adalah … .
A. 5 . 10-6 mol . L-1 det-1 D. 0,5 . 10-6 mol . L-1 det-1
B. 25 . 10 mol . L det
-6 -1 -1 E. 50 . 10-6 mol . L-1 det-1
C. 5,5 . 10 mol . L det
-6 -1 -1

------------------------------------------------------------------- 121
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

67. Dari beberapa faktor berikut :


(1). ukuran partikel (4). suhu partikel
(2). warna partikel (5). katalis
(3). jumlah partikel (6). bentuk partikel
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah ....
A. 1 , 2, 4 dan 5 C. 1 , 2, 3 dan 5 E. 1 , 3, 5 dan 6
B. 2 , 3, 4 dan 6 D. 1 , 3, 4 dan 5
68. Dari lima buah reaksi logam seng dengan larutan HCl pada
kondisi berbeda – beda, yang berlangsung paling cepat adalah ....
A. serbuk seng + 0,2 M HCl pada suhu 300C
B. keping seng + 0,2 M HCl pada suhu 300C
C. Serbuk seng + 0,5 M HCl pada suhu 300C
D. Serbuk seng + 0,5 M HCl pada suhu 500C
E. keping seng + 0,5 M HCl pada suhu 500C
69. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, karena ....
A. kenaikan suhu akan menaikkan energi pengaktifan zat yang
bereaksi
B. kenaikan suhu akan memperbesar konsentrasi zat yang
bereaksi
C. kenaikan suhu akan memperbesar energi kinetik molekul zat
yang bereaksi
D. kenaikan suhu akan memperbesar tekanan
E. kenaikan suhu akan memperbesar luas permukaan
70. Dari percobaan reaksi : 2 A(g) + 2 B(g) → 2 AB(g) diperoleh data
bahwa reaksi tersebut reaksi pangkat 2 terhadap A dan orde
reaksi totalnya 3. Persamaan laju reaksinya adalah ....
A. V = k [A][B] C. V = k [A]2[B] E. V = k [A]2[AB]
B. V = k [A][B ]2 D. V = k [A][B][AB]

71. Diketahui persamaan reaksi : A (g) + B(g) + C(g) → D(g) + E(g)


data percobaan diperoleh sebagai berikut :
No [A] M [B] M [C] M Waktu (s)
1 0,2 0,3 0,02 48
2 0,2 0,3 0,08 12

122 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

3 0,2 0,6 0,08 3


4 0,4 0,2 0,06 36
5 0,8 0,2 0,06 35
Orde reaksi terhadap A, B dan C berturut – turut adalah ....
A. 2 , 2 dan 1 C. 1 , 2 dan 1 E. 0 , 1 dan 2
B. 2 , 1 dan 1 D. 0 , 2 dan 1
72. Untuk reaksi : A + B → AB di dapat data berikut :
Jika konsentrasi A dinaikkan 2 kali dan konsentrasi B tetap,
laju reaksi akan dua kali lebih besar. Jika konsentrasi A dan
B masing – masing dinaikkan dua kali, laju reaksi delapan
kali lebih besar. Persamaan laju reaksinya adalah ....
A. V = k [A][B] C. V = k [A]2[B] E. V = k [AB]2
B. V = k [A][B]2 D. V = k [A]2[B]2
73. Tabel berikut memberikan informasi reaksi : A + B → C + D
Reaksi [A] M [B] M V (Ms – 1 )
1 0,2 0,1 0,1
2 0,4 0,1 0,2
3 0,6 0,1 0,3
Orde reaksi terhadap A adalah ....
A. 0 C. 1,0 E. 3,0
B. 0,5 D. 2,0
74. Setiap kenaikan suhu 100C kecepatan reaksi menjadi 2 kali lebih
cepat dari semula. Jika pada suhu 200C kecepatan reaksi
berlangsung selama 16 menit maka kecepatan reaksi pada suhu
800C adalah ....
A. ¼ menit C. 1 menit E. 2 menit
B. ½ menit D. 4 menit
75. Laju reaksi dari suatu reaksi tertentu menjadi 2 kali lipat setiap
kenaikan suhu 100C maka jika dibandingkan dengan kecepatan
pada suhu 300C kecepatan reaksi pada suhu 1000C akan
berlangsung lebih cepat ....
A. 4 kali C. 64 kali E. 256 kali
B. 10 kali D. 128 kali

------------------------------------------------------------------- 123
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

76. Pada suhu 250C reaksi berlangsung selama 19 menit. Setiap


kenaikan suhu 200C laju reaksi bertambah 3 kali. Maka pada suhu
650C reaksi akan berlangsung selama ....
A. 4 menit C. 1 menit E. 20 menit
B. 2 menit D. 40 menit
77. Laju reaksi dari suatu reaksi tertentu menjadi 2 kali lipat setiap
kenaikan suhu 100C. Suatu reaksi pada suhu 300C laju = a, bila
suhu dinaikkan menjadi 700C maka laju reaksinya adalah ....
A. 4 kali C. 64 kali E. 256 kali
B. 16 kali D. 128 kali
C. 4 kali
78. Suatu reaksi dikatakan setimbang jika ….
A. secara mikroskopis berhenti
B. mol hasil reaksi sama dengan mol pereaksi
C. laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri
D. laju reaksi ke kanan lebih besar dari pada laju reaksi ke kiri
E. mol pereaksi yang berubah sama dengan mol hasil reaksi
yang terbentuk
79. Pada reaksi : A + B  C + D
A dan B bereaksi menghasilkan C dan D. Pada suatu waktu
konsentrasi C dan D mencapai harga yang tetap, sehingga
tidak terjadi perubahan konsentrasi lagi, meskipun
sebenarnya masih tetap berlangsung. Keadaan
kesetimbangan ini disebut ....
A. reaksi reversibel D. reaksi kesetimbangan dinamis
B. reaksi irreversibel E. kesetimbangan statis
C. reaksi setimbang

80. Pernyataan berikut yang benar tentang kesetimbangan, adalah ....


A. pada keadaan setimbang konsentrasi zat pereaksi sama
dengan konsentrasi zat hasil reaksi
B. pada keadaan setimbang laju reaksi ke arah kanan sama
dengan laju reaksi ke arah kiri

124 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

C. pada keadaan setimbang jika salah satu zat ditambah


menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah zat yang
ditambahkan
D. pada keadaan setimbang tidak terjadi reaksi
E. penambahan katalis menyebabkan reaksi ke kanan
berlangsung lebih cepat
81. Setelah disetarakan harga tetapan kesetimbangan untuk reaksi :
Fe2O3(s) + CO(g)  Fe(s) + CO2(g) adalah ....
[Fe]2
A. K = [Fe][CO2 ]
[Fe2 O3 ][CO]
C. K = [Fe2 O3 ]
E. K = [Fe2 O3 ][CO]
[Fe][CO2 ]
D.
[CO2 ]3
B. K = [CO2 ]
[CO]
D. K = [CO]3

82. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi : A(g) + B(g)  2C(g)


adalah ….
[2C]2 [2C]2 [2C]
A. [A][B]
C. [AB]
E. [A][B]
[C]2 [C]
B. [A][B]
D. [A][B]
83. Pada reaksi kesetimbangan :
2Ca(OCl)2(S)  2CaO(S) + 2Cl2(g) + O2(g)
Rumus tetap kesetimbangan (K) dinyatakan ... .
[CaO]2 [Cl2 ]2 [O2 ]2
A. K = [Ca(OCl)2 ]2
D. K = [Cl2 ]2 [O2 ]2
[Ca(OCl)2 ]2 [Cl2 ]2 [O2 ]2
B. K = [CaO]2 [Cl2 ]2 [O2 ]2
E. K = [Ca(OCl)2 ]2

[Ca(OCl)2 ]2
C. K = [Cl]2 [O2 ]

84. Diketahui reaksi setimbang berikut :


Ni(g) + 4CO(g) Ni(CO)4(g). Rumus yang paling tepat yang
menyatakan hukum kesetimbangan adalah
[CO]4
A. K = [Ni][CO]
[Ni(CO)4 ]
C. K = [Ni(CO)4 ]
[Ni][CO]4
E. K = [Ni(CO)4 ]

------------------------------------------------------------------- 125
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

B. K = [Ni(CO)4 ]
[CO]4
D. K = [Ni(CO)4 ]
[CO]

85. 4 mol SO3 dimasukkan dalam bejana 5 liter dan terurai menurut
reaksi : 2SO3(g)  2SO2(g) + O2(g) jika pada saat kesetimbangan
masih ada 1 mol SO2, harga tetapan keseimbangannya adalah ….
A. 0,5 C. 5,4 E. 13,5
B. 2,7 D. 10,8
86. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mog gas A dan 1 mol
gas B. setelah bereaksi menurut persamaan 2A + 3B  A2B3 dan
dicapai kesetimbangan masih terdapat 0,25 mol gas B. kalau
volume ruangan 1 dm3, maka tetapan kesetimbangan reaksi
tersebut adalah ….
A. 16 C. 64 E. 80
B. 32 D. 72
87. Dalam bejana 1000 ml terjadi kesetimbangan :
2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g) H = + 189 kJ/mol
Jika mula – mula ada 0,5 mol gas SO2 dan 0,3 mol gas O2
maka kesetimbangan tinggal 0,1mol gas SO2, harga Kc
adalah ....
A. 1,60 C. 16 E. 400
B. 6,25 D. 160
88. Dalam tabung yang bervolume 5 liter, pada saat kesetimbangan
tercapai terdapat 0,4 mol gas SO2, x mol gas O2 dan 0,8 mol gas
SO3. Jika harga tetapan kesetimbangan (Kc) = 12,5. Jumlah mol
gas O2 pada saat kesetimbangan tercapai adalah .... mol
A. 0,4 C. 1,2 E. 2,0
B. 0,8 D. 1,6

89. Diketahui reaksi kesetimbangan 2HI H2(g) + I2(g). Jika 0,1 mol HI
dimasukkan ke dalam wadah 1 liter dan dipanaskan pada suhu
1000 C terbentuk 0,02 mol gas I2, maka derajat dissosiasinya
sebesar … .
A. 0,1 C. 0,4 E. 0,6
B. 0,2 D. 0,5

126 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

90. Perhatikan reaksi kesetimbangan N2O4(g) 2NO2(g). Jika N2O4


dibiarkan mencapai kesetimbangan pada suhu tertentu dan
ternyata bahwa dalam keadaan ini jumlah mol N2O4 sama dengan
jumlah mol NO2, maka derajat dissosiasi adalah … .
1 2 3
A. C. E.
4 3 4
1 1
B. 2
D. 3

91. Dalam bejana 3 liter, 5 mol amonia memiliki derajat disosiasi


40% dan terurai menurut reaksi: 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g), maka
besarnya Kc adalah … .
1 1 1
A. C. E.
6 4 2
1 1
B. D.
5 3

92. Reaksi kesetimbangan :


2CO2(g)  2CO(g)+O2(g)
Jika mula-mula dimasukkan 2 mol gas CO2 dalam wadah 1
liter dengan derajad disosiasi (peruraian) sebesar 50%,
maka konsentrasi O2 dalam kesetimbangan … .
1 1 3
A. mol/L C. mol/L E. mol/L
4 2 2
1
B. 3
mol/L D. 1 mol/L

93. Reaksi setimbang : A(g) + 2B(g)  2C(g) ΔH = - a kJ


94. Reaksi setimbang : A(g) + 2B(g)  2C(g) ΔH = - a kJ
A. kesetimbangan akan bergeser ke arah C, bila …
B. Volume diperbesar D. gas C ditambahkan
C. Panas diberikan E. gas B dikurangi
D. Volume diperkecil
95. Pada industri asam sulfat, gas SO3 dibuat menurut reaksi

------------------------------------------------------------------- 127
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

A. 2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g) ΔH = 197Kj


B. untuk memeperoleh SO3 sebanyak mungkin maka ….
C. volume sistem diperbesar
D. suhu sistem sangat tinggi
E. gas SO3 yang terbentuk diambil
F. tekanan sistem diperkecil
G. Tekanan parsial SO3 diturunkan
96. Pada reaksi kesetimbangan berikut :
A. N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g) ΔH = - 92Kj
B. Jika suhu diturunkan maka ….
C. H2 akan bertambah d. NH3 akan berkurang
D. N2 akan bertambah e. NH3 akan bertambah
E. N2 dan H2 akan bertambah
97. Pada kesetimbangan berikut ….
2NH3(g)  N2(g) + 3H2(g) ΔH = + 92 Kj
Apabila pada volume tetap, suhu dinaikkan, maka kesetimbangan
akan bergeser ke …
A. kiri dan harga K semakin besar
B. Kanan dan harga K makin kecil
C. Kanan dan harga K tetap
D. Kanan dan harga K makin besar
E. kiri dan harga K semakin kecil
98. Pada sistem kesetimbangan: 2HI(g)  H2(g) + I2(g), jika pada sistem
kesetimbangan terdapat 0,3 mol H2, 0,3 mol I2 dan 0,4 HI dan
tekanan total = 4 atm, maka harga Kpnya adalah … .
A. 0,652 C. 0,265 E. 0,26
B. 0,563 D. 0,526

99. Tekanan parsial untuk gas SO2, O2 dan SO3 dalam


1
kesetimbangan pada suhu tertentu adalah pSO2 dan pSO3 = 3
2
atm, pO2 = 9 atm. Harga Kp untuk reaksi 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
adalah … .
1 2 9
A. 9
atm−1 C. 9
atm−1 E. 2
atm−1

128 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

1 2
B. 9
atm D. 9
atm
100. Pada reaksi kesetimbangan :
2NaHCO3(s)  Na2CO3(s) + H2O(g) + CO2(g).
Jika harga Kp = X atm2 maka harga tekanan total dalam
sistem adalah … .
1
A. √2x atm C. 2
√x atm E. x√2 atm
1
B. 2
x atm D. 2√x atm
101. Harga Kp untuk reaksi kesetimbangan 2x(g)  3y(g) pada suhu
1
tertentu adalah 8. Jika dalam kesetimbangan tekanan parsial x
adalah 8 atm, maka tekanan parsial y adalah … .
1
A. 64
𝑎𝑡𝑚 C. 2 atm E. 8 atm
B. 1 atm D. 6 atm
102. Diketahui reaksi kesetimbangan:
H2(g) + I2(g)  2 HI(g)
Jika suhu ruang 212 C dan harga Kc = 1,8 maka harga Kp
0

adalah ....
A. 1,8 C. 0,9 E. 0,4
B. 1,2 D. 0,6
103. Reaksi kesetimbangan berikut yang mempunyai harga Kp = Kc
adalah … .
A. 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) D. CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)
B. 2NH3(g) N2(g) +3H2(g) E. N2O4(g) 2NO2(g)
C. 2CO(g) + O2(g) 2CO2(g)
104. Sebanyak 0,02 mol SO3 ke dalam ruang 1,52 L dan dipanaskan
sampai 900 K, dimana kesetimbangan tercapai. Jumlah SO3 yang
ada pada kesetimbangan adalah 0,0142 mol. Nilai Kc dan Kp
reaksi pada 900 K adalah....
(Reaksi : 2 SO2(g) + 3O2(g)  2SO3(g) ) R = 0,0821
A. 2,3 x 10 – 2 dan 2,3 x 10 – 2 D. 3,1 x 10 – 4 dan 3,1 x 10 – 4
B. 2,3 x 10 – 2 dan 3,1 x 10 – 4 E. 3,1 x 10 – 4 dan 2,3 x 10 – 4
C. 3,1 x 10 – 4 dan 2,3 x 10 – 2

------------------------------------------------------------------- 129
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

105. Dalam wadah 1 liter dimasukkan 4 mol zat A dan 5 mol zat B
menurut reaksi : A(g) + 2B(g)  C(g). Jika pada keadan setimbang
terdapat 2 mol zat C dan tekanan total 10 atm, maka … .
A. Kp = Kc C. Kp = 4Kc E. Kp = ¼ Kc
B. Kp = 2Kc D. Kp = ½Kc
106. Pada pembuatan amonia berdasarkan proses Haber, suhu diatur
pada keadaan optimum, yaitu … .
A.  1000 C C.  4500 C E.  10000 C
B.  2500 C D.  7500 C

BAB V
LARUTAN ASAM DAN BASA

Standar Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode


Kompetensi pengukuran dan terapannya.
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan
menentukan sifat larutan dan menghitung pH
larutan

130 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

5.1. Pengertian Asam dan Basa


Asam dan basa merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan
sehari-hari,misalnya dalam makhluk hidup,obat-obatan,makanan dan
minuman maupun dalam industri.
Teori tentang asam dan basa
Ada tiga teori tentang asam dan basa,yaitu:
a. Teori asam basa Arrhenius.
b. Teori Bronsted-Lowry
c. Teori Lewis.

a. Teori Arhenius tentang Asam dan Basa:


Asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion H+
Basa adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion OH-
HA (aq) → H+ (aq) + A- (aq)
Asam
LOH (aq) → L+ (aq) + OH- (aq)
Basa
a.1. Jenis senyawa Asam
Berdasarkan teori Arhenius,asam dapat dikelompokkan menjadi:
1. Senyawa molekul yang bereaksi dengan air membentuk ion
hidrogen(H+),yang dibedakan menjadi:
a. Asam biner adalah asam yang mengandung unsur H dengan
unsur non logam. misalnya HCl, HBr, HI, HF.
b. Asam Oksi adalah asam yang mengandung unsur H,O dan
unsur lainnya, misalnya HClO4, HNO3, H2SO4.
c. Asam organik adalah asam yang tergolong dalam senyawa
organik, misalnya HCOOH, CH3COOH.
2. Senyawa yang berupa oksida non logam,apabila bereaksi
dengan air membentuk asam,misalnya SO3,CO2,Cl2O7
CO2 + H2O → H2CO3
SO3 + H2O → H2SO4
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dihasilkan, asam dibedakan
menjadi:
1. Asam monoprotik adalah asam yang menghasilkan 1 ion H+,
misalnya HCl, CH3COOH, HNO3.

------------------------------------------------------------------- 131
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

2. Asam poliprotik adalah asam yang dapat menghasilkan lebih


dari satu ion H+, misalnya H2SO4, H3PO4.
a.2. Jenis Senyawa Basa
Basa dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis,yaitu:
1. Senyawa ion yang terurai menghasilkan ion OH-
(hidroksida),misalnya NaOH,Ba(OH)2.
2. Oksida logam,yang akan bereaksi dengan air menghasilkan ion
OH- ,misalnya :
Na2O + H2O → NaOH
3. Molekul yang bereaksi dengan air membentuk ion
hidroksida,misalnya molekul NH3
NH3 + H2O → NH4+ + OH-

b. Teori Asam Basa Bronsted – Lowry


Menurut Bronsted dan Lowry:
Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (donor
proton).
Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton (akseptor
proton)
HCl + H2O  H3O+ + Cl-
Asam 1 basa 2 asam 2 basa 1
Asam 1 – Basa 1 dan asam 2 – basa 2 disebut pasangan asam basa
konjugasi.

Latihan 17 :
1. Tentukan pasangan asam basa konjugasi:
a. HCO3- + H2O  H3O+ + CO3-2
b. NH3 + H2PO4-  NH4+ + HPO4-2
c. HClO2 + H2O  H3O+ + ClO2-
d. NH4+ + H2O  H3O+ + NH3
e. H3O+ + HSO3-  H2SO3 + H2O

132 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

f. NH3 + HBrO3  BrO3- + NH4+


2. Tentukan asam konjugasi dari:
a. HSO3- : ..................... c. NH2- : .....................
b. HCO3 : .....................
- d. OH- : .....................
3. Tentukan basa konjugasi dari:
a. NH3 : ..................... d. NH4+ : .....................
b. H2O : ..................... e. HCO3- : .....................
c. H2SO4 : .....................

c. Teori Lewis.
Menurut konsep Lewis,basa adalah suatu senyawa yang dapat
memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain(donor
elektron).Sedangkan asam adalah senyawa yang mampu menerima
pasangan elektron(akseptor elektron).
Konsep asam basa lewis lebih luas dibandingkan dengan asam basa
Bronsted Lowry.
Contoh:
H+ + NH3  NH4+
H H
H+ + :N H H+ N H
H H
asam basa
BF3 + NH3  NH3BF3
F H F H
F B + :N H F B N H
F H F H
asam basa
Pada diagram (gambar) ditunjukkan bahwa ion H+ merupakan
asam Lewis karena mampu menerima pasangan elektron, sedangkan
NH3 merupakan basa lewis. Pada reaksi antara BF3 dengan NH3, yang
merupakan asam Lewis adalah BF3 karena mampu menerima
sepasang elektron, sedangkan NH3 merupakan basa Lewis.
Konsep asam basa yang dikembangkan oleh Lewis didasarkan
pada ikatan koordinasi. Atom atau spesi yang memberikan pasangan

------------------------------------------------------------------- 133
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

elektron dalam membentuk ikatan koordinasi akan bertindak sebagai


basa; sedangkan atom, molekul atau spesi yang menerima pasangan
elektron disebut sebagai asam. Dengan konsep ini dapat dijelaskan
terjadinya reaksi asam basa pada ion logam dengan dengan suatu
molekul atau ion.
Ag+ (aq) + 2NH3 (aq)  Ag(NH3)2+ (aq)
asam basa
Ni (s) + 4CO (g)  Ni(CO)4 (g)
asam basa
Dalam dunia kedokteran dan farmasi dikenal adanya senyawa
basa Lewis yang digunakan untuk obat keracunan logam berat,
misalnya merkuri, timbal, kadmium dan sejenisnya. Obat tersebut
dikelompokkan sebagai British Anti Lewis Acid (BAL). Kandungan obat
tersebut antara lain senyawa oksalat, etilendiamnin tetra asetat
(EDTA). BAL dalam obat tersebut berperan mengikat logam berat
yang selanjutnya tidak tidak mengganggu kerja enzim.
Hg2+ (aq) + 2C2O42- (aq)  [Hg(C2O4)22- (aq)
asam basa
Cd2+ (aq) + 2(EDTA4-) (aq)  [Cd(EDTA)2]6- (aq)
asam basa

5.2. Sifat Asam dan Basa


Untuk mengetahui suatu zat tertentu yang dapat berubah warna bila
terjadi perubahan kadar keasaman digunakan indikator.
Beberapa indikator dan perubahan warna dalam larutan asam dan
basa antara lain:
Indikator Warna dalam asam Warna dalam basa

134 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

lakmus merah Tetap Biru


lakmus biru Merah Tetap
metil jingga Merah Kuning
metil merah Merah Kuning
Bromfenol Biru Kuning Biru
Fenolfalein Tak Berwarna Merah
Fenol Merah Kuning Merah

PERCOBAAN 2 :
a. Tujuan : Mengelompokkan larutan yang bersifat asam dan bersifat basa
dengan menggunakan lakmus dan ekstrak kunyit
b. Alat dan Bahan
- Plat tetes - air suling - Larutan NaOH 0,1 M
- Pipit tetes - air sabun - Larutan HCl 0,1 M

------------------------------------------------------------------- 135
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

- cuka - air jeruk - Larutan NaCl 0,1 M


- air kapur - etanol - Ekstrak kunyit
c. Langkah-langkah
1. Masukkan beberapa tetes larutan yang akan diuji ke dalam lubang
plat tetes/tabung reaksi.
2. Potong kertas lakmus merah dan biru menjadi beberapa bagian.
3. Celupkan 1 potong kertas lakmus merah dan biru pada masing-
masing larutan.
4. Amati perubahan warna lakmus.
5. Teteskan dengan pipet tetes, ekstrak kunyit ke dalam masing-
masing larutan.
6. Amati perubahan warna yang terjadi.
d. Data Pengamatan
Perubahan Warna
Zat
Lakmus Merah Lakmus Biru Ekstrak Kunyit
Larutan NaOH .......................... ......................... .........................
Larutan HCl .......................... ......................... .........................
Larutan NaCl .......................... ......................... .........................
Air kapur .......................... ......................... .........................
Cuka .......................... ......................... .........................
Air suling .......................... ......................... .........................
Air sabun .......................... ......................... .........................
Air jeruk .......................... ......................... .........................
Alkohol .......................... ......................... .........................
e. Pertanyaan
1. Tentukan
a. Variabel bebas b. Variabel respon
2. Dari Percobaan di atas, kelompokkan larutan yang bersifat
a. Asam b. Basa c. Netral
3. Apakah ekstrak kunyit dapat digunakan untuk indikator? Jelaskan!
4. Tuliskan reaksi ionisasi:
a. NaOH (aq) → b HCl (aq) →
5. Tuliskan kesimpulan pengertian asam dan basa!
5.3. Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan asam ditentukan oleh tetapan kesetimbangan asam (Ka).
Berdasarkan kekuatan asamnya, asam dibedakan menjadi asam kuat
dan asam lemah.
Asam kuat hampir seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion
HA → H+ (aq) + A- (aq)

136 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Harga Ka untuk asam kuat sangat besar, sedangkan asam lemah


hanya sebagian kecil molekulnya yang terurai menjadi ion-ion.
HX  H+ (aq) + X- (aq)
[H + ][X − ]
Ka = , [HX] ≈ konstan
[HX]sisa
[H+ ]2
Ka = [H + ] = √Ka . M
[HX]

Kekuatan basa ditentukan oleh Kb.Semakin besar harga Kb semakin


kuat sifat basanya.
Untuk basa kuat, hampir seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion.
LOH (aq) → L+ (aq) + OH- (aq)
Harga Kb untuk basa kuat sangat besar.
Untuk basa lemah (misalnya MOH) tidak seluruhnya terionisasi.
MOH (aq)  M+ (aq) + OH- (aq)
[M ] = [OH ]
+ +

[M + ][OH − ]
Kb = , [MOH] ≈ konstan
[MOH]sisa
[OH− ]2
Kb = [OH − ] = √Kb . M
[MOH]

Derajat ionisasi dirumuskan:


Ka Kb
∝= √ atau ∝= √
M M
M = konsentrasi asam lemah / basa lemah

PERCOBAAN 3:
1. Tujuan : menentukan kekuatan asam dan basa dengan alat uji elektrolit.
2. Alat dan bahan
1. Alat uji elektrolit 6. KOH 0,1 M
2. CH3COOH 0,1 M 7. H2SO4 0,1 M

------------------------------------------------------------------- 137
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

3. HCl 0,1 M 8. aquades


4. NaOH 0,1 M 9. botol semprot
5. NH3 0,1 M 10. gelas kimia
3. Langkah-langkah
(1) Masukan lat uji elektrolit ke dalam larutan CH3COOH 0,1 M dan
perhatikan terangnya nyala lampu.
(2) Keluarkan alat uji dan cuci dengan bersih.
(3) Lakukan hal yang sama terhadap larutan yang lain.
4. Tabel Pengamatan
Larutan 0,1 M Nyala lampu Pengamatan lain
CH3COOH ................................... ...................................
HCl ................................... ...................................
NaOH ................................... ...................................
NH3 ................................... ...................................
KOH ................................... ...................................
H2SO4 ................................... ...................................

5. Pertanyaan
1. Tentukan variabel manipulasi, variabel respon dan variabel
kontrol dari percobaan di atas.
a. Variabel manipulasi : ...........................................
b. Variabel respon : ...........................................
c. Variabel kontrol : ...........................................
2. Kelompokkan ke dalam :
a. Asam lemah : ......................................
b. Asam kuat : ......................................
c. Basa lemah : ......................................
d. Basa kuat : ......................................
3. Berdasarkan alat uji lektrolit, ambillah kesimpulan tentang asam
kuat dan lemah, basa kuat dan lemah.
Latihan 18 :
1. Larutan HCl 0,02 M sebanyak 100 ml, tentukan:
a. konsentrasi H+ yang dihasilkan
b. Jumlah mol H+ yang dihasilkan
2. Tetapan ionisasi suatu asam HX adalah 2x10-4 dan kosentrasi
asam tersebut adalah 0,01 M, tentukan:

138 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

a. derajat ionisasi
b. konsentrasi ion H+
3. Basa lemah MOH mempunyai konsentrasi 10-2 M dan ion OH-
yang dihasilkan adalah 10-4, tentukan:
a. derajat ionisasi
b. harga kb
4. Tabel harga Ka beberapa asam sebagai berikut.
Asam HA HB HC HD
Ka 2x10-4 4x10-5 1x10-4 5x10-5
a. Urutkan kekuatan asamnya (dari asam lemah menuju asam
lebihkuat).
b. Jika konsentrasi asam adalah 0,1 M, tentukan derajat ionisasi
HA dan HB.
5. Hitunglah konsentrasi ion OH- yang terdapat dalam 0,01 M
NH4OH, jika kb=5x10-4

5.4. pH Larutan
pH merupakan suatu derajat kesamaan suatu larutan.
Rumus pH adalah:
pH = - log (H+)
pOH = - log (OH-)
pkw = - log kw

------------------------------------------------------------------- 139
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

pkw = pH + pOH
14 = pH + pOH
pH untuk asam kuat
pH = - log (H+)
pH untuk asam lemah
pH = - log (ka.[asam])1/2 → pH = ½ (pKa - log[asam])
pH untuk basa kuat
pOH = - log (OH-)
pH = 14 – POH
pH untuk basa lemah
pOH = - log (kb.[basa])1/2 → pOH = ½ (pKb - log[basa])
pH = 14 – pOH
Pada suhu 298 K, larutan yang bersifat:
a. netral, pH = 7
b. asam, pH < 7
c. basa, pH > 7
pH suatu larutan dapat ditunjukkan oleh indikator universal.
Indikator universal adalah campuran beberapa indikator asam basa
yang dapat memberikan perubahan warna terhadap perubahan PH
suatu larutan.
Warna indikator asam basa tergantung pada PH larutan.
Trayek perubahan warna indikator antara pH = pKa – 1 dan
pH = pKa + 1
Trayek perubahan warna indikator asam basa adalah sebagai berikut.
Trayek Perubahan Warna Indikator
Indikator
Perubahan Warna PH
Merah Jingga Merah-kuning 3,4 – 4,4
Merah merah Merah-kuning 4,4 – 6,2
Brom timol biru Merah biru 6,0 – 7,6
Fenolfalein Tak berwarna-merah 8,3 – 10
2. Kegiatan
1. Tujuan kegiatan : mengukur pH larutan dengan indikator
universal
2. Alat dan bahan
1. Tabung reaksi + rak 5. NaOH 0,1 M
2. Pipet tetes 6. NH3 0,1 M

140 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

3. Pita indikator universal 7. CH3COOH 0,1 M


4. HCl 0,1 M
3. Langkah-langkah
1. Teteskan larutan HCL 0,1 M pada pita indikator universal.
2. Cocokkan warna indikator tersebut dengan warna yang
telah disediakan dan dinyatakan harga pH-nya.
3. Lakukan hal yang sama terhadap CH3COOH 0,1 M, NaOH 0,1
M, dan NH3 0,1 M.
4. Catat ke dalam tabel pengamatan.
4. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Larutan Konsentrasi pH
HCl 0,1 M ...................................
CH3COOH 0,1 M ...................................
NaOH 0,1 M ...................................
NH3 0,1 M ...................................
5. Pertanyaan
1. Tentukan variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel
kontrol.
a. Variabel manipulasi : ….
b. Variabel respon : ....
c. Variabel kontrol : ....
2. Pada konsentrasi yang sama, bagaimana pH antara HCl
dengan CH3COOH
3. Pada konsentrasi yang sama, bagaimana pH antara NaOH dan
NH3 .
4. Pada konsentrasi yang sama, bagaimana pH antara asam kuat
dan asam lemah
5. Pada konsentrasi yang sama, bagaimana pH antara basa kuat
dengan basa lemah
Latihan 19:
1. Hitung pH larutan ini:
a. Larutan HCl 0,1 M c. CH3COOH 0,1 M, Ka = 1,8 x 10-6
b. Larutan NaOH 0,01 M d. NH3 0,01 M Kb = 1,8 x 10-6
2. Perkiraan pH larutan Y jika memberikan warna kuning dengan
metil jingga dan warna kuning dengan brom timbul biru.

------------------------------------------------------------------- 141
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

3. Larutan X dengan memberikan warna kuning dengan metil merah


dan berwarna biru dengan brom timbul biru.
4. Suatu asam lemah HX 0,1 mempunyai pH = 4, tentukan harga Ka
dan derajat ionisasi.
5. Tentukan masa NaOH yang dilarutkan dalam 0,5 liter larutan
untuk memperoleh pH = 11.
6. 10 ml HCl 0,1 M diencerkan sehingga volumenya 100 ml,
tentukan:
a. pH larutan sebelum diencerkan
b. Konsentrasi HCl setelah diencerkan
c. pH larutan setelah diencerkan
7. Asam-asam lemah mempunyai harga pka sebagai berikut.
Asam HA HB HX HY HZ

Pka 3,3 4,5 7,4 4,6 9


a. Tentukan asam yang mempunyai Ka terkecil
b. Urutkan dari asam paling lemah ke asam yang lebih kuat

5.5.Reaksi Penetralan
Apabila dalam reaksi asam basa, jumlah ion H+ dari asam sama
dengan jumlah ion OH- dari basa, maka kedua ion tersebut akan
membentuk molekul H2O dan garam. Kedua sifat larutan asam
dan basa tersebut akan hilang. Reaksi ini disebut reaksi
penetralan atau penggaraman.
Contoh:
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
Secara ionik dituliskan : H+ + Cl- + Na+ + OH- → Na+ + Cl- + H2O
atau H+ (aq) + OH- (aq) → H2O (l)

PERCOBAAN 3:
1. Tujuan : Mengamati reaksi penetralan
2. Alat dan bahan
1. Gelas kimia 6. NaOH 2 M
2. Gelas ukur 7. HCl 2 M
3. Pipet tetes 8. Lakmus merah

142 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

4. Cawan porselin 9. Lakmus biru


5. Pembakar
3. Langkah-langkah kerja
1. Masukkan 10 ml NaOH 2 M ke dalam gelas kimia
2. Teteskan NaOH pada Lakmus merah dan biru
3. Lakukan hal yang sama pada HCl
4. Campurkan kedua larutan tersebut
5. Periksa dengan lakmus merah dan biru
6. Uapkan campuran di atas
7. Amati yang terjadi
4. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Perubahan Lakmus
Zat Lakmus Lakmus Sifat
Merah Biru
10 ml HCl 2 M ................. ................. .................
10 ml NaOH 2 M ................. ................. .................
10 ml HCl 2M + 10 ml NaOH 2M ................. ................. .................
5. Pertanyaan
1. Hitunglah jumlah mol HCl dan mol NaOH
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi
3. Tuliskan reaksi ionnya

Soal-soal
1. Reaksi larutan asam dan basa di bawah ini secara molekuler.
a. Kalsium hidroksida + asam klorida
b. Asam oksalat + barium hidroksida
c. Natrium hidroksida + asam ssulfat
2. Tuliskan reaksi ion dari persamaan reasksi di bawah ini
a. Ba(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) → BaSO4 + 2 H2SO4 (l)
b. KOH (aq) + HCl (aq) → KCl (aq) + H2O (l)

5.6. Stokiometri larutan


Zat elektolit bila terlarut dalam air akan terurai menjadi ion-ion,
contoh:
a. FeCl3 (aq) → Fe3+ (aq) + 3Cl- (aq)
b. H2SO4 (aq) → 2H+ (aq) + SO4-2 (aq)
c. Al2(SO4)3 (aq) → 2Al3+ (aq) + 3SO4-2 (aq)

------------------------------------------------------------------- 143
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Jika konsentrasi FeCl3 = 0,01 M maka Fe3+ = 0,01 M dan Cl- =


3x0,01M = 0,03 M. Reaksi dalam larutan elektrolit merupakan
reaksi pertukaran ion. Perbandingan jumlah mol yang terlibat
dalam reaksi dinyatakan sebagai koefisien reaksi.
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O
2 mol NaOH bereaksi dengan 1 mol H2SO4 menghasilkan 1 mol
Na2SO4 dan 2 mol air.
Stokiometri juga digunakan untuk soal-soal yang berkaitan
dengan titrasi. Titrasi adalah cara analisis, tentang pengukuran
jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi secara tepat
dengan zat yang terdapat di dalam larutan lain.
Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut larutan standar
atau baku. Untuk titrasi asam kuat yang bervalensi satu basa kuat
bervalensi satu atau masing-masing bervalensi satu berlaku
rumus: V asam x M asam = V basa x M basa

nasam x Masam x Vasam  nbasa x Mbasa x Vbasa

Latihan 20 :
1. Tuliskan reaksi ionisasi:
a. Ba(OH) b. CaCl2 c. Pb(NO3)2
2. Hitung konsentrasi ion yang terdapat dalam larutan:
a. OH- dalam 0,01 M Ba(OH)2- c. Cl- dalam 0,02 M FeCl2
b. SO2 dalam 0,01 M Al2(SO4)3
-2

144 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

3. Tentukan kemolaran larutan NaOH bila 25 ml larutan tersebut


dittrasi dengan 0,1M HCl ternyata dibutuhkan 20 ml HCl.
4. tentukan vlume larutan NaOH 0,1 M yang diperlukan untuk
menetralkan 100 ml H2SO4 0,1 M.
5. Tentukan kemolaran H2SO4, jika 25 ml larutan tersebut tepat
dinetralkan dengan 30 ml Ba(OH)2 0,1 M.
6. sebanyak 100 m3 KI 1 M dicampurkan dengan 50 cm3 Pb(NO3)2 1
M dan terjadi reaksi belum setara...... (E-96/97)
KI + Pb(NO3)2 → PbI2 + KNO2
a. Setarakan reaksi di atas.
b. Hitung jumlah mol pereaksi yang tersisa.
7. Data percobaan titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M
sebagai berikut..... E-96/97)
No Volume HCl Volume NaOH 0,01 M
1. 25 mL 19 mL
2. 25 mL 20 mL
3 25 mL 21 mL
Tentukan:
a) Moralitas larutan asam yang bereaksi.
b) Persamaan reaksi yang terjadi dan indikator yang digunakan.

EVALUASI V
LARUTAN ASAM BASA

1. Tabel harga Ka dari beberapa asam:

------------------------------------------------------------------- 145
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


kekuatan asam adalah....(E-88/99)
a. HL>HE>HB c. HL<HK<HC e. HB<HL<HD
b. HB<HE<HD d. HA>HG>HC
2. Tabel harga Ka dari beberapa asam lemah:
No 1 2 3
Asam HX HY HZ
Ka 7,2 x 10-10 1,8 x 10-10 6,7 x 10-5
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa urutan
kekuatan asam sebagai berikut …. (E-89/90)
a. HX>HY>HZ c. HZ>HX>HY e. HY>HZ>HX
b. HX>HZ>HY d. HZ>HY>HX
3. 0,2 mol gas amonia dilarutkan dalam 500 ml air dan terdisosiasi
1% di dalam larutannya. Tetapan kesetimbangan basa amonia
tersebut adalah …. (E-90/91)
a. 1,25 x 10-5 c. 3,75 x 10-5 e. 6,25 x 10-5
b. 2,50 x 10-5 d. 5,00 x 10-5
4. 0,1 mol gas NH3 dilarutkan dalam 1 liter air pada suhu tertentu,
jika NH3 yang bereaksi dengan air menjadi ion NH4+ dan OH-
sebesar 1%, maka harga tetapan kesetimbangan basa amonia
tersebut adalah .... (E-90/91)
a. 1 x 10-6 c. 2 x 10-5 e. 1 x 10-4
b. 1 x 10 -5 d. 5 x 10-5

5. 100 cm HCl 0,1 M ditambah air sampai volume larutan menjadi


3

250 cm3. perubahan harga PH larutan HCl setelah diencerkan


adalah dari .... (E-89/90)
a. 2 menjadi 3 – log 25 d. 1 menjadi 2 – 2log 2
b. 1 menjadi 1 – log 25 e. 1 menjadi 2 – log 6,7
c. 2 menjadi 2 – log 2
6. PH suatu basa lemah bervalensi satu = 10

146 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Maka konsentrasi ion OH- dalam larutan adalah …. (E-90/91)


a. 10-10 M c. 10-6 M e. 10-4 M
b. 10 M
-2 d. 10 M
-5

7. PH suatu basa lemah bervalensi satu = 11, maka konsentrasi ion


OH- dalam larutan adalah ......
a. 10-11 c. 10-4 e. 10-2
b. 10 -14 d. 10 -3

8. Dalam reaksi HNO2 (aq) + SO4-2 (aq)  HSO4- (aq) + NO3- (aq),
spesi yang bertindak sebagai basa .... (E-90/91)
a. HNO3 dan SO4-2 c. HNO3 dan SO4- e. HSO4- dan NO3-
b. HNO3 dan NO3 - d. SO4 dan NO3
-2 -

9. Reaksi berikut HSO4 + H2O  H3O+ + SO4-2 , pasangan asam basa


-

konjugasinya adalah …. (E-91/92)


a. H3O+ dan SO4-2 c. H2O dan SO4-2 e. HSO4- dan H2O
b. HSO4- dan H3O+ d. HSO4- dan SO4-2
10. Untuk menetralkan 100 ml larutan KOH 0,1 M diperlukan larutan
H2SO4 0,1 M sebanyak ....
a. 10 ml c. 100 ml e. 200 ml
b. 50 ml d. 150 ml
11. Tabel harga Ka dari beberapa asam lemah :
No. 1 2 3
Asam HA HB HC
Ka 3,2 x 10ˉ8 4,5 x 10ˉ8 4,2 x 10ˉ10
Berdasarkan data di atas, disimpulkan bahwa kekuatan
asamnya adalah . . .
a. HB > HA > HC c. HC > HA > HB e. HA> HB > HC
b. HB > HC > HA d. HC > HB > HA
12. Diantara pasangan dibawah ini yang merupakan pasangan asam –
basa konjugasi adalah ....
a. NH3 dengan NH2ˉ d. PO43ˉ dengan H2PO4ˉ
b. CH3COOH2+ dengan CH3COOˉ e. H2O dengan Hˉ
c. H+ dengan OHˉ

------------------------------------------------------------------- 147
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

13. Basa lemah BOH sebanyak 0,4 M mempunyai pH = 11 + log 2.


Maka harga tetapan ionisasi basa (Kb) adalah ....
a. 1 x 10–11 c. 4 x 10–11 e. 1 x 10–5
b. 2 x 10–11 d. 4 x 10–5

14. Tabel harga Ka dari beberapa asam lemah :


Asam HA HB HC HD HE
Ka 3,2.10ˉ8 4,5.10ˉ8 4,2.10ˉ10 3,9.10ˉ10 4,2.10ˉ9
Berdasarkan data di atas, disimpulkan bahwa asam yang
paling kuat adalah . . .
a. HA c. HC e. HE
b. HB d. HD
15. Tabel harga Ka dari beberapa asam :
Asam HA HB HC HD HE
Ka 6,2.10 -8 7,5.10 -2 1,2.10-2 2.10-12 1,8.10-5
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kekuatan asam adalah ....
a. HC>HE>HB c. HB>HE>HD e. HE<HA<HC
b. HA>HB>HC d. HB<HE<HD
16. Berikut ini data hasil uji dua jenis air limbah dengan beberapa
indikator :
Trayek Perubahan Air Limbah
Indikator
pH Warna A B
Lakmus 4,5 – 8,3 Merah – Biru Biru Merah
Metil Merah 4,2 – 6,2 Merah – Kuning Kuning Merah
Bromtimol Biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru Biru Kuning
Tak berwarna – Tak
Fenolftalein 8,3 – 10,0 Merah
Merah berwarna
Harga pH dari air limbah A dan B berturut-turut adalah . . .
a. ≤ 10,0 dan ≥ 4,2 c. ≥ 4,2 dan ≤ 10,0 e. ≥ 10,0 dan ≤ 4,2
b. ≤ 8,3 dan ≥ 4,5 d. ≥ 8,3 dan ≤ 4,2
17. Diantara senyawa-senyawa di bawah ini yang larutannya dalam
air mempunyai pH terbesar adalah . . . .
a. natrium klorida c. ammonium nitrat e. amonium asetat

148 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

b. kalium nitrat e. natrium asetat


18. Trayek perubahan warna indicator BTB 6,0 – 7,6 (kuning – biru),
Fenolftalein 8,3 – 10 (tidak berwarna – merah). Larutan yang
ditetesi dengan BTB berwarna biru dan ditetesi dengan
Fenolfatein berwarna merah adalah . . . .
a. C2H5OH c. HCl e. CH3COOH
b. NaOH d. H2SO4
19. Dalam reaksi HNO2 (aq) + SO4-2 (aq)  HSO4- (aq) + NO3- (aq),
manakah yang spesinya bertindak sebagai basa ......
a. HNO3 dan SO4‾2 c. SO4‾2 dan NO3‾ e. HNO3 dan SO4‾2
b. HNO3 dan NO3‾ d. HSO4- dan NO3‾
20. pH asam lemah HA adalah 3 dan Ka HA = 1.10ˉ5. Maka
konsentrasi HA adalah . . .
a. 0,1 M c. 0,001 M e. 0,00001 M
b. 0,01 M d. 0,0001 M
21. pH suatu basa lemah bervalensi satu = 10. Jika Kb = 10‾5, maka
konsentrasi larutan basa tersebut adalah . . . .
a. 10‾6 M c. 10‾4 M e. 10‾2 M
b. 10‾5 M d. 10‾3 M
22. Jika larutan P mempunyai pH = 5 dan larutan Q mempunyai pH =
6, maka konsentrasi ion H+ pada larutan P dan larutan Q akan
berbanding sebagai . . . .
a. 10 : 1 c. 1 : 10 e. log 5 : log 6
b. 1 : 2 e. 5 : 6
23. Perhatikan tabel Ka dan beberapa asam berikut:

Di antara asam di atas yang paling lemah adalah ........


a. HL c. HB e. HE
b. HD d. HC

------------------------------------------------------------------- 149
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

24. Pada percobaan titrasi HCl dengan NaOH menurut reaksi : HCl +
NaOH → NaCl + H2O
Kurva yang menunjukkan hasil titrasi tersebut adalah ....
a. pH c. pH e. pH

7 7 7

0 ml basa 0 ml basa 0 ml basa


b. pH d. pH

7 7

0 ml basa 0 ml basa
25. Data hasil percobaan titrasi antara larutan asam sulfat dengan
larutan natrium hidroksida 0,1 M sebagai berikut :
Volume Larutan (mL)
Percobaan Natrium
Asam sulfat
hidroksida
1. 25 10,0
2. 25 9,8
3. 25 10,2
4. 25 10,0

Molaritas larutan asam sulfat pada titrasi tersebut adalah . . . .


a. 2,5 M c. 0,5 M e. 0,02 M
b. 1,0 M d. 0,04 M

BAB VI
LARUTAN PENYANGGA

150 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Standar Kompetensi Memahami sifat– sifat larutan asam–basa metode


pengukuran dan terapannya.
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup.

6.1. Pengertian dan Sifat Larutan Penyangga


Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang terdiri dari
campuran asam lemah dengan basa konjugasinya (garamnya) atau
basa lemah dengan asam konjugasinya (garamnya).
Contoh campurannya antara lain :
a. CH3COOH + CH3COONa
b. H3PO4 + NaH2PO4
c. H2CO4 + NaH2CO3
d. NH3 + NH4Cl
pH larutan penyangga bersifat tetap, artinya bahwa pH larutan
penyangga tidak berubah dengan adanya penambahan sedikit asam
atau sedikit basa atau pengenceran. Sehingga larutan penyangga
dapat mempertahankan pH.

Percobaan 4: Larutan Penyangga ( Buffer )

------------------------------------------------------------------- 151
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

1. T u j u a n : Mengamati perbedaan dan/atau perubahan pH larutan


penyangga dan larutan bukan penyangga akibat penambahan
sedikit asam atau sedikit basa atau pengenceran.
2. Alat Dan Bahan:
A. Alat :
No. Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Pipet volum / tetes - 9
2. Tabung reaksi - 9
3. Rak tabung treaksi - 1
4. Gelas ukur 50 mL 2
5. Gelas kimia / beker 50 mL 2
6. Lakmus universal Secukupnya
B. Bahan :
No. Bahan Ukuran Jumlah
1. Larutan CH3COOH 0,1 M 20 mL
2. Larutan CH3COONa 0,1 M 20 mL
3. Larutan NH3 0,1 M 20 mL
4. Larutan NH4Cl 0,1 M 20 mL
5. Larutan HCl 0,1 M 75 mL
6. Larutan NaOH 0,1 M 75 mL
7. Aquades - Secukupnya

4. Cara Kerja:
1. Buatlah larutan penyangga dari 15 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan
15 mL larutan CH3COONa 0,1 M pada gelas kimia (beri tanda :
LARUTAN PENYANGGA A). Kemudian buatlah larutan penyangga dari
15 mL larutan NH3 0,1 M dengan 15 mL larutan NH4Cl 0,1 M pada
gelas kimia (beri tanda : LARUTAN PENYANGGA B). Ukur dan catat pH
masing-masing larutan penyangga tersebut dengan lakmus universal.
2. (i). Ambil 3 (tiga) tabung reaksi, isilah masing-masing tabung
reaksitersebut dengan 10 mL. Larutan Penyangga A (beri tanda
pada masing-masing tabung reaksi dengan angka 1, 2 dan 3).
(ii). Pada tabung 1 :
Tambahkan 5 mL larutan HCl 0,1 M dan ukur pH larutan.
Lakukan sebanyak dua kali lagi penambahan larutan HCl 0,1 M
(masing-masing dengan 5 mL larutan HCl 0,1 M). Ukur pH
larutan pada setiap penambahan 5 mL larutan HCl 0,1 M
tersebut.
Pada tabung 2 :

152 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Tambahkan 5 mL larutan NaOH 0,1 M dan ukur pH larutan.


Lakukan sebanyak dua kali lagi penambahan larutan NaOH 0,1 M
(masing-masing dengan 5 mL larutan NaOH 0,1 M). Ukur pH
larutan pada setiap penambahan 5 mL larutan NaOH 0,1 M
tersebut.
Pada tabung 3 :
Tambahkan 5 mL aquades dan ukur pH larutan. Lakukan
penambahan aquades lagi sebanyak dua kali (masing-masing
dengan 5 mL aquades). Ukur pH larutan pada setiap penambahan
5 mL aquades tersebut.
3. (i). Ambil 3 (tiga) tabung reaksi, isilah masing-masing tabung reaksi
tersebut dengan 10 mL. Larutan Penyangga B (beri tanda pada
masing-masing tabung reaksi dengan angka 1, 2 dan 3).
(ii). Pada tabung 1 :
Tambahkan 5 mL larutan HCl 0,1 M dan ukur pH larutan.
Lakukan sebanyak dua kali lagi penambahan larutan HCl 0,1 M
(masing-masing dengan 5 mL larutan HCl 0,1 M). Ukur pH
larutan pada setiap penambahan 5 mL larutan HCl 0,1 M
tersebut.
Pada tabung 2 :
Tambahkan 5 mL larutan NaOH 0,1 M dan ukur pH larutan.
Lakukan sebanyak dua kali lagi penambahan larutan NaOH 0,1 M
(masing-masing dengan 5 mL larutan NaOH 0,1 M). Ukur pH
larutan pada setiap penambahan 5 mL larutan NaOH 0,1 M
tersebut.
Pada tabung 3 :
Tambahkan 5 mL aquades dan ukur pH larutan. Lakukan
penambahan aquades lagi sebanyak dua kali (masing-masing
dengan 5 mL aquades). Ukur pH larutan pada setiap penambahan
5 mL aquades tersebut.
4. (i). Buatlah larutan dari 15 mL larutan HCl 0,1 M dengan 15 mL
larutan NaOH 0,1 M (beri tanda : LARUTAN C), ukur dan catat
pHnya. Kemudian bagi secara merata ke dalam tiga tabung reaksi
(beri tanda 1, 2 dan 3).
(ii). Pada tabung 1 :
Tambahkan 5 mL larutan HCl 0,1 M dan ukur pH larutan.
Lakukan sebanyak dua kali lagi penambahan larutan HCl 0,1 M
(masing-masing dengan 5 mL larutan HCl 0,1 M). Ukur pH
larutan pada setiap penambahan 5 mL larutan HCl 0,1 M
tersebut.

------------------------------------------------------------------- 153
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Pada tabung 2 :
Tambahkan 5 mL larutan NaOH 0,1 M dan ukur pH larutan.
Lakukan sebanyak dua kali lagi penambahan larutan NaOH 0,1 M
(masing-masing dengan 5 mL larutan NaOH 0,1 M). Ukur pH
larutan pada setiap penambahan 5 mL larutan NaOH 0,1 M
tersebut.
Pada tabung 3 :
Tambahkan 5 mL aquades dan ukur pH larutan. Lakukan
penambahan aquades lagi sebanyak dua kali (masing-masing
dengan 5 mL aquades). Ukur pH larutan pada setiap penambahan
5 mL aquades tersebut.

5. Tabel Pengamatan :
1. pH Larutan Penyangga :
NO. LARUTAN PENYANGGA pH
1. A
2. B
2. pH Larutan Penyangga A (CH3COOH dan CH3COONa) :
Larutan pH Larutan Penyangga Setelah Penambahan
Penyangga A HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Aquades
No.
(CH3COOH + ( mL ) ( mL ) ( mL )
CH3COONa) 5 10 15 5 10 15 5 10 15
1. 10 mL
2. 10 mL
3. 10 mL
3. Larutan Penyangga B (NH3 dan NH4Cl) :
pH Larutan Penyangga Setelah Penambahan
Larutan
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Aquades
No. Penyangga B
( mL ) ( mL ) ( mL )
(NH3 + NH4Cl)
5 10 15 5 10 15 5 10 15
1. 10 mL
2. 10 mL
3. 10 mL
4. Larutan C (HCl dan NaOH) :
pH Larutan C = . . .

154 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

pH Larutan Penyangga Setelah Penambahan


Larutan C (HCl HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Aquades
No.
+ NaOH) ( mL ) ( mL ) ( mL )
5 10 15 5 10 15 5 10 15
1. 10 mL
2. 10 mL
3. 10 mL

V. K e s i m p u l a n :
VI. Pertanyaan :
Jelaskan prinsip kerja (termasuk perhitungannya) dari :
1. Larutan penyangga yang terdiri dari CH3COOH dan CH3COONa
dalam mempertahankan pHnya terhadap penambahan sedikit
larutan HCl, sedikit larutan NaOH dan pengenceran !
(Ambil salah satu data untuk contoh perhitungannya).
6.2. Menghitung pH atau pOH Larutan Penyangga
1. Campuran Asam Lemah dengan Garamnya (Basa
Konjugasinya)
Contoh, campuran : CH3COOH + CH3COONa.
Ionisasi dalam air : ~ CH3COOH → CH3COO‾ + H+
~ CH3COONa → CH3COO‾ + Na+
[ CH3COO‾ ] dalam larutan, sebetulnya berasal dari asam asetat
CH3COOH. Karena pengaruh CH3COO‾ dari garam mendesak
ionisasi CH3COOH sehingga [CH3COOH] dianggap tetap.
Harga tetapan kesetimbangan asam :
[ CH3COO‾ ].[ H+ ] [ CH3COOH ]
+
Ka = [ H ] = Ka
[ CH COOH ] [ CH3COO‾ ]
Perhatikan ilustrasi3 contoh larutan penyangga yang bersifat asam
berikut ini :
Reaksi :CH3COOH (aq) + NaOH (aq) → CH3COONa (aq) +
H2O (l)
Mula-mula: 3 mol 2 mol -
-
Terurai /

------------------------------------------------------------------- 155
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Terbentuk: 2 mol 2 mol 2 mol


2 mol
Sisa : 1 - 2 mol
2 mol
Secara umum, rumusnya dapat ditulis :

[ Asam ]
+
[ H ] = Ka
pH = - log [ H+ ] [ Anion Garam ]

2. Campuran Basa Lemah dengan Garamnya (Asam


Konjugasinya)
Contoh, campuran : NH4OH + NH4Cl
Ionisasi dalam air : ~ NH4OH (aq) → NH4+ (aq) + OH ‾ (aq)
~ NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl‾
(aq)
[NH4+] dalam larutan, sebetulnya berasal dari basa amonium
hidroksida NH4OH..Karena pengaruh NH4+ dari garam mendesak
ionisasi NH4OH sehingga [NH4OH] dianggap tetap.
Harga tetapan kesetimbangan[ NH
basa4OH
: ]
[[ OH‾
NH4+] ].[
= OH‾
Kb ]
Kb = [ NH4+ ]
[ NH4contoh
Perhatikan ilustrasi OH ] larutan penyangga yang bersifat basa
berikut ini :
Reaksi : NH4OH (aq) + HCl (aq) → NH4Cl (aq) + H2O (l)
Mula-mula : 3 mol 2 mol -
-
Terurai /
Terbentuk : 2 mol 2 mol 2 mol 2 mol
Sisa : 1 - 2 mol
2 mol
Secara umum, rumusnya dapat ditulis :
[ Basa ]
[ OH‾ ] = Kb
[ Kation Garam ]
156 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

dan pOH = - log [


OH- ]

pH = 14 – pOH
Latihan 21 :

1. Hitunglah pH campuran dari :


a. 0,1 M CH3COOH + 0,1 M CH3COONa (Ka CH3COOH = 10‾5)
b. 200 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL NH4Cl 0,2 M (Kb NH4OH =
10‾5)
c. 100 mL NaOH 0,1 M + 400 mL CH3COOH 0,1 M (Ka CH3COOH
= 10‾5)
d. 500 mL HCl dengan pH = 1 + 500 mL NH4OH 0,2 M (Kb
NH4OH = 10‾5)
2. 200 mL NH4OH dicampur dengan 200 mL H2SO4 0,1 M. Jika Kb =
10‾5, tentukan :
a. pH NH4OH sebelum dicampur c. pH campuran
b. pH H2SO4 sebelum dicampur
3. Berapa gram massa NaHCO2 (Mr = 68) yang harus ditambahkan
ke dalam 100 mL larutan H2CO2 0,1 M (Ka = 10‾5) agar diperoleh
larutan dengan pH = 6 ?
4. Untuk menghasilkan larutan penyangga dengan pH = 8, berapa
liter volume larutan HCl 0,1 M yang ditambahkan ke dalam 150
mL NH4OH 0,1 M (Kb = 2 x 10‾5) ?

6.3. Menghitung pH Larutan Penyangga Dengan Sedikit


Penambahan Asam atau Sedikit Basa atau Pengenceran
Untuk membedakan antara larutan penyangga dan bukan penyangga
akibat penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau pengenceran,
dapat dilakukan percobaan sesuai LKS terlampir.
Contoh :
Terdapat campuran 500 mL CH3COOH 0,1 M dan 500 mL CH3COONa
0,1 M. Jika Ka CH3COOH = 10‾5,ditambahkan 10 ml HCL. tentukan pH
:
a. Sebelum ditambahkan
b. Setelah ditambahkan HCl

------------------------------------------------------------------- 157
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Jawab:
a. Sebelum ditambahkan HCl
[H+] = Ka x [CH3COOH] / [CH3COO-]
= 10-5 x 0,05/0,05
= 10-5
pH = 5
b. Sesudah ditambahkan 10 ml HCL 0,1M
mol HCL yang ditambahkan = 10 x 0,1 = 1 mmol = mol H+
mol CH3COOH = 500 x 0,1 = 50 mmol
mol CH3COO- = 500 x 0,1 = 50 mmol
CH3COO- + H+ ---- CH3COOH
Sehingga mol CH3COO- adalah 50 – 1 = 49 mmol
Mol CH3COOH adalah 50 + 1 = 51 mmol.
[H+] = 10-5 x 51/49
= 10-5 x 1,04
pH = 5 – log 1,04
= 4,983 atau berubah 0,017

6.4. Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup

Dalam darah manusia dan hewan vertebrata terdapat larutan


penyangga H2CO3 dan HCO3‾ yang akan mempertahankan pH agar
tetap normal dan konstan yaitu sebesar 7,4, karena fungsi enzim
sebagai katalis dalam proses-proses tersebut sangat tergantung pada
pH. Jika pH darah mengalami perubahan sebesar 1/10 satuan, akan
mengakibatkan sakit bahkan kematian. Faktor-faktor yang
menyebabkan penurunan pH darah (asidosis) adalah penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyakit gula dan diare. Faktor-faktor yang
menyebabkan peningkatan pH darah (alkalosis) adalah muntah yang
hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan) atau berada pada
ketinggian. pH darah dapat dipertahankan konstan meskipun zat-zat
yang bersifat asam dan basa terus mengalir, karena adanya larutan
penyangga yang terdiri dari larutan asam karbonat dan bikarbonat
[H2CO3 dan HCO3‾]. Perbandingan [H2CO3] : [HCO3‾] yang digunakan
untuk mempertahankan pH sebesar 7,4 adalah 1 : 20. Perbandingan
konsentrasi tersebut dapat konstan karena adanya perimbangan laju

158 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

produksi CO2 oleh oksidasi dalam sel-sel dan hilangnya CO2 oleh
pernapasan.
Bila proses metabolik membentuk zat-zat bersifat asam seperti asam
laktat dan asam fosfat serta zat-zat ini masuk ke pembuluh darah, ion-
ion bikarbonat akan bereaksi sebagai berikut :
HCO3‾ + H+ → H2CO3
Kelebihan H2CO3 yang terjadi akan terurai menjadi H2O dan CO2. Laju
pernapasan akan meningkat dan CO2 dibuang lewat paru-paru.
Bila darah harus menyerap ion OH‾ (suatu basa), H2CO3 diubah
menjadi HCO3‾ dengan reaksi sebagai berikut : H2CO3 + OH‾ →
HCO3‾ + H2O
Dalam cairan sel tubuh manusia dan hewan juga terdapat larutan
penyangga antara H2PO4‾ dan HPO4‾2 yang mampu mempertahankan
pH cairan sel meskipun cairan sel tersebut terus menerus mendapat
CO2 yang bereaksi dengan air membentuk H2CO3.
Dalam rongga mulut juga terdapat larutan penyangga yang dapat
mempertahankan pH. Reaksi enzimatis dalam tubuh juga
memerlukan larutan penyangga agar diperoleh pH tertentu yang
tetap dan sesuai dengan karakteristik reaksi enzim.

EVALUASI VI
LARUTAN PENYANGGA

A. Soal Pilihan Ganda


1. Campuran penyangga merupakan campuran antara . . .
A. asam kuat dengan garamnya D. basa
lemah dengan asam konjugasinya
B. asam lemah dengan basa kuat E. basa
lemah dengan asam lemah
C. asam lemah dengan garam apa saja
2. Adanya penambahan sedikit air pada larutan penyangga, akan
menyebabkan . . .
A. pH dan pKa larutan bertambah D.
pH berkurang, pKa larutan
bertambah

------------------------------------------------------------------- 159
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

B. pH bertambah, pKa larutan tetap E.


pH dan pKa larutan konstan
C. pH berkurang, pKa larutan tetap
3. Satu liter larutan penyangga mempunyai pH = 5. Bila larutan
tersebut ditambah 10 mL HCl 1 M, maka harga pH . . . .
A. turun menjadi 4 D. naik
sedikit dan dianggap tetap
B. naik menjadi 6 E. turun sedikit dan
dianggap tetap
C. tetap 5
4. Data perubahan pH larutan :

Jenis pH Larutan Setelah Penambahan Sedikit


Larutan Air Asam Basa
A 3,18 1,34 11,72
B 2,15 2,15 2,15
C 4,00 3,00 5,00
D 1,48 4,82 7,48
E 2,32 4,45 11,68

Berdasarkan data di atas, larutan yang mempunyai sifat sebagai


penyangga adalah . . .
A. A C. C E. E
B. B D. D

5. Diketahui larutan :
1. CH3COOH dan CH3COONa 4. NaOH dan NH3
2. HCl dan NaCl 5. KOH dan KCl
3. NH3 dan NH4ClO3
Pasangan yang termasuk larutan penyangga adalah . . . . .
A. 1 dan 2 C. 2 dan 3 E.
4 dan 5
B. 1 dan 3 D. 3 dan 4
6. Campuran berikut yang membentuk larutan penyangga adalah . .
...
A. 50 mL NaOH 0,2M dan 50 mL CH3COOH 0,1M

160 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

B. 35 mL NaOH 0,2M dan 70 mL NH3 (aq) 0,1M


C. 40 mL NaOH 0,1M dan 60 mL NH3 (aq) 0,1M
D. 50 mL NaOH 0,1M dan 50 mL CH3COOH 0,2M
E. 50 mL NaOH 0,2M dan 70 mL CH3COOH 0,1M
7. Larutan penyangga yang terdiri dari 100 mL larutan HCN 0,1 M
(Ka = 2 . 10‾5) dan 200 mL larutan KCN 0,1 M, memiliki pH
sebesar . . . . .
A. 5 – log 2 C. 5 + log 2 E.
9 + log 2
B. 5 D. 9
8. Larutan penyangga sebanyak 500 mL mengandung 0,1 M NH4Cl
dan NH3 (Kb = 2 . 10‾5). Larutan ini mempunyai pH = 9. Molaritas
NH3 dalam larutan tersebut adalah . . .
A. 0,01 M C. 0,05 M E.
0,5 M
B. 0,02 M D. 0,1 M
9. Sebanyak 75 mL NH4OH 0,2 M(Kb = 2 x 10‾5) direaksikan dengan
50 mL H2SO4 0,1 M, pH larutan setelah bereaksi adalah . . . . . (log
2 = 0,3)
A. 9,3 C. 8,3 E.
4,7
B. 9,0 D. 5,0
10. Suatu larutan penyangga terdiri dari campuran larutan CH3COOH
0,01 M (Ka = 10‾5) dan CH3COONa 0,1 M mempunyai pH sebesar
6. Perbandingan volum CH3COOH : CH3COONa adalah . . . . .
A. 1 : 1 C. 10 : 1 E.
100 : 1
B. 1 : 10 D. 1 : 100
11. Jika ke dalam 3,4 gram amoniak ditambahkan 100 mL amonium
klorida 0,1 M, maka pH larutan yang terjadi (Kb NH3 = 10‾5)
adalah . . . . .
A. 4 – log 2 C. 4 + log 2 E.
10 + log 2
B. 4 D. 10 – log 2

------------------------------------------------------------------- 161
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

12. Jika diketahui Ka C6H5COOH = 6 . 10‾5, harga pH campuran antara


100 mL larutan C6H5COOH 0,2 M dan 100 mL NaOH 0,1 M adalah
.....
A. 1 + log 6 C. 5 E. 9
– log 6
B. 5 – log 6 D. 5 + log 6
13. Sebanyak 250 mL larutan NH3 0,1 M direaksikan dengan 100 mL
larutan HCl 0,2 M. Jika Kb NH3 = 10‾5 maka besarnya pH larutan
setelah reaksi adalah . . . . .
A. 7 – log 5 C. 7 – 2 log 5 E. 9
– 2 log5
B. 7 + log 5 D. 7 + 2 log 5
14. Perbandingan volume dari campuran larutan CH3COOH 0,1 M dan
larutan NaOH 0,1 M agar menghasilkan larutan penyangga dengan
pH = 5 adalah . . . . . (Ka CH3COOH = 1 . 10‾5)
A. 1 : 1 C. 1 : 2 E. 3
:2
B. 2 : 1 D. 2:3
15. Untuk keperluan tertentu, akan dibuat larutan penyangga yang
mempunyai pH = 5 – 2 log 3. Jika bahan yang tersedia berupa 1
liter larutan CH3COOH 0,1 M, maka volum NaOH 0,05 M yang
harus ditambahkan sebanyak . . . . .
A. 200 mL C. 400 mL E.
1000 mL
B. 250 mL D. 500 mL
16. Di laboratorium tersedia 200 mL larutan NH4OH 0,2 M dan HCl
0,1 M. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 9, volume
HCl yang harus ditambahkan adalah . . . . . (Kb = 10‾5)
A. 50 mL C. 200 mL E.
500 mL
B. 100 mL D. 250 mL
17. Jika dari 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M (Ka = 1 . 10‾5) diinginkan
terbentuk larutan penyangga dengan pH = 5, maka banyaknya
NaOH yang harus ditambahkan ke dalamnya sebanyak .... (Ar : H
= 1, C = 12, O = 16, Na = 23).

162 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

A. 0,5 gram C. 0,3 gram E.


0,1 gram
B. 0,4 gram D. 0,2 gram
18. Jika pH suatu larutan penyangga yang terbentuk dari N2H4 2 M
dan N2H5 1 M adalah 8,30 maka Kb dari N2H4 adalah . . . . .
A. 1.10‾5 C. 1.10‾6 E. 1.
10‾5
B. 2.10‾5 D. 2.10‾6
19. Ke dalam larutan basa lemah LOH ditambahkan padatan garam
L2SO4 sehingga konsentrasi LOH menjadi 0,1 M dan konsentrasi
L2SO4 menjadi 0,05 M. Jika Kb LOH = 1 . 10‾5, maka pH campuran
yang terjadi adalah….
A. 11 C. 9 E.
5 – log 2
B. 9 + log 2 D. 5
B. Soal Uraian
1. Hitung pH larutan yang terdiri dari :
a. asam format (HCHO2) 0,90 M dan natrium format (NaCHO2)
1,10 M (Ka HCHO2 = 1,8 . 10‾4)
b. 1 L NH3 0,085 M dan 1000 mL NH4Cl 0,17 M (Kb = 1,74 . 10‾5)
c. 13,53 gram NaC2H3O2 dalam 300 mL HC2H3O2 0,25 M (Ka =
1,74 . 10‾5)
d. 100 mL asam asetat 0,3 M dengan 50 mL barium hidroksida
0,2 M (Ka = 1 . 10‾5)
2. Berapa massa natrium asetat yang harus ditambahkan ke dalam 1
liter larutan asam asetat 0,1 M agar diperoleh larutan dengan pH
= 6 (Ka asam asetat = 10‾5) ?
3. Berapa liter volume hydrogen klorida yang ditambahkan ke
dalam 180 mL larutan NH4OH 0,1 M (Kb = 2 . 10‾5) agar diperoleh
larutan penyanga dengan pH = 10 ?
4. Larutan buffer terdiri dari 100 mL CH3COOH 0,2 M dan 100 mL
CH3COOK 0,2 M. Jika Ka = 10‾5, tentukan pH larutan :
a. buffer tersebut
b. jika ke dalam campuran ditambahkan 10 mL HCl 0,1 M
c. jika ke dalam campuran ditambahkan 10 mL NaOH 0,1 M

------------------------------------------------------------------- 163
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

5. Berapa perubahan pH bila 1 mL larutan HCl ditambahkan ke


dalam 50 mL larutan penyangga yang mula-mula terdiri dari
HC2H3O2 1 M (Ka = 1,8 . 10‾5) dan NaC2H3O2 1 M

BAB VII
HIDROLISIS GARAM
Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan
asam-basa, metode
pengukurannya dan terapannya
Kompetensi Dasar Menentukan jenis garam yang
mengalami hidrolisis dalam air
dan PH larutan garam tersebut.

7.1.Konsep Hidrolisis Garam


Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis. Hidro berarti air
dan lisis berarti peruaraian sehingga artinya reaksi peruraian
dengan air. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
relatif kuat bereaksi dengan air, sedangkan garam yang berasal
dari asam kuat dan basa kuat relatif lemah atau bahkan tidak
dapat bereaksi sama sekali dengan air.

164 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Ada 4 jenis garam berdasarkan asam dan basa pembentuknya,


yaitu:
1. Garam dari asam kuat dan basa kuat, contoh: NaCl.
2. Garam dari asam lemah dan basa kuat, contoh: CH3COONa,
Na2CO3
3. Garam dari asam kuat dan basa lemah, contoh: NH4Cl,
Al2(SO4)3
4. Garam dari asam lemah dan basa kuat, contoh: CH3COONH4,
NH4CN

1) Garam dari asam kuat dan basa kuat


Garam NaCl berasal dari Asam Kuat (HCl) dan basa kuat
(NaOH), garam ini di dalam air akan mengalami terionisasi
sempurna.
terionisasi sempurna
Menurut reaksi: NaCl (aq) Na+ (aq)
+ Cl- (aq)
Karena menghasilkan asam basa konjugasi lemah, maka tidak
dapat bereaksi dengan air atau tidak mengalami hidrolisis.
Sehingga garam ini tidak mengubah [H+] dan [OH-] dalam air
mengakibatkan harga PH larutan tetap sama dengan pH air
murni (PH = 7). Berarti garam tersebut bersifat netral.
2) Garam dari asam kuat dan basa lemah
Garam amonium klorida (NH4Cl) berasal dari asam kuat (HCl)
dan basa lemah (NH3). Di dalam air garam ini akan terionisasi
sempurna membentuk NH4+ dan Cl-. NH4+ bersifat kuat karena
berasal dari basa lemah, sedangkan Cl- bersifat lemah karena
berasal dari asam kuat. Jadi hanya NH4+ yang akan
terhidrolisis.
terionisasi sempurna
Menurut reaksi: NH4Cl NH4+ +
Cl -

Hidrolisis
NH4+ (aq) + H2O NH3 (aq) + H3O+
(aq)

------------------------------------------------------------------- 165
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

kh

3) Garam dari asam lemah dan basa kuat


Garam natrium asetat (CH3COONa) berasal dari asam lemah
(CH3COOH) dan basa kuat (NaOH). Di dalam air, garam ini
akan terionisasi sempurna membentuk CH3COO- dan Na+.
CH3COO- bersifat kuat karena berasal dari asam lemah,
sedangkan Na+ bersifat lemah karena berasal dari basa kuat.
Jadi hanya CH3COO- yang dapat terhidrolisis.
Terionisasi sempurna
CH3COOHNa (aq) NH4+ (aq) +
Cl- (aq)

CH3COO- (aq) + H2O CH3COOH (aq) +


OH-

4) Garam dari asam lemah dan basa lemah


Garam amonium asetat (NH4CH3COO) berasal dari asam
lemah (CH3COOH) dan basa lemah (NH3). Di dalam air garam
ini terionisasi sempurna membentuk CH3COO- dan NH4+.
CH3COO- dan NH4+ bersifat kuat karena berasal dari asam dan
basa lemah. Jadi, CH3COO- dan NH4+ dapat terhidrolisis.

Terionisasi sempurna
NH4CH3COO (aq) CH3COO- (aq) +
NH4+ (aq)
Terhidrolisis
CH3COO- (aq) CH3COOH (aq) +
OH-
kh
Terhidrolisis
NH4+ (aq) + H2O NH3(aq) + H3O+
(aq)
Kh
Ion H3O+ yang terbentuk menunjukkan bahwa larutan garam
ini bersifat asam.

166 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Masing-masing reaksi hidrolisis membentuk ion OH- dan H+.


PH larutan bergantung pada perbandingan konsentrasi OH-
dan H+, atau bergantung pada tetapan ionisasi asam lemah
(Ka) dan basa lemah (Kb).
Ka = [A-][H+] Kb = [B+][OH-]
[HA] [BOH]
Apabila Ka > Kb maka [H+] > [OH-] dan larutan bersifat asam
(PH < 7)
Apabila Ka = Kb maka [H+] = [OH-] dan larutan bersifat asam
(PH = 7)
Apabila Ka < Kb maka [H+] < [OH-] dan larutan bersifat asam
(PH > 7)
Jadi garam dari asam lemah dan basa lemah dapat bersifat
asam, basa, atau netral.
A. Menentukan pH Larutan Garam
Hidrolisis garam merupakan reaksi yang dapat balik (reversibel)
yang membentuk kesetimbangan.
Kesetimbangan hidrolisis garam ditunjukkan secara kuantitatif
oleh tetapan hidrolisis (Kh). Nilai Kh terkait dengan Ka atau Kb.
Tetapan hidrolisis dapat digunakan untuk menentukan PH
larutan garam.

1. PH larutan garam dari asam kuat dan basa lemah


Garam NH4Cl terbentuk dari asam kuat HCl dan basa lemah
NH3. di dalam air garam ini akan terhidrolisis melalui reaksi
antara asam konjugasi kuat dengan air.
Terhidrolisis
NH4 (aq) + H2O NH3 (aq) + H+
Kh
Jika NH3 diberi simbol B, maka NH4+ mempunyai simbol H+.
Reaksi di atas dapat ditulis menjadi:
Terhidrolisis
BH+ (aq) + H2O (l) B (aq) + H+ (aq)
Kh
Sehingga tetapan hidrolisisnya (Kh) adalah Kh = [B][H+]
[BH+]

------------------------------------------------------------------- 167
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Karena [B]=[H+], maka Kh dapat ditulis menjadi:


Kh = [B][H+]
[BH+]
Jadi, PH larutan menjadi:
[H+] = Kh.[ BH  ] dan PH = - log [H+]
Hubungan Kh, Kb, dan Kw.
Kw adalah tetapan ionisasi air: H2O  H+ + OH- , dengan
Kw = [H+][OH-], dan Kw = 10-14
Basa lemah yang terionisasi: B + H2O  BH++ OH-
dengan Kb = [BH+][OH-]
[B]
Jika Kw dibagi Kb, maka akan diperoleh Kh.
Kw = [H+] [OH-] = [B][H+] = Kh
Kb [BH+][OH-] [BH+]
Jadi
Kh = Kw
Kb

Contoh:
Tentukan harga PH larutan NH4Cl 0,1 M, jika diketahui Kb NH4OH
= 10-5.
Jawab:
Larutan NH4Cl berasal dari asam kuat HCl dan basa lemah NH4OH,
sehingga basa lemahnya yang terhidrolisis.
Kw 10 14
[H  ]  .M = .10 1 = 10-5
Kb 10 5
PH = - Log [H+]
= - Log 10-5 = 5
Cara lain:
Kb = 10-5, pKb = - log 10-5 = 5
Kw = 10 ,-14 pKb = - log 10-14 = 14
pH = ½ pKw – ½ pKb – ½ Log[M]
= ½ (pKw – pKb – Log[M])
= ½ (14 – 5 – log 10-1)
= ½ (14 – 5 + 1)

168 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

= ½ (10)
=5
2. pH larutan garam dari asam lemah dan basa kuat
Salah satu contoh garam CH3COONa terbentuk dari asam
lemah CH3COOH dan basa kuat NaOH. Di dalam air, garam in
akan terhidrolisis melalui reaksi antara basa konjugasi kuat
CH3COO- dengan air.
Terhidrolisis
CH3COO (aq) + H2O
- CH3COOH
(aq) + OH- (aq)
Basa konjugasi Kh
Jika CH3COOH diberi simbol HA, Maka CH3COO- mempunyai
simbol A- sehingga:
Terhidrolisis
A- (aq) + H2O HA (aq) + OH-
Kh
Kesetimbangan reaksi ditunjukkan oleh tetapan hidrolisis Kh:
Kh = [HA][OH-] , karena [HA] = [OH-] pada reaksi di atas,
maka:
[A-]
Kh = [OH-] [OH-] = [OH-]2
[A-] [A-]

[OH-] = Kh.[ A ]
POH = - log [OH-]
PH = 14 – POH
Hubungan antara Kw, Ka, dan Kh
Kw adalah tetapan ionisasi air, Kw = [H+][OH-]
Asam lemah yang terionisasi, HA  H+ + A- maka Ka = [H+][A-
]

[HA]

Jika Kw dibagi Ka diperoleh Kh.


Kw = [H+][OH-] = [H+][A-] = Kh
[H+][A-] [A-]

------------------------------------------------------------------- 169
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

[HA]
Contoh soal
Jika diketahui Ka CH3COOH = 2 x 10-5 tentukanlah pH larutan
Ca(CH3COO)2 0,1 M.
Jawab
Garam Ca(CH3COO)2 berasal dari asam lemah CH3COOH dan
basa kuat Ca(OH)2, sehingga hanya asam lemahnya yang
terhidrolisis.
Ionisasi garam:Ca(CH3COO)2 (aq) → Ca++ (aq) + 2 CH3COO-
(aq)
0,1 M 0,1 M
2 (0,1) M
Reaksi Hidrolisis: CH3COO- + H2O  CH3COOH + OH-

Karena bersifat basa, maka:


Kw 1x10 14
[OH-] = .M = .0,2 = 10 10 = 10-5
Ka 2 x10 5
pOH = - log [OH-] = - log 10-5 = 5
Jadi, pH larutannya =14 – 5 = 9
3. pH larutan garam dari asam lemah dan basa kuat
Proses hidrolisis yang terjadi adalah reaksi antara basa konjugasi
kuat A- dari asam lemah HA dengan air, dan asam konjugasi kuat
BH+ dari basa lemah B dengan air.

Terhidrolisis
A- (aq) + H2O (l) HA
(aq) +OH- (aq)
BH (aq)
+ B
(aq) + H+_____
Total Reaksi A- (aq) +H2O (l) +BH+ (aq)  HA (aq)+OH- (aq)+B
(aq)+H+
Kesetimbangan reaksi ditunjukkan oleh tetapan hidrolisis Kh
yang diturunkan sebagai berikut.
Kc = [HA][B]____
[A-][BH+][H2O]

170 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Kc [H2O] = [HA][B]_
[A-][BH+]
Kh = [HA][B]_
[A-][BH+]
Jika diketahui [HA] = [A-] = [BH+]
Maka persamaan berubah menjadi:
_Kw_ = ____[ H+][OH-]_______ =_[ HA][B]_ = Kh
Ka.Kb [H+] [A-] . [BH+][OH-] [A-][BH+]
[HA] [B]
Contoh:
Larutan garam NH4CH3COO terbentuk dari asam lemah CH3COOH
dan basa lemah NH3. hitung tetapan hidrolisis dan pH larutan
NH4CH3COO 0,1 M. Apakah larutan bersifat asam, netral atau
basa?
(jika diketahui: Ka CH3COOH = 1,75x 10-5 M dan Kb NH3 = 12,8 x
10-5 M)
Jawab
Larutan garam NH4CH3COO terionisasi sempurna dalam air.
Reaksi: NH4CH3COO → NH4+ + CH3COO-
Asam konjugasi kuat basa
konjugasi kuat
NH4+  NH3 + H+ atau NH4+ + H2O  NH4OH + H+
CH3COO- + H2O  CH3COOH + OH-
Kh = _Kw_
Ka.Kb
Kw.Ka
[H+] =
Kb

Tetapan hidrolisis, Kh = _Kw_


Ka.Kb
= ________10-14 M2_______
(1,75x10-5 M)(1,7x10-5 M)
= 3,17 x 10-5

------------------------------------------------------------------- 171
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Kw.Ka 10 14 M 2 x 1,75.10 5 M


[H+] = =
Kb 1,8 x 10 5 M
= 9,86 x 10-8 M
pH = - log [H+] = - log 9,86 x 10-8
= 7,006
Sifat larutan dari garam yang berasal dari asam lemah dan basa
lemah ditentukan oleh perbandingan Ka dan Kb. Karena Ka
CH3COOH < Kb NH3 maka dikatakan bersifat basa. Namun
perbedaan sangat kecil, pH larutan 7,006 mendekati netral, maka
larutan tersebut dianggap netral.

Percobaan 4 : Hidrolisis

I. Tujuan
Mempelajari sifat asam/basa dari beberapa larutan garam
dalam air.
II. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Satuan Jumlah
1. Pipet tetes 0,1 M 6 ml
2. Larutan CH3COONa 0,1 M 5 ml
3. Larutan Na2HPO4 0,1 M 5 ml
4. Larutan Na2CO3 0,1 M 5 ml
5. Larutan NH4Cl 0,1 M 5 ml
6. Larutan Al2(SO4) 0,1 M 5 ml
7. Larutan (NH4)2SO4 0,1 M 5 ml

III. Cara Kerja


1. Tetesi masing-masing kertas lakmus merah dan biru berturut-
turut dengan larutan CH3COONa, Na2HPO4, Na2CO3, NH4Cl,
Al2(SO4), (NH4)2SO4. Catat pengamatan anda.
2. Ukurlah pH masing-masing larutan tersebut dengan indikator
universal. Catat hasilnya.

IV. Data Pengamatan


No Larutan (0,1 M) Perubahan Warna PH Sifat

172 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Lakmus Lakmus Biru Larutan


Merah asam/bas
1 CH3COONa
2 Na2HPO4
3 Na2CO3
4 NH4Cl
5 Al2(SO4)
6 (NH4)2SO4

V. Pertanyaan
1. Tariklah kesimpulan tentang sifat larutan (asam/basa) dari
larutan garam yang berasal dari asam lemah dengan basa
kuat atau yang berasal dari asam kuat dengan basa lemah.
2. Jelaskan mengapa larutan garam yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat bersifat basa.
3. Jelaskan mengapa larutan garam yang berasal dari asam
kuat dan basa lemah bersifat asam.
4. Tuliskan reaksi hidrolisis dari masing-masing larutan
tersebut.

Latihan 22 :

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Garam berikut dapat terhidrolisis dalam air, kecuali......
a. (NH4)2SO4 c. NaCl e.
NH4Cl
b. PbCl2 d. CH3COONa
2. Campuran asam basa berikut yang akan membentuk garam netral
adalah.......
a. NH4OH dan HCl c. NaOH dan CH3COOH e.
NaOH dan H2S
b. NaOH dan HCl d. NH4OH dan H2SO4
3. Jika suatu asam kuat dicampur dengan basa lemah, maka akan
terbentuk laruta garam yang bersifat......
a. Asam jika Ka>Kb c. Netral e.
Asam

------------------------------------------------------------------- 173
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

b. Basa jika Ka<Kb d. Basa


4. Tetapan hidrolisis garam (Kh) dapat dirumuskan dari
persamaan......
Kw Ka
a. Kh = c. Kh = e.
Kb Kw
Ka.Kb
Kh =
Kw
Kw
b. Kh = d. Kh = Kw. Ka
Ka.Kb

5. Jika 5,35 gram NH4Cl (Mr = 53,3) dilarutkan dalam air hingga
volumenya menjadi 250 ml, akan diperoleh larutan dengan
pH......(Kb NH3 = 1 x 10-5)
a. 5 – log 2 c. 5 e. 9
+ log 4
b. 9 – log 4 d. 5 + log 4

II. Uraian
1. Hitung jumlah garam CH3COONa yang harus dilarutkan dalam air
agar diperoleh larutan dengan PH = 10 (Ka = 10-5, Ar C = 12, H = 1,
O = 16, Na = 23)
2. 5,35 gram NH4Cl dilarutkan dalam air hingga volumenya 500 ml.
(jika Kb NH4OH = 2.10-5 , Ar Cl = 35,5, H = 1, N = 14)
Tentukan:
a. Harga PH larutan
b. Persen dari garam yang mengalami hidrolisis
3. Tulislah sifat asam, basa, netral dari garam berikut!
a. Na2CO3 c. CuSO4 e. AgNO3 g.
NH4Cl
b. KCN d. NaCN f. Na3PO4 h.
Al2(SO4)2

EVALUASI VII
HIDROLISIS
A. Soal Pilihan Ganda
1. Diantara larutan berikut yang berasal dari basa lemah dan asam
kuat adalah......

174 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

a. Amonium asetat c. Kalium klorida e.


Natrium klorida
b. Natrium asetat d. Amonium sulfat
2. Zat-zat di bawah ini jika dilarutkan dalam air akan mengalami
hidrolisis partial adalah......
a. Ba(NO3)2 c. KCl e.
BaSO4
b. KCN d. NaCl
3. Garam berikut ini yang larutannya bersifat asam adalah......
a. KBr c. CH3COOK e.
NH4Cl
b. NaCl d. (NH4)2CO3
4. Garam berikut yang mempunyai pH >7 dalam larutan adalah......
a. Natrium klorida c. Amonium klorida e.
Kalium sulfat
b. Natrium karbonat d. Amonium asetat
5. Jika tetapan asam asetat (CH3COOH) = 10-5 maka PH larutan
CH3COONa 0,1 M adalah......
a. 5 c. 7,5 e. 9
b. 6,5 d. 8
6. Reaksi asam basa di bawah ini yang menghasilkan garam yang
dapat terhidrolisis sebagian dan bersifat asam adalah......
a. 10 ml HCl 0,1 M + 10 ml NH4CH 0,1 M
b. 10 ml KOH 0,1 M + 10 ml HCl 0,1 M
c. 10 ml NaOH 0,1 M + 10 ml CH3COOH 0,1 M
d. 10 ml HCl 0,1 M + 10 ml NaOh 0,1 M
e. 10 ml NH4OH 0,1 M + 10 ml HCl 0,1 M
7. Apabila 100 ml larutan NaOH 0,2 M direaksikan dengan 400 ml
larutan HCN 0,05 M, maka akan terbentuk larutan garam yang
bersifat.......
a. Basa yang terhidrolisis total
b. Asam yang terhidrolisis total
c. Basa yang tidak terhidrolisis
d. Basa yang terhidrolisis sebagian
e. Asam yang terhidrolisis sebagian

------------------------------------------------------------------- 175
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

8. Harga pH larutan Ca(CH3COO)2 0,05 M (Ka.CH3COOH = 10-5)


adalah.......
a. 9 c. 5,5 + log 2,2 e.
5,5
b. 9 + log 5,5 d. 5,5 – log 2,2
9. Harga pH dari larutan NH4NO3 0,01 M adalah......(Kb = 10-5)
a. 5 c. 6,0 e. 9
b. 5,5 d. 6,5
10. 400 ml larutan KOH 1 M direaksikan dengan 400 ml CH3COOH 1
M. Jika pH larutan tersebut 10, maka harga Ka CH3COOH adalah......
a. 10-5 c. 10-7 e. 5
x 10-7
b. 10-6 d. 2 x 10-7

B. URAIAN
1. Tulislah reaksi hidrolisis dari larutan garam-garam berikut!
a. CH3COONa c. Na2CO3 e.
Na3PO4
b. Al2(SO4)3 d. Ag(NO3)
2. Apakah larutan garam berikut bersifat asam, basa, atau netral?
Jelaskan!
a. K2SO3 b. KCl c.
NH4Cl
3. Hitung tetapan hidrolisis dan pH larutan NH4CN 0,2 M, Ka HCN =
4,0 x 10-10 M dan Kb NH3 = 1,8 x 10-5 M.
4. Berapa konsentrasi larutan NaF yang diperlukan agar diperoleh
pH larutan 8,09? (Ka HF = 6,7 x 10-4 M).

176 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

BAB VIII
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Standar Memahami teori-teori larutan asam basa


Kompetensi ,metode pengukuran dan terapannya.
Kompetensi Dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari
suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan
dan hasil kali kelarutan.

8.1. Pengertian Kelarutan

Berdasarkan jumlah zat terlarutnya larutan dibedakan menjadi


larutan pekat dan larutan encer.
Suatu larutan disebut pekat bila mengandung cukup banyak zat
terlarut per satuan jumlah larutan. Dan suatu larutan disebut encer
bila hanya sedikit zar terlarut di dalamnya.
Jumlah maksimum zat yang dapat dilarutkan pada suatu suhu
tertentu disebut dengan istilah Kelarutan / solubility (s). Kelarutan
ini sering dinyatakan dengan jumlah gram zat terlarut tiap 100 gram
pelarut.
Tabel Kelarutan Beberapa Zat Dalam 100 gram Air
Pada suhu 00C

------------------------------------------------------------------- 177
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

NAMA ZAT RUMUS KELARUTAN (100


GRAM ; 00C)
Amonium klorida NH4Cl 29,7 gram
Amonium sulfat (NH4)2SO4 70,6 gram
Kalsium karbonat CaCO3 0,0012 gram
Natrium klorida NaCl 35,7 gram
Asam askorbat C6H8O6 33 gram
Alkohol ( vitamin C2H5OH 
C)
Sukrosa ( gula C12H22O11 179,2 gram
pasir)

Beberapa faktor yang menentukan kelarutan diantaranya:


1. Struktur molekul
Proses melarut ditentukan oleh struktur molekul zat terlarut
dan struktur pelarut itu sendiri. Molekul Polar akan larut
dalam pelarut polar, sedangkan senyawa non polar akan larut
dalam pelarut non polar.
Misalnya: alkohol adalah senyawa polar akan larut dalam air
yang juga merupakan senyawa polar.
2. Suhu
Pada umumnya kenaikan suhu menyebabkan bertambahnya
kelarutan zat – zat padat dalam pelarut air.
Tetapi kelarutan gas akan berkurang dengan kenaikan suhu
3. Tekanan
Larutan yang hanya terbentuk campuran zat cair dengan zat
padat tidak dipengaruhi oleh tekanan. Tetapi larutan yang
terbentuk dari gas – gas di dalam zat cair sangat dipengaruhi
oleh tekanan .
Istilah – istilah Kelarutan
Beberapa istilah kelarutan antara lain tidak larut, sedikit larut,
larut dan sangat larut.
Ketentuan penggunaan istilah ini adalah sebagai berikut:
ISTILAH KELARUTAN KELARUTAN GRAM/100 GRAM
AIR
Tidak Larut Kurang dari 0,1 gram

178 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Sedikit larut 0,1 gram – 1 gram


Larut 1 gram – 10 gram
Sangat Larut Lebih dari 10 gram
Ada beberapa istilah larutan ditinjau dari faktor kelarutan ini:
1. LARUTAN JENUH
Apabila zat terlarut dilarutkan terus – menerus dalam pelarut
sampai terdapat bagian yang tidak dapat larut lagi di dalam
pelarut disebut dengan larutan jenuh.
Larutan jenuh mengandung kesetimbangan antara partikel
yang melarut dengan partikel zat yang tidak larut.
Misalnya : dilarutkan 200 gram gula pasir pada suhu 00C di
dalam 100 gram air, maka diperoleh larutan jenuh dimana
179,2 gram terlarut dalam air mebentuk kesetimbangan
dengan 20,8 gram kristal gula pasir yang tidak larut
2. LARUTAN TEPAT JENUH
Larutan tepat jenuh adalah suatu larutan yang zat terlarut
yang dilarutkan tepat sejumlah batas kelarutannya.
Pada larutan tepat jenuh ini, penambahan zat terlarut
berkutnya tidak akan melarut lagi.
3. LARUTAN LEWAT JENUH
Larutan lewat jenuh adalah larutan yang jumlah zat
terlarutnya dibuat melebihi batas kelarutannya.
Larutan lewat jenuh ini biasanya dibuat dengan melarutkan
banyak zat terlarut pada suhu tinggi, kemudian didinginkan.
Zat terlarut yang semula akan tetap dalam larutan, walaupun
jumlahnya melebihi batas kelarutannya pada suhu tersebut,
selagi terhadap larutan tidak dilakukan gangguan seperti
mengaduk, mengguncang dsb. Sedikit gangguan seperti
penambahan 1 butir kecil kristal ( bisa juga debu) akan
menyebabkan kestabilan larutan lewat jenuh terganggu,
sehingga menyebabkan kelebihan zat terlarut mengkristal
sampai menjadi larutan jenuh.
Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara partikel
yang terlarut dengan partikel yang tidak larut. Zat yang
tergolong tidak larut ini di dalam air membentuk

------------------------------------------------------------------- 179
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

kesetimbangan antara partikelnya yang terlarut dengan yang


dalam bentuk kristal.
Demikian pula senyawa ion berupa garam atau basa yang
tergolong elektrolit lemah atau sukar larut, juga membentuk
kesetimbangan antara ion – ion dalam kristal dengan ion – ion
yang terlarut.
8.2. Hasil Kali Kelarutan(Ksp)

Pada larutan jenuh garam yang sukar larut, misalnya AgCl, bila
dilarutkan dalam air akan terdapat kesetimbangan antara zat padat
yang tidak larut dan ion – ion dari zat itu yang larut. Reaksi
kesetimbangan AgCl tersebut adalah sebagai berikut:
AgCl(s) Ag + (aq) + Cl – (aq)

 
[Ag ] [Cl ]
K=
[AgCl]

K [AgCl] = [ Ag + ] [ Cl – ]
Karena garam AgCl berupa zat padat ( s), maka konsentrasi AgCl
dianggap tetap sehingga K [AgCl] juga adalah suatu tetapan yang
diberi lambang Ksp , yaitu konstanta/ tetapan hasilkali ion – ion ( sp
berasal dari bahasa Inggris solubility product = hasilkali kelarutan) .
Jadi persamaan di atas menjadi :
Ksp AgCl = [ Ag + ] [ Cl – ]
Pada larutan jenuh senyawa ion AmBn di dalam air akan menghasilkan
reaksi kesetimbangan :
AmBn (s) mA n + (aq) + nB m – (aq)
Harga hasilkali kelarutannya dinyatakan dengan rumusan :

Ksp AmBn = [ A n +]m [ B m – ] n

Jadi harga Ksp secara umum didefinisikan sebagai :


Hasilkali konsentrasi ion – ion yang masing – masing
dipangkatkan koefisien reaksi dalam larutan jenuh pada suhu tertentu.

180 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Harga Ksp adalah tetap pada suhu tetap. Bila suhu dinaikkan,
harga ksp makin besar sebab kelarutan makin besar pada suhu
yang tinggi.

Latihan 22
1. Jelaskan pengertian Ksp.
2. Bagaimanakah hubungan antara Ksp dengan suhu?
3. Tuliskan persamaan Ksp dari senyawa berikut:
1) BaSO4 11) BaCl2 21) Cu2S 31) CeF3
2) Ba3(PO4)2 12) ZnS 22) Fe(OH)3 32) Ag2S
3) Ag2CrO4 13) MgCl2 23) AgCN 33) Mg3(AsO4)
4) Sn(OH)4 14) SrCrO4 24) Cr(OH)3 34) Cd(OH)2
5) Mg(OH)2 15) Ag2SO4 25) Ag2CO3 35) Al(OH)3
6) CaC2O4 16) PbCO3 26) Bi2S3 36) Cu(OH)2
7) Ag3PO4 17) PbBr2 27) CaF2 37) Sr3(PO4)2
8) Ba(OH)2 18) NiC2O4 28) AuCl 38) Mn(OH)2
9) Ca(OH)2 19) SrCrO4 29) BaCrO4 39) CuI
10) MgF2 20) Fe(OH)2 30) AuCl3 40) HgS
8.3. Hubungan Ksp dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannya

Harga Ksp dapat digunakan untuk membandingkan kelarutan garam.


1. Langsung dari data Ksp
Makin besar harga Ksp berarti kelarutan garam tersebut
makin besar.
Membandingkan langsung dari data Ksp hanya dapat
dilakukan antara garam – garam segolongan biner atau
segolongan terner.
Maksudnya garam A biner dapat dibandingkan langsung
dengan garam B biner atau garam C terner dapat
dibandingkan langsung dengan garm D terner.
2. Diturunkan dari Ksp
Untuk membandingkan kelarutan garam biner dengan terner
terlebih dahulu harus dihitung kelarutan (s) dari data Ksp.
Garam yang lebih larut adalah garam yang nilai s – nya lebih
besar.

------------------------------------------------------------------- 181
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Contoh :
Bandingkan kelarutan garam – garam AgCl dengan AgBr
berdasarkan data Ksp!
( Ksp AgCl = 1,6 x 10 – 10 ; Ksp AgBr = 4 x 10 – 13 )
Jawab :
AgCl dan AgBr keduanya adalah garam biner. Oleh karena itu
kelarutan keduanya dapat langsung dibandingkan dari data Ksp .
Dari data Ksp ternyata Ksp AgCl >Ksp AgBr sehingga kelarutan(s)
AgCl > kelarutan (s) AgBr

Latihan 23:

1. Diketahui : Ksp AgCN = 1, 2 x 10 – 16 ;


KspAgCl = 2 x 10 – 10 ; Ksp AgI = 8,5 x 10 – 17
Berdasarkan data di atas manakah yang paling besar
kelarutannya dalam air?
2. Dari kedua garam berikut ini mana yang lebih larut FeS atau
NiS jika diketahui data Ksp sebagai berikut : Ksp FeS = 1 x 10 – 22
; Ksp NiS = 1 x 10 – 21
3. Dari kedua garam berikut ini mana yang lebih larut SrCO3 atau
SrF2 jika diketahui data Ksp sebagai berikut : Ksp SrCO3 = 3,6 x
10 – 5 ; Ksp SrF2 = 4 x 10 – 9
4. Perhatikan data Ksp berikut:
Ksp AgCl = 1,6 x 10 – 10 ; Ksp CaCO3 = 2,8 x 10 – 9 ; Ksp PbCO3 =
7,4 x 10 – 14
Berdasarkan data di atas manakah garam yang paling sukar
larut?
5. Dari kedua garam berikut manakah yang lebih sukar larut
BaSO4 atau MgCO3 jika diketahui data Ksp sebagai berikut:
Ksp BaSO4 = 1 x 10 – 10 ; Ksp MgCO3 = 1 x 10 – 5
6. Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 8 x 10-6 ; Ksp Fe(OH)2 = 8,0 x 10–16 ;
Ksp Mg(OH)2 = 1,8 x 10–11
Dari ketiga basa tersebut urutkan kalarutannya dari yang
terbesar!
7. Diketahui Ksp MgF2 = 6,5 x 10–9 ;Ksp BaF2 = 1,0 x 10–6 ; Ksp SrF2
= 2,5 x 10–9

182 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Dari ketiga basa tersebut urutkan kalarutannya dari yang


terkecil ( paling sukar larut)!
8. Dari kedua garam berikut ini manakah yang lebih sukar larut
AuCl atau AuCl3 jika diketahui data Ksp sebagai berikut : Ksp
AuCl = 2,0 x 10–13 ; Ksp AuCl3 = 3,2 x 10–23
9. Dari kedua garam karbonat berikut ini manakah yang lebih
sukar larut BaCO3 atau CaCO3 jika diketahui data Ksp sebagai
berikut : Ksp BaCO3 = 5,1 x 10–9 ; Ksp CaCO3 = 2,8 x 10–9
10. Dari kedua garam sulfat berikut ini manakah yang lebih sukar
larut BaSO4 atau PbSO4 jika diketahui data Ksp sebagai berikut
: Ksp BaSO4 = 1 x 10–10 ; Ksp PbSO4 = 1,6 x 10–8
11. Yang mana diantara kedua garam PbSO4 atau PbI2 yang lebih
mudah larut?
( Ksp PbSO4 = 1,6 x 10 – 8 dan Ksp PbI2 = 7,1 x 10 – 9 )
12. Susunlah garam berikut berdasarkan tingkat kelarutannya
dalam air.
Ag2S ( Ksp = 6,3 x 10 – 50 ) CuS ( Ksp = 6,3 x 10 – 36 )
B12S3 ( Ksp = 1 x 10 )– 97 HgS ( Ksp = 4 x 10 – 53 )
13. Susunlah basa berikut berdasarkan tingkat kelarutannya
dalam air, dari yang terkecil hingga terbesar:
Cd(OH)2 ( Ksp = 1,2 x 10 – 14 ) Mn(OH)2 ( Ksp = 1,5 x 10
– 11 )

Ca(OH)2 ( Ksp = 1,2 x 10 – 6 ) X(OH)2 ( Ksp = 1,6 x 10 –


14 )

8.4. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut


berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya
Harga Ksp dapat digunakan untuk menentukan kelarutan (s) suatu zat.
Sebaliknya harga kelarutan dapat digunakan untuk menentukan
harga Ksp.
1. Untuk Zat yang terurai menjadi 2 ion ( senyawa biner, AB
)
AB (s) A n+ (aq) + Bn – (aq)
S mol/L S mol/L S mol/L
Ksp AB = [ An + ] [ B n – ]
Ksp AB = [ S ] [ S ]
Ksp AB = S2

------------------------------------------------------------------- 183
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Jadi Ksp untuk senyawa biner adalah Ksp = S2 dengan satuan


M2

S = Ksp

Misal : AgCl , CaCO3 , BaSO4

2. Untuk Zat yang terurai menjadi 3 ion ( senyawa terner ,


Rumus empirisnya A2B atau AB2 )

A2B (s) 2 A n+ (aq) + B 2n – (aq)


S mol/L 2S mol/L S mol/L

Ksp A2B = [ An + ]2 [ B n – ]
Ksp A2B = [ 2S ]2 [ S ]
Ksp A2B = [4S2] [ S]
Ksp A2B = 4S3

Jadi Ksp untuk senyawa terner adalah Ksp = 4S3 dengan


satuan M3

Ksp
S =3
4

Misal : PbI2 , Mg(OH)2 , Ag2CrO4 dsb


3. Untuk Zat yang terurai menjadi beberapa ion ( ABn )
Ksp = n n S ( n + 1)
Sedangkan untuk menentukan kelarutannya (s) dari Ksp
adalah dengan penarikan akar 2 terhadap Ksp
Ksp
S = n 1 n
n

184 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Harga Ksp adalah tetap pada suhu tetap. Bila suhu dinaikkan, harga
Ksp makin besar sebab kelarutan makin besar pada suhu yang tinggi.
Contoh Soal:
1. Pada suhu tertentu kelarutan AgCl dalam air sebesar 1,435 mg /L
a. Tentukan kelarutan AgCl dalam satuan mol/L jika Mr AgCl =
143,57
b. Tentukan besarnya [Ag+] dan [Cl – ] dalam larutan jenuh AgCl
tersebut!
c. Tentukan harga Ksp – nya .
Jawab :
a. S AgCl = 1,435 mg/L
= 1,435 x 10 – 3 g/L
1, 435
mol AgCl = x 10 – 3 mol/L
143 ,5
= 10 – 5 mol/L
b. Reaksi kesetimbangan : AgCl(s) Ag + (aq) + Cl – (aq)
10 – 5 mol/L 10 – 5 mol/L 10 – 5
mol/L
Jadi , [Ag +] = 10 – 5 mol/L dan [ Cl – ] = 10 – 5 mol/L
c. Ksp AgCl = [ Ag + ] [ Cl – ]
= [10 – 5 ] [10 – 5 ]
= 10 – 10
2. Pada suhu tertentu harga Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10 – 12 ,
hitunglah kelarutan Ca(OH)2 dalam air pada suhu tersebut!
Jawab : Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10 – 12
Reaksi kesetimbangan kelarutan : Ca(OH)2(s) Ca 2 + (aq)
+ 2OH (aq)

S
S 2S
Ksp Ca(OH)2 = [Ca 2+] [OH – ]2
4 x 10 – 12 = [S] [2S]2
4 x 10 – 12 = 4S3
 12
4 x 10
S = 3 = 10 – 4 mol/L
4
Latihan 24

------------------------------------------------------------------- 185
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

1. Hitunglah kelarutan molar Ag2CrO4 jika diketahui Ksp Ag2CrO4


= 2,4 x 10 – 12 !
2. Jika 50 ml larutan jenuh MgF2 diuapkan dan diperoleh 3,8 mg
MgF2 padat, hitunglah harga Ksp MgF2 !
3. Kelarutan Ca(OH)2 adalah 74 mg dalam 100 ml air. Tentukan
harga Ksp Ca(OH)2 !
4. Berapa gram kelarutan Mg(OH)2 dalam 100 ml air jika
diketahui Ksp Mg(OH)2 = 4 x 10 – 12 ; Ar Mg = 24 ; Ar H = 1 dan
Ar O = 16 !
5. Pada suhu tertentu kelarutan Na2SO4 dalam air sebesar 2 mol/
liter . Tentukan harga Ksp Na2SO4 !
6. Kelarutan Mg(OH)2 pada suhu T0C adalah 5,80 mg per liter .
Jika massa molar Mg(OH)2 = 58 gram/mol . Tentukan nilai Ksp
Mg(OH)2 !
7. Harga hasilkali kelarutan (Ksp) Ag2SO4 = 3,2 x 10 – 5 .
Tentukan kelarutan Ag2SO4 dalam 1 liter air !
8. Diketahui kelarutan AgCl pada suhu 250C adalah 0,002 gram
per liter larutan. Hitung harga Ksp AgCl dari senyawa tersebut
pada suhu 250C !
9. Diketahui harga Ksp AgCNS = 4 x 10 – 8 . Berapakah kelarutan
AgCNS tersebut!
10. Hitunglah kelarutan dalam air( dalam mol/liter) untuk
senyawa berikut:
a. BaCrO4 ; Ksp = 1,2 x 10 – 10 c. PbBr2 ; Ksp = 4,0 x 10 – 5
e. AgCH3COO ; Ksp = 2 x 10 –
3

b. PbCrO4 ; Ksp = 2 x 10 – 14 d. CaC2O4 ; Ksp = 2 x 10 – 9


11. Diketahui kelarutan CsMnO4 adalah 3,8 x 10 – 3 M. Berapa nilai
Ksp senyawa tersebut?
12. Diketahui kelarutan Pb(ClO4)2 adalah 2,8 x 10 – 3 M. Berapa
nilai Ksp senyawa tersebut?
13. Diketahui kelarutan Li3PO4 adalah 2,9 x 10 – 3 M. Berapa nilai
Ksp senyawa tersebut?
14. Diketahui harga Ksp CaF2 = 3,2 x 10 – 11 . Berapakah kelarutan
CaF2 tersebut dalam air ?

186 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

15. Apabila diketahui massa Mg(OH)2 dalam 100 ml air adalah


0,58 mg dan Mr Mg(OH)2 = 58, tentukan harga Ksp Mg(OH)2 !
16. Diketahui harga Ksp AgCl = 1,6 x 10 – 10 . Berapakah kelarutan
AgCl tersebut dalam air ?
17. Berapa gram Mg(OH)2 ( Mr Mg(OH)2 = 58) yang dapat larut
dalam 250 ml air pada suhu T0C, jika pada suhu tersebut Ksp
Mg(OH)2 = 3,2 x 10 –11 ? ( Mr Mg(OH)2 = 58)
18. Hitunglah harga Ksp BaF2 , jika kelarutan BaF2 adalah 2 gram
per liter !
19. Diketahui Ksp BACrO4 = 2,0 x 10 – 10 M2 pada suhu 200C.
Hitunglah :
a. Konsentrasi larutan jenuh BaCrO4 pada suhu 200C!
b. Kelarutan BaCrO4 dalam gram perliter !
20. Hitung Ksp dari kalarutan garam dan basa berikut :
a. S AgBr = 0,000165 g/L pada suhu 250C!
b. S BaSO4 = 0,00024 g/100 ml pada suhu 250C!
c. S Cd(OH)2 = 0,00206 g/L pada suhu 250C!
d. S Ag3PO4 = 0,0085 g/L pada suhu 250C
21. Dalam 1 liter air murni dapat larut 0,82 gram Ca(OH)2.
Tentukan Ksp basa itu!
22. Ksp CaCO3 = 2,8 x 10 – 9 . Berapa gram CaCO3 ( Mr = 100)dapat
larut dalam 500 ml air?
23. Dalam 200 ml larutan hanya dapat terlarut 1,4 gram PbCl2 ( Ar
Pb = 207 ; Cl = 35,5) . Hitunglah Ksp PbCl2 !
24. Berapa mg CaCO3 padat yang terlarut dalam 250 ml larutan,
jika diketahui Ksp CaCO3 = 1,6 x 10 – 9 !
25. Pada suhu 250C Ksp Ni(OH)2 = 6 x 10 – 18 . Hitunglah kelarutan
Ni(OH)2 dalam air!
26. Jika pada suhu tertentu kelarutan PbI2 = 1 x 10 – 4 mol/L,
hitunglah Ksp PbI2 !
27. Jika diketahui Ksp Ag2S = 1,6 x 10 – 14 dan Mr Ag2S = 248 ,
hitunglah massa Ag2S yang dapat larut dalam 500 ml air?
28. Pada suhu 250C kelarutan PbSO4 ( Mr = 303) adalah 18,18 mg
dalam 100 ml air. Tentukan harga Ksp PbSO4 !
29. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air adalah 2 x 10 – 4 M. Hitunglah
harga Ksp Mg(OH)2 !

------------------------------------------------------------------- 187
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

30. Jika pada suhu T0C Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10 – 6 . Tentukan massa


Ca(OH)2 (Mr = 74) yang terdapat dalam 250 ml larutan jenuh
Ca(OH)2 !
31. Diketahui harga Ksp BaSO4 = 1 x 10 – 10. Berapa gram kelarutan
BaSO4 tersebut dalam 2 liter air ?
32. Diketahui harga Ksp besi (II) hidroksida adalah 3,2 x 10 – 14 .
Hitunglah kelarutan Fe(OH)2 (Mr = 90) dalam air!
33. Apabila hasilkali kelarutan Ksp Be(OH)2 = 4 x 10 – 18 , tentukan
kelarutan Be(OH)2 dalam 1 liter larutan!
34. Pada suhu tertentu Ksp Ag2CrO4 = 3,2 x 10 – 11 , hitunglah
massa Ag2CrO4 yang terlarut pada suhu tersebut
35. Jika dalam 4 dm3 air murni dapat terlarut 4480 mg MgC2O4,
tentukan harga Ksp garam tersebut!
36. Berapa hasilkali kelarutan(Ksp) dari perak bromida, jika
diketahui kelarutan AgBr dalam air = 1,88 x 10 – 5 g/L?
37. Jika diketahui Ksp BaSO4 = 1 x 10 – 10 dan Mr BaSO4 = 233,
hitunglah kelarutan garam BaSO4 dalam air 1 ( dalam mg/L)
38. Jika diketahui Mr CaCO3 = 100 dan kelarutan CaCO3 dalam air
sebesar 7 mg/L, tentukan nilai Ksp CaCO3 !
39. Jika diketahui kelarutan PbCl2 dalam air ialah 1,5 x 10 – 2 M.
Hitunglah harga Ksp PbCl2 !
40. Jika Ksp CaCO3 = 4,9 x 10 – 9 , tentukan kelarutan garam CaCO3
dalam air!

8.5. Pengaruh ion senama terhadap kelarutan .


Dalam larutan jenuh AgI terdapat kesetimbangan berikut:
AgI (s) Ag + (aq) + I – (aq)
Jika ke dalam larutan jenuh AgI ditambah larutan AgNO3 berarti
memperbesar konsentrasi ion Ag + dan jika ditambah larutan KI akan
memperbesar konsentrasi ion I – dalam larutan.
AgNO3(aq) Ag + (aq) + NO3 – (aq)
KI(aq) K + (aq) + I – ( aq)
Sesuai dengan azas Le Chatelier bila ke dalam sistem kesetimbangan
tersebut ditambahkan ion Ag + maka kesetimbangan akan bergeser ke
kiri, sehingga mengakibatkan jumlah AgI yang mengendap semakin
bertambah. Demikian pula jika ke dalam sistem kesetimbangan

188 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

ditambahkan ion I – maka sistem kesetimbangan akan bergeser ke


kiri dan berakibat bertambahnya jumlah AgI yang mengendap.
Jadi dapat diambil kesimpulan :
1. Bila ke dalam sistem kesetimbangan kelarutan ditambahkan ion
senama akan memperkecil kelarutan senyawa tersebut, tetapi
tidak mempengaruhi harga tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)
2. Makin banyak ion sejenis yang ada dalam larutan, makin kecil
kelarutan senyawa tersebut
Cara menghitung kelarutan ion sejenis:
1. Melalui persamaan Ksp hitunglah konsentrasi ion yang tidak
memiliki ion sejenis
2. Melalui koefisien reaksi ionisasi, hitunglah kelarutan elektrolit
Contoh :
Hitunglah kelarutan PbI2 (Ksp = 1,6 x 10 – 8 ) dalam larutan Pb(NO3)2
0,1 M !
Jawab :
Cara (1) PbI2(s) Pb 2+ (aq) + 2 I – (aq)
Ksp PbI2 = [Pb ] [ I – ]2
2+

1,6 x 10 – 8 = 10 – 1 [ I – ]2
[ I – ] 2 = 16 x 10 – 8
[ I – ] = 4 x 10 – 4 M
[PbI2] = ½ x 4 x 10 – 4 M
= 2 x 10 – 4 M

Cara (2) PbI2(s) Pb 2+ (aq) + 2 I – (aq)


x mol/L x mol/L 2x
mol/L
Pb(NO3)2(s) Pb 2+ (aq) + 2NO3 – (aq)
0,1 mol/L 0,1 mol/L 0,2 mol/L
dalam larutan terdapat : [I – ] = 2x mol/L
[Pb 2+] = x + 0,1 M  0,1 M
Ksp PbI2 = [Pb 2+] [ I – ]2
1,6 x 10 – 8 = [0,1] [ 2x ]2
1,6 x 10 – 8 = [0,1] 4x2
4 x 2 = 16 x 10 – 8

------------------------------------------------------------------- 189
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

8 8
16 x 10 16 x 10
x2 = x = =
4 4
8
4 x 10 = 2 x 10 – 4 M
Latihan 25 :
1. Jika diketahui Ksp Ag2CrO4 = 4 x 10 – 12 , tentukan kelarutan
Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 0,1 M !
2. Tentukan kelarutan CaF2 dalam mol/L, ( Ksp CaF2 = 4 x 10 – 11 )
, jika CaF2 dilarutkan dalam :
a. Air
b. 0,01 M CaCl2
c. 0,01 M KF
3. Kelarutan AgCl dalam air adalah 1 x 10 – 5 mol/L, tentukan
kelarutan AgCl dalam larutan CaCl2 0,05 M !
4. Jika Ksp PbBr2 = 4,0 x 10 – 13 , hitunglah konsentrasi PbBr2
dalam larutan Pb(NO3)2 0,1 M !
5. Jika Ksp AgI = 1,5 x 10 – 16 , hitunglah kelarutan AgI jika dalam
larutannya ditambahkan :
a. Larutan AgNO3 0,1 M
b. Larutan AgNO3 0,2 M
c. Larutan KI 0,1 M
6. Jika Ksp AgCl pada suhu 250C adalah 2,0 x 10 – 10 , hitunglah:
a. Berapa kelarutan AgCl dalam air pada suhu 250C !
b. Berapa kelarutan AgCl di dalam larutan NaCl 0,1 M !
7. Hitunglah kelarutan PbI2 di dalam larutan KI 0,2 M, jika pada
suhu tersebut diketahui harga Ksp PbI2 = 7 x 10 – 9 !
8. Pada suhu 250C ksp Ni(OH)2 = 6 x 10 – 18 . Hitunglah kelarutan
Ni(OH)2 pada :
a. Larutan NaOH 0,001 M
b. Larutan NiCl2 0,001 M
c. Larutan yang mempunyai pH = 11
9. Diketahui Ksp BaSO4 = 1 x 10 – 10 . Tentukan kelarutan BaSO4
dalam:
a. 2 liter air
b. 2 liter Larutan Na2SO4 0,2 M

190 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

10. Apabila diketahui Ksp AgCl = 1,6 x 10 – 10 , tentukan kelarutan


AgCl berikut ini:
a. Kelarutan AgCl dalan air
b. Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO3 0,1 M
c. Kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M
11. Apabila diketahui kelarutan Ag2CrO4 = 1 x 10 – 4 M, tentukan
kelarutan Ag2CrO4 berikut ini!
a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M
b. Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 0,1 M
12. Jika diketahui Ksp Ag2SO4 = 6 x 10 – 2 , tentukan besarnya
kelarutan Ag2SO4 dalam larutan Na2SO4 0,12 M !
13. Jika kelarutan SrSO4 dalam air adalah 5 x 10 – 4 M , tentukan
besarnya kelarutan SrSO4 dalam larutan Na2SO4 0,001 M!
14. Bila diketahui Ksp PbCl2 = 1,6 x 10 – 5 dan Mr PbCl2 = 278,
hitunglah kelarutan PbCl2 dalam 100 ml larutan NaCl 0,1 M!
15. Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 8 x 10 – 6 . jawablah pertanyaan
berikut!
a. Kelarutan Ca(OH)2 dalan air
b. Kelarutan Ca(OH)2 dalam larutan CaCl2 0,01 M

8.6. Hubungan harga Ksp dengan pH


Tetapan hasilkali kelarutan digunakan untuk menentukan kelarutan
zat yang sukar larut dalam air sehingga zat mula – mula dapat
dianggap tetap. Dalam mempelajari larutan asam basa, terdapat dua
tetapan yang mempengaruhi harga pH larutan, yaitu tetapan ionisasi
asam lemah(Ka) dan tetapan ionisasi basa lemah (Kb).
1. Untuk Asam lemah
Larutan asam lemah HA terdapat kesetimbangan sebagai
berikut:
 -
[H ] [A ]
HA(aq) H+(aq) + A – (aq) ,Ka =
[HA]
atau Ka x [HA] = [A [H+] –]

Jika asam lemah dianggap sukar larut, berlaku persamaan :


Ksp = [H+] [A – ]

------------------------------------------------------------------- 191
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Pada waktu kalian mempelajari pH asam lemah berlaku


persamaan sebagai berikut :
[H +] = Ka x HA
[H+] = Ksp sehingga pH = ½
– log Ksp

2. Untuk Basa Lemah


Larutan basa lemah LOH terdapat kesetimbangan sebagai
berikut:
LOH(aq) L+(aq) + OH – (aq) Kb =
 -
[L ] [OH ]
atau Kb x [LOH] = [L+] [OH – ]
[LOH]

Jika basa lemah dianggap sukar larut, berlaku persamaan :


Ksp = [L+] [OH – ]
Untuk pH basa lemah berlaku persamaan sebagai berikut :
[OH –] = Kb x LOH

[OH –] = Ksp sehingga pOH =


½ – log Ksp
Contoh :
1. Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10 – 6 . Berapakah harga pH
larutan jenuh Ca(OH)2 !
Jawab : Ca(OH)2 (s) Ca 2 + (aq) + 2OH – (aq)
x mol/L x mol/L 2x
mol/L
Ksp Ca(OH)2 = [ Ca 2+] [ OH – ]2
4 x 10 – 6 = [x] [2x] 2
4 x 10 – 6 = [x] [4x] 2
4 x 10 – 6 = 4x3 x = 10 – 2 M
[OH ] = 2x = 2 x [10 ] M
– – 2 pOH = – l,og [OH – ] = – log
[2 x 10 – 2 ] = 2 – log 2
pH = 14 – pOH pH = 14 – ( 2 – log 2)
pH = 12 + log 2

192 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Latihan 26 :

1. Kelarutan L(OH)2 dalam air adalah 5 x 10 – 4 M. Tentukan pH


larutan jenuh L(OH)2
2. Larutan jenuh basa Mg(OH)2 mempunyai pH = 11. Tentukan
harga Ksp basa tersebut!
3. Larutan jenuh basa L(OH)3 mempunyai pH = 9. Tentukan
hasilkali kelarutan basa tersebut!
4. Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10 – 6 . Berapakah harga pH larutan
jenuh Ca(OH)2 ?
5. Berapa harga Ksp Mg(OH)2 yang memiliki pH = 10 ?
6. Apabila diketahui massa Mg(OH)2 dalam 100 ml air ialah 0,58
gram dan Mr Mg(OH)2 = 58 tentukan:
a. Ksp Mg(OH)2 ! b. Harga pH
larutannya!
7. Berapa pH saat mulai terbentuk endapan Mg(OH)2 dalam
larutan MgCl2 0,06 , jika diketahui harga Ksp Mg(OH)2 adalah 6
x 10 – 12 ?
8. Bila Ksp Mg(OH)2 pada suhu 250C adalah 4 x 10 – 12 , hitunglah
pH larutan jenuh Mg(OH)2 !
9. Hitunglah kelarutan Al(OH)3 yang terdapat dalam larutan
penyangga dengan pH = 9, jika diketahui Ksp Al(OH)3 = 1,3 x
10 – 33 !
10. Apabila larutan MgCl2 0,2 M ditetesi dengan larutan NaOH ,
pada pH berapakah endapan Mg(OH)2 ( Ksp = 2 x 10 – 11 ) mulai
terbentuk ?
11. Larutan basa lemah tepat jenuh Mg(OH)2 mempunyai pH = 10.
Tentukan Ksp basa tersebut
12. Jika diketahui Ksp Ca(OH)2 = 5 x 10 – 6 maka bila larutan CaCl2
0,05 M ditetesi dengan larutan NaOH , pada pH berapakah
endapan Ca(OH)2 mulai terbentuk ?
13. Suatu larutan jenuh senyawa hidroksida dari suatu basa
Ba(OH)2 dilarutkan dalam 1 liter air. Diketahui harga Ksp
Ba(OH)2 = 4 x 10 – 12 , berapakah pH akhir dari pelarutan
Ba(OH)2 tersebut ?

------------------------------------------------------------------- 193
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

14. Hasilkali kelarutan Pb(OH)2 = 1,28 x 10 – 11 . Jika larutan PbCl2


0,2 M dinaikkan pH – nya dengan jalan penambahan NaOH
padat, pada pH berapa endapan mulai terbentuk ?
15. Suatu larutan jenuh senyawa hidroksida dari suatu basa
dilarutkan dalam 1 liter air. Diketahui harga Ksp Al(OH)3 = 27 x
10 – 16 , berapakah pH akhir dari pelarutan Al(OH)3 tersebut ?
16. Ke dalam larutan MnCl2 0,01 M ditambahkan NaOH sehingga
pH larutan menjadi 8. Jika Ksp Mn(OH)2 = 5 x 10 – 14 ,
mengendapkah Mn(OH)2 ?
17. Berapa gram Zn(OH)2 ( Mr = 100) yang dapat terlarut dalam
10 liter larutan dengan pH = 9 ? ( Ksp Zn(OH)2 = 5 x 10 – 16)
18. Hasilkali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10 – 11 . Jika larutan MgCl2
0,002 M dinaikkan pH – nya, pada pH berapa endapan
Mg(OH)2 mulai terbentuk ?
19. Jika nilai pH larutan jenuh L(OH)2 dalam air adalah 8 ,
tentukan harga Ksp L(OH)3 !
20. Diketahui kelarutan M(OH)3 = 10 – 4 . tentukan harga pH
larutan jenuh M(OH)3 dalam air !
6. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan
harga tetapan hasilkali kelarutan (Ksp) dan
membuktikannya dengan percobaan.

Harga Ksp suatu zat dapat digunakan untuk meramalkan terjadi atau
tidaknya endapan suatu zat jika dua larutan yang mengandung ion –
ion dari senyawa yang sukar larut dicampurkan.
Untuk meramalkan terjadi tidaknya endapan , gunakan konsep
Ksp berikut:
Contoh :
Garam AB dilarutkan dalam air, reaksinya sebagai berikut:
AB (s) A + (aq) + B – (aq)

Harga Ksp AB > [A+] [B – ] Q < Ksp maka larutan belum


jenuh ( belum mengendap)
Harga Ksp AB = [A+] [B – ] Q = Ksp maka larutan tepat jenuh (
akan mengendap)

194 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Harga Ksp AB < [A+] [B – ] Q >Ksp maka larutan lewat jenuh


(mengendap)

Contoh :
Apakah akan terbentuk endapan jika 10 ml larutan AgNO3
0,001 M ditambahkan ke dalam 500 ml larutan K2CrO4 0,002
M? (Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10 – 12)
Jawab :
mmol AgNO3 = V.M = 0,001 x 10 = 0,01 mmol
AgNO3(aq) Ag + (aq) + NO3 – (aq)
0,01 mmol 0,01 mmol 0,01 mmol
mmol K2CrO4 = V.M = 0,002 x 500 ml = 1 mmol
K2CrO4(aq) 2K + (aq) + CrO4 2 – (aq)
1 mmol 2 mmol 1 mmol
Volume larutan total = 10 ml + 500 ml = 510 ml
0,01 mmol
[Ag + ] = = 2 x 10 – 5 M [CrO4 2 – ] =
510 ml
1 mmol
= 2 x 10 – 3 M
510 ml
Reaksi kesetimbangan yang terjadi adalah :
Ag2CrO4(s) 2Ag + (aq) + CrO4 2 – (aq)
QCAg2CrO4 = [ Ag ] [ CrO4 ]
+ 2 2 –

= [ 2 x 10 – 5 ] 2 [ 2 x 10 – 3 ]
= 8 x 10 – 13

karena QC < Ksp , maka belum terbentuk


endapanAg2CrO4
EVALUASI VIII
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
A. URAIAN
1. Jika dalam suatu larutan terkandung Pb(NO3)2 0,05 M dan HCl
0,05 M, dapatkah terjadi endapan PbCl2 ? ( Ksp PbCl2 = 6,25 x
10 – 5 )

------------------------------------------------------------------- 195
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

2. Sebanyak 200 ml larutan AgNO3 0,02 M dicampurkan dengan


300 ml larutan Al2(SO4)3 0,05 M. Jika Ksp Ag2SO4 = 1,5 x 10 – 5
, apakah Ag2SO4 yang terbentuk mengendap?
3. Sebanyak 100 ml larutan Pb(NO3)2 2,5 x 10 – 3 M dicampurkan
dengan 150 ml larutan AlCl3 5 x 10 – 3 M. Jika Ksp PbCl2 = 6 x
10 – 5 , mengendapkah PbCl2 ?
4. Jika 80 ml larutan Na2SO4 0,2 M ditambah 20 ml larutan BaCl2
0,1 M. Jika Ksp BaSO4 = 1,08 x 10 – 8 , apakah yang akan terjadi
pengendapan BaSO4 ?
5. Bila 100 ml larutan AgNO3 0,1 M dicampurkan dengan 100 ml
larutan KI 0,1 M dan harga Ksp AgI = 10 – 16 , apakah AgI yang
terbentuk mengendap?
6. Selidiki apakah terjadi pengendapan jika 100 ml BaCl2 0,01M
dicampurkan dengan 100 ml KF 0,1 M! ( Ksp BaF2 = 1,7 x 10 – 6
)
7. Tentukan apakah terjadi endapan Ca(OH)2 jika larutan 1 L
NH3 (aq) 0,5 M dicampur dengan 1 L CaCl2 0,5 M? ( Ksp Ca(OH)2
= 1 x 10 – 6 , Kb NH3 = 1,8 x 10 – 5 )
8. Apakah akan terbentuk endapan jika 10 ml 0,001 M AgNO3
ditambahkan ke dalam 490 ml 0,002 M K2CrO4, jika diketahui
Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10 – 12 ?
9. Larutan CaCl2 0,001 M sebanyak 200 ml dicampur dengan 300
ml larutan Na2CO3 0,001 M. apakah akan timbul endapan pada
campuran yang terjadi? ( Ksp CaCO3 = 5 x 10 – 9 )
10. Bila larutan NaCl 2 x 10 – 3 M dan larutan AgNO3 10 – 4 M
dicampurkan dengan volume yang sama, akankah terbentuk
endapan AgCl ? ( Ksp AgCl = 1 x 10 – 5 )

B. SOAL PILIHAN GANDA

1. Suatu basa M(OH)2 mempunyai Ksp = 4 x 10-12. pH larutan jenuh


basa tersebut adalah :
a. 3,7 c. 6,3 e.
10,3
b. 4,3 d. 9,7

196 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

2. Kelarutan PbI2 dalam air adalah 1,5 x 10-3 molar. Harga Ksp PbI2
adalah:
a. 4,5 x 10-9 c. 1,35 x 10-8 e.
6,75 x 10 -8

b. 4,5 x 10-8 d. 6,75 x 10-9


3. Jika Ksp perak sulfida, Ag2S, adalah a, maka kelarutan zat ini dalam
mol/liter adalah:
a. a c. 1/3a
e. (1/4a) 1/3

b. ½ a d. (½ a)1/2
4. Kelarutan PbSO4 dalam air adalah 1,4 x 10-4 M. Jika PbSO4
dilarutkan dalam larutan K2SO4 0,05 M, kelarutannya menjadi:
a. 1,0 x 10-8 M c. 4,0 x 10-7 M e.
1,4 x 10-4 M
b. 2,0 x 10-7 M d. 1,2 x 10-5 M
5. Hasil kali kelarutan dari AgBrO3 adalah 6 x 10-5. Jika AgBrO3
dilarutkan dalam larutan KBrO3 0,1 M, kelarutannya menjadi :
a. 6 x 10-4 M c. 6 x 10-6 M e. 6
x 10 M
-3

b. 8 x 10-2 M d. 3 x 10-5 M
6. Jika Ksp Ag2CrO4 = 4 x 10-12, konsentrasi ion Ag+ dalam larutan
jenuh Ag2CrO4 adalah:
a. 1 x 10-4 M c. 3 x 10-4 M e. 5
x 10 M
-4

b. 2 x 10-4 M d. 4 x 10-4 M
7. Larutan jenuh L(OH)2 mempunyai pH 10, Ksp L(OH)2 adalah:
a. 5 x 10-13 c. 5 x 10-9 e. 5
x 10 -4

b. 5 x 10-12 d. 5 x 10-8
8. Kelarutan Ag3PO4 dalam air adalah a mol/liter. Hasil kali
kelarutannya adalah:
a. 27 a4 c. a4 e.
32 a 4

b. 3 a3 d. 9 a3

------------------------------------------------------------------- 197
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

9. Pada 250C, Ksp Mg(OH)2 = 10-11. Berapa mol MgCl2 yang harus
ditambahkan ke dalam satu liter larutan NaOH pH= 12, agar
dicapai larutan jenuh Mg(OH)2?
a. 10-11 mol c. 10-9 mol e.
10 mol
-7

b. 10-10 mol d. 10-8 mol


10. Garam perak yang kelarutannya terbesar adalah:
a. AgCl (Ksp = 1,6 x 10-10) c. AgSCN (Ksp = 1,2 x 10-12) e.
Ag3PO4 (Ksp = 2,0 x 10 )
-18

b. Ag2CrO4 (Ksp = 2,0 x 10-12) d. AgBr (Ksp = 5,0 x 10-13)


11. Perak azida, AgN3; timbal azida, Pb(N3)2; dan tronsium fluorida,
SrF2 mempunyai Ksp sama besar. Jika kelarutan ketiga garam itu
berturut-turut adalah S1, S2, dan S3, maka:
a. S1 = S2 = S3 S1 > S2 = S3 d. S1 < S2< S3
b. S1 = S2 > S3 e. S1 < S2 = S3
c.
12. Larutan jenuh M(OH)3 mempunyai pH 9. Ksp M(OH)3 adalah:
a. 3,3 x 10-21 d. 3,0 x 10-36
b. 3,0 x 10 -20 e. 3,0 x 10-37
c. 1,0 x 10 -10

13. Suatu larutan mengandung PN(NO3)2, Mn(NO3)2 dan Zn(NO3)2


masing-masing 0,01 M. Pada larutan ini ditambah NaOH sehingga
pH menjadi 8.
Berdasarkan data Ksp
Pb(OH)2 2,8 x 10-16
Mn(OH)2 4,5 x 10-14
Zn(OH)2 4,5 x 10-17
Hidroksida yang mengendap adalah:
a. tidak ada d. Mn(OH)2
b. ketiga-tiganya e. Zn(OH)2 dan Pb(OH)2
c. Zn(OH)2
14. Kelarutan AgOH (Ksp = 10-8) dalam larutan penyangga dengan pH
=10 adalah:
a. 10-14 molar d. 10-4 molar
b. 10-10 molar e. 10-2 molar
c. 10 molar
-7

198 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

15. Jika Ksp BaSO4 = 10-10, hitunglah massa BaSO4 (Mr 233) yang dapat
terlarut dalam 250 ml larutan asam sulfat 0,01 molar:
a. 5,8 x 10-8 gram d. 1,2 x 10-6 gram
b. 5,8 x 10 gram
-7 e. 1,2 x 10-5 gram
c. 5,8 x 10 gram
-6

16. Jika larutan MgCl2 2 x 10-3 molar ditetesi NaOH, maka endapan
Mg(OH)2 (Ksp = 2 x 10-11) akan terbentuk setelah pH:
a. 8 d. 11
b. 9 e. 12
c. 10
17. Ke dalam 100 ml larutan AIX3 0,002 molar ditambahkan 100 ml
larutan M2SO4 0,004 molar. Jika Ksp garam MX = 10-5, maka:
a. MX tidak mengendap
b. Larutan dapat jenuh dengan MX
c. MX mengendap
d. Terjadi senyawa M2X3
e. Terjadi senyawa MX2
18. Kelarutan Ag2CO3 paling kecil dalam:
a. air murni d. Larutan K2CO3 0,2 M
b. larutan Na2CO3 0,1 M e. Larutan NH4OH 0,2 M
c. larutan AgNO3 0,1 M
19. Perhatikan Ksp senyawa-senyawa alkali tanah di bawah ini.
Ba(OH)2 5 x 10-3
CaSO4 2 x 10-5
Sr(OH)2 3 x 10-4
SrSO4 5 x 10-7
Ca(OH)2 4 x 10-6
BaSO4 1 x 10-10
Jika kita bergerak turun pada sistem periodik, maka kita
menyimpulkan bahwa:
a. Basa golongan IIA makin ke bawah makin sukar larut,
sedangkan garam sulfatnya makin mudah larut.
b. Basa golonga IIA makin ke bawah makin mudah larut,
sedangkan garam sulfatnya makinsukar larut.
c. Baik basa maupun garam sulfat golongan IIA makin ke bawah
makin mudah larut.

------------------------------------------------------------------- 199
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

d. Baik basa maupun garam sulfat golongan IIA makin ke bawah


makin sukar larut.
e. Kelarutan senyawa-senyawa golongan IIA tidak dapat
diramalkan dari letaknya pada sistem periodik.
20. Berdasarkan data Ksp PbSO4 = 2,25 x 10-8, kelarutan PbSO4 dalam
air murni serta kelarutan PbSO4 dalam air murni serta kelarutan
PbSO4 dala larytan Na2SO4 0,01 M dapat dinyatakan dengan
perbandingan:
a. 15 :1 d. 100 : 3
b. 75 :1 e. 45 : 2
c. 200 : 3

BAB IX
KOLOID

Standar kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat


koloid serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar  Membuat berbagai sistem
koloid dengan bahan-bahan
yang ada disekitarnya.
 Mengelompokkan sifat-sifat
koloid dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.

9.1. Pengertian Koloid

200 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

Sistem Dispersi : Jika suatu zat dikumpulkan dengan zat yang lain,
maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam
zat lain.
Misalnya: Tepung Kanji yang dimasukkan ke dalam air panas, maka
akan membentuk sistem dispersi. Air panas sebagai “medium
pendispersi” dan tepung kanji sebagai “zat terdispersi”.
Berdasarkan ukuran fase atau partikel terdispersi, maka sistem
dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok,yaitu
1. Larutan sejati : Ukuran partikel zat didspersi < 10-7
cm
2. Koloid : Ukuran partikel didispersi antara 10-7
sampai 10-5
3. Suspensi : Mempunyai ukuran partikel > 10-5 cm.
Selain dari ukuran partikel zat didspersi, perbedaan antara larutan,
koloid, dan suspensi sebagai berikut.
a. Larutan
Terdiri dari satu fase, jernih, campurannya homogen (sangat
stabil), tidak dapat diamati dengan mikroskop ultra, tidak dapat
disaring.
Contoh: larutan gula, larutan garam, udara bersih, dll.
b. Koloid
Terdiri dari 2 fase, keruh-jernih, partikel terdispersi hanya dapat
diamati dengan mikroskop ultra, campurannya heterogen (relatif
stabil) atau sukar terpisah, tidak dapat disaring.
Contoh: sabun, susu, mentega, dll.
c. Suspensi
Terdiri dari 2 fase, keruh, dapat diamati langsung dengan mata
telanjang, campurannya heterogen (mengendap) sehingga mudah
terpisah, dapat disaring.
Contoh: campuran air dan pasir, air sungai yang keruh, dll.
Berdasarkan zat terdispersi dan medium pendispersi penyusun
koloid, maka sistem koloid dapat dibagi menjadi 8 golongan, sebagai
berikut.
Zat Medium
Bentuk Koloid Contoh
Terdispersi Pendispersi
Gas Padat Busa padat batu apung, karet, busa,

------------------------------------------------------------------- 201
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

kerupuk
Gas Cair Busa busa sabun, krim, busa air
Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, jeli
Cair Cair Emulsi susu cair, saos, santan
Cair Gas Aerosol cair kabut, awan, aerosol
gelas berwarna, tinta,
Padat Padat Sol padat hitam, paduan logam
dengan kaca rubi
sol emas, cat, selai, tinta, air
Padat Cair Sol
pati kelapa, gelatin
Padat Gas Aerosol padat asap, debu

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temukan jenis zat yang dapat
larut dan yang tidak dapat larut. Zat yang tidak dapat larut agar
menjadi lebih stabil, maka dibuat sebagai koloid. Misalnya bahan
kosmetik (lipstik, pembersih, minyak rambut), obat-obatan yang
sukar larut biasanya juga dibuat sebagai koloid, contohnya seperti
sirup obat batuk, dan minyak ikan.
9.1. SIFAT-SIFAT KOLOID
Sistem koloid mempunyai beberapa sifat yang khas, yang berbeda
dengan sifat sistem dispersi lainnya, yaitu sebagai berikut.
1. Efek Tyndall
Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid
sehingga tampak titik-titik terang dalam suatu berkas cahaya.
Misalnya: seberkas lampu senter dilewatkan pada suspensi
(dispersi pasir dalam air), koloid (air teh) dan larutan (gula dalam
air), maka pada suspensi dan koloid lintasan cahaya lampu senter
akan terlihat jejaknya, sedangkan pada larutan tidak, hambaran
cahaya lampu senter disebabkan karena ukuran partikel-partikel
dari suspensi dan koloid lebih besar dibandingkan larutan.
2. Gerak Brown
Gerak partikel koloid dengan lintasan yang lurus dan arah yang
acak. Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan partikel-
partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga
partikel terdispersi terlontar. Lontaran tersebut mengakibatkan
partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan

202 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar, begitu


seterusnya. Gerak Brown mengakibatkan partikel-partikel koloid
relatif stabil.
3. Adsorbsi
Adsorbsi adalah peristiwa menempelnya zat asing pada
permukaan suatu partikel koloid sehingga partikel koloid
bermuatan. Banyaknya zat asing yang dapat diadsorbsi
bergantung pada luas permukaan partikel koloid. Sedangkan jenis
muatan-muatan koloid bergantung pada jenis ion yang menempel.
Jika ion yang menempel bermuatan positif, maka koloid itu
menjadi bermuatan positif, begitu sebaliknya.
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah perpindahan partikel koloid karena
pengaruh medan listrik selain dapat digunakan untuk
menentukan jenis muatan kkoloid, sifat elektroforesis juga dapat
digunakan untuk memisahkan (memumikan) dispersi koloid dari
pengotor. Elektroforesis dimanfaatkan dalam proses pemisahan
potongan-potongan gen pada proses bioteknologi, penyaring
debu pabrik pada corong asap yang disebut pesawat Cottrel.
5. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan dispersi koloid.
Koagulasi dapat terjadi oleh peritiwa mekanis atau peristiwa
kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan.
Contohnya: darah adalah sol butir-butir darah merah yang
terdispersi dalam plasma darah, bila dipanaskan akan
menggumpal, agar-agar akan menggumpal bila didinginkan.
Sedangkan peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya
koagulasi adalah:
- Pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Contohnya: Sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan
mengalami koagulasi bila dicampur dengan so As2S3.
- Adanya elektrolit.
6. Kestabilan Koloid
Koloid merupakan sistem dispersi yang realtif kurang stabil
dibandingkan larutan. Untuk menjaga kestabilan kkoloid dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

------------------------------------------------------------------- 203
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

a. Menghilangkan Muatan Moloid


Proses penghitungan muatan koloid dilakukan dengan
dialisis. Dialisis adalah proses pemurniasn koloid dengan cara
menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid.
Proses dialisis ini selain diterapkan pada proses pencucian
darah, juga dapat digunakan untuk memisahkan tepung
tapioka dari ion-ion sianida yang terkandung dalam singkong.
b. Penambahan Stabilisator Koloid
Penambahan suatu zat ke dalam suatu sistem koloid dapat
meningkatkan kestabilan koloid. Misalnya emulgator dan
koloid pelindung.
- Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu
emulsi dengan tujuan untuk menjaga agar tidak mudah
terpisah. Contoh: penambahan sabun pada campuran
minyak dan air, penambahan NH3 dalam pembuatan
emulsi pada kertas film
- Koloid pelindung merupakan koloid yang ditambahkan ke
dalam sistem koloid menjadi stabil. Contoh: penambahan
gelatin pada pembuatan es krim, penambahan gum arab
dalam pembuatan semir.
Berdasarkan kestabilannya, koloid yang mempunyai pendispersi air
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. koloid liofob yang mempunyai kestabilan rendah.
Koloid liofob di dalam medium air disebut hidrofob.
b. Koloid liofil yang mempunyai kestabilan tinggi.
Koloid liofil di dalam medium air disebut hidrofil.
Perbandingan Sifat Koloid Liofob dan liofil.
No Sifat Sol Liofil Sol Liofob
1 Daya absorbsi kuat, mudah tidak mengabsorbsi
terhadap mengabsorbsi mediumnya
medium mediumnya
sehingga ukuran
partikelnya dapat
semakin besar.
2 Efek Tyndall kurang jelas sangat jelas
3 Viskositas lebih besar hampir sam dengan

204 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

daripada mediumnya
mediumnya
4 Koagulasi sukar terkoagulasi mudah terkoagulasi
5 Lain-lain bersifat reversibel Irreversibel
6 Contoh sabun, deterjen, Sol logam, darah, sol
agar-agar, kanji, Fe(OH)3
gelatin.

Koloid hidrofil yang dapat menstabilkan koloid hidrofob disebut


koloid pelindung (koloid protektif). Koloid pelindung bertindak
melindungi muatan fase didspersi agar tidak terjadi penggumpalan.

9.3. Pembuatan Koloid


Koloid dapat dibuat dari larutan sejati melalui cara kondensasi
dan dari larutan suspensi dengan cara dispersi, seperti yang
tercantum dalam bagan berikut.
Larutan Sejati Suspensi
Cara kondensasi Cara dispersi

Koloid
1. Cara Dispersi
Cara dispersi adalah pemecahan partikel-partikel kasar menjadi
partikel-partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan:
a. Busur listrik Bredig
Cara ini dilakukan dengan memberi aliran listrik pada dua
kawat elektode yang dicelupkan dalam air. Letak kedua
elektode berdekatan sehingga terjadi loncatan bunga api
sehingga logam elektrode larut dalam air membentuk sol
logam.
b. Peptisasi
Pembuatan koloid dari suspensi kasar dengan bantuan zat
peptisasi dan pengadukan.
Contoh: endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi koloid
dengan menambahkan AlCl3. Endapan AgCl akan berubah

------------------------------------------------------------------- 205
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

menjadi koloid dengan menambahkan larutan NH3


secukupnya.
c. Cara Mekanik
Cara mekanik adalah pembuatan koloid dengan cara
menggiling 9menghancurkan) sehingga terbentuk koloid.
Contoh: pembuatan cat, pembuatan sol belerang.
d. Homogenisasi
Pembuatan koloid dengan mesin, sehingga dapat membuat zat
menjadi homogen dan berukuran koloid.
Contoh: pembuatan susu.
2. Cara Kondensasi
Cara kondensasi adalah penggabungan partikel-partikel halus
dari larutan sejati menjadi partikel yang lebih besar. Cara
kondensasi umumnyadilakukan dengan reaksi kimia, yaitu:
a. Reaksi Hidrolisis
Umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari
suatu garam yang dihidrolisis.
Contoh: Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan
larutan FeCL3.
FeCl3 (aq) + 3H2O (l) → Fe(OH)3 (s) + 3HCl
(aq)
b. Reaksi Redoks
Contoh: pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas H2S
ke dalam larutan SO2.
2H2S (g) + SO2 (aq) → 2H2O (l) + 3 S (s)
c. Pertukaran Ion
Umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang
sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh: pembuatan sol AS2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan AS2O3.
3H2S (g) + AS2O3 (aq) → AS2S3 (s) + 3H2O (l)
d. Reaksi Metatesis
Contoh: N2S2O3 + 2HCl → 2NaCl + H2SO3 + S
Selain dengan cara-cara di atas koloid ada yang terbentuk secara
alamiah, misalnya: lumpur, getah karet, dan getah pohon nangka.
Percobaan 5 : Pengenalan Sistem Dispersi Koloid

206 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

1.Tujuan : mengamati dan membedakan koloid dari tampilan


fisik.
Alat dan Bahan Ukuran / Jumlah
Satuan
Gelas kimia 100 ml 3
Lampu senter - 3
Corong - 3
Labu erlenmeyer - 3
Kertas saring - Secukupnya
Spatula - 1
Gula Pasir - -
Susu atau santan - -
Pasir - -

2.Langkah Kerja
1. Siapkan 3 gelas kimia dan isilah dengan air ± setengahnya.
2. Larutkan satu spatula gula pasir ke dalam gelas kimia 1, satu
spatula susu instan ke gelas kimia 2, dan satu spatula pasir ke
dalam gelas kimia 3.
3. Sorotlah masing-masing gelas kimia dengan lampu senter,
amati jalannya sinar pada masing-masing larutan, catat hasil
pengamatan.
4. Saringlah ketiga larutan dengan kertas saring, dan tampung
hasil penyaringan dalam labu erlenmeyer. Amati adakah
residu yang tertinggal di kertas saring dan filtrat hasil
penyaringan dalam labu erlenmeyer.
3. Tabel Pengamatan
Sesudah
Sebelum
Disaring Penyaringan Kesta
Disaring
Sistem Dispersi (kekeruhan (ada tidaknya (meng
(kekeruhan,
dan jalannya residu) atau t
kestabilan)
sinar)
Larutan
(air + gula)
Koloid
(air + susu)

------------------------------------------------------------------- 207
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Suspensi
(ai + pasir)

Buatlah kesimpulan terhadap ketiga sistem dispersi yang


diamati.

Percobaan 6 : Kestabilan Koloid


Dalam eksperimen ini akan diselidiki pengaruh ion terhadap
pengendapan koloid, serta bagaimana cara menstabilkan koloid
agar tidak mudah terpisah.
Alat : tabung reaksi (10) ukuran sedang, rak tabung reaksi,
pipet tetes.
Bahan : sol Fe(OH)3, sol AS2S3, larutan NaCl (0,1 M, 0,2 M, 1
M), larutan Na2SO4 0,1 M, larutan Na3PO4 0,1 M,
minyak tanah, air sabun, dan deterjen.
Bagian 1: Pengaruh elektrolit terhadap koloid
1. Ambillah 3 tabung reaksi dan isikan masing-masing 2 ml
Fe(OH)3.
2. Tambahkan pada tabung 1: 2 ml NaCl 0,1 M, tabung 2: Na2SO4
0,1 M, dan tabung 3: Na3PO4 0,1 M. Amati perubahannya.
3. Ulangi langkah 1 dan 2, tetapi sol Fe(OH)3 diganti dengan sol
AS2S3.
4. sediakan tiga tabung reaksi dan isikan masing-masing 2 ml sol
Fe(OH)3.
5. Tambahkan pada tabung 1: 2 ml NaCl 0,1 M, tabung 2: NaCl
0,2 M, tabung 3: NaCl 1M. Amati perubahannya.
6. Ambil 2 ml sol Fe(OH)3 di dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan 2 ml sol AS2S3. Amati perubahan yang terjadi.
Bagian 2: Menstabilkan koloid
1. Isikan ke dalam tabung reaksi 4 ml air dan 4 ml minyak tanah,
kocoklah campuran tersebut, diamkan sebentar kemudian
amati perubahannya selama dan sesudah dikocok.
2. Tambahkan 3 tetes deterjen ke dalam campuran tersebut,
kocok sekali lagi, amati dan bandingkan campuran tersebut
setelah ditambah air sabun dengan sebelum ditambah air
sabun atau deterjen.

208 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

3. Buatlah laporan pengamatan dan kesimpulan hasil percobaan


yang sudah dilakukan terkait dengan pengaruh ion terhadap
koloid, bagaimana menstabilkan koloid.

Latihan 27:
1. Bagaimana perbedaan pembuatan koloid dengan cara
kondensasi dan cara dispersi? Jelaskan!
2. a. Jelaskan cara membuat sol belerang
b. Tuliskan persamaan reaksinya!
4. Cara kondensasi dapat dilakukan dengan reaksi oksidasi-
reduksi, reaksi hidrolisis, reaksi pemindahan. Pembuatan
koloid berikut termasuk pada reaksi yang mana? Jelaskan!
a. 2Au3+ (aq) + 3Fe3+ (aq) → 2Au (s) + 3Fe3+ (aq)
b. 3H2S (g) + 3H2O (l) → AS2S3 (s) + 3H2O (l)
c. FeCl3 (aq) + 3H2O (l) → Fe(OH)3 (s) + 3HCl
Percobaan 7: Pembuatan Koloid
Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membuat
sistem dispersi koloid dengan cara dispersi.
Alat dan Bahan Ukuran Jumlah
Gelas Kimia 150 ml 1
Sepatula/sendok 1
Lumpong Porselin 1
Mortal (alu) 1
Gula Pasir Secukupnya
Serbuk Belerang Secukupnya

Cara Kerja
1. Ambillah 1 sendok gula pasir dan 1 sendok serbuk belerang.
Geruslah campuran tersebut pada lumpang porselin sampe
lembut.
2. Ambil separuh dari gerusan belerang dan gula tersebut,
kemudian tambahkan satu sendok gula. Gerus kembali
campuran ini sampai lembut.

------------------------------------------------------------------- 209
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

3. Ambil lagi separuhnya kemudian tambahkan satu sendok gula


lagi, kemudiangerus lagi sampai lembut.
4. Ulangi sekali lagi langkah di atas
5. Ambil sepucuk sendok hasil gerusan yang terakhir kemudian
masukkan ke dalam air, amati apa yang terjadi.
6. Ambil serbuk belerang yang belum digerus dengan gula,
kemudian masukkan ke dalam 100 ml aquades. Amati dan
bandingkan dengan pelarutandari hasil gerusan.
7. Buatlah laporan percobaaan dan tariklah kesimpulan dari
percobaan tersebut.

EVALUASI IX
KOLOID
A. PILIHAN GANDA
1. Larutan yang memberikan efek Tyndall adalah .......
a. Larutan ion c. Larutan koloid e. Semua
jawaban salah
b. Larutan molekul d. Larutan jenuh
2. Diantara zat berikut, yang bukan merupakan sistem koloid adalah
......
a. Asap b. Debu c. Kabut d. Darah e. Udara
3. Partikel koloid berukuran ......
a. Lebih besar dari 10-3 cm d. Antara 10-5 cm dan 10-9 cm
b. Antara 10-3 cm dan 10-5 cm e. Lebih kecil dari 10-9
cm
c. Antara 10-5 cm dan 10-7 cm
4. Hal-hal berikut merupakan ciri-ciri sistem koloid, kecuali ......
a. Campurannya terdiri dari 2 fase d. Tidak dapat dipisahkan
dengan
b. Campurannya homogen penyarinagan
c. Campurannya tidak jenuh e. Tidak memisah apabila
didiamkan
5. Penghamburan berkas sinar dalam koloid disebut .......
a. Gerak Brown b. Dispersi c. Efek Tyndall d. Lyofil
e. liofob

210 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

6. Jenis koloid yang fase terdispersinya cai dan medium


pendispersinya padat adalah......
a. Emulsi padat b. Busa padat c. Sol padat d. Aerosol e. Sol
7. Emulsi adalah sistem dispersi dari ......
a. Cair dala medium padat d. Padat dalam medium gas
b. Padat dalam medium cair e. Cair dalam medium cair
c. Cair dalam medium gas
8. Gerak zig-zag partikel koloid yang dapat diamati dengan
mikroskop ultra disebut.......
a. Dialisa c. Efek Tyndall e. Kondensasi
b. Gerak Brown d. Koagulasi
9. Yang bukan sistem koloid adalah ......
a. Latex c. Tinta bergambar e. Batu
apung
b. Air sadah d. margarin
10. Mutiara termasuk sistem koloid jenis ......
a. Emulsi padat c. Sol padat e.
Aerosol padat
b. Emulsi d. Sol
11. Berdasarkan sifat-sifat koloid maka perbedaan antara larutan
sejati dengan koloid dapat ditentukan dengan ......
a. Gerak Brown c. Adsorbsi e.
Koagulasi
b. Efek Tyndall d. Elektroforesis
12. Sistem koloid yang partikel-partikelnya tidak dapat menarik
molekul pelarutnya disebut ........
a. Lyofil b. Hidrofil c. Dialisa d. Kondensasi
e. Liofob
13. Yang termasuk koloid padat dalam cair adalah ......
a. Mutiara b. Buih c. Asap d. Intane. Batu
apung
14. Kolid yang fase terdispersinya berupa cairan adalah .......
a. Keju b. Buih sabun c. Karet busa d. Cat e. Kanji
15. Cara pembuatan koloid dengan jalan mengubah partikel-partikel
kasar menjadi partikel-partikel koloid disebut .........
a. Dispersi c. Koagulasi e. Elektrolisis

------------------------------------------------------------------- 211
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

b. Kondensai d. Hidrolisis
16. Larutan agar-agar dapat dirubah menjadi gel dengan cara .......
a. Pemanasan c. Penguapan e. Semua jawaban salah
b. Pendinginan d. Penambahan NaCl
17. Untuk membuat sol-sol dari logam berat misalnya emas dapat
dibuat dengan cara
a. Hidrolisis c. Bredig’s arc e. Gilingan koloid
b. Oksidasi d. Peptisasi
18. Istilah di bawah ini yang tidak ada hubungannya dengan sistem
koloid adalah .......
a. Dispersi c. Dekontasi e. Elektroforesis
b. Dialisis e. Peptisasi
19. Contoh dari sol liofil dalam sistem koloid adalah .......
a. Gula dalam asam nitrat c. Karbon dan air e. As2S3
b. Agar-agar dan air d. Belerang dan air
20. Contoh emulsi yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
......
a. Sabun b. Susu c. Asap d. Agar-agar e. Kabut
21. Buih adalah sistem dispersi dimana ........
a. Fase dispersinya padat dan mediumnya cair
b. Fase dispersinya cair dan mediumnya gas
c. Fase dispersinya gas dan mediumnya padat
d. Fase dispersinya gas dan mediumnya cair
e. Fase dispersinya cair dan mediumnya padat
22. Zat di bawah ini yang termasuk emulsi adalah ........
a. Putih telur b. Mentega c. Santan d. Tintae. Cat
23. Aerosol adalah sistem dispersi dari .......
a. Cair dalam medium padat d. Cair dalam medium gas
b. Padat dalam medium cair e. Padat dalam medium gas
c. Padat dalam medium padat
24. Zat-zat di bawah ini yang merupakan contoh aerosol cair adalah
........
1. Asap 3. Buih sabun 5. Paduan logam
2. Kabut 4. Cat
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
25. Kuningan adalah sistem koloid .......

212 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

a. Zat padat dalam zat padat d. Zat padat dalam cairan


b. Cairan dalam zat padat e. Zat padat dalam gas
c. Gas dalam zat padat
26. Reaksi pembuatan koloid berikut:
I. 2H2S + SO2 → 2H2O + 3 S
II. As2O + 3H2S → AS2S3 + H2O
III. AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3
IV. FeCl3 + H2O → Fe(OH)3 + 3HCl
V. 2H3AsO3 + 3H2S → 6H2O + As2S3
Pembuatan koloid melalui reaksi redoks terdapat pada reaksi .......
a. I b. II c. III d. IV 5. V
27. Kelebihan ion dalam suatu dispersi dapat dihilangkan dengan
cara .......
a. Peptisasi c. Dekantasi e. Elektrolisis
b. Elektroforesis d. Dialisis
28. Setelah air sungai yang keruh disaring, maka diperoleh filtrat
yang jernih. Filtrat tersebut ternyata menunjukkan efek Tyndall. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai tergolong ..........
a. Suspensi c. Koloid e. Campuran suspensi dan
koloid
b. Larutan sejati d. Sol
29. Sistem koloid yang bukan termasuk jenis hidrofil adalah .......
a. Agar-agar c. Lem kayu e. Lumpur
b. Larutan kanji d. Lem karet
30. Yang bukan sifat koloid adalah ........
a. Efek Tyndall c. Adsorbsi e. Elektroforesis
b. Gerak Brown d. Higroskopis

------------------------------------------------------------------- 213
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP

1. Tabel harga Ka dari beberapa asam lemah :


Asam HX HY HZ
Ka 7,2 x 10-10 1,8 x 10-10 6,7 x 10-5
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
urutan kekuatan asam sebagai berikut . . . .
A. HX>HY>HZ D. HY>HZ>HX
B. HZ>HY>HX E. HZ>HX>HY
C. HX>HZ>HY
2. Berikut ini data hasil uji dua jenis air limbah dengan beberapa
indikator :
Perubahan Air Limbah
Indikator Trayek pH
Warna A B
Lakmus 4,5 – 8,3 Merah – Biru Biru Merah
Metil Merah 4,2 – 6,2 Merah – Kuning Kuning Merah
Bromtimol Biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru Biru Kuning
Harga pH dari air limbah A dan B berturut-turut adalah . . .

214 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

A. ≤ 10,0 dan ≥ 4,2 D. ≥ 8,3 dan ≤ 4,2


B. ≤ 8,3 dan ≥ 4,5 E. ≥ 10,0 dan ≤ 4,2
C. ≥ 4,2 dan ≤ 10,0
3. Trayek perubahan warna indicator BTB 6,0 – 7,6 (kuning – biru),
Fenolftalein 8,3 – 10 (tidak berwarna – merah). Larutan yang
ditetesi dengan BTB berwarna biru dan ditetesi dengan
Fenolfatein berwarna merah adalah . . . .
A. NaOH D. CH3COOH
B. HCl E. C2H5OH
C. H2SO4
4. Diantara senyawa-senyawa di bawah ini yang larutannya dalam
air mempunyai pH terbesar adalah . . . .
A. natrium klorida D. ammonium asetat
B. kalium nitrat E. natrium asetat
C. ammonium nitrat
5. Dari reaksi berikut : HSO4- + H2O  H3O+ + SO4-2 , pasangan
asam basa konjugasinya adalah......
A. H3O+ dan SO4-2 D. HSO4- dan H2O
B. HSO4 dan SO4
- -2 E. H2O dan SO4-2
C. HSO4- dan H3O+

6. pH suatu basa lemah bervalensi satu = 11. Jika Kb = 10‾5, maka


konsentrasi larutan basa tersebut ......
A. 10-1 D. 10-4
B. 10-2 E. 10-6
C. 10 -3

7. Derajat keasaaman (pH) larutan asam nitrit 0,05 M (Ka = 5 x


10ˉ4) adalah . . . .
A. 2 - log 3 D. 5 - log 3
B. 3 - log 2 E. 6 - log 5
C. 3 - log 5
8. Sebanyak 25 mL asam cuka dititrasi dengan larutan KOH 0,01
M. Data hasil titrasi ditampilkan pada table di samping.
No. Volume KOH
1. 51 mL
2. 49 mL
3. 50 mL
------------------------------------------------------------------- 215
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

Konsentrasi asam cuka yang dititrasi tersebut adalah . . . .


A. 0,02 M D. 2,00 M
B. 0,20 M E. 5,00 M
C. 0,10 M
9. Jika larutan P mempunyai pH = 5 dan larutan Q mempunyai pH =
6, maka konsentrasi ion H+ pada larutan P dan larutan Q akan
berbanding sebagai . . . .
A. 10 : 1 D. 5 : 6
B. 1 : 2 E. log 5 : log 6
C. 1 : 10

10. Pada percobaan titrasi HCl dengan NaOH menurut reaksi : HCl +
NaOH → NaCl + H2O
Kurva yang menunjukkan hasil titrasi tersebut adalah . . . .
A. pH D. pH
14 14

7 7

0 0
mL NaOH mL NaOH

B. pH E. pH
14 14

7 7

0 0
mL NaOH mL NaOH

C. pH
14
216 -------------------------------------------------------------------
7

0
mL NaOH
Bahan Ajar Kimia XI SMA

11. Data perubahan pH larutan :


pH Larutan Setelah Penambahan
Jenis
pH Awal Sedikit
Larutan
Air Asam Basa
A 5 6 3 8
B 4 5 1 13
C 10 10,5 10 10,5
D 6 7,0 2 10
E 8 7,5 4 12

Berdasarkan data di atas, larutan yang mempunyai sifat sebagai


penyangga adalah . . .
A. A D. D
B. B E. E
C. C
12. Campuran berikut yang membentuk larutan penyangga adalah ....
A. 50 mL NaOH 0,2 M dan 50 mL CH3COOH 0,1 M
B. 35 mL NaOH 0,2 M dan 70 mL NH3 (aq) 0,1 M
C. 40 mL NaOH 0,1 M dan 60 mL NH3 (aq) 0,1 M
D. 50 mL NaOH 0,2 M dan 70 mL CH3COOH 0,1 M
E. 50 mL NaOH 0,1 M dan 50 mL CH3COOH 0,2 M
13. Di laboratorium tersedia 200 mL larutan NH4OH 0,2 M dan HCl
0,1 M. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 9, volume
HCl yang harus ditambahkan adalah . . . . . (Kb = 10‾5)
A. 50 mL D. 250 mL
B. 100 mL E. 500 mL
C. 200 mL
14. Garam berikut tidak dapat terhidrolisis dalam air adalah ......
A. amonium sulfat D. natrium asetat
B. natrium klorida E. amonium klorida

------------------------------------------------------------------- 217
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

C. besi (II) klorida


15. Harga pH larutan Ca(CH3COO)2 0,05 M (Ka.CH3COOH = 10-5)
adalah .......
A. 9 D. 5,5 – log 2,2
B. 9 + log 5,5 E. 5,5
C. 5,5 + log 2,2
16. Kelarutan Ag3PO4 dalam air adalah a mol/liter. Hasil kali
kelarutan Ag3PO4 adalah . . . .
A. 3 a3 D. 27 a4
B. 9 a 3 E. 32 a4
C. a 4

17. Tabel pengujian larutan yang mengalami hidrolisis sebagai


berikut :
Uji Lakmus
Data Larutan
Merah Biru
1. NH4Cl Merah Merah
2. KCN Merah Merah
3. NaCl Merah Biru
4. CH3COONa Biru Biru
5. CaF2 Biru Biru
Garam yang mengalami hidrolisis dan seuai dengan hasil uji
lakmusnya adalah . . . .
A. 1, 2 dan 3 D. 2, 3 dan 4
B. 1, 3 dan 5 E. 2, 4 dan 5
C. 1, 4 dan 5
18. Kelarutan PbSO4 dalam air adalah 1,4 x 10-4 M. Jika PbSO4
dilarutkan dalam larutan K2SO4 0,05 M, kelarutannya menjadi ….
A. 1,0 x 10-8 M D. 1,2 x 10-5 M
B. 2,0 x 10 M
-7 E. 1,4 x 10-4 M
C. 4,0 x 10 M
-7

218 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

19. Dalam larutan terdapat PbSO4 jenuh. Jika larutan tersebut


diencerkan 100 kalinya, daya melarut PbSO4 adalah . . . . (Ksp
PbSO4 = 4.10‾8)
A. 2.10‾3 mol/L D. 4.10‾2 mol/L
B. 2.10‾ mol/L
4 E. 5.10‾2 mol/L
C. 2.10‾ mol/L
5

20. Lima gelas kimia yang berisi larutan dengan volume sama. Jika ke
dalam kelima gelas kimia itu dilarutkan sejumlah perak klorida
padat, maka perak klorida pada akan paling mudah larut dalam
gelas kimia yang berisi . . . .
A. 0,01 M HCl D. 0,20 M HCl
B. 0,10 M HCl E. 2,00 M HCl
C. 1,00 M HCl

21. Ke dalam 100 mL larutan yang mengandung ion B‾ = 6 x 10‾3 M


ditambahkan 100 mL larutan yang mengandung ion A+ = 8 x 10‾3
M. Jika Ksp AB = 10‾5, maka . . . .
A. AB akan mengendap D. terjadi senyawa AB2
B. larutan tepat jenuh E. larutan AB mudah menguap
C. larutan belum jenuh dengan AB
22. Campuran berikut ini yang tidak dapat membentuk sistem koloid
adalah . . . .
A. gas dengan padat D. padat dengan padat
B. cair dengan gas E. gas dengan gas
C. cair dengan cair
23. Koloid di bawah ini yang merupakan sistem koloid padat dalam
gas adalah . . . .
A. kabut D. batu apung
B. asap E. buih
C. embun
24. Sistem koloid yang fase terdispersinya tidak menarik medium
pendispersi adalah . . . .
A. hidrofil D. liofob
B. elektrofil E. liofil
C. dialisa
25. Berikut ini merupakan sifat koloid, kecuali . . . .

------------------------------------------------------------------- 219
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

A. elektroforesis C. gerak Brown


E. adsorbsi
B. higroskopis D. efek Tyndall

26. Percobaan pembuatan koloid sebagai berikut :


1) larutan gas H2S dialirkan ke dalam larutan arsen oksida encer
2) larutan jenuh FeCl3 diteteskan ke dalam air panas
3) sol gelatin dipanaskan
4) larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan alkohol 95 %
Percobaan yang menunjukkan pembentukan gel terdapat pada nomor
....
A. 1 dan 2 B. 1 dan 4 C. 2 dan 3
D. 2 dan 4 . 3 dan 4

27. Berikut ini, pembuatan koloid yang berdasarkan reaksi hidrolisis


adalah . . . .
A. Na2S2O3 + 2 HCl → 2 NaCl + H2SO3 + S
B. As2O3 + 3 H2S → As2S3 + 3 H2O
C. 2 H2S + SO2 → 3 S + 2 H2O
D. FeCl3 + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 HCl
E. 2 AuCl3 + 3 SnCl2 → 3 SnCl4 + 2 Au

28. Mutiara adalah sistem koloid . . . .


A. padat dalam cair C. cair dalam cair
B. cair dalam padat D. gas dalam cair
E. gas dalam padat

29. Berikut ini fenomena sehari-hari yang menunjukkan sifat koloid :


1). pelangi pada saat terjadi hujan
2). pemberian tawas pada pengolahan air
3). penyaringan debu pabrik
4). pembentukan delta di muara sungai
5). pengobatan sakit perut dengan norit
Sifat elektroforesis koloid dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian
nomor . . . .

220 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

A. 1) B. 2) C. 3) D. 4)
E. 5)

30. Di antara zat berikut, yang bukan merupakan koloid jenis sol
adalah .......
A . cat
B . tinta
C . agar-agar
D . minyak ikan
E . larutan Fe(OH) 3

31. Proses pembuatan koloid berikut yang tergolong cara kondensasi


adalah ........
A . Menambahkan larutan AlCl 3 ke dalam endapan Al (OH) 3.
B . Menambahkan larutan jenuh FeCl 3 ke dalam air panas.
C . Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi ke dalam larutan AuCl 3,
D . Memasukkan serbuk belerang yang sadah di.gerus ke dalam air.
E . Menambahkan alkohol 95% ke dalam larutan jenuh kalsium asetat.
32. Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara :
1. pengerusan ; 3. reaksi reduksi ; 5.
reaksi oksidasi reduksi
2. peptisasi ; 4. busur Bredig,
Proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah . . . .
A. 1 dan 3 B. 1 dan 4 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4
E. 3 dan 5

33. Di antara pembuatan koloid berikut, yang dilakukan secara


hidrolisis adalah ........
A . pembuatan sol As 2S 3
B . pembuatan sol Fe(HO) 3
C . pembuatan sol logam busur bredig
D . pembuatan sol belerang dengan penggerusan
E . pembuatan sol belerang dari hidrogen sulfida dan gas SO 2

34. Pembuatan koloid di bawah ini yang termasuk pembuatan cara


kondensasi adalah .........

------------------------------------------------------------------- 221
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

A . sol As 2S 3dibuat dengan mengalirkan gas H 2S kelarutan As 2O3


B . sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari
elektroda Au dalam air
C . sol belerang dengan mencampurkan serbuk belerang dan gula
kemudian
dimasukkan dalam air
D . Sol A(OH) 3dibuat dengan menambahkan larutan AlCl 3ke dalam
endapan Al(OH) 3
E . sol agar-agar dibuat dengan memasukkan serbuk, agar-agar
ke dalam air panas. 35. Pembuatan koloid dapat dilakukan
dengan cara:
1. hidrolisis
2. peptisasi
3. reaksi redoks
4. Penggilingan penggerusan
Pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah nomor ........
A . 1 dan 2
B . 1 dan 3
C . 1 dan 4
D . 2 dan 3
E . 2 dan 4
36. Berikut ini merupakan pembuatan koloid :
I. Sol Al(OH) 3 dari larutan aluminium klorida dan endapan Al(OH) 3
II. Sol Fe(OH) 3 dari larutan besi (III) klorida dan air mendidih.
III. Sol belerang dari hidrogen sulfida dan gas belerang dioksida.
IV. Tinta dari karbon.
Yang termasuk pembuatan koloid secara dispersi adalah ........
A . I dan II
B . I dan III
C . I dan IV
D . II dan III
E . III dan IV

30. Contoh koloid di bawah ini yang merupakan sistem koloid padat
dalam gas adalah ........
A . kabut

222 -------------------------------------------------------------------
Bahan Ajar Kimia XI SMA

B . embun
C . asap
D . buih
E . batu apung
31. Contoh emulsi yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah ........
A . sabun
B . susu
C . asap
D . agar-agar
E . kabut
39. Empat percobaan pembuatan koloid sebagai berikut :
(1) larutan gas H 2S dilarutkan ke dalam larutan arsen oksida yang
encer
(2) larutan jenuh FCCl 3 diteteskan ke dalam air yang mendidih
(3) Sol gelatin dipanaskan
(4) larutan Kalsium asetat jenuh dicampur dengan alkohol 95%
Percobaan yang menunjukkan, pembentukan gel terdapat pada
nomor
A . (1) dan (2)
B . (1) dan (4)
C . (2) dan (3)
D . (2) dan (4)
E . (3) dan (4)

40.Mutiara adalah sistem koloid ........


A . padat dalam cair
B . cair dalam cair
C . cair dalam padat
D . gas dalam cair
E . gas dalam padat

------------------------------------------------------------------- 223
Bahan Ajar Kimia XI SMA -------------------------------

224 -------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai