Anda di halaman 1dari 24

NARKOBA DAN TERORIS DALAM LINGKUNGAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Kimia Lingkungan
yang dibina oleh Prof. Dr. Subandi, M.Si dan Dr. Yudhi Utomo, M.Si,

OLEH KELOMPOK 1
Ahmad Fariq Imas 170331863539
Nursida Djaen 170331863531
Yulisya Zuriatni 170331863521

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
NOPEMBER 2017
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II Pembahasan
A. Narkoba ............................................................................................... 4
B. Jenis-Jenis Narkoba............................................................................. 6
C. Bahaya Narkoba Bagi Pelajar Dan Generasi Muda ............................ 15
D. Upaya Pencegahan Penggunaan Narkoba ........................................... 15
E. Terorisme dalam Lingkungan ............................................................. 16
F. Limbah B3 ........................................................................................... 16
BAB III Kesimpulan ............................................................................................. 20
Dartar Rujukan ...................................................................................................... 21

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Opium .................................................................................... 6


Gambar 2.2 Struktur Morfin...................................................................... 7
Gambar 2.3 Struktur Heroin ...................................................................... 8
Gambar 2.4 Tanaman Ganja...................................................................... 8
Gambar 2.5 Struktur Ekstasi ..................................................................... 9
Gambar 2.6 Struktur Demerol ................................................................... 10
Gambar 2.7 Struktur Phenylcyclohexyl Piperidin ..................................... 11
Gambar 2.7 Struktur Phenylcyclohexyl Piperidin ..................................... 11
Gambar 2.8 Struktur Metamfetamina ........................................................ 12
Gambar 2.9 Struktur Alkohol .................................................................... 13
Gambar 2.10 Struktur Nikotin ................................................................... 13
Gambar 2.11 Struktur Kafeina .................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Narkoba sebagai zat yang sangat diperlukan untuk pengobatan dalam pelayanan
kesehatan seringkali disalah gunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan. Jika
disertai peredaran narkoba secara gelap akan menimbulkan akibat yang sangat
merugikan perorangan ataupun masyarakat, khususnya generasi muda bahkan dapat
menimbulkan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa.
Akhirnya hal tersebut akan melemahkan ketahanan nasional.
Pada umumnya, narkoba disalahgunakan oleh mereka yang kurang mengerti efek
samping yang ditimbulkan (Prisaria, 2012). Menurut Survei Nasional BNN (2011),
pelajar dan mahasiswa perempuan lebih banyak yang mengetahui tentang dampak
penyalahgunaan narkoba dibanding pelajar atau mahasiswa pria. Menurut Survei
Nasional BNN (2011), pada umumnya jenis narkoba yang paling banyak diketahui oleh
pelajar dan mahasiswa adalah ganja (75,6%), heroin (56,6%) dan ekstasi (45,6%).
Masalah narkoba belum disosialisasikan secara holistik dan simulatan kepada seluruh
lapisan masyarakat dengan memberikan informasi yang benar dan akurat (Badan
Narkotika Provinsi DKI Jakarta, 2009).
Narkoba yang beredar di tengah masyarakat sesungguhnya mempunyai dampak
yang berbeda-beda, namun secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
narkoba yang mengakibatkan ketergantungan mental dan narkoba yang mengakibatkan
ketergantungan mental dan fisik (Mardani, 2008). Pudjiadi (2013) mengatakan bahwa
dampak narkoba bagi kesehatan adalah rusaknya otak manusia secara permanen, dapat
juga menimbulkan kerusakan gigi, jantung, hati, paruparu, ginjal, lambung dan organ
reproduksi manusia bahkan bayi yang dikandung dari ibu pecandu narkoba dapat
terlahir secara cacat mental maupun fisik. Dampak yang sering terjadi di tengah
masyarakat dari penyalahgunaan narkoba antara lain merusak hubungan kekeluargaan,
menurunkan kemampuan belajar, dan produktivitas secara drastis, sulit membedakan
mana perbuatan baik maupun perbuatan buruk, perubahan perilaku menjadi perilaku
anti sosial (perilaku maladaptif), gangguan kesehatan (fisik dan mental), mempertinggi
kecelakaan lalu lintas, tindak kekerasan atau kriminalitas lainnya (Mardani, 2008).

1
Dampak narkoba terhadap remaja anak-anak (pelajar) merupakan tantangan
pendidikan anak. Tanggung jawab pendidikan anak sebagaimana disebutkan oleh
Abdullah Nasih Ulwan terbagi dalam tujuh bagian pokok yaitu: pendidikan keimanan,
pendidikan akhlak, pendidikan kejiwaan, pendidikan sosial, pendidikan akal, pendidikan
fisik, serta pendidikan seksual. Upaya pencegahan merebaknya peredaran dan
penyalahgunaan narkoba di masyarakat (pelajar) di samping aspek penegakan hukum
dan kampanye anti narkoba oleh aparat penegak hukum situasi dan dengan adanya
pendidikan anak yang qurani (Mardani, 2008). Selain narkoba, hal yang dapat
menurunkan kualitas hidup dan merugikan masyarakat adalah pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan hidup (environmental pollution) adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Berbagai jenis industri dibangun dan membentuk lingkungan baru. Disisi lain hasil dari
aktivitas manusia dalam pembangunan tersebut diperoleh hasil samping atau limbah
yang secara umum diartikan sebagai bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Dalam makalah ini
juga akan dibahas limbah yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini:
1. Bagaimanakah pengertian narkoba?
2. Bagaimana jenis-jenis narkoba?
3. Bagaimana bahaya narkoba bagi pelajar dan generasi muda?
4. Bagaimana cara pencegahan penggunaan narkoba?
5. Bagaimanakah terorisme dalam lingkungan?
6. Bagaimanakah limbah B3 terhadap lingkungan?

C. Tujuan Penelitian Makalah


1. Menjelaskan pengertian narkoba
2. Mengetahui jenis-jenis narkoba

2
3. Mengetahui bahaya narkoba bagi pelajar dan generasi muda
4. Mengetahui upaya pencegahan penggunaan narkoba
5. Mengetahui teroris dalam lingkungan
6. Mengetahui limbah B3

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Narkoba
Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa Inggris narcose atau
narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan. Narkotika berasal dari bahasa Yunani
yaitu narke atau narkam yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.
Narkotika berasal dari perkataan narcotic yang artinya sesuatu yang dapat
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek stupor (bengong), bahan-bahan
pembius dan obat bius.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau narkotika adalah obat
yang dapat menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa
mengantuk atau merangsang. Menurut istilah kedokteran, narkotika adalah obat yang
dapat menghilangkan terutama rasa sakit dan nyeri yang berasal dari daerah viresal atau
alat-alat rongga dada dan rongga perut, juga dapat menimbulkan efek stupor atau
bengong yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau
kecanduan.
Narkoba menurut BNN (Badan Narkotika Nasional) adalah singkatan dari Narkotika
dan obat/bahan berbahaya. Dalam istilah lain yang diterangkan oleh kementrian
kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika, dan zat adiktif. Dari kedua istilah ini baik "narkoba" "napza" semua
mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki resiko kecanduan bagi
pengunanya.
Pengertian narkoba menurut para ahli:
1. Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) narkoba adalah Zat kimia yang
dapat mengubah psikologi seperti perasaan, fikiran, suasana hati serta perilaku
jika masuk kedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum,
dihirup, suntik, intravena dan lain sebagainya.
2. Pengertian narkoba menurut Jackobus (2005). Narkoba adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman dan bukan tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa dan dapat menimbulkan
ketergantungan.

4
3. Pengertian narkoba menurut Ghoodse (2002). Narkoba adalah zat kimia yang
dibutuhkan untuk merawat kesehatan, ketika zat tersebut masuk kedalam organ
tubuh maka terjadi satu atau lebih perubahan fungsi didalam tubuh. lalu
4. Pengertian narkoba menurut Wresniwiro (1999). Narkoba adalah zat atau obat
yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan, karena zat-zat
tersebut bekerja mempengaruhi saraf sentral.
5. Pengertian narkoba menurut Wartono (1999). Narkoba adalah dampak yang
ditimbulkan antaralain dapat berupa gangguan konsentrasi dan penurunan daya
ingat bagi pemakai, sedangkan dampak sosialnya dapat menimbulkan kerusuhan
di lingkunan keluarga yang menyebabkan hubungan pemakai dengan orang tua
menjadi renggang, serta menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan seperti
pencurian atau penodongan.
6. Pengertian narkoba menurut Ikin A.Ghani, Narkoba adalah berasal dari kata
Narkon yang berasal dari bahasa yunani yang artinya beku dan kaku. Dalam
ilmu kedokteran juga dikenal istilah Narcoseatau Narcicis yang berarti
membiuskan.
7. Pengertian narkoba menurut Soerdjono Dirjosisworo, Narkoba adalah zat yang
bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan
memasukkan kedalam tubuh, pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan,
hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam
dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia
dibidang pembedahan, untuk menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
8. Pengertian narkoba menurut Smith Kline dari French clinical (1968). Narkoba
adalah zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau
pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja mempengaruhi susunan saraf
sentral. Dalam definisi ini sudah termasuk jenis candu dan turunan candu
(morphine, codein, heroine) dan candu sintesis (Meperidine dan Metadone).
9. Pengertian narkoba menurut B. Simanjuntak, Narkoba berasal dari kata
"Narcissus" sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat
membuat orang menjadi tak sadar.

5
10. Pengertian narkoba menurut pakar kesehatan. Menurut pakar kesehatan
Narkoba adalah Psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun persepsi itu
disalahgunakan akibat pemakaian yang melebihi batas (over dosis)

B. Jenis-Jenis Narkoba
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan: Jenis dari
narkotika ini terbagi lagi diantaranya:
a) Opium
Papaver somniferum (Apiun ) adalah tumbuhan liar musiman yang biasanya
dikenal dengan nama ‘Opium’ atau ‘Poppy’. Dalam produksinya dan dalam
menopang perdagangan Apiun secara legal (dibawah lindungan hukum), banyak
dibangun ladang Apiun (namun masih dengan lokasi yang dirahasiakan).
Saat bunga-bunga yg hanya berumur beberapa hari itu sudah menjadi buah yang
masak, penuai akan mulai menuainya dengan cara memotong tangkai buah
tersebut. Di dalam buah yang kaya kandungan alkaloid tersebut, terdapat
butiran-butiran benih kering sebesar kapsul. Benih inilah yang kemudian mulai
dipasarkan di dunia kuliner.
Benih dari buah Apiun yang masak sering dipergunakan dalam membuat
‘snack bagels’. Walaupun ‘bagels’ tidak menimbulkan efek narkotika, namun
setelah dikonsumsi tetap dapat memicu reaksi positif pada tes urine untuk
narkoba.

Gambar 2.1 Opium

6
Sisi lain Opium
Buah opium yang dilukai dengan pisau sadap akan mengeluarkan getah
kental berwarna putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah
ini dipungut dan dipasarkan sebagai opium mentah. Opium mentah ini bisa
diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah ini
diekstrak lagi, akan dihasilkan “morfin“. Morfina adalah alkaloid analgesik
yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium.

Gambar 2.2 Struktur morfin

Morfin yang diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan “heroin“. Limbah


ekstrasi ini kalau diolah lagi akan menjadi narkotik murah seperti “sabu“. Apiun
adalah jenis narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan cara ditelan
langsung atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama rokok atau
syisya (rokok ala Timur Tengah).
Opium menimbulkan perasaan euphoria (rasa senang berlebihan), rasa nyaman,
dan daya khayal lebih tinggi. Namun kemudian pernapasan menjadi lambat,
daya khayal menurun, lesu, dan pikiran kacau. Setelah pengguna berhenti
menggunakannya maka perasaan menjadi gelisah, lekas marah, resah, tidak bisa
tidur,serta sakit perut dan otot. Pada pengguna jangka panjang, terjadi penurunan
kemampuan mental dan fisik, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun
drastis.
b) Morfin : adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif
utama yang ditemukan pada opium. Morfina bekerja langsung pada sistem saraf
pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Efek samping morfina antara lain adalah
penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfina
juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi.
Morfina menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya.
Pasien ketergantungan morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi
buruk.

7
c) Heroin atau putaw : Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
Heroin adalah derivatif 3,6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya
adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal
putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin
dapat menyebabkan kecanduan.

Gambar 2.3 Struktur Heroin


Heroin merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan dari
pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin
paling murni berkadar 80%-90%. Meskipun heroin ini adalah hasil pengolahan
dari morfin namun zat ini sangat mudah menembus otak dan memiliki reaksi
yang lebih kuat dari morfin itu sendiri.
d) Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya
penghasil serat. Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 meter.
Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda
(berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Ganja
hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di
atas permukaan laut. Ganja lebih dikenal sebagai obat psikotropika karena
adanya kandungan zat tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang
dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang
berkepanjangan tanpa sebab). Efek pengguna ganja antara lain menyebabkan
halusinasi, gangguan pernapasan, peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba dan
mengakibatkan beban kerja jantung semakin berat. (Chemistry, 2012)

Gambar 2.4 Tanaman Ganja

8
2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Jenis-jenis dari
psikotropika ini diantaranya :
a) Ekstasi, adalah obat-obatan yang memiliki struktur kimia 3-4-Methylene-Dioxy-
Methil-Amphetamine (MDMA) unsur dasarnya adalah MDA X (3,4-
methylenedioxy-phenylisopropylamine) dan efeknya sejenis dengan amfetamin
dan bersifat halusinogen. Ekstasi terdapat dalam bentuk tablet, kapsul, atau
serbuk. Berikut ini adalah nama lain dari ekstasi antara lain Inex, XTC, Dolphin,
Black Heart, Gober, Circle K, dan lain-lain. Unsur utama MDA yang ternyata
bisa dibuat dari sekitar setengah lusin jenis akar dan buah-buahan. Salah satu
yang paling ampuh adalah minyak buah dan bunga pala. Melalui proses kimia
dan direaksikan dengan amoniak, maka dari sari pati minyak buah dan bunga
pala bisa diperoleh MDMA yang kemudian terkenal dengan nama esctasy yang
artinya suatu kenikmatan yang luar biasa dan penuh pesona. Dalam dosis tinggi,
MDMA dapat mengganggu tubuh, kemampuan untuk mengatur suhu. Pada saat
yang tak terduga (biasanya jarang), hal ini dapat menyebabkan peningkatan
tajam suhu tubuh (hipertermia), yang dapat mengakibatkan kerusakan hati, gagal
ginjal, kerusakan sistem kardiovaskular, atau kematian.
Saat ini MDMA sudah dimodifikasi sedemikian rupa dengan berbagai unsur
kimia lainnya, sehingga mencapai efek seperti yang diharapkan oleh
pembuatnya. Di Belanda misalnya, sedikitnya ada 16 jenis ekstasi yang
kesemuanya menimbulkan rangsangan yang berbeda. Sebagai contoh, jenis
Dlavbov bisa menimbulkan halusinasi, sementara jenis lain bisa menimbulkan
rangsangan tertawa dan gembira. Sedang tango yang banyak beredar di
Indonesia sekarang, sebenarnya lebih banyak mengandung unsur speed, yang
membuat pemakainya selalu ingin menggerak-gerakkan tubuh.

Gambar 2.5 Struktur ekstasi

9
b) Demerol (meperidine hidroklorida) merupakan obat pereda nyeri, opiat yang
disetujui untuk mengobati nyeri sedang sampai berat. Demerol termasuk dalam
kelompok obat penghilang rasa sakit yang disebut narkotika, demerol mirip
dengan morfin. Ia bekerja dengan menumpulkan pusat persepsi nyeri di otak.
Demerol diciptakan melalui sintentis dan termasuk dalam golongan obat yang
hampir sama struktur kimianya dengan metadon dan fentanil yang merupakan
dua jenis penghilang nyeri yang sudah cukup dikenal. Salah satu efek samping
yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis adalah ketagihan terhadap obat-
obatan golongan narkotik dan timbulnya depresi pada sistem pernafasan. Efek
samping lainnya: pusing, merasa lemah, sakit kepala, perubahan suasana hati,
agitasi, bingung, konstipasi, mulut mengering, berkeringat, gangguan
penglihatan, gangguan jantung, mengantuk, mual, muntah, dan gangguan aliran
darah. Penggunaan demerol juga dapat menimbulkan alergi dengan manifestasi
seperti gatal, bengkak dan merah pada daerah suntikan, pembengkakan pada
bibir, wajah, hingga terjadinya kesulitan pernafasan. Apabila overdosis akan
terjadi lemah otot dan gangguan aliran darah akut.

Gambar 2.6 Struktur Demerol


c) Angel Dust secara ilmiah dikenal sebagai phenylcyclohexyl piperidin (PCP) atau
fensiklidin. Suatu senyawa yang larut baik dalam air maupun dalam alkohol.
Awalnya berfungsi sebagai anestetikum, tetapi karena efek samping sebagai
halusinogen maka ditarik dari pasaran. Karena pasien yang menerima PCP sering
mengalami kecemasan berat dan delusu, dan beberapa diantaranya menderita
psikosa sementara.
Angel dust berbentuk bubuk putih yang pahit rasanya. Dikonsumsi dengan cara
disedot melalui hidung, inhalasi seperti rokok, oral, atau suntikan intravena. Angel
dust juga dipasarkan dalam bentuk kapsul, tablet, bahkan bubuk berwarna karena

10
mudah dicampur dengan zat pewarna. Biasanya dicampur pula dengan daun-
daunan seperti ganja, mint, oregano, atau parsley.
Pengaruh PCP dapat menghambat susunan sistem saraf pusat (CNS depressant)
seperti alkohol dan barbiturat, mempunyai efek antikolinergik (seperti atropin),
seperti anestesi, sebagai obat penenang atau psikedelik. Angel dust menekan otak
dan pemakainya biasanya akan menjadi binggung dan mengalami disorientasi,
segera setelah obat digunakan. Pengguna akan merasakan ketidaktahuan dimana
dia berada, siapa dirinya, kapan dan jam berapa. Pengguna dapat dikatakan masuk
ke keadaan kesurupan/trace seperti dihipnotis.

Gambar 2.7 Struktur phenylcyclohexyl piperidin


d) Sabu-sabu merupakan salah satu jenis obat terlarang. Narkoba jenis psikotropika
ini berbentuk kristal seperti gula, tidak berwarna dan berbau, dalam bahasa medis
lebih dikenal dengan nama methamphetamine. Metamfetamin murni bentuknya
seperti pecahan kristal kaca tdk berwarna. Rumus kimianya adalah (S)-N-methyl-
l-phenylpropan-2-amine (C10H15N). Dahulu metamfetamin digunakan tentara
ketika berperang utk menghilangkan rasa takut & utk membuat lebih agresif,
seperti pada Perang Dunia yang digunakan oleh tentara Jerman, Rusia & Jepang.
Shabu mempunyai pengaruh yg sangat kuat terhadap syaraf. Pengguna shabu
cenderung untuk menggunakan shabu dalam jumlah yg banyak dalam satu sesi
dan sukar untuk berhenti kecuali shabu yg dimiliki telah habis serta pengguna
juga akan selalu merasa tergantung pada shabu tersebut.
Pengaruh pemakaian langsung dapat menyebabkan nafsu makan berkurang,
kecepatan napas dan denyut jantung meningkat secara tidak normal, demam
tinggi, pupil melebar, rasa nyaman, energi dan kepercayaan diri meningkat secara
tidak normal, susah tidur, hiperaktif dan banyak bicara, mudah panik, mudah
tersinggung, mudah marah dan agresif, pembuluh darah dapat pecah serta
menyebabkan kematian.

11
Gambar 2.8 Struktur metamfetamina
e) Sedatif-Hipnotok (Benzodiazepin/ BDZ) Hipnotik dan sedatif merupakan
golongan obat pendepresi susunan saraf pusat (SSP). Efeknya bergantung dosis,
mulai dari ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga
berat yaitu kehilangan kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati.
Benzodiazepin diresepkan bagi mereka yang cemas atau tertekan dan dapat
digunakan dalam pengobatan jangka pendek pada beberapa masalah tidur tertentu
Obat tersebut dapat diresepkan oleh dokter untuk mengobati orang yang
mengalami insomnia.
3. Zat Adiktif : Zat Adiktif merupakan zat-zat yang apabila dikonsumsi secara rutin
akan mengakibatkan ketagihan diantaranya:
a) Alkohol banyak terdapat dalam berbagai minuman dan sering menimbulkan
keracunan. Keracunan alkohol menyebabkan penurunaan daya reaksi atau
kecepatan, kamampuan untuk menduga jarak dan keterampilan mengemudi
sehingga cenderung menimbulkan kecelakaan lalu lintas di jalan, pabrik, dan
sebagainya. Penurunan kemampuan untuk mengontrol diri dan hilangnya
kapasitas untuk berpikir kritis mungkin menimbulkan tindakan yang melanggar
hukum seperti perkosaan, penganiayaan, kejahatan lain ataupun tindakan bunuh
diri. Alkohol sangat berpengaruh pada SSP dibandingkan pada sistem-sistem
lain. Efek stimulasi alkohol terhadap SSP masih diperdebatkan mungkin
stimulasi tersebut timbul akibat aktivitas berbagai bagian otak yang tidak
terkendalikan karena bebas dari hambatan seagai akibat penekanan mekanisme
control penghambat. Alkohol bersifat anastetik (menekan SSP), sehingga
kemampuan berkonsentrasi, daya ingat, dan kemampuan mendiskriminasi
terganggu dan akhirnya hilang

12
Gambar 2.9 Struktur Alkohol
b) Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin
yang secara batural ada di tanaman tembakau. Saat diekstraksi dari daun
tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan
dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara
penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Penggunaan nikotin akan
meningkatkan kadar neurotransmiter yang bisa mempengaruhi otak untuk
merasa senang dan cemas bila tidak merokok. Proses inilah yang membuat
perokok sulit untuk melepaskan rokok. Nikotin yang menyebabkan candu bagi
perokok juga akan meningkatkan resiko kanker. Hal ini terjadi ketika nikotin
bercampur ke dalam aliran darah dan asap yang dikeluarkan oleh rokok akan
bekerja melawan sistem kekebalan tubuh. Serta akan meningkatkan resiko
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, keguguran untuk ibu hamil,
serta melemahkan system otot tubuh.

Gambar 2.10 Struktur Nikotin


c) Kafein
Kafeina atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk
kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan
diuretik ringan. Kafeina dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji
kopi, daun teh, buah kola, guarana, dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan

13
sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga
tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya dikonsumsi oleh manusia
dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh.
Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat
mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina,
seperti kopi, teh, dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat
psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Tidak seperti zat psikoaktif
lainnya, kafeina legal dan tidak diatur oleh hukum di hampir seluruh yuridiksi
dunia. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa mengonsumsi kafeina setiap hari.
Kafeina dapat dikeluarkan dari otak dengan cepat, tidak seperti alkohol atau
perangsang sistem saraf pusat yang lain sehingga tidak mengganggu fungsi
mental tinggi dan tumpuan otak. Konsumsi kafeina secara berkelanjutan akan
menyebabkan tubuh menjadi toleran terhadap kehadiran kafeina. Oleh sebab itu,
jika produksi internal kafeina diberhentikan (dinamakan "pelepasan
ketergantungan"), tubuh menjadi terlalu sensitif terhadap adenosina dan
menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak yang seterusnya
mengakibatkan sakit kepala dan gejala-gejala lainnya. Kajian terbaru
menyebutkan kafeina dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson, tetapi hal itu
masih memerlukan kajian mendalam.
Terlalu banyak kafeina dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina
(yaitu mabuk akibat kafeina). Antara gejala penyakit ini ialah keresahan,
kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis), dan
masalah gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa terjadi walaupun hanya 250 mg
kafeina yang diambil. Jika lebih dari 1g kafeina dikonsumsi dalam satu hari,
gejala seperti kejang otot (muscle twitching), kekusutan pikiran dan
perkataan, aritmia kardium(gangguan pada denyutan jantung)m dan
gejolak psikomotor (psychomotor agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kafeina juga
bisa mengakibatkan kepanikan dan penyakit kerisauan. Walaupun masih aman
bagi manusia, kafeina, teofilina, dan teobromina (pada kakao) lebih meracun
bagi sebagian hewan, seperti kucing dan anjing karena perbedaan dari
segi metabolisme hati.

14
Gambar 2.11 Struktur Kafeina
d) Zat Desainer adalah zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan yang dibuat secara
rahasia karena dilarang oleh pemerintah. Obat-obat itu dibuat tanpa
memperhatikan kesehatan. Mereka hanya memikirkan uang dan secara sengaja
membiarkan para pembelinya kecanduan dan menderita. Zat-zat ini banyak yang
sudah beredar dengan nama speed ball, Peace pills, crystal, angel dust rocket
fuel. (Wikipedia, 2017)

C. Bahaya Narkoba Bagi Pelajar Dan Generasi Muda


Selain bahaya narkoba bagi kesehatan, narkoba juga berdampak langsung terhadap
lingkungan sosial terutama generasi muda yang dikenal memiliki emosi yang labil
sehingga sangat rentan dan mudah untuk terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
Banyak kasus dari pecandu narkoba adalah dari kalangan remaja dan alasannya
beragam diantaranya menggunakan narkoba untuk keluar dari permasalahan yang
dihadapi, hanya untuk coba coba, mengikuti gaya hidup dari pergaulan dan masih
banyak alasan yang sangat tidak sebanding dengan resikonya yang tentu saja berkaitan
dengan menurunnya kesehatan hingga kematian, hilangnya kreatifitas, terganggunya
proses belajar baik di lembaga pendidikan formal maupun non formal. (Ginting, 2016)

D. Upaya Pencegahan Penggunaan Narkoba


Upaya pencegahan penggunaan narkoba dapat dimulai dari lingkungan terdekat yaitu
keluarga dan berikutnya adalah lingkungan pergaulan, lingkungan pendidikan sampai
pada lingkungan organisasi jika perlu. Di lingkungan keluarga peran aktif orang tua
sangat dibutuhkan baik itu dengan memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba
ataupun dengan mengarahkan pada kegiatan positif, begitu juga dengan lingkungan
pendidikan hendaknya diadakan sosialisasi anti narkoba baik itu berupa tugas
pembuatan makalah, pentas seni dan budaya dengan tema anti narkoba dan masih

15
banyak lagi ide-ide yang bisa digunakan untuk mensosialisasikan bahaya narkoba.
(Yosef, 2010)

E. Terorisme dalam lingkungan


Terorisme menurut KBBI ialah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan
ketakutan dalam usaha mencapai tujuan. Namun dalam pembahasan kali ini teroris
hanya dibatasi pada tindakan atau perbuatan manusia yang dapat menmbulkan
keresahan atau ketakutan. Lingkungan buatan adalah lingkungan yang secara sengaja
diciptakan manusia untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup, kegiatan tersebut sering
juga dilakukan mengubah lingkungan sehingga mempengaruhi kelangsungan hidup
sebagai suatu ekosistem. Berbagai jenis industri dibangun dan membentuk lingkungan
baru, pengubahan tata guna lahan untuk pemukiman dan pertokoan dijadikan
pembenaran untuk meningkatkan taraf hidup. Disisi lain hasil dari aktivitas manusia
dalam pembangunan lingkungan buatan diperoleh hasil samping atau limbah yang
secara umum diartikan sebagai bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. berikut akan dibahas
limbah yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Peredaran limbah dapat masuk lingkungan udara,
tanah, air maupun laut dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

F. Limbah B3
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa
organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran
limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Menurut
Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Pasal 1 (21) mendefinisikan bahan berbahaya dan
beracun (disingkat B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

16
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lain.
Banyak kita jumpai barang buangan di tempat sampah atau pengumpul barang
bekas merupakan limbah B3. Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan
karakteristik limbah B3 adalah hal yang penting dan mendasar. Prinsip pengelolaan
limbah B3 adalah from cradle to grave, yaitu pencegahan pencemaran yang dilakukan
dari sejak dihasilkannya limbah B3 sampai dengan ditimbun/ dikubur. Fase-fase
pengelolaan limbah tersebut meliputi; dihasilkan, dikemas digudangkan/penyimpanan
ditransportasikan, didaur ulang, diolah dan ditimbun/dikubur. Pada setiap fase
pengelolaan limbah tersebut ditetapkan upaya pencegahan pencemaran terhadap
lingkungan dan yang menjadi penting adalah karakteristik limbah B3 nya, hal ini karena
setiap usaha pengelolaannya harus dilakukan sesuai dengan karakteristiknya.
1. Identifikasi Limbah B3
Alasan diperlukannya identifikasi limbah B3 adalah:
a. Mengklasifikasikan atau menggolongkan apakah limbah tersebut merupakan
limbah B3 atau bukan.
b. Menentukan sifat limbah tersebut agar dapat ditentukan metode penanganan,
penyimpanan, pengolahan, pemanfaatan atau penimbunan.
c. Menilai atau menganalisis potensi dampak yang ditimbulkan tehadap
lingkungan, atau kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tahapan yang dilakukan dalam identifikas limbah B3 adalah sebagai berikut:
a. Mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana
ditetapkan pada PP 85/1999.
b. Apabila tidak termasuk dalam jenis limbah B3 seperti pada PP tersebut, maka
harus diperiksa apakah limbah tersebut memiliki karakteristik: mudah meledak,
mudah terbakar, beracun, bersifat reaktif, menyebabkan infeksi dan atau
bersifat infeksius.
c. Apabila kedua tahap telah dijalankan dan tidak termasuk dalam limbah B3,
maka dilakukan uji toksikologi.

17
2. Karakteristik Limbah B3
Selain berdasarkan sumbernya, suatu limbah dapat diidentifikasi sebagai limbah
B3 berdasarkan uji karakteristik. Karakteristik limbah B3 meliputi:
- mudah meledak
- mudah terbakar
- bersifat reaktif
- beracun
- menyebabkan infeksi
- bersifat korosif
Suatu limbah diidentifikasikan sebagai limbah B3 berdasarkan karakteristiknya
apabila dalam pengujiannya memiliki satu atau lebih kriteria atau sifat karakteristik
limbah B3.
3. Macam Limbah Beracun
a. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
b. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,
percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar
dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
c. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan
atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam
suhu tinggi.
d. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit
bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
e. Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
f. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit
atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk
limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

18
Pengolahan limbah B3
Metode pengolahan limbah B3 ada tiga cara yaitu:
1. Chemical Conditioning.
Tujuan utama dari chemical conditioning ialah:
 menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur
 mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
 mendestruksi organisme patogen
 memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki
nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
 mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman
dan dapat diterima lingkungan.
2. Solidification/Stabilization.
Stabilisasi didefinisikan sebagai proses pencampuran limbah dengan bahan
tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari
limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi
didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan
aditif. Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur
(CaOH2), dan bahan termoplastik. Metode yang diterapkan di lapangan ialah metode
in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing.
3. Incineration.
Pembakaran atau Insinerasi ini mengurangi volume dan massa limbah hingga
sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Proses insinerasi menghasilkan energi dalam
bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian
besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan
cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.

19
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Narkoba ialah narkotika dan obat/bahan berbahaya yang memiliki resiko kecanduan
bagi penggunanya. Ada tiga jenis narkoba, yaitu narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Narkoba memiliki bahaya bagi kesehatan dan lingkungan sosial terutama bagi pelajar
dan generasi muda. Upaya yang dilakukan untuk pencegahan penggunaan narkoba
dapat dimulai dari lingkungan terdekat, lalu lingkungan pergaulan dan pendidikan.

Teroris adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam


usaha mencapai tujuan. Salah satunya adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran
lingkungan dapat berupa limbah. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup
manusia dan mahluk hidup lain.

20
DAFTAR RUJUKAN

BNN & Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia. 2009. Laporan Survei
Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Chemistry. 2012. Morfin pada Opium. (Online)
(http://tianakriskris.blogspot.co.id/2012/10/morfin-pada-opium.html), diakses 21
nopember 2017
Ginting, Astari. 2016. Zat yang terkndung dan bahaya narkoba pada kesehatan.
(Online) (http://astariginting.blogspot.co.id/2016/05/zat-yang-terkandung-dan-
bahaya-narkoba.html), diakses 21 nopember 2017
Mardani. 2008. Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum
Pidana Nasional. Jakarta: Rajawali Pers.
Prisaria, N. 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Lingkungan Sosial Terhadap Tindakan
Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Pada Siswa SMA Negeri 1 Jepara.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Pudjiadi, Solihin. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi Keempat. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Wikipedia. 2017. Narkoba. (Online) (https://id.wikipedia.org/wiki), diakses 21
nopember 2017.
Yosef. 2010. Farmakoterapi info. (Online)
(https://yosefw.wordpress.com/2010/09/15/ekstasi-jajanan-setan/), diakses 21
nopember 2017

21

Anda mungkin juga menyukai