PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
NIM. 17.11.31.1.037
SURAKARTA
2022
DAFTAR ISI
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mulai dari pelajar, mahasiswa, artis, ibu rumah tangga, pedagang, anak pedagang,
anak jalanan, pekerja dan lain sebagainya. Secara etimologis narkoba berasal dari
Inggris narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan. Narkoba
berasal dari bahasa Yunani yaitu narke atau narkam yang berarti terbius sehingga
tidak merasakan apa-apa. Narkotika berasal dari perkataan narcotic yang artinya
sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek stupor
(bengong), bahan-bahan pembius dan obat bius. Narkoba terdiri dari dua zat, yaitu
Narkotika menurut Pasal 1 Bab 1 UU No.35/2009 adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang
86 jenis, dan Narkotika golongan III 14 jenis (Ardani & Cahyani, 2019). Menurut
KBBI Narkoba adalah obat yang dapat mennenangkan syaraf, menghilangkan rasa
3
Narkoba yang disalahgunakan akan berdampak pada fisik, psikis dan sosial.
Dampak yang ditimbulkan pada fisik akan menyebabkan dehidrasi yang membuat
akan mengalami kejang-kejang, perilaku lebih agresif, rasa sesak pada bagian
dada dan kerusakan pada otak. Dampak yang ditimbulkan pada psikis akan
menyebabkan halusinasi dan penggunaan narkoba dalam dosis berlebih juga bisa
perilaku dan dikucilkan oleh lingkungan sekitar (Pradana, Amelia, Shavera, &
Purnamasari, 2019).
solusi dari semua permasalahannya, lambat tahun akan menarik diri dari
Cahaya Kusuma Bangsa yang terletak di Jl. Gunung Slamet No.15, Kadipiro,
4
Banjarsari, Surakarta yang ditandatangani pada tanggal 04 Februari 2019
narkoba.
dapat memiliki kepribadian yang baik dan bisa mengendalikan emosinya dengan
baik dan dapat kembali bersosialisasi dengan keluarga dan masyarakat. Pengertian
mengembalikan kondisi para mantan pecandu narkoba agar dapat kembali sehat
fisik, psikologis, sosial dan spiritual agama. Rehabilitasi sosial adalah suatu
proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik secara fisik, mental maupun sosial
sebagai upaya penyembuhan pasien pecandu narkoba juga bisa dilakukan dengan
Kusuma Bangsa.
terapi komunitas yang menerapkan nilai-nilai positif yang menjadi struktur dan
pilar dalam terapi komunitas selama kurun waktu tertentu. Terapi Komunitas
5
sosial yang merupakan sebuah “keluarga” terdiri atas orang-orang yang
mempunyai masalah yang sama dan memiliki tujuan yang sama, yaitu menolong
diri sendiri dan menolong sesama yang dipimpin oleh salah satu seorang sehingga
terjadi perubahan tingkah laku yang negatif ke arah tingkah laku yang positif.
berbagai norma-norma dan falsafah yang dianut untuk membentuk perilaku yang
komunitas ada beberapa yaitu induction, primary, re-entry dan pasca perawatan
(after care). Di samping itu, terapi komunitas ada bimbin gan yang dilakukan,
6
proses pembentukan perilaku pada klien. Secara garis besar kegiatan yang
fisik (seperti kegiatan olahraga, rekreasi, dan cek kesehatan), bimbingan mental
kegamaan seperti (bimbingan dalam beribadah, mengaji, salat, puasa, zikir dan
kerja).
mendiskusikan kegiatan yang akan dilakukan dan pembagian pekerjaan bagi klien
pecandu narkoba. Kegiatan tersebut dilakukan agar klien pecandu narkoba bisa
bertanggung jawab terhadap dirinya dan tempat tinggalnya. Setiap harinya klien
dalam terapi komunitas yang digunakan untuk membentuk perilaku pada klien.
perubahan perilaku pasien menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam progam
Tools Of The House ada peraturan Cardinal, Rules dan Major yang harus dipatuhi
7
oleh klien pecandu narkoba. Dalam Teknik progam Terapi Komunitas di Yayasan
tujuan yang sama yaitu merubah perilaku mrnjadi lebih baik dan mengacu pada 4
aspek dalam kehidupan. Empat aspek itu terdiri dari fisik, mental, emosional dan
senam dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi fisik pada klien pecandu
narkoba. Untuk bimbingan mental itu dilakukan pemulihan dengan cara meditasi
bimbingan dalam bidang pekerjaan. Dan yang terakhir itu bimbingan dalam
spiritual atau rohani mbak seperti Salat 5 waktu, Ngaji, Puasa, Zikir, dan Tausiyah
bahwa jenis narkoba yang digunakan klien yang ada di Yayasan Cahaya Kusuma
mengatakan bahwa dalam terapi komunitas ada sebuah progam yang bernama
Tools Of The House (Perangkat Rumah) yang merupakan perangkat rumah yang
bahwa dalam terapi komunitas ada peraturan yang harus ditaati oleh klien yaitu
tidak boleh merokok ketika terapi komunitas berlangsung, tidak boleh berkata
8
Sedangkan menurut pengurus Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa bernama D
bahwa tujuan dari terapi komunitas adalah bekerja sama dengan rasa kepedulian,
melindugi setiap anggota, menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional pada
terapi komunitas yaitu selama 6 bulan dan syarat untuk mengikuti terapi
komunitas yaitu minimal umur pasien 18 tahun-30 tahun. Media yang digunakan
yang mengacu pada empat aspek dalam kehdupan, yaitu dari fisik, mental,
emosional dan spiritual. Dalam aspek spiritual atau kerohanian klien akan
melaksanakan kegiatan kerohanian sperti salat 5 waktu, ngaji, puasa, zikir, dan
pemberian tausyiah agama oleh ustaz. Begitu pula terapi komunitas sebagai
alternatif menyembuhkan jiwa yang sakit dapat dikaji mendalam dalam keilmuan
kondisi modernitas seperti sekarang ini, di mana aset ilmu pengetahuan dan
komunitas dan aneka ragam progam yang ada dapat diimplementasikan sebagai
bentuk alternatif pensucian jiwa secara modern. Seperti progam Tools Of The
9
deketahui bahwa tasawuf menonjol dalam ibadah, karena tasawuf itu pada
hakikatnya melakukan serangkaian ibadah seperti salat, puasa, haji, dzikir dan lain
Tasawuf merupakan suatu usaha dalam rangka pensucian diri (tazkiyyat al-
nafs) dengan cara menjauhkan dari pengaruh kehidupan dunia yang menyebabkan
jauh dari Allah SWT. Ada beberapa ayat yang memerintahkan untuk menyucikan
jiwanya” (QS. Asy-Syams: 9). Pensucian diri ini terpantul dari ma’rifat Allah,
(Kurniawan, 2013).
pandangan, meluruskan niat, memurnikan orientasi dan cara bertindak untuk tidak
terlalu mementingkan selain Allah. Nilai tasawuf adalah suatu yang ideal yang
dikehendaknya dan menjadi corak berfikir, bersikap dan sosial seseorang dalam
mencari jalan menuju kehadirat Allah, dengan membebaskan diri dari perilaku
yang tidak baik. Untuk mencapai tingkat kesempurnaan dan pensucian jiwa
terdapat nilai-nilai tasawuf yang harus dijalankan untuk mendekatkan diri kepada
10
diimplementasikan dalam kehidupan yaitu Sabar, Tawakal, Zuhud, Wara’, Ridha
dengan ketiga pengurus Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa terapi untuk pemulihan
yang dilakukan dalam sebuah komunitas untuk mengubah perilaku yang baik
spiritual seperti salat, zikir, terdapat nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam
Tawakal, Sabar dan Ridha. Hal tersebut bertujuan agar nilai-nilai tasawuf dapat
B. Rumusan Masalah
persoalan yang akan ditemukan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Nilai-Nilai
C. Tujuan Penelitian
11
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dalam terapi komunitas serta dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti
selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan
2. Manfaat Praktis
12
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
adalah penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik penelitian ini. Penelitian-
Pertama, Penelitian Tira Nalvianti Rahmi, Siti Raudhoh, Amelia Dwi Fitri
tahun 2020 yang berujudul Harga Diri Mantan Pecandu Narkoba Yang Bekerja
diri yang dikemukakan di dalam teori Coopersmith. Harga diri pada mantan
intelektual, spiritual dan keterampilan kerja. Hasil analisis yang dilakukan didapat
13
Ketiga, Penelitian Irfan Ardani, Heti Sri Hari Cahyani tahun 2019 yang
Korban Penyalahguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Galih Pakuan Bogor
Galih Pakuan salah satunya dapat dilihat dari tingkat kelulusan klien. Metode TC
sama (panti rehabilitasi sosial) untuk jangka waktu tertentu yang cukup lama
NAPZA bersifat positif. Hasil ini ditunjukkan koefisien regresi yang positif. Hal
ini memberikan arti bahwa perubahan yang terjadi pada vnariabel metode
penyalahguna NAPZA dan hubungan antara dua variabel bersifat dependent dan
14
Kelima, Penelitian Muhammad Azwar, Lilis Widiastuty tahun 2020 yang
progam utama dari terapi komunitas terdiri dari 4 komponen yaitu Behavior
penggunaan narkoba dan membantu memotivasi pasien agar residen dapat mampu
(WBP) Lapas Kelas II Magelang. Dengan studi pustaka dengan hasil penelitian
bertahan pada kondisi bebas zat (abstinensia) dalam waktu yang lebih lama
(Perkasa, 2020).
15
Ketujuh, Penelitian Asep Kurniawan tahun 2013 yang berjudul Penanaman
diri dengan Allah. Dengan terbinanya akhlak pada siswa, maka akan
(Kurniawan, 2013).
Miftahul Huda Gading Malang ada tiga, yaitu: Takhali (pengosongan atau
(pengisian) mengisi hati dan jiwa dengan perbuatan terpuji setelah pengosongan,
dan Tajalli (terbukanya Nur Ilahi) yakni tersingkapnya Nur Ilahi para salik
(pencari Tuhan) menemukan hakikat cinta dan makrifat kepada Allah SWT
16
yang diperoleh hasil tasawuf dalam kehidupan sosial mempunyai pengaruh yang
amalan yang terdapat dalam ajaran tasawuf akan membimbing seseorang dalam
Kesepuluh, Efa Ida Amaliyah, Nur Shofa Ulfiyati tahun 2017 yang berjudul
Sosial). Melalui metode analitis deskripsi diperoleh hasil Kesalehan sosial dan
dan konsep ihsan dalam tasawuf merupakan puncak tertinggi dalam beragama
dan dapat di implementasikan dalam kehidupan dunia modern saat ini akan
beramal dan berbuat baik dalam segala aspek. Tingkah laku seorang dalam
mengarungi kehidupan dunia tidak bertumpu pada akhlak yang bernilai baik.
Akhlak yang dinilai baik yaitu tingkah laku terhadap Tuhan (ibadah), tingkah laku
terhadap manusia (muamalah), dan tingkah laku terhadap makhluk hidup lain
yang berjudul Differences in Big Five Personality Traits Between Alcohol and
17
narkoba, 30 alkohol) yang dirawat dalam pengaturan terapi komunitas terapeutik
diuji dengan Kepribadian Neo versi revisi invertaris, skala pencarian sensasi dan
Narcotics Special Prison Clas II A jakarta. Melalui metode kualitatif peroleh hasil
pelaksanaan dan akhir kegiatan di lapas khusus narkotika kelas II A jakarta belum
therapeutic community oleh BNN dan di ikut sertakan sebagai peserta magang di
BNN selama 2 bulan dan di panti sosial rehabilitasi selama 10 hari (Biafri, 2020).
jalan yang benar. Sikap hedonistik dan materialistik yang merajarela dalam
untuk menghindarkan diri manusia dari pengaruh duniawi dan untuk mencapai
tujuan yang terkait dengan pendekatan diri kepada Tuhan. Tasawuf dikaitkan
18
seperti melakukan muhasabah, mengosongkan jiwa dari sifat-sifat tercela yaitu
sombong, cinta dunia (takhalli) dan menghiasi diri dengan sifat yang mulia
atas terletak pada Pertama, Variabel dalam penelitian ini adalah nilai-nilai
hanya terfokus pada terapi komunitas secara umum dan nilai-nilai tasawuf dalam
pembinaan akhlak anak santri. Seperti penelitian Satria Budi Perkasa yang
Raudhoh, Amelia Dwi Fitri (2020) dengan judul Harga Diri Mantan Pecandu
Narkoba Yang Bekerja di Panti Rehabilitasi “X” Jambi (Rahmi, Raudhoh, &
Fitri, 2020). Secara garis besar penelitian tersebut mengupas tentang harga diri
mantan pecandu narkoba yang bekerja di panti rehabilitasi “x” jambi dengan
menggunakan terapi yang sudah diterapkan. Sedangkan dalam penelitian kali ini
19
Ketiga, Subjek dan tempat penelitian. Subjek penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini subjek yang diambil adalah klien penyalahguna narkoba usia 18-30
B. Landasan Teori
aktivitas dan interaksi interpersonal dan sosial memfasilitasi pemulihan dan hidup
yang benar. Tahapan terapi komunitas menurut George De Leon (2000) ada tiga
progam utama dalam tahapan terapi komunitas yaitu induksi, perawatan primer
dan re-entry.
a. Induksi
b. Perawatan Primer
Perawatan primer umumnya terdiri dari tiga fase yaitu berkorelasi dengan
waktu dalam pelaksanaan terapi komunitas (dua hingga empat bulan, lima hingga
delapan bulan, dan sembilan sampai dua belas bulan). Fase-fase ini ditentukan
oleh konselor yang berkaitan. Tujuan utama perawatan promer yaitu untuk
c. Re-Entry
20
Tujuan utama dari re-entry yaitu untuk memfasilitasi individu pemisahan
masyarakat yang lebih besar. Dalam tahap re-entry terdiri dari dua fase residensial
dan nonresidensial. Diawal fase residensial (sekitar 13-18 bulan), tujuan dari fase
residensial adalah untuk menyelesaikan transisi yang sukses dari residensi dan
terdiri atas orang-orang yang mempunyai masalah yang sama dan memiliki tujuan
yang sama, yaitu menolong diri sendiri dan sesama yang dipimpin oleh salah satu
orang sehingga terjadi perubahan perilaku yang negatif menjadi ke arah perilaku
pada lima pilar yang menjadi dasar pelaksanaan rehabilitasi sosial (Ardani &
21
komunitas umumnya dikenal dengan 4 struktur dan 5 pilar (Ardani & Cahyani,
pengetahuan, nilai spiritual untuk membangun moral dan etika yang baik,
terselesaikan.
penyalahguna narkoba.
22
2) Peer Pressure (perubahan perilaku melalui kelompok sebaya)
mempelajari cara hidup yang benar sehingga bisa menjadi contoh panutan bagi
2. Tasawuf
a. Pengertian Tasawuf
kepada Allah SWT. Tasawuf adalah budi pekerti barang siapa yang memberikan
budi pekerti, berarti ia memberikan bekal atas dirimu dalam bertasawuf, maka
mereka melakukan suluk dengan nur (petunjuk) islam dari ahli zuhud yang
23
mereka telah melakukan suluk nur dengan nur (petunjuk) imannya (Dacholfany,
2015).
Tasawuf dari segi bahasa merupakan masdar dari kata kerja tasawwafa-
bahasa arab yang berarti menjadi atau berpindah. Lafal al-tasawwuf artinya
menjadi berbulu yang banyak, dengan arti sebenarnya adalah menjadi sufi dengan
ciri khas pakaian yang terbuat dari bulu domba (wol). Lima istilah yang
berkenaan dengan tasawuf, yaitu al-suffah (orang yang tinggal diserambi masjid
Nabi), saf (barisan), sufi (suci), sophos (bahasa Yunani: hikmat), dan suf (kain
wol).
Tasawuf merupakan suatu usaha dan upaya dalam rangka mensucikan diri (
yang menyebabkan lalai dari Allah. Menurut Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi
bahwa tasawuf adalah ilmu yang menerangkan tentang keadaan jiwa (nafs) yang
diketahui kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkan dari sifat-sifat yang
buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara melakukan suluk, jalan
mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mensucikan diri dengan mendekatkan
diri kepada Allah. agar tidak terpengaruh kehidupan dunia yang membuat lalai
terhadap Allah. Ketika lahir dan batin seseorang sudah suci maka perilaku
24
b. Karakteristik Tasawuf
tasawuf falsafi dan tasawuf akhlaki. Salah satu karakteristik tasawuf yang ambil
1. Tasawuf Amali
Ajaran dasar dalam islam dapat dikategorikan menjadi tiga komponen, yaitu
iman (aqidah), Islam (syari’ah: ibadah dan muammalah), dan ihsan (akhlak-
tasawuf). Ajaran dasar pertama ialah iman, atau istilah lain adalah aqidah. Iman
atau aqidah merupakan prinsip keyakinan yang paling fundamental. Agama islam
dengan istilah syari’ah. Syari’ah diartikan sebagai peraturan Tuhan yang harus
dipatuhi oleh setiap muslim. Peraturan yang berkenan dengan hubungan antara
manusia dengan Tuhan (habl min Allah) dan ada yang berkenaan dengan
Syafi’iyyah, Hambaliyyah.
25
Ajaran dasar yang ketiga adalah ihsan. Ihsan merupakan ajaran tentang rasa
dapat dilakukan melalui ibadah, sehingga seseorang merasa dekat dengan kepada
Tuhan. Pada hakikatnya, ketiga ajaran dasar Islam diatas, antara satu komponen
dipahami secara integral. Islam tidak bisa tanpa iman, dan iman tidak sempurna
tanpa ihsan.
2. Tasawuf Falsafi
filosofis. Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf falsafi adalah ajaran yang
menggabungkan antara ilmu tasawuf dan filsafat, tasawuf falsafi disebut dengan
ajaran “Mistikisme Islam” dan berikut ini adalah beberapa ajaran yang ada
didalamnya: Wahdat al-Wujud adalah ungkapan yang terdiri dari dua kata, yaitu
waahdat dan al-Wujud yang artinya tunggal atau kesatuan, sedangkan al-Wujud
artinya ada. Dengan demikian wahdat al-Wujud artinya kesatuan wujud. Menurut
para ahli filsafat dan sufistik kata al-wahdah digunakan sebagai suatu kesatuan
antara materi dan ruh, substansi (hakikat) dan forma (bentuk), antara yang tampak
(lahir) dan yang batin, antara alam dan Allah. karena alam dari segi hakikatnya
26
3. Tasawuf Akhlaki
mencari hakikat kebenaran dan mewujudkan manusia yang dapat ma’rifat kepada
mewujudkan akhlak mulia dalam diri sufi, sekaligus menghindarkan diri dari
mendasar, bahwa tidak akan berhasil pengendalian diri pribadi dan perubahan
mental. Proses pembinaan akhlak yang dilakukan dengan cara tazkiyat an-nafs
makna yaitu penyucian dan penyembuhan. Menurut istilah berarti penyucian jiwa
dari segala penyakit dengan menjadikan asma dan sifa Allah sebagai akhlaknya
akhlak, kejiwaan, dan usaha mendekatkan diri kepada Allah. Tahapan tazkiyat an-
nafs dibagi menajadi tiga, yaitu takhali, tahali dan tajali (Fahrudin, 2014).
Takhlalli adalah upaya untuk mebebaskan diri dari keadaan pikiran dan etika yang
tercela. Kemudian Tahalli adalah pengisian diri dengan sifat-sifat yang terpuji.
Sedangkan Tajalli adalah jiwa bersih yang telah terisi dengan butir-butir mutiara
akhlak yang baik. Berikut ini adalah penjabaran dari tahapan tersebut :
a. Takhalli
27
Takhali adalah langkah utama yang harus dilakukan oleh seorang sufi.
Takhali atau penarikan diri. Takhali adalah membersihkan diri dari sifat-sifat
tercela, kotor, dan penyakit hati yang dapat merusat perilaku seseorang. Takhali
merupakan fase penyucian budi pekerti atau mengosongkan diri dari perilaku
yang tercela, sehingga menumbuhkan moral dan akhlak yang terpuji (Yasin &
Sutiah, 2020).
b. Tahalli
Tahalli adalah pengisian atau menghiasi diri dengan perbuatan yang baik.
Fase tahalli berkaitan erat dengan fase takhalli yang menerapkan pengosongan
(takhalli) dari perilaku tercela diisi dengan perbuatan yang terpuji (tahalli), agar
jiwa tersebut tidak kembali melakukan perilaku tercela (Yasin & Sutiah, 2020).
c. Tajalli
Tajalli adalah tersingkapnya nur ghaib atau tersingkapnya cahaya dalam hati
setelah melalui beberapa proses yang sudah dilewati. Peningkatan nur ghaib
dalam jiwa dilakukan dengan istiqamah dalam mengamalkan amalan pada fase
takhalli, tahalli, dan tajalli. Tajalli merupakan tingkat dari model penanaman nilai-
nilai tasawuf, seseorang yang sudah berhasil dalam fase tajalli akan terbuka nur
d. Maqam
orang sufi dengan Allah. Tingkatan dalam kalangan sufi diistilahkan dengan
dalam menempuh jalan menuju Allah untuk mencapai rohani yang lebih baik
28
dalam mendekatkan diri kepada Allah. Hubungan manusia dengan Allah dapat
dicapai dengan beberapa upaya melalui tahapan maqam. Dalam pandangan Al-
Qusyairi, maqam adalah tahapan adab etika seorang hamba dalam rangka wushul
(sampai) kepada Allah dengan berbagai upaya, diwujudkan dengan satu tujuan
dan ukuran tugas. Para ulama sufi berbeda pendapat tentang jenjang–jenjang
dalam tasawuf, begitu juga tentang jumlah maqam. Menurut Al-Qusyairi maqam
terdiri dari: Al-taubah, wara’, zuhud, tawakal, sabar dan ridha (Asnawiyah, 2014).
a. Al-Taubah
Dalam bahasa Indonesia, tobat bermakna sadar dan menyesal akan dosa
(perbuatan yang salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan
perbuatan. Maqam taubah merupakan maqam pertama yang harus dilewati setiap
b. Wara’
Kata wara’ berasal dari bahasa Arab, wara’a, yari’u, wara’an yang
bermakna berhati-hati. Dalam KBBI wara’ bermakna patuh dan taat kepada Allah.
wara’ ditandai dengan kewaspadaan yang tinggi. Secara harfiah, wara’ berarti
menahan diri, berhati-hati atau menjaga diri. Wara’ memiliki empat tingkatan,
contohnya syubhat yang tidak wajib dijauhi tetapi dianjurkan untuk dijauhi,
c. Zuhud
29
Kata zuhud berasal dari bahasa arab, zahada, yazhudu, zuhdan yang artinya
menjauhkan diri, tidak menjadi berkeinginan, dan tidak tertarik. Dalam bahasa
zuhud berarti ragaba’ ansyai’in wa tarakahu, yang artinya tidak tertarik terhadap
d. Tawakal
tempatnya di dalam hati, dan timbulnya gerak dalam perbuatan tidak mengubah
tawakal yang terdapat dalam hati. Hal ini terjadi setelah hamba meyakini bahwa
e. Sabar
Kata sabar berasal dari bahasa arab, shabara, yashibiru, shabran yang
berarti mengikat, bersabar, menahan diri dari larangan dan menahan diri dari
kesedihan. Kata sabar disebutkan di dalam Al-Qur’an sebanyak 103 kali. Dalam
bahasa Indonesia, sabar bermakna tahan menghadapi cobaan, tabah, tenang, tidak
f. Ridha
Kata Ridha berasal dari kata radhiya, yardha, ridhwanan yang berarti
30
berusaha, tidak menentang qodar dari Allah. Menerima qada dan qodar dengan
hati senang. Mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal di
C. Kerangka Berfikir
Fokus penelitian ini adalah mengkaji tentang nilai-nilai tasawuf dalam terapi
psikis dan sosial pada diri sendiri dan kehidupan seseorang, maka perlu adanya
kondisi para penyalahguna narkoba kembali sehat pada fisik, psikologis, sosial
intervensi secara fisik, psikologis dan sosial kepada klien penyalahguna narkoba.
kondisi pecandu narkoba agar mampu kembali melaksanakan tugas pokok dan
fungsi kehidupan sosial secara wajar dan dapat diterima kembali oleh masyarakat.
31
kelompok untuk klien seperti pelaksanaan kegiatan morning meeting, seminar,
positf.
komunitas. Konsep yang digunakan dalam terapi komunitas yaitu selp help,
mutual help yaitu semua anggota komunitas bertanggung jawab untuk saling
Dalam terapi komunitas terdapat aspek yang dikenal dengan 4 struktur dan 5
32
pada Struktur melatih kemampuan emosi dan psikologis sehingga berkaitan
dengan nilai tasawuf Sabar. Kedua, pada Pilar kelompok sebaya berpengaruh pada
Al-Taubah, Wara dan Zuhud. Ketiga, pada Pilar jadwal kegiatan dan keimanan
yang yang dilakukan oleh klien penyalahguna narkoba yaitu salat 5 waktu, ngaji,
puasa, zikir dan tausiyah kegamaan. Kegiatan yang dilakukan oleh klien
perilaku yang baik. Kegiatan harian dirancang secara padat untuk membuat para
perilaku klien penyalahguna narkoba. Dampak positif dari kegiatan spiritual yaitu
klien mampu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah dan meninggalkan
kebiasaan buruk dan mengisi waktu dengan kegiatan keagamaan yang bertujuan
narkoba.
33
Bagan Kerangka Berpikir
Pendekatan Kekeluargaan
Sabar
Melatih Kemampuan Emosi dan
Psikologis
Kelompok Sebaya Al-Taubah
Tawakal
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
(2007) penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang
alamiah dan peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi (Prasanti, 2018). Sedangkan menurut Bogdan dan
Taylor (1975) penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
berbagai persoalan yang ada di masyarakat dan mengungkap makna yang terkandung di
dalamnya. Pendekatan fenomemologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan fokus pada
fenomena yang akan diteliti dan melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku objek
(Barlain, 2016). Penelitian dengan tema nilai-nilai tasawuf dalam terapi komunitas
tasawuf dalam terapi komunitas di Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa Surakarta yang terletak
Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah konselor di Yayasan Cahaya Kusuma
Bangsa. Berikut adalah sumber data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Sumber Primer
35
Sumber primer adalah data yang diambil langsung dari tempat penelitian. Terdapat dua
sumber data primer dalam penelitian ini. Pertama, Dian Harfriansa selaku terapis atau
konseling dalam pelaksanaan terapi komunitas. Kedua, klien penyalahguna narkoba Yayasan
1 Mengikuti seluruh rangkaian terapi komunitas, yaitu sebanyak 7 kali dalam seminggu
sampling. Menurut Sugiyono (2008) sampel purposive sampling yaitu teknik pengambilan
2017). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara mengambil sampel dari terapi
komunitas yang ada di Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa untuk mendapatkan data yang
2. Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah sumber-sumber yang berkaitan dengan tema yang diteliti dan
a. Wawancara
Wawancara adalah alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan penelitian dengan cara tanya
36
jawab antara pewawancara dengan informan tanpa menggunakan pedoman (guide).
Wawancara ini akan dilakukan di Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa. Narasumbernya adalah
(pengurus sekaligus konselor terapi komunitas di tempat tersebut). Teknik penelitian yang
digunakan berupaya menggali informasi yang mendalam tentang topik penelitian yang
diteliti. Tujuan dilakukan wawancara ini adalah untuk menggali data agar dapat menemukan
b. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan disertai
percatatan-percatatan terhadap keadaan perilaku objek sasaran. Observasi ini dilakukan untuk
mengamati proses terapi komunitas yang ada di Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa. Tujuan
dilakukan observasi adalah untuk mempermudah peneliti dalam menggali nilai-nilai tasawuf
2. Mengamati fasilitas yang ada di tempat Rehabilitasi Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa
c. Dokumentasi
Teknik dalam dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui foto, vidio, rekaman dan
tulisan. Peneliti akan melakukan dokumentasi agar dapat memperkuat bukti penelitian di
Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa. Dokumentasi ini dapat memperkuat data yang diperoleh
C. Keabsahan Data
37
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan penelitian yang dilakukan benar-benar
merupakan penelitian ilmiah. Keabsahan data pada penelitian kualitatif diantaranya yaitu uji
(transferability) dan uji konfirmabilitas (konfirmability) (Mekarisce, 2020). Berikut ini adalah
1. Tringulasi
Tringulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang dapat dilakukan peneliti saat
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara mendapatkan data yang absah
pemahaman peneliti terhadap data dan fakta (Kasiyan, 2015). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data. Tringulasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam tringulasi pemeriksaan
kembali pada data dilakukan dengan tiga cara, yaitu tringulasi sumber, tringulasi metode dan
tringuasi waktu.
2. Member Checking
Member Checking adalah proses pengecekan data kepada sumber data. Tujuan member
checking yaitu agar informasi yang diperoleh dalam laporan penelitian memiliki kesesuaian
dengan apa yang dimaksudkan oleh informan (Mekarisce, 2020). Peneliti menggunakan
teknik membe cheeking untuk memastikan kembali kebenaran dari analisis peneliti tentang
D. Analisis Data
Teknis analisis data dipilih karena sumber data yang terkumpul dalam penelitian ini
berasal dari hasil wawancara untuk dianalisis. Menurut teknik analisis data yang disarankan
oleh Stevick (1971), Colaizzi (1973), dan Keen (1975) setiap langkah dalam melakukan
38
analisis data harus sesuai dengan urutan yang telah ditentukan oleh (Moustakas, 1994).
Terdapat beberapa tahap dalam pemikiran Stevick (1971), Colaizzi (1973), dan Keen (1975)
sebagai berikut :
Pada tahap awal hasil wawancara dan observasi yang sudah ditranskip ke dalam tulisan
mulai dideskripsikan dan dipilih hanya pernyataan-pernyataan subjek yang relevan dengan
topik penelitian. Transkipsi berfungsi untuk menemukan pemahaman atau pengalaman yang
2. Tahap Horizonalisasi
Pada tahap ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan pengalaman individu dengan
pernyataan-pernyataan tersebut. Mengahpus pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan
pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan. Pertanyaan yang tersisa
atau Tema)
unit makna. Unit-unit tema dibentuk dengan tujuan memperoleh makna tematis dari beberapa
Pada tahap deskripsi tekstural peneliti memfokuskan pada pengalaman apa yang
39
Pada tahap deskripsi struktural peneliti mendeskripsikan pengalaman multikultural
yang dimiliki oleh partisipan. Proses deskripsi struktural berdasarkan setting, yaitu meliputi
membandingkan makna dan esensi fenomena masing-masing subjek dari beberapa aspek
40
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, E. I., & Ulfiyati, N. S. (2015). Tasawuf dan Kesalehan Sosial ( Keterpaduan antara
Nilai-Nilai Individu dan Sosial ). Syria Studies, 7(1), 37–72. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/548173
090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal/Civil
wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-
asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625
Ardani, I., & Cahyani, H. S. H. (2019). Efektivitas Metode Therapeutic Community Dalam
Pencegahan Relapse Korban Penyalahguna Napza Di Panti Sosial Pamardi Putra Galih
Pakuan Bogor Tahun 2017. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 22(3), 184–191.
https://doi.org/10.22435/hsr.v22i3.1281
Arif Khoirudin. (2016). Peran Tasawuf Dalam Kehidupan Masyarakat Modern. 27, 113–133.
Asnawiyah. (2014). Maqam dan Ahwal: Makna dan Hakikatnya dalam Pendakian Menuju
Tuhan. Substantia, 16(1), 79–86.
Azhar, A., Fikri, K. N. S., Siregar, V. A., & Apriyanto, M. (2020). PENCEGAHAN,
PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP
NARKOBA (P4GN) pada PESANTREN. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(3), 2463–2468.
Barlain, E. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. In Ikapi Press (Vol. 59,
pp. 387–400).
41
Dacholfany, M. I. (2015). Pendidikan Tasawuf di Pondok Modern Darussalam Gontor.
Nidzam, 4(2), 29–42.
Fahrudin. (2014). Tasawuf Upaya Tazkiyatun Nafsi Sebagai Jalan Mendekatkan Diri Kepada
Tuhan. Jurnal Pendidikan Agama Islam - Ta’lim, 12(2), 127–145. Retrieved from
http://jurnal.upi.edu/file/03_Tasawuf_Upaya_Tazkiyatun_Nafsi_-_Fahrudin.pdf
Gani, A. (2019). Urgency education morals of sufism in millennial era. Journal for the
Education of Gifted Young Scientists, 7(3), 499–513.
https://doi.org/10.17478/jegys.603574
Gani, S. (2013). Therapeutic Community (TC) pada Residen Penyalah Guna Narkoba di
Panti Social Marsudiputra Dharmapala Inderalaya Sumatera Selatan. Jurnal Konseling
Dan Pendidikan, 1(1), 54. https://doi.org/10.29210/11000
Hafied. (2015). Rehabilitasi Sebagai Upaya Depenalisasi Bagi Pecandu Narkotika. Jurnal
Ilmiah, 20. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/35561-ID-
rehabilitasi-sebagai-upaya-depenalisasi-bagi-pecandu-narkotika.pdf
Kasiyan. (2015). Kesalahan Implementasi Teknik Triangulasi Pada Uji Validitas Data Skripsi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fbs Uny. Imaji, 13(1), 1–12.
https://doi.org/10.21831/imaji.v13i1.4044
Lackner, N., Unterrainer, H. F., & Neubauer, A. C. (2013). Differences in Big Five
Personality Traits Between Alcohol and Polydrug Abusers: Implications for Treatment
in the Therapeutic Community. International Journal of Mental Health and Addiction,
11(6), 682–692. https://doi.org/10.1007/s11469-013-9445-2
Leon, G. De. (2000). The Therapeutic Community (B. B. Trocco, ed.). Springer Publishing
Company, Inc.
42
Masyhuri. (2012). Prinsip-Prinsip Tazkiyah Al-Nafs Dalam Islam Dan Hubungannya Dengan
Kesehatan Mental. Jurnal Pemikiran Islam, 37(2), 95–102.
Mukhsin, R., Mappigau, P., & Tenriawaru, A. N. (2017). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
Terhadap Daya Tahan Hidup Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pengolahan Hasil
Perikanan di Kota Makassar. Jurnal Analisis, 6(2), 188–193. Retrieved from
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ef79bd330d16ba9fda32510e0a581953.pdf
Pradana, D. A., Amelia, D., Shavera, F., & Purnamasari, O. (2019). Sosialisasi Jenis Dan
Bahaya Narkoba Bagi Kesehatan Pada Ikatan Pemuda Waru Rw 05 Pamulang Barat,
Tangerang Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ,
(September), 82. Retrieved from
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat/article/view/5397
Rahmi, T. N., Raudhoh, S., & Fitri, A. D. (2020). Harga Diri Mantan Pecandu Narkoba Yang
Bekerja Di Pusat Rehabilitasi “X” Jambi: the Self-Esteem of Ex-Drug Addicts Working
At the …. Jurnal Psikologi Jambi, 0(02), 9–16. Retrieved from https://online-
journal.unja.ac.id/jpj/article/view/12635
43
Wulanjaya, N. R. (2013). IMPLEMENTASI METODE THERAPEUTIC COMMUNITY
(Dalam Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Sosial Bagi Korban Penyalahguna NAPZA di
PSPP Yogyakarta Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu
Kesejahteraan Sosial, 02(01), 1–22. Retrieved from http://digilib.uin-suka.ac.id/13935/
Yasin, N., & Sutiah. (2020). Penerapan Nilai-nilai Tasawuf dalam Pembinaan Akhlak Santri
pada Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang. Al-Musannif: Journal of Islamic
Education and Teacher Training (Al-Musannif: Jurnal Pendidikan Islam Dan
Keguruan), 2(1), 49–68.
Yuli W, Y., & Winanti, A. (2019). Upaya Rehabilitasi Terhadap Pecandu Narkotika Dalam
Perspektif Hukum Pidana. ADIL: Jurnal Hukum, 10(1).
https://doi.org/10.33476/ajl.v10i1.1069
44