Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Rumah Tangga
Disusun oleh:
Kelompok 3
Aulia Khaerunnisa
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah KIMIA RUMAH TANGGA yang berjudul
“Dampak Penggunaan Zat Adiktif bagi Tubuh Manusia”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Dampak
Penggunaan Zat Adiktif bagi Tubuh Manusia.” ini dapat memberikan manfaat dan
inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BEL
1.2. RUMUSAN
1.3. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
2.2.
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULA
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Zat adiktif merupakan zat-zat yang terkandung dalam obat-obatan. Adiktif
berarti obat-obatan khusus yang dapat membuat seseorang menjadi kecanduan
atau “adiksi” secara fisik maupun psikhis terhadap obat tertentu. Selain itu ada
juga obat-obatan psikoaktif yang merupakan jenis obat yang dapat
mempengaruhi fungsi otak dan susunan saraf seseorang, sehingga berdampak
pada mood serta perilaku. Narkoba merupakan jenis obat yang termasuk obat-
obatan psikoaktif, karena berdampak pada perubahan jalan pikiran dan
susunan syaraf pusat seseorang. Dalam Peratutan Pemerintah RI Nomor 109
Tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa
produk tembakau bagi kesehatan, Zat Adiktif adalah bahan yang
menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang membahayakan kesehatan
dengan ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis,
keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam
mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan
tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat
menyebabkan keadaan gejala putus zat.
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah serius yang harus segera di
atasi oleh semua pihak di Indonesia. Permasalahan ini menjadi tanggung
jawab semua kalangan, karena narkoba tidak akan bisa diatasi penyebaran dan
penyalahgunaanya jika hanya bertumpu pada kekuatan Negara. Di sekitar kita
saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang sangat berbahaya bagi tubuh dan
menjadi masalah bagi umat manusia di berbagai belahan bumi. Salah satunya
dikenal dengan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau
istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai Narkoba (Narkotika dan Obat
Berbahaya). Seiring dengan perkembangan zaman narkoba hanya dipakai
secara terbatas oleh beberapa komunitas di berbagai negara. Obat-obatan ini
digunakan untuk tujuan pengobatan, diresepkan para dokter meskipun sudah
diketahui efek sampingnya. Kemudian kasus ketergantungan meningkat
sesudah ditemukannya morphine (1804) yang diresepkan sebagai anestetik,
digunakan luas pada waktu perang di abad ke-19 hingga sekarang dan
penyalahgunaan narkoba di berbagai negara menjadi sulit untuk dikendalikan
hingga saat ini (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Menurut penelitian (Asrina, ashari & Ikhtiar, 2020), Hasil penelitian ini
tidak lepas dari karakteristik responden. Karena dilihat dari status responden
sebagai siswa dan memasuki usia remaja karena umur dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Johariyah dan Mariati, 2019). Menurut WHO (World
Health Organization) yang dikatakan remaja adalah usia 10-19 tahun tetapi
berdasarkan penggolongan usia remaja terbagi atas masa remaja awal yaitu
usia 10-13 tahun, masa remaja tengah 14-16 tahun dan masa remaja akhir 17-
19 tahun. Siswa dalam penelitian ini adalah mayoritas umur 17 tahun yaitu 21
orang (70%), kemudian 18 tahun yaitu 7 orang (23,3%) dan 16 tahun 2 orang
(6,7%). Sementara jumlah siswa dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 18 orang
(60%) dan perempuan 12 orang (40%). Berdasarkan kategori umur itulah yang
mendukung hasil penelitian karena usia siswa adalah usia yang tergolong
masih muda dan lebih cepat menangkap informasi sehingga mudah diberikan
pengarahan (Asrina, ashari & Ikhtiar, 2020).
Rehabilitasi sosial adalah kegiatan pemulihan terpadu, baik fisik, mental
dan sosial agar mantan pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi
sosial dalam kehidupan masyarakat. Bentuk kegiatan berupa motivasi dan
intervensi psiko-sosial, bimbingan mental spiritual dan bimbingan jasmani,
bimbingan resosialisasi, pelatihan vokasional dasar dan kewirausahaan,
perawatan dan pengasuhan bagi klien anak, perempuan dan disabilitas, dan
evaluasi berkala dan rujukan. Pasca rehabilitasi merupakan tahap selanjutnya
adalah program lanjutan yang diberikan kepada klien, yaitu mantan pecandu
atau korban penyalahgunaan narkotika yang telah menyelesaikan rehabilitasi
medis dan/atau rehabilitasi sosial, guna mempertahankan kepulihan (tidak
kambuh). Merupakan bagian yang terintegrasi dan tidak terpisahkan dari
rehabilitasi medis dan sosial, dalam upaya pemulihan ketergantungan
narkotika. Diperlukan program pasca rehabilitasi karena adiksi merupakan
penyakit kronis dan mudah kambuh (relapse). Penyebab kambuh adalah tidak
mampu menghadapi trigger, tidak produktif/tidak memiliki pekerjaan, tidak
mendapatkan dukungan sosial (BNN, 2018).
Dua dasawarsa terakhir, penggunaan dan pengedaran narkoba atau zat
adiktif secara illegal di seluruh dunia menunjukkan peningkatan tajam serta
mewabah merasuki semua bangsa dan ummat yang meminta korban. Dampak
yang ditimbulkan dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (NAPZA) tersebut tidak hanya merusak kondisi fisik dan mental si
korban, tetapi juga dapat berkaitan dengan masalah sosial dan ekonomi,
bahkan penyakit yang lain seperti HIV/AIDS. Kondisi ini mengisyaratkan
perlunya pelayanan rehabilitasi yang komprehensif bagi korban NAPZA.
Dampak negatif penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkoba menimbulkan
beban biaya dari ekonomi (economic cost), biaya manusia (human cost) dan
biaya sosial (socialcost). Tidak ada jaminan pulih sepenuhnya.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dampak penggunaan zat adiktif bagi tubuh manusia.
2. Mengetahui kaitan zat adiktif dengan UU
BAB II
PEMBAHASAN