Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ZAT ADIKTIF

Oleh :

Kelompok 4

1. Adolfina Paerunan (PO713203191003)


2. Andi Wafiq Alfiyah Muthsyah Wahyudi (PO713203191002)
3. Andi Ersya Aulia (PO713203191006)
4. Andi Fhatima Khairunnisa (PO713203191007)
5. Halisa Hs Machmud (PO713203191014)
6. Mustasyifa Daud (PO713203191021)
7. Norma Oknita (PO713203191026)
8. Ribka Grasella Bungkahi (PO713203191037)
9. Rolandho Prasetya Adi Utama (PO713203191038)
10. Suci Maharini Syafrudi (PO713203191043)
11. Tri Anugra Saputra Sainal (PO713203191045)

PRODIDIPLOMA III

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas berkah,
hidayah, dan inayah-Nya, alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Zat Adiktif ” dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun  pedoman
bagi pembaca.

Kami ucapkan terimakasih kepada dosen dan teman – teman kelompok atas
kerja sama dan komunikasi yang baik.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi Zat Adiktif.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.


Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dan mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Makassar, 29 Juli 2021

Penyusun Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3


2.1 Pengerian Zat Adiktif .......................................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis dan Sumber Zat Adiktif ......................................................................3
2.3 Kategori Zat Adiktif Berdasarkan Efek
Kerja...........................................................................................................................10
2.4 Dampak Negatif Zat Adiktif Dan psikotropika ...................................................11
2.5 Sanksi Tindak pidana Psikotropika dan Zat Adiktif .......................................... 13
2.6 Upaya Solusi Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan
Psikotropika................................................................................................................15

BAB III PENUTUP .............................................................................................,.... 17


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat


jika masuk kedalam tubuh manusia akan mem engaruhi tubuh terutama otak/susunan
saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA (BNP Jabar, 2010). Masalah penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang populer
dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya)
merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan
secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan
peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
konsekuen dan konsisten.

Permasalahan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di


Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat komplek dan urgent, permasalahan ini
menjadi marak dalam kurun waktu satu dekade. Penyalahgunaan narkoba mempunyai
dampak yang mengancam masa depan dan kelangsungan hidup saja, tetapi juga masa
depan bangsa dan negara. Hingga saat ini tingat peredaran narkoba sudah merambah
bukan hanya di perkotaan saja tetapi sudah sampai ke pedesaan (Ricardo, 2012).
Perilaku menyimpang saat ini semakin meningkat dikalangan masyarakat,
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) jika
digunakan dalam waktu yang berkepanjangan dapat membahayakan kesehatan yang
berarti dapat merusak fisik dan mental dan juga dianggap sebagai pelanggaran
hukum.

NAPZA bukan hanya terdiri dari narkotika dan psikotropika, tetapi juga
terdapat Zat adiktif. Zat adiktif ini adalah suatu zat atau bahan yang sangat

1
berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika. Menurut Bagaskara (2013)
zat adiktif itu dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan jika digunakan
terus menerus, bukan hanya ketergantungan fisik tetapi ketergantungan psikologis
dan intensitas penggunaan zat adiktif merupakan frekuensi atau berapa kali
penggunaan itu berlangsung.

Zat adiktif yang digunakan terus menerus akan menyebabkan seseorang


mengalami intoksikasi, menurut Hogan (2015) intoksikasi pada alkohol mengacu
pada keadaan mabuk atau mabuk yang terlalu parah dan efek disebabkan oleh kimia
dari zat adiktif. Tanda-tanda intoksikasi dapat berupa bingung, tanda-tanda vital
meningkat, sesak nafas.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja jenis-jenis dan sumber zat adiktif?


2. Bagaimana dampak penggunaan zat zat adiktif terhadap tekstur bahan
makanan?
3. Bagaimana dampak penggunaan zat adiktif pada tubuh?
4. Bagaimana upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis dan sumber zat adiktif.


2. Untuk menganalisis dampak penggunaan zat adiktif terhadap tekstur bahan
makanan.
3. Untuk menganalisis dampak penggunaan zat adiktif bagi tubuh.
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zat Adiktif

Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat


menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang
panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat
yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai
menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika
menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 3
golongan, yaitu:

Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan
sindrom ketergantungan.

Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki
potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.

Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan.

2.2 Jenis-jenis dan Sumber Zat Adiktif

Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh
organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya

3
secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau
rasa sakit luar biasa. Zat adiktif dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu 1) zat adiktif
bukan narkotika dan psikotropika; 2) zat adiktif narkotika; dan 3) zat adiktif
psikotropika.

1. Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika

Zat adiktif jenis ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
mungkin juga sering kita konsumsi pada bahan makanan atau minuman yang
mengandung zat adiktif tersebut. Adapun yang termasuk dalam zat adiktif bukan
narkotika dan psikotropika, yaitu :

a. Kafein

Bagi kalian penggemar teh atau kopi, mungkin kalian sudah tahu tentang
kandungan kafein yang terdapat pada teh dan kopi. Teh yang mengandung kafein
membuat hampir sebagian besar dari kita menjadi terbiasa untuk mengkonsumsinya
setiap hari. Tetapi teh aman dan baik untuk dikonsumsi setiap hari dalam jumlah yang
wajar dan tidak berlebihan

Kopi dan teh yang mengandung kafein Sumber: blog.puali.com

Selain mengandung kafein, teh juga mengandung theine, teofilin, dan


teobromin dalam jumlah sedikit. Sementara itu, kopi memiliki kandungan kafein
yang lebih tinggi daripada teh. Kopi yang terbuat dari biji kopi yang disangrai dan
dihancurkan menjadi bubuk kopi umumnya dikonsumsi orang dengan tujuan agar
mereka tidak mengantuk sebab kafein dalam kopi dapat meningkatkan respons
kewaspadaan pada otak.

4
Oleh karena itu kopi tidak dianjurkan untuk diminum secara berlebihan.
Tetapi kopi juga memiliki sejumlah manfaat pada beberapa terapi kesehatan, seperti
mencegah penyakit Parkinson, kanker usus, kanker lambung, dan kanker paru-paru.
Untuk beberapa kasus tertentu, kopi juga dapat menjadi obat sakit kepala, tekanan
darah rendah, dan obesitas.

b. Nikotin

Nikotin terdapat dalam rokok yang dibuat dari daun tembakau melalui proses
tertentu dan dicampur dengan bunga cengkeh serta  beberapa macam bahan aroma.
Kandungan nikotin pada rokok inilah yang menyebabkan orang menjadi berkeinginan
untuk mengulang dan terus-menerus merokok. Selain mengandung nikotin, rokok
juga mengandung tar.

Rokok yang mengandung nikotin Sumber: poskotanews.com

Kita juga sudah mengetahui tentang bahaya rokok pada kesehatan, yaitu dapat
merugikan organ-organ tubuh bagian luar, seperti perubahan warna gigi dan kulit,
maupun organ tubuh bagian dalam yang dapat memicu kanker paru-  paru.

2. Zat adiktif narkotika

Narkotika merupkan zat adiktif yang sangat berbahaya dan penggunaaannya


dilarang diseluruh dunia. Penggunaan narkotika tidak akan memberikan efek positif.
Pada tubuh tetapi malah akan memberikan efek negative. Jika digunakan maka
penggunanya akan mengalami penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi bahkan menghilangan rasa nyeri, tetapi setelah itu penggunanya akan

5
merasa tergantung dan aka mengulangi secara terus menerus untuk menggunakan
narkotika yang memiliki banyak jenis ini. Jika sudh begini maka akan sulit untuk
lepas dari jerat narkotika yang hanya akan memberi siksaan pada penggunanya.

Narkotika hanya diperbolehkan dalam dunia medis yang biasanya digunankan


sebagai obat bius untuk orang yang akan di operasi, dan penggunaannyapun sesuai
prosedur yang telah ditentukan dalam standar kesehatan internasional. Jenis – jenis
narkotika ini misalya sabu, kopium, kokain, ganja, dan heroin, apetamine, dll. Karena
berbahayanya maka menyimpan salah satu dari jjenis narkotika tersebut akan
dikenaka hukuman yang sangat berat misalnya saja hukuman mati.

3. Zat adiktif psikotropika

Psikotropika merupakan zat atau obat baik alamiah maupun sintetis yang
bukan merupakan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif, berpengaruh selektif pada
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
seseorang.

Zat psikotropika dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf
pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara
berpikir, dan perubahan alam perasaan.

Psikotropika sendiri merupakan zat atau obat, baik itu yang alamiah ataupun
sintetik, tapi bukan narkotika yang berguna sebagai psikoaktif yang mempunyai
pengaruh selektif dalam susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan perubahan
khas aktivitas mental, serta perilaku. Hampir semua zat adiktif masuk dalam
psikotropika, namun tidak semua psikotropika dapat menyebabkan ketergantungan.
Beberapa yang termasuk golongan psikotropika adalah Sedative-Hipnotik,
Amfetamin, dan obat halusinogenik.

a. Sedatif-Hipnotik (Depresan)

6
Sedative-Hipnotik merupakan penekan susunan saraf pusat. Dalam dosis
kecill dapat mengatasi ansietas (perasaan cemas) sedangkan dalam jumlah besar
dapat menginduksi tidur. Contohnya antara lain : sedatin/pil BK, rohypnol, magadon,
valium dan mandrax (MX). Sedative- Hipnotik yang banyak disalah gunakan adalah
golongan Benzodiazepin yang dapat dikonsumsi secara oral (ditelan). Pengaruh
Sedative-Hipnotik terhadap

susunan saraf pusat bergantung pada dosis atau jumlah yang dipakai, dengan tingkat
pengaruh sebagai berikut :

1) Dalam jumlah kecil, menyebabkan rasa tenang, mengurangi ansietas, dan


terjadi pengendalian diri yang kurang terkontrol.
2) Dalam jumlah sedang menyebabkan mengantuk,menginduksi tidur dan
memperpanjang tidur.
3) Dalam dosis yang lebih banyak, menimbulkan efek anestesi, hilang kesadaran,
dan amnesia.

b. Amfetamin (Stimulan)

Amfetamin adalah suatu bahan sintetik (buatan) yang tergolong perangsang


susunan saraf. Ada tiga jenis amfetamin yaitu laevoamfeamin (benzedrin),
dekstroamfetamin (deksedrin), dan metilamfetamin (metedrin). Golongan amfetamin
yang banyak disalahgunakan adalah MDMA (3,4, metilan-di-oksi met- amfetamin)
atau lebih dikenal dengan ekstasi dan metamfetamin (shabu-shabu). Amfetamin dapat
dikonsumsi dengan cara ditelan, yang kemudian akan diabsorbsi seluruhnya ke dalam
darah. Pada penggunaan secara intravena dalam beberapa detik akan sampai di otak

c. Halusinogen

Halusinogen berpengaruh terhadap persepsi bagi penggunanya. Orang yang


mengkonsumsi obat tersebut akan menjadi orang yang sering berhalusinasi, misalnya

7
mereka mendengar atau merasakan sesuatu yang ternyata tidak ada. Pengaruh
halusinogen ini sangat bervariasi, sehingga sulit diramalkan bagaimana atau kapan
mereka mulai berhalusinasi. Halusinogen alami antara lain ganja, kecubung, meskalin
yang berasal dari kaktus Liphophora williamsii dan psilocybin yang berasal dari
jamur Psilocybe mexicana dan halusinogen sintetik antara lain adalah LSD (Lysergic
acid Diethylamide). Ganja akan menimbulkan halusinogen bila pada dosis yang
tinggi.

Zat Adiktif lainnya :

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psiko aktif
diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh


menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
mansuia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan
dengan narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu
dalam tubuh manusia. Alkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan
gangguan jantung dan otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat
janis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya. Ada 3 golongan
minuman beralkohol :

 Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).

 Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )

 Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny


Walker ).

2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan
adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, lem uhu, racun serangga, Bensin.

8
Inhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita seperti gangguan pada
fungsi jantung, otak, dan lever. Efek lain dari penggunaan yang salah pada
tubuh manusia adalah dapat menimbulkan infeksi emboli.

3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di


masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian
rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

A. Pengertian Psikotropika

Menurut Undang-undang RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, bahwa


psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika
meliputi: Extacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang tidur, obat anti depresi dan anti
psikosis.

Psikotropika merupakan zat (biasanya dalam bentuk tablet) yang


mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di
dalam sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Psikoaktiva adalah
semua zat yang mempunyai komposisi kimiawi dan berpengaruh pada otak hingga
dapat menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, kesadaran.

B. Macam-macam Psikotropika

Berdasarkan fungsinya obat psikotropika dibedakan menjadi tiga yaitu obat stimulan,
obat depresan, dan obat halusinogen:

1. Obat stimulan ( obat perangsang ) adalah obat yang merangsang system


saraf sehingga orang yang merasakan lebih pecaya diri dan selalu waspada
contoh obat ini adalah, kafein nikotin.

9
2. Obat depresan ( obat penenang ) adalah obat yang dapat menekan system
saraf sehingga pemakaiannya merasa ngantuk dan tingkat kesadarannya
turun. Contoh obat jenis ini adalah alcohol dan barbiturate

3. Obat halusinogen adalah obat yang dapat membelokkan pikiran


pemakaiannya Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam
psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan
ketergantungan. Berikut ini termasuk ke dalam golongan psikotropika
yang tidak membuat kecanduan, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
dan amfetamin. Penyalahgunaan kedua golongan psikotropika ini sudah
meluas di dunia.

2.3 Kategori zat adiktif berdasarkan efek kerja

1) Merangsang Sistem Syaraf Pusat

Yaitu jenis NAPZA yang mampu memacu kerja jantung, memompa paru-paru
dengan lebih giat dan mengaktifkan berbagai hormone transmitter di dalam otak
sehingga menyebabkan rasa segar dan bersemangat.

2) Menekan Sistem Syaraf Pusat

Yaitu jenis NAPZA yang mampu memperlambat jantung dan denyut nadi,
memperlambat kerja paru-paru dan mengurangi transmitter pada otak sehingga
menyebabkan rasa mengantuk atau rasa tenang.

3) Mengacaukan Sistem Syaraf Pusat (Halusinasi)

Yaitu jenis NAPZA yang mampu mempengaruhi kerja susunan saraf pusat, otak dan
tulang belakang, sehingga mampu menyebabkan halusinasi, melihat dan merasakan
realitas palsu.

 Kategori Zat Adiktif Berdasarkan Cara Penggunaan


a. Dimasukan dalam mulut/diminum (Oral)

10
b. Disuntikan ke dalam tubuh (Injeksi)
c. Diletakan di dalam luka (biasanya luka sayatan yang sengaja dibuat)
d. Dihisap (sniffed)/dihirup (inhaled)
e. Dimasukan melalui anus (Insersi anal)

 Kategori Zat Adiktif Berdasarkan Berdasarkan Bentuk


a. Cairan
b. Pasta
c. Pil/kapsul
d. Kristal/blok
e. Bubuk
f. Gas
g. Lapisan kertas (impregnated paper)

2.4 Dampak negatif zat adiktif dan psikotropika

A. Dampak kesehatan

Dampak kesehatan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika.

1. Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat ini


mengandung racun yang berbahaya.
2. Mengakibatkan kanker.
3. Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
4. Penurunan daya ingat.
5. kerusakan hati/kanker hati
6. menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
7. Menimbulkan semangat.
8. Merasa waktu berjalan lambat.
9. Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
10. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.

11
11. Menimbulkan euphoria.
12. Mual,muntah,sulit buang air besar.
13. Kebingungan (konfusi).
14. Pingsan dan jantung berdebar-debar.
15. Gelisah dan berubah suasana hati.
16. Denyut nadi melambat.
17. Tekanan darah menurun.
18. Otot-otot menjadi lemah.
19. Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
20. Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
21. Banyak bicara.
22. Gangguan kebiasaan tidur.
23. Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
24. Tekanan darah meningkat.

B. Dampak sosial

Dampak sosial yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan zat adiktif dan
psikotropika oleh manusia.

1. Susah dalam bersosialisasi.


2. Tidak percaya diri.
3. Sulit pengendalian diri.
4. Susah menyambung pembicaraan.
5. Berpikiran negatif pada diri sendiri.
6. Bergembira secara berlebihan.
7. Lebih banyak berdiam diri.
8. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial. keluarga akan malu
besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.

12
9. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau
perguruan tinggi alias DO / drop out.
10. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan
gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
11. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani
kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
12. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir
batin..
13. Mendorong pemakainya untuk melakukan tindak kriminal karena harganya
mahal dan sudah ketergantungan terhadap obat itu,sehingga pemakai akan
memaksakan diri untuk mengkonsumsi obat itu.

C. Dampak Ekonomi

Berikut ini beberapa dampak dalam bidang ekonomi akibat dari penggunaan zat
adiktif dan zat psikotropika oleh manusia.

1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan


kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Masalah keuangan. Obat-obatan yang dikonsumsi biasanya mahal.Namun,
bila sudah kecanduan maka pengguna akan melakukan apa saja untuk
mendapatkannya. Mereka bisa menjual barang pribadi atau mengambil milik
orang lain dan keluarga.
3. Pemakai tidak akan dapat menabung dan memenuhi kebutuhan pokoknya
sebagai manusia biasa,karena pemakai akan lebih mementingkan obat itu
daripada kebutuhan pokoknya.

2.5 Sanksi Tindak Pidana Psikotropika dan Zat Adiktif

Pengedar,produsen,dan pengguna zat adiktif dan psikotropika akan mendapatkan


sanksi sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.Hukumannya telah diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia dan hukum negara.

13
1. UNDANG-UNDANG No.8 TAHUN 1996 TENTANG RATIFIKASI
Convention On Psichotropic Substances 1971 (Konvensi Tentang
Psikotropika 1971)
2. UNDANG-UNDANGUNDANG-UNDANG 23 TAHUN 1992 TENTANG
KESEHATAN.
3. 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA.
4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN No. 124/MENKES/Pen/II/ 1993,
TANGGAL 8 PEBRUARI 1993 TENTANG OBAT KERAS

Pokok-Pokok Sanksi Hukum Narkotika

 Menggunakan untuk diri sendiri atau terhadap orang lain dikenakan ancaman
pidana mulai dari maksimal 15 tahun minimal 2 tahun dan denda maksimal 5
milyar minimal 25 juta (pasal 78).
 Memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan atau menguasai
narkotika golongan II ancaman pidana mulai dari maksimal 12 tahun minimal
5 tahun dan denda maksimal 3 milyar – minimal 100 juta (pasal 79).
 Memproduksi, Mengolah, Mengekstraksi, Mengkonversi, Merakit Atau
Menyediakan Narkotika Golongan I, Golongan II Dan Golongan III
Dikenakan Ancaman Pidana Mulai Dari Maksimal Pidana Mati Minimal 4
Tahun Dan Denda Maksimal 7 Milyar Minimal 200 Juta (Pasal 80).
 Mengimport, mengeksport, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual,
membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau
menukar narkotika golongan I, atau golongan II atau golongan III dikenakan
ancaman pidana mulai dari maksimal pidana mati minimal 4 tahun dan denda
maksimal 7 milyar minimal 200 juta (pasal 82).
 Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika
golongan I, atau golongan II atau golongan III dikenakan ancaman pidana
mulai dari maksimal 20 tahun minimal 5 tahun dan denda maksimal 750 juta
minimal 250 juta (pasal 84).

14
 Menggunakan narkotika golongan I bagi diri sendiri , atau golongan II atau
golongan III dikenakan ancaman pidana mulai dari maksimal 5 tahun minimal
2 tahun (pasal 85).

2.6 Upaya Solusi Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika

Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan
peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

1. Peran Anggota Keluarga

Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota
keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan
remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat
tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing
anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan
inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari
menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari
lingkungan di luar rumah.

2. Peran Anggota Masyarakat

Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap


anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang. Selain itu,
kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang
berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.

3. Peran Sekolah

Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa tentang bahaya
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan orang
lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak

15
sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di lingkungan
sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang
terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.

4. Peran Pemerintah

Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan


psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di
samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan
penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera
bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Zat adiktif dan psikotropika itu terdiri dari berbagai jenis dan golongan.Setiap
penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan mendapat dampak bagi kehidupan dan
kesehatan.Untuk kesehatan tubuh,penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan
merusak beberapa fungsi organ dan mempengaruhi lancarnya kegiatan system
organ.Untuk kehidupan,berdampak pada sosial dan ekonomi.

Sedangkan untuk produsen,pengguna,dan pengedar zat adiktif dan


psikotropika akan mendapat sanksi hukum sesuai dengan hukum yang berlaku.Untuk
di negara kita akan diberi sanksi yang sudah diatur dalam undang-undang dan
peraturan hukum Negara Republik Indonesia.

3.2 Saran

Berikut beberapa saran yang dapat digunakan untuk menghindari zat adiktif
dan psikotropika antara lain :

1. Hindari para pengguna zat ini supaya kita tidak terpengaruh untuk
menggunakannya.

2. Selalu berpikir positif meskipun dalam keadaan yang genting atau pada saat
mengalami kegagalan dan putus asa.

3. Jangan pernah berpikir bahwa menggunakan zat adiktif dan psikotropika


adalah salah satu jalan keluar dari masalah supaya masalah dapat
terselesaikan,padahal itu merupakan jalan buntu dan akan memberikan masalah.

17
4. Gunakan motto hidup yang positif.

5. Berpikir untuk mencapai masa depan yang cemerlang.

6. Jalani hidup dengan hal-hal yang positif dan menyenangkan.

7. Selesaikan masalah dengan hati yang tenang dan pikiran yang dingin agar
tidak mengarah pada arah yang negatif.

8. Ikuti seminar atau penyuluhan mengenai zat adiktif dan psikotropika.

9. Terapkan hidup untuk menjauhi zat adiktif dan psikotropika.

10. Gunakan waktu kosong untuk hal-hal positif.

18
Daftar Pustaka
Andini, Widya Citra. (2018).  Zat tambahan pada makanan cepat saji, dan efeknya
bagi kesehatan.. Jakarta: Dokter sehat.

Dian N.F.2008. Rumus Kimia Kantong Kimia SMP .Yogyakarta:Penerbit Pustaka


Widyatama.

Ika Kurniawati Y. 2009. Mengenal Zat Adiktif Makanan. Jakarta: Sinar Cemerlang.

Kemendikbud. 2014.  Ilmu Pengentahuan Alam  SMP/MTs Kelas VIII Semester 2


Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang.Jakarta: Kemdikbud

Ramlawati. (2016).  Zat aditif dan adiktif serta sifat bahan dan
pemanfaatannya.Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.Jakarta:
Kemendikbud: Jakarta.

Sarwono. Sarlito.2013. Psikologi Remaja. Jakarta:Rajawali Pers. Susanti.

Dini. 2008. Pelajaran IPS-Geografi. Bandung: Yrama Widya.

Tandjung, H.S.J., 1987, Ancaman Keracunan oleh Adanya Bahan-Bahan Tambahan


di dalam Makanan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Yandri A.S 2006.  Zat aditif kimia pangan, Jurusan Kimia FMIPA. Lampung:
Universitas Lampung.

19

Anda mungkin juga menyukai