ZAT ADIKTIF
Dosen Pengampu: Betzy Ayu Omega Rompean, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“Kimia Rumah Tangga” dengan lancar. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sebagai suri tauladan yang baik
dimuka bumi.
Penulis menyadari, makalah ini tidak mungkin terwujud apabila tidak ada
bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini izinkan penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Betzy Ayu Omega Rompean, M.Pd selaku Dosen Pengampu mata Kimia
Rumah Tangga.
2. Dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat-Nya dan membalas semua amal
kebaikan mereka. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang
hati. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya,
Aamiin.
Makassar, 11 April 2023
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Definisi Zat Adiktif.............................................................................................3
B. Jenis-jenis Zat Adiktif.........................................................................................4
C. Contoh Kasus Zat Adiktif....................................................................................6
D. Dampak Penyalahgunaan Zat Adiktif.................................................................6
E. Cara Penanggulangan..........................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Berbahaya (Narkoba) di kalangan
siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang marak saat ini (CNN Indonesia.com, 2019) serta meningkat setiap tahunnya
(BNN.go.id, 2019) secara langsung mengancam masa depan siswa sebagai
generasi muda pelanjut tongkat estafet pembangunan bangsa dan negara di masa
yang akan datang. Penyalahgunaan narkoba oleh siswa tersebut telah mencapai
situasi yang mengkhawatirkan sehingga menjadi persoalan yang mendesak. Pada
umumnya, korban penyalahgunaan narkoba yang paling mudah dipengaruhi
adalah kaum remaja, salah satunya pelajar di tingkat SMP. Hal ini dikarenakan
siswa SMP adalah individu yang termasuk dalam kategori remaja yang keadaan
emosinya penuh dengan guncangan jiwa sebagai akibat dari peralihan masa
kanak-kanak ke masa dewasa.
Penyalahgunaan zat adiktif oleh para remaja, khususnya mereka yang berstatus
sebagai pelajar merupakan masalah serius yang harus memperoleh perhatian
khusus dari pihak sekolah, karena penyalahgunaan zat adiktif tersebut merupakan
gerbang tol keterlibatan siswa dalam penyalahgunaan narkoba kelak. Oleh karena
itu, sangat penting bagi siswa untuk diberikan bimbingan agar semangat
mengeksplorasi diri serta lingkungannya yang terwujud dalam rasa ingin tahu
yang tinggi tersebut dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif
dan produktif (Silondae, 2020).
Penyalahgunaan zat adiktif di kalangan pelajar apabila tidak ditangani dengan
tepat dapat menimbulkan dampak yang sangat serius terhadap korban baik pada
kondisi kesehatan jasmani maupun kondisi psikis. Perubahan psikis sering
menimbulkan kendala hubungan sosial bagi penyalahgunaan zat adiktif dalam
keluarga maupun masyarakat umum di sekitarnya. Seorang yang telah mengalami
kecanduan terhadap zat adiktif tidak akan hidup normal layaknya anggota
masyarakat lainnya. Mereka biasanya memunyai tingkah laku yang aneh dan
menciptakan ketergantungan fisik dan psikologis pada tingkatan yang berbeda.
iii
4
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah, yaitu:
1. Mengetahui definisi zat adiktif.
2. Mengetahui jenis-jenis definisi zat adiktif.
3. Memahami contoh kasus dari zat adiktif dan cara penanggulangan.
4. Memahami dampak penyalahgunaan zat adiktif.
5. Memahami cara penanggulangan zat adiktif.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Zat Adiktif
NAPZA merupakat sebuah istilah yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Dalam Undang-undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa NAPZA adalah bahan atau zat yang
dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku)
serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis. Berdasarkan undang-
undang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komponen utama dalam NAPZA
adalah 3 (tiga) hal yakni Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Narkotika diartikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik itu sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan menyebabkan ketergantungan.
Psikotropika diartikan sebagai jenis narkotika yang dapat memberikan pengaruh pada
pikiran, emosi, dan perilaku. Sedangkan zat adiktif lainnya adalah jenis zat selain
narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan
pada penggunanya (Silondae, 2020).
B. Jenis-jenis Zat Adiktif (NAPZA)
Komponen utama dalam NAPZA adalah 3 (tiga) hal yakni Narkotika,
Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
a. Narkotika
a. Narkotika golongan I, adalah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
heroin, kokain, ganja.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan,
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin,
petidin, turunan garam dalam golongan tertentu.
4
diminum, dihirup maupun dalam bentuk padat yang dimakan/ telan serta
dikonsumsi dengan berbagai macam cara. Beberapa zat adiktif yang saat ini
lazim diketahui masyarakat antara lain: alkohol, nikotin serta beberapa obat
yang mengandung zat yang jika dikonsumsi secara berlebih dapat memberikan
efek fly. Adapun jenis-jenis zat adiktif secara ringkasnya, yakni:
a. Alkohol
(Mengandung etanol ethile3 alcohol) yang berpengaruh menekan susunan
saraf pusat, dan sering merupakan kebiasaan dalam kehidupan masyarakat
tertentu. Minuman beralkohol digolongkan dalam;
1. Golongan A; kadar etanol 1-5% (Bir)
2. Golongan B; kadar etanol 5-20% (Lonang, Wine)
3. Golongan C; kadar etanol di atas 20% (Whisky, Contreu, Vodka, Manson
House, Black Label, Benson)
b. Inhalasi (Gas yang dihirup)dan Solven (Zat Pelarut) sepeti: Lem, Tinner,
Pengahapus cat kuku, bensin.
c. Tembakau (Tar, Nikotin)
d. Kopi (Caffein)
C. Contoh Kasus
Sumber: Kompas.com
4
Sebuah unggahan yang menceritakan mengenai efek kecubung viral di media sosial
Twitter, Minggu (25/9/2022). Unggahan tersebut diunggah oleh akun @kangrekom.
Unggahan berisi berbagai cerita orang tentang efek kecubung ini disukai lebih dari
20.800 pengguna dan di-retweet lebih dari 4.431 kali. Beragam komentar muncul
terkait unggahan ini. Sejumlah akun yang lain menceritakan efek yang ia temui dari
kecubung bukan seperti unggahan viral, tetapi menurutnya justru seperti orang
keracunan.
Tanaman kecubung efek dan bahayanya Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menjelaskan, kecubung memiliki nama latin
Datura metel. Tanaman ini menurutnya masuk dalam keluarga Solanaceae (terung-
terungan). “Kecubung adalah tanaman yang banyak dijumpai pada wilayah beriklim
sedang dan tropis, termasuk Indonesia,” kata Zullies dihubungi Kompas.com, Senin
(26/9/2022). Ia menjelaskan, kecubung merupakan tanaman yang mengandung
senyawa alkaloid yang cukup poten atau toksik bernama skopolamin, hyosciamin,
dan atropine. Di mana senyawa-senyawa tersebut tergolong sebagai senyawa
antikolinergik. “Alkaloid dalam kecubung dapat menyebabkan efek delirium/tidak
sadar, sedasi/penenang, dan halusinasi yang sangat nyata, di samping efek samping
fisik yang sangat tidak nyaman dan disforia,” ujar Zullies.
Penggunaan yang berlebihan menurutnya bisa berbahaya karena akan terjadi efek
psikoaktif pada sistem saraf pusat dengan gejala-gejala yang mengarah ke arah
psikotik, termasuk gejala keracunan lain karena adanya penekanan pada syaraf
kolinergik/parasimpatis. Selain itu, menurutnya, kecubung juga bisa menyebabkan
kematian. “Ya bisa (menyebabkan kematian) kalau overdosis,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan
Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania juga mengatakan hal serupa. Ia
menegaskan, kecubung merupakan tanaman beracun. “Nama latin kecubung adalah
Datura metel (famili Solanaceae), merupakan tanaman yang beracun, namun sering
dimanfaatkan sebagai antijamur, antibakteri, antikanker, antiinflamasi,
antirheumatoid, obat bius, antitusif, bronkodilator, halusinogen, hingga pestisida
alami (bioinsektisida, herbisida),” ujar Inggrid dihubungi Kompas.com, Selasa
(27/9/2022). Ia menjelaskan, kecubung mengandung flavonoid, fenol, tannin,
saponin, dan steroid/terpenoid sebagai fitokonstituen utama.
Racun dari tanaman kecubung, menurutnya, diakibatkan kandungan dari zat atropin
dan skopolamin. Ia menegaskan ,semua bagian tanaman kecubung tak boleh untuk
dimakan langsung karena tanaman ini memiliki sifat halusinogen, narkotik, dan
psikoaktif. Ia menjelaskan, tanaman ini bahkan diremas dan ditempelkan di dahi saja
bisa menimbulkan efek tak diinginkan. Gejala keracunan akibat kecubung di
antaranya adalah mulut kering, sembelit, mata sensitif terhadap cahaya, dan sakit
mata. Ia juga menambahkan, kecubung bisa mengakibatkan masalah mental dan
perilaku yang permanen, bahkan hingga kematian. “Bisa mengakibatkan permanent
mental and behavioral problems serta kematian,” ujarnya.
maupun narkotika tentu akan membawa dampak terhadap tubuh manusia. Akibat
yang paling fatal adalah kematian. Berikut adalah beberapa dampak penggunaan
narkoba di antaranya sebagai berikut:
a. Dampak Fisik seperti: 1) gangguan pada jantung dan pembuluh darah. 2)
gangguan pada traktur urinarius, 3) gangguan pada otak dan tulang, 4)
gangguan pada endrokrin, 5) gangguan pada kulit, 6) gangguan pada sistem
saraf, 7) gangguan pada sistem pencernaan 8) over dosis dan 9) dampak
terhadap otak.
dari pada keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan,
tertular penyakit bila sharing needle, tertangkap polisi dan lain-lain.
E. Cara Penanggulangan
a. Razia
b. Point Sanksi
4
Sanksi Pemberian poin ini mengacu pada salah satu konsep pembentukan
disiplin siswa yakni sistem poin sanksi. Metode pembentukan disiplin ini adalah
dengan memberikan berbagai macam poin terhadap pelanggaran yang dilakukan
dimana sedikit banyaknya poin sanksi yang didapat merujuk pada ringan atau
beratnya pelanggaran yang diberikan.
c. Konferensi Kasus
Tujuan konferensi kasus secara khusus antara lain: (1) untuk mendapatkan suatu
konsesus dari para ahli dalam menafsirkan data atau informasi yang cukup
memadai dan komprehensif tentang siswa atau kasus guna memudahkan
pengambilan keputusan, (2) menetapkan cara yang terbaik untuk menangani
kasus, (3) sebagai langkah awal dalam penetapan rujukan (referral) bila
dibutuhkan bntuan di luar kemampuan dan tanggungjawab konselor dan, (4)
adanya koordinasi dalam penanggulangan masalah oleh berbagai pihak yang
berkepentingan (Sukardi, 2010).
d. Sanksi
DAFTAR PUSTAKA
Awet Sandi, S. K. M. (2016). Narkoba dari Tapal Batas Negara. Mujahidin Press
Bandung.
Kompas.com. (2022). Unggahan Viral Efek Makan Kecubung, Jangan Anggap Lucu,
Bahayanya!.https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/27/103000865/ungg
ahan-viral-efek-makan-kecubung-jangan-anggap-lucu-ini-bahayanya?
page=all
Permendikbud Nomor 111 tashun 2014 tentang BK pada Pendidikan dasar dan
Pendidikan Menengah.