Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

PEMERIKSAAN Trichomonas vaginalis PADA URINE


SUAMI ISTRI

OLEH :

BESSE NURFADILLAH

NIM.PO.71.3.203.19.1.011

PRODI D.III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021
Judul : Pemeriksaan Trichomonas vaginalis Pada Urine Suami Istri

Hari/Tanggal : Rabu, 16 Juni 2021

Nama : Besse Nurfadillah

Nim : PO713203191011

Mata Kuliah : Parasitologi

Dosen Pembimbing : 1. Mursalim, S.Pd., M.Kes

2. Rafika, S.Si., M.Kes

3. Yaumil Fachni Tandjungbulu, S.ST.,M.Si

4. Alfin Resya Virgiawan, S.ST.,M.Si

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan melihat ada atau tidaknya Trichomonas vaginalis pada
urine suami istri.

B. Dasar Teori
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa protozoa patogenik yang biasanya
dijumpai di traktus genitournaria manusia yang terinfeksi. Ditularkan melalui
hubungan seksual, yang dapat menyebabkan vaginitis pada wanita dan urethritis non-
gonococcal pada pria. Diperkirakan lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia
terinfeksi parasite ini. Oleh karena ituk, Trichomonas vaginalis menjadi sangat
menarik untuk dipelajari, apalagi telah dilakukan studi yang mengiikasikan bahwa
infeksi Trichmonas vaginalis meningkatkan transmisi Human Immunodeficiency
Virus (HIV) atau dapat mngakibatkan keganasan pada serviks. (Alonemisery, 2011).
Protozoa ini berbentuk oval, panjang 4-32 µm dan lebar 2,4-14,4 µm,
memiliki flagella dan undulating membrane yang panjangnya hanya setengah panjang
tubuhnya. Intinya berbentuk oval dan terletak di bagian atas tubuhnya, di belakang
inti terdapat blepharoblast sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai
bebas dan melengkung di ujungnya sebagai alat geraknya yang “maju-mundur’.
Flagella kelima melekat ke undulating membrane dan menjuntai ke belakang
sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini. Sitoplasma terdiri dari suatu struktur
yang befungsi seperti tulang yang disebut sebagai axostyle. (Evan Hamsafir, 2010).
Untuk hidup dan berkembang biak, Trichomonas vaginalis membutuhkan
kondisi lingkungan yang konstan dengan temperature sekitar 35-37˚c, Ph antara 4,9
dan 7,5 dan sangat baik pertumbuhannya pada ph sekitar 5,5 dan 6. Sangat sensitive
terhadap tekanan osmotic dan kelembaban lingkungan. Protozoa ini akan cepat mati
bila diletakkan di air atau dikeringkan. (Anonym, 2010).

C. Alat dan Bahan


 Alat :Objek Glass
Deck glass
Centrifuge
Beaker glass
Batang pengaduk
Pipet Pasteur
Mikroskop
Tabung centrifuge
 Bahan : Sample urine suami istri

D. Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memindahkan urine dari pot penampung kedalam tabung untuk dicentrifuge
dengan kecepatan 3000 rpm/5 menit
3. Setelah dicentifuge buang supernatannya
4. Dengan memakai pipet Pasteur , tetaskan hingga endapan bercampur (dengan
cara menghisap dan mengeluarkan)
5. Menuangkan 1 tetes endapan yang homogen pada objek glass kemudian tutup
6. Melakukan pengamatan dibawah mikroskope dengan perbesaran 10x untuk
mencari lapang pandang dan perbsaran 40x untuk mencari telur cacing yang
ada pada sampel tinja tersebut.
7. Mendokumentasikan dan mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja hasil
praktikum

E. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Keterangan

Tidak ditemukan adanya Trichomonas


vaginalis pada sampel urine suami istri.

F. Pembahasan
Pada Praktikum yang telah dilakukan, tidak ditemukan Tricomonas vaginalis,
hanya terdapat kotoran dari sampel urine setiap lapang pandang.
Tricomonas vaginalis menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang
sudah terkena penyakit ini. Tricomoniasis menyerang (uretra) saluran kemih pada
pria, namun biasanya tanpa gejala, sedangkan pada wanita, tricomoniasis lebih sering
menyerang vagina. Resiko untuk terkena penyakit ini tergantung aktivitas seksual
orang tersebut .
Pada wanita, yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut
maupun kronik. Pada kasus akut terlihat secret vagina kkeruh kental berwarna
kekuning-kuningan, kuning hijau, berbau tidak enak dan berbusa. Dinding vagina
tampak kemerahan dan sembab. Selain itu, didapatkan rasa gatal dan panas di vagina.
Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual mungkin juga merupakan keluhan utama
yang dirasakan penderita dengan trikomoniasis. Pasien dengan trikomoniasis dapat
juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut bagian bawah. Bila
secret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat paha atau sekitar bibir
vagina. Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan secret vagina biasanya tidak
berbusa.
G. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpukan bahwa pada
pemeriksaan Trichomonas vaginalis pada urine suami istri tidak ditemukan adanya
Trichomonas vaginalis yang berarti sampel tersebut negatif dan tidak terkontaminasi
oleh parasit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Alonemisery, 2011. Trikomoniasis

Anonym, 2009. Trichomoniasis

Evan Hamsafir, 2010. Diagnosis da Penatalaksanaan Penyakit Trikomoniasis

Anda mungkin juga menyukai