(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 2
Yang Diampuh Oleh dr. Edwina Rugaiah Manayo, M. Biomed)
DISUSUN
OLEH
Kelompok 2
Anggota
Sitti Nurcholisyah Isa (841416059) Srinangsi Ntango Modjo (841416053)
Meivita H. Paudi (841416038) Ulfa Imran Puti (841416061)
Nur Fitrah M. Z. Maksud (841416039) Wahyuni Adam (841416062)
Dinda Hardiyanti Tolago (841416040) Safitri Ahbabuna (841416063)
Novelia Hadjarati (841416043) Dea Nurfadilah Rahman (841416064)
Firawati Umar (841413075)
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
TRICHOMONAS VAGINALIS
Makalah ini berisikan tentang informasi penyakit yang di sebabkan oleh
trichomonas vaginalis atau yang lebih khususnya membahas faktor-faktor penularan
penyakit tertsebut. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
PENYUSUN
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang... 4
1.2 Rumusan Masalah.. 5
1.3 Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyebaran. 6
2.2 Taksonomi.. 7
2.3 Morfologi... 7
2.4 Habitat 7
2.5 Siklus Hidup... 8
2.6 Penyebab Penyakit. 9
2.7 Pencegahan 10
Daftar Pustaka12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Penyebaran Trichomonas vaginalis?
2. Apa Taksonomi Dari Trichomonas vaginalis?
3. Apa Morfologi Dari Trichomonas vaginalis?
4. Dimana Habitat Dari Trichomonas vaginalis?
5. Bagaimana Siklus Hidup Dari Trichomonas vaginalis?
6. Apa Penyebab Dari Penyakit Trichomonas vaginalis?
7. Bagaimana Cara Pencegahan Dari Trichomonas vaginalis?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa Mampu Mendeskripsikan Cara Penyebaran Trichomonas
vaginalis?
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Taksonomi Dari Trichomonas vaginalis?
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Morfologi Dari Trichomonas vaginalis?
4. Mahasiswa Mampu Menunjukkan Tempat Habitat Dari Trichomonas
vaginalis?
5. Mahasiswa Mampu Mendeskripsikan Siklus Hidup Dari Trichomonas
vaginalis?
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Penyebab Dari Penyakit Trichomonas
vaginalis?
7. Mahasiswa Mampu Mendeskripskan Cara Pencegahan Dari Trichomonas
vaginalis?
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyebaran
Trichomonas vaginalis yang di tularkan dengan jumlah cukup ke dalam
vagina dapat berkembang biak, bila flora bakteri, pH dan keadaan fisiologi vagina
sesuai. Setelah berkembang biak , terjadi degenerasi dan deskuamasi sel epitel
vagina. Di sekitar vagina tedapat sedikit leukosit dan parasit bercampur dengan sel
epitel. Sekret vagina mengalir keluar vagina dan menimbulkan gejala flour albus.
Setelah lewat stadium akut, gejala berkurang dan dapat reda sendiri. Pemeriksaan
in speculo, tampak kelainan berupa vaginitis, dinding vagina dan porsio tampak
merah meradang dan pada infeksi berat pendarahan-pendarahan kecil. Flour
tampak berkumpul di belakang porsio, encer atau sedikit kental pada infeksi
campuran, berwarna putih kekuning2an atau putih kelabu dan berbusa.
Keluhan lain: pruritus vagina atau vulva dan disuria (rasa pedih waktu
kencing) Infeksi dapat menjalar dan menyebabkan uretritis. Trikomoniasis pada laki-
laki yang diserang terutama urethra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium,
vesikula seminalis dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan
dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non gonore,
misalnya disuria, poliuria, dan secret urethra mukoid atau mukopurulen. Urin
biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik
gejalanya tidak khas; gatal pada urethra, disuria, dan urin
keruh pada pagi hari.
Menurut Jira, gejala trichomoniasis pada pria dapat dibagi menjadi 4 stadium,
yaitu :
1. Stadium akut primer, dijumpai eksudat urethtra.
2. Stadium sub-kronik, eksudat dijumpai sangat sedikit.
3. Stadium laten, gejala klinis tidak dijumpai.
4. Stadium kronik, yang dapat berlangsung sampai beberapa tahun.
6
2.2 Taksonomi
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa dari super-class
mastigophora (Diesing 1866), class zoomastigophora (calkins,1909), ordo
trichomonadinae (dengan genus trichomonas dan pentratrichomonas) dan
tritrichomonadinae.
2.3 Morfologi
Trichomonas vaginalis hanya memiliki bentuk tropozoit, berukuran
antara 15 - 20 x 10 , tidak berwarna dan bentuknya cuboid. Sitoplasmanya
bergranula, terletak di sekitar custa dan axostyle (kapak). Membran
bergelombang, berakhir pada pertengahan tubuh flagella bebas. Sitostoma
tidak nyata dan hanya mempunyai nukleus.
Intinya berbentuk oval dan terletak dibagian atas tubuhnya, dibelakang
inti terdapat blepharoblas sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang
menjuntai bebas dan melengkung, di ujungnya sebagai alat geraknya yang
maju-mundur. Flagella kelima melekat ke undulating membrane dan
menjuntai kebelakang sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini.
Sitoplasma terdiri dari suatu struktur yang berfungsi seperti tulang yang
disebut sebagai axostyle. Vakuola, partikel, bakteri, virus, ataupun leukosit
dan eritrosit (tetapi jarang) dapat ditemukan di dalam sitoplasma
Trichomonas vaginalis ini memperoleh makanan secara osmosis dan
fagositosis. Makanannya adalah kuman-kuman dari sel-sel vagina dan
leukosit.
2.4 Habitat
Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina
yang masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas
pergerakannya. Selain dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena
7
protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati, apalagi pada urine bisa terdapat
sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk membedakannya.
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina)
dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian
vulva dan cervic bisa mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang
menunjukkan tanda yang jelas, tetapi dapat pula terjadi uretritis dan
prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari hubungan seksual
dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.
8
Parasit ini mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama 5 hari pada
suhu 00C. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH < 4,9, (pH vagina 3,8 - 4,4)
dan tahan terhadap desinfektans dan antibiotik.
9
Penularan utama melalui hubungan sex
2.7 Pencegahan
Pencegahan infeksi yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis dapat
dilakukan dengan:
Penyuluhan dan pendidikan terhadap pasien dan masyarakat umumnya
tentang infeksi ini.
Diagnosis dan penanganan yang tepat pada pasangan penderita tricomoniasis.
Pemakaian kondom dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencegah
tertularnya pasangan seksual terhadap infeksi ini.
Tidak berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dan apabila
salah satu pasangan menderita tricomoniasis, maka sebaiknya pengobatan
diberikan kepada kedua orang pasangan tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogenik yang biasanya
dijumpai di traktus genitaourinaria manusia yang terinfeksi. Ditularkan
melalui hubungan seksual, yang dapat menyebabkan vaginitis pada wanita
dan uretritis non-gonococcoal pada pria.
Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina
yang masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas
pergerakannya. Selain dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena
protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati, apalagi pada urine bisa terdapat
sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk membedakannya.
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina)
dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian
vulva dan cervic bisa mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang
menunjukkan tanda yang jelas, tetapi dapat pula terjadi uretritis dan
prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari hubungan seksual
dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.
3.2 Saran
1) Hindari hubungan seksual secara bebas ataupun orang yang terinfeksi dengan
trichomonas serta menjaga kebersihan terutama di bagian alat reproduksi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12