Dosen Pengampu :
Ida Widaningsih, SSiT., MKM
Disusun Oleh :
Salifiyah Syafira Nurfajri Istiqomah
Sifa Fauziah Syauqiyah Shohwatul Islam
Siti Aisyah Tarsinah
Siti Halimah Teti Susanti
Siti Jahronah Tiara Agustin
Siti Julaeha Tri Handayani
Suciatur Rakhmawati Windasari
Sumiati Winna Walidah Amani Sharah
Susi Susanti
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………. 28
3.2 SARAN……………………………………………………………………………….. 28
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan mikroskop.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba
ataupun jasad renik. Saat ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu
pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan
bidang antariksa (Waluyo, 2009).
Dalam mikrobiologi, dibutuhkan suatu teknik khusus untuk mempelajari mikroorganisme. Di
laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat
mikroorganisme seperti bakteri diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan
mikroorganisme (Collyn and Lyne, 1987). Pengembangan media kultur bakteri memegang
peranan yang sangat penting di bidang mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu bakteri dan
menumbuhkanya dengan media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan mempelajari sifat suatu
bakteri.
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan dan penyebaran jasad
hidup yang termasuk mikroba (jasad renik, mikrobia, mikroorganisme).1Mikroorganisme dapat
menyebabkan bahaya, kerusakan dan bahkan merugikan bagi berbagai makhluk hidup, baik pada
manusia, hewan, serta tumbuhan karena dapat menimbulkan infeksi. Infeksi merupakan penyakit
yang dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya, baik infeksi yang disebabkan oleh
virus, jamur, maupun protozoa. 2 Infeksi terjadi bila parasit sanggup menyusup atau melalui batas
pertahanan inang dan hidup didalamnya.
Protozoologi adalah cabang biologi (dan mikrobiologi) yang mengkhususkan diri dalam
mempelajari kehidupan dan klasifikasi protozoa. Secara klasik, objek pengkajiannya adalah empat
kelompok besar protozoa: Amoeboidea, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa. Sekarang diketahui
bahwa keempat kelompok ini tidak banyak memiliki kemiripan secara genetik dan sering kali
dibahas secara terpisah.
Tricomonas vaginalis adalah protozoa parasite yang merupakan penyebab
trikomonisiasi,infeksi menular seksual ( IMS) yang penting diseluruh dunia. Penyakit ini banyak
dikaitkan dengan banyak komplikasi perinatal,infeksi saluran genitorinaria pada peria dan wanita.
Mencakup berbagai gejala yang berkisar dari keadaan peradangan dan iritasi parah dengan
keluarnya cairan berbau busuk yang berbusa hingga keadaan karier yang relative tanpa gejala.
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang telah
diketahui dapat menyebabkan cacat bawaan (kelainan kongenital) pada bayi dan keguguran
1
(abortus) pada ibu hamil.
Masalah umum yang dihadapi di bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar,
dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi, serta penyebaran penduduk yang belum merata, di
samping tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah, Keadaan ini semua dapat
menyebabkan terciptanya lingkungan fisik dan biologik yang tidak memadai, sehingga
memungkinkan berkembang biaknya vektor penyakit (Myrnawati, 2004).
Pelaksanaan pengendalian vektor yang perlu mendapatkan perhatian di lokasi pengungsi
adalah pengelolaan lingkungan, pengendalian dengan insektisida, serta pengawasan makanan dan
minuman (Kemenkes, 2011) Pengendalian vektor penyakit menjadi prioritas dalam upaya
pengendalian penyakit karena potensi untuk menularkan penyakit sangat besar seperti lalat,
nyamuk, tikus dan serangga lainnya (Kemenkes, 2011).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa protozoa ada yang tidak memiliki bentuk kista, sehingga penularan
terjadi secara langsung, misal ; Trichomonas vaginalis, Enrtamoeba gingivalis.
Protozoa termasuk organisme uniseluler sehingga semua kegiatan fisiologinya
dilakukan oleh sel tersebut. Ukurannya kecil sekali hanya beberapa mikron sampai
40 mikron, kecuali B. coli memiliki ukuran paling besar yaitu 70 mikron.
Bentuk sel bermacam - macam, ada yang berbentuk bulat, lonjong, simetris
bilateral atau tidak teratur. Sel protozoa terbagi dalam dua bagian besar ;
1. Inti sel, tersusun oleh membran inti, kariosom/anak inti/nuklelus, dan
kromatin.
2. Sitoplasma (cairan sel), terbagi menjadi Endoplasma (cairan bagian dalam
sel) dan Ektoplasma (cairan bagian luar yang tipis). Didalam endoplasma,
teradapat inti dan vakuola.
Sumber : Mahkotasains.com
P.
Penyakit
Phlebotominae Phlebotomus sergentiLutzomiaverucoru
virus
m
Virus blu
Ceratopogonidae Culicoides C. variipens
tongue
Penyk.
Tidur
C. tarsalisC.
Culicidae Culex filariasis
pipiensC.tritaenorinchus
Jap.encephal
.
Aedes A. aegypti Yelow fever Dengue
Sub fam:
Anopheles A.quadrimaculat usDsb Malaria
Anophelinae
Sub ordo:
Tabanidae Chrysops Chrysops sp Loa loa
Brachyera
Bacterispora
jamur telur
Muscidae Musca M. domestica
cacing cysta
protozoa
G. palpalisG.
Glossina Trypanosomiasis
fuscipesG. tachinoides
2. Acarisub I.Pacificus
Ixodidae (caplak Paralysi
ordo:metastigmat Ixodes I.Holocyclu
keras) s
a s
Haemophysalis H.cordeilus
D.
Dermacentor andersoniD.occidental ParalysisVirus
is
A.americanum
Amblyoma Tularemia
A.cayenense
Rhipicephalus R.apendiculatus
Boopphilus B.microplus Babesia
9
Argasidae Relapsing vefer
Ornithodoros O.hermisi O.savignyi
(caplak lunak) Gatal
Otobius O.megnini Gatal
Argas A.persicus
Sub ordo: D.foliculorum
Demodicidae Demodex Kutu rambut
Prostigmat a D.brevis
Astigmata Psoroptidae Chorioptes C.bovis
Sarcoptidae Sarcoptes S.scabei Zoonosis,gatal
3. Mallophag
a (kutu;lice) N.galinus
- NemacanthusMenopon
Sub fam: M.galinae
Amblycera
Ped.humanus tumatuma
Anoplura - PediculusPhthirus
Pht.pubis rambut
4. Hemiptera
Reduviidae Reduvius R.personatus Tryp.cruzi
(bug)
Triatominae Triatoma T.infestans Tryp.cruzi
5. Shiponopt
era (fleas; Pulicidae Pulex P. irritans Plague
pinjal)
P. simulans Yusticia pestis
Tungidae Tunga T.penetrans Gatal sang
Gejala T.V yaitu berkembang secara bertahap dalam waktu kira-kira satu bulan
setelah terjadinya paparan .Pada wanita T.v memberi dampak pada vagina, saluran
pembuangan urin atau uretra. Sedangkan pada peria T.v menyerang uretra,area penis seperti
kulup dan kelenjar prostat.
Pengobatan V.t dengan pemberian obat, salah satunya adalah metronidazole.obat
tersebut bisadikonsumsi sebanyak satu kali untuk dosis yang besar,bias juga sebanyak 2 kali
sehari untuk dosis yang lebih kecil selama kurang lebih 5 sampai 7 hari.
Komplikasi T.v pada wanita hamil mungkin akan mengalami seperti:
Melahirkan sebelum waktunya atau premature.
Melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah
Menularkan infeksi pada bayi saat melahirkan.
Pencegaha T.v ada beberapa upaya yang bias dilakukan antara lain :
2. Pada Pria
Penemuan secara langsung Trichomonas vaginalis dengan
menggunakan mikroskop sukar pada genitalia pria atau sampel urin. Sebagian
besar pria yang terinfeksi tidak mempunyai gejala. Bila bergejala kebanyakan
berupa tubuh uretra yang seperti susu dan sakit bila buang air kecil sehingga
20
memberikan gejala sebagai uretritis non gonore. Diagnosis dibuat
dengan menemukan organisme ini pada duh tubuh uretra dengan hapusan atau
kultur atau keduanya.
Trichomonas vaginalis menular melalui hubungan seksual meskipun
masih diperdebatkan. Trichomonas vaginalis dapat hidup pada obyek yang
basah selama 45 menit pada kloset duduk, kain lap pencuci badan, baju, air
mandidan cairan tubuh. Penularan perinatal terjadi kira-kira 5% dari ibu yang
terinfeksitetapi biasanya sembuh sendiri dengan metabolisme yang progresif
dari hormon ibu. Infeksi Trichomonas vaginalis mempunyai masa inkubasi
selama 4-21 hari
21
Hindari stress karena daya tahan tubuh bisa menurun dan dapat mengundang
infeksi.
Jangan lupa olahraga teratur agar kekebalan tubuh terjaga.
Sebagian besar tidak tampak secara kasat mata, namun demikian juga ditemukan
seperti gejala flu biasa tergantung strain virusnya, usia, dan derajat imunitas tubuh/daya tahan
tubuh.
1. pemeriksaan parasit secara langsung : rumit, tidak praktis, butuh waktu lama, mahal.
2. pemeriksaan antibodi spesifik Toxoplasma : IgG, IgM dan IgG affinity
IgM adalah antibodi yang pertama kali meningkat di darah bila terjadi infeksi
Toxoplasma. IgG adalah antibodi yang muncul setelah IgM dan biasanya akan menetap
seumur hidup pada orang yang terinfeksi atau pernah terinfeksi. IgG affinity adalah kekuatan
ikatan antara antibodi IgG dengan organisme penyebab infeksi.
ManfaatIgG affinity adalah pada keadaan IgG dan IgM positif diperlukan pemeriksaan
IgG avidity untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi, apakah sebelum atau pada saat hamil.
Infeksi yang terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi primer yang
terjadi pada saat ibu hamil yang berbahaya, khususnya pada Trimester I. Tes
toksoplasma yang perlu dilakukan idealnya :
1. Sebelum hamil tes IgG
2. Saat hamil, sedini mungkin (bila belum pernah atau hasil sebelumnya negatif) IgG dan
IgM Toxoplasma. Bila hasil negatif, diperlukan pemantauan setiap 3
bulan pada sisa kehamilan. Interpretasi datanya adalah :
a. bila IgG (-) dan IgM (+)
Kasus ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi. Harus diperiksa
kembali 3 minggu kemudian dilihat apakah IgG berubah jadi (+). Bila tidak berubah,
24
maka IgM tidak spesifik, yang bersangkutan tidak terinfeksi Toxoplasma.
b. bila IgG (-) dan IgM (-)
Belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi. Bila sedang hamil, perlu
dipantau setiap 3 bulan pada sisa kehamilan (dokter mengetahui kondisi dan
kebutuhan pemeriksaan anda). Lakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi
infeksi.
c. bila IgG (+) dan IgM (+)
Kemungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi
IgM nya masih terdeteksi (persisten = lambat hilang). Oleh sebab itu perlu dilakukan
tes IgG affinity langsung pada serum yang sama untuk memperkirakan kapan
infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah hamil.
d. bila IgG (+) dan IgM (-)
Pernah terinfeksi sebelumnya, bila pemeriksaan dilakukan pada awal kehamilan,
berarti infeksinya terjadi sudah lama (sebelum hamil) dan sekarang telah memiliki
kekebalan, untuk selanjutnya tidak perlu diperiksa lagi.
Bila ada pertimbangan lain, dokter anda akan meminta izin untuk pemeriksaan
lanjutan sesuai kebutuhan. Toksoplasma dapat ditegakkan dengan mengidentifikasi parasit di
sekresi jaringan, cairan tubuh atau adanya peninggian titer antibodi yang sangat tinggi sampai
delapan kali.
Biasanya tanda-tanda radang otak (encephalitis) dan serebral palsi berkembang dalam
beberapa hari sampai sebulan setelah bayi lahir (Kasper and Boothroyd, 1993. Risiko seorang
ibu hamil yang terinfeksi akut dengan toksoplasma menurunkan infeksi pada bayi bila tidak
segera mendapat pengobatan sangat variatif,. Pada kehamilan trimester pertama risiko
penurunan 25 %, trimester kedua 54 % dan 65 % pada trimester ketiga.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Trichomonas vaginalis pertama kali dideskripsikan oleh Alfred Donne pada tanggal 19
September 1836 pada saat Academy of Sciences di Paris. Pada saat itu dikatakan bahwa ia
menemukan suatu organisme yang disebutnya sebagai animalcules dari sekret segar vagina.
Trichomonas (biasanya disebut sebagai “trich”) adalah penyakit menular seksual yang paling
umum dapat disembuhkan di dunia. Penyakit ini juga merupakan salah satu dari tiga infeksi
vagina yang paling umum pada wanita. Sebagian besar pria yang terinfeksi tidak mempunyai
gejala. Bila bergejala kebanyakan berupa tubuh uretra yang seperti susu dan sakit bila buang air
kecil sehingga memberikan gejala sebagai uretritis non gonore.
3.2 SARAN
Penulis sadar dan mengetahui bahwasanya materi yang dibahas dalam isi makalah
masih terlalu sempit, namun penulis berharap bahwa hal tersebut tetap memberikan manfaat
dan referensi bagi pembaca. Karena itu untuk menyempurnakan tulisan dari makalah
selanjutnya, penulis mengharapkan saran yang membangun dari pembaca.
28
DAFTAR PUSTAKA
Pengganggu.2021.Yogyakarta: CV Mine
Hiswani. Toxoplasmosis penyakit zoonosis yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Universitas
Lopes FMR, Goncalves DD, Mitsuka-Bregano R, Freire RL, Navarro IT. Toxoplasmosis
gondii infection in pregnancy. The Brazillian Journal of Infectious Diseases. 2007; 11(
5 ):496-506
Bobak, Lowdermik, Jensen. Buku Ajar keperawatn maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC;2005
29