Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI PENGAJARAN

PENYALAHGUNAAN NAPZA

Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Oleh:

Kelompok 1

Silvi Gusria Sari 1711316003


Alrinal Oktaviandi 1711316005

Dosen Pembimbing:

Ns. Rika Sarfika, S.Kep. M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul
“Penyalahgunaan Napza” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknisi penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah, khususnya kepada Dosen kami yang telah membimbing dan memberi
petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.

Padang, 20 Oktober 2017

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang................................................................................. 1
B Rumusan Masalah............................................................................ 2
C Tujuan.............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian Napza............................................................................. 4
B Jenis-Jenis Napza............................................................................. 4
C Penyebab Penyalahgunaan Napza.................................................... 8
D Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza.............................................. 9
E Pengaruh Penyalahgunaan Napza.................................................... 10
F Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Napza..................................... 12
BAB III PENUTUP
A Kesimpulan...................................................................................... 14
B Saran................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari
masa kanak- kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO
(2007) adalah 12-24 tahun. Perubahan yang terjadi pada remaja hampir pada
semua aspek perkembangannya, yaitu meliputi perkembangan fisik, kognitif,
kepribadian, dan sosial (Gunarsa,2002).
Masa pertumbuhan atau masa remaja diwarnai dengan munculnya
karakteristik remaja yang disebut “krisis identitas”yaitu masa dimana
individu harus memutuskan siapa dia, apa yang dia lakukan dan apa yang
dilakukan dalam hidupnya. Akibatnya, remaja sangat peka terhadap stres,
frustasi, dan konflik, Karena remaja sedang mengalami pergolakan dalam
jiwanya untuk mencari jati diri (Star, 2010). Oleh karena itu remaja sangat
rentan sekali mengalami masalah psikososial. Salah satu masalah yang
merupakan bentuk kenakalan remaja adalah penyalahgunaan napza (Kartono,
2013).
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi
tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan,
ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. Istilah
NAPZA umumnya digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan yang
menitikberatkan pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik,
psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja
pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran
(Anggreni, 2015).
Undang-undang RI No.22 Tahun 1997 tentang narkotika, memberikan
pengertian bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan ketergant
ungan (adiktif).
Penyalahgunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif
(NAPZA) di kalangan remaja di Indonesia menjadi ancaman besar. Hasil
penelitian Kurniawaty (2012) menyatakan bahwa sebagian besar remaja mulai
menyalahgunakan NAPZA sejak berada pada tingkatan pendidikan SMP.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kurniawaty bahwa remaja mulai
menyalahgunakan NAPZA sejak SMP. Menurut Martono (2008)
menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab remaja menyalahgunakan
NAPZA adalah akibat pengaruh dan bujukan teman sebaya (peer group) serta
adanya tekanan atau ancaman dari teman.
Menurut WHO pengguna napza di dunia mencapai 190 juta orang.
Sementara pengguna napza di Indonesia cenderung mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Prevalensi penyalahgunaan napza menurut BNN dan
Puslitkes UI tahun 2009-2011 terjadi peningkata n yaitu 1,99% dari jumlah
penduduk, 2,21% dari jumlah penduduk, dan 2,25% dari jumlah penduduk .
Tahun 2015 diproyeksikan naik jadi 2,8 % (lima –enamjuta jiwa). Begitu juga
menurut Efendy (2009) bahwa kasus penyalahgunaan napza di Indonesia
meningkat rata-rata 28,9% per tahun. Di Indonesia diprediksi terdapat sekitar
1.365.000 kasus penyalahgunaan napza aktif dan data perkiraan estimasi
terakhir menyebutkan bahwa pengguna napza di Indonesia mencapai
5.000.000 jiwa. Prevalensi penyalahgunaan napza di Sumatera Barat tahun
2011 mencapai 1,94% dari jumlah penduduk yaitu 3.296.900 jiwa dan
Sumatera barat termasuk peringkat ke-11 di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian napza?
2. Apa jenis-jenis napza?
3. Apa saja faktor penyalahgunaan napza?
4. Bagaimana cirri-ciri pemakai napza?
5. Apa saja bahaya napza?
6. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan napza?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orangtua atau
remaja tentang napza.
2. Tujuan khusus
a. Untuk memahami pengertian tentang napza
b. Untuk dapat memahami tentang jenis-jenis napza
c. Untuk dapat memahami tentang faktor penyalahgunaan napza
d. Untuk dapat memahami tentang ciri-ciri pemakai napza
e. Untuk dapat memahami tentang bahaya napza
f. Untuk dapat memahami tentang pencegahan dan penanggulangan
napza
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Napza
Napza merupakan kepanjangan dari narkotika dan obat berbahaya
sering disebut juga (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya). Istilah
NAPZA umumnya digunakan oleh pihak kedokteran yang menitikberatkan
pada upaya penanggulangan dari segi kesehatan fisik, psikis, dan sosial (di
dalam Martaatmadja, 2007:1). Undang-undang RI No.22 Tahun 1997 tentang
narkotika, memberikan pengertian bahwa narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa,mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (adiktif).

B. Jenis-jenis Napza
a. Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika
dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu:
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
a. Kokain
Kokain merupakan alkaloid didapat ditanaman belukar
erythroxiloncoca berasal dari Amerika Serikat
Gejala :
a) Gelisah, nadi meningkat
b) Euforia /rasa gembira berlebihan
c) Banyak bicara & kewaspadaan meningkat
d) Kejang, tekanan darah meningkat
e) Berkeringan & mudah berkelahi
f) Penyumbatan pembuluh darah
g) Distosia (kekuatan otot leher)
b. Opium (Heroin, Morphin)
Jus dari bunga opium disiling untuk membuat (morfin,
kodein, heroin), opium beraboad digunakan sebagai penghilang
rasa sakit.
Gejala :
a) Perasaan tenang dan bahagia
b) Acuh tak acuh (apatis)
c) Malas bergerak
d) Mengantuk
e) Rasa mual
f) Bicara cadel
g) Pupil mengecil (lebar bila overdosis)
h) Gangguan perhatian /daya ingat
c. Ganja
Ganja merupakan pemicu psikosis, memicu dan
mencampur adukkan antara kecemasan dan depresi.
a) Rasa senang dan bahagia
b) Santai dan lemah
c) Acuh tak acuh
d) Mata merah
e) Nafsu makan meningkat
f) Mulut kering
g) Pengendalian dan konsentrasi berkurang
h) Depresi sering menguap /mengantuk
2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan, digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam
golongan tertentu.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam
pengobatan yang banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam
narkotika dalam golongan tertentu.
b. Psikotropika
Menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika yang dapat
dikelompokkan kedalam empat golongan:
1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi yang amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA,
ekstasi, LSD, ST
2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin,
sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).Amfetamin (habu,
estasy), Ecstasy /methylen dioxy methamphetamine /MDMA
mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas melampaui batas
maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri, selain itu juga dapat
mengakibatkan kekurangan cairan tubuh yang pada akhirnya
mengakibatkan kematian.
Gejala :
a) Kewaspadaan meningkat
b) Bergairah
c) Rasa senang & bergairah
d) Pupil mata melebar
e) Tekanan Darah meningkat, nadi meningkat
f) Susah tidur /insomnia
g) Hilang nafsu makan
3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan
flunitrasepam.
4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai
khasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam,
klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase,
nitrazepam (BK, DUM, MG).

c.  Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan penghantar untuk memasuki dunia
penyalahgunaan Narkoba. Pada mulanya seseorang nyicip zat adiktif ini
sebelum menjadi pecandu aktif. Zat adiktif yang akrab ditelinga
masyarakat ialah nikotin dalam rokok dan etanol dalam minuman
beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton, thiner
dan lain-lain.
Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung etanol
yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat
dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi,
maupun yang diproses dengan mencampur konsentrat dengan etanol atau
dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol.
Minuman alkohol dibagi menjadi 3 golongan sesuai dengan kadar
alkoholnya yaitu:
1. Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% -
5% Contoh : bir, greend sand.
2. Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5% -
20% Contoh : anggur kolesom.
3. Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20% -
55% Contoh : arak, wisky, vodka.
C. Penyebab Penyalahgunaan Napza
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri –
ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada

d. Kurang percaya diri

e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif

f. Murung, pemalu, pendiam

g. Merasa bosan dan jenuh

h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan

i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode

j. Identitas diri kabur

k. Kemampuan komunikasi yang rendah

l. Putus sekolah

m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.


2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi

d. Orang tua terlampau sibuk, acuh

e. Orang tua otoriter

f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya

g. Kurangnya kehidupan beragama.


Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan

c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk


mengembangkan diri secara kreatif dan positif

d. Adanya murid pengguna NAPZA.


Lingkungan Teman Sebaya :
a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :
a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang


kelak menjadi penyalahgunaan napza. Akan tetapi makin banyak faktor –
faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna
napza.
D. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza
1. Perubahan Fisik :
a. Pada saat menggunakan napza : jalan sempoyongan, bicara pelo
(cadel), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
b. Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung
dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
c. Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap
terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran
menurun.

d. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli


terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada
lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku :
a. Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
b. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk
di kelas atau tempat kerja.

c. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa


ijin.

d. Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar


bertemu dengan anggota keluarga yang lain.

e. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh
anggota keluarga yang lain.

f. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi


tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga
milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering
berurusan dengan polisi.

g. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,


bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
E. Pengaruh Penyalahgunaan Napza
Napza berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya.
Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan
cukup lama, Pengaruhnya :
1) Otak dan susunan saraf pusat :
a) gangguan daya ingat
b) gangguan perhatian / konsentrasi

c) gangguan bertindak rasional

d) gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi

e) gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja


f) gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
2) Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ).
pembengkakan paru ( Oedema Paru )
3) Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual.
4) Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna napza dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka
mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang
untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah :
kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna
NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat
angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS
menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui
tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.
5) Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
6) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum
suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
7) Komplikasi pada kehamilan :
a. Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
b. Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati

c. Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

Dampak Sosial :
1. Lingkungan Keluarga :
a. Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering
terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
b. Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.

c. Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak


tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.

d. Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah


atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan
keuangan.

e. Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat


untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.
2. Lingkungan Sekolah :
a. Merusak disiplin dan motivasi belajar.
b. Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.

c. Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman


sebaya.
3. Lingkungan Masyarakat :
a. Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari
pengguna / mangsanya.
b. Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa
yang telah menjadi ketergantungan.

c. Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,


pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.

d. Meningkatnya kecelakaan.

F. Upaya pencegahan penyalahgunaan napza


Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan napza
dan melakukan intervensi.
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai
resiko tinggi untuk menyalahgunakan napza, setelah itu melakukan
intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan napza.

Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang
dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
2.Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi
menggunakan napza.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan napza.

Yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pencegahan


penyalahgunaan napza :
1. Upaya terhadap siswa :
a. Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat
penyalahgunaan napza.
b. Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan napza di sekolah.
c. Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan
yang positif untuk tetap menghidari dari pemakaian napza dan
merokok.
d. Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa
( ekstrakurikuler ).
e. Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.Membantu siswa yang
telah menyalahgunakan napza untuk bisa menghentikannya.
f. Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari – hari.
2. Upaya untuk mencegah peredaran napza di sekolah :
a. Razia dengan cara sidak
b. Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan
sekolah
c. Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru
d. Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
e. Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan
pulang sekolah.
3. Upaya untuk membina lingkungan sekolah :
a. Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan
membina huibungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik.
b. Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah
c. Sikap keteladanan guru amat pentingMeningkatkan pengawasan
anak sejak masuk sampai pulang sekolah.

Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah


penyalahguanaan napza:
a. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga
masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama-
sama.
b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan
napza sehingga masyarakat dapat menyadarinya.

c. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan napza.

d. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan


pencegahan dan penanggulangan penyalahguanaan napza.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah penyalahguanaan narkoba / napza khususnya pada remaja
adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan
suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh napza sangatlah buruk, baik dari segi
kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan napza bukanlah menjadi tugas
dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya
pencegahan penyalahgunaan napza yang dilakukan sejak dini sangatlah baik,
tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.
Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah
besar bagi pencegahan penaggulangan terhadap napza.

B. Saran
Bagi remaja diharapkan dapat memahami konsep penyalahgunaan napza
agar bisa menghindari dan menjauhi napza karena efeknya sangat merugikan
bagi diri sendiri maupun orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

BNK Samarinda.2017. Faktor dan Akibat Narkoba”(Online),


(http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba.com
diakses tanggal 20 Oktober 2017, pukul 18.10 )
Hong, Tho Lai, dan Ho Peck Leng. 2001. Sains I (Diterjemahkan oleh
Purbodiningrat dan Geino U. Purbodiningrat). Jakarta; PT. Aqua Mandiri.
Martono, Lydia Harlina, dan Satya Joewana. 2006. Membantu Pemulihan
Pencandu Narkoba. Jakarta: Balai Pustaka (Persero).
Martono, Lydia Harlina, dan Satya Joewana. 2006. Pencegahan Dan
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta:
Balai Pustaka (Persero).
Nurpiadi. 2008. Penyalahgunaaan narkoba terhadap masa depan generasi muda.
Wanamukti (Karya ini tidak dipubllikasikan).
Tanjung, Ain.2004. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu
Permasyarakatan Anti Narkoba
Vyjanthimala, balakharishna. dkk. 2002. Eksplorasi Sains Jilid I. Jakarta:
Aquaperss.
Wikipedia. 2017.”Narkoba”(Online), ( http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba.com
diakses tanggal 20 Oktober 2017, pukul 17.30)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : PENYALAHGUNAAN NAPZA


Waktu Pertemuan : 45 menit
Tanggal : 25 Oktober 2017
Tempat : SMAN X PADANG
Sasaran : Remaja
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Presentator : Alrinal Oktafiandi

A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSI UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, remaja SMAN X
Padang mampu mengetahui mengetahui tentang bahaya penggunaan
napza
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan remaja
SMAN X Padang mampu:
a. Menyebutkan pengertian napza
b. Menyebutkan jenis-jenis napza
c. Menyebutkan faktor penyebab penyalahgunaan napza
d. Menyebutkan tanda dan gejala pengguna narkoba
e. Menjelaskan bahaya penyalahgunaan napza
f. Menyebutkan upaya pencegahan penyalahgunaan napza

B. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian napza
2. Jenis-jenis napza
3. Faktor penyebab penyalahgunaan napza
4. Tanda dan gejala pengguna napza
5. Bahaya penyalahgunaan napza
6. Upaya pencegahan penyalahgunaan napza
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Penyalahgunaan Napza
2. Sasaran : Siswa-siswi SMAN X Padang
3. Metode : Ceramah, tanya jawab
4. Media dan Alat : Infocus, reaflet
5. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal : Rabu/25 Oktoober 2017
b. Tempat : SMAN X Padang
c. Jam : 10.00 WIB – selesai
6. Setting Tempat

Keterangan :

= Presenter = Audien

= Moderator = Fasilitator

= Pembimbing = Observer

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA

1 5 menit Pembukaan

Mengucapkan salam Menjawab

Memperkenalkan diri Mendengarkan

Apersepsi Mengemukakan
pendapat

Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan


penyuluhan memperhatikan

2 30 menit Kegiatan Inti

Menjelaskan pengertian Memperhatikan


napza

Memberi kesempatan peserta Mengajukan


untuk bertanya pertanyaan

Memberi kesempatan peserta Mengemukakan


untuk menjawab pendapat

Memberi reinforcement Mendengarkan


positif

Menyebutkan jenis-jenis Memperhatikan


napza

Memberi kesempatan untuk Mengajukan


bertanya pertanyaan

Memberi kesempatan yang Mengajukan


lain untuk menjawab pendapat

Memberikan reinforcement Mendengarkan


positif

Menjelaskan faktor penyebab Memperhatikan


penyalahgunaan napza

Memberi kesempatan untuk Mengajukan


bertanya pertanyaan

Memberi kesempatan peserta Mengemukakan


lain untuk menjawab pendapat

Memberi reinforcement Mendengarkan


positif

Menyebutkan tanda dan Memperhatikan


gejala penyalahgunaan napza

Memberi kesempatan untuk Mengajukan


bertanya pertanyaan

Memberi kesempatan peserta Mengajukan


lain untuk menjawab pendapat

Memberi reinforcement Medengarkan


positif

Menyebutkan bahaya Mendengarkan


penyalahgunaan napza

Memberi kesempatan untuk Mengajukan


bertanya pertanyaan

Memberi kesempatan peserta Mengajukan


lain untuk menjawab pendapat

Memberi reinforcement Medengarkan


positif

Menyebutkan upaya mendengarkan


pencegahan penyalahgunaan
napza

Memberi kesempatan untuk Mengajukan


bertanya pertanyaan

Memberi kesempatan peserta Mengajukan


lain untuk menjawab pendapat

Memberi reinforcement Mendengarkan


positif

3 10 menit Penutup

Bersama peserta Bersama-sama


menyimpulkan apa yang menyimpulkan
telah di sampaikan

Evaluasi tentang Menjawab


penyalahgunaan napza pertanyaan

Melakukan terminasi Memperhatikan dan


mendengarkan

Memberikan salam untuk Menjawab salam


menutup pertemuan

E. URAIAN TUGAS
Pembimbing : Ns. Rika Sarfika, S.Kep. M.Kep
Persiapan 
a. Ketua    :     Alrinal Oktafiandi
Tugas :     Mengkoordinir acara
b. Moderator :     Silvi Gusria Sari
Tugas  : 1)  Membuka acara
                                         2)  Menyampaikan tujuan
                                         3)  Kontrak waktu pelaksanaan
                                        4)  Memimpin jalannya kegiatan
c. Presenter  :     Alrinal Oktafiandi
Tugas  :     1)  Memberikan penyuluhan
                                         2)  Mempraktekkan bahan penyulahan
d. Observer    :     Silvi Gusria Sari
Tugas   :     1)  Mengamati jalannya kegiatan
                                        2)  Menyimpulkan hasil kegiatan
e. Fasilitator      : Alrinal Oktafiandi   
Tugas   :     1)  Menfasilitasi jalannya kegiatan
                              
E.   Evaluasi Kegiatan
       1.  Evaluasi Struktur
a. 80 % remaja hadir
b. Tempat dan alat tersedia sesuai dengan acara
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
       2.  Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta berperan aktif dalam pertemuan
       3.  Evaluasi Hasil
a. Mahasiswa mampu menyebutkan pengertian sikat gigi
b. Mahasiswa mampu menyebutkan waktu sikat gigi yang tepat
c. Mahasiswa mampu menyebutkan alasan menyikat gigi
d. Mahasiswa mampu menyebutkan cara menyikat gigi yang baik dan
benar
e. Mahasiswa mampu menyebutkan akibat tidak menggosok
gigi                
f. Mahasiswa Mempraktikkan cara menyikat gigi yang baik benar

Anda mungkin juga menyukai