Anda di halaman 1dari 12

BERPIKIR KRITIS DALAM

PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Komponen Berpikir Kritis
• Pengetahuan dasar spesifik
• Pengalaman
• Kompetensi
• Sikap dalam berpikir kritis
Lima Model berpikir kritis
Gambaran berpikir dan mengklasifikasikan
menjadi 5 model disebut T.H.I.N.K. yaitu:
• Total Recall
• Habits (Kebiasaan)
• Inquiry (Penyelidikan/Menanyakan Keterangan)
• New Ideas and Creativity
• Knowing How You Think (Mengetahui apa yang
kamu pikirkan)
Setting Struktur Dalam Pengajaran
Selama tahun 1970-an dan 1980-an, Madeline
Hunter ,Barak Rosenshine  dan para peneliti lainya
mencoba untuk mengidentifikasi keefektifan tipe-tipe
struktur pembelajaran. mereka menyepakati struktur
pembelajaran efektif pada dasarnya mencakup
komponen :
A.Pendahuluan pembelajaran,
B.Penjelasan dan klarifikasi isi pembelajaran secara jelas,
C.Monitoring terhadap pemahaman anak,
D.Pemberian waktu untuk praktek/berlatih,
E.Fase penyimpulan dan penutupan pembelajaran,
F.Pendalaman secara terstruktur maupun mandiri
Next...
Review Herbart  dalam  Moedjiono ,
dkk.   mengemukakan lima langkah
 induksi  dalam  pembelajaran.  Kelima
 langkah  tersebut adalah berikut ini. 
1.Persiapan  
2.Penyajian.  
3.Komparasi  -  Abstraksi.
4.Generalisasi.
5.Penerapan.
Komponen Struktur Pengajaran
• Struktur Fisik
• Jadwal Harian
• Sistem Kerja Individual
• Rutinitas
• Struktur Visual
Aspek-Aspek Pengajaran Klinik
Pembelajaran Klinik adalah:
• Bentuk kegiatan pendidikan/ pengalaman
belajar untuk menumbuhkan serta membina
sikap dan ketrampila profesional keperawatan
peserta didik dengan lingkungan belajar pada
tatanan nyata.
• Bentuk program pendidikan untuk
mempersiapkan tenaga keperawatan profesional
khususnya di lapangan.
Supervisi Klinik
Pidarta (1999) menyatakan bahwa tujuan supervisi klinis
adalah memperbaiki perilaku pengajar dalam proses
pembelajaran, terutama yang kronis secara aspek demi aspek
dengan secara intensif, sehingga mereka dapat mengajar
dengan baik
Cagon (1973) menekankan aspek supervisi
klinik pada lima hal, yaitu
1. Proses supervisi klinik
2. Interaksi antara calon pengajar dalam mengajar
3. Performa calan pengajar dalam mengajar
4. Hubungan calon pengajar dengan supervisor, dan
5. Analisis data berdasarkan peristiwa aktual di kelas
Next....
tujuan supervisi klinik adalah menigkatkan pengajaran pengajar di
kelas. Tujuan ini dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih spesifik,
sebagai berikut,
1. Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap pengajar,
mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.
2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah
pengajaran.
3. Membantu pengajar mengembangkan ketrampilannya
menggunakan strategi pengajaran.
4. Mengevaluasi pengajar untuk kepentingan promosi jabatan dan
keputusan lainnya.
5. Membantu pengajar mengembangkan satu sikap positif terhadap
pengembangan profesional yang berkesinambungan.
Isu-isu Dalam Pengajaran Klinik
Isu yang berkembang adalah tentang syarat pengajar/pembimbing klinik. maka,
seorang pembimbing praktek klinik hendaknya memahami dengan baik tentang:
1. Tanggung jawab hukum dan etik (antara lain pasal 1365, 1366, 1367 KUH
Perdata). Bila terjadi kesalahan/kelalaian yang dilakukan peserta didik; secara
PIDANA: peserta didik sudah dewasa sehingga harus bertanggung jawab sendiri
atas kesalahan atau kelalaiannya, secara perdata, tanggung jawab bisa ada pada
pembimbing klinik atau rumah sakit.
2. Memahami manajemen risiko serta manajemen mutu asuhan di rumah sakit.
Penting untuk melaksanakan manajemen risiko yang proaktif dari pada yang
bersifat reaktif sesudah kejadian atau accident.
3. Mengerti kebijakan, protap, protokol, dan ketentuan yang berlaku di lahan
praktek.
4. Memahami perjanjian kerjasama antara pendidikan dan pelayanan
keperawatan.
 
1. Andriani. 2007. “Manajemen Pembelajaran Klinik”
http://repository.usu.ac.id/ diakses tanggal 17 September
2017
2. Doak, C.C., Doak, L.G., dan Root, J.H., 1996. Teaching
Patients With Low Literacy Skills. Lippincott Williams &
Wilkins.
3. Fisher, Simon, dkk. 2001. Mengelola Konflik: Ketrampilan &
Strategi Untuk Bertindak. The British Council. Jakarta
4. Paul R: Critical thinkins: what every persons needs to
survive in a rapidly changing world, Rohnert Park, CA,
1993. Foundation for Critical Thinking.

Anda mungkin juga menyukai