OLEH :
ALRINAL OKTAFIANDI
(1711316005)
DOSEN PEMBIMBING :
RENI PRIMA GUSTI, M.KEP, SP. KMB
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan
karunia-Nya jugalah tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa 1 yang berjudul
“Pemasangan Nasogatrik Tube (NGT) dan Penghitungan Insensible Water Loss (IWL)”
telah terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam proses pembuatan makalah ini, terutama dosen pembimbing Mata
Kuliah Keperawatan Dewasa 1, yang telah memberi materi ini kepada mahasiswa agar bisa
dibahas secara rinci dengan tujuan agar semua mahasiswa dapat memahami materi mata
kuliah ini.
Akhir kata, segala kritik, masukan dan saran demi kesempurnaan makalah ini kami
terima dengan semangat kebersamaan dan hati terbuka. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................... 1
BAB II ISI
A. Pemasangan NGT............................................................................. 3
1. Definisi Pemasangan NGT.......................................................... 3
2. Tujuan Pemasangan NGT............................................................ 3
3. Indikasi Pemasangan NGT.......................................................... 4
4. Kontra Indikasi Pemasangan NGT.............................................. 5
5. Tahapan Pemasangan NGT......................................................... 5
6. Indikasi Melepaskan NGT........................................................... 8
7. Komplikasi.................................................................................. 9
8. Perawatan NGT........................................................................... 10
9. Cara Irigasi NGT......................................................................... 11
B. Penghitungan cairan, Pengukuran Asupan dan Keluaran Cairan.....11
1. Proporsi Cairan Tubuh.................................................................12
2. Komponen Cairan........................................................................12
3. Pengaturan Volume Cairan Tubuh...............................................13
4. Metode Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit................14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................22
B. Saran.................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga
digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya
dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).
Untuk memenuhi kebutuhan pasien, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam
memasukan dan melakukan perawatan NGT adalah sangat dibutuhkan. Bagi anak-anak,
kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa kondisi seperti anomali anatomi jalan
makanan; oesophagus atau alat eliminasi, kelemahan reflek menelan, distress pernafasan
atau tidak sadarkan diri. Keselamatan adalah selalu menjadi perhatian, dimana kerjasama
perawat pasien dan keluarga sangat dibutuhkan dan pada sebagian anak terkadang agak
sedikit dipaksakan. Sebagai perawat profesional,harus berhati-hati dalam melaksanakan
tindakan serta memperhatikan keunikan variasi di dalam melaksanakan tindakan secara
aman dan nyaman. (WALLEY & WONG, 2000).
Keseimbangan cairan dalam tubuh tidak boleh dianggap sepele karena dapat
mengganggu vitalitas fungsional tubuh. Apabila tidak segera ditanggulangi maka akan
menyebabkan kematian. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional harus tanggap
dan cakap dalam mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Dalam beberapa hal bahwa perawat yang professional juga harus menguasai
bagaimana penghitungan balance cairan tubuh pasiennya. Seperti kondisi pasien gagal
ginjal, diare, demam berdarah dengue bahwa penghitungan belance cairan sangatlah perlu.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menghitung cairan yaitu masukan
cairan seperti minum secara langsung, melalui infus atau makanan dan buah-buahan yang
mengandung air. Dan haluaran cairan seperti urine, feces, dan keringat. Belance cairan ini
harus di hitung dalam waktu 24 jam. Dalam penghitungannya tidak sama untuk anak-anak
dan dewasa dengan tanpa kenaikan suhu tubuh ataupun dengan penyakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i mengetahui dan mampu cara pemasangan Nasogatrik Tube (NGT)
serta Penghitungan balance cairan atau Insesible Water Loss (IWL).
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/I mengetahui definisi pemasangan NGT
b. Mahasiswa/I mengetahui tujuan pemasangan dari NGT
c. Mahasiswa/I mengetahui indikasi dari pemasangan NGT
d. Mahasiswa/I mengetahui kontra indikasi dari pemasangan NGT
e. Mahasiswa/I mengetahui serta mampu melakukan pemasangan NGT
f. Mahasiswa/I mengetahui indikasi melepaskan NGT
g. Mahasiswa/I mengetahui komplikasi dari pemasangan NGT
h. Mahasiswa/I mengetahui bagaimana cara perawatan NGT
i. Mahasiswa/I mengetahui cara irigasi NGT
j. Mahasiswa/I mengetahui proporsi cairan tubuh manusia
k. Mahasiswa/I mengetahui komponen cairan tubuh manusia
l. Mahasiswa/I mengetahui pengaturan volume cairan tubuh
m. Mahasiswa/I mampu melakukan penghitungan cairan infus
n. Mahasiswa/I mampu melakukan penghitungan IWL secara umum maupun pada
anak-anak ataupun pada dewasa dengan tanpa kenaikan suhu tubuh.
BAB II
ISI
A. PEMASANGAN NGT
1. Definisi Pemasangan NGT
Melakukan pemasangan slang (tube) atau plastik lunak melalui nasofaring
kedalam lambung (Kusyati,Eni, dkk, 2003 :105). Slang mempunyai lumen pipa
yang memungkinkan baik pembuangan sekresi lambung dari dan memasukkan
larutan kedalam lambung.
Pemasangan pipa nasogastrik atau nasogastric tube (NGT) merupakan proses
pemasangan pipa melalui lubang hidung (nostril) turun ke nasofaring kemudian ke
lambung. Prosedur ini bermanfaat untuk tujuan diagnosis maupun terapi. Dan
indikasi yang sering yaitu untuk akses pemberian nutrisi bagi pasien yang tidak
mampu makan melalui mulut dan untuk mengevaluasi isi lambung bagi pasien
yang dicurigai mengalami perdarahan gastrointestinal.
Ada beberapa tipe-tipe NGT antara lain pipa Levin, pipa Salem sump, dan
pipa Moss, namun yang sering digunakan adalah pipa Levin. Pemasangan NGT
lebih dipilih karena lebih sederhana, aman, dan jarang menyebabkan trauma pada
pasien dibandingkan dengan pipa orogastrik. Meskipun demikian kemungkinan
terjadinya komplikasi yang serius seperti aspirasi isi lambung dapat terjadi.
Komplikasi ini dapat dicegah bila pasien koperatif, diposisikan secara benar, serta
persiapan peosedur dilakukan dengan baik serta observasi yang tepat selama
prosedur dilakukan dan memastikan posisi pipa sudah tepat. Selain itu teknik
melepaskan pipa yang benar juga dapat mengurangi terjadinya komplikasi berupa
trauma mukosa dan aspirasi.
2. Manajemen pasien
a) Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan, risiko, indikasi, dan
alternatif lain serta menyepakati sinyal yang akan digunakan bila pasien
ingin menghentikan segera tindakan saat dilakukan pemasangan NGT.
b) Jika menggunakan lokal anastesi untuk mengurangi rasa nyeri,
sampaikan kepada pasien kemungkinan efek samping yang timbul.2
c) Pada pasien agitasi disarankan untuk memberikan benzodiasepine dosis
rendah. Bila pasien tidak koperatif lakukan fiksasi tangan.2
3. Persiapan Prosedur Penyelamatan
Persiapan peralatan suction bila terjadi aspirasi, nasal packing untuk
epistaksis masif, serta intubasi endotrakeal jika terjadi aspirasi berat atau
hipoksia.
b. Prosedur
KOMPE CATATAN
URAIAN ATAU SISTEMATIKA
No TENSI UNTUK
TINDAKAN
K BK PERBAIKAN
A. Prainteraksi dan Orientasi
1. Salam terapeutik (senyum,
assalammualaikum, selamat pagi,
siang/sore, menanyakan kondisi pasien)
2. Memperkenalkan diri dan melakukan
validasi identitas pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan dan
kontrak waktu
4. Mengajak pasien atau keluarga kerja
sama dalam melakukan tindakan
5. Menjaga keamanan, kenyamanan dan
privasi pasien)
6. Kontrak waktu untuk persiapan alat :
a. Pipa lambung atau NGT dengan
ukuran sesuai kebutuhan
b. Pengalas
c. Handscoon
d. Gelas berisi air putih matang
e. Gelas berisi air hangat
f. Plester
g. Gunting
h. Stetoskop
i. Spuit 20-50 ml
j. Pembersih hidung dan mulut ( kasa
dan cottonbud)
k. Alat tulis
B. Fase Interaksi/Kerja
1. Mencuci tangan, pasang APD sesuai
kebutuhan
2. Atur posisi dalam keadaan nyaman
sesuai kebutuhan
3. Pasang pengalas di dada pasien
4. Dekatkan alat-alat dan near beken ke
sisi pipi pasien
5. Bersihkan mulut atau hidung dari
kotoran atau sekret
6. Pegang pipa lambung atau NGT bagian
ujung dengan tangan dominan, ukur
jarak batas rambut ke prosesus
xipiodius, beri tanda dengan tangan
non dominan.
7. Masukkan pipa lambung tambahan
melalui oral atau nasal, jika ada
tahanan jangan di paksakan sampai
pada batasnya.
8. Uji ketepatan masuknya pipa
a. Memasukkan pangkal pipa pada air
dalam gelas atau konm kecil
b. Menghisap cairan lambung
c. Mendengarkan dorongan udara
masuk lambung dengan
menggunakan stetoskop
9. Tutup pangkal pipa.
10. Fiksasi pipa lambung ke batang hidung
dan pada pipi dengan plester yang
sudah diberi tanda, tanggal
pemasangan.
11. Hitung jumlah residu lambung, buka
penutup pipa lambung sambungkan
dengan spuit (20 ml atau 50 ml) dan
masukkan cairan atau makanan sesuai
kebutuhan yang disiapkan.
12. Berikan bilasan kira-kira 5-10
ml/secukupnya untuk bilas pipa
lambung.
13. Rapikan pasien dan bereskan alat.
14. Lepaskan APD, cuci tangan
15. Dokumentasikan pemasangan NGT
C. Fase Terminasi
1. Katakan bahwa tindakan selesai
dilakukan, tanyakan respon pasien
setelah pemasangan NGT selesai
2. Ucapkan salam
f. Pneumonia aspirasi
Dapat terjadi akibat aspirasi isi lambung saat pasien muntah ini dapat
dicegah dengan memposisikan pasien dengan baik, bila perlu lakukan intubasi
bila saluran napas tidak lapang terutama pada pasien yang tidak sadar. Menelan
yang gentle dan cepat saat pemasangan NGT juga akan mengurangi sensasi
ingin muntah.
g. Pneumonitis
Dapat terjadi akibat pemberian makanan atau obat melalui pipa yang posisi
atau letaknya setinggi trakea.2 Selain itu cara mencegah terjadinya pneumonitis
yaitu dengan pemakaian lubrikan yang larut dalam air, karena akan diserap
dengan baik bila saat pemasangan NGT, pipa masuk ke dalam saluran
pernapasan dibandingkan dengan menggunakan lubrikan yang larut dalam
minyak.
h. Hipoksemia
Dapat terjadi akibat obstruksi saluran napas karena penempatan NGT yang
kurang tepat.
i. Pneumothorak
Dapat terjadi akibat injuri pulmoner setelah pemasangan NGT. Pada pasien
yang sebelumnya memiliki riwayat menelan bahan-bahan kimia kuat yang
bersifat iritatif curigai adanya abnormalitas pada esofagus, karenabila
dipaksakan melakukan pemasangan NGT akan beresiko penempatan NGT yang
salah berupa perforasi hipofaring atau perforasi esofagus. Sedangkan
komplikasi pemasangan pipa nasogastik jangka panjang dapat terjadi berupa
erosi mukosa hidung, sinusitis, esofagitis, esofagotrakeal fistula, ulkus
lambung, infeksi paru dan infeksi mulut.
Adapun peralatan yang diperlukan untuk perawatan NGT antara lain irigan
(normal saline), irigan kontainer, siring kateter 60 cc, peralatan suction, sikat serta
pasta gigi, jeli petrolium, plaster hipoalergenik, lubrikan larut air, stetoskop, linen.
2. Komponen Cairan
a. Cairan Nutrien
Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori dalam
bentuk karbohidrat, nitrogen, dan vitaminn yang penting untuk metabolisme.
Kalori Yng berada cairan dapat berkisar antara 200-1500 kalori perliter.
Cairan nutrien terdiri atas :
1) Karbohidrat dan air, contoh : dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert
sugar (½ dextrose dan ½ levulose)
2) Asam amino, contoh : amigen, amonosol, dan travamin
3) Lemak, contoh : lipomul dan liposyn.
b. Pengeluaran Cairan
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan
cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. Jumlah air
yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine), sebanyak
±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini juga dihubungkan dengan
banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan pengeluaran
air melalui ginjal mudah diukur, dan sering dilakukan dalam praktik klinis.
Pengeluaran cairan dapat pula dilakukan melalui kulit (berupa keringat) dan
saluran pencernaan (berupa feses).
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan
pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah
dan kecepatan pernapasan, demam, keringat, dan diare dapat menyebabkan
kehilangan cairan secara berlebihan. Kondisi lain yang dapat menyebabkan
kehilangan cairan secara berlebihan adalah muntah secara terus-menerus.
1) Macro
Jika yang ingin dicari tahu adalah berapa tetesan yang harus kita cari
dengan modal kita tahu jumlah cairan yang harus dimasukkan dan lamanya
waktu, maka rumusnya adalah:
MACRO = 1 cc = 20 tts/mnt
Tetes/menit : (Jumlah Cairan x 20)
(Lama Infus x 60)
Jika yang dicari adalah lama cairan akan habis, maka rumusnya adalah
sebagai berikut:
Lama Infus: (Jumlah Cairan x 20)
(jumlah tetesan dlm menit x 60)
Contoh: seorang pasien harus mendapat terapi cairan 500 ml dalam waktu 4
jam, maka jumlah tetesan yang harus kita berikan adalah (500x20 )
/ (4 x 60) = 10000 / 240 = 41,7 = 42 tetes/menit begitupun untuk
rumus lama infuse tinggal dibalik aja.
2) Micro
Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih
kecil dari macro, biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya
digunakan untuk bayi, anak dan pasien jantung dan ginjal. Rumus untuk
menghitung jumlah tetesannya adalah sebagai berikut:
Jumlah tetes/menit = (Jumlah cairan x 60 ) / (Lama Infus x 60)
2) Rumus IWL
(15 x BB)
IWL=
24 jam
Ket:
BB = Berat Badan
Contoh: Tn.A dengan BB 50 kg dengan suhu tubuh 37⁰C
(15 x 50)
IWL= =31 ,25 cc / jam
24 jam
Jadi jika dalam 24 jam ----> 31,25 x 24 = 750cc
Rumus:
CONTOH :
An. M (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien
menurut ibunya: "rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih
hangat; gusinya tadi malam berdarah" Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat
data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100
x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6
sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat
Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000.
Hitunglah balance cairan anak ini!
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama
IWL gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi - 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output:
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +
3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah:
2700 cc - 3240 cc = -540 cc
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemasangan pipa nasogastrik atau nasogastric tube (NGT) merupakan proses
pemasangan pipa melalui lubang hidung (nostril) turun ke nasofaring kemudian ke
lambung. indikasi yang sering yaitu untuk akses pemberian nutrisi bagi pasien yang
tidak mampu makan melalui mulut dan untuk mengevaluasi isi lambung bagi pasien
yang dicurigai mengalami perdarahan gastrointestinal. Ada beberapa tipe-tipe NGT
antara lain pipa Levin, pipa Salem sump, dan pipa Moss, namun yang sering digunakan
adalah pipa Levin.
Tujuan pemasangan pipa lambung adalah Memasukkan makanan cair atau obat
cair/padat yang dicairkan, Mencegah atau memulihkan mual dan muntah setelah
pembedahan, Mengambil spesimen pada lambung untuk studi laboratorium (Depkes
RI), Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang ada di lambung, Mencuci
lambung dari zat-zat toksik atau iritan dan Mengatasi obstruksi mekanis dan
perdarahan saluran cerna bagian atas.
Indikasi dari pemasangan NGT untuk kepentingan diagnosis maupun terapi,
yaitu untuk diagnosis dan terapi. Ada beberapa kontraindikasi pemasangan NGT antara
lainseperti sumbatan jalan napas, riwayat konsumsi bahan alkali, riwayat konsumsi
hidrokarbon, fraktur wajah dengan Cribriform plate injury dan masih banyak lagi.
Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk pemasangan NGT ini adalah NGT itu sendiri,
pengalas, hanscoon, gelas yang berisi air putih hangat dan berisi air hangat, plester,
gunting, stetoskop, spuit 20-50cc pembersih hidung dan alat tulis untuk
pendokumentasian.
Komplikasi-komplikasi dapat terjadi akibat trauma mekanik selama
prosespemasangan awal NGT maupun penempatan NGT yang tidak tepat antara lain
Distres nafas pada pemasangan awal NGT, Malposisi NGT, Pasien merasa tidak
nyaman, Epistaksis massif, Trauma pada mukosa, Pneumonia aspirasi, Pneumonitis,
Hipoksemia, Pneumothorak.
Cairan di dalam tubuh manusia tidaklah terkumpul didalam satu tempat saja,
melainkan didistribusikan kedalam dua ruangan utama yakni cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Adapun pengaturan volume cairan tubuh dipengaruhi oleh asupan
cairan seperti makanan atau buh yang mengandung air minum secara langsung dan
melalui infus infus. Adapun haluarannya berupa urine, feces dan keringat. Metode
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit bias dilakukan dengan cara penghitungan
IWL yang setiap orangnya akan berbeda karena dipengaruhi oleh berat badan, suhu
tubuh dan penyakit-penyakit lainnya.
B. SARAN
Dari makalah yang berjudul “Pemasangan Nasogatrik Tube (NGT) dan
Penghitungan Insensible Water Loss (IWL)” ini semoga memberi manfaat untuk para
pembaca, dan bisa dijadikan sumber lainnya untuk perkuliahan ataupun pengetahuan
tentang pemasangan NGT dan Penghitungan insensible water loss yang ada di
lingkungan fakultas keperawatan unand.
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey and Snyder SJ. 2004: Fundamental of
Nursing : Concepts, Process and Practice Seventh ed. Pearson Prentice Hall New
Jersey.
Blok Barbara and Nelson Bret. Nasogastric Tube. http://www.npinstitute.com
Lippincott Williams & Wilkins. 2004: Nasogastric Tube Insertion and Removal. Nursing
Prosedures Fourth ed. A Wolters Kluwer Company.
Wong Donna L and Hockenberry Marilyn J. 2003: Nursing Care of Infant and Children.
Wong’s Seventh ed. Mosby Elsevier.
Perry Anne Griffin, Peterson Veronica dan Potter Patricia A. 2005: Buku Saku Ketrampilan
& Prosedur Dasar. Edisi 5. EGC: Jakarta
Kusyati, Eni. 2006: Keterampilan dan Prosedur laboratorium. EGC: Jakarta
Nurachmah, Elly dan Sudarsono, Ratna S. 2000: Buku saku prosedur keperawatan medical
bedah. EGC: Jakarta
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika
Potter and Perry. 2006. Buku fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik edisi 4
volume 2. EGC: Jakarta
Ariani, Dessy. 2012: Rumus Menghitung IWL ( Insensible Water Loss) di akses dari
http://nurse-dessyariani.blogspot.com pada hari jum’at tanggal 21 Februari 2014
pukul 14:02 WIB
Fatimah, RR.2011: KDM : Perhitungan Cairan, PEngukuran Asupan dan Keluaran Cairan
di akses dari http://cumanrismadoang.blogspot.com pada hari jum’at tanggal 21
Februari 2014 pukul 14:35 WIB