Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP MANUSIA DALAM KEPERAWATAN

Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar I

Oleh :

Nama : Alrinal Oktafiandi


Nim : 1711316005

Dosen Pembimbing :
Ns. Dwi Novrianda, S.Kep., M. Kep.

PRODI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar
kita yakninya Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan
Kesehatan mengenai “Konsep Manusia dalam Keperawatan”. Dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan
Allah SWT.

Padang , 22 September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
2.1 Konsep Manusia.................................................................................................4
2.1.1 Manusia Sebagai Mahluk Yang Unik.........................................................4
2.1.2 Manusia Sebagai Sistem.............................................................................5
2.1.3 Manusia Sebagai Adaptif............................................................................6
2.1.4 Manusia Sebagai Holistik.........................................................................10
2.2 Homeostatis Dan Homeodinamik.....................................................................13
2.2.1 Homeostatis..............................................................................................13
2.2.2 Homeodinamik.........................................................................................14
2.3 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia..................................................................15
2.3.1 Ciri kebutuhan dasar manusia...................................................................15
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia..........................16
2.3.3 Pendapat Ahli Tentang Model Kebutuhan Dasar Manusia.......................16
BAB III PENUTUP........................................................................................................20
3.1 Kesimpulan......................................................................................................20
3.2 Saran................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah teori dan komponen paradigma dalam keperawatan sangatlah
penting bagi seorang  perawat karena menjadi dasar atau acuan untuk
melakukan asuhan keperawatan. Teori keperawatan sendiri terus mengalami
perkembangan dari tahun ke tahun, hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya
begitu banyak teori keperawatan dari para ahli. Teori keperawatan sama
halnya dengan teori-teori lain yang terdiri dari kumpulan konsep, definisi,
dan asumsi yang ketiganya menjelaskan fenomena. Perbedaannya hanya
terletak pada fenomena yang diangkat oleh bidang ilmu keperawatan, yaitu
seputar konsep manusia, sehat-sakit, lingkungan, dan keperawatan itu
sendiri. Paradigma atau fenomena keperawatan yang mencakup empat
komponen yang telah dijelaskan sebelumnya mengandung pengertian suatu
cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang
ada dalam keperawatan. (Kusnanto, 2004) Dalam hal ini, seorang perawat
profesional harus benar-benar dapat memandang secara utuh, memahami,
dan mengaplikasikan berbagai teori keperawatan yang menjelaskan
paradigma. Salah satu bagian yang penting dalam paradigma keperawatan
adalah manusia yang merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan.
Manusia yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
seringdisebut sebagai makhluk yang paling sempurna karena memiliki akal.
Dalam keperawatan, manusia adalah sentral penerima asuhan keperawatan,
karena manusia memiliki kebutuhan yang kompleks, termasuk klien,
keluarga, dan komunitas. (Potter dan Perry, 2009).
Manusia dipandang sebagai individu yang bersifat holistik dan
humanistik yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan
lingkungan, baik internal maupun eksternal yang akan berpengaruh terhadap
status kesehatannya, asuhan/pelayanan keperawatan. Asuhan/pelayanan
keperawatan merupakan praktik/tindakan keperawatan mandiri yang

1
diberikan karena adanya ketidak mampuan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. Manusia merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang
unik dan utuh dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani
dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai
dengan tingkatan perkembangannya. Profesi keperawatan juga mempunyai
konsep tentang manusia yang memandang dan meyakini manusia sebagaI
sebagai sistem, adaptif dan sebagai makhluk yang holistik.
Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan tersebut, perawat
perlu memahami konsep manusia sebagai individu yang holistik, konsep
homeostatis, berbagai pandangan teoritis tentang manusia serta konsep –
konsep kebutuhan manusia. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini
dengan tujuan agar para pembaca yang bergelut di bidang keperawatan
dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai teori-teori keperawatan
dalam hal ini kami berfokus pada konsep manusia. Setelah mengetahui
dengan baik konsep manusia tersebut, seorang perawat haruslah dapat
mengaplikasikan ilmunya dalam dunia kerja sehingga dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang baik kepada klien.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Konsep Manusia ?
2. Apa itu Homeostatis Dan Homeodinamik?
3. Apa itu konsep kebutuhan dasar Manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui tentang Konsep Manusia.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Konsep Manusia

2
b. Homeostatis Dan Homeodinamik
c. Konsep Kebutuhan dasar manusia

1.4 Manfaat Penulisan


1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai Konsep manusia.
2. Mengetahui tentang homeostatis dan homeodinamik
3. Mengetahui bagaimana konsep asuhan kebutuhan dasar manusia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Manusia


Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan
dengan makhluk hidup yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-
macam, dan manusia adalah makhluk misterius (masalah manusia
multikompleks, manusia pada umumnya tidak mampu mengetahui hakikat
manusia secara utuh. Konsep seseorang tentang “manusia” di pengaruhi
oleh beberapa hal berikut:
1. Filsafat hidup individu/bangsa. Sebagai contoh, seorang komunis tentu
mempunyai konsep yang dipengaruhi oleh falsafah negaranya
berasaskan komunis yang tidak meyakini adanya tuhan, sedangkan
Indonesia yang mempunyai asas pancasila dan percaya terhadap tuhan.
2. Pengalaman hidup seseorang. Seseorang yang hidup dan berinteraksi
dengan orang-orang yang ramah, baik, sopan akan berpendapat bahwa
manusia adalah makhluk yang baik, ramah.
3. Pengetahuan manusia tentang dirinya. Pengetahuan manusia tentang
dirinya sangat terbatas, salah satunya karena manusia cendrung
memikirkan hal-hal di luar dirinya.
Walaupun konsep tentang manusia masih beragam dan belum
tercapai kesamaan presepsi, profesi keperawatan mempunyai konsep tentang
manusia yang memandang dan meyakini manusia sebagai makhluk yang
unik, sebagai system, adaptif, dan sebagai makhluk holistic (asmadi,2008).
2.1.1 Manusia Sebagai Mahluk Yang Unik
Manusia sebagai makhluk yang unik mengandung pengertian
bahwa manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat dan
karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sebagai
contoh, ada dua orang yang sama- sama merasa lapar karena sejak
pagi belum mendapat makan. Orang pertama berespon dengan

4
menahan/ menganjal perutnya. Sedangkan orang kedua berteriak
meminta makan, contoh ini membuktikan bahwa dari stimulus
yang sama dihasilkan respon yang berbeda, menunjukkan adanya
keunikan manusia. Keunikan menjadi pertimbangan utama bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
2.1.2 Manusia Sebagai Sistem
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari
beberapa unsur/sistem yang membentuk suatu totalitas yakni
system adaptif, sistem personal, system interpersonal, dansistem
social.
1. Manusia sebagai sistem adaptif(terbuka)
Manusia sebagai sistem adaptif/terbuka adalah
memandang manusia sebagai sistem terbuka yang dinamis
yang memerlukan berbagai masukan dari subsistem maupun
suprasistem.
Subsistem terdiri atas komponen sel, organ, dan sistem
organ (misalnya sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler).
Suprasistem meliputi keluarga, komunitas, masyarakat, dan
sosial budaya didalam mempertahankan suatu keadaan
seimbang.Manusia sebagai sistem terbuka memiliki tujuan
utama yaitu sebagai berikut:
a. Tahap bertahan serta berusaha untuk mencapai
kebahagiaan lahir/batin.
b. Dapat memilihara/menampilkan dirinya dalam situasi
apapun agar tetap sehat.
c. Derajat kesehatan manusia ditentukan oleh
kemampuannya beradptasi dengan segala pengaruh, baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar diri.
2. Manusia sebagai sistem personal (individu)
Disebabkan setiap manusia memiliki proses persepsi,
pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama maka

5
seorang perawat harus mengerti tentang konsep self, persepsi,
dan tumbuh kembang dalam masalah atau tugas kesehatan.
3. Manusia sebagai sistem inter personal(keluarga)
Setiap manusia juga memiliki kemampuan interaksi,
peran dan komunikasi yang berbeda, serta memiliki
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya
dalam pengambilan keputusan dan otoritas dalam masalah
atau tugas kesehatan.
4. Manusia sebagai sistem sosial (masyarakat)
Setiap individu memiliki kekuatan dan wewenang
dalam pengambilan keputusan dalam lingkungannya;
keluarga, masyarakat, dantempatkerja.
2.1.3 Manusia Sebagai Adaptif
Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu
dalam berespon terhadap    perubahan  lingkungan mempengaruhi
integritas atau keutuhan.Lingkunganseluruh kondisi keadaan
sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau
kelompok organisme.
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh
Suster Callista Roy (1969). Konsep inidikembangkan dari konsep
individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.
Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk
memudahkan adaptasi:
a) Respon takut (mekanisme bertarung).
b) Respon inflamasi.
c) Respon stress dan
d) Respon sensori
Menurut Roy Prilaku adaptif merupakan perilaku individu
secara utuh. Beradaptasi dan menangani rangsang
lingkungan.Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :
1) Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang
terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan.

6
2) Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk
mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.
3) Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia
memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif
maupun negatif.
Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya,jika seseorang dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk
menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.Sehat dan
sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai
penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga,
kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif
system”dalam segala aspek yang merupakansatu kesatuan.System
adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai
kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan
dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input,
output, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 )Dalam memahami
konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep
keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa
pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya:
(a) Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang
selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
(b) Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang
harus beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.
(c) Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang
dikemukakan oleh roy, diantaranya:
(1) Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi
dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat
terhadap seseorang individu.

7
(2) Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang
dialami seseorang, dan baik stimulus internal maupun
eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat
dilakukan observasi, diukur secara subjektif.
(3) Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang
merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan
situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang
sukar dilakukan observasi.
(4) System adaptasi memiliki empat mode adaptasi
diantaranya:
a. fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang
adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit,
indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan
fungsi endokrin.
b. konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana
seseorang mengenal pola-pola interaksi social dalam
berhubungan dengan orang lain.
c. fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang
berhubungan dengan bagaimana peran seseorang
dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam
berhubungan dengan orang lain.
d. interdependent merupakan kemampuan seseorang
mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang
dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada
tingkat individu maupun kelompok.
e. Dalam proses penyesuaian diri individu harus
meningkatkan energi agar mampu melaksanakan
tujuan untuk kelangsungan kehidupan,perkembangan,
reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini
memiliki tujuan meningkatkan respon adaptasi.

8
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem
adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara
holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out
put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah mekanisme
koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara adaptasi. Lebih
spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif
dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan
adaptasi dalam empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan interdependensi
Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan
sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat
mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan.
Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah
karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-kesatuan
yang saling berhubungan antara unit fungsional secara keseluruhan
atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input pada
manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu
itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang
berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel
standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat
adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat
ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa dilakukan.
Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah
mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah
diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator.
Regulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam
hubungannya terhadap empat efektor atau cara-cara adaptasi yaitu :
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen.

9
2.1.4 Manusia Sebagai Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian,
manusia makhluk yang terdiridari unsur biologis, psikologis, sosial
dan spritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk
biopsikososialspritual. Hal itu berarti bahwa sebagai perawat harus
memperhatikan aspek tersebut dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap klien. Sebagai makhluk holistik, manusia
dilihat dari aspek jasmani dan rohani, unik, serta berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya, dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya, dan terus menerus menghadapi perubahan lingkungan
serta berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dimana,
keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan, gangguan terhadap
salah satu aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur
yang lain.

Gambar 1.1
1. Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena:
a. Terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya yang
mempunyai fungsi yang terintegrasi. Dalam hal ini, setiap
organ tubuh mempunyai tugas masing, tetapi tetap
bergantung pada orang lain dalam menjalan tugasnny.
b. Berkembang biak melalui jalan pembuahan sperma dari
laki- laki dan ovum dari wanita sehingga wanita dapat
hamil dan melahirkan bayi yang kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi remaja, dewasa, menua dan akhirnya
meninggal.

10
c. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup, manusia
mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Kebutuhan dasar yang peling utama adaalah keyakinan
pada tuhan, sedang kebutuhan dasar biologis adalah
kebutuhan fisiologis seperti oksigen, air, makanan,
eliminasi, dll.
2. Manusia sebagai makhluk psikologis, karena:
a. setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin,
melankholik,dll).
b. setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan
manifestasi dari kejiwaan.
c. setiap individu memiliki kecerdasan dan daya pikir.
Menurut Sigmund Freud, sebagai makhluk psiko,
manusia mempunyai kepribadian, adapun struktur kepribadian
manusia yang dikemukakan Freud adalah sebagai berikut:
1. ID. Id adalah bagian dari kepribadian yang paling dasar
yang merupakan pusat dari semua proses biologis atau
jasmani. Sifat ide adalah inpulsif, refleksi, atau bisa
dikatakan sebagai bentuk ekspresi yang sangat alamiah.
Nilai etika dan moral tidak dikenal oleh Id. Sebab id
adalah penganut prinsip kesenangan, artinya ide adalah
segala dorongan dasar atau naluri yang memerlukan
pemuasan segera, tidak mengenal penundaan kesenangan
dan lebih merupakan pelampiasan dari ketegangan yang
ada.
2. EGO. Ego merupakan hasil pengembangan id lebih
lanjut. Ego lebih teroganisasi dan tugasnnya adalah
menghindari ketidaksenangan dengan melawan atau
mengatur pelepepasan dorongan naluri agar sesuai
dengan tuntutan dunia luar. Perbedaan utama antara ide
dan ego adalah ego bekerja sesuai dengan prinsip
kenyataan dan mekanisme pembelaan, sedangkan id

11
hanya mementingkan diri sendiri untuk memenuhi
kesenagan.
3. Super Ego. Supe Ego merupakan pengemnbangan ide
dalam tingkatan yang lebih tinggi dari pada ego. Jika ego
masih dekat hubunganya dengan ide dan lebih
bersandarkan pada prinsip kenyataan, super ego tidak
begitu dekat dengan ide bahkan dapat bertentangan
dengan ide. Super Ego berlandaskan pada aspek etis atau
tidak etis, pantas atau tidak pantas, salah atau benar.
Pada prinsip super ego, pemenuhan kebutuhan harus
selalu di sesuaikan dengan nilai/ norma yang berlaku
dalam masyarakat. Dengan kata lain super ego
mencerminkan norma masyarakat yang berada dalam diri
seseorang yakni keharusan yang di tuntut oleh
lingkungan terhadap dirinyya melalui perkembangan
sejak masa kanak- kanak.

Id, Ego dan super ego hendaknya jangan dilihat sebagai 3


aspek yang terpisah. Id, Ego dan super ego lebih diartikan
sebagi nama dari proses psikis yang tunduk pada system
prinsip yang berbeda Dalam diri seseorang yang jiwanya sehat,
prisip yang berbeda tersebut saling melengkapi. Ketiganya
berfungsi sebagai suatu kesatuan komponen kepribadian
manusia yang bersatu dan harmonis. Secara umum, sering
disebutkan id merupakan komponen biologis dari kepribadian,
ego sebagai komponen psikologis dan super ego sebagai
komponen sosiologisnnya.
3. Manusia sebagai Makluk sosial, karena:
a. setiap individu hidup bersama dengan orang lain.
b. setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan.
c. setiap individu terikat oleh norma yang berlaku
dimasyarakat.

12
d. setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan
lingkungan sosial.
e. setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam
orang lain.

Gambar 1.2 Manusia makhluk sosial


4. Manusia sebagai makhluk Spritual karena:
a. Setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang
adanya Tuhan.
b. Setiap individu memiliki pandangan hidup, dan
dorongan sejalan dengan   keyakinan yang dipegangnya
5. Manusia sebagai makhluk cultural
a. Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang
membentuk jatidirinya.
b. Sebagai pembeda dan pembatas dalam hidup social.
c. Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah
tergantung lingkungan manusia hidup.

2.2 Homeostatis Dan Homeodinamik


2.2.1 Homeostatis
Homeostatis ialah Pengaturan stabilitas dan adaptasi secara
alamiah terhadap konsisi lingkungan sekitarnya secara terus
menerus. Homeostatis terdiri dari homeostatis fisiologis dan
psikologis.
Homeostatis fisiologis dikendalikan oleh sistem endokrin
dan saraf otonom. Homeostatis fisiologis terjadi melalui proses

13
pengaturan diri, kompensasi, umpan balik negatif, umpan balik
ketidakseimbangan fisiologis.
a. Sisten Pengaturan diri: pengaturan fungsi tubuh secara otomatis
yang terjadi pada orang sehat, contohnya pada sitem
pencernaan.
b. Sistem kompensasi: reaksi tubuh terhadap ketidaknormalan yang
terjadi didalamnya, misalnya saat lampu tiba-tiba mati maka
mata akan dilatasi atau membesar untuk meningkatkan
kemampuan visual terhadap gelap.
c. Sistem umpan balik negatif: makanisme penyimpangan tubuh
dari keadaan normal.
d. Sistem umpan balik ketidakseimbangan fisiologis: Misalnya
pada saat kita lari, maka jantung akan memompa / berdenyut
lebih cepat untuk mengimbangi metabolisme yang lebih cepat.
Homeostasis psikologis berperan dalam keseimbangan
emosional dan kesejahteraan mental yang didapat dari pengalaman
hidup sehari-hari dan interaksi dengan orang lain, dan dipengaruhi
oleh norma dan adat istiadat masyarakat. contohnya ialah menangis
ketika orang lain kedukaan, tertawa ketika orang lain sedang
bercerita sesuatu yang lucu.Proses homeostatis dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 1.3

2.2.2 Homeodinamik
Homeodinamik ialah proses pertukaran energi secara terus
menerus antara manusia dan tempat tinggalnya. Pada proses ini
manusia berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan

14
untuk bertahan hidup.Homeodinamik mengikuti prinsip
integralitas, resonansi, dan helicy:
1. Prinsip integralitas, prinsip dasar hubungan antara manusia dan
lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan. Perubahan proses
kehidupan ini terjadi secara kontinu karena adanya interaksi
yang saling mempengaruhi antara manusia dengan
lingkungannya.
2. Prinsip resonansi, yaitu prinsip bahwa proses kehidupan
manusia selalu berirama dan frekuensinya bervariasi,
mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan
lingkungan
3. Prinsip helicy, yaitu prinsip bahwa setiap perubahan dalam
proses kehidupan manusia berlangsung bertahap dan terdapat
hubungan antara manusia dan lingkungan.

2.3 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan dasar manusia ialah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan
menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar:
1. kebutuhan flsiologis (makan, minum, pakaian),
2. keamanan,
3. cinta,
4. harga diri, dan
5. aktualisasi diri
2.3.1 Ciri kebutuhan dasar manusia
a. Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama
namun kebutuhan tersebut dirubah sesuai kultur dan keadaan
b. Setiap manusia memenuhi kebutuhannya sesuai dengan
prioritas/ yang lebih penting

15
c. Setiap orang dapat merasakan adanya kebutuhan dan
meresponnya dengan berbagai cara
d. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menghasilkan
ketidakseimbangan
e. Kebutuhan dapat membuat seseorang berpikir dan bergumul
memenuhi rangsangan internal dan eksternal
f. Kebutuhan saling berkaitan dengan beberapa kebutuhan yang
tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh:
1. Penyakit
Penyakit menyebabkan perubahan dalam memenuhi kebutuhan,
baik secara fisiologis maupun psikologis, karena fungsi organ
tertentu memerlukan kebutuhan yang lebih besar dari biasanya.
2. Hubungan keluarga.
Hubungan yang baik antara anggota keluarga dapat
meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena saling
percaya, dan kebahagiaan.
3. Konsep diri
Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan
(wholeness) bagi seseorang. Orang yang optimis mudah
berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan
cara hidup yang sehat, sehingga kebutuhan dasarnya terpenuhi
dengan mudah
Tahap Perkembangan. Setiap tahap perkembangan memiliki
kebutuhan dasar yang berbeda-beda karena setiap organ tubuh
mengalami kematangan yang berbeda.
2.3.3 Pendapat Ahli Tentang Model Kebutuhan Dasar Manusia
a. Virginia Henderson
Virginia Henderson (dalam Potter dan Perry, 1997) membagi
kebutuhan dasarmanusia ke dalam 14 komponen berikut:
1. Bernapas secara normal.

16
2. Makan dan minum yang cukup.
3. Eliminasi (buang air besar dan kecil).
4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang tepat.
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal
dengan menycsuaikan pakaian yang dikenakan dan
memodifIkasi lingkungan.
8. Menjaga kebersihan diri dan penampilan.
9. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari
membahayakan orang lain.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran, dan
opini.
11. Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan.
12. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk
membiayai kebutuhan hidup.
13. Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk
rekreasi.
b. Jean Waston
Jean Waston membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam 2
peringkat utama :
1. kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs)
dan
2. kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).

17
Gambar 1.4
c. AbrahamMaslow
Teori hierarki kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan
Abraham Maslow (dalam Potter dan Perry, 1997) dapat
dikembangkan untuk menjelaskan kebutuhan dasar manusia
sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar,
oksigen, cairan (minuman), nutrisi (makanan), keseimbangan
suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal, istirahat dan tidur, serta
kebutuhan seksual.
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan: perlindungan fisik
dan perlindungan psikologis.
 Perlindungan fisik, perlindungan atas ancaman terhadap
tubuh atau hidup: Ancaman tersebut dapat berupa penyakit,
kecelakaan, bahaya dan lingkungan, dan sebagainya.
 Perlindungan psikologis, perlindungan atas ancaman dari
pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran
yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali

18
karena merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi
dengan orang lain, dan sebagainya.
3. Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki, antara
lain memberi dan menerima kasih sayang, mendapatkan
kehangatan keluarga, memiliki sahabat, diterima oleh
kelompok sosial, dan sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh
orang lain. Kebutuhan ini terkait dengan keinginan untuk
mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa pcrcaya diri, dan
kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan
pengakuan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi dalam hierarki
Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang
lain/lingkungan serta mcncapai potensi diri sepenuhnya

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka bisa
mencapai kebutuhan personal di luar situasi klien.
2. Dengan memahami konsep manusia, perawat dapat memahami perilaku
orang lain dengan lebih baik.
3. Pengetahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka kerja
untuk dapat diaplikasikan dallam proses keperawatan pada tingkat individu
dan keluarga.
4. Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang konsep manusia
untuk mengurangi stres.
5. Perawat dapat menggunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk
membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Kadang manusia
tidak menyadari tentang kebutuhannya. Perawat dapat membantu klien ke
arah  aktualisasi  diri dengan ccara membantu mereka menemukan arti
dalam pengalaman sakit mereka.

3.2 Saran
Bagi mahasiswa calon perawat diharapkan dapat memahami konsep
manusia agar bisa mengaplikasikannya pada saat bertemu dengan pasien/klien
yang memiliki karakter berbeda-beda di rumah sakit nanti.

20
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC


Suara, Mahyar. ( 2010 ). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : TM
Mubarak, Wahid Iqbal, et al. (2012). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta
: Salemba Medika
Hidayat, A.  Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Swansburg, A.C. (1996).  Management and Leadership for Nurse
Managers.  Jones and Bartlett Publishers International, London  England

21

Anda mungkin juga menyukai