Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PARDIGMA KEPERAWATAN (KONSEP MANUSIA DAN KONSEP KEPERAWATAN)

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Armanda, TM, M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. Anisa Rahmi (2022040)

2. ILHAM (2022048)

3. Muthia Indri (2022056)

4. Riska Putri (2022064)

AKPER YPTK

PROGRAM STUDI KONSEP DASAR KEPERAWATAN

2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ..................................................................................................................................

BAB I........................................................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................

1.2 Pentingnya Paradikma Keperawatan.............................................................................

1.3 Tujuan Makalah............................................................................................................

1.4 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………..

BAB II ISI.................................................................................................................................

2.1 Pengertian Paradikma Keperawatan..............................................................................

2.2. Konsep Paradikma Keperawatan....................................................................................

2.2.1 Konsep Manusia....................................................................................................

A. Pembagian Konsep Manusia………………………………………………………......................

B. Kebutuhan Dasar Manusia…………………………………………………………………………….

2.2.2 Konsep Keperawatan.............................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................

3.2 Saran......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk


pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.

Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan


harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan disebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.

Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi


keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu
orang sakit atas instruksi-instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang-
kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat
dilihat dibeberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional
belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara


umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan
yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan,
praktik keperawatan, dan organisasi profesi.
1.2 Pentingnya Paradigma

Mengapa paradigma ini begitu penting? Dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan
membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena
dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidak pastian kondisinya atau
menghadapi ketidak nyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya atau masalah -
masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.

1.3 Tujuan Makalah

Untuk mengetahui paradigma keperawatan.

1.4 Rumusan Masalah

Bagaimana paradigma keperawatan?


BAB II

PEMBAHASAN

PARADIGMA KEPERAWATAN (KONSEP MANUSIA DAN KONSEP KEPERAWATAN)

2.1 PENGERTIAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Paradigma adalah suatu cara pandangan mendasar atau cara kita melihat, memikirkan,
memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas fonemona yang ada. Paradigma merupakan
suatu diagram atau kerangka berfikir yang menjelaksan suatu fenomena.

Paradigma keperawatan suatu pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok
ilmia (Keperawatan) atau hubungan berbagai teori membentuk suatu susunan yang mengatur
hubungan diaantara teori tersebut guna mengembangkan modal konseptual dan teori-teori
keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.

Maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan
perawat yang optimal dalam meberikan asuhan keperawatan pada kilen. Perawat harus selalu
mmeperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, social, spiritual, dan kultural.

Menurut para ahli keperawatan mempunyai pendapat sendiri, menurut Gaffar (1997) cara
kita melihat, memikirkan, meberi makna, menyikapi dan memilih tindakan berbagai fenomena
dalam keperawatan berfugsi sebagai acuan atau dasar dalam melakasanakan prakter
keperawatan.

Paradigma keperawatan terdiri atas 4 unsur yaitu keperawatan, manusia, sehat sakit, dan
lingkungan. Keempat unsur inilah yang membedakan paradigma keperawatan dengan teori lain,
yaitu:
•Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan (individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat).

• Lingkungan yakni, keadaan internal dan eksternal yang mepengaruhi klien meliputi
lingkungan fisik.

• Kesehatan meliputi derajat kesehatan dan kesejahtarann klien.

• Keperawatan, atribut, karakter, dan tindakan dari perawatan yang memberikan asuhan

Bersama-sama dengan klien.

• Hubungan keempat komponen tersebut:


2.2 KONSEP PARADIGMA KEPERAWATAN

2.2.1 Konsep Manusia

Manusia adalah makhluk bio, psiko, social, dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai
berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (konsorsium ilmu kesehatan,
1992). Manusia adalah system yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internlnya/ homestaris (Kozier, 2000).

Manusia memiliki akal pikiran, perasaan, kesatuan, jiwa dan raga, mampu berdaptasi
dan merupakan kesatuan system yang saling berinteraksi, interelasi dan interdepensi (Jumaidi,
1999). Ada pula yang menyatakan manusia adalah makhluk yang hina dan rendah karena di
ciptakan dari tanah. Ini semua menandakan bahwa manusia adalah makhluk hidup misterius,
(masalah manusia yang multi kompleks) dan manusia umumnya tidak mampu mengetahui
hakikat manusia secara utuh.

Konsep seseorang tentang “manusia” dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:

a. Filsafah hidup individu/bangsa

Contoh: seorang komunis tentu mempunyai konsep yang dipengaruhi oleh falsafah negaranya
bedasarkan komunis dan tidak meyakini adanya tuhan.
b. Pengalaman hidup seseorang

Contoh: seseorang yang hidup dan berinteraksi dengan orang-orang yang ramah, baik, sopan
akan berpendapat bahwa manusia adalah makhluk hidup yang baik, ramah, dan sopan.
Sebaliknya seseorang yang meiliki pengalaman yang tidak menyenangkan selama berinteraksi
dengan orang lain dapat mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang kejam dan tidak
punya perasaan.

c. Pengetahuan manusia tentang dirinya

Pengetahuan manusia tentang dirnya sangat terbatas, salah satunya karena manusia cenderung
memikirkan hal-hal diluar dirinya (misalnya, alam, semesta, harta, lingkungan).

A. Pembagian Konsep Tentang Manusia

1. Manusia sebagai makhluk unik

Manusia sebagai makhluk unik mangandung pemgertian bahwa manusia mempunyai


sifat karakteristik yang berbeda satu sama lain. Begitu pula dengan responnya terhadap
stimulus, sebagai contoh: ada dua orang yang sama - sama merasakan lapar karna sejak pagi
belum mendapatkan makan. Orang pertama berespon dengan menahan atau mengganjal
perutnya dengan kedua tangannya. Sedangkan orang kedua berteriak meminta makan. Contoh
ini membuktikan stimulus yang sama menghasilkan respon yang berbeda. Ini menunjukan ada
keunikan manusia. Dalam konteks keperawatan keunikan manusia menjadi pertimbangan
utama bagi perawat dalam asuhan keperawatan.

2. Manusia sebagai sistem adaptif/terbuka


Memandang manusai sebagai sistem terbuka yang dinamis yang memerlukan berbagai
masukan dari subsistem maupun suprasistem. Subsistem terdiri atas komponen sel, organ, dan
sistem organ (misalnya, sistem pernafasan, sistem kardiovaskular, dan sistem lainnya).
Suprasistem meliputi keluarga, komunitas, masyarakat, dan sosial budaya di dalam
mempertahankan suatu keadaan seimbang.

Tujuan utama manusia sebagai sistem terbuka adalah sebagai berikut:

a. Tetap bertahan serta berusaha untuk mencapai kebahagian lahir/batin.

b. Dapat memelihara/menempatkan dirinya dalam situasi apapun agar tetap sehat.

C. Derajat kesehatan manusia ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi dengan segalah


pengaruh, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri.

3. Manusia sebagai makhluk halistik

Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi bio, psiko,
sosio, dan kultural. Sebagai makhluk holistik manusia utuh dilihat dari aspek jasmani dan
rohani, unit, serta berusaha unutk memenuhi kebutuhannya, dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya, terus-menerus menghadapi perubahan lingkungan dan berusaha beradaptasi
dengan lingkungan.

1). Manusia sebagai makhluk bio. Bio berasal dari kata bio yang artinya hidup. Manusia sebagai
makhluk biologis memiliki ciri - ciri sebagai berikut:

a. Terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi yang terintegrasi.

b. Berkembangbiak melalui proses pembuahan sperma dari laki - laki dan ovum dari wanita.

c. Bersifat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2). Manusia sebagai makhluk psiko. Psiko berasal dari kata psyche yang berarti jiwa. Menurut
Aristoteles, jiwa berarti kekuatan hidup. Jadi, manusia sebagai makhluk psiko adalah makhluk
yang berjiwa. Manusia memiliki kemampuan berpikir, kesadaran pribadi, dan kata hati
(perasaan). Dan manusia juga merupakan makhluk yang dinamis dan bertindak atas motif
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Struktur kepribadian manusia yang dikemukakan Freud sebagai berikut:

a. ID. Id adalah bagian dari kepribadian yang paling besar. Id merupakan pusad dari semua
proses biologis atau jasmani.

b. EGO. Ego merupakan hasil dari pengembangan id lebih lanjut. Perbedaan id dan ego adalah
ego bekerja sesuai dengan prinsip kenyataan dan mempunyai mekanisme pembelaan,
sedangkan id hanya mementingkan diri sendiri untuk memenuhi kesenangan.

c. Super Ego. Merupakan pengembangan id dalam tingkat yang lebih tinggi dari pada ego. Super
ego berlandasan pada aspek etis atau tidak etis, pantas atau tidak pantas, salah atau benar.

3). Manusia sebagai makhluk sosial. Sejak lahir, manusia tumbuh dan berkembang memerlukan
bantuan orang lain.

4). Manusia sebagai makhluk spiritual. Merupakan hubungan dengan kekuatan di luar dirinya,
hubungan dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan dalam hidupnya.

Sebagai sasaran asuhan keperawatan, lingkup klien dalam layana keperawatan yaitu
individu, keluarga, atau masyarakat.

B. Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia adalah segala hal yang diperlukan oleh manusia untuk
memenuhi, menjaga, dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap manusia
mempunyai karakteristik kebutuhan yang unik, tetapi tetap memiliki kebutuhan dasar yang
sama. Kebutuhan manusia pada dasarnya meliputi dua kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan
materi dan non materi.

Abraham Maslow (1908 – 1970), merumuskan suatu teori tentang kebutuhan dasar
manusia yang dapat digunakan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia pada
saat memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan
manusia tertentu lebih dasar dari pada kebutuhan lainnya. Sehingga beberapa kebutuhan harus
dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan lainnya. Misalnya seseorang lebih butuh untuk
terpenuhi makan dan minumnya dari pada memenuhi kebutuhan sosial atau harga dirinya

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut teori ini dapat digolongkan menjadi lima
tingkat kebutuhan prioritas (five hierarchy og needs) yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Semakin tinggi hierarki kebutuhan yang terpuaskan, semakin mudah
seseorang mencapai derajat kemandirian yang optimal.

Pemenuhan kebutuhan tersebut, menurut Maslow didorong oleh adanya dua kekuatan
(motivasi), yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi
pertumbuhan/perkembangan (growth motivation) (Hasyim Muhamad, 2002). Motivasi
kekurangan ditujukan untuk mengatasi permasalahan, yaitu ketegangan organistik berupa
kekurangan. Sebagai contoh, lapar adalah petunjuk untuk memenuhi kekurangan nutrisi, haus
adalah pentunjuk untuk memenuhi kekurangan cairan dan elektrolit tubuh, sesak napas adalah
petunjuk untuk memenuhi kekurangan oksigen tubuh, takut cemas adalah petunjuk untuk
memenuhi kekurangan rasa aman dan sebagainya. Motivasi pertumbuhan/perkembangan
didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas ini
merupakan pembawaan setiap manusia dan dapat mendorong manusia mencapai tingkat
hierarki kebutuhan yang lebih tinggi yaitu aktualisasi diri.

Lima tingkat kebutuhan berdasarkan hierarki Maslow:

a. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis dalam hierarki Maslow menempati urutan yang paling dasar, arti
dalam pemenuhan kebutuhan ini seseorang tidak akan atau belum memenuhi kebutuhan lain
sebelum terpenuhinya kebutuhan fisiologisnya. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan
primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara
homeostasis tubuh. Kebutuhan fisiologis ini mutlak harus terpenuhi, jika tidak dapat
berpengaruh terhadap kebutuhan lainnya.

Manusia memiliki minimal delapan macam kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi.
Kebutuhan fisiologis tersebut, meliputi: oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat
tinggal, istirahat - tidur, seksual, dan lain-lain.

b. Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan

Kebutuhan akan keselamatan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya
fisik dan psikologis. Orang dewasa secara umum mampu memberikan keselamatan dan
keamanan jika dibandingkan dengan bayi atau anak. Ancaman terhadap keselamatan seseorang
dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, termal, dan bakteriolgis. Kebutuhan
akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.

Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil periotas lebih dahulu di


atas pemenuhan kebutuhan fisiologisnya. Contoh seorang perawat harus lebih mengutamakan
memenuhi kebutuhan akan keselamatan dan keamanan pada klien yang mengalami disoritasi
dari kemungkinan jatuh atau cedera dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisinya.

Keamanan psikologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan


kehidupan seseorang. Dalam konteks hubungan interpersonal seseorang juga membutuhkan
rasa aman. Keamanan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami tingkah laku yang
konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan
lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman.
Misalnya, seseorang yang menjalani operasi apendiktomi dapat berpikir bahwa hal ini akan
membahayakan keamanannya.

c. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

Kebutuhan dasar ini menggambarkan emosi seseorang. Manusia secara umum


membutuhkan perasaan untuk dicintai oleh keluarga mereka, diterima oleh teman sebaya, oleh
lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan saat
seseorang berkeinginan menjalin hubungan yang efektif atau hubungan emosional dengan
orang lain. Dorongan ini akan terus menekan seseorang sedemikian rupa sehingga ia akan
berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan perasaan saling mencintai dan memiliki
tersebut.

Kebutuhan untuk dicintai atau memiliki adalah keinginan untuk berteman, bersahabat,
atau bersama-sama beraktivitas. Ini merupakan identitas dan prestise untuk seseorang.
Kebutuhan dimiliki sangat penting artinya bagi seseorang yang ingin mendapatkan pengakuan.
Kebutuhan dicintai dan mencintai meliputi kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta
serta kasih sayang, menjalani peran yang memuaskan, serta diperlakukan dengan baik.
Oleh karena itu, perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien harus
bekerja sama dengan keluarg untuk menyesuaikan rencana keperawatan yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki yang sangat diperluka pada saat seseorang
mengalami sakit.

d. Kebutuhan Harga Diri

Manusia senantiasa membutuhkan perasaan untuk mendapatkan penghargaan dan


dihargai oleh orang lain. Penghargaan terhadap diri sering merujuk pada penghormatan diri,
dan pengakuan diri, kompetensi rasa percaya diri dan kemerdekaan. Untuk mencapai
penghargaan diri, seseorang harus menghargai apa yang telah dilakukan dan apa yang akan
dilakukannya serta menyakini bahwa dirinya benar dibutuhkan dan berguna.

Apabila kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain tidak terpenuhi, orang
tersebut mungkin merasa tidak berdaya dan merasa rendah diri. Beberapa contoh kebutuhan
cinta dan dicintai, jika kebutuhan akan cinta atau keamanan tidak terpenuhi secara
memuaskan, kebutuhan akan harga diri juga terancam.

Perlu diingat bahwa seseorang yang memiliki harga diri yang baik, akan memiliki
kepercayaan diri yang baik pula. Dengan demikian ia akan lebih produktif. Harga diri yang sehat
dan stabil tumbuh dari penghargaan yang wajar/sehat dari orang lain, bukan karena keturunan,
ketenaran, atau sanjungan yang hampa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai perawat dalam memenuhi harga diri
pasien. Pertama, setiap pasien membutuhkan pengakuan dari orang lain. Oleh sebab itu, setiap
tindakan yang akan dilakukan harus dikomunikasikan terlebih dahulu kepada pasien. Selain itu,
juga perlu memberikan penghargaan atas kemajuan dan kerja sama pasien, sekecil apapun
hasilnya. Kedua dalam berinteraksi bersama pasien, kita harus menunjukkan profesionalisme
dan menempatkan pasien sebagai guru, sebab kita harus belajar dari setiap kasus dan
karakteristik yang ada pada pasien.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkat kebutuhan yang paling tinggi menurut
Maslow dan Kalish. Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur diri dan
otonominya sendiri serta bebas dari tekanan luar. Lebih dari itu, aktualisasi diri merupakan hasil
dari kematangan diri.

Abraham Maslow berdasarkan teorinya mengenai aktualisasi diri, pada asumsi dasar
bahwa manusia pada hakikatnya memiliki nilai intrinsik berupa kebaikan. Sehingga manusia
memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya. Dalam proses perkembangannya manusia
dihadapkan pada dua pilihan bebas, yakni pelihan untuk maju atau pilihan untuk mundur.
Pilihan-pilihan ini akan menentukan arah perjalanan hidup manusia, apakah mendekati atau
menjauhi kesuksesan mencapai aktualisasi diri.

Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri akan memilki kepribadian yang berbeda
dengan orang lain pada umumnya. Seorang perawat dalam menjalankan tugasnya harus
senantiasa memperhatikan kebutuhan privasi klien dan memenuhinya ketika dalam keadaan
sehat atau sakit. Ketika dalam keadaan sehat, individu yang teraktualisasi dirinya biasanya
mempunyai kebutuhan kuat terhadap privasi, akan tetapi jika dalam keadaan sakit akan terjadi
penurunan privasi khususnya berhubungan dengan kondisi lingkungan rumah sakit.

2.2.2 Konsep Keperawatan

Keperawatan merupakan unsur pertama dalam paradigma keperawatan yang berarti


suatu bentuk layanan kesehatan profesional. Pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan
ilmu mencakup aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin
ilmu lain. Keperawatan mempunyai tugas fungsi membantu individu, baik sehat maupun sakit
yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan berkaitan dengan kesehatan, penyembuhkan
penyakit bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai dilakukan kegiatan
mendapatkan kembali kemandirianya secepat mungkin.

Tugas dan konsep keperawatan secara umum memberi pelayanan kepada pasien.
Layanan keperawatan diberikan adanya kelemahan fisik, mental, dan keterbatasan
pengetahuan, serta kurang kemampuan melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Keahlian seorang perawat dihasilkan dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh
seorang perawat.

Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperawatan yang disepakati


sebagai bentuk pelayanan profesioanal yang merupakan kajian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk keperawatan bio, psiko,
social, dan spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh kehidupan manusia. Keperawatan
berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fiisk dan mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurangnya kemampuan melaksamakan kegiatan sehari-hari mandiri.
Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam upaya
mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang
mencapai hidup sehat dan produktif.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor
yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada
ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu
selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami
tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagai perawat profesional
agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat
harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan
cultural.
3.2 Saran
Perawat disarankan untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu keperawatan,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman dan Perawat disarankan untuk bersikap professional dalam
memberikan perawatan kepada pasien.

DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id. Diakses.Minggu.25/09/2022. Pukul12.24.wib

http://fikes-ners.umb.ac.id/wp-content/uploads/14.paradigma-keperawtan. Diakses
Minggu.25/09/222.pukul.13.08.wib

https://perawatTegal.wordpress.com/2009/08/31/paradigmakeperawatan.
Diakses.Minggu.25/09/2022.pukul10.52.wib

Budiono.2016.konsepdasarkeperawatan.Jakarta:kementriankesehatanrepublikindonesia.

Anda mungkin juga menyukai