Anda di halaman 1dari 16

FALSAFAH DAN PARADIGMA

KEPERAWATAN

OLEH
PUSPITA RAHMAWATI (P07120015057)

NI KADEK AYU MIRAHAYUNI (P07120015050)

GUSTI AYU PUTU SWANDEWI (P07120015062)

NI WAYAN BRINA DIARI (P07120015053)

NI KADEK AYU KRISNA WIDYASTUTI (P07120015070)

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN D-III KEPERAWATAN

Page 1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunianya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Falsafah dan Paradigma
Keperawatan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Page 2
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULU

1.1. LATAR BELAKANG …………………..4


1.2. RUMUSAN MASALAH …………………..4
1.3. TUJUAN …………………..4

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Falsafah Keperawatan ………………….5

2.2. Paradigma Keperawatan ………………….5

2.3. Konsep Manusia ………………….6

2.4. Konsep Keperawatan ………………….7

2.5. Konsep Sehat-Sakit ………………….8

2.6. Rentang Sehat ………………….9

2.7. Tahap Proses Sakit ………………….11

2.8. Dampak Sakit ………………….12

2.9. Perilaku Pada Orang Sakit …………………..23

BAB III. PENUTUP

3.1. KESIMPULAN ……………………..15

3.2. Saran ……………………..15

DAFTAR PUSTAKA

Page 3
BAB I.
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu


bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman.

Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia


umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat


secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan
pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana falsafah keperawatan?

Bagaimana paradigma keperawatan?

Bagaimana konsep manusia?

Bagaimana konsep keperawatan?

1.3 Tujuan Makalah

Untuk mengetahu bagaimana falsafah dani paradigma keperawatan.

Page 4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Falsafah Keperawatn

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakekat manusia dan


esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam pratik keperawatan.
Hakekat manusia yang dimaksud disini adalah sebagai makhluk biologis, psikologis,
sosial dan spiritual, sedangkan esendi adalah falsafah keperawatan yang meliputi:

1. Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik)yang harus


dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual yang diberikan secara komprehensip dan tidak bisa dilakukan secara
sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
2. Bentuk layanan keperawatan yang diberikan harus sevara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusian.
3. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku, kepercayaan, status sosial, agama, dan ekonomi.
4. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim, kesehatan
bukan sendiri-sendiri.
5. Pasien adalah mitra yang selalu aktif.dalam pelayanankesehatan bukan seorang
penerima jasa yang pasif.

2.2. Paradigma Keperawatan.

Banyak ahli yang membahas pengertian paradigm seperti:

a. Materman(1970)
Ia mendefinisikan paradigm sebagai pandangan pundamental tentang
persoalan dalam suatau cabang ilmu pengetahuan.
b. Poerwanto P(1997)
Ia mengartikan paradigm sebagai suatau perangkat bantuan yang
memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk
dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat,
memikirkan, member makna, menyikapai dan memilih tindakan mengenai
suatau kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

Page 5
2.3. Konsep Manusia

Keperawatan Kesehatan

Manusia

Lingkungan

Page 6
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa manusia bertindak sebagai klien
yang merupakan makhluk biospsikososial dan spiritual yang terjadi merupakan kestuan
dari aspek jasmani dan rohani yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang
berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangannya masing-masing. Sebagai klien
yang bersifat masyarakat, diartikan bahwa melalui masyarakat kemampuan individu
dapat mudah dipengaruhi dengan adanya fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan,
tempat rekreasi, transportasi, komunikasi dan sosial juga, dengan adanya kenyakinan
yang kuat dari masyarakat sehingga pandangan masyarakat sangat diperlukan dalam
proses perubahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar

Kemudian konsep manusia yang lain dalam paradigma keperawatan adalah


manusia sebagai system, dimana manusia terdiri dari komponen sub system yang telah
membentuk suatu system. System tersebut dapat meliputi system terbuka, system
adaptif dan system personal, interpersonal dan sosial yang secara umum dapat
dikatakan sebagai makhluk holistic(utuh). Sebagai system terbuka, manusia dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis,
sosial, maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Sebagai system adaptif, manusia akan
merespon terhadap perubahan yang ada dilingkungannya yang akan selalu
menunjukan prilaku adaptif dan maladaptive. Apabila kemampuan merespon
lingkungan tersebut baik, maka prilaku manusia akan menunjukan prilaku adaptif, akan
tetapi jika kemampuan dalam merespon lingkungan kurang, maka prilaku manusia akan
menunjukan prilaku maladaptive. Sebagai system personal, interpersonal dan sosial,
manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama,
juga memiliki kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda, serta memiliki
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan
keputusan dan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan.

2.4. Konsep Keperawatan

Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat


professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia(biologis,psikologis, sosial, dan
spiritual)yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang
sehat-sakit.

Pertama, bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki
ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui
pelayanan keperawatan untuk meningkatkan atau memulihkan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya khusunya kebutuhan fisiologis.

Page 7
Kedua, bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki
ketidak mauan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui pelayanan
keperawatan yang bersifat bantuan dalam pemberian motivasi pada klien yang memiliki
penurunan dalam kemamuan sehingga diharapkan terjadi motivasi yang kuat untuk
membangkitkan semangat hidup agar terjadi peningkatan

Ketiga, bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki
ketidak tahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia ini dapat diberikan melalui
pelayanan keperawatan yang bersifat pemberian pengetahuan, yang berupa pendidikan
keperawatan yang dapat dilakukan pada individu, keluarga atau masyarakat yang
mempunyai pengetahuan yang rendah dalam tugas keperawatan kesehatan sehingga
diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan kebutuhan dasa.

2.5. Konsep Sehat-Sakit

Kompenen ini memandang baahwa keperawatan itu adalah bentuk pelayanan


yang di berikan pada manusia dalam rentang sehat – sakit, yang dapat di gambarkan
sebagai berikut :

Rentang sehat Rentang sakit

sejaht Sehat Sehat Setengah sakit Sakit mati


era sekali normal sakit kronis

Berdasarkan rentang sehat-sakit tersebut, maka paradigm keperawatan dalam konsep


sehat-sakit memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan
selama rentang sehat dan sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam
rentang sehat-sakit tersebut apakah statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit atau
sakit kronis, sehingga akan diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan
diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam meningkatkan status kesehatannya.
Rentang sakit dapat digambarkan mulai dari setengah sakit, sakit, sakit kronis dan
berakhir dengan kematian, sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai sehat
normal, sehat sekali dan sejahtera, sebagai status sehat yang paling tinggi.

Page 8
2.6. Rentang Sehat

Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Batasan
sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang baik secara fisik, mental
dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947),
berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya
adalah :

1. Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia


2. Memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik secara
internal maupun eksternal
3. Memiliki hidup yang kreatif dan produktif

Faktor Pengaruh Status Kesehatan


Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas
rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis yang dipengaruhi oleh perkembangan,
sosial cultural, pengalam masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya, keturunan,
lingkungan, dan pelayanan.
1. Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempunyai
arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam
hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan
itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon
terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Contohnya perubahan status
kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh perkembangan adalah pada bayi atau
anak-anak yang tahap perkembangannya belum mencapai kematangan, maka
status kesehatannya sangat rentang terhadap berbagai penyakit. Bayi dan anak-
anak mudah sekali terkena penyakit apabila dibandingkan dengan orang dewasa
yang sudah memiliki perkembangan yang matang. Demikian juga pada usia lanjut
dimana semua daya imunitas akan menurun, maka akan mempengaruhi status
kesehatan sehinggi orang yang lanjut usia akan rentang sekali terhadap penyakit
dan mudah terjadi perubahan status kesehatan.
2. Sosial dan Kultural
Sosial dan cultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan
seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan . Contohnya sesorang yang
memiliki lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi penyakit pada

Page 9
lingkungan itu , maka akan timbul anggapan bahwa mereka dalam keadaan sehat,
demikian juga seseorang yang memiliki sosial ekonomi rendah akan merespon
baik ketika mengalami penyakit flu dan menganggap hal tersebut tidak menjadi
masalah , akan tetapi apabila penyakit flu tersebut terjadi pada seseorang dengan
sosial ekonomi tinggi , maka hal tersebut akan memperangaruhi proses
kesehatannya sehingga dianggap sebagai masalah kesehatan yang dapat
mengganggu dirinya dalam kehidupan..
3. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan . Hal ini
dapat diketahui jika adapengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau
pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status
kesehatan selanjutnya . Contohnya , seseorang yang pernah mengalami diare ,
karena pengalaman masa lalu yang salah dalam mengatasi diare yang
menyebabkan dirinya masuk rumah sakit , maka dalam kehidupannya sehari hari
seserang tersebut akan selalu berupaya untuk tidak mengulangi pengalaman
masa lalunya denagn mencegah hal-hal yang dapet menyebabkan diare .
4. Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan
perubahan status kesehatan kearah yang optimal. Harapan dapat menghasilkan
status kesehatan ketingkat yang lebih baik secara fisik maupun psikologis , karena
melalui harapan akan timbul motifasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari
hal-hal yang dapet mempengaruhi status kesehatan dirinya .
5. Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang
mengingat potebsi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor
genetik, walaupun tidak terlalubesar tetapi akan mempengaruhi respon terhadap
berbagai penyakit .
6. Lingkungan
Lingkungan yang di maksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan ,
kebersihan diri , tempat pembuanagn ari limbah atau kotoran serta rumah yang
kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku
hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan .
7. Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau system pelayanan
yang dapat mempengaruhi status ksehatan . Hal ini dapat dijumpai apabila tempa
pelayana kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikana pelayanan
kurang baik . maka dapat emempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup
sehat .

Page
10
Rentan Sakit

Rentan sakit merupakan rangkain dalam konsep sehat sakit . Rentan ini di mulai
dari keadaan setengah sakit, sakit , sakit kronis , dan kematian .Sakit pada
dasarnya merupakan keadaan tergaggunya seseorang dalam proses tumbuh
kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagaian , serta terganggunya
proses penyusaian diri manusia , sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan
dalam fungsi yang normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organism
sebagaia system biologis dan adap tasi sosial (Parsons 1972).

Sehat Sakit

Sembuh Penyakit

Selaian itu sakit dapat diartikan sebagai hasil dari interaksi antara seseorang
dengan lingkungan, dimana terjadinya kegagalan dalam beradaptasi dengan
lingkungan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara factor host, agent, dan
lingkungan.

2.7. Tahap Proses Sakit

1. Tahap Gejala
Tahap ini merupakan tahapan awal seseoramg mengalami proses sakit
dengan ditandai adanya rasa tidak nyaman terhadap dirinya karena
timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi: gejala fisik seperti adanya
perasaan nyeri panas dan lain-lain sebagai manifestasi terjadinya ketidak
seimbangan dalam tubuh.
2. Tahap Asumsi Terhadap Sakit
Pada tahap ii seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang
dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau
gangguan yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah mengiterpretasi gejala
itu, maka seseorang akan merespon dalam bentuk emosi terhadap gejala
tersebut, seperti merasakan ketakutan atau kecemasan. Untuk mengatasi

Page
11
ketakutan atau kecemasan tersebut, kemudia dilakukan proses konsultasi
dengan orang sekitar atau orang yang dianggap lebih mengetahui atau
dating ketempat pengobatan.
3. .Tahap Kontak dengan Layanan Kesehatan.
Tahapan ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan
kesehatan dengan meminta nasihat dari profesi kesehatan seperti dokter,
perawat atau lainnyayang dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri. Proses
pencarian informasi ini dilakukan untuk mencari pembenaran keadaan
sakitnya, kemudian untuk mengetahui gejala-gejala yang tidak dimengerti
oleh klien dan adanya keyakinan bahwa dirinya akan lebih baik.
4. Tahap Ketergantungan
Tahapan ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suau penyakit
yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi
seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi
tidak seseorang tidak memiliki tingkat ketergantungan yang sama,
melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya.
5. Tahap Penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya
kemampuan untuk beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan
proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali
berperan seperti sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi
dalam kehidupan sosial.

2.8. Dampak Sakit

Dampak-dampak sakit antara lain:

1. Terjadi perubahan peran pada keluarga. Selama sakit peran dalam keluarga
akan mengalami gangguan mengingat terjadi pergantian peran dalam salah satu
anggota keluarga yang mengalami sakit.
2. Terjadinya gangguan psikologis. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya
stres sampai mengalami kecemasan yang berat, apalagi psikologisnya tidak
disiapkan dengan baik.
3. Masalah keuangan. Dampak ini akan terjadi karena adanya beberapa
pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak diduga selama sakit mengingat
biaya perawtan dan obat-obatan begitu mahal.

Page
12
4. Kesepian akibat perpisahan. Dampak ini dapat terjadi pada seseorang yang
sebelumnya selalu berkumpul dengan keluarga, namun ketika sakit orang
tersebut harus dirawat dan dipisah dari keluarganya.
5. Terjadinya perubahan kebiasaan sosial. Hal ini terjadi mengingat selama
dirumah sakit interaksi dengan lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi
ketika seseorang sakit seluruh aktifitas sosialnya akan mengalami perubahan.
6. Terganggunya privasi seseorang. Privasi seseorang dapat ditunjukan pada
perasaan menyenangkan yang merefleksikan tingkat penghargaan seseorang.
Perasaan menyenangkan ini akan mengalami gangguan karena aktifitasnya
terbatas dengan kehidupan diruumah sakit serta kebutuhannya terganggu
sehingga membuat perasaan menjadi tidak menyenangkan yang mengakibatkan
penghargaan sosial sulit dicapai.
7. Otonomi. Telah disediakannya segala kebutuhan bagi pasien dirumah sakit
mengakibatkan menurunnya kemamuan aktifitas pasien karena keadaan untuk
mandiri dan mengatur sendiri sulit dicapai sehingga pasien akan selalu memiliki
ketergantungan.

2.9. Prilaku Pada Orang Sakit

Perubahan prilaku yang terjadi:

1. Adanya perasaan ketakutan.


Peubahan prilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai dengan
adanya perasaan takut sebagai dampak dari sakit.
2. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Untuk
menguangi kecemasan, maka seseorang akan berprilaku menarik diri seperti
diam jika tidak diberi pertanyaan
3. Egosentris
Prialku ini terjadi pada orang sakit yangditunjukan dengan selalu banyak
mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang
lain atau memikirkan orang lain.
4. Sensitif pada persoalan kecil
Pada orang yang sakit perubahan prilaku ini biasanya selalu ditimbulkan dengan
selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya
psikologis seperti selalu mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuai dengan
dirinya.

Page
13
5. Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat ditunjukan dari seseorang yang mengalami sakit dengan
mudah menangis, tersinggung, marah serta tuntutan perhatian yang lebih dari
orang sekitar.
6. Perubahan persepsi
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukan dengan timbul
persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang dapat membantu untuk
menyembuhkannya sehingga menaruh harapan sangat besar pada dokter dan
perawat tersebut.
7. Berkurangnya minat
Berkurangnya minat karenga terjadinya stress yang diakibatkan penyakit yang
dirsakan serta menurunnya kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari

Page
14
BAB III.

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakekat


manusia dan esensi keperwatan. Paradigma keperawatan masih
berdasarkan 4 komponen yang diantaranya manusia, keperawtan,
kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin
ilmu keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang
mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan
sehingga paradigm keperawatan akan terus berkembang.

Bahwa konsep manusia bertindak sebagai klien yang merupakan


makhluk biospsikososial dan spiritual yang terjadi merupakan kestuan dari
aspek jasmani dan rohani yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang
berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangannya masing-masing.
Sebagai klien yang bersifat masyarakat, diartikan bahwa melalui
masyarakat kemampuan individu dapat mudah dipengaruhi dengan
adanya fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat rekreasi,
transportasi, komunikasi dan sosial juga, dengan adanya kenyakinan yang
kuat dari masyarakat sehingga pandangan masyarakat sangat diperlukan
dalam proses perubahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar.

Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan


yang bersifat professional dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia(biologis,psikologis, sosial, dan spiritual)yang dapat ditujukan
kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat-sakit.

3.2. Saran.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang falsafah
keperawatan dan paradigm keperawatan. Kami mohon maaf jika dalam
makalah ini ada salah kata dan kami mohon maaf dan terima kasih

Page
15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Konsep Dasar Keperawatan.


Salemba Medika: Jakarta

Page
16

Anda mungkin juga menyukai