Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN DEWASA I

SOP PERHITUNGAN DAN PENYUNTIKAN INSULIN DAN


PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK CEK GULA DARAH

Disusun dalam rangka memenuhi tugas pratikum Keperawatan Dewasa I

OLEH :

ALRINAL OKTAFIANDI
(1711316005)

DOSEN PEMBIMBING :
RENI PRIMA GUSTI, M.KEP, SP. KMB

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Dewasa yang
berjudul “Perhitungan dan Penyuntikan Insulin ” ini tepat pada waktunya
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Padang, Februari 2018

Penulis
PERHITUNGAN DAN PENYUNTIKAN INSULIN

A. Pengertian Insulin
Insulin merupakan hasil recombinasi DNA yang digunakan secara
genetis dengan memodifikasi Escchereia Coli. Organisme ini mensintese
setiap rantai insulin menjadi seperti asam amino yang sama seperti insulin
manusia. Ikatan-ikatan kimia ini yang akhirnya menghasilkan human insulin.

B. Tujuan Pemberian Insulin


Mengontrol kadar Gula Darah dalam pengobatan Diabetes Militus
C. Insulin dan Cara Kerjanya

INSULIN DESKRIPSI MULA PUNCAK LAMA


KERJA KERJA KERJA
Insulin kerja singkat
Regular [ crys-talline ] Jernih, SK atau IV 0,5 – 1 jam 2 – 4 jam 6 – 8 jam
Humulin R
Semilente

Insulin kerja sedang Jernih, SK atau IV 0,5 – 1 jam 2 – 4 jam 6 – 8 jam


Lente Keruh, sinc dlm jumlah 30– 45 menit 4 – 6 jam 12–16 jam
sedikit.SK

Humulin L Keruh, inc,SK, 30 1 – 2 jam 8 – 12 jam 18–28 jam


NPH persen semilente & 70
HumulinN persen ultralente

Sama seperti lente 1 – 2 jam 6 – 12 jam 18–24 jam


Keruh, SK, Protamin
Sama seperti NPH

Insulin kerja panjang Keruh, SK, Protamin, 4 – 8 jam 14– 20 jam 24–36 jam
PI inc 5 – 6 jam 14– 20 jam 30–36 jam
Ultralente Keruh, SK, insulin inc
yang diberi tambahan

D. Cara Mencapur Insulin


Pemberian insulin campuran antara short-intermediet acting atau long
acting insulin mengakibatkan kadar gula darah klien lebih bagus daripada
single type insulin. Pada pemberian insulin campuran ini harus tepat dan
benar agar insulin yang ada di dalam botol tidak bercampur dengan insulin
yang ada di spuit yang dapat mengakibatkan lisis.
Adapun langkah-langkah pencampurannya adalah sebagai berikut :
1. Cuci tangan
2. Baca etiket botol insulin, tipe dan tanggal kadaluarsanya
3. Putar setiap botol insulin secara gantle diiatas telapak tangan agar isi
insulin merata
4. Usap tutup botol dengan alcohol
5. Injeksi 20 unit udara ke dalam NPH insulin. {jumlah udara yang
dimasukkan ke dalam botol sesuai dengan dosis unit yang
diperlukan}. Selalu mendahulukan menginjeksi udara ke dalam
insulin yang berdurasi kerja lebih lama.
6. Injeksikan udara 10 unit ke dalam botol insulin reguler. Jummlah
udara yang diinjeksikan harus sama degan dosis insulin yang
diberikan
7. Hisap 10 unit insulin reguler Pastikan bahwa tidak ada udara dalam
spuit, selalu hisap dahulu insulin yang mempunyai masa kerja lebih
pendek
8. Hisap 2 unit insulin NPH dengan spuit yang telah berisi insulin
reguler 10 uniit. Hati-hati jangan sampai insulin reguler terinjeksi ke
botol insulin NPH.
9. Jumlah insulin dalam satu spuit diharus menjadi 30 unit

E. Cara Menghitung Dosis Suntik Insulin

Permintaan X Spuit yang digunakan


Unit/Dosis yang tersedia
F. Efek Samping Insulin
Jika insulin diberikan lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk
metabolisme glukosa timbul reaksi hipoglikemia atau syok insulin dapat
diatasi dengan memberikan gula peroral atau intravena meningkatkan
pemakaian insulin.
Pada keadaan dimana jumlah insulin tidak cukup, gula tidak dapat
dimetabolismesasikan sehinggga terjadi metabolisme lemak, pemakaian asam
lemak [ keton ] untuk energi menimbulkan ketoasidosis.

REAKSI HIPOGLIKEMIA DAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM


REAKSI TANDA DAN GEJALA
Reaksi Hipoglikemik Sakit kepala, kepala terasa ringan
[ syok insulin ] Gelisah terasa takut, tremor, keringat berlebihan dingin,
kulit lembab, takikardi, bicara tersendat-sendat, lupa,
kekacauan mental, kejang, kadar gula dara < 60 mg/dl.
Ketoasidosis diabetik Sangat haus, poliuria. Bau napas seperti buah, pernapasan
[ reaksi hiperglikemik ] kusmaul [ dalam, cepat, melelahkan, terasa menekan ,
sesak ], denyut nadi cepat dan lemah, selaput lendir kering
dan turgor kulit buruk, kadar gula darah > 250 mg/dl.
G. Lokasi Injeksi Insulin
Tiap bagian tubuh yang ditutupi kulit yang longgar dapat dipakai
sebagai tempat injeksi insulin termasuk abdomen, paha, lengan atas,
pinggang dan kuadran atas luar dari bokong. Secara umum insulin akan lebih
cepat diabsorpsi dari bagian atas tubuh seperti bagian deltoid dan abdomen
dibanding dari paha dan bokong.
Rotasi dari injeksi terus dianjurkan guna menghindari absorpsi yang
terhambat karena adanya fibrosis atau lipohipertropi akibat injeksi berulang
hanya pada satu tempat. Asosiasi Diabetes America menganjurkan insulin
dapat diinjeksikan pada satu daerah yang sama selama satu minggu dengan
jarak setiap injeksi 1 ½ inci [ satu ruas jari tangan ] dengan penyuntikan
insulin secara sub cutan atau tepat di bawah lapisan kulit.
Cek Gula Darah

1. Pengertian ek Gula Darah


Cek gula darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula dalam darah.
Jika terlampau banyak, maka bisa menyebabkan diabetes. Untuk tes ini,
saya sebelumnya sudah puasa dulu kurang lebih 10-12 jam. Jadi disebut
sebagai tes gula darah puasa. Hasil tes dikatakan normal jika kadar gula
dalam darah < 100. Hasil tes saya 84, jadi masuk kategori normal
2. cara mengukur gula darah
Pengukuran gula darah sangat mudah, namun ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Tips berikut membantu Anda mendapatkan hasil pengukuran
yang terbaik
 Siapkan peralatan yang Anda butuhkan, yaitu:
 glucometer
 alkohol
 kasa/kapas
 jarum penusuk (lancet)
 alat penusuk (lancing device)
 test strip.

 Cuci dan keringkan kedua tangan Anda sebelum pengambilan sampel


untuk menghindari kontaminasi.
 Masukkan jarum penusuk (lancet) di alatnya (lancing device).
Pastikan bahwa jarum yang Anda pakai masih baru dan steril. Jarum
penusuk hanya digunakan untuk sekali pakai.
 Letakkan ujung jari Anda yang akan ditusuk. Sebaiknya menggunakan
ujung jari berbeda-beda agar tidak menimbulkan pengerasan kulit.
Jempol dan kelingking sebaiknya tidak digunakan untuk pengambilan
sampel (gunakan jari tengah, jari manis atau telunjuk).
 Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kasa atau kapas
beralkohol untuk menghindari infeksi.
 Tusukkan jarum ke ujung jari Anda. Lap darah pertama yang keluar
dengan kapas dan biarkan bulatan kecil darah terbentuk di ujung jari.
Tekan dengan pelan jari Anda untuk membantu mengeluarkan darah,
tapi jangan terlalu kuat agar sampel tidak bercampur dengan cairan
otot sehingga mengacaukan hasil pengukuran.
 Bila darah tidak cukup keluar, tusukkan jarum di jari kedua.
 Masukkan test strip ke alat pengukur (glucose meter). Pastikan bahwa
test strip yang Anda gunakan belum kedaluwarsa. Setiap strip
memiliki tanggal kedaluwarsa sendiri yang bila terlewati akan
membuat hasil pengukuran tidak akurat.
 Tempelkan ujung test strip ke bulatan darah sampai terbasahi merata
bagian untuk sampelnya. Jangan meneteskan darah ke strip dan jangan
terlalu keras menempelkan test strip. Bila sampel darah sudah
memadai maka alat akan mulai mengukur (waktu pengukuran terlihat
di display dalam hitungan mundur).
 Tempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang tertusuk
untuk menghentikan perdarahan.
 Lihat hasil pengukuran di gluco meter Anda. Bila angka hasil
pengukuran sangat tinggi atau rendah, Anda mungkin
perlu mengulangi pengukuran untuk memastikan Tingkat gula darah
yang normal adalah:
 4 s.d. 7 mmol/l atau 72 s.d. 126 mg/dl (puasa)
 kurang dari 10 mmol/l atau 180 mg/dl (90 menit setelah
makan)
 sekitar 8 mmol/l atau 144 mg/dl (malam hari)
DAFTAR PUSTAKA
Donna.I. [1996]. Medical Surgical Nursing. Mosby Year Book. Philadelphia

Greenspan dan Baxter.[2000]. Endokrinologi Dasar dan Klinik EGC. Jakarta

Kee and Hayes.[1996]. Farmakologi, Pendekatam Proses Keperawatan. EGC.


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai