Anda di halaman 1dari 23

Kegiatan Belajar

INJEKSI INSULIN SUB CUTAN (SC)

 150 Menit

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum dan Petunjuk Belajar

Insulin adalah hormon yang digunakan untuk pengendalian


hiperglikemia. Sejak ditemukan insulin 90 tahun yang lalu, insulin
merupakan salah satu tonggak bersejarah dalam bidang kedokteran di
abad 20. Salah satu kelebihan insulin adalah kemampuannya dalam
menekan mediator inflamasi lebih banyak dibandingkan dengan obat-obat
hipoglikemik oral. Insulin juga paling efektif menurunkan glukosa darah
dan bisa digunakan dengan dosis adekuat dapat menurunkan kadar
HbA1C sesuai target yang diinginkan.
Saat ini tersedia berbagai jenis insulin, mulai dari human insulin
sampai insulin analog. Memahami farmakokinetik berbagai jenis insulin
menjadi landasan dalam penggunaan insulin sehingga pemakaiannya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Sebagai contoh, pada
kebutuhan insulin basal dan prandial/setelah makan terdapat perbedaan
jenis insulin yang digunakan. Dengan Demikian, pada akhirnya, akan
tercapai kendali kadar glukosa darah sesuai sasaran terapi.
Pada orang normal, jumlah insulin yang diekskresikan oleh sel betha
(endogen) terutama dipengaruhi oleh keadaan puasa dan makan. Pada
keadaan puasa, sel betha mensekresi insulin pada kadar tertentu yang
hampir sama sepanjang waktu puasa dan sebelum makan. Konsep ini
disebut dengan insulin basal yaitu bertujuan mempertahankan kadar gula
darah puasa pada orangnormal dibawah 100 mg/dl. Setiap kali makan
ketika glukosa darah naik akibat asupan dari luar, dibutuhkan sekresi
insulin secara cepat oleh sel betha pankreas, ini yang disebut dengan
insulin prandial.

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 1


Untuk memenuhi kebutuhan insulin basal dapat digunakan insulin
kerja menengah (intermediate acting) atau kerja Panjang (long acting);
sementara untuk memenuhi kebutuhan insulin prandial (setelah makan)
digunakan insulin kerja cepat (sering di sebut insulin regular/short acting)
atau insulin kerja sangat cepat (rapid- atau ultra-rapid acting). Selain itu
tersedia juga insulin dengan komposisi tersendiri, juga tersedia dalam
bentuk campuran antara insulin kerja cepata atau sangat cepat dengan
insulin kerja menengah (premixed insulin).

Insulin sangat berperan dalam pencegahan komplikasi diabetes


mellitus yaitu salah satunya adalah ulkus diabetikum. Luka ulkus
diabetikum akan cukup lama mengalami progress penyembuhan bila tidak
didukung oleh faktor internal dan eksternal pasien. Faktor eksternal yang
cukup berperan adalah perawatan luka ulkus diabetikum. Perawatan luka
ulkus dapat mengurangi laju pertumbuhan bakteri yang menghambat
penyembuhan luka (Suyanto & Amal, 2019). Penyembuhan luka tentunya
juga dipengaruhi oleh bagaimana regimen terapeutik dalam hal ini insulin
pada penderita DM untuk patuh dalam penggunaannya.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DI CAPAI (KOGNITIF,


AFFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR)

1. Mahasiswa mampu memahami konsep tindakan pemberian Insulin


(Injeksi Subcutan)
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk melakukan tindakan
pemberian Insulin (Injeksi Subcutan)
3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan pemberian Insulin
(Injeksi Subcutan) secara mandiri

2 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


LATIHAN / TRIGGER CASE

Seorang laki-laki usia 56 tahun dirawat dengan hiperglikemia. Hasil


pengkajian didapatkan pasien mengeluh lemas dan kepala pusing,
pemeriksaan GDS 421 mg/dL, TD 135/90 mmHg, frekuensi nadi 90
x/menit, BB 65 kg, TB 169 cm. Pasien mendapat terapi insulin prandial 10
unit (Insulin regular: Humalog).

TINJAUAN TEORI

Insulin adalah hormone alami yang dikeluarkan oleh sel beta


pankreas. Insulin dibutuhkan oleh sel tubuh untuk mengubah dan
menggunakan glukosa darah (gula darah), dari glukosa, sel membuat
energy yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Pasien diabetes
mellitus (kencing manis) tidak memiliki kemampuan untuk mengambil dan
menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah meningkat.
Pada diabetes tipe I, pancreas tidak dapat memproduksi insulin.
Sehingga pemberian insulin diperlukan. Pada diabetes tipe 2, pasien
memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak merespon insulin dengan
normal. Namun demikian, insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2
untuk mengatasi resistensi sel terhadap insulin. Dengan peningkatan
pengambilan glukosa oleh sel dan menurunnya kadar gula darah, akan
mencegah dan mengurangi komplikasi lebih lanjut dari diabetes, seperti
kerusakan pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.
Insulin diberikan dengan cara disuntikan di bawah kulit (subkutan).
Jaringan subkutan perut adalah yang terbaik karena penyerapan insulin
lebih konsisten dibandingkan tempat lainnya.
Injeksi subcutan (SC) merupakan salah satu bentuk pemberian obat
parenteral dengan cara dimasukkan ke dalam jaringan tubuh di bawah
kulit dengan menggunakan spuit. Selain insulin beberapa obat dapat
diberikan melalui subkutan, misalnya vaksin untuk imunisasi.

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 3


Tujuan pemberian obat secara subcutan adalah
1. Memasukkan sejumlah toksin atau obat/hormon pada jaringan di
bawah kulit untuk diabsorbsi.
2. Memberikan obat yang hanya dapat diabsorbsi melalui jaringan bawah
kulit.
3. Membantu proses penyembuhan.

Indikasi Pemberian Terapi Insulin


Terapi insulin klasik diindikasikan pada kondisi-kondisi seperti DM tipe 1,
hipoglikemia pada penyakit-penyakit kritis, infeksi berat : tuberculosis
paru, kaki yang terinfeksi, berat badan kurang, DM gestasional, dan
control glukosa darah buruk. Menurut panduan pengobatan DM tipe 2 dari
American Diabetes Association, terapi insulin merupakan salah satu
pilihan tambahan bila langkah pertama pengobatan dengan kombinasi
gaya hidup dan metformin gagal mencapai target HbA1C yang diinginkan
yaitu <7%.

Area yang dapat digunakan untuk injeksi


1. Lengan atas bagian luar, 1/3 bagian dari bahu
2. Paha anterior, 1/3 bagian dari sendi panggul
3. Daerah abdomen
4. Area scapula pada punggung atas
5. Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas

Gambar 1. Area penyuntikan Insulin

4 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


Terdapat banyak bentuk insulin. Insulin dikasifikasikan berdasarkan dari
berapa cepat insulin mulai bekerja dan berapa lama insulin bekerja. Tipe
insulin terdiri dari:

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 5


Pemilihan tipe insulin tergantung pada beberapa hal, yaitu :
1. Respon tubuh individu terhadap insulin (berapa lama menyerap insulin
ke dalam tubuh dan tetap aktif di dalam tubuh sangat bervariasi dari
setiap individu)
2. Pilihan gaya hidup seperti: jenis makanan, berapa banyak konsumsi
alkohol, berapa sering berolah raga, yang semuanya mempengaruhi
tubuh untuk merespon insulin.
3. Berapa banyak suntikan per hari yang ingin dilakukan.
4. Berapa sering melakukan pengecekan kadar gula darah.
5. Usia

Cara pemberian:
1. SC (sub cutan): insulin short acting, rapid acting, intermediate, dan
insulin long acting
2. IV (Intravena): biasa langsung IV (dicampur dalam botol infuse yang
mengandung glukosa) atau syringe pump (insulin short acting dan
rapid acting)
3. CSII (continous subcutan insulin infusion): (insulin short acting dan
rapid acting) mengeluarkan insulin dengan kecepatan yang bervariasi
sesuai dengan kebutuhan individu

Alat dan Bahan untuk Penyuntikan Insulin


Menggunakan Inslin Pen

1. Sarung tangan
2. Insulin pen sesuai program terapi
3. Bak spuit
4. Alkohol swab
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Safety box
8. Buku injeksi/daftar obat

6 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


PROSEDUR PENYUNTIKAN INSULIN
MENGGUNAKAN INSULIN PEN

Insulin Pen

Pen Cap

Rubber
membrane
Residual
12 units scale
window
Insulin Big outer
cartridge Residual needle cap
scale

Inner needle
cap

Needle
Dose
indicator
window Protective tab
Dose
selector Push-button

Gambar 2. Bagian-bagian Pen Insulin

Cara penggunaan:
Pertama kali penggunaan- Untuk penggunaan pertama kali, diharuskan
merolling pen (menggulung pen), diantara telapak tangan selama 10 kali.
Kemudian gerakkan pen ke atas danke bawah seperti pada gambar di
bawah, lakukan sampai suspen cairan tercampur rata.

Gambar 3. Cara merolling pen insulin

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 7


Setiap kali penggunaan- setiap kali akan menggunakan injeksi pen
setelah penggunaan yang pertama, lakukan hanya menggerakkan pen ke
atas dan bawah, tanpa yang menggulung pen diantara telapak tangan.
Lakukan itu sampai suspen cairan tercampur rata.

Langkah-langkah penggunaan insulin pen:


1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
b. Mengidentifikasi pasien dengan tepat.
c. Mencuci tangan.
d. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan
memperkenalkan diri.
b. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien.
d. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.
3. Tahap Kerja
Langkah 1: Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen

Langkah 2: Memasang jarum


a. Buka protective tab dari jarumnya kemudian pasang ke Novo-
pen. Jarumnya ini dilindungi oleh inner needle cap (tutup jarum
dalam) dan big outer needle cap (tutup jarum luar)
b. Tarik atau lepaskan tutup jarum luar dan dalamnya.Jangan
membuang tutup jarum luar.

8 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


Langkah 3: Mengecek aliran insulin
a. Pertama hilangkan udara di dalam pen melalui jarum, untuk
mengatur ketepatan pen dan jarum dalam mengatur dosis insulin.
Putar tombol pemilih dosis pada 1 atau 2 unit.
b. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol
dosis 9lcoho mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu,
sampai insulin terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus
kembali 9lcoho setelah insulin terlihat di dalam pen.

Langkah 4: Aktifkan tombol dosis insulin


Pastikan dosis unit sudah 0. Kemudian atur dosis sesuai anjuran
dokter dengan memutar-mutar dose selector. Hati-hati jangan

menekan push button.

Langkah 5: Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan


Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Penyuntikan
insulin pada bagian perut dilakukan di area sekitar dua jari dari bagian
luar lingkaran pusar, area lainnya yaitu lengan atas, paha, gluteal dan
scapula. Tidak dianjurkan untuk menyuntik di lokasi yang sama terus
menerus, rotasikan lokasi penyuntikan.

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 9


Atau

Langkah 6 : Suntikkan insulin


a. Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jaripada tombol dosis
b. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.

Akan tetapi tidak selalu kita perlu melakukan cubitan saat akan
menyuntikkan insulin pen, tergantung pada ukuran jarum yang
digunakan (lihat gambar di bawah).

10 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


c. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat.

d. Lepaskan cubitan
e. Gunakan ibu jari untuk menekan
kebawah pada tombol dosis sampai
berhenti (klep dosis akan kembali pada
nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-
10 detik untuk membantu mencegah
insulin keluar dari tempat injeksi.
Langkah 7: Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya
Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari
pen. Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman
(kaleng kosong). Buang ke tempat sampah dan jangan dibuang
ditempat pendaur ulangan sampah.

PENYIMPANAN INSULIN
Bila belum dipakai:
Sebaiknya disimpan 2-8 derajat celcius (jangan sampai beku), di dalam
gelap (seperti di lemari pendingin, namun hindari freezer).
Bila sedang dipakai:
Suhu ruang 25-30 derajat celcius cukup untuk menyimpan selama
beberapa minggu, tetapi jangan terkena sinar matahari.

Alat dan Bahan untuk Penyuntikan Insulin


Menggunakan Syringe (Spuit Insulin)

1. Sarung tangan
2. Spuit insulin

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 11


3. Bak spuit
4. Alkohol swab
5. Perlak dan pengalas
6. Insulin sesuai program terapi
7. Bengkok
8. Safety box
9. Buku injeksi/daftar obat

PROSEDUR PENYUNTIKAN INSULIN


MENGGUNAKAN SYRINGE (SPUIT INSULIN)

A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mengidentifikasi pasien dengan tepat.
3. Mencuci tangan.
4. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan
memperkenalkan diri.
2. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien.
4. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi pasien.
2. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa.
3. Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan.
4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
5. Memilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,
peradangan atau rasa gatal (menghindari gangguan absorpsi
insulin).
6. Memasang perlak dan alasnya di bawah area penyuntikan.
7. Memakai sarung tangan.

12 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


8. Menyiapkan obat sesuai prinsip 12 benar pemberian obat
a. Membersihkan tutup botol dengan menggunakan kapas
alkohol/air hangat.
b. Membuka tutup jarum pada spuit
c. Dengan hati-hati menusukkan jarum secara tegak lurus tepat
di tengah-tengah karet dari vial
d. Mengambil insulin dari vial dengan memposisikan vial
terbalik, pastikan ujung jarum berada di cairan insulin.
e. Tarik plunger untuk mengaspirasi insulin sesuai dosisyang
dibutuhkan
f. Aspirasikan insulin ke dalam spuit untuk mencegah insulin
terbuang dan pastikan tidak terdapat gelembung udara
dalam spuit, kemudian cabut jarum dari vial
g. Memeriksa kembali jumlah insulin yang ada pada spuit.
h. Meletakkan spuit ke dalam bak instrument.
9. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar.
10. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol/ air hangat (melingkar
dari arah dalam kearah luar dengan diameter 5 cm), tunggu
sampai kering.
11. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengangkat kulit
dan jaringan lemak.

12. Menusukkan spuit sampai jaringan dibawah kulit dengan sudut


45º, atau 90º untuk orang gemuk (ujung jarum menghadap ke
atas).

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 13


13. Memasukkan insulin ke dalam jaringan sub cutan secara
perlahan.
14. Mencabut jarum, kemudian usap menggunakan kapas kering
jangan melakukan penekanan pada area bekas suntikan
15. Membuang spuit ke dalam bengkok (jarum tertutup) atau ke
dalam safety box (jarum terbuka).
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
3. Merapikan pasien dan lingkungan.
4. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
5. Berpamitan dan menyampaikan kontrak yang akan datang.
6. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
7. Mencuci tangan.
8. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

CHECK LIST PENILAIAN (TOOLS)

N BO SKOR
ASPEK YANG DINILAI
O BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi 1
2 Mencuci tangan 1
3 Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
1 Salam, sapa, perkenalkan diri 1

14 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


2 Melakukan kontrak 1
3 Menjelaskan tujuan 1
4 Menjelaskan prosedur 1
5 Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
1 Menjaga privacy 1
2 Mengajak pasien membaca Basmalah 1
3 Mengatur posisi dan membebaskan area injeksi 1
4 Memasang perlak dan alasnya 1
5 Memakai sarung tangan 1
6 Menyiapkan obat
a. Menyebutkan prinsip 12 benar pemberian
2
obat
b. Membersihkan tutup vial insulin dengan
1
menggunakan kapas alkohol/air hangat
c. Membuka tutup jarum pada spuit 1
d. Dengan hati-hati menusukkan jarum secara
1
tegak lurus tepat di tengah karet dari vial
e. Mengambil obat dari vial dengan posisi vial
1
terbalik
f. Tarik plunger untuk mengaspirasi obat
1
sesuai dosis
g. Aspirasikan obat masuk ke dalam spuit 1
h. Mengeluarkan udara dari dalam spuit
1
sampai ujung jarum
i. Meletakkan spuit ke dalam bak spuit 1
7 Menentukan tempat penyuntikan dengan benar 2
Membersihkan kulit dengan kapas alkohol/ air
8 2
hangat
Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
9 2
mengangkat kulit dan jaringan lemak
Menusukkan spuit sampai jaringan dibawah kulit
10 4
dengan sudut 45º atau 90º
Memasukkan obat ke dalam jaringan sub cutan
11 4
secara perlahan
Mencabut jarum setelah dibiarkan dalam
12 hitungan 5 – 10 detik, tidak perlu menekan 1
daerah bekas suntikan

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 15


Membuang spuit ke dalam bengkok atau ke
13 1
savety box
Tahap Terminasi
1 Menyampaikan hasil anamnesa/kesimpulan 1
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 1
3 Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
4 Berpamitan dan menyampaikan kontrak 1
5 Membereskan dan mengembalikan alat 1
6 Mencuci tangan 1
7 Mencatat kegiatan dalam catatan keperawatan 1
Penampilan selama tindakan
1 Ketenangan 1
2 Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 1
3 Menggunakan bahasa yang dimengerti pasien 1
TOTAL SKOR

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medical bedah


manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan ed.8. Singapura:
Elsevier.
Craven, R.& Hirnle, C. (2000). Fundamental of nursing, 3rd edition,
Philadelphia: Lippincott
Suyanto & Amal, A.I. (2017). Modern Wound Irrigation Device (MWID)
Reduce The Number Of Bacteria In Diabetic Ulcer Patients.
Indonesian Nursing Journal of Education and Clinic (INJEC) 2017.
Suyanto & Amal, A. I. (2019). Pengaruh Digital Modern Wound Irrigation
Device Terhadap Jumlah Bakteri Luka Ulkus Diabetikum.
Penelitian Internal tidak dipublikasikan.

16 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


Kegiatan Belajar
PEMERIKSAAN
GLUKOSA DARAH SEWAKTU (GDS)
DENGAN CARA STRIP
 150 Menit

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum dan Petunjuk Belajar
DeskripsiSingkat
Kontrolglikemik yang optimal merupakan hal yang mendasar dalam
manajemen Diabetes. Dalam analisis epidemiologi, kadar glikosilasi
hemoglobin (A1C) >7.0% berhubungan dengan meningkatnya secara
signifikan resiko komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler, tanpa
memperhatikan pengobatan utama.
Glukosa darah puasa (GDP) dan glukosa post prandial (GPP)
berhubungan secara langsung terhadap resiko komplikasi, dengan
beberapa pembuktian bahwa posprandial kemungkinan berperan sebagai
faktor yang sangat beresiko terhadap komplikasi kardiovaskuler.
Glukosa sewaktu adalah serum yang diambil kapan saja, tanpa
mempertimbangkan makan terakhir.
Relevansi
Materi yang telah dipelajari sebelumnya terkait dengan sistem
endokrin meliputi anatomi, fisiologi dan patofisiologi menjadi dasar
pemahaman pada materi ini yang akan mempelajari gangguan atau
penyakit pada sistem endokrin yaitu Diabetes Melitus, dimana terjadi
gangguan metabolisme glukosa akibat insufisiensi atau resistensi insulin
atau keduanya.
PetunjukBelajar
Langkah-langkah selama skill lab adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa melakukan discovery learning terkait keterampilan
pemeriksaan Glukosa Darah Puasa serta konsep teori terkait.

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 17


2. Mahasiswa mendapatkan penjelasan dan demonstrasi praktikum (pra
interaksi, fase kerja, terminasi) oleh instruktur
3. Mahasiswa mendemonstrasikan kembali skill yang telah diajarkan
4. Mahasiswa melaksanakan post test

KEMAMPUAN AKHIR YANG DI CAPAI (KOGNITIF,


AFFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR)

1. Mahasiswa mampu memahami konsep serta prinsip tindakan


pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk melakukan tindakan
pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu
3. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan prosedur tindakan
pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu
4. Mahasiswa mampu mengintegrasikan komunikasi terapeutik,
menunjukkan empati, caring, patient safety, sevice exelence selama
demonstrasi skill.

LATIHAN / TRIGGER CASE

Seorang laki-laki usia 48 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan


keluhan lemes. Hasil pengkajian pasien memiliki riwayat penyakit DM
sejak 6 tahun yang lalu, pasien tidak rutin kontrol dan jarang minum obat
antidiabetik. Dokter meminta perawat untuk melakukan cek Glukosa
Darah Sewaktu menggunakan Glucostick. Lakukan tindakan keperawatan
kolaborasi yang tepat pada pasien.

TINJAUAN TEORI

Pengertian
Pemeriksaan GDS adalah suatu tindakan untuk mengetahui hasil
atau nilai gula darah pada pasien yang dilakukan sewaktu dan tanpa
persiapan puasa. Pemeriksaan ini disebut juga glukosa darah kapiler,

18 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


yang menggambarkan kondisi makan yang terakhir karena itu nilainya
menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan
glukosa puasa. Nilai normal gula darah sewaktu <180 mg/dL (<10.0
mmol/L). (Reusch, 2018)
Pemeriksaan GDS Cara Strip
Merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana yang
dirancang hanya untuk penggunaan sampel darah kapiler, bukan untuk
sampel serum atau plasma. Strip katalisator spesifik untuk pengukuran
glukosa dalam darah kapiler (Suryaatmadja, 2003).
Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah strip test diletakkan
pada alat, ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator
glukosa akan mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas dari elektron
yang terbentuk dalam alat strip setara dengan konsentrasi glukosa dalam
darah.
Kelebihan:
1. Hasil pemeriksaan dapat segera diketahui,
2. Hanya butuh sampel sedikit,
3. Tidak membutuhkan reagen khusus,
4. Praktis, dan mudah dipergunakan,
5. Serta dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian khusus.
Kekurangan:
1. Akurasinya belum diketahui,
2. Memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh kadar hematokrit,
interfensi zat lain (Vitamin C, lipid, dan hemoglobin), suhu, volume
sampel yang kurang,
3. Strip bukan untuk menegakkan diagnose klinis melainkan hanya
untuk pemantauan kadar glukosa (Surya atmadja, 2003).
Tujuan Pemeriksaan GDS:
1. Pemeriksaan laboratorium harian
2. Acuan tindakan medis

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 19


3. Pengobatan yang tepat
4. Pemilihan diit yang tepat
5. Pencegahan resiko hiperglikemi
Indikasi
1. Monitoring/pemantauan glukosa darah
2. Screening terhadap kemungkinan Diabetes

PERALATAN DAN BAHAN

1. Blood glucose testing meter


2. Test strips
3. Lancet
4. Kapas alkohol atau gauze swabs
5. Non-sterile gloves
6. Sharps container

PROSEDUR KETERAMPILAN

A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mengidentifikasi pasien dengan tepat.
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan
memperkenalkan diri.
2. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien.
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien/keluarga sebelum
kegiatan dilakukan.
C. Tahap Kerja
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen

20 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


3. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
4. Pastikan alat bisa digunakan.
5. Pasang test strips pada alat glukometer dalam kondisi alat mati,
tunggu alat secara otomatis hidup dan muncul gambar tetesan
darah di layar glukometer.
6. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS (daerah yang
diarsir pada jari seperti dalam gambar)

7. Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan swabs alkohol


8. Menusukkan lanset di jari tangan pasien, dan biarkan darah
mengalir secara spontan
9. Tempatkan ujung strip tes glukosa darah (bukan diteteskan)
secara otomatis terserap ke dalam test strips
10. Menekan bekas tusukan lanset menggunakan swabs alkohol.
11. Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang tertera
pada monitor, catat hasil pengukuran dalam dokumen pasien.
12. Keluarkan strip tes glukosa dari Glukometer
13. Matikan Glukometer
14. Buang lancet kedalam sharps container
15. Membereskan alat.
16. Mencuci tangan.
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
3. Merapikan pasien dan lingkungan.

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 21


4. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
5. Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan kontrak yang
akan datang.
6. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
7. Mencuci tangan.
8. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

CHECK LIST PENILAIAN DEMONSTRASI SKILL

BO SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
TahapPraInteraksi
1. Mengecek program terapi 1
2. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
3. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
TahapOrientasi
1. Salam, sapa, perkenalkandiri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
TahapKerja
1. Menjaga privacy 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 2
3. Mencuci tangan 2
4. Memakai handscoen 2
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin 1
6. Pastikan alat bisa digunakan 1
Pasang test strips pada alat glukometer dalam
7. 2
kondisi alat mati
Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan
8. GDS yaitu: ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, jari 2
manis dan jari kelingking
Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan
9. 3
swabs alkohol
Menusukkan lancet di jari tangan pasien, dan
10. 3
biarkan darah mengalir secara spontan

22 Skill of LaboratoryKeperawatan Medikal Bedah 2


Tempatkan ujung strip tes glukosa darah
11. (bukan diteteskan) secara otomatis terserap 3
kedalam test strips
Menekan bekas tusukan lanset menggunakan
12. 2
swabs alkohol
Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah
13. 1
angka yang tertera pada monitor
14. Catat hasil pengukuran 1
15. Keluarkan strip tes glukosa dari Glukometer 1
16. Matikan Glukometer 1
17. Buang lancet kedalam sharps container 1
18. Membereskan alat 1
19 Mencuci tangan 2
TahapTerminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan 1
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut (RTL) 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
Berpamitan dan menyampaikan kontrak akan
4. 1
datang
5. Membereskan dan mengembalikan alat 1
6. Mencuci tangan 1
7. Mencatat kegiatan dalam catatan keperawatan 1
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan selama tindakan 1
2. Melakukan komunikasi yang terapeutik 1
3. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 1
TOTAL SKOR

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medical bedah


manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan ed.8.Singapura:
Elsevier.
Craven, R.& Hirnle, C. (2000). Fundamental of nursing, 3rd edition,
Philadelphia: Lippincott
Pusdiknakes (1999), Modul pengajaran keperawatan, Jakarta

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 2 23

Anda mungkin juga menyukai