Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN INSULIN

Deskripsi
Insulin merupakan salah satu terapi pada penderita diabetes melitus (DM)
1. Indikasi pemberian insulin
a. Secara absolut diberikan pada:
 Pengidap DM tipe I
 Koma ketoasidosis
 DM yang tidak terkendali dengan diet
b. Secara relatif di berikan pada:
 DM tipe II terjaga dengan obat hiperglikemi oral.
 DM dengan infeksi sistemik
2. Tujuan pemberian insulin
1. Menurunkan kadar gula darah
2. Mencegah komplikasi diabetes melitus (koma hiperglikemi, ketoasidosis
diabetikum, mikrovaskular, makrovaskular)
3. Mengurangi morbiditas ibu dan janin pada ibu hamil yang mengidap diabetes
melitus.
3. Jenis preparat insulin

Menurut cara kerjanya, insulin dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Insulin kerja cepat (insulin regular, actrapid MC, Actrapid HM) yang
diberikan 3-4 kali / 24 jam
2. Insulin kerja sedag (NPH, Monotard MC, Monotrad HM) yang diberikan 1-2
kali/ 24 jam
3. Insulin kerja panjang (P21) yang diberikan 1 kali/ 24 jam

4. Cara pemberian insulin


1. Subkutan
2. Intravena (bila dalam keadaan darurat dengan pengawasan).

5. Spuit Insulin

Spuit insulin terdiri dari:


 100 unit yang terdiri dari 100 strip
 100 unit yang terdiri dari 50 strip
 40 unit yang terdiri dari 40 strip

Proses pengambilan insulin sebaiknya menggunakan spuit insulin yang sesuai, yaitu

1. Selalu menggunakan spuit 1 cc 100 unit untuk insulin U – 100


2. Selalu menggunakan spuit 1 cc 40 unit untuk insulin U – 40
Spuit yang tepat akan memudahkan pemeriksaan dan menjamin ketepatan dosisi
insulin, serta mencegah kemungkinan hipoglikemi akibat salah dosis.

6. Waktu penyuntikan insulin


1. Sesaat sebelum makan: insulin kerja cepat/ rapid onset, misalnya: Humalog (lispro),
Novorapid (asparat)
2. 15-30 menit sebelum makan: insulin kerja singkat (regular) misalnya: actrapid HM,
Humulin kerja bifasik/campuran (misalnya: Humulin 30/70, mixtrad HM 30/70)
3. Sebelum tidur: insulin kerja menengah/ intermediat ( Insularad HM, Monotrad HM,
Humulin M)
4. Pagi atau malam tidak tergantung waktu makan: insulin kerja panjang (long acting),
misalnya Lantus.

Pengkajian

1. Kaji riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi


2. Identifikasi kadar gula darah terkhir.
3. Kolaborasi dengan dokter mengenai dosisi dan jenis insulin yang akan diberikan
kepada pasien serta dipastikan pada status pasien.

Pesiapan

 Persiapan alat
1. Spuit insulin
2. Bola kapas
3. Alkohol 70%
4. Sarung tangan
5. Baki beralas
6. Bengkok/tempat sampah medis
 Persiapan pasien dan lingkungan
1. Identifikasi pasien
2. Jaga privasi pasien
3. Jelaskan informed consent (tujuan, prosedur dan efek samping tindakan)
4. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan

Prosedur pelaksaan

1. Cuci tangan dan pakai sarung tang


2. Putar insulin dengan telapak tangan bila menggunkan NPH/ lente
3. Diisfeksi tutup botol insulin dengan kapas alkohol
4. Buka spuit dari pembungkusnya
5. Konversikan unit insulin yang dibutuhkan (unit hitungan)

Rumus dosis unit hitungan = Unit dalam spuit x kebutuhan


Unit persediaan dalam vial

6. Konversikan unit dalam strip


Rumus = Unit hitungan x Strip
Unit spuit

7. Tentukan lokasi injeksi SC ( deltoid, abdomen)


8. Diinfeksi kulit dengan kapas alkohol
9. Cubit lunak lokasi injkesi yang telah dipilih pada pasien yang gemuk dan
masukkan jarum 45 0. Tekan pompa spuit pada aliran yang tetap
10. Lepaskan cubitan dan tarik jarum, sambil tangan kiri memebrikan tekanan lembut
pada lubang bekas tusukan dengan kapas alkohol.
11. Buangan jarum pada bengkok/tempat sampah medis
12. Rapikan pasien dan bersihkan alat
13. Lepas sarung tangan
14. Cuci tangan
15. Dan dokumentasikan

Evaluasi
1. Evaluasi lokasi penusukan jarum.
2. Perhatikan tanda-tanda hipoglikemi
3. Evaluasi respon pasien

Dokumentasi

1. Catat tindakan injeksi dalam status pasien


2. Catat tanda-tanda komplikasi tindakan
3. Catat respon pasien terhadap terapi dalam status pasien.

Anda mungkin juga menyukai