Anda di halaman 1dari 7

Yani Rahmadani

2211313012 Kelompok D A1
INJEKSI SUBKUTAN
Pengertian :
Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area
bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis (Aziz,2006).
Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan dibawah kulit dapat dilakukan pada
daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah
dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui subkutan ini
umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk
mengontrol kadar gula darah.
Teknik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikan akan diabsorbsi
oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption).
Injeksi subkutan dilakukan dengan menempatkan obat ke jaringan ikat longgar
dermis. Karena jaringan subkutan tidak dialiri darah sebanyak darah yang mengaliri
otot, absorbsi di jaringan subkutan sedikit lebih lambat daripada absorbsi pada injeksi
intramuskular (Potter & Perry. 2010). Daerah yang paling baik untuk penyuntikan
subkutan adalah daerah lengan atas belakang, abdomen dari bawah iga sampai batas
krista iliaka dan bagian paha depan. Sudut jarum untuk penyuntikan subkutan adalah
45 derajat (Potter & Perry, 2010).

Tujuan Injeksi Subkutan


 Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan
 Mengirimkan cairan ke jaringan antara kulit dan otot untuk di absorbsi

Lokasi Injeksi
 lengan atas sebelah luar
 paha bagian depan
 perut
 area scapula
 area ventrogluteal
 area dorsogluteal
Indikasi dan Kontraindikasi :
 Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi.
Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.
 Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit

Teknik Injeksi
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45 derajat dari
permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan
subkutisdari jaringan otot.
Asosiasi Diabetes America menganjurkan insulin dapat diinjeksikan pada satu
daerah yang sama selama satu minggu dengan jarak setiap injeksi 1 ½ inci [satu ruas
jari tangan] dengan penyuntikan insulin secara sub cutan atau tepat di bawah lapisan
kulit.

Alat dan Bahan


 Catatan pemberian obat
 Abat dalam tempatnya
 Spuit insulin
 Kapas alkohol dalam tempatnya
 Cairan pelarut bak injeksi
 Bengkok

Prosedur
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Cuci tangan
 Bebaskan daerah yang akan disuntikan.bebaskan daerah suntikan bila pasien
memakai pakaian berlengan
 Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan .kemudian
tempatkan pada bak injeksi
 Desinfeksi dengan kapas alkohol
 Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan
(angkat kulit)

 Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas membentuk sudut


45º terhadap permukaan kulit

 Lakukan aspirasi. Bila tidak ada darah , semprotkan obat perlahan hingga habis
 Tarik spuit dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan dimasukan kedalam
bengkok
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
 Catat prosedur pemberian obat dan respon klien

Teknik Injeksi
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45 derajat dari
permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan
subkutisdari jaringan otot.
Asosiasi Diabetes America menganjurkan insulin dapat diinjeksikan pada satu
daerah yang sama selama satu minggu dengan jarak setiap injeksi 1 ½ inci [satu ruas
jari tangan] dengan penyuntikan insulin secara sub cutan atau tepat di bawah lapisan
kulit
HASIL PRATIKUM
Yani Rahmadani
2211313012 Kelompok D A1
PEMBERIAN INSULIN
PENGERTIAN INSULIN
Insulin adalah hormone alami yang dikeluarkan oleh pankreas. Insulin dibutuhkan
oleh sel tubuh untuk mengubah dan menggunakan glukosa darah (gula darah), dari
glukosa, sel membuat energy yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Pasien
diabetes mellitus (kencing manis) tidal: memiliki kemampuan untukmengambil dan
menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah meningkat. Pada diabetes tipe I,
pancreas tidak dapat memporduksi insulin. Sehingga pemberian insulin diperlukan.
Pada diabetes tipe 2, pasien memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak meerespon
insulin dengan normal. Namun demikian, insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2
untuk mengatasi resistensi sel terhadap insulin. Dengan peningkatan pengambilan
glukosa oleh sel dan menurunnya kadar gula darah, akan mencegah dan mengurangi
komplikasi lebih lanjut dari diabetes, seperti kerusakan pembuluh darah, mata, ginjal,
dan saraf. Insulin diberikan dengan cara disuntikan di bawah kulit (subkutan).
Jaringan subkutan perut adalah yang terbaik karena penyerapan insulin lebih
konsisten disbanding tempat lainnya. Terdapat banyak bentuk insulin. Insulin
dikasifikasikan berdasarkan dari berapa cepat insulin mulai bekerja dan berapa lama
insulin bekerja

Tipe insulin terdiri dari:


1. Aksi cepat (rapid acting)
2. Aksi pendek short acting)
3. Aksi menengah (intermediate acting)
4. Aksi lama (long-acting)
5. Campuran (Pre-mixed)

Pemilihan tipe insulin tergantung pada beberapa faktor, yaitu:


1. Respon tubuh individu terhadap insulin (berapa lama menyerap insulin ke dalam
tubuh dan tetap aktif di dalam tubuh sangat bervariasi dari setiap individu)
2. Pilihan gaya hidup seperti jenis makanan, berapa banyak konsumsi alcohol, berapa
sering berolahraga, yang semuanya mempengaruhi tubuh untuk merespon insulin.
3. Berapa banyak suntikan per hari yang ingin dilakukan.
4. Berapa sering melakukan pengecekan kadar gula darah.
5. Usia
6. Target pengaturan gula darah.

Indikasi insulin
1. diabetes tipe 1
2. Diabetes tipe 2
3. Resistensi insulin
4. Ketoasidosis diabetik (DKA)
5. Diabetes gestasional
6. Pengobatan diabetes selama kehamilan

Kontraindikasi
 Hipoglikemia ( gula darah rendah )
 Hipersensitivitas terhadap insulin atau eksipiennya (bahan
pendamping tidak aktif)

Sediaan insulin
Contoh insulin kerja cepat
1. Apidra ( insulin glulisine): Disediakan dalam kartrid, botol, pena yang sudah diisi
sebelumnya (Solostar)
2. Novolog ( insulin aspart): Disediakan dalam kartrid, botol, pena yang sudah diisi
sebelumnya (FlexPen)
3. Humalog: (insulin lispro): Disediakan dalam kartrid, botol, pena yang sudah diisi
sebelumnya (Kwik Pen)
Contoh insulin kerja pendek
1) Novolin R, Humulin R (insulin biasa): Disediakan dalam botol
2) Velosulin (insulin dengan buffer fosfat): Disediakan dalam perangkat pompa
Contoh insulin kerja menengah
1. Humulin N, Novolin N (NPH): Disediakan dalam botol, pena (pena Humulin N)
Contoh insulin kerja panjang
1) Lantus ( insulin glargine ): Disediakan dalam botol, kartrid (OptiClick), pena
yang sudah diisi sebelumnya (Solostar)
2) Levemir (insulin detemir): Disediakan dalam botol, pena yang sudah diisi
sebelumnya (FlexPen)
3) Tresiba (injeksi deglutec): Disediakan dalam botol

Dosis dan Pemberian insulin


1. Makanan harus dikonsumsi dalam waktu 30 menit setelah pemberian insulin
reguler
2. Insulin biasanya diberikan melalui suntikan subkutan ke dinding perut, paha,
bokong (daerah gluteal), atau lengan atas. Lokasi injeksi harus dirotasi dalam
wilayah yang sama.
3. Beberapa insulin (misalnya insulin reguler) juga dapat diberikan secara intravena.
4. Dosisnya bersifat individual untuk setiap pasien.
5. Kombinasi insulin kerja pendek atau cepat dan insulin kerja menengah atau
panjang biasanya digunakan
6. Beberapa pasien mungkin mengalami resistensi insulin dan memerlukan
peningkatan dosis.
7. Suntikan insulin berulang kali setiap hari atau infus subkutan terus menerus
melalui pompa sangat mirip dengan sekresi insulin pankreas.

Farmakologi (mekanisme kerja) insulin


Insulin adalah hormon yang disekresikan oleh pankreas. Ini mengatur pergerakan
glukosa dari darah ke dalam sel. Insulin menurunkan glukosa darah dengan
merangsang pengambilan glukosa perifer terutama oleh sel otot rangka dan lemak,
dan dengan menghambat produksi dan pelepasan glukosa oleh hati . Insulin
menghambat lipolisis (pemecahan lemak), proteolisis (pemecahan protein), dan
glukoneogenesis (pembuatan glukosa). Ini juga meningkatkan sintesis protein dan
konversi kelebihan glukosa menjadi lemak. Insulin yang digunakan untuk mengobati
diabetes secara farmakologis mirip dengan hormon yang diproduksi secara alami.
Penderita diabetes tidak sensitif terhadap insulin dan tidak memproduksi cukup
insulin sehingga menyebabkan hiperglikemia dan gejala diabetes . Persiapan insulin
eksogen menggantikan insulin pada penderita diabetes, meningkatkan penyerapan
glukosa oleh sel dan mengurangi konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari
diabetes .

Anda mungkin juga menyukai