Anda di halaman 1dari 11

DIRECT OBSERVASIONAL SKILL (DOPS)

DI RUANG NICU/PICU/ICU

RS.HERMINA PURWOKERTO

DOPS :
TINDAKAN PEMBERIAN INJEKSI INSULIN

Disusun Oleh :
SOEHARTO
NIM. 200104087

PRAKTIK PROFESI NERS STASE GADAR KRITIS


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN 2020/2021
TINDAKAN PEMBERIAN INJEKSI INSULIN

NAMA : SOEHARTO
NIM : 200104087

A. PENGERTIAN PEMBERIAN INSULIN


Insulin adalah salah satu terapi pada penderitaan diabetes melitus (Ratna
Hidayati,dkk.2014).
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta dari pulau
Langerhans kelenjar pancreas,insulin merupakan zat utama yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang tepat.
Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa
menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi (Dr.Pradana
Sewondo,dkk.1999).

B. TUJUAN
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan
dengan program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol
kadar gula darah.

C. INDIKASI
1. Diabetes mellitus tipe 1
2. Diabetes mellitus tipe 2
3. Diabetes mellitus gestasional
4. Ketoasidosis diabetik
5. Pengobatan sindroma hiperglikemi, hiperosmolar non-ketotik
6. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
(Pradana, sewondo 1999)
D. KONTRAINDIKASI
1. Hipoglikemia
2. Hiperglikemia.

E. JENIS JENIS INSULIN


Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Kerja cepat (rapid acting) Contoh: Actrapid, Humulin R, Reguler
Insulin (Crystal Zinc Insulin). Bentuknya larutan jernih, efek
puncak 2-4 jam setelah penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam.
Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan secara
intra vena. Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau
insulin kerja panjang.
2. Kerja menengah (intermediate acting) Contoh: Insulatard,
Monotard, HumulinN, NPH, Insulin Lente Dengan menambah
protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente), maka bentuknya menjadi suspense yang akan
memperlambat absorpsi sehingga efek menjadi lebih
panjang.Bentuk NPH tidak imunogenik karena protamin bukanlah
protein.
3. Kerja panjang (long acting) Contoh: Insulin Glargine, Insulin
Ultralente, PZI Insulin bentuk ini diperlukan untuk tujuan
mempertahankan insulin basal yangkonstan. Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebabapabila tidak murni
akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau
lipohipertrofi.

Insulin eksogen terbagi atas 2 berdasarkan asalnya :

1. Human insulin, yang mempunyai struktur sama dengan insulin


manusia. Contoh : humulin R, humulin N, actrapid, sansulin
2. Analog insulin, yang merupakan hasil perkembangan teknologi
yang mempertukarkan beberapa protein pembentuk insulin untuk
mendapat mekanisme kerja yang menyerupai kerja insulin
endogen. Contoh : detemir, glargine, aspart, glulisine, lispro

F. JENIS JENIS ALAT SUNTIK INSULIN


1. Siring (syringe) dan jarum siring dari bahan kaca sulit dibersihkan,
mudah pecah dan sering menjadi kurang akurat. Siring yang
terbaik adalah siring yang terbuat dari plastic sekali pakai.
Walaupun banyak pasien diabetes yang menggunakan lebih dari
sekali pakai, sangat disarankan hanya dipakai sekali saja setelah itu
dibuang.
2. Pena insulin (Insulin Pen) Siring biasanya tertalu merepotkan dan
kebanyakan pasien diabetes lebih suka menggunakan pena insulin.
Alat ini praktis, mudah dan menyenangkan karena nyaris tidak
menimbulkan nyeri. Alat ini menggabungkan semua fungsi
didalam satu alat tunggal.
3. Pompa insulin (Insulin Pump)Pompa insulin (insulin pump)
diciptakan untuk menyediakan insulin secara berkesinambungan.
Pompa harus disambungkan kepada pasien diabetes (melalui suatu
tabung dan jarum). Gula (Glucose) darah terkotrol dengan sangat
baik dan sesuai dengan kebutuhan.

G. WAKTU PEMBERIAN INSULIN


1. Sesaat sebelum makan : Insulin kerja cepat / RAPID Onset ,
misalnya : Humalog (lispro), novarapid ( asprat ) - 15 – 30 menit
sebelum makan : Insulin kerja singkat (reguler ), misalnya :
actrapid HM, humulin R, humulin kerja bifasik/campuran
( misalnya : humalin 30 per 70, nixtrad HM 30 per 70 .
2. Sebelum tidur :Insulin kerja menengah/ Intermediat ( insulatrad
HM, monotrad HM, humulin M )
3. Pagi atau malam tidak tergantung waktu makan : Insulin kerja
panjang (long acting) misalnya : lantus (Ratna Hidayati,dkk.2014).
H. DAERAH PENYUNTIKAN INSULIN
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat
menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya
disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun
bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah,hindarilah penyuntikkan
pada daerah perut. Secara urutan, area proses penyerapan palingcepat
adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap
apabila daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada
satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan.
Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang
terjadinya perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin.
Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1 inchi (+2,5cm) dari daerah
sebelumnya. Lakukanlah rotasi didalam satu daerah selama satu minggu,
lalu baru pindah ke daerah yang lain.
Terdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah terbukti
bahwa obatnya akan diabsorbsi dengan baik oleh tubuh.

1. Pada daerah lengan atas ( deltoid)


1) Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi, namun
kekurangannya area penyuntikan paling kecil, dan jumlah
obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).
2) Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cm tepat di bawah
tonjolan acromion
3) Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis
atau n.radialis. Hal ini terjadi apabila kita menyuntik
lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya
4) Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul
(seperti gaya seorang peragawati), dengan demikian tonus
ototnya akan berada kondisi yang mudah untuk disuntik
dan dapat mengurangi nyeri.
2. Pada daerah dorsogluteal (Gluteus Maximus)
1) Paling mudah dilakukan, namun angka terjadi komplikasi
paling tinggi. Hati-hati terhadap n.sciatus dan a.glutea
superior
2) Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan
glutea, kemudian buat dua garis imajiner vertical yang
memotong garis horizontal tadi pada pertengahan pantat
pada masing-masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada
kuadran lateral atas.
3) Volume suntikan ideal antara 2-4 ml. Minta pasien
berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi
3. Pada daerah ventrogluteal (Gluteus Medius)
1) Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada
trochanter major (atau sebaliknya). Posisikan jari telunjuk
sehingga menyentuh SIAS. Kemudian gerakkan jari
tengah Anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk
sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari tengah
Anda akan membentuk huruf V.
2) Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka
jarum akan menembus m. gluteus medius.
3) Volume ideal antara 1-4 ml

4. Pada daerah paha bagian luar


1) Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak pada
sepertiga tengah paha bagian luar.
2) Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya
perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum
mencapai kedalaman yang tepat.
3) Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3
ml).
5. Pada daerah paha bagian depan ( rektus femoris)
1) Pada orang dewasa, m.rectus femoris terletak pada
sepertiga tengah paha bagian depan.
2) Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya
perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum
mencapai kedalaman yang tepat.
3) Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3
ml).
4) Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat
penting untuk melakukan autoinjection, misalnya pasien
dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan
tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang
mereka bawa kemana-mana.

I. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN


1. Identifikasi pasien
2. Jaga privacy pasien
3. Jelaskan Informed consenet ( tujuan, prosedur, dan efek samping
tindakan )
4. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
(Ratna Hidayati,dkk.2014).

J. PERSIAPAN ALAT
1. Spuit insulin / insulin pen ( actrapid novoled)
2. vial insulin
3. Kapas alkohol / alkohol swab
4. Handscoon bersih
5. Daftar obat pasien

K. PROSEDUR TINDAKAN
1. Pengkajian
1) Lihat pesanan dokter dalam daftar obat, cek nama pasien,
dosis insulin, waktu danrute pemberian
2) Kaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, rute
pemberian yang tepat, waktu kerja dan masa efek puncak
insulin, efek samping yang mungkin timbul.
3) Kaji tanggal kadalawuarsa insulin
4) Kaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi
terhadap insulin
5) Kaji riwayat medik klien, riwayat alergi
6) Kaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada
pengerasan atau penurunan jumlah jaringan.
7) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pengobatan yang
akan diberikan ( pemberian insulin).
8) Observasi respon verbal dan non verbal pasien sebelum
dilakukan injeksi insulin.
2. Pelaksanaan
1) Ambil vial insulin dan hisap sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat pasien)
2) Pilih lokasi penusukan. Periksa apakah dipermukaan
kulitnya terdapat kebiruan,inflamasi dan edema
3) Rotasi tempat / lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
4) Desinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol /
alkohol swab, dimulai dari bagian tengah area penusukan
dan bergerak ke arah luar secara sirkulasi +_ 5 cm.
5) Cubit kulit tempat area penyuntikan dengan tangan yang
tidak dominan.
6) Dengan tangan yang dominan suntik insulin dengan pelan
dan lembut.
7) Cabut jarum dengan cepat, tidak boleh dimasase, hanya
dilakukan penekanan pada area penyuntikan dengan
kapas alkohol.
8) Buang spuit ke tempat yang ditentukan dalam keadaan
jarum sudah ditutup dengan capnya.
Khusus insulin pen ( Actrapid novelet)
1) Cek apakah novolet berisi tipe insulin yang sesuai.
2) Ganti jarum pada insulin pen yang baru.
3) Pasang cap novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar
dengan indikator dosis.
4) Pegang novolet secara horizontal dengan gerakan insulin
pen ( bagian cap ) sesuai dengan dosis yang ditentukan
sehingga indikator dosis sejajar dengan jumlah dosis
insulin yang akan diberikan kepada pasien.
5) Skala pada cap : 0,2,4,6,10,12,14,16,18 unit
6) Setiap rasa “ klik “ yang dirasakan perawat saat memutar
cap novolet ,menandakan 2unit insulin telah tersedia.
7) Cubit kulit lokasi penyuntikan kemudian injeksikan ke
lokasi secara tegak lurus. Tekan tombol dosis dengan ibu
jari hingga menunjukkan angka 0 dan tahan selama
minimal 6 detik untuk mencegah insulin keluar dari
tempat penyuntikan. Tarik perlahan-lahan dengan posisi
tetap tegak lurus.
8) Pasang penutup dalam jarum, kemudian pasang penutup
insulin pena.

L. EVALUASI
1. Observasi respon klien terhadap medikasi 30 menit setelah injeksi
insulin dilakukan.
2. Observasi indikasi adanya efek samping pada pasien.
3. Inspeksi tempat penyuntikan dan amati apakah terjadi bengkak
atau hematom.
4. Minta pasien menyebutkan tujuan, dosis, efek yang diharapkan
dan efek samping terapi insulin.

M. DOKUMENTASI
1. Catat respon klien setelah pemberian insulin.
2. Catat kondisi tempat penyuntikan insulin.
.DAFTAR PUSTAKA

Dr.Pradana Sewondo,dkk. 1999. Penatalaksanaan Diabetes


Melitus.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Ratna Hidayati,dkk. 2014. Praktik laboratorium keperawatan jilid 1.


Pare : Erllangga.

Elisabeth, 2012.Prosedur keterampilan klinik keperawatan medical


bedah.Medan : STIKes Santa Elisabeth

Anda mungkin juga menyukai