Anda di halaman 1dari 18

TUGAS REMEDI MATA KULIAH FARMAKOLOGI

OLEH :

DANIS IMFROATUL KUSNIA

NIM : P07220419008

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

PRODI PENDIDIKAN NERS

TAHUN 2020
NAMA : DANIS IMFROATUL KUSNIA

NIM : P07220419008

KELAS : SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TINGKAT 1

SOAL

1. Jelaskan tentang insulin short-acting, intermediate-acting, long-acting


serta berikan contoh masing-masing 2 sediaan dan bagaimana cara
pemberian obat tersebut?
Jawaban :

Insulin reguler atau short-acting

Digunakan pada waktu makan, mulai bekerja dalam waktu 30 menit,


bekerja maksimal dalam 2 hingga 3 jam hari, efek bertahan hingga 6 jam,
insulin Neutral Protamine Hagedorn (NPH) harus di-resuspensi
(mengaduknya perlahan dengan memutar pen) sebelum digunakan.
Contoh : Humulin R dan Novolin R. (Afifa, Hafshah Nurul, 2016)

Humulin R Novolin R
Merupakan cairan insulin untuk Merupakan obat yang
injeksi subkutan (dibawah kulit) pemberiannya dilakukan dengan
yang diproduksi melalui DNA injeksi pada jaringan subkutan.
rekombinan. Proses ini membentuk Injeksi dapat dilakukan pada
insulin buatan yang dihasilkan oleh area perut, paha, atau lengan
pankreas manusia. Termasuk jenis atas. Mengubah titik injeksi
short-acting insulin dengan durasi setiap kali melakukan suntik
aktivasi 6 hingga 8 jam dan terdiri untuk mencegah terjadinya efek
dari kristal-kristal seng-insulin samping pada titik injeksi
yang dilarutkan dalam cairan seperti lipodistrofi. Lipodistrofi
bening. (“Humulin R”, 2020) akan membentuk timbunan
lemak sehingga insulin tidak
dapat terserap dengan baik.
(Widyawinata, Rena, 2019)

Insulin kerja-sedang atau intermidiate-acting

Digunakan sehari sekali, bekerja maksimal 4 hingga 8 jam setelah


injeksi, efeknya bertahan hingga 18 jam, jika diinjeksikan sebelum tidur,
insulin akan bekerja maksimal pada dini hari, yaitu saat insulin paling
dibutuhkan. Contoh : NPH, Humulin N. (Afifa, Hafshah Nurul, 2016)

NPH Humulin N
Adalah obat injeksi yang dilakukan Adalah insulin yang
pada jaringan subkutan (lapisan pemberiannya dilakukan secara
bawah kulit), biasanya satu atau injeksi pada subkutan. Injeksi
dua kali sehari. Injeksi dapat dapat dilakukan pada area perut,
dilakukan pada area perut, paha, lengan atas yang memiliki
bokong, atau lengan atas yang jaringan lemak sehingga bersifat
memiliki jaringan lemak. Hindari lebih lunak. Hindari menyuntik
menyuntik langsung ke pembuluh langsung ke pembuluh darah
darah atau otot untuk mencegah atau otot untuk mencegah risiko
risiko hipoglikemia. (Widyawinata, hipoglikemia. Hindari
Rena, 2019) menggunakan pompa insulin
untuk pemberian insulin ini.
(Widyawinata, Rena, 2019)

Insulin kerja-panjang atau long-acting

Menurunkan kadar glukosa secara bertahap, efeknya dapat bertahan


hingga 24 jam, diberikan dengan 1 injeksi per hari pada pasien DM tipe 2.
Contoh : detemir (Levemir) dan glargine (Lantus). (Afifa, Hafshah Nurul,
2016)
Determir (Levemir) Glargine (Lantus)
Adalah insulin buatan yang cara Lantus diinjeksikan ke dalam
pemakaiannya dilakukan dengan tubuh pada jaringan subkutan,
menyuntikkan ke jaringan yaitu jaringan bawah kulit pada
subkutan. Biasanya disuntikkan area perut, lengan atas, atau paha.
dua kali sehari, yang umumnya Injeksi biasanya dilakukan satu
dilakukan pada pagi hari dan kali sehari. Injeksi dapat
malam hari menjelang tidur atau dilakukan pada titik yang sama
12 jam setelah pemberian dosis apabila sudah berjarak dua
pertama. (Widyawinata, Rena, minggu untuk menghindari
2019) terjadinya masalah pada area
bawah kulit, seperti lipodistrofi.
(Widyawinata, Rena, 2019)

2. Tn. A mengeluh mengalami gejala-gejala demam, flu, setelah bepergian


pandemik corona. Tn. A memakai aspirin untuk demam dan meredakan
rasa pegal yang menyertai flu. Apa intervensi yang tepat untuk
dilakukan? Mengapa ?
Jawaban :
Intervensi yang tepat untuk dilakukan adalah ajari klien untuk minum
aspirin bersama makanan atau dengan banyak cairan kemudian tidak
memakai aspirin bersama degan alkohol, bila klien tidak memakai
antikoagulan, pastikann tidak terjadi gejala-gejala pendarahan (feses
hitam, petekle, ekimosis) kemudian bila terdapat gejala, anjurkan klien
menggunakan asitaminofen sebagai ganti aspirin. (Modul Farmakologi
hal 104, 2016)

3. Aspirin adalah analgesic nonnarkotik yang ringan. Sebutkan kategori di


mana aspirin dipakai dan jelaskan masing-masing?
Jawaban :
Aspirin sering dipakai untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang,
sedangkan untuk mengatasi nyeri berat (misalnya nyeri pada kanker)
kadang dikombinasi dengan opiat. Dosis aspirin dalam terapi berbeda
tergantung pada indikasi penggunaan dan usia pasien.
Sebagai analgetik‐antipiretik, kadar asam salisilat dalam darah
diharapkan kurang dari 6 mg/dL. Hal ini dapat dicapai dengan dosis
pemberian aspirin 325‐650 mg setiap 4 jam. Untuk penggunaan sebagai
antiinflamasi baik rheumatoid arthritis maupun demam rematik, aspirin
diberikan dalam dosistinggi (anak 80‐100 mg/kgBB/hari, dewasa 3‐6
g/hari). Dosis aspirin sebesar ini akan memberikan kadar asam salisilat
dalam darah sebesar 10‐35 mg/dL.
Sebagai antiplatelet, dosisaspirin yang digunakan lebihrendah
daripada dosis untuk analgetik atau antiinflamasi, yaitu 81‐325 mg per
hari atau 1‐10 mg/kgBB/hari untuk anak. Penelitian mutakhir
menunjukkan bahwa pemberian aspirin 100mg sekalisehari selama 2
tahun pada pasien tromboemboli venosa pasca terapi antikoagulan,
mampu mencegah rekurensi tanpa menimbulkan perdarahan mayor.
(Miladiyah, Isnatin, 2012)
Serta efektif dalam meredakan sakit kepala, nyeri otot, dan sebagai
antikoagulan ringan. (Modul Farmakologi hal 103, 2016)

4. Apa efek samping yang paling sering dari analgesic nonnarkotik? Apa
tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek
samping ini?
Jawaban :
Efek samping yang paling sering dari analgesic nonnarkotik yaitu :
- Asprin : iritasi lambung
Obat ini harus di pakai bersama-sama makanan atau pada waktu
makan, atau dengan segelas cairan untuk membantu mengurangi
masalah ini.
- Asitaminofen : terhadap sel-sel hati menimbulkan hepatoksisitas
Kadar asitaminofen serus harus dipantau. (Modul Farmakologi hal
104, 2016)

5. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari dopamin, debutamin?


Jawaban :

a. Dopamin
Dopamine adalah jenis inotropik yang dapat menstimulasi beta I
adrenergic dan reseptor dopaminergik. Dopamine digunakan untuk
meningkatkan tekanan darah, curah jantung (cardiacoutput) dan
produksi urin pada pasien dengan syok kardiogenik. Obat ini bermanfaat
sebagai terapi gagal jantung kongestif. Pada pemberian dosis rendah
(0,5-2 mikrogram/ kg BB/ menit dopamine menstimulasi
reseptordopaminergik yang menghasilkan vasodilatasi di pembuluh
daah renal, mesenterika dan splanik. Denyut jantung dan curah jantung
bisa meningkat. Pada pemberian dosis sedang (2-5 mikrogram/kg BB/
menit), dopamine dapat menstimulasi reseptor alpha dan beta miokard
dan berpengaruh terhadap pelepasan norepineprin. Curah jantung,
tekanan darah dan denyut jantung bias meningkat pada pemberian
dosisi ini.
Sedang pada pemberian dosis tinggi (diatas 5-10 mikrogram/kg BB/
menit), dopamine dapat mengakibatkan vasokontriksi sehingga tekanan
darah meningkat. Pemakaian dopamine dapat
mengakibatkanvasokontriksi sehingga tekanan darah meningkat.
Pemakaian dopamine sebaiknya dihindarkan pada pasien dengan
pheocromocytoma, sebab akan mengakibatkan palpitasi/ takikardia.
Sedangkan efek samping yang mungkin timbul adalah mual, muntah,
takikardia, hipertensi serta vasokontriksi pembuluh darah perifer.
b. Dobutamin.
Adalah jenis inotropik murni yang menstimulasi aderenoreseptor di
jantung sehingga dapat meningkatkan kontraktilitas. Pemberian
dopamine lebih jarang menyebabkan aritmia disbanding dopamine,
tetapi kedua obat ini sering digunakan bersamaan. Dopamine
menyebabkan vasodilatasi dan penggunaannya sering mengakibatkan
penurunan tekanan darah. Pemberian dobutamin dosis rendah (2-5
mikrogram/kg BB/ menit) mempunyai efek meningkatkan curah
jantung, tanpa meningkatkan denyut jantung. Pada pemberian dosis
sedang (5-10 mikrogram/ kg BB/ menit) dapat meningkatkan curah
jantung disertai dengan penurunan tekanan kapiler pulmonal.
Sedangkan pada pemberian dosis tinggi (10-20 mikrogram/kg
BB/menit) mempunyai efek meningkatkan curah jantung. Pemberian
dobutamin dapat dikombinasikan dengan dopamine. Kombinasi
keduanya efektif untuk mengatasi sindroma curah jantung rendah (low
cardiac output) dan bendungan paru. Dapat juga 83dikombinasikan
dengan sodium nitropruside yang menyebabkan vasodilatasi vena dan
arteri, sehingga dapat menurunkan preload dan afterload. Dobutamin
tidak boleh diberikan pada pasien dengan takiaritmia. Sedangkan efek
samping yang timbul pada pemberian obat ini adalah mual, muntah, sakit
kepala, palpitasi dan tremor. (Diklat RSUD Dr. Moewardi, dkk., 2013)

6. Seorang anak meminum kira-kira 20 tablet asitaminofen. Apa yang orang


tua harus lakukan? Apa efek toksik yang serius dari asitamonifen?
Jawaban :
Yang orang tua harus lakukan adalah segera menghubungi pusat
pengendalian keracunan, atau membawa anak tersebut ke ruang gawat
darurat. Efek toksik yang serius adalah terhadap sel-sel hati,
menimbulkan hepatotoksisitas. Kematian dapat terjadi dalam waktu 1-4
hari karena timbulnya nekrosis hati. (Modul Farmakologi hal 105, 2016)
7. Apa yang anda ketahui tentang obat high aler? Berikan contoh sesuai
kategori, setiap kategori minimal 2 obat + gambar,kemudian jelaskan
indikasi kontra indikasi, rute pemberian!
Jawaban :

Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat


yang persentasinya tinggi dalam pelayanan kefarmasian sehingga
dampaknya dapat menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan/atau
kejadian sentinel (sentinel event). (Modul Farmasi Klinik hal 46, 2018)

Tabel Obat-obatan dalam Kategori High Alert Medications

Kategori Jenis obat + gambar Indikasi dan Rute


kontraindikasi Pemberian
Agonis Epinefrin Epinefrin, Epinefrin
adnergik Indikasi : Henti Injeksi
IV jantung, anafilaksis intravena
berat, bradikardia
simtomatik,
glaukoma sudut
terbuka, syok Sepsis
Kontra indikasi :
Syok non anafilaksis,

Fenilefrin glaukoma sudut Fenilefrin


tertutup, Oral, tetes
penggunaan mata
bersama
hidrokarbon halogen
dan siklopropan
pada anestesi umum,
persalinan,
tirotoksikosis dan
diabetes (Tarigan,
Junita, 2018)
Fenilefrin
Indikasi : Hidung
tersumbat,
pelebaran pembuluh
mata
Kontra indikasi :
Gangguan jantung,
diabetes,
hipertensi,kejang
(Willy, Tjin, 2018)
Antagonis Propanolol Propanolol Propanol
adrenergic Indikasi : Hipertensi Oral
IV disertai gagal
jantung kongestif
atau riwayat infark
miokard akut
Kontraindikasi :
Syok kardiogenik
dan penyakit paru
obstruktif kronis
Metoprolol Metoprolol Metoprolol
Indikasi : Injeksi dan
Hipertensi, nyeri oral
dada, gagal jantung
Kontra indikasi :
Asma berat, asidosis
metabolik, sinus
bradikardia,
hipotensi,
prinzmetal angina
(Pranandhita,
Giasinta, 2019)
Agen Propofol Propofol Propofol
anestesi Indikasi : Induksi Injeksi atau
(umum, dan pemeliharaan infus
inhalasi, anestesi umum,
dan IV) sedasi penderita
yang diberi napas
buatan (ventilated)
dan mendapatkan
perawatan intensif
Ketamin digunakan hingga 3
hari.
Kontra indikasi :
Sedasi pada
ventilated childern
dan remaja usia di
bawah 17 tahun,
laktasi, kehamilan
(POM, 2015) Ketamin :
Ketamin Injeksi
Indikasi : intravena
Penggunaannya
untuk induksi
anestesi, analgesia
perioperatif,
prosedur sedasi,
hingga terapi untuk
depresi
Kontraindikasi :
Pasien dengan
riwayat
hipersensitivitas
dengan obat ini, atau
komponennya, atau
obat yang
segolongan. Serta
pasien dengan
kondisi hipertensi,
dalam keadaan
intoksikasi alkohol
dan gangguan
kejiwaan.
Anti- Lidokain Lidokain Lidokain
aritmia IV Indikasi : Injeksi, jeli,
Bergantung pada dan
sediaan yang semprot.
digunakan dan juga
tujuan tersedia
penggunaannya. dalam
Kontraindikasi : bentuk
Bergantung pada sediaan
sediaan yang tetes mata,
digunakan dan krim, dan
tujuan salep
penggunaannya. kombinasi
Amiodaron dengan
Amiodaron
Indikasi : aritmia berbagai
ventrikel pada obat lain.
pasien dewasa, Amiodaron
misalnya Tablet dan
pada pulseless injeksi
ventricular
tachycardia atau
fibrilasi
ventrikel yang tidak
responsif dengan
kompresi jantung
Kontraindikasi :
blok SA dan sinus
bradikardia (Putri,
Nina, 2018)

8. Apa yang anda ketahui tentang obat LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
berikan minimal 3 contoh masing- masing serta gambar!
Jawaban :
LASA adalah obat yang hampir sama bentuk dannamanya. Faktor
risiko umum terkait obat-obat LASA meliputi tulisan tangan yang tidak
terbaca, pengetahuan yang tidak lengkap tentang nama obat, produk
baru yang tersedia, kemasan atau pelabelan yang serupa, potensi bentuk
sediaan dan frekuensi pemberian yang serupa, dan penggunaan klinis
yang mirip. Upaya untuk menghindari kesalahan pengambilan obat
antara lain : 1) memisahkan obat LASA dengan obat-obatan lainnya 2)
menyediakan sebuah instalasi sistem peringatan pada komputer atau
pada kemasan 3) melakukan pemeriksaan obat dua kali 4) menghubungi
dokter untuk melakukan klasifikasi resep dan 5) mengahafal berbagai
obat LASA.( Muhlis, Muhammad dkk, 2019)
Contoh obat LASA :
1. Ucapan Mirip
CefEPIM CefTAZIDIM
HISTApan HEPTAsan
ErgoTAMIN ErgoMETRIN
(Modul Farmasi Klinik hal 36, 2018)

Gambar :

2. Kemasan Mirip

Omeprazole inj Ceftizoxime inj


Rhinos sirup Rhinofed sirup
Histapan Heptasan

(Modul Farmasi Klinik hal 37, 2018)

Gambar :
3. Nama Obat Sama Kekuatan Berbeda

Amlodipin 5 mg Amlodipin 10mg


Neurotam 800mg Neurotam 1200mg
Acyclovir 200mg Acyclovir 400mg

(Modul Farmasi Klinik hal 38, 2018)

Gambar :

9. Jelaskan bedanya isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, ethambutol, dan


streptomycin!
Jawaban :

Isoniazid
Dewasa : Oral/IM : 5 mg/kgBB/hari (dosis tunggal), maximal 300
mg/hari; Profilaksis : 300mg/hari. Anak-anak : Oral 10-20 mg/kgBB/hr
(dosis tunggal). Profilaksis 10 mg/kg BB/ hari (dosis tunggal).Kontra
indikasi : penyakit renal dan hepar yang berat, diabetik retinopati. Efek
samping polineuritis, tinnitus, mual, muntah, mulut kering, konstipasi.
Efek meningkat dengan penggunaan alkohol dan fenitoin, Absorbsi GI
menurun pada penggunaan antasida.
Rifampisin
Dewasa : Oral 600 mg/hr (dosis tunggal); Anak : 10- 20 mg/kg BB/hr,
maksimal 600 mg/hr. Kombinasi obat untuk TB aktif. Untuk infeksi
karena bakteri Gram positif dan negatif termasuk N. meningitidis. Enzym
hepar harus dimonitor.
Pyrazinamid
Oral 20-35 mg/kg BB/hr dibagi 3-4 dosis. Maks 3 g/hari. Kombinasi
dengan anti TB lain untuk jangka pendek.Tingkatkan intake cairan.
Ethambutol HCl
Dewasa : Oral 15 mg/kg BB/hari (dosis tunggal). Retreatmen : 25 mg/kg
BB/hr (dosis tunggal untuk 2 bulan), kemudian diturunkan menjadi 15
mg/kg BB/hr. Kombinasi, untuk TB aktif. Dosis diturunkan pada pasien
insufisiensi ginjal.
Streptomicin
Dewasa IM: 1 g/hari atau 7-15 mg/kg BB/hr selama 2-3 bln, kemudian 2-
3 kali/minggu. Anak IM : 20-40 mg/kg BB/hr dalam beberapa dosis
Sebagai obat ketiga dalam pengobatan TB (INH dan ethambutol).
Penggunaan waktu lama mengakibatkan neurotoksik syaraf ke-8.
(Lestari, Siti. 2016)

10. Apa keuntungan komposisi anestesi seimbang? Berikan alasan dari


masing-masing pemakaiannya!
Jawaban :
Keuntungan komposisi anestesi seimbang adalah anestesi seimbang
mengurangi masalah kardiovaskuler, mengurangi jumlah anestesi umum
yang diperlukan, mengurangi kemungkinan mual dan muntah pasca
anestesi, mengurangi gangguan fungsi organ dan mempercepat
pemulihan dari anestesi. Karena klien tidak menerima dosis anestesi
dalam jumlah yang besar, maka terdapat lebih sedikit pula reaksi yang
merugikan. (Modul Farmakologi hal 105, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Afifa, Hafshah Nurul. 2016. Mengenal Jenis-jenis Insulin Terbaru Untuk


Pengobatan Diabetes. 1(4) di
http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/viewFile/10367/4993
(Diakses pada 19 April 2020)
“Humulin R”. 2020. Klik Dokter di https://www.klikdokter.com (Diakses
pada 23 April 2020)
Widyawinata, Rena. 2019. Novolin R, NPH, Humulin N, Levemir, dan Lantus di
https://hellosehat.com (Diakses pada 23 April 2020)
Indijah, Sujati Woro dan Fajri, Purnama. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak
Farmasi Farmakologi. Jakarta di http://bppsdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Farmakologi-Komprehensif.pdf (Diakses
pada 20 April 2020)
Miladiyah, Isnatin. 2012. Terapeutic Drug Monitoring (TDM) pada
Penggunaan Aspirin sebagai Antireumatik. 4(2) 210-226 di
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/download/
378/317 (Diakses pada 19 April 2020)
Diklat RSUD Dr. Moewardi, dkk. 2013. Pedoman Pelatihan Keperawatan
Kardiovaskuler. Surakarta
Rusli. 2018. Bahan Ajar Farmasi Farmasi Klinik di http://bppsdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Farmasi-Klinik_SC.pdf (Diakses pada 20
April 2020)
Tarigan, Junita. 2018. Epinefrin di https://www.alomedika.com (Diakses
pada 23 April 2020)
Willy, Tjin. 2018. Phenylephrine di https://www.alodokter.com (Diakses pada
23 April 2020)
Pranandhita, Giasinta. 2019. Metoprolol di https://www.sehatq.com (Diakses
pada 23 April 2020)
POM. 2015. Propofol di pionas.pom.go.id (Diakses pada 23 April 2020)
Putri, Nina. 2018. Amiodarone di https://www.sehatq.com (Diakses pada 23
April 2020)
Muhlis, Muhammad dkk. 2019. Pengetahuan Apoteker tantang Obat-obat Lok-
alike Sound-alike dan Pengelolaanya di Apotek Kota Yogyakarta. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia. 8 (2) : 107-113 di jurnal.unpad.ac.id (Diakses
pada 20 April 2020)
Lestari, Siti. 2016. Farmakologi Dalam Keperawatan. Modul Bahan Ajar
Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai