Anda di halaman 1dari 2

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL NORMAL

Desfinisi

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang


terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi Perencanaan
baik pada ibu maupun janin.
Kala I

1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama


persalinan Tujuan: diharapkan ibu mampu mengendalikan
nyerinya dengan kriteria evaluasi ibu menyatakan menerima
Pemeriksaan Fisik rasa nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan.
Diagnosa Keperawatan
2. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
Kala I energy akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat
Kala I
nyeri selama persalinan Tujuan : Diharapkan ibu tidak
1. Pemeriksaan tanda vital ibu, yaitu tekanan darah setiap 4 jam 1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama mengalami keletihan dengan kriteria evaluasi: nadi:60-
serta pemeriksaan kecepatan nadi dan suhu setiap 1 jam persalinan 80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih
2. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan memiliki cukup tenaga
2. Pemeriksaan kontraksi uterus setiap 30 menit energy akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat
nyeri selama persalinan Kala II
3. Pemeriksaan denyut jantung janin setiap 1 jam, pemeriksaan
denyut jantung bayi yang dipengaruhi kontraksi uterus dapat Kala II 1. Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/
peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin
dilakukan dengan prosedur cardiotocography (CTG) 1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada intensif Tujuan : diharapkan klien dapat mengontrol rasa
4. Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam untuk menilai dilatasi bagian presentasi , dilatasi/ peregangan jaringan , nyeri
serviks, penurunan kepala janin, dan warna cairan amnion[1-3,11] kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense lama, 2. Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang,
hiperventilasi maternal. trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan
Kala II
2. Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, lama atau pecah ketuban Tujuan : diharapkan tidak terjadi
1. Persiapan melahirkan kepala bayi trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen, infeksi dengan kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-
persalinan lama atau pecah ketuban tanda adanya infeksi.
2. Jaga perineum dengan cara menekannya menggunakan satu
Kala III Kala III
tangan yang dilapisi dengan kain kering dan bersih
1. Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama 1. Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama
3. Jaga kepala bayi dengan tangan sebelahnya agar keluar dalam melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan plasenta. melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan plasenta. Tujuan
posisi defleksi, bila perlu dilakukan episiotomi 2. Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah : diharapkan tidak terjadi cedera maternal
melahirkan. 2. Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah
4. Periksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher, jika terdapat lilitan
Kala IV melahirkan.
maka dicoba untuk melepaskannya melalui kepala janin, jika lilitan
terlalu ketat maka klem dan potong tali pusat 1. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, Kala IV
kelelahan fisik dan psikologis, ansietas 1. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan
5. Persiapan melahirkan bahu bayi setelah kepala bayi keluar dan 2. Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan fisik dan psikologis, ansietas Tujuan : Setelah diberikan
terjadi putaran paksi luar perkembangan anggota keluarga asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat mengontrol
6. Posisikan kedua tangan biparietal atau di sisi kanan dan kiri kepala nyeri, nyeri berkurang
2. Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan
bayi
perkembangan anggota keluarga Tujuan : diharapkan
7. Gerakkan kepala secara perlahan ke arah bawah hingga bahu keluarga dapat menerima kehadiran anggota keluarga Diktat
anterior tampak pada arkus pubis Persalinan-Gasal 2018 24 yang baru

8. Gerakkan kepala ke arah atas untuk melahirkan bahu posterior

9. Pindahkan tangan kanan ke arah perineum untuk menyanggah


Kala 3

1. Periksa adakah bayi ke-2 Daftar Pustaka

2. Suntikkan oksitosin intramuskular pada lateral paha ibu, atau 1. https://www.alomedika.com/tindakan-medis/obstetrik-dan-ginekologi/asuhan-


intravena bila sudah terpasang infus persalinan-normal/teknik
2. https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2796/142500077.pdf?seque
3. Pasang klem tali pusat 3 cm dari umbilikus bayi, lalu tali pusat
nce=1&isAllowed=y
ditekan dan didorong ke arah distal atau ke sisi plasenta, dan
3. http://eprints.kertacendekia.ac.id/193/1/KTI%20VINA%20.pdf
pasang klem tali pusat ke-2 sekitar 2 cm dari klem pertama 4. http://eprints.ums.ac.id/6056/1/J200060037.PDF
5. http://elibs.unigres.ac.id/675/1/DIKTAT%20PERSALINAN.pdf
4. Gunting tali pusat di antara kedua klem, hati-hati dengan perut
6. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1078/1/KTI%20SELVY%20LAZUARTI.pdf
bayi 7. http://repository.stikespantiwaluya.ac.id/335/3/STIKES_LUCIA%20FREITAS%20GUSMA
O_MANUSCRIPT.docx
5. Lalu bayi diberikan kepada petugas kesehatan lain yang merawat
8. https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2796/142500077.pdf?seque
bayi, atau bayi segera diletakkan di dada ibu untuk inisiasi
nce=1&isAllowed=y
menyusu dini (IMD) 9. http://eprints.ums.ac.id/6056/1/J200060037.PDF
10. http://eprints.kertacendekia.ac.id/193/1/KTI%20VINA%20.pdf
6. Lakukan peregangan tali pusat saat uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan plasenta

7. Cara peregangan tali pusat adalah satu tangan membawa klem ke


arah bawah, sedangkan tangan lainnya memegang uterus sambil
didorong ke arah dorso kranial

8. Jika tali pusat bertambah panjang maka pindahkan klem hingga


jarak 5-10 cm dari vulva ibu, lakukan peregangan tali pusat
berulang dengan perlahan hingga plasenta lahir spontan

9. Jika dalam 30 menit plasenta tidak lahir spontan, atau


terjadi retensio plasenta, maka lakukan manual plasenta
Kala IV

Kala IV adalah fase setelah plasenta lahir hingga 2 jam postpartum.


Pada kala ini dilakukan penilaian perdarahan pervaginam, bila ditemukan
robekan jalan lahir maka perlu dilakukan hecting. Setelah itu, tenaga medis
harus menilai tanda-tanda vital ibu, memastikan kontraksi uterus baik, dan
memastikan tidak terjadi perdarahan postpartum. Selain itu, ibu sebaiknya
dimotivasi untuk melakukan IMD dalam waktu minimal 1 jam setelah
melahirkan. Setelah proses IMD selesai atau 1 jam setelah lahir, bayi akan
diberikan suntikan vitamin K intramuskular di anterolateral paha kiri, dan 1
jam setelahnya diberikan imunisasi hepatitis B pada anterolateral paha
kanan. Memandikan bayi selama 24 jam pertama sebaiknya dihindari untuk
mencegah hipotermia.

Anda mungkin juga menyukai