Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DISUSUN :

Abdullah Umair

Agra Nabil Favian

Ahmad Miftah Harits

Alfi Zunan Ahmada

STIKES MADANI YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

2019

1
1. Pengertian
Persalinan normal memiliki beberapa pengertian yaitu:
a. Persalinan adalah proses dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan
dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta (Asuhan
Intrapartum, 2003).
b. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan dimana janin
dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan lahir
(Sarwono Prawirohardjo, 2005).
c. Persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu.
1. Etiologi
Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui dengan jelas, tetapi
banyak fakta yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan.
Mulanya berupa kombinasi dari faktor hormon dan faktor mekanis.
Beberapa teori yang dikemukakan ialah :
a. Teori penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim sedangkan estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
b. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu, timbul
kontraksi otot-otot rahim.
c. Keregangan otot-otot rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya
teregang karena isinya maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan tinja.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin
teregang otot-otot rahim sehingga otot-otot makin rentan.

d. Pengaruh janin

2
Hypofisis dan kelanjar suprenal janin ternyata memegang peranan juga, selain
itu, di belakang serviks terletak ganglion servikale. Bila ganglion ini digeser
dan ditekan, oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi uterus
e. Teori prostagladin
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan prostagladin dari F2 atau E2 yang
diberikan secara intravena dan extra abdominal menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :
1) Kekuatan mendorong keluar/power
Power dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Kekuatan primer: Kontraksi uterus involunter yang memadai dari
menandai dimulainya persalinan (his)
His ada 2 yaitu :
i. His pendahuluan/his palsu: Merupakan peningkatan dari
kontraksi dari Braxton hicks
ii. His persalinan: Merupakan his yang bersifat nyeri yang
mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot saat
kontraksi, tekanan pada ganglia dalam cerviks dan segmen
bawah rahim oleh serabut-serabut otot yang berkontraksi,
cerviks yang meregang lurus atau regangan dan tarikan ada
peritoneum saat kontraksi, kontraksi rahim bersifat berkala
dan yang diperhatikan dalam his adalah:
Lamanya kontraksi: Kontraksi berlangsung 45 detik sampai
75 detik
Kekuatan kontraksi: Menimbulkan naiknya tekanan
intrauterin sampai 35 mmHg kekuatan kontraksi secara klinis
ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan
dinding rahim ke dalam
Interval antara dua kontraksi: Pada permulaan his timbul
sekali dalam 10 menit dan pada kala pengeluaran sekali
dalam 2 menit
Menurut faalnya, his dapat dibagi dalam :
His pembukaan: His yang menimbulkan pembukaan dari
serviks
3
His pengeluaran: His yang mendorong anak keluar dan
biasanya disertai dengan keinginan mengejan
His pelepasan uri: His yang melepaskan uri (Sarwono
Prawirohardjo,2005).
b) Kekuatan sekunder
Apabila serviks berdilatasi, maka dimulai untuk mendorong yang
memperbesar kekuatan kontraksi involunter (tenaga mengejan).
Tenaga mengejan merupakan tenaga yang mendorong anak keluar
selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding
perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra-abdominal.
Tenaga mengejan ini hanya efektif jika pembukaan sudah lengkap
dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
1) Faktor Janin/Kondisi Janin/Passenger
Janin bergerak disepanjang lahir merupakan akibat interalis
beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, persentasi, letak,
sikap, posisi janin.
2) Faktor Jalan Lahir
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada
uterus, serviks, vagina dari dasar panggul.

4
2. Pathofisiologi

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda permulaan persalinan


(kala pendahuluan)

Tanda-tanda inpartu

Kala I Kala II Kala III Kala IV


Penurunan kadar progresteron,
peningkatan kadar oxytocin, keregangan Kontraksi uterus Dorongan fetus ke uterus
otot – otot rahim, pengaruh janin, dan serviks Episiotomi Robekan jalan lahir
prostaglandin yang diberikan secara
intravena, plasenta tua
Dorong kuat pada janin
regangan pada uterus dan
ke arah serviks dan serviks ↑
perinium Terjadi luka
Peningkatan tegangan pada
dinding di uterus
Perangansangan reseptor
Terjadi peregangan nyeri pada uterus dan Iritasi mekanik pada
yang sangat besar di serviks saraf dan jaringan
Menekan pembuluh
daerah
darah disekitar uterus
serviks&perinium
Nyeri Pelepasan
neurotransmitter nyeri
Metabolisme anaerob
Resiko Kerusakan
Integritas Kulit (Ibu) Substansi P, serotonin,
5 prostaglandin keluar
Masuk ke serabut saraf afferen

Diterima di kornu dorsalis


medulla spinalis
Penumpukan asam laktat, implus
melewati serabut saraf C dan Delta A

Korteks serebri
Substansia galatinosa

Corteks cerebri Persepsi nyeri

Nyeri perut bagian bawah, Kurang Nyeri Akut


menyebar ke daerah punggung dan informasi
paha mengenai
berapa
lama nyeri,
Nyeri cara
mengatasi
nyeri dan
Kurang
cemas ibu
Pengetahuan

6
Kala III

(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)

Kurang informasi tentang


proses fisiologis
Terlepasnya plasenta dari endometrium

Kurang Pengetahuan

Trauma Jaringan Kesulitan dengan pelepasan Janin plasenta lahir


Diikuti oleh pengeluaran
plasenta sisa plasenta

Terputusnya klien Perubahan peran dan


Teknik pelepasan dan Keluarnya darah (normal
kontinuitas jaringan tanggung jawab pada
pengeluaran uri yang tidak 150-300 cc)
tepat keluarga

Pelepasan neurotransmitter
nyeri di korteks serebral Risiko Cedera Maternal Plasenta yang tidak lengkap & sisa
Risiko
plasenta yang masih tertahan di uterus
Infeksi
Nyeri
7
3. Tanda dan Gejala
a. Tanda-tanda permulaan terjadinya persalinan
1) Turunnya kepala masuk pintu atas panggul pada primigravida minggu
ke- 36.
2) Timbul perasaan sesak dibagian bawah, di atas simpisis pubis dan sering-
sering ingin kencing atau susah kencing (polaisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
3) Perut kelihatan lebih melebar karena fundus uteri turun.
4) Terjadinya perasaan sakit di daerah perut dan pinggang karena kontraksi
ringan otot rahim dan tertekannya fleksus yang terletak disekitar serviks
(tanda persalinan palsu fase labour).
5) Terjadinya perlukaan serviks yang mulai mendatar dan sekresinya bila
bertambah bercampur darah (bloody show).
b. Tanda-tanda inpartu
1) Rasa sakit karena adanya his yang menjadi lebih kuat, sering teratur.
2) Pengeluaran lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3) Dapat disertai pecahnya ketuban dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam serviks mengalami perubahan dengan terjadi
perlukaan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks.

4. Penatalaksanaan
a. Penanganan umum:
1) Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG
2) Lakikan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar
(jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin. Dengan
pemeriksaan tes lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban
(basa), dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan urine (asam)
3) Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32 minggu),
jangan melakukan menit pemeriksaan dalam secara digital
4) Tentukan ada tidaknya infeksi
5) Tentukan tanda-tanda inpartus

8
b. Penanganan khusus
Konfirmasi diagnosis:
1) Bau cairan ketuban yang khas
2) Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang
keluar dan nilai 1 jam kemudian
3) Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah
cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior.
(Prawirohardjo, 2002)
c. Penanganan konservatif:
1) Rawat di rumah sakit
2) Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak
tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
3) Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi
4) Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,tes
busa negative; beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kkesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu
5) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam
6) Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan
lakukan induksi
7) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin).
Klien dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolap tali
pusat.
d. Penanganan aktif
1) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprotal 50 μg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali
2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan
diakhiri:
a) Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian
induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
b) Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
(prawirohardjo, 2002)
9
5. Kemungkinan Data Fokus
a. Wawancara
Identitas klien, keluhan utama, keluhan sejak kunjungan terakhir, tanda-tanda
persalinan, pengeluaran pervaginam, masalah-masalah khusus, riwayat
kehamilan sekarang, riwayat obstektrik, riwayat persalinan.
b. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
KU : Kesadaran, GCS, posisi tubuh, TB dan BB.
Vital sign : TD: 110/70 mmHg
HR: 60 - 120 x/menit
RR: 16 – 20 x/menit;
S: 36,5-37,50C
Kepala : bentuk kepala, warna rambut, periksa kesemetrisan.
Mata: Periksa pupil, sclera, conjungtiva
Telinga: lengkap, simetris, kebersihan, fleksibilitas pina
Hidung: : keutuhan, penggunaan otot acsesoris pernafasan,
kebersihan, pasase udara
Mulut: keutuhan, ada tidaknya kelainan, simetris, mucosa bibir,
warna bibir, ada tidaknya stomatitis.
Leher : P: pvj, kelenjar limfe, tiroid, deviasi trakea
Dada : I: bentuk, retraksi dinding dada, pergerakan dada, payudara, adanya
ASI atau tidak, jenis pernafasan.
P: taktil fremitus, ictus cordis
P: bunyi paru, bunyi jantung
A: suara paru, bunyi tambahan, heart rate.
Abdomen : I: bentuk perut, warna kulit
A: bising usus diseluruh regio
P: hepar, CRT, turgor kulit, tinggi fundus uteri
P: timpani
Anus, rektum : Ada tidaknya perdarahan, lochea, adanya episiotomi atau tidak,
dan genitalia BAB dan BAK pertama
Ekstremitas : P: akral, pergerakan sendi, kekuatan otot
Punggung : I: kesimetrisan

c. Pemeriksaan Penunjang/diagnostik
Pemeriksaan darah lengkap :
1) Hb normal = 11,4 – 15,1 gr/dl
2) Golangan darah = A,B,AB & O
3) Faktor RH = +/-
4) Waktu pembekuan

10
5) Urine (Protein Urine, Urine reduksi)

6. Analisa Data
Masalah
Data Etiologi
Keperawatan
KALA I
DS: Penurunan kadar progresteron, Nyeri berhubungan
peningkatan kadar oxytocin, keregangan
1. Pasien mengeluh nyeri dengan peningkatan
otot – otot rahim, pengaruh janin,
dengan skala nyeri >3 (0-5) prostaglandin yang diberikan secara tekanan pembuluh darah
intravena, plasenta tua
2. disekitar uterus
DO: Peningkatan tegangan pada dinding di
uterus
1. Ibu tampak meringgis
2. Ibu berteriak kesakitan Menekan pembuluh darah disekitar
uterus
3. Ibu tampak memegang
benda disekitarnya dengan Metabolisme anaerob
erat
Penumpukan asam laktat, implus
melewati serabut saraf C dan Delta A

Substansia galatinosa

Corteks serebri

Nyeri perut bagian bawah, menyebar ke


daerah punggung dan paha

Nyeri

DS: Penurunan kadar progresteron, Kurang Pengetahuan


peningkatan kadar oxytocin, keregangan
1. Pasien mengeluh tidak tau berhubungan dengan
otot – otot rahim, pengaruh janin,
cara mengedan prostaglandin yang diberikan secara Kurang informasi
intravena, plasenta tua
2. Keluarga selalu menanyakan mengenai berapa lama
kondisi pasien Peningkatan tegangan pada dinding di nyeri, cara mengatasi
uterus
nyeri dan cemas ibu.
DO:
Menekan pembuluh darah disekitar
uterus
1. Pasien dan keluarga tampak
cemas Metabolisme anaerob

2. Pasien tampak gelisah Penumpukan asam laktat, implus


3. pasien tampak tidak mampu melewati serabut saraf C dan Delta A

mempraktekkan cara Substansia galatinosa


mengedan dengan baik dan
Corteks serebri
benar.
Nyeri perut bagian bawah, menyebar ke
daerah punggung dan paha

Kurang informasi mengenai berapa lama


nyeri, cara mengatasi nyeri dan cemas ibu

11
Kurang pengetahuan

KALA II
DS: Kontraksi uterus Nyeri berhubungan
1. Pasien mengeluh nyeri dengan rangsangan pada
Dorongan fetus ke uterus dan serviks
dengan skala nyeri >3 (0-5) uterus dan serviks

regangan pada uterus dan serviks ↑ meningkat.


DO:
1. Ibu tampak meringgis Perangansangan reseptor nyeri pada uterus

2. Ibu berteriak kesakitan dan serviks

3. Ibu tampak memegang


Nyeri
benda disekitarnya dengan
erat
DS: Kontraksi uterus Resiko kerusakan
1. – integritas kulit
Dorong kuat pada janin ke arah serviks
berhubungan dengan
DO: dan perinium
terjadinya peregangan

1. Klien tampak mengeluh Terjadi peregangan yang sangat besar di yang sangat besar di

perih daerah serviks&perinium daerah seviks dan

2. Tampak daerah perineum perineum.


Resiko Kerusakan Integritas Kulit (Ibu)
kemerahan
3. Klien tampak kesakitan

KALA III
DS: Kala III Nyeri berhubungan
(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)
1. Pasien mengeluh nyeri dengan terputusnya
dengan skala nyeri >3 (0-5) Terlepasnya plasenta dari endometrium kontinuitas jaringan

Trauma jaringan
DO:
Terputusnya kontinuitas jaringan
1. Ibu tampak meringgis
2. Ibu berteriak kesakitan Nyeri
3. Ibu tampak memegang
benda disekitarnya dengan
erat
DS: Kala III Resiko Infeksi
(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)
1. – berhubungan dengan
Terlepasnya plasenta dari endometrium Plasenta yang tidak
DO:
lengkap & sisa plasenta
1. Klien tampak menjalani Diikuti oleh pengeluaran sisa plasenta
yang masih tertahan di
proses bersalin
uterus.

12
2. Nadi meningkat Plasenta yang tidak lengkap & sisa
plasenta yang masih tertahan di uterus
3. Suhu tubuh meningkat
4. Hasil lab: Leukosit Resiko Infeksi

DS: Kala III Risiko Kekurangan


(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)
1. Klien mengatakan pusing Volume Cairan
Terlepasnya plasenta dari endometrium berhubungan dengan
DO: keluarnya darah yang
Diikuti oleh pengeluaran sisa plasenta
1. Klien tampak pucat berlebihan
Keluarnya darah (normal 150-300 cc)
2. Darah keluar lebih dari 300
cc Resiko kekurangan volume cairan

3. Nadi menurun
4. Klien tampak pucat
KALA IV
DS: Partus kala IV Nyeri berhubungan
1. Pasien mengeluh nyeri dengan terputusnya
Epistomi robekan jalan lahir
dengan skala nyeri >3 (0-5) kontuinitas jaringan
Terjadi luka

DO: Iritasi mekanik pada saraf dan jaringan


1. Ibu tampak meringgis
Pelepasan neurotransmitter nyeri
2. Ibu berteriak kesakitan
Substansi P, serotonin, prostaglandin
3. Ibu tampak memegang
keluar
benda disekitarnya dengan
Masuk ke serabut saraf afferen
erat
Diterima di kornu dorsalis medulla
spinalis

Korteks serebri

Persepsi nyeri

Nyeri

DS: Atonia uteri Risiko kekeurangan


1. Klien mengatakan pusing cairan berhubungan
Kontraksi uterus menurun
dengan perdarahan
Rest plasenta
DO:
1. Klien tampak pucat Perdarahan
( > 500 cc )
2. Darah keluar lebih dari 500
cc Risiko Kekurangan Volume Cairan
3. Nadi menurun
4. Klien tampak pucat

13
7. Diagnosa Keperawatan
Kala I:
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh darah disekitar uterus.
b. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi mengenai berapa lama nyeri, cara
mengatasi nyeri dan cemas ibu.
Kala II:
a. Nyeri berhubungan dengan rangsangan pada uterus dan serviks meningkat.
b. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya peregangan yang sangat
besar di daerah seviks dan perineum.
Kala III:
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
b. Resiko Infeksi berhubungan dengan Plasenta yang tidak lengkap & sisa plasenta yang masih
tertahan di uterus.
c. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan
Kala IV:
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan
b. Risiko kekeurangan cairan berhubungan dengan perdarahan

14
8. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri berhubungan Umum 1. Observasi skala nyeri dng skala 1. Mengetahui tingkat nyeri &
dengan kontraksi Setelah dilakukan tindakan nyeri (0 – 5), intensitas & ketergantungan klien serta

rahim & terputusnya keperawatan 1x24 jam nyeri lokasi. kualitas nyeri.
berkurang atau hilang. 2. Ajarkan tehnik relaksasi & 2. Meningkatkan relaksasi &
kontuinitas jaringan
Khusus menarik napas panjang. rasa nyaman, dan dapat
Setelah dilakukan tindakan mengurangi rasa nyeri.
keperawatan selama 4 x 7 jam 3. Berikan penjelasan tentang 3. Meningkatkan pengetahuan
diharapkan nyeri yang dirasakan oleh penyebab nyeri & kapan sehingga mengurangi
pasien dapat berkurang atau hilang. hilangnya. kecemasan,klien menjadi
dengan, kooperatif
Kriteria Hasil : 4. Ajarkan cara mengedan yang 4. Mengurangi kelelahan &
1. Ungkapan verbal klien bahwa benar jika pembukaan sudah mempercepat proses
nyeri berkurang atau hilang, lengkap persalinan.
dengan skala nyeri 0 (0-5). 5. Anjurkan pasien untuk istirahat 5. Mengurangi penekanan vena
2. TTV dalam batas normal 120- miring kiri jika tdk sedang cava, meminimalkan hipoksia
110/80-90 mmHg. kontraksi . jaringan.
2 Resiko infeksi Umum 1. Cuci tangan sebelum dan 1. Mencegah penularan
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan sesudah melakukan tindakan. mikroorganisme

pemajanan keperawatan 1x24 jam tidak terjadi 2. Monitor TTV setiap 4 jam 2. Kenaikan TTV pertanda
infeksi pada pasien. sekali adanya infeksi

15
mikroorganisme. Khusus 3. Observasi TTV & tanda-tanda 3. Deteksi dini terhadap
Setelah melakukan tindakan infeksi kemungkinan terjadinya
keperawatan selama 3 x7 jam infeksi sehingga segera
diharapkan resiko infeksi pada pasien diatasi.
tidak terjadi. dengan, 4. Lakukan pemeriksaan vagina 4. Pengulangan pemeriksaan
Kriteria Hasil : awal: ulangi bila kontraksi atau vagina berperan dalam insisen
1. Tekanan darah dalam batas perilaku klien menandakan infeksi asenden.
normal 110-120/70-80 mmHg. kemajuan persalinan
2. Nadi : 100-120x/mnt 5. Anjurkan klien untuk segera 5. Mencegah sisa
3. Suhu : 36,5-37,5 O C mobilisasi (duduk,berdiri & perdarahan/kotoran
4. RR : 40-60 x/menit jalan serta menyusui bayinya) membendung dng mobilisasi
5. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi sisa kotoran dpt keluar
(rubor, dolor, kalor, tumor, fungsi sehingga mempercepat proses
laesa) penyembuhan disamping itu
6. jumlah leukosit dalam batas mem-perlancar sirkulasi darah
normal. keluka.Mencegah infeksi
6. Batasi pengunjung
6. Mencegah penularan
mikroorganisme dari
lingkungan luar.
3 Risiko Kekurangan Umum: 1. Pantau turgor kulit setiap giliran 1. Turgor kulit buruk merupakan
Volume Cairan Setelah melakukan tindakan jaga suatu tanda dehidrasi
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam 2. Periksa memberan mukosa 2. Membran mukosa yang kering

16
perdarahan diharapkan tidak terjadi tanda-tanda mulut setiap giliran jaga merupakan suatu tanda
risiko kekurangan volume cairan tidak dehidrasi
terjadi. 3. Pantau TTV tiap 4 jam 3. Takikardia, hipotensi,
Khusus disspnea, atau demam dapat
Setelah melakukan tindakan mengidentifikasikan defisit
keperawatan selama 3 x 7 jam volume cairan
diharapkan tidak tampak risiko 4. Berikan dan pantau cairan 4. Untuk mengembalikan
terjadinya kekurangan volume cairan parenteral, sesuai anjuran kehilangan cairan
pada pasien. dengan, 5. Tentukan cairan/minuman 5. Meningkatkan asupan
Kriteria Hasil: kesukaan pasien
1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 6. Anjurkan pasien cara 6. Tindakan ini dapat mendorong
2. Asupan cairan pasien melebihi mempertahankan asupan cairan partisipasi pasien dan
haluaran yang benar, termasuk mencatat memberi asuhan dalam
3. Pasien menyatakan pemahaman berat badan tiap hari, mengukur perawatan dan meningkatkan
tentang perlunya mempertahankan asupan dan haluaran, dan kontrol pasien.
asupan cairan yang adekuat mengenali tanda-tanda dehidrasi

17
18

Anda mungkin juga menyukai