PERSALINAN NORMAL
(INC)
OLEH :
PUSPITA INDAH CAHYANI
14420202096
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.................................) (...............................)
B. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan, pada akhir kehamilan, uterus secara
progresif lebih peka sampai akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik
dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan. Penyebab
peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi sedikitnya
ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak
kontraksi yang berperan dalam persalinan :
1. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan
Peningkatan Kontraksi Uterus
a. Rasio Estrogen Terhadap Progesteron
Progesteron mengjambat kontraksi uterus selama kehamilan,
sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas
uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap
jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.
Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah
yang secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi
mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus
meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin
sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap
progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga
paling tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh
neurohipofise yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3
alasan peranan oksitosin :
1) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh
karena itu meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang
diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan.
2) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat
pada saat persalinan.
3) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan
kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c. Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang
jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan
sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain
itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi
pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi
uterus.
2. Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus
a. Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas
otot-otot tersebut. Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi
berulang-ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga meningkatkan
kontraksi otot polos.
b. Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya
refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat
terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus
uterus.
C. Jenis-Jenis Persalinan
1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forceps atau dilakukan operasi cesarean.
3. Persalinan anjuran
Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione
E. Tanda-Tanda Persalinan
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan :
- Kontraksi Braxton hicks
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotundum
- Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
- Dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan saat berjalan
- Sering miksi ( beser kencing )
b. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukakan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
- Rasa nyeri ringan di bagian bawah
- Datangnya tidak teratur
- Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
- Durasinya pendek
- Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
o Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
o Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
o Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
o Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan
terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
o Pendataran dan pembukaan
o Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
o Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.
F. Mekanisme Persalinan
Proses penurunan, putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses
kelahiran manusia disebut mekanisme persalinan.
Tujuh gerakan cardinal presentasi puncak kepala pada
mekanisme persalinan :
a. Engangement (masuknya kepala janin kedalam pintu atas
panggul). Hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai,
karena otot-otot Abdomen masih tegang, sehingga bagian
presentasi melewati panggul).
b. Penurunan (gerakan bagian presentasi melewati panggul). Penurunan
terjadi akibat tiga kekuatan yaitu:
Tekanan dari cairan amnion
Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin
Konraksi diafragma dan otot-otot abdomen
c. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks,
dinding panggul atau dasar panggul, dapat masuk kedalam
pintu bawah panggul.
d. Putaran paksi dalam
Di mulai pada bidang setinggi spira iskiadika, tetapi putaran
ini belum selesai sampai bagian presentasi mencapai
panggul bagian bawah ketika oksiput berputar kearah
anterior, wajah berputar kearah posterior setiap kali terjadi
kontraksi, kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan
otot-otot dasar panggul.
e. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi
kearah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati
permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala muncul
keluar akibat ekstensi. Pertama-tama oksiput, kemudian
wajah, dan akhirnya dagu.
f. Resistensi dan Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi
yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas, ketika ia
mencapai pintu bawah bahu berputar kearah garis tengah
dan dilahirkan dibawah lengkung pubis (Bahu anterior turun
lebih dahulu), bahu posterior diarahkan kearah perineum
sampai ia bebas keluar dari introitus vagina.
g. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang
pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi
lateral kearah simfisis pubis, ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan
bayi selesai, ini merupakan akhir tahap kedua persalinan dan waktu saat
tubuh bayi keluar seluruhnya, dicatat dalam catatan medis.
L. Posisi Persalian
1. Posisi Jongkok atau Berdiri
Keuntungan :
Membantu menurunkan kepala bayi
Memperbesar ukuran panggul
Menambah 28% ruang autletnya
Memperbesar dorongan untuk meneran ( Dapat memberi kontrubusi
pada laserasi )
2. Berbaring Miring Kiri
Keuntungan :
Memberi rasa santai bagi Ibu yang letih
Memberi oksigen yang baik bagi bayi
Membantu mencegah terjadi laserasi
3. Posisi merangkak
Keuntungan :
Baik untuk persalianan dengan punggung yang sakit.
Membantu bayi melakukan rotasi
Peregangan minimal pada perineum.
4. Duduk atau setengah duduk
Keuntungan :
Lebih mudah bagi penolong untuk membimbing kelahiran kepala bayi
dan mengamati/ mensipport perineum.
M. Konsep Episiotomy
1. Alasan utama dilakukan episiotomy adalah :
Mencegah kerusakan spinter ani dan mukosa rectum
Cegah kerusakan otot panggul
Cegah trauma kepala janin
Mudah memperbaiki penyembuhan
2. Indikasi episiotomy
Mempercapat kelahiran untuk mencegah terjadinya gawat janin
Mepercapat proses persalinan mencegah gawat ibu
Mempermudah proses persalianan
3. Episiotomy dapat menyebabkan :
Meningkatnya jumlah darah yang keluar
Bertambah luka perinium bagian posterior
Meningkatkan kerusakan pada spinter ani
Menyebabkan rasa nyeri pada hari pertama postpartum
N. Konsep Partograf.
Hubungan pembukaan serviks, penurunan kepala janin (bagian terendah)
berkaitan dengan waktu persalinan untuk pertama kali dikemukakan oleh
Friedman : bahwa gambaran hubungan pembukaan serviks dan waktu
persalinan berbentuk huruf ”S” yang kemudian dikenal dengan kurva
friedmen.
Hedricks dkk, dalam penelitiannya melihat bahwa terdapat perbedaan kurva
friedmen diantara primigravida dan MultiGravida, pada fase aktif maupun
fase laten. Oleh karena itu badan pekerja WHO (informed working group
WHO) mencetuskan gagasan modifikasi kurva Friedmen menjadi
PARTOGRAF WHO
Partograf WHO menetapkan dasar sebagai berikut :
1. Fase aktif mulai pembukaan 3 cm
2. Fase laten lamanya 8 jam
3. Pada fase aktif pembukaan untuk primi dan multigravida sama tidak boleh
kurang dari 1 cm/jam
c. Kekuatan His
Kontraksi
uterus
Penarikan/
Dilatasi Penekanan struktur peka
Serviks nyeri (Arteri, vena, dan
jaringan saraf)
NYERI
Laserasi
vena dan
Arteri
setempat Penurunan Perhatian ibu
Terhadap pemenuhan
Kebutuhan
Kala II
Kontraksi Uterus
Stimulus Nosiseptor
Kebutuhan energi
meningkat
Nyeri dipersepsikan
NYERI
Inteke nutrisi
anadekuat
Malpresentasi
Janin
Pencetus persalinan
RISIKO TINGGI
CEDERA IBU DAN
Trauma jaringan JANIN
GANGGUAN KONSEP
DIRI
Kala III
Persalianan
His Pelepasan
KOPING INDIVIDU
TIDAK EFEKTIF
Plasenta Terlepas dari meometrium dan
terdorong ke luar
Semburan Darah;
Terjadi Diafresis Stimulasi Nosiseptor
Cortex Cerebri
Kurang/Pembatasan
masukan Oral
KELELAH
AN
RESIKO DIVISIT
VOLUME CAIRAN
Kala IV
Persalianan
Terputusnya
Kontinuitas Jaringan Intake nutrisi
inadekuat
TIDAK EFEKTIFAN
MENBYUSUI
Stimulasi Nosiseptor Cadangan ATP
menurun
Cortex Cerebri
Kelelahan
NYERI
RISIKO KURANG
VOLUME CAIRAN
Konsep Dasar Keperawatan
A. KALA I
1. Pengkajian Kala I
Integritas Ego.
Dapat senang atau cemas
Nyeri/Ketidanyamanan
Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.
Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus (tergantung
posisi janin )
Seksualitas
Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah muda,
kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir
Prioritas keperawatan
1. Meningkatkan emosi dan fisik klien / pasangan terhadap persalinan.
2. Meningkatkan kemajuan persalinan
3. Mendukung kemampuan koping klien / pasangan
4. Mencegah komplikasi maternal / bayi.
Secara Khusus :
1. Memeriksa tanda t-tanda vital.
2. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan
karakteristijk yang mengambarkan kontraksi uterus :
a. Frekwensi
b. Internal
c. Intensitas
d. Durasi
e. Tonus istirat
3. Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada
kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan
berikutnya
4. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan
5. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah
fetus, letrak janin,penurunan janin.
6. Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station.
Tes diagnostik dan laboratorium
a. Spesimen urin dan tes darah.
b. Ruptur membran.
c. Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah
2. Diagnosa Keperawatan
A. FASE LATEN
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Intervensi
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik non
farmokologi untuk mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Pemberian analgetik
jika perlu
B. FASE AKTIF
1) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
Tujuan : Klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat.
Intervensi
Manajemen Hipovolemia
Observasi
1. Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
1. Hitung kebutuhan cairan
2. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
1. Memberikan cairan IV isotonic
B. KALA II
1. Pengkajian Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II
Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual,
bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks,
his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa
ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva
membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB< usaha keras tanpa
disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva
b. Melakukan monitoring terhadap :
His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin
(penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi
dan tekanan darah.
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II :
Primigravida berlangsung 45– 60 menit , multipara berlangsung 15 –
30 menit
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi
kehamilan
Tujuan : Ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan
meningkatkan rasa nyaman
Intervensi
Pengaturan Posisi
Observasi
1. Monitor status oksigenasi sebelum dan
seduda mengubah posisi
Terapiotik
1. Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
2. Tinggikan tempat tidur pada bagian kepala
3. Hindari menempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeri
Edukasi
1. Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
2. Ajarkan cara menggunakan cara postur yang baik dan mekanika
tubuh yang baik selama melkukan perubahan posisi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi,jika
perlu
Intervensi
Dukungan penampilan peran
Observasi
1. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
Terapeutik
5. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap
perubahan peran yang tidak diinginkan
6. Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap
bayi baru lahir
7. Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua
8. Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam
peran timbal balik
Edukasi
3. Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk
perkembangan peran
Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh
pasien/orang tua untuk memenuhi peran
b) Resiko hipovelemik
1. Faktor resiko:
Kekurangan intake cairan
Tujuan : Keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
Intervensi
Manajemen hipovelemik
Observasi
1. Monitor status oksigenasi
2. Monitor status cairan
3. Periksa tingkat kesadaran dan respon kupil
Terapiotik
1. Berikan posisi syok
Kolaborasi
1. Pemberian transfusi darah, jika perlu
E. KALA IV
1. Pengkajian pada kala IV
a. Tanda tanada vital
Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sing sangat penting untuk mengetahui
perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum
bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah
terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
b. Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan
kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c. Kandung kemih
Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih
menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada
perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan
kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa
kencing.
d. Lochia
Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat
dicatat hasil dan bekuannya
e. Perineum
Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring
dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-
lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
f. Temperatur
Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan
keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal
selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
g. Kenyamanan
Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya.
Tanda-tanda potensial masalah karena pendarahan dapat menyebabkan
potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial
komplikasi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko hipovelemik
a. Faktor resiko:
Kekurangan intake cairan
Tujuan : Keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
Intervensi
Manajemen hipovelemik
Observasi
4. Monitor status oksigenasi
5. Monitor status cairan
6. Periksa tingkat kesadaran dan respon kupil
Terapiotik
2. Berikan posisi syok
Kolaborasi
Pemberian transfusi darah, jika perlu
2)Persiapan persalinan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan
bisa melaksanakan status antepartum membaik
Intervensi
Edukasi persalinan
Observasi
1. Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan
Terapiotik
1. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Edukasi
1. Jelaskn metode persalinan yang ibu inginkan
2. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
3. Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada usia
kehamilan lebih dari 36 minggu
4. Anjurkan ibu menggunakan tehnik manajemen nyeri
persalinan tiap kala
5. Amjurkan ibu cukup nutrisi
6. Anjurkan tehnik relaksasi untuk meredakan kecemasan dan
tidak kenyamanan persalinan
7. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
8. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
DAFTAR PUSTAKA
Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung, Obstetri Fisiologi,
Penerbit Elemen, Bandung.
Bobak, et al. 2005: Buku Ajar Keperawatan Maternitas Jilid 4. Jakarta: EGC.