Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan memahami penatalaksanaan
yang dilakukan pada Ny. D umur 23 tahun nifas 10 hari di Puskesmas
Karangpandan. Pada saat dilakukan anamnesa pada Ny. D mengatakan saat ini
merupakan kelahiran pertamanya dan belum pernah keguguran sebelumnya. Ibu
mengatakan melahirkan pada tanggal 10 Juni 2022. Ibu mengeluh nyeri pada luka
jahitan perineum. Hal ini karena ibu mengalami perubahan psikis ibu nifas dimana
ibu beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules,
nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak
bergerak, karena gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan
ibu. Mobilisasi yang efektif dilakukan untuk ibu nifas dalam mempercepat proses
penyembuhan luka perineum dengan senam kegel (Bobak, 2005). Senam kagel
akan memperlancar peredaran darah menuju perineum, keadaan darah yang kaya
akan oksigen yang bersih diharapkan akan membantu dalam proses penyembuhan
sehingga persepsi nyeri yang dirasakan berkurang (Pramila, 2013).
B. ANALISA MASALAH
Post partum

Perubahan Fisiologis

Sistem Reproduksi

Involusi dan kontraksi uterus

Pelepasan jaringan endometrium

Pelepasan lochea

Volume cairan menurun

Afterpain Nyeri

Luka laserasi

Patofisiologi nyeri perineum yang dialami oleh ibu postpartum adalah ketika
persalinan terjadi dilatasi serviks, pada corpus rahim distensi, peregangan pada
segmen bawah rahim, peregangan pada leher rahim dan nyeri dilanjutkan ke
dermaton terdapat pada segmen tulang belakang dengan menerima respons dari
rahim dan leher rahim. Ketegangan jaringan selama persalinan terjadi di perineum

Luka laserasi
dan tekanan pada otot perineum, rasa sakit yang disebabkan oleh rangsangan
struktur somatik dangkal dan digambarkan sebagai lokal, terutama di daerah saraf
pudendus (Oxorn, 1996: 451-452).
Menurut Medforth (2011: 454) meskipun perineum tetap utuh pada saat
proses persalinan tetap saja mengalami memar pada jaringan vagina dan perineum
selama beberapa hari pertama. Menurut Meyles (2009: 615) ibu cenderung
merasakan memar diskitar jaringan perineum selama beberapa hari setelah
persalinan. Para ibu mengalami cedera perineum akan merasakan nyeri selama
beberapa hari hingga penyembuhan terjadi. Dampak trauma perineum secara
signifikan memperburuk pengalaman pertama menjadi ibu bagi kebanyakan
wanita karena derajat nyeri yang dialami dan dampaknya terhadap aktivitas hidup
sehari-hari, trauma fisikologis dan psikologis jangka panjang dapat terjadi
(Medforth, 2011: 455).
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka perineum
antara lain : pengetahuan/pengalaman, status gizi, personal hygiene, mobilisasi,
senam kegel, keletihan, dukungan keluarga, kebisingan dan ruangan yang sempit.

Environment Man
-Kebisingan -Pengetahuan
-Ruangan yg -Pengalaman
sempit
Nyeri Jahitan
Perineum

Matherial Metode Machine


-Keletihan -Mobilisasi -Status gizi
-Dukungan -Senam kegel -Personal Hygiene
Keluarga

Berdasarkan fishbone alternatif causa serta cara penanggulangan diatas,


faktor nyeri jahitan perineum disebabkan, diantaranya :
1. Man
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan yang hanya setengah justru lebih berbahaya daripada tidak tahu
sama sekali, kendati demikian ketidaktahuan bukan berarti tidak berbahaya.
Pendidikan merupakan jalur yang ditempuh untuk mendapatkan informasi.
Informasi memberikan pengaruh besar terhadap perilaku ibu nifas. Apabila
ibu nifas diberikan informasi tentang bahaya pantang makanan dengan jelas,
benar dan komprehensif termasuk akibatnya maka ibu nifas tidak akan mudah
terpengaruh atau mencoba melakukan pantanng makanan.
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan tindakan sesorang
dalam melakukan sesuatu hal. Adanya pengalaman melahirkan dan menjalani
masa nifas maka ibu akan mempunyai perilaku yang mengacu pada
pengalaman yang telah dialami sebelumnya. Misalnya ibu nifas yang
dahulunya mengalami masalah, baik pada dirinya dan bayinya karena pantang
makanan maka ibu nifas tidak akan melakukan pantang makanan kembali
pada masa nifas berikutnya. Sedangkan pada pasien ini belum memiliki
riwayat persalinan sebelumnya, sehingga belum memiliki pengalaman
sebelumnya. Teori Mc Cance (cit Yanti, 2010) yaitu setiap wanita memiliki
cara tersendiri dalam merespon atau mengelola stress yang dialami individu.
Ibu yang telah memiliki pengalaman akan lebih mampu untuk mengelola
nyeri yang ibu rasakan.
2. Machine
Status gizi dapat berhubungan dengan penyembuhan luka jahitan
perineum karena ibu nifas memerlukan tambahan nutrisi yang banyak dari
kondisi biasanya untuk pemulihan tenaga dan untuk penyembuhan luka
jahitan perineum. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Sumarah (2008), bahwa kebutuhan gizi pada masa nifas akan meningkat
karena untuk keperluan menyusui dan untuk proses penyembuhan sehabis
melahirkan terutama jika mengalami perlukaan jahitan perineum. Sehingga
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang seimbang mengandung
unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan
daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa
antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ reproduksi seperti
waktu sebelum hamil. Perawatan luka perineum sangatlah penting karena luka
bekas jahitan jalan lahir ini dapat menjadi pintu masuk kuman dan
menimbulkan infeksi sehingga dianjurkan pada ibu nifas untuk merawat luka
jahitan yang bisa dimulai sesegera mungkin setelah 2 jam dari persalinan
normal (Refni, 2011).
Menjaga kebersihan vulva dengan cara mencuci perineum dengan air dan
membersihkannya dengan larutan antiseptik setiap selesai buang air besar dan
buang air kecil, pembalut harus diganti dengan teratur dan sering
Menurut Suwagiyo (2004), akibat perawatan perineum yang tidak benar
dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan
sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan
timbulnya infeksi pada perineum. Infeksi tidak hanya menghambat proses
penyembuhan luka tetapi juga menyebabkan kerusakan jaringan sel sehingga
akan menambah ukuran dari luka tersebut.
3. Methode
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
bebas.Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi
resiko karena tirah baring terlalu lama seperti kekakuan/penegangan otot-otot
diseluruh tubuh, sirkulasi darah terganggu, adanya gangguan peristaltik
maupun berkemih. Seringkali dengan keluhan nyeri pasien tidak mau
melakukan mobilisasi ataupun tidak berani merubah posisi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat penyembuhan
luka perineum yaitu dengan melaksanakan senam nifas. Senam nifas
sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, secara teratur
setiap hari. Setelah 6 jam persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar,
ibu sudah boleh melakukan mobilisasi, termasuk senam nifas (Marie, 2003).
Senam nifas akan mengakibatkan kontraksi dan relaksasi otot-otot panggul
sehingga membantu meredakan ketidaknyamanan perineum serta
meningkatkan sirkulasi lokal, mengurangi edema dan mempercepat
penyembuhan luka perineum (Bahiyatun, 2009).
Salah satu gerakan dalam senam nifas diantaranya adalah latihan Kegel
yang bermanfaat untuk membantu penyembuhan luka perineum, meredakan
hemoroid dan varises vulva, meningkatkan pengendalian urine,
membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot sfingter dan
memperbaiki respon verbal (Bahiyatun, 2009). Disamping itu Dr. Arnold
Kegel pada tahun 1940 menemukan bahwa latihan mengkontriksikan dan
menahan vagina yang lebih diketahui dengan istilah kegel exercise telah
dirancang khusus meningkatkan kekuatan otot dasar panggul.
4. Matherial
Keletihan secara tidak langsung dapat memperburuk persepsi nyeri.
Selain itu, rasa keletihan menyebabkan sensasi semakin intensif dan
menurunkan mekanisme koping. Mekanisme ini membantu ibu
mengendalikan rasa nyeri, walaupun nyeri yang dirasakan sangat
mengganggu. Kadang individu sulit menggunakan koping yang dimiliki.
Secara normal, ibu dapat belajar mengatasi nyerinya secara teratur. Ibu yang
sebelumnya mengalami persalinan yang lama dan sulit akan mengalami cemas
yang berlebihan terhadap persalinan berikutnya. Akan tetapi, pengalaman
melahirkan sebelumnya tidak selalu berpengaruh buruk terhadap
kemampuannya untuk mengatasi nyeri.
Kehadiran orang yang dianggap penting saat persalinan akan menurunkan
rasa kesepian dan ketakutan sehingga ibu merasa lebih nyaman (Perry dan
Potter cit Judha : 2012). Selain itu, jika selama proses kehamilan ibu telah
memiliki dukungan yang tinggi oleh keluarga, maka hal tersebut akan
membuat ibu nyaman dan dapat mengurangi rasa takut dan cemas jika akan
menghadapi persalinan karena ibu dapat selalu meminta bantuan dari orang
terdekat
5. Environment
Tempat bersalin secara tidak langsung akan mempengaruhi faktor
psikologis ibu. Tempat yang nyaman akan membuat ibu merasa lebih tenang
dalam menghadapi proses persalinan. Tetapi, tempat yang bising, jumlah
pasien yang terlalu berdesakan, penempatan peralatan yang membuat ibu
takut, ruangan terlalu sempit dapat menambah ketegangan pada ibu bersalin
dan dapat memperberat kondisi psikologis ibu dan ibu menjadi sulit
mengendalikan rasa nyeri
C. CARA MENGATASI MASALAH
Pemberi asuhan pelayanan harus memperhatikan kenyamanan ibu yang
telah melahirkan, salah satunya adalah penanganan nyeri pada luka jahitan
perineum. Penolong persalinan seringkali melupakan untuk menerapkan teknik
pengontrolan nyeri, hal ini akan menyebabkan ibu nifas memiliki pengalaman
nifas yang buruk, mengalami trauma yang dapat menyebabkan postpartum blues,
maka sangat penting untuk penolong persalinan memenuhi kebutuhan ibu akan
rasa aman dan nyaman. Upaya untuk menurunkan nyeri pada ibu nifas dapat
dilakukan baik secara farmakologi maupun non farmakologi. Manajemen nyeri
secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode non farmakologi,
namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek samping
yang kurang baik. Sedangkan metode non farmakologi lebih murah, simpel, efektif
dan tanpa efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama
persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya, Beberapa
contoh metode non farmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri
antara lain teknik relaksasi, imajinasi, pergerakan dan perubahan posisi
(senam/latihan fisik), hipnoterapi, terapi counter pressure, terapi musik, dan
aromaterapi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat penyembuhan
luka perineum yaitu dengan melaksanakan senam nifas. Senam nifas sebaiknya
dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, secara teratur setiap hari.
Setelah 6 jam persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh
melakukan mobilisasi, termasuk senam nifas (Marie, 2003). Senam nifas akan
mengakibatkan kontraksi dan relaksasi otot-otot panggul sehingga membantu
meredakan ketidaknyamanan perineum serta meningkatkan sirkulasi lokal,
mengurangi edema dan mempercepat penyembuhan luka perineum (Bahiyatun,
2009). Salah satu gerakan dalam senam nifas diantaranya adalah latihan Kegel
yang bermanfaat untuk membantu penyembuhan luka perineum, meredakan
hemoroid dan varises vulva, meningkatkan pengendalian urine, membangkitkan
kembali pengendalian atas otot-otot sfingter dan memperbaiki respon verbal
(Bahiyatun, 2009). Disamping itu Dr. Arnold Kegel pada tahun 1940 menemukan
bahwa latihan mengkontriksikan dan menahan vagina yang lebih diketahui dengan
istilah kegel exercise telah dirancang khusus meningkatakn kekuatan otot dasar
panggul. Kegel exercise dapat menurunkan lacerasi yang terjadi akibat persalinan
pervaginam, meningkatkan tonus otot vagina, menurunkan edema perineal serta
meningkatkan sirkulasi pada daerah perinel (el hamid,2012), sehingga mampu
meningkatkan penyembuhan luka perineal. Latihan ini juga bermanfaat untuk
mencegah urinal dan fekal inkontinensia (Park, 2013).
Hal tersebut didukung hasil penelitian Gustirini (2019) dengan judul ” The
Effectiveness of Kegel Exercise for the Acceleration of Perineum Wound Healing
on Postpartum Women” menunjukan hasil bahwa penyembuhan dari luka
perineum pada ibu postpartum yang melakukan Latihan kegel (kelompok
intervensi) lebih cepat 12 responden (80%) disbanding ibu postpartum tanpa
Latihan kegel (kelompok control) yaitu 5 responden (33,3%). Chi-square
menunjukan hasil p-value 0,010 maka ada hubungan signifikan antara Latihan
kegel dengan percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum
(p<0,05).

Anda mungkin juga menyukai