Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022, 18-29

P-ISSN : 2460-4550 / E-ISSN : 2720-958X


DOI : 10.36085/jkmb.v10i1.3191

JURNAL ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS DENGAN GANGGUAN


ELIMINASI: INTKONENSIA URINE

Nina Sunarti*
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
Korespondensi: sunartinina2@gmail.com

ABSTRAK
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Karena proses kelahiran mengakibatkan
mengendurnya otot-otot pada vagina. Salah satu cara untuk mengembalikan otot vagina pada
ibu setelah masa nifas salah satunya adalah dengan kegel exercise. Latihan dapat
dilaksanakan teratur dengan mengencangkan dan mengendurkan otot-otot yang mendukung
kandung kemih dan uretra. Upaya mengencangkan otot pelvik akan mencegah perempuan
mengalami atau mengurangi resiko ketidakmampuan mengontrol miksi. Untuk memperoleh
pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu nifas normal
dengan gangguan eliminasi inkontinensia urin. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi
kasus pada ibu nifas melalui proses keperawatan yakni pengkajian, diagnosa, intervensi,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Hasil penelitian ini menemukan kegel exercise dapat
dilakukan selama dua hari rawat di rumah sakit namun belum dapat dilakukan secara
maksimal pada ibu karena terdapat luka dan nyeri pada episiotomi. Namun pengetahuan ibu
tentang kegel exercise sudah meningkat sehingga latihan ini bisa di lanjutkan di rumah secara
mandiri. Kegel exercise dapat dilakukan setelah masa nifas secara bertahap dan jika sudah
tidak ada lagi keluhan nyeri pada luka episiotomi.
Kata Kunci: Gangguan eliminasi urin, kegel exercise, nifas

ABSTRACT
The postpartum period begins after the birth of the placenta and ends when the uterine
organs return to their pre-pregnancy state. Because the birth process will result in loosening
of the muscles in the vagina. One way to restore vaginal muscles to the mother after the
puerperium is kegel exercise. Exercise can be performed regularly by tightening and
relaxing the muscles that support the bladder and urethra. Efforts to tighten the pelvic
muscles will prevent a woman from experiencing or reduce the risk of inability to control
micturition. The objective of this study was to gain real experience in providing nursing care
to normal postpartum mothers with urinary incontinence elimination disorders. This study
was a case study approach to postpartum mothers through the nursing process icluding
assessment, diagnosis, intervention, implementation and evaluation of nursing. Kegel
exercise can be done for two days of hospitalization but can't be done optimally on the
mother because there are wounds and pain in the episiotomy. However, the mother's
knowledge about kegel exercises has increased so that this exercise can be continued at
home independently. Kegel exercise can be done after the puerperium gradually and if there
are no more complaints of pain in the episiotomy wound.
Keywords: Urinary Elimination Disorder, Kegel Exercise, Postpartum

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 18


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

PENDAHULUAN terjadi pemulihan jaringan yang bengkak dan


Masa nifas (puerperium) dimulai memar. Laju filtarasi glomelurus (GFR) tetap
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika meninggi selama kurang lebih 7 hari post
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan partum. Ureter yang berdilatasi dan pelvis
sebelum hamil. (Dewi et al., 2011). Adapun renal kembali ke keadaan sebelum hamil
persalinan normal menurut WHO adalah dalam 6-10 minggu setelah melahirkan.
persalinan yang dimulai secara spontan Diaphoresis peurperalis dalam diuresis
beresiko rendah pada awal persalinanan dan (peningkatan pembentukan kemih) terjadi
tetap demikian selama proses persalinan, bayi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan.
dilahirkan spontan dengan presentasi (Maryunani, 2011, Reeder et al.. 2011).
belakang kepada pada usia kehamilan antara Salah satu cara untuk mengembalikan
37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah otot vagina pada ibu setelah masa nifas salah
persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik. satunya adalah Kegel exercise atau latihan
(Walyani, S. A., 2016). otot pelvik merupakan teknik untuk
Menurut Sunarsih, 2011 tujuan asuhan menguatkan otot-otot yang mendukung
keperawatan masa nifas adalah mendeteksi dinding pelvik. Latihan dilaksanakan teratur
adanya perdarahan masa nifas, menjaga dengan mengencangkan dan mengendurkan
kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun otot-otot yang mendukung kandung kemih
psikologis, melaksanakan skrining secara dan uretra. Upaya mengencangkan otot pelvik
komprehensif, deteksi dini, mengobati atau akan mencegah seseorang perempuan
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu mengalami atau mengurangi resiko
maupun bayinya, memberikan pendidikan ketidakmampuan mengontrol miksi. (Rita
kesehatan pada ibu berkaitan dengan gizi, Ismail, et al.. 2011). Walaupun secara normal
menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya, ligamen-ligamen diafragma pelvis yang
perawatan bayi sehat dan keluarga. merenggang pada waktu persalinan setelah
Anatomi dan fisiologi yang berubah bayi lahir berangsur-angsur menjadi mengecil
pada ibu nifas salah satunya adalah pada dan pulih kembali (Maryunani, A., 2009).
sistem perkemihan dimana secara normal Inkontinensia urine adalah
saluran kencing kembali normal dalam waktu pengeluaran urin secara involunter akibat
2 sampai 8 minggu tergantung pada keadaan kelemahan pada struktur-struktur penunjang
status sebelum persalinan, lamanya partus uretra. Inkontinensia urin lebih sering terjadi
kala II, besarnya tekanan kepala yang pada wanita yang sudah pernah melahirkan
menekan pada saat persalinan. Dimana terjadi daripada yang belum pernah melahirkan
distensi (peregangan) berlebihan pada vesika (nulipara). Hal ini terjadi karena adanya
urinaria adalah hal yang umum karena perubahan otot dan fasia di dasar panggul.
peningkatan kapasitas vesika urinaria, Faktor resiko yang berperan memicu
pembengkakan memar jaringan disekitar inkontinensia urin pada wanita adalah
uretra dan hilangnya sensasi terhadap tekanan kehamilan dan persalinan (Norwitz Errol, et
yang meninggi. Vesika Urinaria yang penuh al., 2016).
menggeser uterus dan dapat menyebabkan Intervensi untuk inkontinensia urine
perdarahan post partum, distensi vesika termasuk latihan otot dasar panggul kegel
urinaria dapat disebabkan oleh retensi urin. exercise dan bladder training secara
Pengosongan vesika urinaria yang adekuat terjadwal. Salah satu teknik yang dapat
umumnya kembali dalam 5-7 hari setelah digunakan mencegah dan mengatasi

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 19


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

inkontinensia urine adalah kegel exercise. komplikasi pascaoperasi, seperti rusaknya


Kegel exercise bertujuan untuk memperkuat saluran kemih (Pittara, 2022).
otot periuretra dan perivaginal sehingga ibu Berkaitan dengan seringnya kejadian
mampu mengontrol pengeluaran kemih secara inkontinensia urin pada masa nifas, maka di
maksimal sehingga masalah-masalah yang perlukan peran perawat dalam hal promotif
disebabkan oleh Inkontinensia Urine dapat nifas yaitu dengan memberikan pelayanan
teratasi (Purnomo, 2011). pendidikan kesehatan tentang pengenalan
Kegel exercise atau latihan otot pelvik kegel exercise pada ibu nifas, keluarga dan
merupakan teknik untuk menguatkan otot-otot masyarakat guna membantu menguatkan otot-
yang mendukung dinding pelvik. Latihan otot di daerah vagina pasca persalinan. Untuk
dilaksanakan teratur dengan mengencangkan peran perawat dalam hal preventif yaitu
dan mengendurkan otot-otot yang mendukung mencegah terjadinya gangguan eliminasi urin,
kandung kemih dan uretra. Upaya peran perawat dalam hal kuratif yaitu
mengencangkan otot pelvik akan mencegah berkolaborasi dengan tim kesehatan dalam
seseorang perempuan mengalami atau pemberian obat, dan peran perawat dalam hal
mengurangi resiko ketidakmampuan rehabilitatif yaitu memandirikan pasien
mengontrol miksi (Rita Ismail, et al.. 2011, degan melatih kegel exercise guna membantu
Adrian, Kevin. 2018, Desmawati, 2011). menguatkan otot-otot didaerah vagina pasca
Manfaat kegel exercise menurut persalinan.
Desmawati (2011) yaitu membuat persalinan
lebih mudah dan perineum akan terasa utuh, METODE PENELITIAN
meningkatkan kenikmatan seksual bagi kedua Penelitian ini menggunakan
pasangan, mencegah prolaps pada organ- pendekatan studi kasus pada tiga ibu nifas
organ pelvic, membantu dan mencegah dengan diagnosis yang sama yaitu yang
pengeluaran urin ketika bersin dan batuk, mengalami Gangguan eliminasi urin :
membantu atau mempercepat penyembuhan inkontinensia urin di Ruang Pemulihan
luka atau robekan perineum, mengencangkan Kehamilan dan Kandungan (RPKK) RSUD
otot panggul bawah, seperti otot dibawah Koja melalui proses keperawatan. Penelitian
rahim, kantung kemih, dan usus besar. dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal
Normalnya rasa ingin berkemih akan 26 sampai dengan 27 Juni 2019.
di mulai pada 6 jam pasca persalinan per Proses pengumpulan data dilakukan
vaginam, dan 6 jam pasca pelepasan kateter dengan menggunakan menggunakan 5 tahap
pada persalinan secara sectio cesarea (24 jam proses keperawatan yang terdiri dari
setelah persalinan). (Tsurraya Fl.I et al.. pengkajian pada ibu nifas melalui wawancara
2020). Hal ini bisa sejalan dengan proses pada pasien, keluarga, perawat melakukan
penyembuhan luka perineum dikatakan observasi pada pasien. dan menggunakan
membaik bila telah terbentuknya jaringan catatan rekam medik yang berkaiatn dengan
baru yang menutupi luka perineum dalam data pasien. dan pemeriksaan fisik untuk
jangka waktu 6 hari postpartum. (Handayani, menguatkan data. Diagnosa keperawatan,
2014). Namun ibu pasca persalinan kerap kali dilakukan dengan menganalisa data untuk
mengalami inkontinensi urin. Salah satu dapat menegakkan diagnosa. Intervensi
penyebabnya karena adanya tekanan pada keperawatan, dilakukan dengan menyusun
kandung kemih (stress incontinance) yang bisa perencanaan sesuai dengan tinjauan pustaka
kita jumpai pada kasus persalinan, dan guna mengatasi masalah keperawatan

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 20


19
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

ditemukan. Implementasi keperawatan, dan kemudian kontraksikan otot anterior


melakukan tindakan keperawatan sesuai secara perlahan sampai hitungan keempat,
dengan perencanaan yang telah dibuat. yakni kemudian minta klien merelaksasikan otot-
melakukan pengkajian pada sistem otot seacara keseluruhan, ulangi latihan empat
perkemihan, tanda-tanda vital, membatasi kali per jam) Evaluasi respon klien. (Adrian, ,
asupan cairan selama malam hari, 2018, Desmawati, 2011 dan Ismail et al.,
mengobservasi intake dan output, ambulasi 2011).
dini, mengajarkan batuk dalam posisi litotomi
dengan posisi klien membentuk sudut 450 C, HASIL DAN PEMBAHASAN
lanjutkan dengan klien berdiri jika tidak ada Pengkajian
kebocoran urin, mengajarkan senam kegel, Pada tahap ini peneliti
memonitor status hidrasi, kolaborasi dengan mengumpulkan data-data melalui pasien,
tim medis untuk pemasangan kateter, dan keluarga, perawat di ruangan dan rekam
memberikan sugesti berkemih dengan air medis pasien guna menegakan diagnosa
mengalir. Evaluasi keperawatan, peneliti keperawatan dengan bantuan format
melakukan penilaian berdasarkan tahapan pengkajian dengan pendekatan proses
proses keperawatan yang sudah dilakukan. keperawatan.
Pada studi kasus ini peneliti Pasien 1 Ny. S (36 Tahun), agama
menggunakan teknik case management islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu
dimana asuhan keperawatan yang diberikan rumah tangga, status perkawinan menikah,
berkolaborasi dengan perawat di ruangan pernikahan pertama, lama perkawinan 15
dalam tindakan keperawatan dan tim tahun, status obstetri G3P3A0, umur
kesehatan lain dalam pengobatan. kehamilan 32 minggu, diagnosa medis
Etika penelitian ini menggunakan inkontinensia urine. Riwayat keluhan utama
tekhnik dengan pendekatan dan bina yaitu nyeri dibagian luka jahitan episiotomi,
hubungan saling percaya pada ibu nifas, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5-6
kemudian partisipan menandatangani lembar dan nyeri hilang timbul, meringis jika
informed consent yang telah menyetujui untuk bergerak. Tanda vital :TD 120/80 mmHg,
berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti RR 18x/menit, suhu 380C, nadi 76x/menit,
menjaga kerahasiaan partisipan dengan mendapat obat asam mefenamat 3x500 mg,
menuliskan nama partisipan dengan inisial. tidak ada rasa sensasi saat ingin berkemih,
Standar operasional prosedur yang di BAK keluar sendiri, lemah pasca persalinan,
berikan untuk pasien adalah sebagai berikut : demam pada malam hari, terdapat luka
Latihan I (instruksikan klien untuk jahitan pada vagina grade 2, tidak ada tanda-
berkonsenterasi pada otot-otot panggul. tanda REEDA, lochea berwarna merah, bau
Tindakan ini membantu klien untuk khas, jumlah ±240 ml, hasil pemeriksaan
merasakan otot-otot dasar panggul, minta laboratorium terdapat peningkatan pada
klien berkemih berupaya untuk menghentikan leukosit 11.000 uL, terpasang kateter, jumlah
aliran urin selama berkemih dan kemudian urin dalam satu hari ± 1000cc, mendapatkan
memulainya kembali. Latihan II (minta klien obat ceftriaxone 2x 50 gr, paracetamol drip
mengambil posisi duduk atau berdiri, 2x100 ml dan Asam mefenamat 3x500 mg,
Instruksikan klien untuk mengencangkan mengungkapkan kurang paham tentang
otot-otot di sekitar anus). Latihan III (minta masalah kesehatannya.
klien mengencangkan otot dibagian posterior

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 2119


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

Pasien 2 Ny. M (27 Tahun), agama masalah kesehatannya. Penatalaksaan medis


islam, pendidikan terkahir SMP, pekerjaan yang di berikan pada pasien 1, 2 dan 3 yaitu :
ibu rumah tangga, status perkawinan Ringer laktat 20 tpm, Ceftriaxone 2x50gr,
menikah, pernikahan pertama, lama Paracetamol drip 2x100 ml, dan Asam
perkawinan 1 tahun, status obstetri G1P0A0, mefenamat 3x500 mg.
umur kehamilan 32 minggu, diagnosa medis
inkontinensia urine. Riwayat keluhan utama Diagnosa Keperawatan
yaitu nyeri dibagian luka jahitan, skala nyeri Pada tahap ini peneliti merumuskan
6, tidak ada rasa sensasi saat ingin berkemih, diagnosa keperawatan berdasarkan data yang
BAK keluar sendiri, lemah pasca persalinan, diperoleh dari hasil pengkajian. Adapun
demam pada malam hari, suhu 37,50C, diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
terdapat luka jahitan pada vagina grade 2, ketiga pasien yaitu ada 4 diagnosa
tidak ada tanda-tanda REEDA, terpasang keperawatan: nyeri akut berhubungan dengan
kateter, jumlah urin dalam satu hari ± agen pencendera fisik luka episiotomi,
1400cc, hasil pemeriksaan laboratorium perubahan pola eliminasi urin berhubungan
terdapat peningkatan pada leukosit 12.000 dengan tidak adanya sensasi untuk berkemih
uL, terpasang kateter, jumlah urin dalam satu akibat kelemahan otot vagina pasca
hari ± 1000cc, mendapatkan obat ceftriaxone persalinan, risiko infeksi berhubungan
2x 50 gr, paracetamol drip 2x100 ml dan dengan trauma jaringan pada luka episiotomi,
Asam mefenamat 3x500 mg, dan kurang pengetahuan berhubungan
mengungkapkan kurang paham tentang dengan kurangnya informasi tentang pasca
masalah kesehatannya. persalinan.
Pasien 3 Ny. I (38 Tahun) agama Data-data yang medukung diagnosa
islam, pendidikan terkahir SMP, pekerjaan nyeri akut berhubungan dengan agen
ibu rumah tangga, status perkawinan pencendera fisik luka episiotomi yaitu pasien
menikah, status perkawinan menikah, mengatakan nyeri pada luka jahitan
pernikahan pertama, lama perkawinan 20 episiotomi, nyeri bertambah jika digerakkan,
tahun, status obstetri G4P4A0, umur nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang
kehamilan 32 minggu, diagnosa medis timbul dengan skala nyeri 5-6, pasien tampak
inkontinensia urine. Riwayat keluhan utama meringis jika bergerak, luka perineum grade
yaitu nyeri dibagian luka jahitan, skala nyeri 2, mendapat obat asam mefenamat 3x500 mg,
5, tidak ada rasa sensasi saat ingin berkemih, tanda-tanda vital: TD 120/80 mmHg, RR
BAK keluar sendiri, lemah pasca persalinan, 18x/menit, suhu 380C, dan nadi 76x/menit.
demam pada malam hari, suhu 37,60C, Data-data yang medukung diagnosa
terdapat luka jahitan pada vagina grade 2, perubahan pola eliminasi urin berhubungan
tidak ada tanda-tanda REEDA, terpasang dengan tidak adanya sensasi untuk berkemih
kateter, jumlah urin dalam satu hari ± akibat kelemahan otot vagina pasca
1500cc, hasil pemeriksaan laboratorium persalinan yaitu pasien tidak dapat
terdapat peningkatan pada leukosit 12.000 mengontrol buang air kecil, kencingnya
uL, terpasang kateter, jumlah urin dalam satu keluar sendiri, haluaran urin tidak terkontrol,
hari ± 1000cc, mendapatkan obat ceftriaxone terpasang kateter, jumlah urin dalam satu
2x 50 gr, paracetamol drip 2x100 ml dan hari ± 1000cc.
Asam mefenamat 3x500 mg, Data-data yang medukung diagnosa
mengungkapkan kurang paham tentang risiko infeksi berhubungan dengan trauma

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 2219


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

jaringan pada luka episiotomi yaitu ada luka dalam batas normal : TD : 110-140/70-90
jahitan pada vagina, demam pada malam hari, mmHg, Nadi : 60-100 kali/menit, RR : 16-24
terdapat luka episiotomi, lochea berwarna kali/menit, Suhu 36-37°C. Perencanaan
merah, bau khas, jumlah ±240 ml, tanda- keperawatan NIC: lakukan pengkajian nyeri
tanda vital: TD 120/80 mmHg, RR secara menyeluruh meliputi lokasi, durasi,
18x/menit, suhu 380C, nadi 76x/menit, tidak kualitas, keparahan nyeri dan factor pencetus
ada tanda-tanda REEDA, hasil pemeriksaan nyeri. Ajarkan untuk teknik non farmakologi.
laboratorium terdapat peningkatan pada Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
leukosit 11.000 uL, dan pasien mendapatkan mempengaruhi respon pasien terhadaap
obat ceftriaxone 2x 50 gr, paracetamol drip ketidaknyamanan, misalnya suhu,
2x100 ml, asam mefenamat 3x500 mg. lingkungan, cahaya, kegaduhan. Kolaborasi
Data-data yang medukung diagnosa pemberian analgetik sesuai indikasi seperti
kurang pengetahuan berhubungan dengan asam mefenamat 3x500 mg.
kurangnya informasi tentang kegel exercise Diagosa keperawatan perubahan pola
dengan data-data yang mendukung yaitu eliminasi urin berhubungan dengan tidak
tidak tahu tentang kegel exercise, tidak adanya sensasi untuk berkemih akibat
pernah melakukan senam kegel exercise, kelemahan otot vagina pasca persalinan.
pendidikan terakhir SD, tampak bingung dan Tujuan dan kriteria hasil NOC: urinary
sering bertanya pada dokter dan perawat elimination, urinary continuence. Kriteria
tentang penyakit nya. hasil: kandung kemih kosong secara penuh,
tidak ada residu urine >100-200 cc, intake
Perencanaan Keperawatan cairan dalam rentang normal, bebas dari ISK,
Pada tahap ini peneliti menyusun tidak ada spasme bladder, balance cairan
rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa seimbang. Perencanaan keperawatan NIC:
keperawatan yang telah ditetap kan dengan lakukan penilaian kemih yang komphrensif
tujuan dan kriteria hasil yang dapat diukur berfokus pada inkontinensia misalnya: output
serta mempunyai batas pencapaian. urin, pola berkemih, fungsi kognitif, dan
Perencanaan, tujuan dan krietria hasil masalah kencing praeksisten. Monitor efek
yang peneliti buat adalah dengan merujuk dari obat-obatan yang diresepkan, seperti
pada NANDA, 2015, Bulechek, Gloria. M, et calcium channel blockers dan antikolinergik.
al.. 2013, dan Moorhead, Sue, et al.. 2013 Gunakan kekuatan sugesti dengan
yaitu sebagai berikut : menjalankan air atau disiramkan ke toilet,
Diagosa keperawatan nyeri akut merangsang refleks kandung kemih,
berhubungan dengan agen pencendera fisik Pemindaian kandung kemih bermanfaat
luka episiotomi. Tujuan dan kriteria hasil dalam menentukkan residu pasca berkemih,
NOC: pain level, pain control. Setelah selama fase akut, kateter indwelling
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 digunakan untuk mencegah retensi urin dan
jam diharapkan nyeri akut dapat berkurang, memantau kaluaran urin. Sediakan waktu
dengan kriteria hasil: mampu mengontrol yang cukup untuk pengosongan kandung
nyeri; mengetahui penyebab nyeri, mempu kemih (10 menit), Pasang kateter intermitten,
menggunakan teknik nonfarmakologi untuk anjurkan pasien/ keluarga untuk merekam
mengurangi nyeri, melaporkan bahwa nyeri output urin. Instruksikan cara-cara untuk
berkurang dengan menggunakan manajemen menghindari konstipasi atau impaksi tinja,
nyeri, skala nyeri menjadi 1-2, TD, nadi, suhu pantau asupan dan keluaran, pantau tingkat

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 23


19
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

distensi kandung kemih dengan palpasi dan gejala yang biasa muncul pada pasca
perkusi, bantu ke toilet secara berkala, persalinan dengan cara yang tepat, sediakan
merujuk pasien ke spesialis kontinensia untuk informasi pada pasien tentang kondisi pasca
mengurangi komplikasi yang berhubungan persalinan, diskusikan perubahan gaya hidup
dengan penggunaan kateter indwelling jangka yang mungkin diperlukan untuk mencegaah
panjang. komplikasi dimasa yang akan datang,
Diagosa keperawatan risiko infeksi diskusikan pilihan terapi atau penanganan.
berhubungan dengan trauma jaringan luka Pengetahuan tentang perawatan pasca
episiotomi. Tujuan dan kriteria hasil NOC: persalinan dapat meningkatkan pemahaman
immune status, knowledge: infection control, tentang proses penyembuhan pasca bersalin.
risk control. Kriteria hasil: klien bebas dari Instruksikan pasien mengenai tanda dan
tanda dan gejala infeksi, pasien mampu gejala masalah pasca persalinan untuk
mendeskripsi proses infeksi, menunjukkan melaporkan pada pemberi perawatan
kemampuan untuk mencegah timbulnya kesehatan dengan cara yang tepat.
infeksi, jumlah leukosit dalam batas normal,
menunjukkan perilaku hidup sehat. Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Perencanaan keperawatan NIC: bersihkan Dalam tahap tindakan keperawatan
lingkungan setelah dipakai pasien, peneliti melaksanakan tindakan keperawatan
pertahankan tehnik isolasi, batasi pengunjung pada pasien 1, 2 dan 3 dengan mengacu pada
bila perlu, instruksikan pada pengunjung perencanaan keperawatan dan kebutuhan
untuk mencuci tangan saat berkunjung dan pasien yang telah ditetapkan sebelumnya.
setelah berkunjung, gunakan antiseptik untuk Adapun proses evaluasi adanya faktor
cuci tangan, cuci tangan setiap sebelum dan pendukung yaitu klien dan keluarga terlihat
sesudah tindakan keperawatan, gunakan kooperatif dalam melakukan tindakan yang
celemek dan sarung tangan sesuai alat diberikan, ruangan tempat dilakukan tindakan
pelindung, pertahankan lingkungan aseptik sangat kondusif, dalam melakukan tindakan
selama perawatan, monitor tanda dan gejala kegel exercise kepada ibu post partum normal
infeksi sistemik dan lokal, kolaborasi terapi perawat ruangan mengijinkan. Adapun faktor
antibiotik ceftriaxone 2x2gr, paracetamol penghambat dari evaluasi keperawatan yaitu
drip 2x1gr. klien terkadang kurang maksimal dalam
Diagosa keperawatan kurang melakukan kegel exercise yang di ajarkan,
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya menganjurkan klien untuk melakukan kegel
informasi tentang kegel exercise. Tujuan dan exercise dirumah jika nyeri pada luka sudah
kriteria hasil NOC: knowledge: disease tidak terasa agar senam nifas
process, knowledge: health behavior. Kriteria dilakukan secara maksimal.
hasil: pasien dan keluarga menyatakan Detail pelaksanaan tindakan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, keperawatan dan evaluasi keperawatan dapat
prognosis, dan program pengobatan, pasien di lihat pada tabel berikut :
dan keluarga mampu melaksanakan prosedur
kegel exercise secara benar, pasien dan
keluarga mampu menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan perawat atau tim kesehatan
lainnya. Perencanaan keperawatan NIC:
Treching: disease process, gambarkan tanda

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 24


19
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

Tabel 1. Pasien 1
Diagnosa Keperawatan 1 Diagnosa Keperawatan 2 Diagnosa Keperawatan 3
Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi
- Mengukur vital sign - S: Klien mengatakan nyeri - Mengobservasi vital sign (TD: - S: Klien menyatakan - Mengobservasi vital sign (TD: - S: Klien mengatakan nyeri pada
(TD: 120/80 mmHg, pada luka jahitan di 120/80 mmHg, RR:18x/menit S: masih tidak dapat 120/80 mmHg, RR:18x/menit S: luka jahitan, demam pada
RR:18x/menit S: vaginnya; P: nyeri jika 380C N: 76x/menit) mengontrol BAK, 380C N: 76x/menit) malam hari
380C N: 76x/menit) digerakkan, Q: nyeri seperti - Mengkaji kebiasaan pola sudah tidak memakai - Memberikan obat sesuai indikasi - O: Terdapat luka episiotomi
- Mengkaji nyeri (P: ditusuk-tusuk, : luka berkemih (berkemih selang kateter, masih dokter (ceftriaxone 2x2gr, grade 2, lochea berwarna
nyeri jika digerakkan episiotomy, S: nyeri hilang menggunakan kateter, tidak dapat belum ada sensasi untuk paracetamol drip 2x1gr, asam merah, dengan bau khas, jumlah
Q: nyeri seperti timbul, T: skala nyeri 5-6. mengontrol buang airkecil) berkemih mefenamat 3x500mg) ±240 ml, tidak ada tanda-tanda
ditusuk-tusuk R: luka - O: Klien rileks saat - Menganjurkan untuk membatasi - O: Haluaran urin belum - Observasi tanda infeksi (tidak ada REEDA, TTV: TD 120/80
episiotomi S: nyeri melakukan teknik nafas masukan cairan selama malam terkontrol, sudah tidak tanda-tanda infeksi pada luka mmHg, pernapasan 18x/menit,
hilang timbul T: skala dalam; TTV: TD 120/80 hari (hanya minum 3 gelas saja terpasang kateter, episiotomi, pasien demam) suhu 38°C, nadi 76x/menit,
nyeri 5-6) mmHg, RR 18x/menit,suhu sebelum tidur) (mendengarkan jumlah urin dalam satu - Mengkaji pengeluaran lochea, leukosit 11.000 uL,
- Mengajarkan teknik 380C, nadi 76x/menit apa yang perawat sampaikan) hari ± 2000cc warna, bau dan Jumlah (lochea mendapatkan obat ceftriaxone
relaksasi nafas dalam - A : Tujuan belum tercapai. - Menginstruksikan batuk dalam - A: Tujuan belum berwarna merah, bau khas, jumlah 2x 50 gr, paracetamol drip
(terlihat mengikuti masalah nyeri akut belum posisi litotomi, jika tidak ada tercapai masalah belum ±240 ml) 2x100 ml, asam mefenamat
apa yg diajarkan) teratasi,. kebocoran, ulangi dengan posisi teratasi - Mengkaji tandaREEDA (tidak ada 3x500 mg
- Memberikan posisi - P : Monitor TTV, anjurkan klien membentuk sudut 450 C. - P: Discharge planning: kemerahan, tidak ada edema tidak - A: Tujuan belum tercapai
nyaman (mengatakan teknik relaksasi nafas (mendengarkan apa yang perawat anjurkan untuk ada pelebaran pembuluh darah, masalah belum teratasi
nyaman dengan dalam; Discharge planning: sampaikan) melakukan latihan tidak ada rembesan, jahitan - P: Kaji TTV, observasi tanda
posisinya) anjurkan untuk melakukan - Menganjurkan untuk melakukan kegel exercise selama menyatu) infeksi, kaji pengeluaran
teknik relaksasi nafas dalam latihan kegel exercise (bersedia dirumah minimal 1 hari - Menganjurkan membasuh vulva lochea, warna, bau dan jumlah,
ketika nyeri timbul, dan mau untuk mengikuti kegel sebanyak 2x, anjurkan setiap habis berkemih dengan cara kaji kedaan luka jahitan
anjurkan minum obat exercise) klien untuk membatasi yang benar dan mengganti perineum, kaji tanda REEDA;
secara teratur - Memantau masukan dan masukan cairan selama pembalut setiap3 kali perhari atau Discharge Planning: Anjurkan
pengeluaran (cairan yang masuk malam hari (hanya setiap kali pengeluaran lochea pasien membasuh vulva setiap
cairan infus RL 1000 ml, banyak (menyimak penjelasan habis berkemih dengan cara
paracetamol drip 100 ml, perawat) yang benar dan mengganti
ceftriaxone 50 ml, minum kira- - Menganjurkan melakukan mencuci pembalut anda setiap ke kamar
kira dalam 1 hari 1500 ml dan tangan sebelum dan sesudah mandi, Anjurkan klien untuk
cairan yang keluar dari urin bag melakukan aktivitas (menyimak mencuci tangan sebelum dan
sekitar 1500cc) penjelasanperawat) sesudah melakukan aktivitas

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 2519


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

Tabel 2. Pasien 2
Diagnosa Keperawatan 1 Diagnosa Keperawatan 2 Diagnosa Keperawatan 3 Diagnosa Keperawatan 4
Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi
- Mengukur vital sign - S :Klien - Mengobservasi vital sign - S: Klien menyatakan - Mengobservasi vital sign - S: Klien - Mengkaji - S: Klien
(TD: 120/80 mengatakan nyeri (TD: 120/80 mmHg, masih tidak dapat (TD: 120/80 mmHg, mengatakan nyeri pengetahuan klien mengatakan sudah
mmHg, pada luka RR:18x/menit S: 37,50C N: mengontrol BAK, RR:18x/menit S: 37,50C N: pada luka jahitan, tentang kegel tahu tentang apa itu
RR:18x/menit S: jahitannya (P: nyeri 76x/menit) sudah tidak memakai 76x/menit) sudah tidak demam exercise (tampak kegel exercise
37,50C N: jika digerakkan, Q: - Mengkaji kebiasaan pola selang kateter, masih - Memberikan obat sesuai - O: TTV: TD 129/70 bertanya tentang - O: Klien bisa
76x/menit) nyeri seperti berkemih (berkemih belum ada sensasi untuk indikasi dokter (ceftriaxone mmHg, RR apa itu kegel menjelaskan
- Mengkaji nyeri (P: ditusuk-tusuk, R: menggunakan kateter, tidak berkemih 2x2gr, paracetamol drip 18x/menit, suhu exercise) kembali apa itu
nyeri jika digerakka luka episiotomy, S: dapat mengontrol buang air - O: Haluaran urin belum 2x1gr, asam mefenamat 37,5°C, nadi - Memberikan kegel exercise,
n Q: nyeri seperti skala nyeri 5-6, T: kecil) terkontrol, sudah tidak 3x500mg) 82x/menit, tidak ada edukasi mengenai mampu melakukan
ditusuk-tusuk R: nyeri hilang timbul,) - Menganjurkan untuk terpasang kateter, - Observasi tanda infeksi tanda-tanda kegel exercise, dan kegel exercise
luka episiotomi S: - O : Klien rileks saat membatasi masukan cairan jumlah urin dalam satu (tidak ada tanda-tanda REEDA, lochea mengajarkan walaupun tidak
nyeri hilang timbul melakukan teknik selama malam hari (hanya hari ± 1800cc infeksi pada luka berwarna merah, latihan kegel maksimal
T: skala nyeri 5-6) nafas dalam, TTV: minum 3 gelas saja sebelum - A: Tujuan belum episiotomi) bau khas, jumlah exercise. - A:Tujuan tercapai
- Mengajarkan teknik TD : 120/80 mmHg, tidur) (mendengarkan apa tercapai masalah belum - Mengkaji pengeluaran nya kira kira 260 ml (menyimak, masalah teratasi
relaksasi nafas RR 18x/menit, suhu yang perawat sampaikan) teratasi lochea, warna, bau dan - A:Tujuan tercapai mendengarkan, dan - P:Discharge
dalam (terlihat 37,50C, nadi - Menginstruksikan batuk - P: Kaji TTV ( TD, N, S, Jumlah (lochea berwarna masalah teratasi mengikuti senam planning: Anjurkan
mengikuti apa yg 76x/menit dalam posisi litotomi, jika RR), Kaji kebiasaan merah, bau khas, jumlah ± sebagian kegel exercise yang klien untuk
diajarkan) - A : Tujuan belum tidak ada kebocoran, ulangi pola berkemih, 240 ml) - P: Discharge ajarkan oleh melakukan latihan
- Memberikan posisi tercapai, masalah dengan posisi klien Instruksikan klien batuk - Mengkaji tanda REEDA Planning: Anjurkan perawat) kegel exercise
nyaman nyeri akut belum membentuk sudut 450 C. dalam posisi litotomi, (tidak ada kemerahan, tidak pasien membasuh - Memberikan selama dirumah
(mengatakan teratasi (mendengarkan apa yang jika tidak ada ada edema tidak ada vulva setiap habis informasi yang minimal 1 hari
nyaman dengan - P : Memonitor TTV, perawat sampaikan) kebocoran, ulangi pelebaran pembuluh darah, berkemih dengan tepat dan akurat sebanyak 2x
posisinya) mengajarkan teknik - Menganjurkan untuk dengan posisi klien tidak ada rembesan, jahitan cara yang benar dan sesuai dengan
relaksasi nafas melakukan latihan kegel membentuk sudut 450 menyatu) mengganti kebutuhan klien,
dalam; Discharge exercise (bersedia dan mau C; Discharge planning: - Menganjurkan membasuh pembalut anda (menyimak dan
planning: anjurkan untuk mengikuti kegel anjurkan untuk vulva setiap habis berkemih setiap ke kamar mendengarkan apa
untuk melakukan exercise) melakukan latihan dengan cara yang benar mandi, Anjurkan yang sedang
teknik relaksasi - Memantau masukan dan kegel exercise selama dan mengganti pembalut klien untuk mencuci perawat jelaskan)
nafas dalam ketika pengeluaran (cairan yang dirumah minimal 1 hari setiap 3 kali perhari atau tangan sebelum dan -
nyeri timbul, masuk cairan infus RL 1000 sebanyak 2x, anjurkan setiap kali pengeluaran sesudah melakukan
anjurkan minum ml, paracetamol drip 100 klien untuk membatasi lochea banyak (menyimak aktivitas
obat secara teratur ml, ceftriaxone 50 ml, masukan cairan selama penjelasan perawat)
minum kira-kira dalam 1 malam hari (hanya - Menganjurkan melakukan
hari 1500 ml dan cairan minum 3 gelas saja mencuci tangan sebelum
yang keluar dari urin bag sebelum tidur) dan sesudah melakukan
sekitar 1000cc) aktivitas.

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 26


19
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

Tabel 3. Pasien 3
Diagnosa Keperawatan 1 Diagnosa Keperawatan 2 Diagnosa Keperawatan 3 Diagnosa Keperawatan 4
Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi
- Mengukur vital - S : Klien - Mengkaji kebiasaan pola - S: Klien menyatakan - Mengobservasi vital sign - S: Klien mengatakan - Mengkaji - S: Klien
sign (TD: 120/80 mengatakan nyeri di berkemih (berkemih masih tidak dapat (TD: 120/80 mmHg, nyeri pada luka pengetahuan klien mengatakan sudah
mmHg, luka jahitan pada menggunakan kateter, mengontrol BAK, RR:18x/menit S: 370C N: jahitan, sudah tidak tentang kegel tahu tentang apa itu
vaginnya (P: Nyeri sudah tidak memakai demam exercise (tampak kegel exercise
RR:18x/menit S: tidak dapat mengontrol 76x/menit)
0
jika digerakkan ,Q: selang kateter, masih - O: TTV: TD 129/70 bertanya tentang - O: Klien bisa
37 C N: Nyeri seperti buang airkecil) belum ada sensasi untuk - Memberikan obat sesuai mmHg, RR apa itu kegel menjelaskan
76x/menit) ditusuk-tusuk R: - Menganjurkan untuk berkemih indikasi dokter (ceftriaxone 18x/menit, suhu exercise) kembali apa itu
- Mengkaji nyeri (P: luka episiotomy, S: membatasi masukan cairan - O: Haluaran urin belum 2x2gr, paracetamol drip 37,5°C, nadi - Memberikan kegel exercise,
nyeri jika digerakk Nyeri hilang timbul selama malam hari (hanya terkontrol, sudah tidak 2x1gr, asam mefenamat 82x/menit, tidak ada edukasi mengenai mampu melakukan
an Q: nyeri seperti T: Skala nyeri 5-6) minum 3 gelas saja terpasang kateter, 3x500mg) tanda-tanda REEDA, kegel exercise, dan kegel exercise
ditusuk-tusuk R: - O: Klien rileks saat sebelum tidur) jumlah urin dalam satu - Observasi tanda infeksi lochea berwarna mengajarkan latihan walaupun tidak
melakukan teknik hari ± 1800cc (tidak ada tanda-tanda merah, bau khas, kegel exercise. maksimal
luka episiotomi S: (mendengarkan apa yang
nafas dalam, TTV: - A: Tujuan belum infeksi pada luka jumlah nya kira kira (menyimak, - A:Tujuan tercapai
nyeri hilang timbul TD 120/80 mmHg, perawat sampaikan) tercapai masalah belum 260 ml mendengarkan, dan masalah teratasi
episiotomi)
T: skala nyeri 5-6) RR 18x/menit, suhu - Menginstruksikan batuk teratasi tercapai mengikuti senam - P:Discharge
- Mengkaji pengeluaran - A:Tujuan
- Mengajarkan tubuh 37,6°C, nadi dalam posisi litotomi, jika - P: Discharge planning: lochea, warna, bau dan masalah teratasi kegel exercise yang planning: Anjurkan
teknik relaksasi 76x/menit tidak ada kebocoran, anjurkan untuk Jumlah (lochea berwarna sebagian ajarkan oleh klien untuk
nafas dalam - A : masalah nyeri ulangi dengan posisi klien melakukan latihan merah, bau khas, jumlah ± - P: Discharge perawat) melakukan latihan
(terlihat mengikuti belum teratasi, membentuk sudut 450 C. kegel exercise selama 240 ml) Planning: Anjurkan - Memberikan kegel exercise
tujuan belum dirumah minimal 1 hari - Mengkaji tanda REEDA pasien membasuh informasi yang selama dirumah
apa yg diajarkan) (mendengarkan apa yang
tercapai. sebanyak 2x, anjurkan (tidak ada kemerahan, tidak vulva setiap habis tepat dan akurat minimal 1 hari
- Memberikan posisi - P : Discharge perawat sampaikan) klien untuk membatasi berkemih dengan cara sesuai dengan sebanyak 2x
nyaman ada edema tidak ada
planning: anjurkan - Menganjurkan untuk masukan cairan selama yang benar dan kebutuhan klien,
(mengatakan pelebaran pembuluh darah,
untuk melakukan melakukan latihan kegel malam hari (hanya tidak ada rembesan, jahitan mengganti pembalut (menyimak dan
nyaman dengan teknik relaksasi minum 3 gelas saja anda setiap ke kamar mendengarkan apa
exercise (bersedia dan mau menyatu)
posisinya) nafas dalam ketika sebelum tidur) mandi, Anjurkan yang sedang
untuk mengikuti kegel - Menganjurkan membasuh
nyeri timbul, vulva setiap habis berkemih klien untuk mencuci perawat jelaskan)
exercise)
anjurkan minum dengan cara yang benar tangan sebelum dan
obat secara teratur - Memantau masukan dan sesudah melakukan
pengeluaran (cairan yang dan mengganti pembalut
setiap 3 kali perhari atau aktivitas
masuk cairan infus RL
setiap kali pengeluaran
1000 ml, paracetamol drip lochea banyak (menyimak
100 ml, ceftriaxone 50 ml, penjelasan perawat)
minum kira-kira dalam 1 - Menganjurkan melakukan
hari 1500 ml dan cairan mencuci tangan sebelum
yang keluar dari urin bag dan sesudah melakukan
aktivitas.
sekitar 1500cc)

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 27


19
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

KESIMPULAN Pada pasien 2, yang tidak teratasi yaitu


Setelah peneliti melaksanakan asuhan pada diagnosa eperawatan perubahan pola
keperawatan pada pasien 1,2 dan 3 maka eliminasi urin berhubungan dengan tidak
peneliti menyimpulkan sebagai berikut: adanya sensasi untuk berkemih (kelemahan
Dari hasil asuhan Keperawatan yang otot vagina pasca persalinan), nyeri akut
di lakuka selama 2 hari yaitu pada tanggal 26- berhubungan dengan trauma Jaringan (luka
27 Juni 2019, dalam proses pengkajian episiotomi). Dan untuk diagnosa keperawatan
keperawatan yang didapatkan pada pasien 1, 2 yang teratasi yaitu resiko infeksi berhubungan
dan 3 peneliti tidak menemukan kesenjangan dengan trauma jaringan (luka episiotomi),
antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dari kurang pengetahuan berhubungan dengan
3 diagnosa keperawatan yang di temukan pada kurang nya informasi tentang penyakitnya.
kasus pasien 1, 2 dan 3 terdapat 2 diagnosa Pada pasien 3, yang tidak teratasi yaitu
keperawatan yang sama dengan tinjauan teori pada diagnosa Keperawatan perubahan pola
yaitu resiko infeksi berhubungan dengan eliminasi urin berhubungan dengan tidak
trauma jaringan (luka episiotomi), dan kurang adanya sensasi untuk berkemih (kelemahan
pengetahuan berhubungan dengan kurang nya otot vagina pasca persalinan), nyeri akut
informasi tentang penyakitnya. Dan ada 1 berhubungan dengan trauma Jaringan (luka
diagnosa Keperawatan yang beda dari episiotomi). Dan yang teratasi yaitu diagnosa
tinjauan teori yaitu perubahan pola eliminasi keperawatan resiko infeksi berhubungan
urin berhubungan dengan tidak adanya dengan trauma jaringan (luka episiotomi),
sensasi untuk berkemih (kelemahan otot kurang pengetahuan berhubungan dengan
vagina pasca persalinan). kurang nya informasi tentang penyakitnya.
Dalam membuat rencana keperawatan
peneliti hanya memindahkan dari yang sudah DAFTAR PUSTAKA
di buat dalam tinjauan teori dan untuk Adrian, Kevin. 2018. Senam Kegel.
https://.alodokter.com/manfaat-dan-cara-
diagnosa keperawatan yang tidak ada di
melakukan-senam-kegel. Diakses pada 10
tinjauan teori peneliti menyusun perencanaan Mei 2019.
sesuai kebutuhan pasien. Dalam pelaksanaan Bandaiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalian
keperawatan peneliti melakukan sesuai dan Gangguan Kehamilan. Jakarta: Nuha
dengan rencana keperawatan yang telah Medika.
disusun. Bobak. Et al.. (2014). Buku Keperawatan
Dalam proses evaluasi keperawatan Maternitas. Jakarta; Buku Kedokteran
ECG.
pada pasien 1, yang tidak teratasi yaitu pada
Bulechek, Gloria. M, et al.. 2013. Nursing
diagnosa keperawatan perubahan pola Interventions Classification (NIC), edisi 6.
eliminasi urin berhubungan dengan tidak Indonesia: Elsivier.
adanya sensasi untuk berkemih (kelemahan Desmawati. 2011. Intervensi Keperawatan
otot vagina pasca persalinan), nyeri akut Maternitas Pada Asuhan Keperawatan
berhubungan dengan trauma Jaringan (luka Perinatal. Jakarta: TIM.
episiotomi). Dan yang teratasi yaitu diagnosa Dewi, V.N.L dan Tri, S. 2011. Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:
keperawatan resiko infeksi berhubungan
Salemba Medika.
dengan trauma jaringan (luka episiotomi), Farrer, Helen. 2001. Perawatn Maternitas.
kurang pengetahuan berhubungan dengan Edisi 2. EGC.
kurang nya informasi tentang penyakitnya. Handayani, Y. (2014). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 28


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

Perineum Pada Ibu Postpartum Di Rumah Purnomo, B. (2011). Dasar-Dasar Urologi


Sakit Umum Daerah Dr, Zainoel Abidin Edisi 2. Malang; CV. Infomedika.
Banda Aceh. Diakses pada tanggal 12 Reeder, et al.. 2011. Asuhan Kebidanan Pada
Januari 2018. Masa Nifas. Jakarta:EGC.
Hidayati A. (2018). Pengaruh Pemberian Suherni, et.al. 2010. Perawatan Masa Nifas.
Kegel Exercise Terhadap Tingkat Yogyakarta: Fitramaya.
Inkontinensia Urine Pada Ibu Post Partum. Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada
https://repo.stikesicme- Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
jbg.ac.id/1824/1/Anis%20Hidayati.pdf. Di Tsurraya Fl.I et al.. (2020). Retensio Urine
unduh pada tanggal 6 April 2022. Post Partum.
Ismail, Rita, et al.. 2011. Pendidikan https://www.jurnalmedika.com/blog/124-
Kesehatan Dalam Keperawatan
Retensio-Urine-Post-Partum. Di unduh
Maternitas. Jakarta: TIM.
Kurniati, 2014. Analisi Pengetahuan Dan pada tanggal 6 April 2022.
Tindakan Senam Kegel Terhadap Walyani, Elisabeth Siwi. 2016. Asuhan
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Yogyakarta: PB.
Purwokerto Selatan. Diambil pada 1 Maret
2019.
Makzizatunnisa, 2013. Efektifitas Senam
Kegel Dan Relakssai Nafas Dalam
Terhadap Nyeri Perineum Pada Ibu Post
Partum Di BPM PRIMA Boyolali. Diambil
pada 1 Maret 2019.
Martini, E. D. 2015. Efektifitas Latihan Kegel
Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka
Perineum Pada Ibu Nifas Di Puskesmas
Kalitengah Lamongan. Diambil pada 1
Maret 2019.
Maryunani, Anik. 2011. Asuhan Pada Ibu
Dalam Masa Nifas (Post Partum). Jakarta:
TIM.
Moorhead, Sue, et al.. 2013. Nursing
Outcomes Clasification (NOC)
Pengukuran Outcomes Kesehatan, edisi ke
5. Indonesia: Elsevier.
NANDA. (2015). Buku Diagnosa
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC.
Norwitz Errol, et al.. 2016. Inkontinensia
Urine.
Nurhayati, N., & Madsiri, M. (2019).
Managing acute pain after abdominal
surgery: examples from
practice. Gastrointestinal Nursing, 17(8),
20-25.
Pittara, (2022). Inkontinensia Urine.
https://www.alodokter.com/inkontinensia-
urine. Di unduh pada tanggal 6 April 2022.

Asuhan keperawatan pada ibu nifas…..(Sunarti, N.) 29


28

Anda mungkin juga menyukai