JURNAL ILMIAH
Nina Sunarti*
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
Korespondensi: sunartinina2@gmail.com
ABSTRAK
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Karena proses kelahiran mengakibatkan
mengendurnya otot-otot pada vagina. Salah satu cara untuk mengembalikan otot vagina pada
ibu setelah masa nifas salah satunya adalah dengan kegel exercise. Latihan dapat
dilaksanakan teratur dengan mengencangkan dan mengendurkan otot-otot yang mendukung
kandung kemih dan uretra. Upaya mengencangkan otot pelvik akan mencegah perempuan
mengalami atau mengurangi resiko ketidakmampuan mengontrol miksi. Untuk memperoleh
pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu nifas normal
dengan gangguan eliminasi inkontinensia urin. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi
kasus pada ibu nifas melalui proses keperawatan yakni pengkajian, diagnosa, intervensi,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Hasil penelitian ini menemukan kegel exercise dapat
dilakukan selama dua hari rawat di rumah sakit namun belum dapat dilakukan secara
maksimal pada ibu karena terdapat luka dan nyeri pada episiotomi. Namun pengetahuan ibu
tentang kegel exercise sudah meningkat sehingga latihan ini bisa di lanjutkan di rumah secara
mandiri. Kegel exercise dapat dilakukan setelah masa nifas secara bertahap dan jika sudah
tidak ada lagi keluhan nyeri pada luka episiotomi.
Kata Kunci: Gangguan eliminasi urin, kegel exercise, nifas
ABSTRACT
The postpartum period begins after the birth of the placenta and ends when the uterine
organs return to their pre-pregnancy state. Because the birth process will result in loosening
of the muscles in the vagina. One way to restore vaginal muscles to the mother after the
puerperium is kegel exercise. Exercise can be performed regularly by tightening and
relaxing the muscles that support the bladder and urethra. Efforts to tighten the pelvic
muscles will prevent a woman from experiencing or reduce the risk of inability to control
micturition. The objective of this study was to gain real experience in providing nursing care
to normal postpartum mothers with urinary incontinence elimination disorders. This study
was a case study approach to postpartum mothers through the nursing process icluding
assessment, diagnosis, intervention, implementation and evaluation of nursing. Kegel
exercise can be done for two days of hospitalization but can't be done optimally on the
mother because there are wounds and pain in the episiotomy. However, the mother's
knowledge about kegel exercises has increased so that this exercise can be continued at
home independently. Kegel exercise can be done after the puerperium gradually and if there
are no more complaints of pain in the episiotomy wound.
Keywords: Urinary Elimination Disorder, Kegel Exercise, Postpartum
jaringan pada luka episiotomi yaitu ada luka dalam batas normal : TD : 110-140/70-90
jahitan pada vagina, demam pada malam hari, mmHg, Nadi : 60-100 kali/menit, RR : 16-24
terdapat luka episiotomi, lochea berwarna kali/menit, Suhu 36-37°C. Perencanaan
merah, bau khas, jumlah ±240 ml, tanda- keperawatan NIC: lakukan pengkajian nyeri
tanda vital: TD 120/80 mmHg, RR secara menyeluruh meliputi lokasi, durasi,
18x/menit, suhu 380C, nadi 76x/menit, tidak kualitas, keparahan nyeri dan factor pencetus
ada tanda-tanda REEDA, hasil pemeriksaan nyeri. Ajarkan untuk teknik non farmakologi.
laboratorium terdapat peningkatan pada Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
leukosit 11.000 uL, dan pasien mendapatkan mempengaruhi respon pasien terhadaap
obat ceftriaxone 2x 50 gr, paracetamol drip ketidaknyamanan, misalnya suhu,
2x100 ml, asam mefenamat 3x500 mg. lingkungan, cahaya, kegaduhan. Kolaborasi
Data-data yang medukung diagnosa pemberian analgetik sesuai indikasi seperti
kurang pengetahuan berhubungan dengan asam mefenamat 3x500 mg.
kurangnya informasi tentang kegel exercise Diagosa keperawatan perubahan pola
dengan data-data yang mendukung yaitu eliminasi urin berhubungan dengan tidak
tidak tahu tentang kegel exercise, tidak adanya sensasi untuk berkemih akibat
pernah melakukan senam kegel exercise, kelemahan otot vagina pasca persalinan.
pendidikan terakhir SD, tampak bingung dan Tujuan dan kriteria hasil NOC: urinary
sering bertanya pada dokter dan perawat elimination, urinary continuence. Kriteria
tentang penyakit nya. hasil: kandung kemih kosong secara penuh,
tidak ada residu urine >100-200 cc, intake
Perencanaan Keperawatan cairan dalam rentang normal, bebas dari ISK,
Pada tahap ini peneliti menyusun tidak ada spasme bladder, balance cairan
rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa seimbang. Perencanaan keperawatan NIC:
keperawatan yang telah ditetap kan dengan lakukan penilaian kemih yang komphrensif
tujuan dan kriteria hasil yang dapat diukur berfokus pada inkontinensia misalnya: output
serta mempunyai batas pencapaian. urin, pola berkemih, fungsi kognitif, dan
Perencanaan, tujuan dan krietria hasil masalah kencing praeksisten. Monitor efek
yang peneliti buat adalah dengan merujuk dari obat-obatan yang diresepkan, seperti
pada NANDA, 2015, Bulechek, Gloria. M, et calcium channel blockers dan antikolinergik.
al.. 2013, dan Moorhead, Sue, et al.. 2013 Gunakan kekuatan sugesti dengan
yaitu sebagai berikut : menjalankan air atau disiramkan ke toilet,
Diagosa keperawatan nyeri akut merangsang refleks kandung kemih,
berhubungan dengan agen pencendera fisik Pemindaian kandung kemih bermanfaat
luka episiotomi. Tujuan dan kriteria hasil dalam menentukkan residu pasca berkemih,
NOC: pain level, pain control. Setelah selama fase akut, kateter indwelling
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 digunakan untuk mencegah retensi urin dan
jam diharapkan nyeri akut dapat berkurang, memantau kaluaran urin. Sediakan waktu
dengan kriteria hasil: mampu mengontrol yang cukup untuk pengosongan kandung
nyeri; mengetahui penyebab nyeri, mempu kemih (10 menit), Pasang kateter intermitten,
menggunakan teknik nonfarmakologi untuk anjurkan pasien/ keluarga untuk merekam
mengurangi nyeri, melaporkan bahwa nyeri output urin. Instruksikan cara-cara untuk
berkurang dengan menggunakan manajemen menghindari konstipasi atau impaksi tinja,
nyeri, skala nyeri menjadi 1-2, TD, nadi, suhu pantau asupan dan keluaran, pantau tingkat
distensi kandung kemih dengan palpasi dan gejala yang biasa muncul pada pasca
perkusi, bantu ke toilet secara berkala, persalinan dengan cara yang tepat, sediakan
merujuk pasien ke spesialis kontinensia untuk informasi pada pasien tentang kondisi pasca
mengurangi komplikasi yang berhubungan persalinan, diskusikan perubahan gaya hidup
dengan penggunaan kateter indwelling jangka yang mungkin diperlukan untuk mencegaah
panjang. komplikasi dimasa yang akan datang,
Diagosa keperawatan risiko infeksi diskusikan pilihan terapi atau penanganan.
berhubungan dengan trauma jaringan luka Pengetahuan tentang perawatan pasca
episiotomi. Tujuan dan kriteria hasil NOC: persalinan dapat meningkatkan pemahaman
immune status, knowledge: infection control, tentang proses penyembuhan pasca bersalin.
risk control. Kriteria hasil: klien bebas dari Instruksikan pasien mengenai tanda dan
tanda dan gejala infeksi, pasien mampu gejala masalah pasca persalinan untuk
mendeskripsi proses infeksi, menunjukkan melaporkan pada pemberi perawatan
kemampuan untuk mencegah timbulnya kesehatan dengan cara yang tepat.
infeksi, jumlah leukosit dalam batas normal,
menunjukkan perilaku hidup sehat. Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Perencanaan keperawatan NIC: bersihkan Dalam tahap tindakan keperawatan
lingkungan setelah dipakai pasien, peneliti melaksanakan tindakan keperawatan
pertahankan tehnik isolasi, batasi pengunjung pada pasien 1, 2 dan 3 dengan mengacu pada
bila perlu, instruksikan pada pengunjung perencanaan keperawatan dan kebutuhan
untuk mencuci tangan saat berkunjung dan pasien yang telah ditetapkan sebelumnya.
setelah berkunjung, gunakan antiseptik untuk Adapun proses evaluasi adanya faktor
cuci tangan, cuci tangan setiap sebelum dan pendukung yaitu klien dan keluarga terlihat
sesudah tindakan keperawatan, gunakan kooperatif dalam melakukan tindakan yang
celemek dan sarung tangan sesuai alat diberikan, ruangan tempat dilakukan tindakan
pelindung, pertahankan lingkungan aseptik sangat kondusif, dalam melakukan tindakan
selama perawatan, monitor tanda dan gejala kegel exercise kepada ibu post partum normal
infeksi sistemik dan lokal, kolaborasi terapi perawat ruangan mengijinkan. Adapun faktor
antibiotik ceftriaxone 2x2gr, paracetamol penghambat dari evaluasi keperawatan yaitu
drip 2x1gr. klien terkadang kurang maksimal dalam
Diagosa keperawatan kurang melakukan kegel exercise yang di ajarkan,
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya menganjurkan klien untuk melakukan kegel
informasi tentang kegel exercise. Tujuan dan exercise dirumah jika nyeri pada luka sudah
kriteria hasil NOC: knowledge: disease tidak terasa agar senam nifas
process, knowledge: health behavior. Kriteria dilakukan secara maksimal.
hasil: pasien dan keluarga menyatakan Detail pelaksanaan tindakan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, keperawatan dan evaluasi keperawatan dapat
prognosis, dan program pengobatan, pasien di lihat pada tabel berikut :
dan keluarga mampu melaksanakan prosedur
kegel exercise secara benar, pasien dan
keluarga mampu menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan perawat atau tim kesehatan
lainnya. Perencanaan keperawatan NIC:
Treching: disease process, gambarkan tanda
Tabel 1. Pasien 1
Diagnosa Keperawatan 1 Diagnosa Keperawatan 2 Diagnosa Keperawatan 3
Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi
- Mengukur vital sign - S: Klien mengatakan nyeri - Mengobservasi vital sign (TD: - S: Klien menyatakan - Mengobservasi vital sign (TD: - S: Klien mengatakan nyeri pada
(TD: 120/80 mmHg, pada luka jahitan di 120/80 mmHg, RR:18x/menit S: masih tidak dapat 120/80 mmHg, RR:18x/menit S: luka jahitan, demam pada
RR:18x/menit S: vaginnya; P: nyeri jika 380C N: 76x/menit) mengontrol BAK, 380C N: 76x/menit) malam hari
380C N: 76x/menit) digerakkan, Q: nyeri seperti - Mengkaji kebiasaan pola sudah tidak memakai - Memberikan obat sesuai indikasi - O: Terdapat luka episiotomi
- Mengkaji nyeri (P: ditusuk-tusuk, : luka berkemih (berkemih selang kateter, masih dokter (ceftriaxone 2x2gr, grade 2, lochea berwarna
nyeri jika digerakkan episiotomy, S: nyeri hilang menggunakan kateter, tidak dapat belum ada sensasi untuk paracetamol drip 2x1gr, asam merah, dengan bau khas, jumlah
Q: nyeri seperti timbul, T: skala nyeri 5-6. mengontrol buang airkecil) berkemih mefenamat 3x500mg) ±240 ml, tidak ada tanda-tanda
ditusuk-tusuk R: luka - O: Klien rileks saat - Menganjurkan untuk membatasi - O: Haluaran urin belum - Observasi tanda infeksi (tidak ada REEDA, TTV: TD 120/80
episiotomi S: nyeri melakukan teknik nafas masukan cairan selama malam terkontrol, sudah tidak tanda-tanda infeksi pada luka mmHg, pernapasan 18x/menit,
hilang timbul T: skala dalam; TTV: TD 120/80 hari (hanya minum 3 gelas saja terpasang kateter, episiotomi, pasien demam) suhu 38°C, nadi 76x/menit,
nyeri 5-6) mmHg, RR 18x/menit,suhu sebelum tidur) (mendengarkan jumlah urin dalam satu - Mengkaji pengeluaran lochea, leukosit 11.000 uL,
- Mengajarkan teknik 380C, nadi 76x/menit apa yang perawat sampaikan) hari ± 2000cc warna, bau dan Jumlah (lochea mendapatkan obat ceftriaxone
relaksasi nafas dalam - A : Tujuan belum tercapai. - Menginstruksikan batuk dalam - A: Tujuan belum berwarna merah, bau khas, jumlah 2x 50 gr, paracetamol drip
(terlihat mengikuti masalah nyeri akut belum posisi litotomi, jika tidak ada tercapai masalah belum ±240 ml) 2x100 ml, asam mefenamat
apa yg diajarkan) teratasi,. kebocoran, ulangi dengan posisi teratasi - Mengkaji tandaREEDA (tidak ada 3x500 mg
- Memberikan posisi - P : Monitor TTV, anjurkan klien membentuk sudut 450 C. - P: Discharge planning: kemerahan, tidak ada edema tidak - A: Tujuan belum tercapai
nyaman (mengatakan teknik relaksasi nafas (mendengarkan apa yang perawat anjurkan untuk ada pelebaran pembuluh darah, masalah belum teratasi
nyaman dengan dalam; Discharge planning: sampaikan) melakukan latihan tidak ada rembesan, jahitan - P: Kaji TTV, observasi tanda
posisinya) anjurkan untuk melakukan - Menganjurkan untuk melakukan kegel exercise selama menyatu) infeksi, kaji pengeluaran
teknik relaksasi nafas dalam latihan kegel exercise (bersedia dirumah minimal 1 hari - Menganjurkan membasuh vulva lochea, warna, bau dan jumlah,
ketika nyeri timbul, dan mau untuk mengikuti kegel sebanyak 2x, anjurkan setiap habis berkemih dengan cara kaji kedaan luka jahitan
anjurkan minum obat exercise) klien untuk membatasi yang benar dan mengganti perineum, kaji tanda REEDA;
secara teratur - Memantau masukan dan masukan cairan selama pembalut setiap3 kali perhari atau Discharge Planning: Anjurkan
pengeluaran (cairan yang masuk malam hari (hanya setiap kali pengeluaran lochea pasien membasuh vulva setiap
cairan infus RL 1000 ml, banyak (menyimak penjelasan habis berkemih dengan cara
paracetamol drip 100 ml, perawat) yang benar dan mengganti
ceftriaxone 50 ml, minum kira- - Menganjurkan melakukan mencuci pembalut anda setiap ke kamar
kira dalam 1 hari 1500 ml dan tangan sebelum dan sesudah mandi, Anjurkan klien untuk
cairan yang keluar dari urin bag melakukan aktivitas (menyimak mencuci tangan sebelum dan
sekitar 1500cc) penjelasanperawat) sesudah melakukan aktivitas
Tabel 2. Pasien 2
Diagnosa Keperawatan 1 Diagnosa Keperawatan 2 Diagnosa Keperawatan 3 Diagnosa Keperawatan 4
Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi
- Mengukur vital sign - S :Klien - Mengobservasi vital sign - S: Klien menyatakan - Mengobservasi vital sign - S: Klien - Mengkaji - S: Klien
(TD: 120/80 mengatakan nyeri (TD: 120/80 mmHg, masih tidak dapat (TD: 120/80 mmHg, mengatakan nyeri pengetahuan klien mengatakan sudah
mmHg, pada luka RR:18x/menit S: 37,50C N: mengontrol BAK, RR:18x/menit S: 37,50C N: pada luka jahitan, tentang kegel tahu tentang apa itu
RR:18x/menit S: jahitannya (P: nyeri 76x/menit) sudah tidak memakai 76x/menit) sudah tidak demam exercise (tampak kegel exercise
37,50C N: jika digerakkan, Q: - Mengkaji kebiasaan pola selang kateter, masih - Memberikan obat sesuai - O: TTV: TD 129/70 bertanya tentang - O: Klien bisa
76x/menit) nyeri seperti berkemih (berkemih belum ada sensasi untuk indikasi dokter (ceftriaxone mmHg, RR apa itu kegel menjelaskan
- Mengkaji nyeri (P: ditusuk-tusuk, R: menggunakan kateter, tidak berkemih 2x2gr, paracetamol drip 18x/menit, suhu exercise) kembali apa itu
nyeri jika digerakka luka episiotomy, S: dapat mengontrol buang air - O: Haluaran urin belum 2x1gr, asam mefenamat 37,5°C, nadi - Memberikan kegel exercise,
n Q: nyeri seperti skala nyeri 5-6, T: kecil) terkontrol, sudah tidak 3x500mg) 82x/menit, tidak ada edukasi mengenai mampu melakukan
ditusuk-tusuk R: nyeri hilang timbul,) - Menganjurkan untuk terpasang kateter, - Observasi tanda infeksi tanda-tanda kegel exercise, dan kegel exercise
luka episiotomi S: - O : Klien rileks saat membatasi masukan cairan jumlah urin dalam satu (tidak ada tanda-tanda REEDA, lochea mengajarkan walaupun tidak
nyeri hilang timbul melakukan teknik selama malam hari (hanya hari ± 1800cc infeksi pada luka berwarna merah, latihan kegel maksimal
T: skala nyeri 5-6) nafas dalam, TTV: minum 3 gelas saja sebelum - A: Tujuan belum episiotomi) bau khas, jumlah exercise. - A:Tujuan tercapai
- Mengajarkan teknik TD : 120/80 mmHg, tidur) (mendengarkan apa tercapai masalah belum - Mengkaji pengeluaran nya kira kira 260 ml (menyimak, masalah teratasi
relaksasi nafas RR 18x/menit, suhu yang perawat sampaikan) teratasi lochea, warna, bau dan - A:Tujuan tercapai mendengarkan, dan - P:Discharge
dalam (terlihat 37,50C, nadi - Menginstruksikan batuk - P: Kaji TTV ( TD, N, S, Jumlah (lochea berwarna masalah teratasi mengikuti senam planning: Anjurkan
mengikuti apa yg 76x/menit dalam posisi litotomi, jika RR), Kaji kebiasaan merah, bau khas, jumlah ± sebagian kegel exercise yang klien untuk
diajarkan) - A : Tujuan belum tidak ada kebocoran, ulangi pola berkemih, 240 ml) - P: Discharge ajarkan oleh melakukan latihan
- Memberikan posisi tercapai, masalah dengan posisi klien Instruksikan klien batuk - Mengkaji tanda REEDA Planning: Anjurkan perawat) kegel exercise
nyaman nyeri akut belum membentuk sudut 450 C. dalam posisi litotomi, (tidak ada kemerahan, tidak pasien membasuh - Memberikan selama dirumah
(mengatakan teratasi (mendengarkan apa yang jika tidak ada ada edema tidak ada vulva setiap habis informasi yang minimal 1 hari
nyaman dengan - P : Memonitor TTV, perawat sampaikan) kebocoran, ulangi pelebaran pembuluh darah, berkemih dengan tepat dan akurat sebanyak 2x
posisinya) mengajarkan teknik - Menganjurkan untuk dengan posisi klien tidak ada rembesan, jahitan cara yang benar dan sesuai dengan
relaksasi nafas melakukan latihan kegel membentuk sudut 450 menyatu) mengganti kebutuhan klien,
dalam; Discharge exercise (bersedia dan mau C; Discharge planning: - Menganjurkan membasuh pembalut anda (menyimak dan
planning: anjurkan untuk mengikuti kegel anjurkan untuk vulva setiap habis berkemih setiap ke kamar mendengarkan apa
untuk melakukan exercise) melakukan latihan dengan cara yang benar mandi, Anjurkan yang sedang
teknik relaksasi - Memantau masukan dan kegel exercise selama dan mengganti pembalut klien untuk mencuci perawat jelaskan)
nafas dalam ketika pengeluaran (cairan yang dirumah minimal 1 hari setiap 3 kali perhari atau tangan sebelum dan -
nyeri timbul, masuk cairan infus RL 1000 sebanyak 2x, anjurkan setiap kali pengeluaran sesudah melakukan
anjurkan minum ml, paracetamol drip 100 klien untuk membatasi lochea banyak (menyimak aktivitas
obat secara teratur ml, ceftriaxone 50 ml, masukan cairan selama penjelasan perawat)
minum kira-kira dalam 1 malam hari (hanya - Menganjurkan melakukan
hari 1500 ml dan cairan minum 3 gelas saja mencuci tangan sebelum
yang keluar dari urin bag sebelum tidur) dan sesudah melakukan
sekitar 1000cc) aktivitas.
Tabel 3. Pasien 3
Diagnosa Keperawatan 1 Diagnosa Keperawatan 2 Diagnosa Keperawatan 3 Diagnosa Keperawatan 4
Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi Tindakan Evaluasi
- Mengukur vital - S : Klien - Mengkaji kebiasaan pola - S: Klien menyatakan - Mengobservasi vital sign - S: Klien mengatakan - Mengkaji - S: Klien
sign (TD: 120/80 mengatakan nyeri di berkemih (berkemih masih tidak dapat (TD: 120/80 mmHg, nyeri pada luka pengetahuan klien mengatakan sudah
mmHg, luka jahitan pada menggunakan kateter, mengontrol BAK, RR:18x/menit S: 370C N: jahitan, sudah tidak tentang kegel tahu tentang apa itu
vaginnya (P: Nyeri sudah tidak memakai demam exercise (tampak kegel exercise
RR:18x/menit S: tidak dapat mengontrol 76x/menit)
0
jika digerakkan ,Q: selang kateter, masih - O: TTV: TD 129/70 bertanya tentang - O: Klien bisa
37 C N: Nyeri seperti buang airkecil) belum ada sensasi untuk - Memberikan obat sesuai mmHg, RR apa itu kegel menjelaskan
76x/menit) ditusuk-tusuk R: - Menganjurkan untuk berkemih indikasi dokter (ceftriaxone 18x/menit, suhu exercise) kembali apa itu
- Mengkaji nyeri (P: luka episiotomy, S: membatasi masukan cairan - O: Haluaran urin belum 2x2gr, paracetamol drip 37,5°C, nadi - Memberikan kegel exercise,
nyeri jika digerakk Nyeri hilang timbul selama malam hari (hanya terkontrol, sudah tidak 2x1gr, asam mefenamat 82x/menit, tidak ada edukasi mengenai mampu melakukan
an Q: nyeri seperti T: Skala nyeri 5-6) minum 3 gelas saja terpasang kateter, 3x500mg) tanda-tanda REEDA, kegel exercise, dan kegel exercise
ditusuk-tusuk R: - O: Klien rileks saat sebelum tidur) jumlah urin dalam satu - Observasi tanda infeksi lochea berwarna mengajarkan latihan walaupun tidak
melakukan teknik hari ± 1800cc (tidak ada tanda-tanda merah, bau khas, kegel exercise. maksimal
luka episiotomi S: (mendengarkan apa yang
nafas dalam, TTV: - A: Tujuan belum infeksi pada luka jumlah nya kira kira (menyimak, - A:Tujuan tercapai
nyeri hilang timbul TD 120/80 mmHg, perawat sampaikan) tercapai masalah belum 260 ml mendengarkan, dan masalah teratasi
episiotomi)
T: skala nyeri 5-6) RR 18x/menit, suhu - Menginstruksikan batuk teratasi tercapai mengikuti senam - P:Discharge
- Mengkaji pengeluaran - A:Tujuan
- Mengajarkan tubuh 37,6°C, nadi dalam posisi litotomi, jika - P: Discharge planning: lochea, warna, bau dan masalah teratasi kegel exercise yang planning: Anjurkan
teknik relaksasi 76x/menit tidak ada kebocoran, anjurkan untuk Jumlah (lochea berwarna sebagian ajarkan oleh klien untuk
nafas dalam - A : masalah nyeri ulangi dengan posisi klien melakukan latihan merah, bau khas, jumlah ± - P: Discharge perawat) melakukan latihan
(terlihat mengikuti belum teratasi, membentuk sudut 450 C. kegel exercise selama 240 ml) Planning: Anjurkan - Memberikan kegel exercise
tujuan belum dirumah minimal 1 hari - Mengkaji tanda REEDA pasien membasuh informasi yang selama dirumah
apa yg diajarkan) (mendengarkan apa yang
tercapai. sebanyak 2x, anjurkan (tidak ada kemerahan, tidak vulva setiap habis tepat dan akurat minimal 1 hari
- Memberikan posisi - P : Discharge perawat sampaikan) klien untuk membatasi berkemih dengan cara sesuai dengan sebanyak 2x
nyaman ada edema tidak ada
planning: anjurkan - Menganjurkan untuk masukan cairan selama yang benar dan kebutuhan klien,
(mengatakan pelebaran pembuluh darah,
untuk melakukan melakukan latihan kegel malam hari (hanya tidak ada rembesan, jahitan mengganti pembalut (menyimak dan
nyaman dengan teknik relaksasi minum 3 gelas saja anda setiap ke kamar mendengarkan apa
exercise (bersedia dan mau menyatu)
posisinya) nafas dalam ketika sebelum tidur) mandi, Anjurkan yang sedang
untuk mengikuti kegel - Menganjurkan membasuh
nyeri timbul, vulva setiap habis berkemih klien untuk mencuci perawat jelaskan)
exercise)
anjurkan minum dengan cara yang benar tangan sebelum dan
obat secara teratur - Memantau masukan dan sesudah melakukan
pengeluaran (cairan yang dan mengganti pembalut
setiap 3 kali perhari atau aktivitas
masuk cairan infus RL
setiap kali pengeluaran
1000 ml, paracetamol drip lochea banyak (menyimak
100 ml, ceftriaxone 50 ml, penjelasan perawat)
minum kira-kira dalam 1 - Menganjurkan melakukan
hari 1500 ml dan cairan mencuci tangan sebelum
yang keluar dari urin bag dan sesudah melakukan
aktivitas.
sekitar 1500cc)