Anda di halaman 1dari 17

SGD 07

KEPERAWATAN MATERNITAS
Dosen Tutor : Ns. Retno Setyawati, M.Kep.,Sp.KMB

Disusun oleh kelompok 7 :


Ketua : Alissa Putri Efendi (30902000023)
Sekretaris :
1. Arnita Pramesti Restu Kusuma (30902000065)
2. Fadhilah Nurul Arafah (30902000090)
Anggota :
1. Farida Safitri Rahmaputri (30902000096)
2. Fadhilah Nurul Arafah (30902000090)
3. Adelia Anisa Fitri (30902000006)
4. Budi Setiawan (30902000057)
5. Nur Aini Rukidah (30902000169)
6. Alissa Putri Efendi (30902000023)
7. Mutiara Dwi Agustina (30902000155)
8. Arnita Pramesti Restu Kusuma (30902000065)
9. Amanda Silvia Ningrum (30902000025)
10. Nadiyatu Wafrina (30902000157)
11. Amelia Salsabila (30902000026)
12. Silvia Putri Pratama (30902000202)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2022
Lembar Belajar Mahasiswa 4
a. Judul: Kapan aku sembuh?
b. Skenario

Seorang perempuan usia 47 tahun PSA0 dirawat di bangsal ginekologi untuk


melanjutkan program terapi eksternal radiasi. Pasien didiagnosis Ca Cerviks stadium
IIIa. Pasien mengeluh nyeri pada daerah panggul, seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus
menerus dengan sekala 7. Pasien menanyakan kenapa rambutnya rontok dan mual,
sehingga tiap makan hanya habis 1/3 porsi. Pasien khawatir karena pengobatan yang
dijalani saat ini belum menunjukkan efek perbaikan terhadap kesehatannya, bahkan BB
mengalami penurunan dari 60 kg menjadi 53 kg. Pasien cenderung tidur dan jarang
berkomunikasi dengan pasien lainnya. Hasil pemeriksaan : wajah terlihat pucat,
konjungtiva anemis, TD : 100/60 mmHg, frekuensi nadi : 95 x/menit, frekuensi napas :
19 x/menit, suhu : 36 ◦c . Hasil pemeriksaan laboratorium nilai Hb : 9 gr/dL.

1. Jelaskan istilah yang belum anda ketahui. Jika masih terdapat istilah yang belum
jelas, cantumkan sebagai tujuan pembelajaran kelompok.
2. Carilah masalah yang harus anda selesaikan.
3. Analisis masalah tersebut dengan brainstorming agar kelompok memperoleh
penjelasan yang beragam mengenai persoalan yang didiskusikan, dengan
menggunakan prior knowledge yang telah anda miliki.
4. Cobalah untuk menyusun penjelasan yang sistematis atas persoalan yang anda
diskusikan.
5. Persoalan-persoalan yang belum bisa diselesaikan dalam diskusi, dibahas kembali
dengan menjabarkan temuan informasi yang telah dilakukan dengan membuka
referensi yang layak rujuk untuk menyelesaikan masalah di kelompok masing-
masing.
STEP 1

(Kata Sulit)

1. Bangsal Ginekologi (Alissa)


Ginekologi (secara harfiah berarti "ilmu mengenai wanita") adalah cabang ilmu
kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita
(rahim, vagina dan ovarium). (Mutiara)
2. Skala 7 (Budi)
Skala 7 adalah Nyeri berat namun masih bias di control pasien. (Arnita)
3. Konjungtiva Anemis (Adel)
Konjungtiva anemis terjadi karena mengalami penurunan jumlah sel darah merah yang
bisa menyebabkan anemia dengan tanda gejala konjungtiva anemis Untuk
membuktikannya baru kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium. (Amanda)
4. Ca Cerviks (Amel)
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini
umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki
stadium lanjut. Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini
sebelum timbul masalah serius. (Alissa)
5. P5A0 (Nadiya)
 G = Gravida (Jumlah Kehamilan)
 P = Partus (Jumlah bayi lahir hidup)
 A = Abortus (Jumlah bayi lahir mati) (Budi)
6. Terapi Eksternal Radiasi (Amelia)
Radioterapi sinar eksternal adalah bentuk radioterapi yang paling umum. Pasien duduk
atau berbaring di sofa dan sumber eksternal radiasi pengion diarahkan ke bagian
tertentu dari tubuh (Adel)

Kata Kunci
1. Nyeri di daerah panggul (Aini)
2. Skala nyeri 7 (Aini)
3. Rambut rontok (Aini)
4. Bb menurun (Aini)
5. Konjungtiva Anemia (Aini)
6. Stadium illa (Farida)

Masalah

1. Bb menurun dan nafsu makan menurun (Aini)


2. Ca Cerviks (budi)

STEP 2
(Pertanyaan)
1. Bagaimana Etiologi dari kasus tersebut? (Mutiara)
2. Jelaskan patosifiologi pada kasus Ca cerviks? (Budi)
3. Apa saja manifestasi pada kasus tersebut? (Mutiara)
4. Bagaimana penalataksanaan medis pada kasus diatas? (Nadiya)
5. Apa komplikasi dari kasus tersebut? (Nadiya)
6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut? (Farida)
7. What is the nursing diagnosis in this case? (Nadiya)
8. Bagaimana intervensi dari kasus tersebut? (Alissa)
9. Bagaimana implementasi pada kasus tersebut? (Fadhilah)
10. Bagaimana evaluasi dari kasus tersebut? (Amanda)
11. Apakah penyakit Ca Cerviks bisa menular? (Amelia)
12. Apa efek dari terapi eksternal radiasi pada Ca Cerviks? (Amelia)
13. Apakah penyakit ca serviks stadium III a bisa disembuhkan? Jika bisa bagaimana cara
pengobatanya? (Aini)
14. How is pharmacological and non-pharmacological treatment in these cases? (Aini)
15. Apa metode screening pada kasus tersebut? (Arnita)
16. Mengapa pasien mengeluh nyeri pada daerah panggul dengan skala 7? (Budi)
17. Apakah pengobatan kanker serviks dapat menyebabkan kemandulan? (Fadhilah)
18. How to handle patient so she don't feel worried about the treatment she's undergoing?
(Farida)

STEP 3

1. Bagaimana Etiologi dari kasus tersebut? (Mutiara)


Jawaban :
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV) (Rasjidi,
2009; ESMO, 2010; Yayasan Kanker Indonesia, 2014; CDC, 2015). Proses terjadinya
karsinoma serviks sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia. Perubahan
biasanya terjadi pada daerah sambungan skuamous kolumnar atau daerah transformasi
(Rasjidi, 2009). HPV ditularkan melalui kontak kulit dengan area yang terinfeksi HPV,
melalui hubungan seksual (American Cancer Society, 2017).
Selain infeksi HPV, ada beberapa faktor lain yang diketahui bisa meningkatkan risiko
seseorang mengalami kanker serviks, yaitu :
1. Merokok
2. Mengonsumsi pil KB selama 5 tahun atau lebih
3. Melahirkan lebih dari 5 anak atau melahirkan di bawah usia 17 tahun
4. Mengonsumsi obat pencegah keguguran (dietilstilbestrol) dalam masa
kehamilan (Aini)
2. Jelaskan patosifiologi pada kasus Ca cerviks? (Budi)
Jawaban :
Terjadinya kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV yang onkogenik umumnya
adalah HPV tipe 16 dan 18 (Dethan, 2015). Risiko terinfeksi HPV dapat meningkat
pada wanita yang telah melakukan aktivitas seksual. Pada umumnya, infeksi virus ini
akan menghilang dengan sendirinya, namun apabila infeksi bersifat persisten akan
menyebabkan integrasi genom dari virus ke dalam genom sel serviks. Akibatnya
pertumbuhan sel dan ekspresi onkoprotein E6 atau E7 yang bertanggung jawab
terhadap perubahan maturasi dan diferensiasi dari epitel serviks menjadi tidak normal
atau disebut dengan mutasi sel. (Arnita)
3. Apa saja manifestasi pada kasus tersebut? (Mutiara)
Jawaban :
a. Perdarahan pervagina abnormal
Perdarahan dapat terjadi setelah berhubungan seks, perdarahan setelah menopause,
perdarahan dan bercak diantara periode menstruasi, dan periode menstruasi yang
lebih lama atau lebih banyak dari biasanya serta perdarahan setelah douching atau
setelah pemeriksaan panggul.
b. Keputihan
Cairan yang keluar mungkin mengandung darah, berbau busuk dan mungkin terjadi
antara periode menstruasi atau setelah menopause.
c. Nyeri panggul
Nyeri panggul saat berhubungan seks atau saat pemeriksaan panggul.
d. Trias
Berupa back pain, oedema tungkai dan gagal ginjal merupakan tanda kanker serviks
tahap lanjut dengan keterlibatan dinding panggul yang luas. (Nadiya)
4. Bagaimana penalataksanaan medis pada kasus diatas? (Nadiya)
Jawaban :
Penatalaksanaan Kanker Serviks
Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV.
Berikut adalah cara-cara pengobatan pada pasien kanker serviks :
1. Pembedahan
Ada beberapa jenis pembedahan yang dilakukan untuk pengobatan kanker serviks
yaitu :
 Histerektomi
 Trachlektomi
2. Radioterapi
3. Kemoterapi (Fadhilah)
5. Apa komplikasi dari kasus tersebut? (Nadiya)
Jawaban :
Komplikasi
a. Langsung
Yang berhubungan dengan penyakitnya, dapat berupa :
1) Obstruksi ileus (penyumbatan usus)
2) Vesikovaginal fistel (lubang di antara saluran kencing dan vagina)
3) Obstruksi ureter (penyumbatan pada saluran kencing)
4) Hidronefrosis (pembengkakan ginjal)
5) Infertil
6) Gagal ginjal
7) Pembentukan fistula
8) Anemia
9) Infeksi sistemik
10) Trombositopenia
b. Tidak Langsung
Yang berhubungan dengan tindakan dan pengobatan:
1) Operasi : perdarahan, infeksi, luka pada saluran kencing, kandung kemih
maupun usus
2) Radiasi : berak darah, hematuria (kencing darah), cystitis radiasi (infeksi saluran
kencing karena efek radiasi)
3) Kemoterapi : mual muntah, diare, alopesia (kebotakan), BB turun, borok pada
daerah bekas suntikan. (Budi)
6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut? (Farida)
Jawaban :
a) Pap Smear
Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun
laboratorium. Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan
tidak menimbulkan rasa sakit. Test Pap smear dapat dilakukan bila tidak dalam
keadaan haid ataupun hamil. Untuk hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan
intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan. Pap smear merupakan salah satu cara
deteksi dini kanker leher rahim. Test ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan
sel leher rahim yang abnormal, yaitu suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan
pada leher rahim dengan spatula kemudian dilakukan pemeriksaan dengan
mikroskop. Pap smear hanyalah sebatas skrining, bukan diagnosis adanya kanker
serviks. Jika ditemukan hasil pap smear yang abnormal, maka dilakukan
pemeriksaan standar berupa kolposkopi.
b) IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Untuk deteksi dini kanker serviks, selain test Pap Smear, metoda lain yang dapat
menjadi pilihan adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). IVA digunakan
untuk mendeteksi abnormalitas sel serviks setelah mengoleskan larutan asam asetat
(asam cuka3-5%) pada leher rahim. Asam asetat menegaskan dan menandai lesi
pra-kanker dengan perubahan warna agak keputihan (acetowhite change). Hasilnya
dapat diketahui saat itu juga atau dalam waktu 15 menit.
c) Servikografi
Servikografi terdiri dari kamera 35 mm dengan lensa 100 mm dan lensa ekstensi 50
mm. Servikografi dapat digunakan sebagai metode yang baik untuk skrining
massal, lebih-lebih di daerah di mana tidak ada seorang spesialis sitologi, maka
kombinasi servikogram dan kolposkopi sangat membantu dalam deteksi kanker
serviks.
d) Gineskopi
Gineskopi menggunakan teleskop monokuler, ringan dengan pembesaran 2,5 x
dapat digunakan untuk meningkatkan skrining dengan sitologi. Biopsi atau
pemeriksaan kolposkopi dapat segera disarankan bila tampak daerah berwarna
putih dengan pulasan asam asetat. Sensitivitas dan spesifisitas masing-masing 84%
dan 87% dan negatif palsu sebanyak 12,6% dan positif palsu 16%.
e) Pemeriksaan Penanda Tumor (PT)
Penanda tumor adalah suatu substansi yang dapat diukur secara kuantitatif dalam
kondisi prakanker maupun kanker. Salah satu PT yang dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya perkembangan kanker serviks adalah CEA (Carcino Embryonic
Antigen) dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Kadar CEA abnormal adalah
> 5 µL/ml, sedangkan kadar HCG abnormal adalah > 5ηg/ml. HCG dalam keadaan
normal disekresikan oleh jaringan plasenta dan mencapai kadar tertinggi pada usia
kehamilan 60 hari. Kedua PT ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan darah dan
urine.
f) Biopsy Kerucut
Biopsy Kerucut adalah mengambil tonjolan jaringan serviks yang lebih besar untuk
penelitian apakah ada atau tidak kanker invasive.
g) MRI /CT scan abdomen atau pelvis
MRI/CT scan abdomen atau pelvis digunakan untuk menilai penyebaran lokal dari
tumor dan atau terkenanya nodus limfa regional.
h) Tes Schiller
Tes Schiller dilakukan dengan cara serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang
sehat warnanya akan berubah menjadi coklat sedangkan sel yang abnormal
warnanya menjadi putih atau kuning.
i) Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi tingkat komplikasi pendarahan yang
terjadi pada penderita kanker serviks dengan mengukur kadar hemoglobin,
hematokrit, trombosit dan kecepatan pembekuan darah yang berlangsung dalam sel-
sel tubuh. (Budi)
7. What is the nursing diagnosis in this case? (Nadiya)
Jawaban :
1. D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf
2. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
(Aini)
8. Bagaimana intervensi dari kasus tersebut? (Alissa)
Jawaban :
1. Diagnosa 1
Nyeri akut b.d agen pencederaan fisik (terapi eksternal radiasi)
Tujuan
Pasien mmapu mengontrol nyeri
Intervensi keperawatan
Manajemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
 Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif
 Gunakan strategi komunikasi terapeutik
 Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
 Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat
nyeri
 Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
 Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
 Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (terapi relaksasi)
 Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri yang dipakai selama
pengkajian nyeri dilakukan
 Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyer
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Diagnosa 2
Defisit nutrisi b.d faktor psikologis
Tujuan
Status nutrisi pasien membaik
Intervensi keperawatan
Manajemen nutrisi
- Identifikasi status nutrisi
- Monnitor asupan makanna
- Monitor berat badan
- Anjurkan makan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen, jika perlu
- Ajarkan diet yang sudah diprogamkan
Manajemen kemoterapi
- Periksa kondisi sebelum kemoterapi
- Monitor efek samping dan efek toksik pengobatan
- Monitor status gizi dan berat badan
- Berikan asupan cairan adekuat
- Berikan obat kemoterapi sesuai progam
- Anjurkan diet sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek samping
3. Diagnosa 3
Harga diri rendah b.d perubahan citra tubuh
Tujuan
Harga diri pasien meningkat
Intervensi keperawatan
Promosi koping
- Iddentifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
- Identifikasi kemmapuan yang dimiliki
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan pada pasien
- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
- Komunikasikan perubahan peran yang dialami oleh pasien
- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
- Anjurkan penggunaan suber spiritual, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Libatkan keluarga
4. Diagnosa 4
Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk tubuh
Tujuan
Persepsi tentang citra tubuh meningkat
Intervensi keperawatan
Promosi citra tubuh
- Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan\identifikasi
perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
- Monitor apakah pasien dapat melihat bagian tubuh yang berubah
- Diskusikan perubahan tubuh dna fungsinya
- Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh
- Diskusikan cara mengembangkan harpan citra tubuh secara realistis
- Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
- Latih peningkatan penampilan diri
- Latih fungsi tubuh yang dimiliki
5. Diagnosa 5
Resiko Infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (penurunan
hemoglobin).
Tujuan
Integritas kulit dan jaringnaa meningkat
Intervensi keperawatan
Pemantauan nutrisi
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
- Identifikasi perubahan berat badan
- Identifikasi kelinan pada rambut
- Monitor asupan oral
- Monitor adanya mual ,muntah
- Monitor warna konjungtiva
- Identifikasi apakah ada kelainan pada eliminasi
- Monitor hasil laboratorium (albumin serum, hemoglobin, hematokrit, dan
elektrolit darah)
- Ukur antropometri komposisi tubuh
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien. (Silvi)
9. Bagaimana implementasi pada kasus tersebut? (Fadhilah)
Jawaban :
10. Bagaimana evaluasi dari kasus tersebut? (Amanda)
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :
a. Ansietas pasien berkurang
b. Meningkatkan harga diri pasien
c. Eliminasi kembali lancar seperti biasanya
d. Nyeri hilang/berkurange. tidak terjadi perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan
e. pasien mengetahui tentang prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan
(Doenges, 2000). (Farida)
11. Apakah penyakit Ca Cerviks bisa menular? (Amelia)
Jawaban :
12. Apa efek dari terapi eksternal radiasi pada Ca Cerviks? (Amelia)
Jawaban :
Efek samping jangka pendek
Rasa mual dan muntah. Kulit menghitam pada bagian tubuh yang terkena radiasi.
Rambut rontok sedikit demi sedikit (namun jika melakukan radioterapi pada bagian
kepala, leher, atau muka, mungkin kerontokan yang terjadi akan lebih banyak). Merasa
kelelahan. (Adelia)
13. Apakah penyakit ca serviks stadium III a bisa disembuhkan? Jika bisa bagaimana cara
pengobatanya? (Aini)
Jawaban :
Kemungkinan sembuh penderita kanker serviks stadium 3 adalah kecil dikarenakan sel
kanker yang sudah menyebar ke berbagai organ tubuh lain. Pilihan pengobatan pada
kanker serviks stadium 3 berupa kemoterapi dengan atau tanpa disertai dengan
radioterapi (terapi sinar). Tujuan dilakukan kemoterapi dan radioterapi ini adalah untuk
memperlambat penyebaran sel kanker ke organ lain, mengurangi gejala yang muncul,
atau sebagai tindakan paliatif (mengurangi penderitaan pasien). Tindakan alternatif
merupakan hak pasien, akan tetapi sebaiknya tetap menjalani terapi medis untuk
memantau kondisi dan perkembangan pasien. (Amanda)
14. How is pharmacological and non-pharmacological treatment in these cases? (Aini)
Jawaban :
Penanganan farmakologis berupa analgesik tetapi dapat menimbulkan efek samping
apabila diberikan terus menerus.
Penanganan non farmakologi untuk mengurangi cemas meliputi terapi musik,latihan
autogenik,minfullness dan latihan otot progresif . Dan untuk menangani nyeri berupa
terapi pijat punggung sampai pinggang “Slow Stroke Back Massage” (SSBM).
Dilakukan dengan teknik pijat punggung sampai pinggang selama kurang lebih selama
10-15menit dengan frekuensi 1x/hari dan dalam tempo 3 hari masa perawatan (Mutiara)
15. Apa metode screening pada kasus tersebut? (Arnita)
Jawaban :
Teknik skrining kanker serviks selama ini dilakukan dengan pemeriksaan sitologi
berupa Pap smear atau liquid based cytology, pemeriksaan human papillomavirus
(HPV), dan pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA). Namun, pemeriksaan yang
paling dianjurkan oleh bermacam studi dan asosiasi kesehatan adalah pemeriksaan
HPV dan sitologi.Pedoman American Cancer Society yang lama (tahun 2012)
menyarankan Pap smear sebagai metode skrining utama karena pemeriksaan HPV saat
itu belum disetujui oleh FDA. Namun, pedoman yang terbaru (tahun 2020)
merekomendasikan pemeriksaan DNA HPV sebagai metode skrining utama yang
sudah disetujui FDA. Pemeriksaan sitologi diperbolehkan bila pemeriksaan HPV tidak
tersedia. (Nadiya)
16. Mengapa pasien mengeluh nyeri pada daerah panggul dengan skala 7? (Budi)
Jawaban :
Pada penderita kanker serviks yang sudah berlanjut ke organ sekitarnya (ada
keterlibatan dinding panggul, ginjal, kelenjar getah bening, kandung kemih, rektum)
seringkali mengeluhkan nyeri hebat (cancer pain) sebagai bagian dari perjalanan
penyakitnya.
Untuk mengatasi ini, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang merawat pasien.
Obat pereda nyeri untuk cancer pain juga berbeda dengan obat pereda nyeri umumnya
dan harus menggunakan resep dokter serta pengawasan ketat selama penggunaan obat
tersebut.
Saat ini sudah diketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah Humanpapilloma virus
(HPV) yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, sebagai upaya
pencegahan, para perempuan diharapkan melakukan imunisasi HPV (Alissa)
17. Apakah pengobatan kanker serviks dapat menyebabkan kemandulan? (Fadhilah)
Jawaban :
Berbagai resiko pengobatan kangker serviks terhadap kesuburan namun. secara umum
pengobatan kangker serviks dapat menurunkan tingkat kesuburan wanita atau
menyebabkan kemandulan (adelia)
18. How to handle patient so she don't feel worried about the treatment she's undergoing?
(Farida)
Jawaban :
Menyemangati dengan cara yang benar akan membantu mereka tetap termotivasi untuk
pantang menyerah melawan kanker. Sebab, kemauan untuk sembuh dan tekad kuat
menjalani pengobatan sangatlah penting dalam prognosis penyakit di kemudian hari.
Selalu menyengati dan memotivasi untuk kesembuhan klien agar mau terus menjalani
pengobatan, serta memiliki kemauang yang besar untuk sembuh. (Nadiya)
STEP 4
MIND MAPPING
KANKER SERVIKS

Pengertian Etiologi
Kanker Serviks adalah penyebab Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human
keganasan kedua terbanyak dan Papilloma Virus (HPV) (Rasjidi, 2009; ESMO, 2010;
merupakan penyakit keganasan yang Yayasan Kanker Indonesia, 2014; CDC, 2015). Proses
paling mematikan pada wanita. terjadinya karsinoma serviks sangat erat hubungannya
dengan proses metaplasia. Perubahan biasanya terjadi
pada daerah sambungan skuamous kolumnar atau
daerah transformasi (Rasjidi, 2009). HPV ditularkan
Manifestasi Klinis melalui kontak kulit dengan area yang terinfeksi HPV,
melalui hubungan seksual (American Cancer Society,
1. Perdarahan pervagina abnormal 2017).
2. Keputihan
3. Nyeri panggul

Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang Terjadinya kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV
yang onkogenik umumnya adalah HPV tipe 16 dan 18
1. Pap smear (Dethan, 2015). Risiko terinfeksi HPV dapat meningkat
2. IVA pada wanita yang telah melakukan aktivitas seksual.
3. Servikografi Pada umumnya, infeksi virus ini akan menghilang
4. Gineskopi dengan sendirinya, namun apabila infeksi bersifat
5. Pemeriksaan Penanda Tumor (PT) persisten akan menyebabkan integrasi genom dari virus
ke dalam genom sel serviks. Akibatnya pertumbuhan sel
dan ekspresi onkoprotein E6 atau E7 yang bertanggung
Komplikasi jawab terhadap perubahan maturasi dan diferensiasi dari
epitel serviks menjadi tidak normal atau disebut dengan
a. Langsung mutasi sel.
Yang berhubungan dengan penyakitnya,
dapat berupa :
1) Obstruksi ileus (penyumbatan usus)
2) Vesikovaginal fistel (lubang di Penatalaksanaan
antara saluran kencing dan vagina)
3) Obstruksi ureter (penyumbatan pada 1) Pembedahan
saluran kencing) 2) Radioterapi
b. Tidak Langsung 3) Kemoterapi
Yang berhubungan dengan tindakan dan
pengobatan: Operasi, Radiasi,
Kemoterapi

Pengkajian
1. Identitas
Diagnosa Keperawatan 2. Keluhan Utama
1. Nyeri akut b.d agen pencederaan fisik 3. Riwayat Kesehatan
(terapi eksternal radiasi) a. Riwayat Kesehatan sekarang
2. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis b. Riwayat Kesehatan dahulu
3. Harga diri rendah b.d perubahan citra c. Riwayat Kesehatan keluarga genogram
tubuh 4. Pemeriksaan fisik
4.
Intervensi

1. Diagnosa 1
Nyeri akut b.d agen pencederaan fisik (terapi eksternal radiasi)
Tujuan
Pasien mmapu mengontrol nyeri
Intervensi keperawatan
Manajemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
 Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada
mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif
 Gunakan strategi komunikasi terapeutik
 Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
 Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
 Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
 Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
 Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (terapi relaksasi)
2. Diagnosa 2
Defisit nutrisi b.d faktor psikologis
Tujuan
Status nutrisi pasien membaik
Intervensi keperawatan
Manajemen nutrisi
- Identifikasi status nutrisi
- Monnitor asupan makanna
- Monitor berat badan
- Anjurkan makan tinggi kalori dan tinggi protein
Manajemen kemoterapi
- Periksa kondisi sebelum kemoterapi
- Monitor efek samping dan efek toksik pengobatan
- Monitor status gizi dan berat badan
- Berikan asupan cairan adekuat
3. Diagnosa 3
Harga diri rendah b.d perubahan citra tubuh
Tujuan
Harga diri pasien meningkat
Intervensi keperawatan
Promosi koping
- Iddentifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
- Identifikasi kemmapuan yang dimiliki
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
- Libatkan keluarga
STEP 5
1. Bagaimana implementasi pada kasus tersebut? (Fadhilah)
Jawaban :
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun dengan
menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua intervensi yaitu
mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner (NANDA, 2015). Tujuan dari
implementasi antara lain adalah: melakukan, membantu dan mengarahkan kinerja
aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan asuhan keperawatan untuk mecapai
tujuan yang berpusat pada klien, mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang
relevan dengan perawatan kesehatan yang berkelanjutan dari klien (Asmadi, 2008).
2. Apakah penyakit Ca Cerviks bisa menular? (Amelia)
Jawaban :
Kanker serviks hanya terjadi pada wanita. Dan sesuai dengan sifatnya, penyakit kanker
―apapun jenisnya― tidaklah menular dan tidak dapat disebarkan ke orang lain. Satu-
satunya cara yang memungkinkan kanker dapat menyebar adalah jika jaringan atau
organ dari pendonor dengan kanker ditransplantasikan ke orang lain. Namun demikian,
risiko kanker akibat proses transplantasi bisa dikatakan nol, sebab siapapun yang
memiliki riwayat kanker umumnya tidak dipilih untuk menjadi donor organ. (Fadhilah)
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, and H. K. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA. Edisi revisi jilid 1.Yogyakarta: MediAction.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Astrid Savitri, D. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan Rahim.
Yogyakarta : Pustaka Perss.

Aspiani, R. Y. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: TIM.

Budiono, dkk. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.

Brunner, and S. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume
2. Jakarta: EGC.

Debora, O. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:


Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai