Disusun oleh :
Kelompok 3 (Kelas 3C)
Tim Penulis
SKENARIO KASUS
Laki-laki usia 40 tahun mengalami perdarahan saluran kemih. Pasien datang dengan rujukan dar Puskesmas. Hasil
pengkajian di IGD didapatkan darah keluar menetes, berwarna merah segar, tidak bercampur dengan urine. Pasien
mengaku saat ingin BAK merasa nyeri, BAK keluar sedikit bercampur darah. Sebelumnya pasien mengalami
kecelakaan saat kerja naik diatas lemari untuk mengecat dinding dengan ketinggian 2 meter, kemudian pasien
terjatuh dari kursi ke lantai dengan benturan mengenai pinggang kanan. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, Nadi
84 x/menit, RR 26 x/menit dan suhu 36.8°C, turgor baik, tidak terdapat defans muscular abdomen, ada nyeri tekan
pada regio suprapubic, bising usu 6 x/menit, akral hangat, tidak ada edeme, perkusi abdomen redup, OUE letak
normal, tidak ada perdarahan skrotum, Hb 11.1 gr/dL, Het 32% dan GDS 106 mg/dL. Hasil USG Susp Ruptur
Uretra Parsial Anterior ee Trauma.
Step 1
1. Defans muscular = (nyeri tekan abdomen) biasanya dapat memberikan tanda yang khas untuk
kondisi ini.
2. Regio suprapubik = di bagian bawah pusat
3. Edeme = adalah kondisi membengkaknya jaringan tubuh akibat penumpukan cairan.
4. Abdomen redup = suara timpani
5. OUE = ostium uteri eksternum (patahan jalan lahir dari luar vagina)
6. Skrotum = sebuah kantong kulit yang menggantung di belakang penis.
7. Susp ruptur parsial anterior ec trauma
Step 2
1. Mengapa dapat terjadi rupture uretra yang disebabkan karena benturan mengenai pinggang kanan
2. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus cedera pinggang sebelah kanan disertai BAK berdarah?
3. Apa penyebab akral hangat?
4. Bagiamana cara mengurangi nyeri tekan pada Regio suprapubic ?
5. Apa yang menyebabkan klien mengalami nyeri pada saat BAK ?
6. Apa yang menyebabkan BAK sedikit dan bercampur darah?
7. Bagaimana cara menghentikan pendarahan pada saluran kemih?
8. Apa saja penyebab perdarahan pada saluran kemih?
9. Apa yang menyebabkan perkusi abdomen redup? Apakah dari benturan atau ada faktor lain?
10. Bagaimana cara mengetahui ada tidaknya edema?
11. Apa tindakan gawat darurat pada cedera kandung kemih pada orang awam?
Step 3
1. Karena adanya cedera diarea panggul atau pinggang yang merupakan organ terdekat dengan
system perkemihan baik kandung kemih, ureter dan uretra. Ketika terjadinya trauma pada panggul maka
dapat menyebabkan kerusakan pada uretra saat panggul bergerak
2. Pemeriksaan penunjang untuk kasus tersebut dapat dilakukan foto rontgen punggung, CT scan,
ultrasound ginjal, dan pyelografi dilakukan untuk melihat apakah terdapat batu ginjal atau kelainan lain
pada sistem saluran kemih.
3. Penyebab akral hangat yaitu :
a. Perubahan suhu eksternal
b. Olahraga
c. Tekanan darah tinggi
d. Selulitis dan infeksi lainnya
e. Peradangan
f. CTS (carpal tunnel syndrom)
g. Neuropati perifer
h. Fibromialgia
4.- Istirahat yang cukup
- Hindari stress
- Perbanyak minum air putih minimal 2 liter
- Makan makanan yang bergizi dan teratur
- Kompres dengan air hangat pada perut yang nyeri
- Minum obat penghilang nyeri
5. Nyeri saat berkemih dapat terjadi akibat adanya infeksi. Nyeri saat berkemih juga bisa disebabkan
oleh bakteri yang bernama E- coli
6. disebabkan oleh berbagai penyakit, mulai dari infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga kanker
prostat. Darah di dalam urine akan mengubah warna urine menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan.
7. Cara menghentikan pendarahan pada saluran kemih adalah Pemberian antibiotik untuk mengobati
infeksi saluran kemih, pemberian obat untuk mengatasi pembesaran kelenjar prostat dan ESWL atau
terapi gelombang untuk memecahkan batu saluran kemih.
8. Penyebab perdarahan dari saluran kencing antara lain : Infeksi saluran kemih karena sering menahan
kencing, keputihan karena bakteri dan jamur. Batu saluran kemih. Tumor pada kantung kemih.
9. Perkusi abdomen redup/pekak pada perkusi apabila kandung kemih
penuh urine uterusnya membesar.
10. a. Kulit area edema menjadi kencang dan mengkilap.
b. Jika kulit pada area edema ditekan, maka timbul lubang seperti lesung pipit selama beberapa detik.
c. Ukuran perut membesar.
d. Sesak napas dan batuk bila terjadi edema di paru-paru.
e. Sulit berjalan karena tungkai terasa lebih berat akibat bengkak.
f. Edema kaki yang parah dapat mengganggu aliran darah sehingga menimbulkan borok pada kulit.
11. Penanganan pertama pada pasien trauma yaitu dengan stabilisasi pasien dan penanganan life-
threatening injuries. Tindakan pertama yang dilakukan adalah dengan mengamankan airway, kontrol
perdarahan eksternal dan resusitasi syok.
Step 4
Step 5
1. Mengapa dapat terjadi rupture uretra yang disebabkan karena benturan mengenai pinggang kanan?
2. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus cedera pinggang sebelah kanan disertai BAK berdarah?
3. Apa penyebab akral hangat?
4. Bagiamana cara mengurangi nyeri tekan pada Regio suprapubic ?
5. Apa yang menyebabkan klien mengalami nyeri pada saat BAK ?
6. Bagaimana cara menghentikan pendarahan pada saluran kemih?
7. Apa saja penyebab perdarahan pada saluran kemih?
Step 6
1. Ruptur adalah robek atau koyaknya jaringan secara paksa. Menurut Underwood (2000), ruptur uretra
ini merupakan kejadian yang jarang pada pria, dapat disebabkan oleh trauma seperti kejatuhan barang
berat atau sebagai komplikasi dari fraktur pelvis. Ruptur menyebabkan terjadinya ekstravasasi urine ke
dalam jaringan peri uretra, yang kemudian dapat menjadi tempat terjadinya infeksi sekunder. Terdapat
kesulitan aliran kencing disertai perdarahan yang berasal dari orifisium uretra dan nyeri yang setempat.
2. Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang dijumpai penyempitan
ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan degeneratif, dan tumor spinal. Pemeriksaan sinar X,
magnetic resonance imaging (MRI) atau computerized tomography sca(CT-Scan), dual energy x-ray
absorbtiometry(DEXA) atau myelography dapat dilakukan sesuai dengan indikasi. Namun,
pemeriksaan ini tidak menunjukkan adanya korelasi dengan gejala LBP pada pasien, kecuali pada
kondisi tertentu seperti gangguan pada diskus, kelainan pada tulang belakang, maupun adanya
keganasan.
3. Akral hangat dikarenakan perpindahan energi akibat perubahan suhu, aliran darah yang diatur
saraf pusat memiliki peran penting dalam mendistribusikan panas sehingga kulit terasa hangat
(Atik, 2013).
4. Modalitas Infra Merah digunakan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri, mengurangi bengkak,
mengurangi spasme otot, rileksasi dan memperlancar sirkulasi darah. Penyinaran dengan Infra Merah
merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
5. Infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri, tetapi virus dan jamur juga dapat menjadi
penyebabnya. Infeksi bakteri tersering disebabkan oleh Escherichia coli. Infeksi saluran kemih sering
terjadi pada anak perempuan dan wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih
pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah memperoleh akses ke kandung kemih (Corwin,
2007).
6. Bladder Training merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan pola BAK dengan
cara menghentikan maupun merangsang keinginan untuk BAK (Nurhasanah & Hamzah, 2017)
7. Penyebab perdarahan dari saluran kencing antara lain Infeksi saluran kemih karena sering menahan
kencing, keputihan karena bakteri dan jamur, batu saluran kemih, tumor pada kantung kemih.
ASUHAN KEPERAWATAN
FORM PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
kemih.
Anamnesa : Laki-laki usia 40 tahun mengalami perdarahan saluran kemih. Pasien datang dengan rujukan
dari Puskesmas. Hasil pengkajian di IGD didapatkan darah keluar menetes, berwarna merah
segar, tidak bercampur dengan urine. Pasien mengaku saat ingin BAK merasa nyeri, BAK
keluar sedikit bercampur darah. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan saat kerja naik diatas
lemari untuk mengecat dinding dengan ketinggian 2 meter, kemudian pasien terjatuh dari kursi
ke lantai dengan benturan mengenai pinggang kanan. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg,
Nadi 84 x/menit, RR 26 x/menit dan suhu 36.8°C, turgor baik, tidak terdapat defans muscular
abdomen, ada nyeri tekan pada regio suprapubic, bising usu 6 x/menit, akral hangat, tidak ada
edeme, perkusi abdomen redup, OUE letak normal, tidak ada perdarahan skrotum, Hb 11.1
gr/dL, Het 32% dan GDS 106 mg/dL. Hasil USG Susp Ruptur Uretra Parsial Anterior ee
Trauma.
Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu seperti
diabetes, hipertensi, asma dan penyakit menular lainnya.
Riwayat Penyakit Keluarga : Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit seperti jantung, hipertensi, asma, TBC, DM, dan
masalah lainnya.
PRIMARY SURVEY
Airways
✓Paten Tidak Paten ( Snoring Gargling Stridor Benda Asing ) Lain-lain
.............................
Breathing
Irama Nafas ✓Teratur Tidak Teratur
Suara Nafas ✓Vesikuler Bronchovesikuler Wheezing Ronchi
Pola Nafas Apneu Dyspnea Bradipnea ✓Tachipnea
Orthopnea Penggunaan Otot Bantu Nafas ✓Retraksi Dada Cuping
hidung
Jenis Nafas ✓Pernafasan Dada
Pernafasan Perut Frekuensi Nafas 26 x/menit
Circulation
Akral : ✓Hangat Dingin Pucat : Ya ✓Tidak
Sianosis : Ya ✓Tidak CRT : ✓<2 detik >2 detik
Tekanan : ........./ Nadi : ✓Teraba 84 x/m Tidak
Darah ............. Teraba
mmHg
Perdarahan Ya .................. cc Lokasi Perdarahan : ✓Tidak
: ......................................
Adanya riwayat kehilangan cairan dalam jumlah besar : Diare Muntah Luka
Bakar Perdarahan Kelembaban Kulit : ✓Lembab Kering
Turgor : ✓Baik Kurang
Luas Luka Bakar : ........ ...... % Grade : ............................................Produksi Urine cc
Resiko Dekubitus : Tidak Ya, lakukan pengkajian dekubitus lebih lanjut
Disability
Tingkat Kesadaran :✓Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor
Pupil
Coma
:
Nilai GCS Miosis
: E4 Midriasis
V5
Diameter 1mm 2mm 3mm 4mm
✓Isokhor
Respon Cahaya M
: 5 ✓+
Total : 14 -
Penilaian Ekstremitas : Sensorik ✓Ya Tidak kekuatan
Motorik ✓Ya Tidak otot
PRIMARY SURVEY
Exposure
Pengkajian Nyeri
Onset : benturan
Provokatif/Paliatif : saat ingin BAK
Qualitas : sedut-sedut
Regio/Radiation : suprapubic
Scale/Severity :8
Apakah ada nyeri : ✓ Ya, skor nyeri VRS : 8 Tidak lokasi Nyeri
WBS : .............
VRS :
WBS :
Fahrenheit
Suhu Axila : 36,8 oC......................Suhu Rectal oC
Berat Badan.............kg
Pemeriksaan Penunjang
EKG :
………………………………………………………………………………………………………
……………..
USG : Susp Ruptur Uretra Parsial Anterior ee Trauma
Radiologi :
………………………………………………………………………………………………………
……………..
1. Paru-paru
a) Inspeksi : pernafasan meningkat, reguler
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pergerakan sama atau simetris,
fermitus raba sama.
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : tidak ada cuping hidung, vesikuler
2. Jantung
a) Inspeksi : tidak tampak ictus cordis.
b) Palpasi : ictus cordis teraba pada intercosta ke 4-5 midklavikula
sinistra
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : dee lup dup, S1 S2 reguler, tidak ada bunyi tambahan
Perut :
Ekstremitas : (atas) : tangan kiri terpasang IVFD NaCl 0,9% 20 tpm, terdapat luka lecet
(bawah) : t i d a k a d a l u k a , t i d a k a d a n y e r i , k e k u a t a n o t o t 5 b a i k
Genitalia : adanya nyeri, OUE letak normal, tidak ada perdarahan skrotum, keluarnya darah menetes
PROGRAM TERAPI
Tanggal/Jam : ……………………………………………………………..
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik (Trauma Blader)
2. Syok b.d Hipovolemia
3. Gangguan rasa nyaman b.d Nyeri
INTERVENSI
Tanggal/Jam No. Dx SLKI SIKI Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Syok
keperawatan 1x24 jam Hipovolemik
diharapkan masalah
keperawatanSyok b.d - Monitor status
Hipovolemia dapat teratasi oksigenasi
dengan kriteria hasil sebagai (oksimetri nadi)
berikut: - periksa seluruh
permukaan tubuh
Tingkat Perdarahan terhadap adanya
- perdarahan anus dengan DOTS
skala awal 3 menurun - Berikan oksigen
menjadi 5 untuk
- Hemoglobin dengan mempertahankan
skala awal 3 membaik saturasi oksigen
menjadi 5 >94%
- Tekanan darah dengan - Kolaborasi
skala awal 3 membaik pemberian infus
menjadi 5 cairan kristaloid 1-
2L
2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan 1x24 jam
diharapkan masalah - identifikasi lokasi,
keperawatan Nyeri Akut b.d karakteristik, durasi,
Agen Pencedera Fisik dapat frekuensi, kualitas,
teratasi dengan kriteria hasil intensitas nyeri
sebagai berikut: - identifikasi factor
yang memperberat
Tingkat Nyeri dan memperingan
- Keluhan nyeri dengan nyeri
skala awal 2 menurun - fasilitasi istirahat
menjadi 4 dan tidur
- meringis dengan skala - kolaborasi
awal 3 menurun menjadi pemberian analgetik
5
- fungsi berkemih dengan
skala awal 2 membaik
menjadi 4
3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan 1x24 jam
diharapkan masalah - identifikasi skala
keperawatan Gangguan nyeri
Rasa Nyaman b.d Nyeri - identifikasirespon
dapat teratasi dengan nyeri non verbal
kriteria hasil sebagai berikut - berikan Teknik
: nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (hypnosis,
relaksasi nafas
dalam, aromaterapi)
IMPLEMANTASI
Hari/tgl No. Dx Implementasi Respon Hasil Paraf
Kep
1 Manajemen Syok
Hipovolemik
- Memberikan
oksigen untuk DS : Pasien diberikan oksigen
mempertahankan DO : Pasien terpasang kanul
saturasi oksigen
>94%
- Mengkolaborasi
DS : Pasien diberikan obat melalui
pemberian infus
infus
cairan kristaloid 1-
DO : Pasien terpasang infus
2L
2 Manajemen Nyeri
- Mengidentifikasi
DS : Pasien mengatakan merasa nyeri
faktor yang saat BAK
memperberat dan DO : Pasien tampak merasa tidak
memperingan nyeri nyaman
- Memfasilitasi
istirahat dan tidur DS : Pasien mengatakan ingin tidur
dengan nyaman
DO : Pasien tampak lesu karena sulit
tidur
- Mengkolaborasi
pemberian analgetik DS : Pasien mengatakan ingin cepat
sembuh
DO : Pasien diberikan obat untuk
mengurangi nyeri
3 Manajemen Nyeri
EVALUASI
No. Hari/ Tanggal Dx Keperawatan Evaluasi Paraf
1 S:
Pasien mengatakan masih lemas dan kaget atas
kejadian yang menimpanya
O : Pasien tampak panik
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1 S:
Pasien mengatakan dirinya jatuh dari tangga
O:
Pasien tampak kesakitan pada pinggang
kananya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1 S:
- Pasien diberikan oksigen
- Pasien diberikan obat melalui infus
O:
Pasien terpasang kanul
- Pasien terpasang infus
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2 S:
- Pasien mengatakan nyeri pada pinggang
sebelah kanan
- Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien diberikan obat untuk mengurangi
nyeri
A:
P : Lanjutkan Intervensi
2 S:
Pasien mengatakan merasa nyeri saat BAK
O:
Pasien tampak tidak nyaman
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 S:
Pasien mengatakan ingin tidur dengan nyaman
O:
Pasien tampak lesu karena sulit tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 S:
Pasien mengatakan nyeri
O:
Pasien tampak meringis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 S:
Pasien mengatakan skala nyeri 6
O:
Pasien tampak tidak nyaman
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 S:
Pasien mengatakan melakukan teknik non
farmakologis
O:
Nyeri pasien tampak berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Kusumajaya, C. (2018). Diagnosis dan Tatalaksana Ruptur Uretra. Cermin Dunia Kedokteran, 45(5),
340-342.
Devitasari, D. (2021). TA (Tugas Akhir) Literature Review Pengaruh Pemberian Terapi Bladder
Training terhadap Pengembalian Pola Normal Perkemihan pada Pasien Benign Prostate
Hyperplasia (BPH) dengan Post Operasi Transurethral Resection of the Prostate (TURP)
(Doctoral dissertation, Politeknik Yakpermas Banyumas).
Afitha, I. M., & Wulandari, I. D. (2021). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Plantar Facitis
Sinistra Dengan Modalitas Infra Merah, Ultrasound, Message Friction Dan Active Stretching Di
RSUD Bendan Kota Pekalongan. Journal PENA Vol.35 No.2, 5.
Winata, S. D. (2014). Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah dari Sudut Pandang
Okupasi. Journal Kedokteran Meditek, 25.
Aziza, S. N., & Adimayanti, E. (2021). 2021Pengelolaan Hipertermi pada Anak Dengan Riwayat
Kejang Demam Sederhana di Desa Krajan Banyubiru. Journal of Holistics and Health Sciences,
83-90.
Marlina, & Asamad, R. (2012). HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN
INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT
DALAM RSUDZA BANDA ACEH TAHUN 2012. Hubungan Pemasangan Kateter Dengan
Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap, 35-47.
Ningrum, R. S., & Kartikasari, Y. (2018). PROSEDUR PEMERIKSAAN RETROGRADE
URETROGRAFI PADA SUSPEK RUPTUR URETRA DAN FRAKTUR PENIS DI
INSTALASI RADIOLOGI RSUD Dr. MOEWARDI. Urethral Rupture, 12-18.