DI SUSUN OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.L
DENGAN TRAUMA ABDOMEN DI RUANG MULTAZAM RS PKU
MUHAMMMADIYAH GOMBONG”. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Abdomen adalah sebuah rongga besar yang dililingkupi oleh otot-otot perut
pada bagian ventral dan lateral, serta adanya kolumna spinalis di sebelah dorsal.
Bagian atas abdomen berbatasan dengan tulang iga atau costae. Cavitas abdomninalis
berbatasan dengan cavitas thorax atau rongga dada melalui otot diafragma dan
sebelah bawah dengan cavitas pelvis atau rongga panggul. Antara cavitas abdominalis
dan cavitas pelvis dibatasi dengan membran serosa yang dikenal dengan sebagai
peritoneum parietalis. Membran ini juga membungkus organ yang ada di abdomen
dan menjadi peritoneum visceralis. Pada vertebrata, di dalam abdomen terdapat
berbagai sistem organ, seperti sebagian besar organ sistem pencernaan, sistem
perkemihan. Berikut adalah organ yang dapat ditemukan di abdomen: komponen dari
saluran cerna: lambung (gaster), usus halus, usus besar (kolon), caecum, umbai cacing
atau appendix; Organ pelengkap dai saluran cerna seperti: hati (hepar), kantung
empedu, dan pankreas; Organ saluran kemih seperti: ginjal, ureter, dan kantung kemih
(vesica urinaria); Organ lain seperti limpa (lien).
B. Rumusan Masalah
Laki-laki usia 30 tahun post kecelakaan mobil dibawa ke IGD dengan nilai GCS E3M5V5.
Hasil pengkajian didapatkan tanda jejas di bagian abdomen. Mengatakan nyeri hebat dibagian
abdomen kanan atas, pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, muncul tanda defans
muscular, bising usus 3x/menit, dan perkusi abdomen bunyi pekak. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 7,2 gr/dL, Leukosit 17.000 sel/mm³, Hematocrit 30%, PT 11’
dan APTT 25’.
1. Kenapa didalam kasus bisa terjadi bising usus yang rendah? (istiana)
2. Bagaimana penanganan pertama pada kasus di IGD? (iviana)
3. Apa yang menyebabkan pasien pada kasus mengalami bunyi pekak? (yohan)
4. Apa saja tanda dan gejala trauma abdomen? (halimah)
5. Tindakan keperawatan apa yang dilakukan untuk penanganan pada pasien? (maulani)
6. Apa yang menyebabkan defan muscular? (nurul)
7. Komplikasi apa saja yang mungkin akan muncul? (hidayah)
8. Mengapa pada kasus Hb rendah? (khanif)
9. Berapa nilai normal PT & APTT? (nurilita)
10. Bagaimana cara mengatasi nyeri tekan? (nabila)
11. Apa saja tanda dan gejala defan muscular? (kasiffah)
12. Pasien pda kasus tergolong pada triase yang mana? (istiana)
13. Apakah pasien diperlukan tindakan transfusi? (iviana)
14. Bagaimana cara mencegah pasien mengalami penurunan kesadaran? (yohan)
15. Apakah pada kasus perlu dilakukan bilas lambung? (halimah)
16. Apa saja faktor pemicu terjadinya hematokrit yang tidak normal? (maulani)
17. Apakah perlu dilakukan operasi segera? (nurul)
18. Apakah pasien perludiberikan oksigen? Jika iya, menggunakan apa? (hidayah)
19. Apa sakja faktor pemicu leukosit tinggi? (khanif)
Step 3. Brainstrom
ETIOLOGI: INTERVENSI
1. Trauma tembus
a. Luka tembus pada
abdomen disebabkan oleh
tusukan benda tajam atau
luka tembak
2. Trauma tumpul
a. Jatuh
b. Kekerasan fisik atau
pukulan
c. Kecelakaan kendaraan
bermotor DIAGNOSA
d. Cidera akibat berolahraga a) Perdarahan
e. Benturan b) Nyeri
f. Lebih dari 50% c) Kerusakan integritas kulit
disebabkan oleh TRAUMA d) Resiko infeksi
kecelakaan lalu lintas ABDOMEN e) Syok hemoragik
f) Syok hipovolemik
g) Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
h) Ketidakefektifan pola napas
MANIFESTASI KLINIS :
1. Nyeri PATOFISIOLOGI :
2. Darah dan cairan Cidera organ intra abdominal yang PENATALAKSANAAN :
3. Cairan atau udara dibawah disebabkan beberapa mekanisme:
1. Abdominal paracentesis
diafragma
a) Meningkatnya tekanan intra menentukan adanya
4. Mul dan muntah
abdominal yang mendadak dan perdarahan dalam rongga
5. Penurunan kesadaran
hebat oleh gaya tekan dari luar peritonium merupakan
seperti benturan setir atau sabuk indikasi laparotomi.
pengaman yang letaknya tidak 2. Pemasangan NGT memeriksa
cairan yang keluar dari
benar dapat mengakibatkan
lambung pada trauma
terjadinya ruptur dari organ padat
abdomen.
maupun organ berongga.
3. Pemberian antibiotik
b) Terjepitnya organ intra mencegah infeksi
abdominal antara dinding 4. Pemberian antibiotika IV pada
abdomen anterior dan vertebrae penderita trauma tembus atau
atau struktur tulang dinding pada trauma tumpul bila ada
thoraks. persangkaan perlukaan
intestinal
c) Terjadi gaya akselerasi-deselerasi
secara mendadak dapat
menyebabkan gaya robek pada
organ dan pedikel vaskuler.
Step 5. LO
1. Nuri
2. Pertolongan pertama yang dilakukan di IGD dengan mengevaluasi dan menstabilkan
jalan napas, pernapasan, serta sirkulasi darah (pengkajian Airway, Breathing,
Circulation).
3. Nabila
4. Adapun tanda dan gejala pada trauma abdomen, antara lain:
a. Nyeri, dapat timbul diarea luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan atau
lepas.
b. Darah dan cairan, adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium
yang disebabkan oleh iritasi.
c. Cairan atau udara dibawah diafragma, nyeri disebelah kiri yang dsebabkan
oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben.
d. Mual dan muntah, penurunan kesadaran (malaise, lettargi, gelisah) yang
disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal syok hemoragi.
5. Tindakan yang dilakukan perawat antara lain:
a. Mengkaji tanda-tanda vital
b. Memposisikan pasien dengan semi fowler
c. Manajemen nyeri dengan distraksi
d. Memberikan lingkungan yang aman
6. Kasiffa
7. Komplikasi yang mungkin muncul pada pasien antara lain: syok, terjadi gangguan
pada peritonitis, serta gagal nafas.
8. Pada kasus Hb rendah karena terjadi perdarahan, sehingga akan terjadi penurunan
hemoglobin.
9. Nilai normal aPTT (activated Partial Thromboplastin Time) yaitu: 21-45 detik.
Sedangkan PT, 11-15 detik.
10. Yohan
11. Ivi
12. Anip
13. Anip
14. Ivi
15. Kasiffa
16. Faktor penyebab terjadinya hematokrit yang tidak normal antara lain: perdarahan,
rusaknya sel darah merah, penurunan produksi sel darah merah, masalah gizi, serta
dehidrasi.
17. Iya, karena apabila pasien tidak ditangani atau dilakukan operasi segera maka kita
tidak tahu efek apa yang akan dialami pasien dari perdarahan pada trauma abdomen.
Dan jika perdarahan tidak segera ditangani akan mengakibatkan kematian.
18. Nuri
19. Faktor pemicu leukosit tinggi karena adanya infeksi/inflamasi pada area abdomen
yang mengalami trauma, sehingga mengalami perdarahan
Step 7. Pemaparan hasil diskusi
1. Definisi
Trauma abdomen adalah trauma yang melibatkan daerah antara diafragma pada
bagian atas dan pelvis pada bagian bawah. Trauma abdomen dibagi menjadi 2 tipe,
yaitu: trauma tumpul dan trauma tajam. (Gullion, 2011)
2. Tanda dan gejala menurut Hudak & Gallo, 2001
a. Bila yang terkena organ solid (tidak berongga)
1) Hepar hepar atau lien yang pecah sampai perdarahan.
2) Penderita tampak pucat, anemis, perdarahan, sehingga timbul gejala
shock hemoragik.
3) Nyeri abdomen ringan sampai berat. Nyeri tekan dan terkadang nyeri
lepas dan defans muscular (kekakuan otot).
4) Auskultasi bising usus menurun.
5) Mual muntah.
6) Penurunan kesadaran (malaise, latergi, gelisah).
b. Bila yang terkena organ berlumen (berongga)
1) Seperti pecahnya gaster, usus halus atau kolon sampai peritonitis.
2) Keluhan nyeri seluruh abdomen.
3) Bising usus menurun.
4) Palpasi ada defans muscular, nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada perkusi
didapati nyeri ketok.
5) Penurunan kesadaran (malaise, latergi, dan gelisah).
3. Etiologi menurut Hudak & Gallo, 2001
a. Paksaan/benda tumpul, merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam
rongga peritoneum.
1) Jatuh
2) Kekerasan fisik atau pukulan
3) Kecelakaan kendaraan bermotor
4) Cidera akibat berolahraga
5) Benturan
6) Ledakan
7) Deselerasi
8) Kompresi atau sabuk pengaman
9) Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
b. Trauma tembus, merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam
rongga peritoneum.
1) Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau
luka tembak.
4. Patofisiologi
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat
kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor–faktor
fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi
berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh.
Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh
yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan
yang menghentikan tubuh juga penting.
Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh.
Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang
sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya
walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua
keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya
yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus
dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap
permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang
disebabkan beberapa mekanisme:
a) Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan
dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar
dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.
b) Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae
atau struktur tulang dinding thoraks.
Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
6. Pemeriksaan penunjang
Meliputi pemeriksaan darah rutin, yaitu: kadar hemoglobin, hematokrit, angka
leukosit karena terjadi perdarahan maka akan terjadi penurunan hemoglobin,
hematokrit dan disertai peningkatan leukosit. Hemoglobin diperiksa berulang kali
secara serial untuk mengetahui penurunan yang bertahap.
7. Penatalaksanaan trauma abdomen menurut Smeltzer, 2002 antara lain:
a. Abdominal paracentesis menentukan adanya perdarahan dalam rongga
peritonium merupakan indikasi laparotomi.
b. Pemasangan NGT memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma
abdomen.
c. Pemberian antibiotik mencegah infeksi
d. Pemberian antibiotika IV pada penderita trauma tembus atau pada trauma
tumpul bila ada persangkaan perlukaan intestinal.
8. Komplikasi
Segera : Hemoragi, syok, dan cidera.
Lambat : Infeksi
9. Diagnosa Keperawatan
a) Perdarahan
b) Nyeri
c) Kerusakan integritas kulit
d) Resiko infeksi
e) Syok hemoragik
f) Syok hipovolemik
g) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
h) Ketidakefektifan pola napas
10. Fokus Pengkajian
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.L DENGAN TRAUMA ABDOMEN DI
RUANG MULTAZAM RS PKU MUHAMMMADIYAH GOMBONG
Kasus
Laki-laki usia 30 tahun post kecelakaan mobil dibawa ke IGD dengan nilai GCS E3M5V5.
Hasil pengkajian didapatkan tanda jejas di bagian abdomen. Mengatakan nyeri hebat dibagian
abdomen kanan atas, pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, muncul tanda defans
muscular, bising usus 3x/menit, dan perkusi abdomen bunyi pekak. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 7,2 gr/dL, Leukosit 17.000 sel/mm³, Hematocrit 30%, PT 11’
dan APTT 25’.
A. DATA SUBYEKTIF
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.
Umur : 30 Tahun
Alamat : Purbowangi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Tanggal masuk : 12 Oktober 2019
Tanggal pengkajian : 12 oktober 2019
No. RM : 556789
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 25 Tahun
Alamat : Purbowangi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien : Istri
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Nyeri di bagian abdomen
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien datang ke IGD pada tanggal 1 oktober 2019 dengan keluhan nyeri hebat
dibagian abdomen kanan atas. Hasil pengkajian didapatkan nilai GCS E3M5V5,
klien tampak pucat, konjungtiva anemis, muncul tanda defans muscular, bising
usus 3x/menit dan perkusi abdomen bunyi pekak. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 7,2 gr/dL , leukosit 17.000 sel/mm3, hematocrit 30 %, PT 11’, dan
ApTT 25’.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak ada riwayat trauma abdomen
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
C. ANALISA DATA