TRAUMA ABDOMEN
DISUSUN OLEH:
Kelompok 8
IRA ANDIKA PUTRI
1311311012
RAHMI KUMALA
1311311034
GUSRINDALIANI
1110323064
GESTI
1311311096
DWI KURNIA P.
1311311060
SARIFATHUL AINI
1311311080
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2016
1 | Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Trauma Abdomen.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah berusaha untuk mencapai
hasil yang maksimal, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan dan sempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis
dan para pembaca.
Kelompok 8
2 | Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Trauma Abdomen.................................................................4
2.2 Anatomi dan Fisiologi Trauma Abdomen .............................................5
2.3 Etiologi Trauma Abdomen.....................................................................8
2.4 Klasifikasi Trauma Abdomen................................................................9
2.5 Manifestasi Klinis Trauma Abdomen..................................................12
2.6 Epidemologi Trauma Abdomen...........................................................12
2.7 Patofisiologi.........................................................................................13
2.8 WOC....................................................................................................14
2.9 Cedera-cedera Organ Abdomen14
2.10 Komplikasi.........................................................................................16
2.11 Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................16
2.12 Pemeriksaan Radiologi......................................................................18
2.13 Penatalaksanaanpada trauma abdomen..............................................19
2.14 Penatalaksanaanumum......................................................................20
2.15 Asuhan Keperawatanumum Trauma Abdomen................................24
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus....................................................................................................33
3.2 Pengkajian Dasar.................................................................................33
3 | Page
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari memungkin seseorang untuk
terkena injury yang bisa saja merusak keutuhan integritas kulit, selama ini kita
mungkin hanya mengenal luka robek atau luka sayatan saja. Namun ternyata
4 | Page
di luar itu masih banyak lagi luka/trauma yang dapat terjadi pada daerah
abdomen.Abdomen adalah sebuah rongga besar yang dililingkupi oleh otototot perut pada bagian ventral dan lateral, serta adanya kolumna spinalis di
sebelah dorsal.
Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera di mana
pasien
berada
dalam
ancaman
kematian
karena
adanya
gangguan
5 | Page
11.
12.
13.
14.
15.
16.
6 | Page
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Menurut Brooker (2001), trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya
atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat. Trauma
adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera
(Sjamsuhidayat, 1998).
Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara
toraks dan pelvis.Rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding
(abdominal wall) yang terbentuk dari dari otot-otot abdomen, columna
vertebralis, dan ilium.Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang
melibatkan daerah antara diafragma atas dan panggul bawah (Guilon, 2011
dalam Andila, Y 2014).
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur
yangterletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka
tumpul atau yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006).
7 | Page
Kuadran
Kanan atas
Organ
Hati dan vesica biliaris, pylorus,doudenum, caput pankreas,
kelenjar adrenal, sebagian ginjal kanan, flexura,sebagian dari
Kiri atas
Kanan bawah
Kiri bawah
ovarydan salpinx,
Colon sigmoideum,sebagian colon desenden, ureter kiri,ovary
dan salpinx.
sampai
dengan
lambung.
Dinding
esophagus
sendiri
9 | Page
pankreas.
Pankreas memiliki fungsi endokrin dan eksokrin. Fungsi endokrin sel beta
pankreas mensekresi pankreas dan mempunyai fungsi regulasi level
glukosa darah. Fungsi eksokrin dimana kelenjar acini menghasilkan getah
pancreas dimana enzym pancreas itu lipase dan amylase yang dikeluarkan
ke usus halus.
berlbihan.
ureter
Mengalirkan urin dari ginjal ke vesica urinaria, dengan didorong sepanjang
ureter oleh kontraksi peristaltik selubung otot, dibantu tekanan filtrasi
sering dipakai adalah pembagian abdomen oleh dua buah bidang bayangan
horizontal dan dua bidang bayangan vertikal.Bidang bayangan tersebut
membagi dinding anterior abdomen menjadi sembilan daerah (regiones).Dua
bidang diantaranya berjalan horizontal melalui setinggi tulang rawan iga
kesembilan, yang bawah setinggi bagian atas crista iliaca dan dua bidang
lainnya vertikal di kiri dan kanan tubuh yaitu dari tulang rawan iga kedelapan
hingga ke pertengahan ligamentum inguinale.
10 | P a g e
11 | P a g e
13 | P a g e
Cedera hepar
Ruptur lien
Kontusio midepigastrium
Ruptur lien
Fraktur prosessus tranversalis
Pankreas
Lumbal
Cedera ginjal
Frktur pelvis
Ruptur VU, cedera urethra
Tabel. Pola cedera organ lunak pada trauma tumpul abdomen.
Akibat dari trauma tumpul yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
Kehilanhan darah
Memas dan jejas pada dinding perut
Kerusakan organ-organ
Nyeri tekan,nyeri ketok,nyeri lepas dan kekakuan dinding perut
Iritasi cairan usus ( FKUI,1995)
14 | P a g e
15 | P a g e
dengan
pendarahan intra abdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tandatanda iritasi yang disertai penurunan hitung sel darah merah yang akhirnya
gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu organ viseral mengalami
perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritonium cepat
tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan,
nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah
terjadi peritonitis umum.Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami
takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis. Biasanya
16 | P a g e
2.
17 | P a g e
bermotor.
Cedera
perlambatan
mendadak
dapat
18 | P a g e
perforasi
usus
halus.
Kenaikan
transaminase
menunjukkan
19 | P a g e
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik.
Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Nyeri abdomen
Trauma pada bagian bawah dari dada
Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas
Pasien cedera abdominal dengan gangguan
kesadaran
(obat,
alkohol,cedera otak)
e. Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang
belakang)
f. Patah tulang pelvis
Hamil
Pernah operasi abdominal
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum
dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan
retroperitoneum.
2.12
AP
dilakukan
pada
pasien
trauma
tumpul
cedera retroperitoneal.
Pemeriksaan X-Ray untuk screening trauma tajam
Pasien luka tusuk dengan hemodinamik
yang
abnormal
20 | P a g e
2.13
21 | P a g e
airway
terganggu
karena
faktor
mekanik,
ada
menggunakan
selimut
hangat
dan
cairan
prewarmed.
4. Disability
Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara
cepat.Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran
dan reaksi pupil.
5. Exposure
Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan
cara
menggunting
untuk
memeriksa
dan
evaluasi
kaki,
kulit
kepala,
bagian
belakang
leher,
dan
penting penderita
sewaktu
survei
sekunder
kondisi
pasien
23 | P a g e
contact lenses
Inspeksi telinga dan hidung untuk mencari CSF leakage
Inspeksi mulut untuk mencari perdarahan dan CSF
Penatalaksanaan :
1
Pertahankan airway
Kontrol perdarahan
2. Pemeriksaan leher
Inspeksi : trauma tumpul dan tajam, deviasi trakea, penggunaan
Penatalaksanaan :
1 Pertahankan immobilisasi cervical spine in-line yang adekuat
3. Pemeriksaan Dada
Inspeksi : trauma tumpul dan tajam, penggunaan otot pernafasan
Penatalaksanaan :
1
4. Pemerilsaan abdomen
inspeksi : trauma tumpul dantajam
Auskultasi : Bising usus
Perkusi : nyeri tekan
X ray Pelvis
5. Pemeriksaan Perineal dan Rektum
Evaluasi
1
Posisi prostate
Hematoma scrotum
Pemeriksaan Perineal
kontusio, hematom
Laserasi
Pemeriksaan Vagina
Laserasi vagina
Pemeriksaan Rektum
Perdarahan rectum
bony fragments
Posisi prostate
Pemeriksaan Punggung
Logroll pasien untuk mengevaluasi :
1 Deformitas tulang
2 adanya trauma tajam atau tumpul
Pemeriksaan kstremitas
Pemeriksaan Neurologik
Pemeriksaan : reevaluasi pupil dan tingkat kesadaran, skor GCS
Obyektif
26 | P a g e
Sirkulasi
Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu),
polanapas (hipoventilasi, hiperventilasi, dll).
Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku/ kepribadian
(tenang atau dramatis)
Data Obyektif : Cemas, Bingung, Depresi.
Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandung kemih/usus
atau mengalami gangguan fungsi.
Neurosensori.
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara,
vertigo
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai
koma,
perubahan
status
mental,Kesulitan dalam
Subyektif
Sakit
pada
abdomen
dengan
Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
Keamanan
Data
Subyektif
Trauma
baru/
trauma
karena
kecelakaan.
Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif.
Gangguan rentang gerak.
Aplikasi Diagnosa NANDA, Kriteria hasil NOC dan Intervensi NIC
27 | P a g e
NANDA
Nyeri Akut
NOC
Dalam waktu 3 x 24 jam nyeri yang
NIC
Manajemen nyeri
Berhubungandengan Agens
cedera Biologis.
indikator
Definisi :
Pengalaman
emosional
sensori
yang
menyenangkan
Kontrol
dan
(1-5:ekstrem, Tindakan :
berat,sedang, ringan,nyaman)
tidak
yang
dan
potensial
atau
mendadak
atau
Perubahan
tekanan
darah
Perubahan
frekuensi
jantung
Mengenali onsetnyeri
Mendiskribkanfaktor
penyebabnyeri secarasederhana
Memakai pengobatan preventif
Memakai terapinon-analgesik
Menggunakanterapi
analgesik yangterekomendasi
perubahan nyerikepada paramedi
Melaporkangejala yangtidak
terkontrolkepada paramedis
Melaporkannyeri terkontrol
menangis,
wadata,
iritabilitas,
Perubahan
frekuensi
nafas
dan presipitasinyeri.
Observasi
keluhan
tidak dapat
berkomunikasisecara
efektif.
Gunakan
starategikomunikasi
mengetahui pengalaman
wajah
Fokus
(mis
mata
kurang
nyeri
nyeri
Eksplor pengetahuan pasien tentang
nyeri.
Cari tau
tentangdampak
nyeri
makan,aktifitas,
kognitif,suasana
Melaporkankeparahan nyeri
Mengobservasitahapan nyeri
hati,
pekerjaan,hubungan
dengan
oranglain, )
Eksplor
bersama
pasiententang
faktor
memperingan
yangdapat
/memperburuk nyeri.
Evaluasi
riwayat penyakit
terdahulutentang
Masker
keti-
terapeutik untuk
mendesah)
dura-
Definisi: observasiatau
si,frekuensi,
melaporkankeburukan nyeri
Mengekspresikan
nyeri:lokasi,
kualitas,intensitaskeparahannye-ri,
lokasi
karakteristik,onset
Kaji
dari pasien
nyeri
sendiri
baik
ataukeluarga
28 | P a g e
bercahaya,
kacau,
tampak
gerakan
berpencar
atau
mata
)
Prilaku
berjaga
jaga,
dan
timkesehatan.
Dampingi
pasien
ketikamemerlukan dukungan.
Pilih implementasiuntuk penanganan
dankeluarga
nyeri(farmakologi,
nonfarmakologi,interpersonal)
Ajarkan untuk memakaitehnik non
farmakologi(mis. Hipnosisi,relaksasi,
metodefarmakologi
Ajarkan
pasien
farmakologi
Periksa
interaksi
nyeri
yang
dapat diamati
pasien
nyeri
keefektifankontrol
Evaluasi
terdahuludengan
tetap
levelketidaknyamanan
pada pasien,
tentangmetode
Dilaktasi pupil
2.Adminitrasi analgesik
Melaporkan nyeri
(Penggunaan
perasaan
agenfarmakologi
untuk menghilangkan
ataumengurangi
nyeri)
sebelum pengobatan
Periksa anjuran medisuntuk obat,
attau
29 | P a g e
sesudahpemberiananalgetik narkotik
Bentuk
pengharapan positif
dan
berhubungandengan
keefektifananalgetik
untuk mengoptimmalkanrespon
klien
Evaluasi keefektifanobat analgesik
Catat respon terhadapanalgetik
danadanyaefek
yang
tidak diinginkan
Evaluasi dan catattingkat sedasi
padaklien yang mendapatgolongan
opioid.
Status Pernapasan
b.dsindrom hipoventilasi,
hiperventilasi (penurunan
keluar
suplai O2)
pertukarankarbon
dariparu-parudan
dioksidadan
Batasan karakteristik :
oksigenpada tingkatalveolar.
Napas dalam
Perubahan gerakan dada
Mengambil posisi tiga titik
Bradipneu
Penurunan tekanan ekspirasi
Penurunan tekanan inspirasi
Penurunan ventilasi semenit
Penurunan kapasitas vital
Dispneu
Peningkatan
diameter
anterior-posterior
Napas cuping hidung
Tingkat pernapasan
Irama pernapasan
Kedalaman inspirasi
Suara nafas auskultasi
Kepatenan jalan nafas
Volume tidal
Kapasitas vital
Saturasi oksigen
Sianosis
Dispnea saat istirahat
Dispnea dengan tenaga ringan
Kegelisahan
sesuai
posisikan
sesuai
bersihkan
pasien
sekret
30 | P a g e
untuk
dengan
Ortopneu
Fase ekspirasi yang lama
Pernapasan pursed-lip
Takipneu
Penggunaan otot-otot bantu
untuk bernapas
Sifat tidur
Gangguan kognitif
Sesak nafas
mendengus
Rata-rata pernapasan
Irama pernapasan
Kedalaman respirasi
Bunyi perkusi
Volume tidal
Tidak ada bunyi nafas
Mulit berkerut saat bernafas
Ratraksi dada
Dispneu saat istirahat
Pengembangan dada tidak simetris
Distorsi bunyi suara saat auskultasi
dan batuk
menggunakan teknik menyenangkan
untuk mendorong pernapasan dalam
untuk anak-anak
menginstruksikan cara batuk efektif
membantu
dengan
spirometer
yang sesuai
mengelola bronkodilator yang sesuai
pasien bagaimana menggunakan
sesuai
mengelola
perawatan
mengoptimalkan
nebulizer
atau
untuk
keseimbangan
cairan
posisi untuk mengurangi dyspnea
memonitor pernapasan dan status
oksigenasi yang sesuai
Kekurangan
volume
FLUID BALANCE
Defenisi : Keseimbangan cairan
intraseluler dan ekstraseluler dalam
tubuh
Definisi:
Tekanan darah : DBH
Keadaan individu yang Tekanan erteri rata-rata : DBN
mengalami penurunan cairan Tekanan vena sentral : DBH
Pengurangan pendarahan
Identifikasi
penyebab
perdarahan
31 | P a g e
dari
kering
Frekuensi nadi meningkat
Penurunan tekanan darah
Penurunan volume nadi
Penurunan pengisian vena
Penurunan haluaran urine
Konsentrasi urine meningkat
Suhu tubuh meningkat
Hematokrit meningkat
Hydration
Definisi : air yang cukup dalam
kompartemen
intraseluler
perdarahan
Terapkan tekanan langsung atau
kehilangan darah
Memantau ukuran
turgor kulit
kelembaban membran mukosa
asupan cairan
output urin
nutrium serum
perfusi jaringan
fungsi kognitif
Haus
urin gelap
lembut/sayu, boal mata cekung
ubun-ubun cekung
karakter
darah
Monitor
tekanan
parameter
dan
darah
hemodinamik
dan
,
jika
intraseluler tubuh
dan
arteri temporalis )
Pantau status cairan , termasuk
selaput
mengalir
dari
bekas
darah samar)
Lakukan tindakan pencegahan yang
tepat
dalam
menangani
produk
32 | P a g e
lanjutan
Anjurkan pasien tentang pembatasan
aktivitas
Instruksikan pasien dan keluarga
pada beratnya kehilangan darah dan
tindakan yang tepat untuk dilakukan
Defenisi
perubahan
pada
Kerusakan
kulit
Gangguan pada permukaan
kulit
Invasi.gangguan
pada
struktur tubuh
lapisan
pada
1 Perawatan Kulit :
Membran Mukosa
Temperatur kulit
Sensasi
Hidrasi
Tekstur
Perfusi Jaringan
Integritas Kulit
Pigmentasi abnormal
Lesi Kulit
Lesi Mukus dan Membran
mukosa
Jaringan Parut
Kulit mengelupas
Pucat
Nekrosis
Pengobatan Topikal
Defenisi
Penerapanzattopikalatau
manipulasiperangkatuntuk
meningkatkan
integritaskulit
danmeminimalkankerusakan kulit.
Aktivitas:
bertesktur kasar.
Bersihkan
dengan
yang sesuai
Berikan dukungan ke daerah-daerah
sabun
lengan
skrotum)
Tahan diri
dan
dari
dukungan
penggunaan
dan kerut
Gerakkan pasiensetidaknya
setiap2jam, sesuai dengan
33 | P a g e
jadwaltertentu
Gunakan perangkat di tempat
tidur (misalnya, kulit domba)
kerusakan
Dokumentasikan kerusakan kulit
yang tidak sesuai
2. Pengawasan Kulit
Inspeksi Kulit
Monitor KlembapanKulit
Monitor warna kulitdan
temperatur
Monitor infeksi yangmungkin
BAB 3
ASUHAN KEPERWATAN
3.1 Kasus
Tn. Y masuk rumah sakit setelah sehari sebelumnya mengalami
cedera abdomen akibat menebang pohon dan kemudian tertimpa balok
kayu pada perut, setelah kejadian pasien di bawa ke RSUD Dr. Moewardi
di Surakarta .Tn . Y dengan diagnosa trauma abdomen post laparatomi atas
indikasi internal bleeding di ruang intensive care unit (ICU) RSUD Dr.
Moewardi di Surakarta. Klien mengeluh nyeri pada abdomen post operasi
laparatomi saat di gerakkan, terasa tertusuk-tusuk , hilang timbul dan skala
nyeri 7. Saat dilakukan pemeriksaan, tidak terdapat penumpukan sekret di
34 | P a g e
jalan nafas, bunyi nafas ronchi, lidah tidak jatuh ke belakang, jalan nafas
bersih. Frekuensi pernafasan (Respiratory rate) 23 x/menit, irama nafas
teratur, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, suara nafas vesikuler
(lapang paru kanan dan kiri), SpO2: 95%, klien terpasang NRM (Non
Rebreathing Mask) O2 3 lpm. Nadi karotis dan nadi perifer teraba kuat,
capillary refill kembali dalam 3 detik, akral dingin, tidak sianosis,
kesadaran somnolen. Tanda-tanda vital: TD (Tekanan Darah) : 100/70
mmHg N (Nadi): 89 x/menit RR (Respiratory Rate) : 23 x/menit S
(Suhu) : 370C. Kesadaran compos mentis dengan GCS = E4V5M5 = 14
E4 = dapat membuka mata secara spontan V5 = dapat berbicara secara
teratur M5 = Mengidentifikasi nyeri yang terlokalisasi . Integritas kulit
baik, ada luka bekas post operasi laparatomi hari 1, tertutup kassa steril
dengan panjang 7cm, capillary refill kembali dalam 3 detik.
3.2 Pengkajian Dasar
Keluhan utama : Klien mengeluh Nyeri pada abdomen post
operasi laparatomi. P:
saat di gerakkan, Q:
tertusuk-tusukR:
Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari sebelum masuk rumah sakit klien sedang menebang
pohon dan kemudian pasien ttertimpa balok kayu pada perut,
setelah kejadian kemudian pasien di bawa ke RSU Medika
Mulya wonogiri, tetapi karena keterbatasan sarana dan
prasarana pasien lalu di rujuk ke RSDM dengan
suspect
diabetes
35 | P a g e
: 100/70 mmHg
N (Nadi): 89
alergi terhadap
obat-obatan,
yang lalu.
Environment: Klien tinggal di rumah sendiri bersama istri dan
anaknya di lingkungan padat penduduk, tempat tinggal cukup
dengan ventilasi, lantai sudah di keramik, pencahayaan cukup,
maupun jejas
Mata
36 | P a g e
serumen,
tidak
Mulut
Mulut tidak ada perdarahan pada gusi, mukosa bibir kering, tidak
ada sariawan, tidak menggunakan gigi palsu, dan tidak terdapat lesi.
Leher
Tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan JVP
kanan-
kiri,
tidak
tidak teraba.
P : Tympani
Genitoririnaria
Bersih, terpasang DC (Dower Cateter) sejak tanggal 7 Juli 2012
Kulit
37 | P a g e
Turgor kulit elastis, kembali kurang dari 3 detik, tidak ada lesi, tidak
ada kelainan pada kulit.
Ekstremitas
Ekstremitas atas: kekuatan otot (4), tidak oedema, capillary refill 3
NOC
Nyeri:
NIC
Perilaku Manajemen Nyeri
1).
Data Subjektif:
Tindakan:
jam.
post
laparatomi
P: saat di gerakkan
Q: tertusuk-tusuk
R: Abdomen
S: 7
T: hilang timbul
Data Objektif:
klien
meringis
menehan
nyeri:
operasi
nampak
tegang,
TD
lokasi,
nyeri
penilaian
yang
karakteristik,
durasi,
pasien
mendapatkan
nyeri
Pertimbangkan
pengaruh
budaya
terhadap nyeri
Tingkat Nyeri: berat yeri diamati Bantu pasien dan keluarga mencari
atau dilaporkan.
38 | P a g e
24 jam.
yang
Indikator:
Nyeri dilaporkan
Panjang episode nyeri
Tidak
mengerang
peduli
Eksperi wajah
Kegelisahan
dengan klien mengatakan
memberikan
rencana keperawatan
dan
dapat
Mengurangi
atau
menghapuskan
meningkatkan
(spt:ketakutan,
nyeri
fatique,
membosankan,
sifat
ketiadaan
pengetahuan)
operasi hari ke 3,
Pilihlah
variasi
dari
ukuran
klien mampu melakukan
pengobatan
(farmakologis,
relaksasi progresif dan nafas
nonfarmakologis, dan hubungan
dalam
atar pribadi) untuk mengurangi
nyeri
Mendorong pasien dalam memonitor
nyerinya sendiri
Ajari untuk menggunakan tehnik
non-farmakologi
(spt:
bermain,
acupressure,
dan
mengimplementasikan
metoda
tingkat
ketidaknyamanan
catatan
informasikan
medis
kepada
dan
tenaga
dan
lingkungan
distraksi,
yang
nyaman,
observasi isyaratisyarat
non
verbal
klien,
dan
Resiko
Infeksi
Kontrol Infeksi
Aktivitas :
1. Membersihkan lingkungan tepat
setelah setiap kali digunakan
pasien
2. Membatasi jumlah pengunjung,
yang sesuai
3. Mencuci tangan sebelum dan
sesudah setiap kegiatan
kesehatan
Memantau perubahan status
perawatan pasien
4. Lembaga kewaspadaan
kesehatan
universal
5. Mendorong asupan cairan, yang
sesuai
Indikator :
Aktivitas :
40 | P a g e
yang dirasakan
Memonitor lingkungan untuk
risiko infeksi
Mempertahankan lingkungan
yang bersih
Menggunakan kewaspadaan
universal
Memantau perubahan status
pasien berisiko
4. Mendorong asupan cairan, yang
sesuaI ,Mendorong istirahat
kesehatan umum
3
Intoleransi
aktivitas Toleransi
keluarga
Kekuatan otot 4- Pasien lemas
dan
Aktivitas:
aktivitas
Denyut nadi dengan aktivitas
aktivitas
hidup
Manajemen Energi
Tindakan:
sehari-hari ( ADL ) melakukan
Kemampuan untuk berbicara Menilai status fisiologi pasien
dengan aktivitas fisik.
rutin
kelelahan
sesuai
umur
dan
perkembangannya
Periksa
status
kekurangan
(kemoterapi-untuk
Indikator:
1. Mampu
mengurangi
fisiologis
mempertahankan aktivitas
x jam
untuk
kinerja
kegiatan
membangun ketahanan
Monitor intake nutrisi
untuk
2.
3.
4.
5.
Aktivitas fisik
Konsentrasi
Ketahanan otot
Pemulihan energi setelah
adekuat
Konsultasi
dengan
ahli
diit
istirahat
6. Kadar oksigen darah saat
beraktivitas
7. Hemoglobin
8. Hematokrit
9. Glukosa darah
10. Elektrolit serum
11. Kelelahan
12. Kelesuan
13. keletihan
kelelahan emosional
Monitor
respon
aktivitas
kardiorespiratori
disritmia
lainnya,
diaphoresis,
(takikardi,
sianosis,
TD,
frekuensi pernapasan).
Monitor lokasi dan dasar dari
ketidaknyamanan
dispnea,
atau
nyeri
selama bergerak/aktivitas.
Kurangi ketidaknyamanan fisik
yang dapat mengganggu dengan
fungsi
kognitif
dan
monitor
diri/peraturan beraktifitas.
Bantu pasien memahami prinsip
menjaga energi (keperluan untuk
membatasi
aktivitas
atau
istirahat).
Batasi jumlah pengunjung, jika
perlu
Tingkatkan
istirahat/
batasi
dengan
memelihara
waktu aktfitas
Sediakan pengalihan
tenang
relaksasi
Tawarkan
untuk
meningkatkan
bantuan
42 | P a g e
aktifitas
untuk
medikasi)
Anjurkan istirahat siang, jika
perlu
Evaluasi
tingkat aktifitas
Instruksikan pasien dan teknik
program
menambah
teknik
lompatan
untuk
43 | P a g e
TRAUMA ABDOMEN
Trauma, iritasi, operasi, obstruksi, kekuatan kuat eksternal (kecelakaan lalu lintas,
penganiayaan, kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian)
Terjadi
robekan/perforasi
Lapisan
abdomen( Kontusio
laserasi
Terjepitnya organ
intra abdominal
Gaya akselerasideselarasi
trauma penetrasi
Ruptur rongga
abdomen
Robek organ,
pedikel vaskuler
pendarahan intra
abdomen
Rusak jaringan
Cardiac output
menurun
MK: Kerusakan
Integritas Kulit
1
atau non-pnetrasi
Perdarahan intra
abdomen
organ berongga.
kulit
Tanda-tanda iritasi
Iritasi peritonium
Penurunan sel darah
merah
Nyeri Akut
Penurunan suplai
O2
44 | P a g e
Syok hemorogik
MK: Kekurangan
Volume cairan
MK: Nyeri Akut
Jika syok berlanjut
Takikardia,
peningkatan suhu
Hipoksia
MK: Hipertemi
Menurunnya
mortalitas usus
Leukositosis
Dilakukan tindakan invansif
drain
suplai O2)
Noc :Status pernapasan
Nic : Manajemen jalan napas
MK: Resiko
Infeksi
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan fisik
Noc : Toleransi aktivitas
Luka terbuka
MK: Gangguan
kebutuhan nutrisi
Kelemahan fisik
MK: Intoleransi Aktivitas
45 | P a g e
Trauma abdomen
Perdarahan dalam
Nyeri saat di
gerakan
Terasa ditusuktusuk, hilang
timbul, skala 7
berhubungan
berhubungan
dengan
dengan
kelemahan fisik
trauma
Data Subjektif:
Data Objektif :
terdapat luka post op hari
pasien
mengatakan
semua
dan
ada
steril, tidak
tanda-tanda infeksi,
ada
bengkak,
kemerahan,
panas, maupun
fungsiolesa,
tahan
NIC:
dengan kassa
tidak
lemas.
NOC:
pengeluaran cairan
Data Objektiff:
ADL di bantu perawat
dan keluarga
jaringan.
Leukosit
12,4ribu/ul,Hemoglobin
10.2g/dl
NOC: kontrol resiko, kontrol
resiko:proses infeksi
NIC:
kontrol
infeksi,
perlindungan
infeksi
46 | P a g e
terhadap
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut Brooker (2001), trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau
cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat. Trauma adalah
cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera (Sjamsuhidayat,
1998). Prinsipprinsip pengkajian pada trauma abdomen harus berdasarkan Y
(Airway), B (Breathing), C (Circulation), D (Disability), E (Exposure). Pada
kasus di atas Tn. Y mengalami Trauma abdomen akibat tertimpa balok kayu
yang ia tebang. Masalah keperawatan yang timbul pada klien antara lain:nyeri
akut berhubungan dengan agen injury fisik (luka post op hari 1), resiko infeksi
berhubungan dengan trauma jaringan, dan intoleransi aktivitas berhubungan
dengan trauma jaringan.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta
kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa
khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan
datang.
47 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Terry,
Lee
Cynthia
dan
Aurora
Weaver.
2011.KeperawatanKritisEdisi1
Ed.8
48 | P a g e
49 | P a g e