Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ATONIA UTERI

OLEH :

KELOMPOK 3

1. Ahmad Najib
2. Desi Angraini Nasution
3. Dewi Setiorini
4. Dita Rinasairi
5. Nurul Hidayah
6. Rosalita
7. Wiwi Yanisa
8. Yuliawati Yusri

Dosen Pengampu:

Ernawati, SKp, M.Kep

PROGRAM STUDI FROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2

A. Pengertian Atonia uteri............................................................................. 2


B. Faktor penyebab atonia uteri..................................................................... 2
C. Tanda dan gejala atonia uteri.................................................................... 2
D. Cara mencegah atonia uteri....................................................................... 3
E. Konsep Asuhan Kepewatan atonia uteri................................................... 3

BAB III PENUTUP................................................................................................. 8

A. Kesimpulan............................................................................................. 8
B. Saran.......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga kami

dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan

Atonia uteri ” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas kami diberikan

dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas di Poltekkes Kemenkes Jambi

Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Jambi, Agustus 2020

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan
merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus
merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi
karena kegagalan mekanisme ini. Perdarahan Pospartum secara fisiologis dikontrol oleh
kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang
memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut
miometrium tidak berkontraksi
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila
ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak
terkendali. (Apri, 2007).

B.  Rumusan Masalah
1. Apakah Atonia Uteri itu ?
2. Apakah penyebab terjadinya Atonia Uteri ?
3. Apa  yang menjadi tanda dan gejala Atonia Uteri ?
4. Bagaimana pencegahan Atonia Uteri ?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Atonia Uteri ?

C.  Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Atonia Uteri
2. Mengetahui penyebab terjadinya Atonia Uteri
3. Mengerti tanda dan gejala dari Atonia Uteri
4. Mengetahui cara mencegah Atonia Uteri
5. Mengetahui Asuhan Keperawatan Atonia Uteri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan Persalinan
Normal, Depkes Jakarta ; 2002)
Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot myometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek.
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila
ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak
terkendali. (Apri, 2007).

B. Faktor Penyebab Terjadinya Atonia Uteri


Beberapa faktor Predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan
oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah :
1. Uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan, diantaranya :
a. Jumlah air ketuban yang berlebihan (Polihidramnion)
b. Kehamilan gemelli
c. Janin besar (makrosomia)
2. Kala satu atau kala 2 memanjang
3.  Persalinan cepat (partus presipitatus
4.  Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosi
5.   Infeksi intrapartum
6.  Multiparitas tinggi
7. Magnesium sulfat yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada preeklamsi dan
eklamsia
8. Umur yang terlalu tua atau terlalu muda(<20 tahun dan >35 tahun)   
Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat
uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya
belum terlepas dari uterus.

C.   Tanda Dan Gejala Atonia Uteri


1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes. Peristiwa sering terjadi pada
kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan disebabkan tromboplastin sudah tidak
mampu lagi sebagai anti pembeku darah
2. Konsistensi rahim lunak
Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang membedakan atonia dengan
penyebab perdarahan yang lainny
3. Fundus uteri naik    
4.  Terdapat tanda-tanda syok
a. nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih)
b. tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg
c. pucat
d. keriangat/ kulit terasa dingin dan lembap
e. pernafasan cepat frekuensi30 kali/ menit atau lebih
f. gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran
g. urine yang sedikit ( < 30 cc/ jam)

D.   Cara Mencegah Atonia Uteri


Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih
dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Manajemen aktif
kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi
darah.
Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat, dan
tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti ergometrin. Pemberian
oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri. Pada manajemen kala III harus
dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5
unit IV bonus atau 10-20 unit per liter IV drip 100-150 cc/jam.
Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika untuk
mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini. Karbetosin merupakan obat long-acting
dan onset kerjanya cepat, mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-10 menit.
Penelitian di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV dengan oksitosin
drip pada pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin ternyata lebih efektif dibanding
oksitosin.

E.Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Biodata :
a) Nama pasien: untuk membedakan pasien satu dengan yang lainnya.
b) Umur : untuk menentukan apakah ibu itu beresiko atau tidak, biasanya atonia uteri ini
terjadi pada usia <20 tahun karena alat reproduksi belum matang dan > 35 tahun
karena ditakuti terjadinya perdarahan postpartum
c) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang bahaya, tanda dan
gejala atonia uteri
d) Pekerjaan : untuk menilai status ekonomi dan status gizi ibu
e)  Alamat : untuk mempermudah menghubungi keluarga jika terjadi sesuatu terhadap
ibu
2) Keluhan
a) Alasan mengapa klien tersebut datang kerumah sakit dan apa yang dirasakan klien
b) Biasanya yang ditemui pada atonia uteri ibu mengeluh pusing,gelisah, berkeringat/
kulit terasa dingin
3.    Riwayat perkawinan
Kemungkinan diketahui status perkawinan, umur waktu kawin, berapa lama kawin
baru  hamil. Biasanya pada perkawinan usia terlalu mudadan terlalu tua (<20 tahun
dan > 35 tahun) dapat meningkatkan faktor resiko atonia uteri
4.    Riwayat Menstruasi
Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persalinan,
siklus,lama,banyaknya, bau,warna dan apakah nyeri waktu haid, serta kapan mendapat
haid pertama kalinya.
5.    Riwayat obstetric yang lalu
a) Kehamilan yang lalu, kemungkinan klien pernah mengalami mual,muntah, atau
perdarahan.
b) kemungkinan klien pernah mengalami hamil kembar (gemeli)  pada multiparitas,
apalagi bila jaraknya singkat. Ini bisa membuat kontraksi uterus tidak baik, sehingga
uterus tidak berkontraksi dan lembek
6.    Riwayat kehamilan sekarang
a) Ibu merasakan gerakan janin secara teratur
b) Ibu memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan, mendapatkan imunisasi
TT,dan tablet Fe
c) Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan
7.    Riwayat kontrasepsi
·untuk mengetahui apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi serta
menanyakan jarak antara penghentian pemakaian kontrasepsi dengan
kehamilan,karena saat penghentian kontrasepsi kadar hormon gonadotropin lebih
meningkat.
8.   Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu :untuk mengetahui apakah klien pernah menderita
penyakit jantung, DM, hipertensi, dan penyakit lainnya.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
Kemungkinan ditemukan keadaan umum klien, yang mencakup kesadaran, tekanan
darah, nadi, pernafasan, suhu, tinggi badan, berat badan dan keadaan umum klien.
2) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
b) Palpasi
Saat dilakukan palpasi teraba uterus lunak,lembek, dan fundus uteri naik dan
tidak berkontraksi
3) Auskultasi tidak di lakukan
4) Perkusi tidak dilakukan
2. Pemerikasaan Fisik
1. Muka : pucat
2. Mata : anemis
3. Mulut + bibir : mukosa bibir kering atau pucat
4. Dada : ada retraksi dada
5. Abdomen : uterus tidak berkontraksi dan lembek
6. Genetalia : terdapat perdarahan segar dan banyak
7. Ekstremitas: akral dingin
3.   Pemerikasaan Penunjang
1. Darah lengkap untuk mengetahui kondisi pasien secara detail dan menentukan terapi
yang dibutuhkan
2. Dari pemeriksaan USG terdapat sisa-sisa kehamilan

4.   Diagnosis Dan Intervensi


a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang berlebihan
Intervensi :
 Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatikan faktor-faktor
penyebab atau pemberat pada situasi hemoragi (misalnya laserasi, fragmen plasenta
tertahan, sepsis, abrupsio plasenta, emboli cairan amnion atau retensi janin mati selama
lebih dari 5 minggu)
Rasional : Membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat dan memberikan
kesempatan untuk mencegah dan membatasi terjadinya komplikasi.
 Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung pembalut, simpan
bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh perawat.
Rasional :  Perkiraan kehilangan darah, arteial versus vena, dan adanya bekuan-bekuan
membantu membuat diagnosa banding dan menentukan kebutuhan
penggantian.
 Kaji lokasi uterus dan derajat kontraksilitas uterus. Dengan perlahan masase
penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatkan tangan kedua diatas simpisis
pubis.
Rasional : Derajat kontraktilitas uterus membantu dalam diagnosa banding. Peningkatan
kontraktilitas miometrium dapat menurunkan kehilangan darah. Penempatan
satu tangan diatas simphisis pubis mencegah kemungkinan inversi uterus
selama masase.
 Perhatikan hipotensi atau takikardi, perlambatan pengisian kapiler atau sianosis dasar
kuku, membran mukosa dan bibir.
Rasional :   Tanda-tanda ini menunjukan hipovolemi dan terjadinya syok. Perubahan
pada tekanan darah tidak dapat dideteksi sampai volume cairan telah
menurun sampai
b. Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan atau kematian.
Intervensi :
 Evaluasi respon psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian hemoragi pasca
partum. Klarifikasi kesalahan koinsep.
Rasional : Membantu dalam menentukan rencana perawatan. Persepsi klien tentang
kejadian mungkin menyimpang, memperberat ancietasnya.
 Evaluasi respon fisiologis pada hemoragik pasca partum; misalnya tachikardi,
tachipnea, gelisah atau iritabilitas.
Rasional : Meskipun perubahan pada tanda vital mungkin karena respon fisiologis, ini
dapat diperberat atau dikomplikasi oleh faktor-faktor psikologis.
 Sampaikan sikap tenang, empati dan mendukung.
Rasional : Dapat membantu klien mempertahankan kontrol emosional dalam berespon
terhadap perubahan status fisiologis. Membantu dalam menurunkan tranmisi
ansietas antar pribadi.
 Bantu klien dalam mengidentifikasi perasaan ancietas, berikan kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan perasaan.
Rasional :  Pengungkapan memberikan kesempatan untuk memperjelas informasi,
memperbaiki kesalahan konsep, dan meningkatkan perspektif, memudahkan
proses pemecahan masalah.
c. Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan.
Intervensi :
 Tentukan karakteristik, tipe, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji klien terhadap nyeri
perineal yang menetap, perasaan penuh pada vagina, kontraksi uterus atau nyeri tekan
abdomen.
Rasional :  Membantu dalam diagnosa banding dan pemilihan metode tindakan.
Ketidaknyamanan berkenaan dengan hematoma, karena tekanan dari
hemaoragik tersembunyi kevagina atau jaringan perineal. Nyeri tekan
abdominal mungkin sebagai akibat dari atonia uterus atau tertahannya
bagian-bagian placenta. Nyeri berat, baik pada uterus dan abdomen, dapat
terjadi dengan inversio uterus.
 Kaji kemungkinan penyebab psikologis dari ketidaknyamanan.
Rasional : Situasi darurat dapat mencetuskan rasa takut dan ansietas, yang memperberat
persepsi ketidaknyamanan.
 Berikan tindakan kenyamanan seperti pemberian kompres es pada perineum atau
lampu pemanas pada penyembungan episiotomi.
Rasional :  Kompres dingan meminimalkan edema, dan menurunkan hematoma serta
sensasi nyeri, panas meningkatkan vasodilatasi yang memudahkan resorbsi
hematoma.
 Berikan analgesik, narkotik, atau sedativa sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan nyeri dan ancietas, meningkatkan relaksasi.

5.  Implementasi ( Penatalaksanaan )
Langkah-langkah penatalaksanaan :
1. Lakukan masase pada fundus uteri segera setelah placenta lahir.
2. Mengeluarkan semua darah beku atau selaput yang menyumbat jalan lahir (uterus).
3. Lakukan kompresi bimanual interna 1 – 2 menit, jika tak berkontraksi lanjutnya sampai
dengan 5 menit.
4. Jika uterus sudah berkontraksi tarik tangan keluar. Observasi tiap 5 menit.
5. Jika uterus tak berkontraksi setelah 5 menit suruh anggota keluarga untuk melakukan
kompresi bimanual eksternal.
6. Berikan Matergin 0,2 mg IM jika tidak hipertensi. Infus RL + 20 iu Oksitoksin.
7. Jika atonia uteri tidak teratasi setelah enam langkah pertama lanjutkan kompresi
bimanual interna.
8. Rujuk segera ke RS.
9. Teruskan cairan i.v. hingga ibu mencapai tempat.

6.   Evalusi
a. Tidak terjadi perdarahan
b. Terjadi kontraksi uterus
c. Tanda-tanda vital normal
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
 Atonia uteri adalah kegagalan mekanisme akibat gangguan miometrium atau uterus tidak
berkontraksi secara terkoordinasi sehingga ujung pembuluh darah ditempat implantasi placenta
tidak dapat dihentikan sehingga perdarahan menjadi tidak terkendali.
Beberapa faktor penyebab atonia uteri yaitu;
1. Faktor yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan
termasuk polihydramnion, kehamilan gemeli dan janin besar (makrosomia).
2. Kala I dan/atau II persalinan yang memanjang.
3. Persalinan cepat.
4. Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosyn (augmentasi)
5. Infeksi intra partum
6.  Multiparitas tinggi atau grandemultipara.
DAFTAR PUSTAKA

 Asuhan Persalinan Normal, Penerbit JNPK – KR, Jakarta, 2002


Harry Oxorn, Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Persalinan, Edisi Human Labor and Birth,
Yayasan Essenta Medika, 1990

Anda mungkin juga menyukai