Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
ATONIA UTERI

Oleh :

ADHIM MUBARAK
NIM.095 STYC 19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S.1
KATA PENGANTAR

Teriring do’a dan restu atsa kehadirat allah swt dan kruniannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini meskipun masih memiliki banyak kekurangan. Sesungguhnya
maha besar allah dengan segala kesempurnaanya. Maha suci allah yang telah mengutus
seorang rasul yang guna menyempurnakan akhlakul karimah.

Oleh itu shalawat dan salam atas junjungan nabi besar Muhammad SAW kami
kirimkan diaman beliau telah menyeru kepada yang merasa ummat beliau untuk menuntut
ilmu. Beliau juga merupakan revolusioner sejati, dimana beliau merubah peradaban yang
penuh dengan kejahiliaan menuju peradabaan yang mahiriah,diantaranya menuntut ilmu.

Makalah yang kami sajikan bukanlah makalah yang penuh dengan


kesempurnaan,karena yang membuat makalh ini juga masih jauh dari kesempurnaan makalah
selanjutnya. Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semua orng yang membaca dan
membutuhkannya

’Tiada gading yang tak retak”, begitulah kata pepatah yang mengungkapkan bahwa
di dalam makalah inipun mungkin ada hal-hal yang perlu direvisi atau diperbaiki. Sekiranya
terdapat kekurangan, diharapkan para pembaca untuk memberikan saran yang bersifat
membangun untuk kelangsungan penyempurnaan makalah selanjutnya.

Mataram, Agustus 2020

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................…i
DAFTAR ISI........................................................................................................…ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................…1
B. Perumusan masalah ..................................................................................…1
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................…2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Atonia Uteri.................................................................................…3
B. Faktor Penyebab Terjadinya Atonia Uteri.................................................…3
C. Tanda dan Gejala Atonia Uter...................................................................…4
D. Menifestasi Klinis......................................................................................…5
E. Cara Mencegah Atonia Uteri.....................................................................…5
F. Asuhan Keperawatan.................................................................................…6

BAB III
KESIMPULAN ...................................................................................................…19

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................…20

ii
2

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum

dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan

histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama

untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena

kegagalan mekanisme ini. Perdarahan Pospartum secara fisiologis dikontrol

oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh

darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi

apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi.

Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat

berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat

melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007).

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah Atonia Uteri itu ?

2.      Apakah penyebab terjadinya Atonia Uteri ?

3.      Apa  yang menjadi tanda dan gejala Atonia Uteri ?

4.      Apa manifestasi klinis dari Atonia Uteri ?

5.      Bagaimana pencegahan Atonia Uteri ?

6.      Bagaimana Asuhan Keperawatan Atonia Uteri ?


3

C.     TUJUAN MASALAH

1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Atonia Uteri

2.      Mengetahui penyebab terjadinya Atonia Uteri

3.      Mengerti tanda dan gejala dari Atonia Uteri

4.      Mengetahui manifestasi klinis dari ATonia Uteri

5.      Mengetahui cara mencegah Atonia Uteri

6.      Mengetahui Asuhan Keperawatan Atonia Uteri


4

BAB II

PEMBAHASAN

A.    DEFINISI

Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi

dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir).

(JNPKR, Asuhan Persalinan Normal, Depkes Jakarta ; 2002)

Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot myometrium uterus untuk

berkontraksi dan memendek.

Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat

berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat

melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007).

B.     FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ATONIA UTERI

Beberapa faktor Predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca

persalinan yang disebabkan oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah :

1.      Uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan, diantaranya :

-            Jumlah air ketuban yang berlebihan (Polihidramnion)

-            Kehamilan gemelli

-            Janin besar (makrosomia)

2.      Kala satu atau kala 2 memanjang

3.      Persalinan cepat (partus presipitatus)

4.      Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin


5

5.      Infeksi intrapartum

6.      Multiparitas tinggi

7.   Magnesium sulfat yang digunakan untuk mengendalikan kejang

pada preeklams atau eklamsia.

 8.  Umur yang terlalu tua atau terlalu muda(<20 tahun dan >35 tahun)

           Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III

persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam

usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.

C.     TANDA DAN GEJALA ATONIA UTERI

1.  Perdarahan pervaginam

 Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes. Peristiwa

sering terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan

disebabkan tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti pembeku

darah

2.  Konsistensi rahim lunak

Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang membedakan

atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya

3.  Fundus uteri naik    

4.  Terdapat tanda-tanda syok

 a. nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih)

 b. tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg

 c. pucat
6

 d. keriangat/ kulit terasa dingin dan lembap

e. pernafasan cepat frekuensi30 kali/ menit atau lebih

f. gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran

g. urine yang sedikit ( < 30 cc/ jam)

D. PATOFISIOLOGI

Perdarahan postpartum bisa dikendalikan melalui kontraksi dan retraki 

serat-seratmyometrium. Kontraksi dan retraksi ini menyebabkan terlipatnya

pembuluh-pembuluh darah sehingga aliran darah ke tempat plasenta menjadi

terhenti. Kegagalan mekanisme akibat gangguan Fungsi myometrium

dinamakan atonia uteri dan keadaan ini menjadi penyebab utama perdarahan

postpartum. Sekalipun pada kasus perdarahan postpartum kadang-kadang

sama sekalitidak disangka atonia uteri sebagai penyebabnya, namun adanya

Faktor predisposisi dalam banyak hal harus menimbulkan kewaspadaan

perawat terhadap gangguan tersebut.

E.   MANIFESTASI KLINIS

1.      Uterus tidak berkontraksi dan lembek

2.      Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer)

F.   CARA MENCEGAH ATONIA UTERI

Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko

perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan

obat tersebut sebagai terapi. Manajemen aktif kala III dapat mengurangi

jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.


7

Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu

onsetnya yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau

kontraksi tetani seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat

untuk mencegah atonia uteri. Pada manajemen kala III harus dilakukan

pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit

IM, 5 unit IV bonus atau 10-20 unit per liter IV drip 100-150 cc/jam.

Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai

uterotonika untuk mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini.

Karbetosin merupakan obat long-acting dan onset kerjanya cepat,

mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-10 menit.

Penelitian di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV

dengan oksitosin drip pada pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin

ternyata lebih efektif dibanding oksitosin.


8

G. PATHWAY
9

F.      ASUHAN KEPERAWATAN

1.      PENGKAJIAN

a.       Data Subjektif

1.      Biodata :

-       Nama pasien: untuk membedakan pasien satu dengan yang lainnya.

-      Umur : untuk menentukan apakah ibu itu beresiko atau tidak,

biasanya atonia uteri ini terjadi pada usia <20 tahun karena alat

reproduksi belum matang dan > 35 tahun karena ditakuti terjadinya

perdarahan postpartum

-       Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang

bahaya, tanda dan gejala atonia uteri

-      Pekerjaan : untuk menilai status ekonomi dan status gizi ibu

- Alamat : untuk mempermudah menghubungi keluarga jika terjadi

sesuatu terhadap ibu

2.      Keluhan

-         Alasan mengapa klien tersebut datang kerumah sakit dan apa

yang dirasakan klien

-         Biasanya yang ditemui pada atonia uteri ibu mengeluh

pusing,gelisah, berkeringat/ kulit terasa dingin

3.      Riwayat perkawinan

-         Kemungkinan diketahui status perkawinan, umur waktu kawin,

berapa lama kawin baru  hamil. Biasanya pada perkawinan usia


10

terlalu mudadan terlalu tua (<20 tahun dan > 35 tahun) dapat

meningkatkan faktor resiko atonia uteri

4.      Riwayat Menstruasi

-         Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran

persalinan, siklus,lama,banyaknya, bau,warna dan apakah nyeri

waktu haid, serta kapan mendapat haid pertama kalinya.

5.      Riwayat obstetric yang lalu

-         Kehamilan yang lalu, kemungkinan klien pernah mengalami

mual,muntah, atau perdarahan.

-         kemungkinan klien pernah mengalami hamil kembar (gemeli)

-         pada multiparitas, apalagi bila jaraknya singkat. Ini bisa membuat

kontraksi uterus tidak baik, sehingga uterus tidak berkontraksi dan

lembek

6.      Riwayat kehamilan sekarang

-         Ibu merasakan gerakan janin secara teratur

-         Ibu memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan,

mendapatkan imunisasi TT,dan tablet Fe

-         Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan

7.      Riwayat kontrasepsi

-         untuk mengetahui apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi

serta menanyakan jarak antara penghentian pemakaian kontrasepsi

dengan kehamilan,karena saat penghentian kontrasepsi kadar

hormon gonadotropin lebih meningkat.


11

8.      Riwayat kesehatan

-         Riwayat kesehatan yang lalu :untuk mengetahui apakah klien

pernah menderita penyakit jantung, DM, hipertensi, dan penyakit

lainnya.

b.      Data Objektif

1.       Pemeriksaan umum

Kemungkinan ditemukan keadaan umum klien, yang mencakup

kesadaran, tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, tinggi badan, berat

badan dan keadaan umum klien.

2.      Pemeriksaan khusus

a)      inspeksi

b)      Palpasi

Saat dilakukan palpasi teraba uterus lunak,lembek, dan fundus uteri naik

dan tidak berkontraksi

c)      Auskultasi tidak di lakukan

d)     Perkusi tidak dilakukan

2.      PEMERIKASAAN FISIK

a.       Muka : pucat

b.      Mata : anemis

c.       Mulut + bibir : mukosa bibir kering atau pucat

d.      Dada : ada retraksi dada

e.       Abdomen : uterus tidak berkontraksi dan lembek

f.       Genetalia : terdapat perdarahan segar dan banyak


12

g.      Ekstremitas: akral dingin

3. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPRITUAL

a. Pola respirasi : kaji pola nafas klien apakah klien sesak atau tidak.

b. Pola nutrisi: kaji nutria/makan pasien`

c. Pola eliminasi: kaji pola BAB dan BAK klien apakah lancer atau terjadi

gangguan dalam eminasi

d. Personal hygiene: kaji kebersihan diri klien

e. Pola istrahat tidur : kaji istrahat tidur klien.

f. Psikologis: kaji psikologis klien apakah klien merasa cemas.

g. Pola aktiitas/laltihan: kaji aktifitas klien apakah bisa melakukan aktifitas

sendiri atau dibantu oleh keluar. Seperti duduk, berbaring, dan kekamar

mandi.

h. Pola social: apakah klien berinteraksi dengan orang lain selain keluar atau

petugas kesehatan di RS.

4.      PEMERIKASAAN PENUNJANG

a)      Darah lengkap untuk mengetahui kondisi pasien secara detail dan

menentukan terapi yang dibutuhkan

b)      Dari pemeriksaan USG terdapat sisa-sisa kehamilan

5.      DIAGNOSIS DAN INTERVENSI

1.       Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

vaskuler yang berlebihan

Intervensi :
13

-       Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran,

perhatikan faktor-faktor penyebab atau pemberat pada situasi hemoragi

(misalnya laserasi, fragmen plasenta tertahan, sepsis, abrupsio

plasenta, emboli cairan amnion atau retensi janin mati selama lebih dari

5 minggu)

Rasional : Membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat

dan memberikan kesempatan untuk mencegah dan membatasi

terjadinya komplikasi.

-       Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan

hitung pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh

perawat.

Rasional :  Perkiraan kehilangan darah, arteial versus vena, dan

adanya bekuan-bekuan membantu membuat diagnosa banding dan

menentukan kebutuhan penggantian.

-       Kaji lokasi uterus dan derajat kontraksilitas uterus. Dengan

perlahan masase penonjolan uterus dengan satu tangan sambil

menempatkan tangan kedua diatas simpisis pubis.

Rasional : Derajat kontraktilitas uterus membantu dalam diagnosa

banding. Peningkatan kontraktilitas miometrium dapat menurunkan

kehilangan darah. Penempatan satu tangan diatas simphisis pubis

mencegah kemungkinan inversi uterus selama masase.

-       Perhatikan hipotensi atau takikardi, perlambatan pengisian kapiler

atau sianosis dasar kuku, membran mukosa dan bibir.


14

Rasional :     Tanda-tanda ini menunjukan hipovolemi dan terjadinya

syok. Perubahan pada tekanan darah tidak dapat dideteksi sampai

volume cairan telah menurun sampai 30 - 50%. Sianosis adalah tanda

akhir dari hipoksia.

-       Pantau parameter hemodinamik seperti tekanan vena sentral atau

tekanan baji arteri pulmonal bila ada.

Rasional :         Memberikan pengukuran lebih langsung dari volume

sirkulasi dan kebutuhan penggantian.

-       Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30 derajat dan

tubuh horizontal.

Rasional :  Perdarahan dapat menurunkan atau menghentikan reduksi

aktivitas. Pengubahan posisi yang tepat meningkatkan aliran balik

vena, menjamin persediaan darah keotak dan organ vital lainnya lebih

besar.

-       Pertahankan aturan puasa saat menentuka status/kebutuhan

klien.

Rasional : Mencegah aspirasi isi lambung dalam kejadian dimana

sensorium berubah dan/atau intervensi pembedahan diperlukan.

-       Pantau masukan dan keluaran, perhatikan berat jenis urin.

Rasional : Bermanfaat dalam memperkirakan luas/signifikansi

kehilangan cairan. Volume perfusi/sirkulasi adekuat ditunjukan dengan

keluaran 30 – 50 ml/jam atau lebih besar.


15

-       Hindari pengulangan/gunakan kewaspadaan bila melakukan

pemeriksaan vagina dan/atau rektal

Rasional : Dapat meningkatkan hemoragi bila laserasi servikal, vaginal

atau perineal atau hematoma terjadi.

-       Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis

Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan ancietas dan

kebutuhan metabolik.

-       Kaji nyeri perineal menetap atau perasaan penuh pada vagina.

Berikan tekanan balik pada laserasi labial atau perineal.

Rasional : Haematoma sering merupakan akibat dari perdarahan lanjut

pada laserasi jalan lahir.

-       Pantau klien dengan plasenta acreta (penetrasi sedikit dari

myometrium dengan jaringan plasenta), HKK atau abrupsio placenta

terhadap tanda-tanda KID.

Rasional :  Tromboplastin dilepaskan selama upaya pengangkatan

placenta secara manual yang dapat mengakibatkan koagulopati.

-       Mulai Infus I atau 2 i.v dari cairan isotonik atau elektrolit dengan

kateter !8 G atau melalui jalur vena sentral. Berikan darah lengkap atau

produk darah (plasma, kriopresipitat, trombosit) sesuai indikasi.

Rasional : Perlu untuk infus cepat atau multipel dari cairan atau produk

darah untuk meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah

pembekuan.

-       Berikan obat-obatan sesuai indikasi :


16

Oksitoksin, Metilergononovin maleat, Prostaglandin F2 alfa.

Rasional :  Meningkatkan kontraktilitas dari uterus yang menonjol dan

miometrium, menutup sinus vena yang terpajan, dan menghentikan

hemoragi pada adanya atonia.

Magnesium sulfat

Rasional : Beberapa penelitian melaporkan penggunaan MGSO4

memudahkan relaksasi uterus selama pemeriksaan manual.

Terapi Antibiotik.

Rasional : Antibiotok bertindak secara profilaktik untuk mencegah

infeksi atau mungkin perlu diperlukan untuk infeksi yang disebabkan

atau diperberat pada subinvolusi uterus atau hemoragi.

-       Pantau pemeriksaan laboratotium sesuai indikasi : Hb dan Ht.

Rasional : Membantu dalam menentukan kehilangan darah. Setiap ml

darah membawa 0,5 mg Hb.

2.    Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovalemia

Intervensi :

-       Perhatikan Hb/Ht sebelum dan sesudah kehilangan darah. Kaji

status nutrisi, tinggi dan berat badan.

Rasional : Nilai bandingan membantu menentukan beratnya

kehilangan darah. Status yang ada sebelumnya dari kesehatan yang

buruk meningkatkan luasnya cedera dari kekurangan oksigen.

-       Pantau tanda vital; catat derajat dan durasi episode hipovolemik.


17

Rasional : Luasnya keterlibatan hipofisis dapat dihubungkan dengan

derajat dan durasi hipotensi. Peningkatan frekuensi pernapasan dapat

menunjukan upaya untuk mengatasi asidosis metabolik.

-       Perhatikan tingkat kesadaran dan adanya perubahan prilaku.

Rasional : Perubahan sensorium adalah indikator dini dari hipoksia,

sianosis, tanda lanjut dan mungkin tidak tampak sampai kadar PO2

turun dibawah 50 mmHg.

-       Kaji warna dasar kuku, mukosa mulut, gusi dan lidah, perhatikan

suhu kulit.

Rasional : Pada kompensasi vasokontriksi dan pirau organ vital,

sirkulasii pada pembuluh darah perifer diperlukan yang mengakibatkan

sianosis dan suhu kulit dingin.

-       Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan

Rasional : Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk transpor

sirkulasi kejaringan.

-       Pasang jalan napas; penghisap sesuai indikasi

Rasional : Memudahkan pemberian oksigen.

3.   Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status

kesehatan atau kematian.

Intervensi :

-       Evaluasi respon psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian

hemoragi pasca partum. Klarifikasi kesalahan koinsep.


18

Rasional : Membantu dalam menentukan rencana perawatan. Persepsi

klien tentang kejadian mungkin menyimpang, memperberat

ancietasnya.

-       Evaluasi respon fisiologis pada hemoragik pasca partum; misalnya

tachikardi, tachipnea, gelisah atau iritabilitas.

Rasional : Meskipun perubahan pada tanda vital mungkin karena

respon fisiologis, ini dapat diperberat atau dikomplikasi oleh faktor-

faktor psikologis.

-       Sampaikan sikap tenang, empati dan mendukung.

Rasional : Dapat membantu klien mempertahankan kontrol emosional

dalam berespon terhadap perubahan status fisiologis. Membantu dalam

menurunkan tranmisi ansietas antar pribadi.

-       Bantu klien dalam mengidentifikasi perasaan ancietas, berikan

kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan.

Rasional :  Pengungkapan memberikan kesempatan untuk

memperjelas informasi, memperbaiki kesalahan konsep, dan

meningkatkan perspektif, memudahkan proses pemecahan masalah.

5.    IMPLEMENTASI ( PENATALAKSANAAN )

Langkah-langkah penatalaksanaan :

a.        Lakukan masase pada fundus uteri segera setelah placenta lahir.

b.        Mengeluarkan semua darah beku atau selaput yang menyumbat

jalan lahir (uterus).


19

c.        Lakukan kompresi bimanual interna 1 – 2 menit, jika tak

berkontraksi lanjutnya sampai dengan 5 menit.

d.        Jika uterus sudah berkontraksi tarik tangan keluar. Observasi tiap

5 menit.

e.        Jika uterus tak berkontraksi setelah 5 menit suruh anggota

keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal.

f.         Berikan Matergin 0,2 mg IM jika tidak hipertensi. Infus RL + 20 iu

Oksitoksin.

g.        Jika atonia uteri tidak teratasi setelah enam langkah pertama

lanjutkan kompresi bimanual interna.

h.        Rujuk segera ke RS.

i.          Teruskan cairan i.v. hingga ibu mencapai tempat.

6.      EVALUSI

a.       Tidak terjadi perdarahan

b.      Terjadi kontraksi uterus

c.       Tanda-tanda vital normal

d.      Tidak kekurangan volume cairan.


20

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan beberapa

hal yaitu sebagai berikut:

- Atonia uteri adalah kegagalan mekanisme akibat gangguan

miometrium atau uterus tidak berkontraksi secara terkoordinasi

sehingga ujung pembuluh darah ditempat implantasi placenta tidak

dapat dihentikan sehingga perdarahan menjadi tidak terkendali.

- Beberapa faktor penyebab atonia uteri yaitu;

-        Faktor yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama

kehamilan termasuk polihydramnion, kehamilan gemeli dan janin besar

(makrosomia).

-       Kala I dan/atau II persalinan yang memanjang.

-       Persalinan cepat.

-       Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosyn

(augmentasi)

-       Infeksi intra partum

-       Multiparitas tinggi atau grandemultipara.


21

DAFTAR PUSTAKA

Acidet, B. J., Ladwing, G.B, & Malde, M. B. F. (2017). Nursing diagnosis

handbook, in evidence-based guide to planning care. 11 Ed. St.

Louls. Elsavier.

Beman, A., Snyder, S.& Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundementals of

Nursing (10 ed). USA: Pearson Education.

Bostick, J.E., Riggs, C. J., & Rantz., M, J. (2003). Quality Measurement in

Nursing: An Update of Where We are Nom. J Nurs Care Qual.

Anda mungkin juga menyukai