ATONIA UTERI
a b
Gambar 1: a. Kontraksi uterus normal b: Atonia uteri
Uterus berkontraksi, miometrium menjepit anyaman pembuluh darah yang berjalan diantara
serabut otot yang keluar dari bekas implantasi
B. Etiologi
Penyebab tersering kejadian pada ibu dengan atonia uteri antara
lain: overdistention uterus seperti gemeli, makrosomia, polihidramnion,
atau paritas tinggi, umur terlalu muda atau terlalu tua, multipara dengan
jarak kelahiran pendek, partus lama atau partus terlantar, malnutrisi, dapat
juga karena salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta,
sedangkan sebenarnya belum terlepas dari uterus (Ai Yeyeh, Lia, 2010).
Grandemultipara: uterus yang terlalu regang (hidramnion, hamil
ganda, anak besar berat badan lebih dari 4000 gr, kelainan uterus (miom
uteri, bekas operasi), plasenta previa dan solusio plasenta (perdarahan
antepartum), partus lama, partus presipitatus, hipertensi dalam kehamilan,
infeksi uterus, anemia berat, penggunaan oksitosin yang berlebihan dalam
persalinan (induksi partus), riwayat perdarahan pasca persalinan
sebelumnya atau riwayatmanual plasenta, pimpinan kala III yang salah,
dengan memijit-mijit dan mendorong uterus sebelum plasenta terlepas,
IUFD yang sudah lama, penyakit hati, emboli air ketuban, tindakan
operatif dengan anastesi umum terlalu dalam (Ai Yeyeh, Lia, 2010).
Pasien yang mengalami atonia uteri bisa mengalami syok. Terdapat tanda-
tanda syok meliputi nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih),
tekanan darah sangat rendah: tekanan sistolik < 90 mmHg, pucat,
keriangat/ kulit terasa dingin dan lembab, pernafasan cepat frekuensi30
kali/ menit atau lebih, gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran, urine
yang sedikit ( < 30 cc/ jam).
C. Gambaran Klinis
Gambaran klinisnya berupa perdarahan terus-menerus dan
keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi semakin jelek. Denyut
nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah
pucat dan dingin, dan napasnya menjadi sesak, terengah-engah,
berkeringat dan akhirnya coma serta meninggal dunia. Situasi yang
berbahaya adalah kalau denyut nadi dan tekanan darah hanya
memperlihatkan sedikit perubahan untuk beberapa saat karena adanya
mekanisme kompensasi vaskuler. Kemudian fungsi kompensasi ini tidak
bisa dipertahankan lagi, denyut nadi meningkat dengan cepat, tekanan
darah tiba-tiba turun, dan pasien dalam keadaan shock. Uterus dapat terisi
darah dalam jumlah yang cukup banyak sekalipun dari luar hanya terlihat
sedikit. Bahaya perdarahan post partum ada dua, pertama : anemia yang
berakibat perdarahan tersebut memperlemah keadaan pasien, menurunkan
daya tahannya dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infekol nifas.
Kedua: Jika kehilangan darah ini tidak dihentikan, akibat akhir tentu saja
kematian (Human labor and birth, 1996).
Tanda dan gejala atonia uteri sendiri menurut Ralph C. Benson &
Martin L. Pernoll (2009), di antaranya:
1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes. Peristiwa
sering terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan
disebabkan tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti
pembeku darah.
2. Konsistensi rahim lunak
Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang
membedakan atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya.
3. Fundus uteri naik
4. Terdapat tanda-tanda syok, yaitu:
a. nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih)
b. tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg
c. pucat
d. keriangat/ kulit terasa dingin dan lembap
e. pernafasan cepat frekuensi 30 kali/ menit atau lebih
f. gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran
g. urine yang sedikit (< 30 cc/ jam)
D. Manifestasi Klinis
Menurut Ai Yeyeh dan Lia (2010), tanda gejala yang khas pada
atonia uteri jika kita menemukan: uterus tidak berkontraksi dan lembek,
perdarahan segera setelah anak lahir.
3) Inspeksi
• Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
• Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
4) Palpasi abdomen
• Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
• Sering dijumpai kesalahan letak
• Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala
biasanya kepala masih goyang/floating
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnyaagar perawat dapat menentukan kemungkinan
masalah pada kehamilan sekarang. Riwayat obstetri meliputi:
• Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
• Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
• Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan,
dan penolong persalinan
• Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
• Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan.
• Komplikasi pada bayi
• Rencana menyusui bayi
2) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan
taksiran persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama
haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt
dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
3) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada
janin, ibu, ataukeduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus
didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi
oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak
diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
pada janin.
c. Pemeriksaan fisik
1) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
1. Rambut dan kulit
• Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu
dan linea nigra.
• Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen
dan paha.
• Laju pertumbuhan rambut berkurang.
2. Mata : pucat, anemis
3. Hidung
4. Gigi dan mulut
5. Leher
6. Buah dada / payudara
• Peningkatan pigmentasi areola putting susu
• Bertambahnya ukuran dan noduler
7. Jantung dan paru
• Volume darah meningkat
• Peningkatan frekuensi nadi
• Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan
pembulu darah pulmonal.
• Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
• Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan
nafas.
• Diafragma meninggi
• Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan
dada.
8. Abdomen
• Menentukan letak janin
• Menentukan tinggi fundus uteri
9. Vagina
• Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna
kebiruan ( tanda Chandwick)
• Hipertropi epithelium
10. System musculoskeletal
• Persendian tulang pinggul yang mengendur
• Gaya berjalan yang canggung
• Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan
dengan diastasis rectal
2) Khusus
a) Tinggi fundus uteri
b) Posisi dan persentasi janin
c) Panggul dan janin lahir
d) Denyut jantung janin
B. DIAGNOSA
a. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi
implantasi , perdarahan
b. Resti infeksi b.d insisi luka operasi
c. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya
pembedahan, kurangnya pengetahuan terhadap tindakan yang akan
dilakukan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Benson Ralph C, Pernoll Martin L, 2009, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi,
EGC, Jakarta
Manuaba .I.G.B, dkk, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, EGC, Jakarta
Marmi, dkk, 2014, Asuhan Kebidanan Patologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Prawiroharjo, 2011, Ilmu Kandungan, Bina Pustaka, Jakarta
Rukiyah Ai Yeyeh, Yulianti Lia, 2010, Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan), Trans Info Media, Jakarta