Anda di halaman 1dari 6

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN,


ELEKTROLIK DAN KESEIMBANGAN CAIRAN-ELEKTROLIK

1. Konsep Kebutuhan
1.1 Definisi/deskripsi
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan,
ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau
kekurangan. (tarwoto wartonah, 2014)
Gangguan elektrolit adalah kondisi saat kadar elektrolit di dalam tubuh
seseorang menjadi tidak seimbang, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ketidakseimbangan kadar elektrolit bisa menimbulkan berbagai gangguan pada
fungsi organ di dalam tubuh. Bahkan pada kasus yang berat, bisa menyebabkan
kejang, koma, dan gagal jantung
Elektrolit adalah unsur alami yang dibutuhkan untuk menjaga organ-organ
tubuh agar berfungsi normal. Fungsi tubuh yang dipengaruhi elektrolit, antara lain
adalah irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak.

1.2 Tanda dan gejala


Tanda dan gejala pada kebutuhan ini meliputi

 Lemas
 Mual
 Muntah
 Detak jantung cepat
 Kram di perut dan otot
 Diare atau sembelit
 Kejang
 Sakit kepala
 Kesemutan
 Mati rasa

1.3 Etiologi
Gangguan elektrolit umumnya disebabkan karena kehilangan cairan tubuh
melalui keringat berlebih, diare atau muntah yang berlangsung lama, atau karena
luka bakar. Obat-obatan yang dikonsumsi juga bisa menyebabkan seseorang
menderita gangguan elektrolit.
Penyebab dari gangguan elektrolit tergantung dari jenis elektrolit yang
terganggu. Misalnya, penyebab kekurangan fosfat akan berbeda dengan penyebab
kekurangan magnesium. Berikut ini akan dipaparkan berbagai jenis elektrolit, juga
penyebab kekurangan atau kelebihannya dalam tubuh.
1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
a. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES),
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Gejala : pusing, lemah,
letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri,
penurunan tekanan darah, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun,
lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering, tanda-tanda penurunan berat badan
akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
b. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi saat : - Stimulasi
kronis ginjal untuk menahan natrium dan air. - Fungsi ginjal abnormal, dengan
penurunan ekskresi natrium dan air. - Kelebihan pemberian cairan. - Perpindahan
cairan interstisial ke plasma. Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan
tekanan darah, nadi kuat, asites, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi
vena leher, dan irama gallop.
2. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan
2.1 Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan adalah sebagai
berikut:
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan ( oral, parenteral).
b. Tanda umum masalah elektrolit
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial.
g. Faktor psilologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani,
dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan
bunyi jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurilogi : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah,
dan bising usus.
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
1. pemeriksaan labratorium
Pemeriksaan darah lengkap
2.1.3 Analisa Keperawatan
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS : output berlebih Gangguan
DO : keseimbangan
- Keadaan umum lemas kehilangan cairan cairan
- Tugor kulit jelek
Gangguan
keseimbangan
cairan

2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan
2.3 Perencanaan
No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Gangguan keseimbangan NOC NIC
cairan Kriteri hasil : - Mengukur dan catat
Mempertahankan setiap 4 jam
keseimbangan cairan - Memberikan makanan
Menunjukkan adanya dan cairan sesui
keseimbangan cairan kebutuhan
seperti output, urin Memberikan pengobatan
adekuat, tekanan darah sesuai yang dibutuhkan
stabil, membran -Memberikan dukungan
mukosa mult lembab, verbal dalam pemberian
turgor kulit baik, - cairan 5. Melakukan
Secara verbal pasien kebersihan mulut
mengatakan penyebab sebelum makan
kekurangan cairan Mengbah posisi pasien
dapat teratasi setiap 4 jam
Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Juall, Lynda (2006), Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Edisi 10, Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah (2006), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta : Salemba Medika
Fhatimfhatim (2012), LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT, terdapat di: diakses pada
Selasa, 4 Juni 2013 pk WITA
Lencana, Putra Satya (2012), Laporan Pendahuluan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit,
terdapat di : diakses pada Minggu, 2 Juni 2013 pk WITA

Anda mungkin juga menyukai