Anda di halaman 1dari 9

KOMUNIKASI II

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN DI IGD


SEMESTER II TA 2019/2020

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi

Oleh :

S1 Keperawatan (Tingkat 1C)


Risa Dwi Anggraeni (A12019081)
Risma Ayuningtyas (A12019082)
Rista Amilia (A12019083)
Risti Setiyaningrum (A12019084)
Rizky Putri Agustina (A12019085)
Abdul Hafidz (A12019086)
Rizqi Amalia (A12019087)
Salsabil Ayu R. (A12019088)

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dokter dan perawat
yang direncanakan dan berfokus pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien
dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan berbagai teknik komunikasi
seoptimal mungkin dengan tujuan mengubah perilaku pasien kearah yang positif (Mahmud,
2009).

Kelemahan dalam berkomunikasi merupakan masalah yang serius bagi dokter, perawat
maupun pasien. Bahkan prinsip dasar komunikasi terapeutik seringkali diabaikan oleh dokter
dan perawat. Diantara mereka ada yang beranggapan bahwa mereka tidak membutuhkan
keahlian lain kecuali melakukan tindakan medis untuk menyembuhkan penyakit. Komunikasi
dokter dan perawat dengan pasien umumnya bersifat formal dan terbatas (Wahyudin,

2009).

Dampak negatif yang muncul saat tidak berjalannya komunikasi terapeutik adalah
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dirumah sakit, menurunkan
kualitas dari rumah sakit itu sendiri serta pandangan miring masyarakat terhadap mutu pelayanan
kesehatan di Indonesia. Pasien yang datang ke rumah sakit, pertama kali akan bertemu dengan
perawat sebelum bertemu dengan dokter. Pertemuan pertama akan memberi kesan yang baik jika
disambut dengan keramahan dan penjelasan terutama tentang prosedur pelayanan kesehatan dan
jaminan kesehatan yang rinci, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Pelayanan gawat
darurat merupakan tolak ukur kualitas pelayanan rumah sakit, karena merupakan ujung tombak
pelayanan rumah sakit, yang memberikan pelayanan khusus kepada pasien gawat darurat secara
terus-menerus selama 24 jam setiap hari. Karena itu pelayanan di Instalasi Gawat Darurat harus
diupayakan seoptimal mungkin. Serta menerapkan komunikasi efektif dan terapeutik dalam
memberikan pelayanan terhadap pasien (Depkes, 2010).
Komunikasi terapeutik pada ruang Instalasi Gawat Darurat berbeda dengan komunikasi
yang terjadi dibangsal karena di Instalasi Gawat Darurat lebih memfokuskan pada tindakan yang
akan dilakukan sehingga dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik sangat kurang. Kegiatan
kasus gawat darurat memerlukan sebuah sub sistem yang terdiri dari informasi, jaring koordinasi
dan jaring pelayanan gawat darurat sehingga seluruh kegiatan dapat berlangsung dalam satu
sistem terpadu (PUSBANKES 118, 2012).

Untuk pelayanan di Instalasi Gawat Darurat sering menimbulkan kekecewaan pasien,


sebagai contoh yaitu pelayanan di Instalasi Gawat Darurat yang tidak sesuai dengan urutan
pasien yang datang. Banyak komplain dari pasien yang merasa tidak mendapatkan pelayanan
padahal telah datang duluan. Masalah - masalah seperti ini terjadi salah satunya karena
kurangnya komunikasi terapeutik oleh perawat yang merupakan tenaga medis yang pertama kali
ditemui oleh pasien. Harapan pasien ketika bertemu petugas medis pertama kali adalah
mendapatkan informasi, arahan, dan penjelasan tentang pelayanan medis secara baik dan rinci.
Namun terkadang harapan pasien tidak sesuai dengan kenyataan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. apa pengetian dari gawat darurat ?


2. apa saja konsep dasar keperawatan gawat darurat?
3. Apa tujuan komunikasi pada gawat darurat ?
4. Bagaimana teknik komunikasi pada gawat darurat ?
5. Apa prinsip-prinsip komunikasi gawat darurat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat.
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat


pada Tahap Orientasi terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat


pada Tahap Kerja terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat.

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat


pada Tahap Terminasi terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat.

d. Untuk mengetahui pelaksanaan Tahapan Komunikasi Terapeutik yang paling berpengaruh


terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian dari gawat darurat

Gawat darurat merupakan suatu keadaan yang kejadianya mendadak sehingga


mengakibatkan seseorang ataupun banyak orang dengan segera memerlukan penanganan
ataupun pertolongan .pertolongan yang dimaksud adalah pertolongan secara cermat,tepat
dan cepat .bila tidak langsung mendapatkan pertolongan ataupun semacamnya.maka bila
dipastikan korban tidak akan tertolong ataupun cacat.karena sifatnya mendadak maka
keadaan darurat bisa terjadi kpan saja sewaktu-waktu dan dimana.pertolongan pertama
ini masuk dalam keperawatan darura.dalam keperawatan darurat tidak hanya
pertolongan pertama saja,tetapi juga ada pertolongan trasportasinya yang biasanya
diberikan pada orang yang mengalami kondisi sudah gawat akibat rudapaksa. Sebab
perjalanan penyakit bukan dimulai tempat ditemukanya korban.untuk itu diperlukan
perawat darurat sebelum pengobatan devinitive dilakukan dirumah sakit terdekat.
[ CITATION nur16 \l 1033 ]

Sebuah pertolongan harus dilakukan secara cermat tepat dan cepat.artinya


pertolongan harus dilakukan secara multi profesi,multi disiplin,dan multi sektir,yang
terjadi dari : penanganana atas banyak korban/penyelamatan jiwa, dilakukan oleh
penolong dan pertolongan banyak,terjadinya komunikasi dan koordinasi yang baik dan
terkendali,menyangkut pada transportasi korban,tempat-tempat rujukan dan penyebab
kegawatan.

2. Konsep dasar keperawaatn gawat darurat

klien gawat darurat pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau aggota badanya (akan menjadi cacat)bila
tidak mendapat pertolongan secepatnya misalnya sumbatan jalan napas atau distress
napas,luka tusuk dada,hipotensi/shock, pada pasien gawat darurat pasien yang tiba-tiba
dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya dan atau anggota
badanya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya dan
biasanya dilambangkan dengan label merah,misalnya (acut miocard infac ).pada pasien
tidak gawat pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat.misalnya dengan pasien ca stadium akhir.

Pada pasien tidak gawat tidak darurat pasien mengalami musibah yang dating
tiba-tiba,tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badanya misalnya pasien yang
terkena Vulnus lateratum tanpa pendarahan. Pada pasien meninggal merupakan prioritas
akhir.[ CITATION apr18 \l 1033 ]

3. Tujuan komunikasi pada gawat darurat

Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan


kerjasama antar perawat dan klien melalui hubungan perawat dan klien.perawat berusaha
mengungkapkan perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukandalam perawat.tujuan komunikasi terapeutik pada gawat darurat
menciptakan kepercayaan antara perawat dengan klien yang mengalami kondisi kritis
atau gawat darurat dalam melakukan tindakan,sehingga klien cepat tertolong dan tidak
terjadi hal yang fatal.

4. Teknik komunikasi pada gawat darurat

Keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna


menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU no. 44 th. 2009)

 Mendengarkan
 Menunjukan penerimaan
 Mengulang pertanyaan klien
 Klarifikasi
 Menyampaikan hasil pengamatan[ CITATION ire18 \l 1033 ]
5. Prinsip-prinsip komunikasi gawat darurat
Suatu mekanisme pelayanan korban atau pasien gawat darurat yang terintegrasi
dan berbasi call center dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan
melibatkan masyarakat.
 Caring
 Acceptence
 Respect
 Empati
 Trust
 Intergrity
 Identifikasi bantuan yang diperlukan
 Terapkan teknik komunikasi

Kesimpulan

Komunikasi yang di lakukan kepada paisen yang dalam kondisi gawat darurat yaitu dengan
komunikasi sepertu komunikasi terapeutik lain. Tetapi, dalam hal ini yang lebih di utamakan
dalam mengatasi gawat darurat adalah tindakan yang akan diberikan kepada pasien harus lebih
cepat dan tepat

Daftar pustaka

Bibliography
nurlitasukmakasali. (2016, mei 13). pengertian gawat darurat. Retrieved april 24, 2020, from
id.scribd.com: https//id.scrib.com

evani, a. p. (2018, april 20). konsep dasar keperawatan. Retrieved april 24, 2020, from academia.edu:
https//www.academia.edu

nurlitasukmakasali. (2016, mei 13). pengertian gawat darurat. Retrieved april 24, 2020, from
id.scribd.com: https//id.scrib.com

darurat, k. g. (2018, november 12). komunikasi gawat darurat. Retrieved april 24, 2020, from prezi.com:
https://prezi.com/pxubad91/komunikasi-gawat-darurat/

Rennie, i. A. (2018, november 12). komunikasi gawat darurat. Retrieved april 24, 2020, from prezi.com:
https:/prezi.com/pxubad91kara/komunikasi-gawat-darurat/

Anda mungkin juga menyukai