Anda di halaman 1dari 4

SIARAN RADIO

RADANG USUS BUNTU

1. Apa sih radang usus buntu itu?


Dalam Bahasa kedokteran, radang usus buntu disebut apendiksitis. Terdiri atas kata
apendiks yang berarti usus buntu atau sering juga disebut umbai cacing, dan kata -itis
yang berarti peradangan. Usus buntu merupakan organ berbentuk tabung/cacing gelang,
panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm) diameter 0,5 cm, dan letaknya di pangkal
usus besar (sekum: perut bagian kanan bawah)
Radang usus buntu merupakan penyebab nyeri perut akut yang paling sering terjadi dan
apendektomi (operasi pemotongan usus buntu) menjadi salah satu operasi pada bagian
perut terbanyak di dunia.

2. Apa fungsi usus buntu?


Pada semua usus terdapat kelenjar getah bening yang dapat menghasilkan Imunoglobulin
(IgA) atau yang dikenal dengan antibodi (pertahanan tubuh), imunoglobulin ini sangat
efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendiks
tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfe (getah bening) di
sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh
tubuh (masih bias dihasilkan oleh saluran cerna lainnya).

3. Apa saja yang dapat menyebabkan radang usus buntu?


Radang usus buntu merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai hal
berperan sebagai faktor pencetus, salah satunya yang paling sering adalah sumbatan yang
menutupi muara usus buntu. Sumbatan ini dapat disebabkan karena adanya jaringan limfe
(kelenjar getah bening) yang membesar dan fekalit (kotoran keras) merupakan penyebab
sumbatan paling sering. Oleh sebab itu, terdapat peran kebiasaan makan makanan rendah
serat dan pengaruh sembelit (konstipasi) terhadap timbulnya radang usus buntu.

Semua orang yang masih memiliki usus buntu memiliki risiko untuk mengalami radang
usus buntu. Insiden radang usus buntu paling sering terjadi pada kelompok umur 20-30
tahun, setelah umur 30 tahun insiden penyakit ini mengalami penurunan jumlah, dan
kasus ini juga jarang terjadi pada usia di bawah 2 tahun. Kejadian pada laki-laki dan
perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidensi laki-laki
lebih sering.

4. Bagaimana bisa usus buntu meradang?


Proses usus buntu bias meradang seperti ini: dinding usus termasuk usus buntu
menghasilkan cairan/lendir, untuk usus buntu biasanya menghasilkan 1-2cc/hari. Cairan
ini dialirkan menuju ke sekum (ujung dari usus besar, tempat berpangkalnya usus buntu).
Pada keadaan normal (tidak ada sumbatan pada muara usus buntu) cairan ini
menyebabkan tekanan di sekum rendah dan tekanan di usus buntu tinggi  sehingga
perbedaan tekanan ini mengakibatkan cairan di dalam usus buntu terdorong masuk ke
sekum. Jika muara usus buntu yang menuju sekum terdapat sumbatan (yang disebabkan
oleh beberapa hal yang saya sebutkan sebelumnya seperti pembesaran jaringan limfe atau
karena fekalit)  maka cairan tersebut akan tetap tertampung (numpuk) di usus buntu 
cairan yang tertampung tersebut menyebabkan usus buntu mengembang seperti balon 
di dalam usus buntu banyak terdapat bakteri dan semakin berkembang biak karena
penumpukan cairan tersebut  sehingga terjadi radang usus buntu.
Usus buntu yang tersumbat dan mengembang seperti balon tersebut  menyebabkan
dindingnya tipis seperti balon yang ditiup menyebabkan pembuluh kapiler tertekan 
aliran darah di dalam pembuluh tersebut juga tersumbat  sehingga dapat terjadi
gangrene (jaringan mati akibat kurangnya aliran darah)  dari gangrene tersebut dapat
berkembang menghasilkan nanah atau pecah. Jika usus buntu pecah/perforasi maka
cairan yang menumpuk di dalam usus buntu dimana banyak mengandung bakter bias
keluar ke dalam rongga perut  hal ini memicu peradangan/infeksi pada seluruh rongga
perut (peritonitis) dimana gejalanya lebih berat dibandingkan hanya sekedar usus buntu
tanpa perforasi/pecah.

5. Apa saja gejala-gejala yang patut diwaspadai sebagai radang usus buntu? (gejala, tanda,
lab dan ro)
Melalui wawancara terhadap pasien, dapat dijumpai tiga gejala klasik radang usus buntu
yaitu:
a. (M) nyeri perut: nyeri pada perut kanan bawah (antara pusar dan tulang SIAS yang
menonjol di tulang panggul depan ditarik garis, 1/3 bawah dari garis merupakan titik
dimana pada pasien radang usus buntu mengalami nyeri). Namun sebelum keluhan ini
dirasakan spesifik di perut kanan bawah, awalnya pasien mengeluh nyeri ulu hati
kemudian pindah ke atas-bawah-kiri-kanan sampai akhirnya menetap di kanan bawah
dalam beberapa jam atau 1 hari setelah keluhan dirasakan. Sehingga jika dilakukan
penekanan oleh dokter pada daerah kanan bawah dan/ atau penekanan tersebut
dilepas secara cepat maka pasien akan merasa kesakitan (TR).
b. (AN) Mual-muntah sampai menyebabkan penurunan nafsu makan
c. (E) Demam: suhu yang meningkat namun tidak terlalu tinggi, antara 37,5-38,5oC

Saat pasien dating ke pelayanan kesehatan, dokter akan mencoba melakukan skoring
dengan skor yang dinamakan Alvarado score atau dikenal juga MANTREL. Melalui
tanda dan gejala yang disebutkan sebelumnya ditambah dengan pemeriksaan lab, maka
dokter akan menghitung besarnya kemungkinan pasien mengalami radang usus buntu.
Skor ini mempunyai 6 komponen klinik (sesuai tanda dan gejala) dan 2 komponen
laboratorium dengan total skor poin 10. Untuk pemeriksaan laboratorium akan dilakukan
darah lengkap, biasanya dijumpai peningkatan ringan pada sel darah putih dan adanya
pergeseran ke kiri pada hitung jenis sel darah putih.
Jika hasilnya <5: maka dianggap tidak mengarah ke usus buntu, 5-6: cenderung kea rah
usus buntu (perlu dilakukan USG untuk memastikannya), 7-8: sangat meyakinkan ke arah
radang usus buntu (tidak perlu USG).

Selain pemeriksaan yang disebutkan sebelumnya, kadang juga diperlukan beberapa


pemeriksaan lain, seperti tes urin lengkap berguna untuk menyingkirkan diagnosis lain
seperti infeksi saluran kemih atau batu saluran kencing (karena memiliki keluhan yang
serupa). Untuk kecurigaan batu saluran kemih juga dapat dilakukan rontgen pada perut
untuk memastikannya. Selain itu juga dapat dilakukan PP test (test pack) pada pasien
wanita untuk menyingkirkan diagnosis kehamilan di luar kandungan yang memiliki
keluhan mirip dengan radang usus buntu.
6. Bagaimana cara mengobati usus buntu? Haruskah operasi?
Jadi pada pasien yang sudah dipastikan oleh dokter diagnosisnya adalah radang usus
buntu, maka jalan terbaik adalah melakukan operasi segera setelah terdiagnosis. Hal ini
bertujuan untuk menghindari komplikasi yang lebih berat (seperti usus buntu
pecah/perforasi atau bahkan terjadi peradangan pada seluruh rongga perut, dan yang
paling berbahaya jika sampai terjadi sepsis (infeksi seluruh tubuh). Angka kematian
radang usus buntu tergolong kecil (1-1,5%), namun jika sudah sampai terjadi
perforas/peritonitis/sepsis angka kematian dapat mencapai 20-30% sehingga paling aman
jika dilakukan operasi. Operasi yang dilakukan biasanya adalah dengan melakukan
pemotongan pada usus buntu sehingga pasien tersebut tidak memiliki usus buntu lagi.
Dan apabila keluarga bersikeras untuk menolak tindakan operasi/ pada daerah terpencil
yang tidak memiliki fasilitas pembedahan terdekat, maka pasien dapat diberikan obat-
obatan seperti antibiotic dan Pereda nyeri, namun obat-obatan ini belum tentu dapat
mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh radang usus buntu.

Selain itu, nyeri yang dirasakan bias jadi bersifat kronis(kumat-kumatan) jika tidak
diterapi dengan baik  bias terjadi penyembuhan namun ada jaringan parut yang bila
terjadi Gerakan peristaltic maka bias menyebabkan nyeri.

7. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi radang usus buntu?


a. Penyebab paling sering adalah fekalit (kotoran yang mengeras) sehingga disarankan
untuk diet tinggi serat (buah dan sayur) dan perbanyak konsumsi air putih. Serat dalam
makanan mempunyai kemampuan mengikat air sehingga tidak terjadi konstipasi atau
kotoran tidak keras sehingga tidak menimbulkan sumbatan di muara usus buntu.
b. Selain itu juga perlu melakukan BAB yang teratur (jangan menahan BAB). Frekuensi
BAB yang jarang akan mempengaruhi konsistensi feses yang lebih padat sehingga terjadi
konstipasi (sembelit). Konstipasi menaikkan tekanan di dalam sekum sehingga terjadi
sumbatan di usus buntu dan meningkatnya pertumbuhan bakteri yang memang ada di
usus besar dan dapat masuk ke saluran usus buntu. Hal ini dapat menjadi media
pertumbuhan kuman/bakteri berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan
peradangan pada usus buntu.

MITOS/FAKTA:
1. Makan biji cabai/jambu bias bikin radang usus buntu?
Secara teori, hal ini dapat terjadi. Biji cabai/jambu dapat menyumbat pangkal usus buntu.
Namun secara kejadian sangat jarang terjadi karena biji tersebut ketika sudah sampai di
lambung akan dibungkus menjadi bolus/slym sehingga dapat mudah dicerna  pada
akhirnya akan menjadi kotoran dan dibuang saat BAB. Namun biji tersebut bias saja
terlepas dari bolus sehingga dapat menyumbat muara usus buntu (sangat jarang terjadi)
2. Menahan BAB bias bikin radang usus buntu? Fakta
3. Makan sambal berdiri bias bikin usus buntu? Mitos
4. Habis operasi usus buntu bias kambuh lagi?
Ketika sudah dilakukan operasi berarti usus buntunya sudah diangkat sehingga orang
tersebut sudah tidak memiliki usus buntu lagi, sehingga tidak mungkin terjadi radang
usus buntu lagi. Tapi nyeri pada daerah sekitar operasi bias saja terjadi nyeri karena otot
yang ikut dibuka saat melakukan operasi kemudian dijahit  penyembuhannya menjadi
jaringan parut (tidak elastis lagi saat kontraksi)  jika aktivitas agak berat maka bias
merasa nyeri di perut kanan bawah.

Habis operasi tanpa komplikasi dalam waktu 2 minggu sudah dapat beraktivitas normal
kembali, namun jangan melakukan aktivitas yang terlalu berat dulu. Hari ke-7 buka
jahitan, lagi 7 hari istirahat.

5. Ibu hamil dengan radang usus buntu perlu dioperasi?


Jika ukuran kandungan masih kecil, masih bias dioperasi karena janin tidak terlalu
mengganggu. Jika sudah besar maka Rahim menekan usus buntu ke arah sekitar pusar,
namun sebaiknya tetap dioperasi dengan tetap mempertimbangkan risk dan benefir dari
pembiusannya dengan meminta pertimbangan dokter kandungan dan dokter bius.

Kesimpulan:
- Kenali gejalanya
- Periksakan diri ke dokter dan/ atau cek lab
- Lakukan pencegahan

Anda mungkin juga menyukai