Anda di halaman 1dari 7

RADANG USUS BUNTU

ENGLISH FOR FORMAL PERSENTATION

DISUSUN OLEH:

Noviana (21118086)
Puji gusti anggraini (21118088)

DOSEN PEMBIMBING : R.A.Aminah Maya M.keb

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


usus buntu atau sekrum ( bahasa latin : caesus “ buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang berhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai appendix , organ ini ditemukan pada manusia.
Pada awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi ,
tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi appendix adalah sebagai organ imunologi dan secara
aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin ( suatu kekebalan tubuh ). Appendicitis
merupakan nama penyakit yang menyerang usus buntu yang bernama Appendicitis terjadi
ketika appendix, nama lain dari usus buntu telah meradang dan membuatnya rentan dan
pecah , ini termasuk darurat medis serius.
Radang usus buntu adalah salah satu penyakit gastrointestinal yang umum terjadi
dimasyarakat, appendisitis adalah peradangan pada apendix atau usus buntu. Apendisitis juga
merupakan penyakit beda yang paling sering terjadi di masyarakat. Walaupun apendisitis
dapat terjadi pada semua usia namun jarang terjadi pada usia dewasa akhir dan balita,
kejadian apendisistis ini mengingkat pada usia remaja dan dewasa yaitu pada umur 20 – 40
tahun. Hal ini dipengaruhi oleh pola makan yang kurang baik pada usia tersebut dimana
orang yang berada diusia tersebut melakukan banyak sekali kegiatan hal ini menyebabkan
orang tersebut mengabaikan nutrisi makanan yang dikomsumsinya. Akibatnya terjadi
kesulitan buang air besar yang akan menyebabkan sumbatan saluran apendik ( Ivan ,2010).

1.2 Tujuan
a. Mengetahui penyebab penyakit usus buntu
b. Mengetahui gejala – gejala usus buntu
c. Mengetahui cara pencegahan usus buntu
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Radang usus buntu atau dalam bahasa medisnya disebut apendisitis adalah
peradangan pada apendiks vermiformis (umbai cacing/usus buntu). Radang usus buntu
terbagi menjadi dua tipe yaitu, radang usus buntu akut dan radang usus buntu kronis.
Radang usus buntu kronis terjadi ketika usus buntu tersumbat oleh feses, benda asing,
kanker, atau pun oleh pembengkakan usus buntu akibat infeksi. Di mana letak usus
buntu? usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking dan terhubung pada usus besar yang
letaknya berada di perut bagian kanan bawah. Perlu diketahui usus buntu adalah ujung
yang tertutup dan sempit. Kondisi ini membuat cacing seperti tabung hingga beberapa
inci panjangnya yang mengikat ke cecum (bagian pertama dari usus)–dengan nama
anatomisnya adalah appendix, vermiform appendix yang berarti sambungan seperti ulat).
Dinding appendix sendiri mengandung jaringan getah bening yang merupakan bagian
sistem kekebalan yang menghasilkan antibodi. Usus buntu dalam bahasa latin disebut
sebagai Appendix vermiformis. Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung,
dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang
tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai
organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu
kekebalan tubuh) di mana memiliki kelenjar limfoid.
Radang usus buntu adalah salah satu penyakit gastrointestinal yang umum terjadi
dimasyarakat, appendisitis adalah peradangan pada apendix atau usus buntu. Apendisitis
juga merupakan penyakit beda yang paling sering terjadi di masyarakat. Walaupun
apendisitis dapat terjadi pada semua usia namun jarang terjadi pada usia dewasa akhir
dan balita, kejadian apendisistis ini mengingkat pada usia remaja dan dewasa yaitu pada
umur 20 – 40 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh pola makan yang kurang baik pada usia
tersebut dimana orang yang berada diusia tersebut melakukan banyak sekali kegiatan hal
ini menyebabkan orang tersebut mengabaikan nutrisi makanan yang dikomsumsinya.
Akibatnya terjadi kesulitan buang air besar yang akan menyebabkan sumbatan saluran
apendik ( Ivan ,2010).
Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau
apendiks. Usus buntu merupakan organ berbentuk kantong kecil dan tipis, berukuran
sepanjang 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar. Saat menderita radang usus
buntu, penderita dapat merasa nyeri di perut kanan bagian bawah. Jika dibiarkan, infeksi
dapat menjadi serius dan menyebabkan usus buntuh pecah, sehingga menimbukan
keluhan rasa nyeri hebat hingga membahayakan nyawa penderitanya.

B. Penyebab usus buntu


Penyebab radang usus buntu sering kali berkaitan dengan penyumbatan bagian
dalam usu buntu, yang dikenal sebagai lumen. Penyumbatan – penyumbatan bagian
dalam usus buntu tersebut menyebabkan tekanan meningkat, aliran darah terganggu , dan
peradangan. Jika sumbatan tidak segera diobati , ada kemungkinan radang usus buntu
tersebut pecah dan membutuhkan penanganan medis yang sangat serius.
Penyakit radang usus buntu terjadi karena beberapa penyebab, diantaranya adalah
infeksi yang disebabkan oleh bakteri, penyumbatan atau obstruksi yang terjadi pada
lapisan saluran ( lumen ) appendiks yang diakibatkan oleh timbuan tinja/feses yang keras
( fekalit ) , hyperplasia ( pembesaran ) yang terjadi pada jaringan limfoid , penyakit
cacing , parasit, benda asing dalam tubuh , kanker primer ,dan striktur.
Makan cabai beserta bijinya ataupun makan jambu klutuk bersama bijinya, dapat
pula menyebabkan radang usus buntu. Hal itu disebabkan biji buah tersebut tidak dapat
dicerna dengan baik dan masuk kedalam saluran appendiks sebagai benda asing. Hal
tersebut dapat dijadikan media bagi bakteri untuk berkembang biak sehingga
menyebabkan infeksi dan berujung pada radang usus buntu.

C. Gejala usus buntu


Gejala yang dirasakan cenderung mendadak , kadang timbul dalam waktu satu
atau dua hari. Gejala yang sering timbul pada penyakit appediksitis adalah :
1. Rasa nyeri yang dimulai dari bagian tengah perut dan berpindah kebagian bawah
sebelah kanan perut, dengan perut kaku seperti papan.
2. Nafsu makan hilang sehingga badan terasa lemah
3. Rasa nyeri semakin meningkat dan terasa ada tekanan pada bagian kanan bawah saat
berjalan
4. Sembelit sehingga penderita memerlukan obat pencahar
5. Bagian kiri bawah perut terlalu lunak untuk disentuh , diperkirakan bagian perut
mengalami peradangan
6. Demam , suhu badan akan meninggi dan akan merasa mual sampai menusuk

D. Cara pencegahan usus buntu


1. Hindari minum – minuman botol atau kaleng yang mengandung gas
2. Hindari rokok
3. Mengkomsumsi makanan berserat seperti buah – buahan dan sayur – sayuran sangat
penting untuk menghindari appendiksitis
4. Melakukan pembedahan untuk mencegah usus buntu pecah dan menghindari infeksi
yang semakin meluas

E. Komplikasi Penyakit Usus Buntu


Penyakit usus buntu yang tidak diobati berisiko menimbulkan komplikasi yang
membahayakan. Komplikasi tersebut antara lain:
 Abses atau terbentuknya kantong berisi nanah. Komplikasi ini muncul sebagai
usaha alami tubuh untuk mengatasi infeksi pada usus buntu. Penanganannya
dilakukan dengan penyedotan nanah dari abses atau dengan antibiotik. Jika
ditemukan dalam operasi, abses dan bagian di sekitarnya akan dibersihkan dengan
hati-hati dan diberi antibiotik.
 Peritonitis. Peritonitis adalah infeksi pada lapisan dalam perut atau peritoneum.
Peritonitis terjadi saat usus buntu pecah dan infeksi menyebar hingga ke seluruh
rongga perut. Penanganan kasus ini dilakukan dengan pemberian antibiotik dan
tindakan bedah terbuka secepatnya, untuk mengangkat usus buntu dan
membersihkan rongga perut. Peritonitis ditandai dengan nyeri seluruh perut yang
hebat dan terus menerus, demam, serta detak jantung yang cepat. Penyakit usus
buntu perlu segera diatasi agar tidak menimbulkan komplikasi namun operasinya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, mendaftarkan diri Anda
sebagai anggota asuransi kesehatan bisa menjadi pilihan praktis untuk menghemat
pengeluaran saat berobat.

BAB III
KASUS

Seorang pria 19 tahun datang ke RS Muhammadiyah dengan keluhan sakit perut di


kuadran kanan bawah dengan skala 7 dari 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
akan bertambah saat dia berjalan. Pasien mengalami sembelit selama 3 hari. Saat ini
pola makan pasien tidak teratur dan jarang mengkomsumsi makanan yang
mengandung serat. Dari hasil asesmen , pasien mengalami gejala anoreksia dan
rovsing. Pasien mengeluh badannya terasa panas. Kondisi umum pasien benar – benar
terlihat sakit, demam. Diagnosis medis pasien adalah Radang Usus Buntu. Hasil
pemeriksaan didapatkan TD : 130/80 mmhg , RR: 20x / menit , P : 90x/menit , T :
38,5 C , dan leukosit : 13.000.
BAB IV
KESIMPULAN

Kita harus memperhatikan makanan yang kita komsumsi , karena penyakit usus buntu
bermula dari makanan yang menggunakan lombok yang sangat banyak , karena
dengan mengkomsumsi lombok yang banyak , dapat menyebabkan penyumbatan di
dalam usus yang menimbulkan infeksi dari bakteri – bakteri yang masuk , sehingga
menimbulkan penyakit usus buntu. Jagalah pola makan yang baik untuk kesehatan
diri kita.

Anda mungkin juga menyukai