Oleh
BAYU YUDHA SAMUDRA
NIM: 22221019
2. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti atau jelas terdapat beberapa teori menurut Rustam Mochtar (2012),
antara lain :
a. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan ketentraman otot rahim
b. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu timbul
kontraksi otot rahim.
c. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim
makin rentan.
d. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama
dan biasa.
e. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan.
b. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologi masa nifas terbagi menjadi dalam 3 tahap yaitu:
1) Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa
ini terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi.
Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak
memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling
memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
2) Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu
berusaha bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha
untuk menguasai keterampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu
berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang
air kecil atau buang air besar.
3) Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu
mengambil tanggung jawab terhadap bayi (Chunningham, et al
2006).
4. Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda
sebagai berikut :
a. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggulterutama pada primigravida pada multipara tidak
begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih
tertekanoleh bagian terbawa janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari
uterus, kadang disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan
bisabercampur darah (bloody shoe).
5. Komplikasi
a. Komplikasi Perdarahan
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih
dari 500-600 ccdalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1) Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
2) Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi
lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan
komplikasi perdarahan post partum :
1) Menghentikan perdarahan.
2) Mencegah timbulnya syok.
3) Mengganti darah yang hilang.
Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
1) Atonia Uteri
2) Retensi Plasenta
3) Sisa Plasenta dan selaput ketuban
4) Trauma jalan lahir
5) Penyakit darah : Kelainan pembekuan darah misalnya
afibrinogenemia/hipofibrinogenemia.
b. Komplikasi infeksi
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang - biaknya
mikroorganisme dalamtubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh
terhadapnya. Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah
melahirkan) ialah infeksi klinispada saluran genital yang terjadi dalam
28 hari setelah abortus atau persalinan (Bobak,2004).
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh
pada saatberlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban
pecah sebelum maupun saatpersalinan berlangsung sehingga menjadi
jembatan masuknya kuman dalam tubuh lewatrahim. Jalan masuk
lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-alat
yangtidak steril digunakan pada saat proses persalinan (Bobak, 2004).
c. Komplikasi penyakit blues
Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues
atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek
ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan
atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk padahari ketiga
sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua
minggu pasca persalinan (Bobak, 2005) .
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami
perasaan tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana
hati setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si
bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Etiologi atau penyebab pasti
terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui. Namun,
banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum
blues, antara lain:
1) Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar
estrogen, progesteron,prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar
estrogen setelah melahirkan sangatberpengaruh pada gangguan
emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi
aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang
bekerjamenginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan
dalam perubahan mooddan kejadian depresi.
2) Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3) Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4) Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status
perkawinan,kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan
kejiwaan sebelumnya, sosialekonomi serta keadekuatan dukungan
sosial dari lingkungannya (suami, keluarga danteman).
5) Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
6. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksternaakan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya
disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting
lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yangterakhir ini karena
pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh
darah yang adaantara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahansetelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera postpartum bentuk serviks agak menganga
seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpusuteri terbentuk semacam
cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometriumialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta
pada haripertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasarakibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragmapalvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin
lahirberangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
7. Pathway
Postpartum spontan
Proses involusi Vagina dan perineum Laktasi Taking in Taking hold Letting go
(ketergantungan) (ketergantungan mandiri) (kemandirian)
Oksitosin personal hygiene pembuluh darah struktur dan karakter
Kontraksi uterus kurang baik rusak payudara ibu butuh belajar mengenai Resiko Perubahan
perlindungan dan perawatan diri dan peran menjadi
Nyeri Genetalia kotor pendarahan hormon estrogen pelayanan bayi orang tua
Resiko terjadi resiko kekurangan prolaktin berfokus pada diri butuh informasi
infeksi volume cairan sendiri dan lemas
Pembentukan ASI kurang pengetahuan
Gangguan pola tidur
Penyempitan pada duktus intiverus
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, edema /
pembesaran jaringan ataudistensi efek-efek hormonal
b. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat
pengetahuan, karakteristik payudara
c. Gangguan eliminasi BAK berhubungan dengan distensi kandung
kemih, perubahan-perubahan jumlah / frekuensi berkemih.
d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
penurunansistemkekebalan tubuh.
e. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangancairan berlebih (perdarahan).
3. Rencana Keperawatan
N DIAGNOSA NOC NIC
O KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Setelah diberikan asuhan 1. Kaji ulang skala
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x nyeri
trauma mekanis, 24 jam, diharapkan nyeri 2. Anjurkan ibu agar
edema / pembesaran ibu berkurang kriteria menggunakan
jaringan atau distensi hasil : teknik relaksasi
efek– efek hormonal - Skala nyeri 0-1 dan distraksi
- Ibu mengatakan rasanyeri
nyerinya berkurang 3. Motivasi untuk
sampai hilang mobilisasi sesuai
- Tidak merasa nyeri indikasi
saat mobilisasi 4. Berikan kompres
- Tanda vital dalam hangat
batas normal. 5. Kolaborasi
pemberian
analgetik
2 Ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan 1. Kaji ulang tingkat
menyusui keperawatan selama pengetahuan
berhubungan dengan 1x24 jam, diharapkan danpengalaman
tingkat pengetahuan, ibu dapat mencapai ibu tentang
karakteristik kepuasan menyusui menyusui
payudara. dengan kriteria hasil : sebelumnya.
- Proses situasi 2. Demonstransikan
menyusui dan tinjau ulang
- Bayi mendapat teknik menyusui
ASI yang cukup. 3. Anjurkan ibu
mengeringkan
puting setelah
menyusui.
3 Gangguan eliminasi Setelah diberikan asuhan 1. Kaji dan catat
BAK berhubungan keperawatan selama 2 x cairan masuk dan
dengan distensi 24 jam, diharapkan ibu keluar tiap 24 jam.
kandung kemih, tidak mengalami 2. Anjurkan
perubahan- gangguan eliminasi berkamih 6-8 jam
perubahan jumlah / (BAK) dengan kriteria postpartum.
frekuensi berkemih. hasil : 3. Berikan teknik
- Ibu dapat berkemih merangsang
sendiri dalam 6-8 berkemih seperti
jam post partum rendam duduk,
- Tidak merasa sakit alirkan air keran
saat BAK 4. Kolaborasi
- Jumlah urine 1,5-2 pemasangan
liter/hari. kateter
4 Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1. Kaji lochea
terhadap infeksi keperawatan selama 2 x (warna, bau,
berhubungan dengan 24 jam, diharapkan jumlah) kontraksi
trauma jaringan, infeksi pada ibu tidak uterus dan kondisi
penurunan sistem terjadi dengan kriteria jahitan episiotomi.
kekebalan tubuh hasil : 2. Sarankan pada ibu
- Dapat agar mengganti
mendemonstrasikan pembalut tiap 4
teknik untuk jam
menurunkan resiko 3. Pantau tanda-tanda
infeksi vital.
- Tidak terdapat 4. Lakukan rendam
tanda-tandainfeksi. bokong.
5. Sarankan ibu
membersihkan
perineal dari depan
ke belakang
5 Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1. Ajarkan ibu agar
terhadap kekurangan keperawatan selama 2 x massage sendiri
volume cairan 24 jam, diharapkan tidak fundus uteri
berhubungan dengan kekurangan volume 2. Pertahankan cairan
kehilangan cairan cairan dengan kriteria peroral 1,5-
berlebih(perdarahan) hasil : 2Liter/hari.
- Cairan masuk dan 3. Observasi
keluar seimbang perubahan suhu,
- Hb/Ht dalam batas nadi, tekanan
normal (12,0-16,0 darah
gr/dL) 4. Periksa ulang
kadar Hb/Ht
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kasus
Pada tanggal 31Oktober 2021 jam 22:00 WIB Ny. K datang ke rumah sakit
Palembang Bari dengan keluhan ketuban pecah dini. Saat dilakukan
pengkajian klien mengatakan ketuban pecah (merembes) pukul 18:00 WIB,
Klien mengatakan nyeri pada bagian abdomen, Usia kehamilan sudah
memasuki 37 minggu& saat ini klien memasuki kala 1, Saat dilakukan
pengkajian dokter menyarankan untuk Section Caesarea. Klien mengatakan
nyeri di abdomen seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, untuk riwayat
kehamilan ibu mengatkan G1P0A0, TTV TD: 120/80 mmHg, nadi: 82
x/menit, RR: 20x/menit., suhu: 36,5ᵒC. Pasien tampak menahan rasa sakitnya
dan tampak meringis, klien juga kesulitan untuk kekamar mandi dan
memerlukan bantuan, klien juga mengatakan sulit untuk bergerak miring
kanan dan kiri.
B. Pertanyaan Klinis
Adakah pengaruh pijat kaki dalam menurunkan nyeri setelah operasi sectio
caesarea pada ibu nifas ?
BAB III
ANALISIS JURNAL
2. Tujuan penelitian:
Untuk mengetahui pengaruh Pijat kaki terhadap nyeri pada klien post operasi
sectio caesarea.
3. Tempat Penelitian
RS AMC pada bulan Maret sampai Mei 2018
5. PICO
P : Pasien ibu operasi post sactio casearea
I : Pengaruh pijat kaki dalam menurunkan nyeri setelah operasi sectio caesar
Pada ibu nifas
C : Tidak ada pembanding
O : Dapat menurunkan nyeri pada ibu post SC