Anda di halaman 1dari 7

Total skor Barthel 25

 Pengukuran skor Barthel Index didasarkan pada tingkat kemandirian pasien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari atau biasa dikenal dengan sebutan Activities of Daily Living,
disingkat ADL.
Skoring dalam barthel index mencakup kemampuan buang air, makan, minum, berpindah
dari kursi atau ke tempat tidur atau sebaliknya, berjalan, mandi, berpakaian, menaiki tangga
dan aktivitas lainnya yang tertera di tabel sebagai item penilaian skor Barthel Indeks.
Tingkat ketergantungan dibagi menjadi lima tingkatan berdasar atas skor Modifikasi Indeks
Barthel, yaitu skor 0–20 ketergantungan total, skor 21–60 ketergantungan berat, skor 61–90
ketergantungan sedang, skor 91–99 ketergantungan minimal, dan skor 100 keadaan mandiri.
Indurasi adalah bagian kulit yang menonjol tampak kemerahan
Hitung darah lengkap
yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau
untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit.
Leukositosi adalah Tingginya jumlah sel darah putih
Trombositopenia kurangnya jumlah trombosit dalam darah
Tes CRP
mengukur jumlah CRP dalam darah untuk mendeteksi peradangan karena kondisi akut atau
untuk memantau tingkat keparahan penyakit dalam kondisi kronis. Orang sehat umumnya
memiliki kadar CRP yang rendah. Sebaliknya, kadar CRP yang tinggi bisa menjadi pertanda
adanya penyakit atau infeksi di dalam tubuh.

CRP di atas 10 mg/L


Nilai CRP di atas 10 mg/L menandakan adanya peradangan atau kondisi serius yang terjadi di
dalam tubuh. 
Computed tomography (CT) abdomen dan pelvis adalah tes pencitraan diagnostik yang
digunakan untuk membantu mendeteksi penyakit pada usus halus, usus besar, dan organ
internal lainnya dan sering digunakan untuk menentukan penyebab nyeri yang tidak dapat
dijelaskan.
Sepsis
Pada saat terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh akan aktif untuk melawan penyebab infeksi.
Sepsis muncul ketika sistem kekebalan tubuh ini melawan infeksi secara tidak terkendali.
Sepsis berat adalah sepsis yang disertai disfungsi organ atau hipoperfusi jaringan.
Fisura Ani
Fisura ani disebut akut jika terjadi dalam waktu kurang dari 8 minggu. Sementara itu,
pada fisura ani kronik, fisura telah terbentuk selama lebih dari 8–12 minggu. Pada kondisi
yang kronik, sudah terbentuk jaringan parut di daerah anus, sehingga pengobatannya
membutuhkan waktu yang lebih lama.

Fistula Ani

Sebagian besar fistula ani diawali dengan abses perianal yang tidak diatasi atau tidak sembuh
dengan sempurna. Seiring waktu, penumpukan nanah pada abses pada anus akan menekan
area di sekelilingnya dan mencari jalan keluar. Akibatnya, terbentuklah sebuah saluran dari
abses ke anus atau dubur yang disebut fistula ani.

Proktitis

Rektum adalah saluran pencernaan bagian akhir yang menghubungkan usus besar ke dubur.
Tinja sebelum dibuang melalui tubuh akan ditampung sementara di rektum.

Penyakit crohn Penyakit radang usus kronis yang memengaruhi lapisan saluran

pencernaan colitis ulseratif (ulkus kronik yang sering berulang pada usus besar) 

Gejala proktitis yang paling umum adalah tenesmus, yaitu keinginan untuk buang air besar
sering dan perasaan tidak nyaman untuk buang air besar

Trombosis Eksternal Hemorrhoid


Akibatnya, aliran darah di sekitar anus menjadi terhambat karena penggumpalan
darah ini, sehingga suplai darah ke jaringan anus berkurang. Kondisi ini akan membuat gejala
wasir semakin parah. Pada Trombosis Hemorrhoid, benjolan wasir bisa tampak berwarna
ungu kebiruan, serta menimbulkan rasa gatal yang luar biasa dan nyeri yang hebat ketika
berdiri, berjalan atau buang air besar.

Etiologi  
Umumnya bakteri seperti stafilokokus dan Escherichia coli merupakan bakteri yang
paling banyak ditemukan

Patofisiologi
Abses perianal merupakan gangguan anorektal yang muncul dan didominasi akibat dari
obstruksi kriptus analis. Anatomi normal menunjukkan terdapat kurang lebih 10 kriptus
analis pada linea dentata. Kriptus analis berfungsi untuk melumasi kanalis analis. Obstruksi
pada kriptus analis merupakan hasil dari stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi infeksi,
terbentuk supurasi dan pembentukan abses. Abses biasanya terbentuk di ruang
intersphincteric dan dapat menyebar di sepanjang ruang. Setelah infeksi mendapat akses ke
ruang intersphincteric, memiliki akses mudah ke ruang perirectal yang berdekatan.
Perpanjangan infeksi dapat melibatkan ruang intersfingterik (intersphingteric space), ruang
iskiorektalis (ischiorectalis space), ruang supralevator (supralevator space). Dalam beberapa
kasus, abses tetap terkandung dalam ruang intersphincterik.
Tata Laksana
Pada kebanyakan pasien dengan abses anorektal, terapi medikamentosa dengan antibiotik
biasanya tidak diperlukan. Namun, pada pasien dengan peradangan sistemik, diabetes, atau
imunitas rendah, antibiotik wajib diberikan.
Insisi dan drainase bermanfaat untuk evakuasi nanah dari abses sehingga mengurangi nyeri
dan memungkinkan luka untuk pulih.
insisi (membuka kulit serta jaringan dibawahnya sampai menembus rongga abses) 
Insisi dilakukan sampai ke bagian subkutan pada bagian yang paling menonjol dari abses
Drainase abses adalah tindakan mengeluarkan nanah yang terkumpul di dalam kantong
(abses) sampai habis atau kering. Tindakan drainase sebaiknya segera dilakukan sebelum
abses pecah.
Debridement
debridement, yaitu terapi penyembuhan luka setelah proses pembedahan, mekanis, atau kimia
dengan menghapus atau pengangkatan jaringan yang rusak ,mati atau terinfeksi untuk
meningkatkan potensi penyembuhan jaringan sehat yang tersisa
Nutrisi

1. Makan makanan seimbang.


Menjaga pola makan, hindari Makanan yang sulit diproses oleh organ pencernaan seperti
makanan manis, berlemak, coklat, keju, makanan bersantan, akan memperburuk kondisi
orang yang mengalami abses perianal karena dapat meningkatkan peregangan pada area
rektum dan meningkatkan kadar asam sehingga meningkatkan resiko terbentuknya fistula.
Makanan yang berjenis asam, seperti rujak ,cuka juga dapat merangsang perut dan merusak
dinding rektum yang telah terdapat abses perianal dan terbentuk fistula. Makanan yang terlalu
pedas juga bisa meningkatkan radang pada abses perianal dan membuatnya semakin sakit
serta nyeri.
Jadi pilihlah makanan serealia utuh, sayur-sayuran berdaun hijau, buah-buahan, dan daging
tanpa lemak. Menambahkan makanan berserat dan serealia ke dalam pola makan kita akan
membantu memperlunak feses dan memperlancar buang air besar. Dengan begitu, buang air
besar bisa lancar tanpa adanya peregangan.

2. Minum lebih banyak air. .Berhenti minum alkohol dan soda; melainkan, minumlah
banyak air putih dan jus buah. Ini akan membantu mencegah terjadinya konstipasi yang
memberi tekanan pada fistula Anda.

3. memakan makanan yang kaya akan omega-3, omega-6, dan vitamin C, seperti ikan,
minyak zaitun, dan buah-buahan citrus, akan membantu memperkuat sistem imun dan
mengurangi tingkat peradangan yang mungkin Anda derita akibat fistula.
Prognosis
Sekitar dua pertiga pasien dengan abses anorektal yang diobati dengan insisi dan drainase
akan mendapat komplikasi sebuah fistula anorektal kronis.
Prognosis pada pasien dengan fistel perianal adalah fistel dapat kambuh bila lubang dalam
tidak turut dibuka atau dikeluarkan, cabang fistel tidak turut dibuka atau kulit sudah menutup
luka sebelum jaringan granulasi mencapai permukaan. Setelah operasi risiko kekambuhan
fistula termasuk cukup tinggi yaitu sekitar 21% (satu dari lima pasien dengan fistula post
operasi akan mengalami kekambuhan).

Anda mungkin juga menyukai