Anda di halaman 1dari 14

Pengukuran Antropometri Untuk Menilai Status Gizi

Theresia Karolina Purba


102019062
Kelompok : C2
Mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : theresia.102019062@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Pada manusia memiliki asupan gizi yang baik dan cukup adalah hal yang sangat penting guna
menjaga kesehatan tubuh agar dapat terhindar dari segala macam penyakit. Dalam proses
pemenuhan gizi yang baik diperlukan juga pola makan yang seimbang dan teratur dimana
didalamnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang akan
membuat kebutuhan gizi dalam tubuh manusia tercukupi. Selain itu, dapat dilakukan
pengukuran antropometri untuk mengukur ukuran badan, berat badan, dan juga komposisi
tubuh agar dapat diketahui status gizi setiap individu dan juga melakukan pemeriksaan
laboratorium glukosa dalam darah, profil lipid, protein, fungsi hati dan ginjal.
Kata kunci : Antropometri, Gizi dasar, Pemeriksaan Lab, Pola Makan

Abstract
In humans having a good and adequate nutrient intake is very important in order to maintain
the health of the body in order to avoid all kinds of diseases. In the process of fulfillment of
good nutrition is also a balanced and regular diet where it contains carbohydrates, proteins,
fats, vitamins, and minerals that will make the nutritional needs in the human body sufficient.
But the nutrition that has to be enough with the meaning is not lacking so that the endurance
of the body is neither weak nor excessive. In addition, anthropometric measurements can be
performed to measure body size, weight, and body composition so that each individual's
nutritional status can be known.
Keywords: Anthropometry, Basic Nutrition, Diet, Lab Examination
Pendahuluan
Pada setiap individu harus mempunyai asupan gizi yang baik didalam tubuh untuk
dapat menunjang aktivitas sehari-hari. Pemenuhan gizi tersebut harus dapat tercukupi
sehingga tidak mengalami kekurangan gizi yang akan mengakibatkan daya tahan tubuh
menurun ataupun mengalami kelebihan gizi.1
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Status gizi pada seseorang
tergantung pada asupannya apabila asupan gizi dan kebutuhan dari tubuhnya seimbang maka
status gizinya akan baik. Dalam menilai status gizi dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
salah satunya dengan pengukuran antropometri yang mana untuk mengukur ukuran badan,
berat badan, dan juga komposisi tubuh agar dapat diketahui status gizi setiap individu dan
juga dapat melakukan pemeriksaan laboratorium.1
Pembahasan
Seorang perempuan usia 29 tahun datang ke Poliklinik Ukrida karena ingin mengetahui status
gizi nya dan ingin berkonsultasi mengenai pola makannya apakah sudah seimbang atau
belum.
 Identifikasi istilah: -
 Sasaran pembelajaran :
1. Mahasiswa dapat memahami pengukuran antropometrik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahu status gizi.
3. Mahasiswa dapat menganalisis data-data antoprometrik dan pemeriksaan
laboratorium.
4. Mahasiswa dapat mengerti kelebihan dan keterbatasan pengukuran
antropometrik.
5. Mahasiswa dapat memahami kebutuhan gizi dasar.
 Rumusan masalah: Perempuan 29 tahun ingin mengetahui status gizi.
 Hipotesis: Status gizi dan pola makan yang seimbang ditentukan oleh hasil
pengukuran antopometri dan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaann gula
darah, profil lemak, protein, fungsi ginjal dan fungsi hati.

Pengukuran Antropometri

Antropometri berasal dari perkataan Yunani yaitu “anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang membawa maksud “ukuran” yang secara lateral bermaksud “pengukuran
manusia”. Ia adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi tubuh manusia yaitu ukuran,
berat badan, volume dan lain-lain, dan karakteristik khusus dari tubuh seperti ruang gerak.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti stasiun kerja, fasilitas kerja
dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi
anggota tubuh manusia yang menggunakannya.
Antropometri dapat dibagi kepada dua kategori yaitu, antropometri statis (struktural)
yaitu pengukuran manusia pada posisi diam dan lineir pada permukaan tubuh dan yang kedua
adalah antropometri dinamis (fungsional) yang bermaksud pengukuran pada keadaan dan
ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperlihatkan gerakan-gerakan yang
mungkin terjadi saat pekerja tersebut melakukan kegiatannya. Oleh sebab antropometri
membawa maksud pengukuran tubuh badan, maka ia meliputi berbagai ukuran manusia
seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang
tungkai dan sebagainya.
Pengukuran antropometri akan menggunakan beberapa parameter. Parameter adalah
ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada dan sebagainya.2
1. Pengukuran Berat Badan
Merupakan satu parameter yang akan memberikan gambaran tentang massa tubuh
seseorang. Pengukuran berat badan pula akan menunjukkan jumlah otot, lemak, air dan
mineral massa tulang. Berat badan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dari jumlah
makanan yang dikonsumsi, nafsu makan yang berkurang dan juga dikarenakan kondisi sakit.
Apabila tubuh dalam keadaan sehat maka kebutuhan gizi ikut tercukupi dan berat badan akan
ikut bertambah seiring dengan umur, sebaliknya apabila tubuh dalam keadaan tidak sehat
maka kebutuhan gizi menurun dan berat badan dapat saja ikut berkurang dari keadaan
biasanya. Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan baik manual
maupun digital.2
2. Pengukuran Tinggi Badan

Tinggi badan adalah pengukuran dasar pertumbuhan kerangka. Panjang badan seseorang
diukur sewaktu subjek terlentang pada yang berumur kurang 2 tahun dan diukur sewaktu
badan dalam posisi berdiri bagi yang berumur melebihi 2 tahun. Evaluasi tinggi badan perlu
dibuat secara berhati-hati karena kemungkinan ada perbedaan genetik dan etnik. Tinggi
badan orang tua hampir selalu merupakan determinan tinggi badan anak. Alat yang
digunakan untuk mengukur tinggi badan adalah pada anak dan orang dewasa dikenal dengan
microtoise dan pada bayi dikenal dengan infantometer (ukur panjang).2

3. Pengukuran Tinggi Lutut


Pengukuran Tinggi Lutut merupakan pengukuran antropemetri yang biasanya
digunakan sebagai pengukuran orang yang usianya sudah tergolong lansia dengan umumnya
yang semakin lama mengalami osteoporosis. Sehingga akibat dari osteoporosis bisa
menjadikan tinggi badan menurun, perhitungan bisa dilakukan dari tinggi lutut samapai tinggi
badan. Pengukuran ini juga dapat digunakan untuk menentukan tinggi badan orang dengan
kelainan tulang sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak. Pengukuran ini juga merupakan
ukuran yang lebih tepat untuk pertumbuhan linear. Penggunaan alat yang lebih canggih
memungkinkan monitoring perubahan pertumbuhan linear dengan tepat dalam waktu yang
relative singkat. Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi lutut adalah kneemometer
elektronik.3
4. Pengukuran Panjang Depa
Panjang depa pula diukur karena berhubungan erat dengan tinggi badan maksimal.
Pengukuran ini dapat menggantikan tinggi badan bila tinggi badan aktual tidak dapat diukur.
Perkara ini lebih berguna untuk menilai tinggi badan usia dewasa muda dan bukan tinggi
badan sekarang sekiranya setelah lanjut usia.
5. Lingkar Kepala
Merupakan standar prosedur dimana untuk mengetahui ukuran kepala seseorang atau
besarnya kepala. Biasanya pada bayi dilakukan dari saat lahir hingga menginjak usia 3 tahun
dan merupakan hal yang rutin untuk diperiksa dan alat yang digunakan untuk mengukur
lingkar kepala ini adalah meteran.
6. Lingkar Lengan Atas
Diukur dengan keliling lengan atas, yakni antara processus acromion dan ujung
olecranon, pada saat mengukur lengan atas posisi dalam keadaan tergantung kebawah dan
santai. Alat yang digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas adalah pita lila. 2
Klasifikasi Batas Umur
Wanita Usia Subur
Normal > 23,5
KEK (Kurang Energi Kronis) < 23,5

7. Pengukuran Ketebalan Lemak Bawah Kulit


Untuk pengukuran tebal lemak bawak kulit akan digunakan untuk menentukan secara
tidak langsung lemak subcutan dan lemak tubuh total. Pengukuran ini dianggap mewakili
seluruh lapisan lemak tubuh. Pengukuran ini juga mungkin hanya berguna untuk prediksi
peratusan lemak tubuh anak dan wanita dewasa tetapi tidak untuk pria. Tebal lemak ini dapat
diukur dibagian biceps, triceps, subscapula dan suprailiaca. Bagi wanita hamil, dapat diukur
dibagian biceps dan triceps. Untuk periksa lemak tubuh total, lemak subcutan akan
dijumlahkan dan dirata-ratakan setelah 2-3 kali pengambilan. Kombinasi sisi optimal untuk
periksa lemak tubuh berbeda dengan usia, gender, etnik dan status kesehatan. Kaliper lipatan
kulit (skinfold) digunakan pada bagian tubuh tertentu yaitu pada pertengahan biceps,
pertengahan triseps, subscapula dan suprailiaca untuk menentukan ketebalan lapisan lemak
subkutan yang mewakili sebagian besar dari lemak tubuh total. Pengukuran dengan cara ini
baik untuk mengukur lemak bawah kulit karena distribusi lemak bawah kulit adalah sama
dengan semua individu. Pengukuran dengan cara ini umumnya digunakan pada anak usia
remaja keatas. Umumnya jumlah lemak dibedakan menurut jenis kelamin. 4
8. Pengukuran Lingkar Perut
Lingkar perut juga dapat digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang. Lingkar
perut normal bagi wanita adalah kurang dari 80 cm dan bagi pria kurang dari 92,0 cm.
Lingkar perut yang berukuran lebih dari normal dan secara kasat mata bisa dilihat bentuk
perut yang buncit dari berbagai hasil penelitian ilmiah diketahui meningkatkan risiko
timbulnya berbagai penyakit. Setiap penambahan 5 centimeter pada lingkar pinggang atau
perut, risiko kematian dini meningkat antara 13 hingga 17 persen. Hal ini termasuklah jika
seseorang itu mempunyai berat yang ideal tetapi lingkar perut termasuk dalam kategori
buncit. Hal ini karena, lemak di perut adalah lemak paling berbahaya. Lemak yang berada di
perut bagian dalam ini bakal mengeluarkan asam lemak bebas dan puluhan hormon yang
bakal menimbulkan beragam masalah seperti menaiknya tekanan darah, terjadinya resistensi
insulin, dan masih banyak masalah lain yang cukup berat seperti munculnya penyakit jantung
dan stroke.5
9. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh(IMT) atau sering juga disebut indeks Quatelet pertama kali
ditemukan oleh seorang ahli matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat
pengukuran komposisi tubuh yang paling umum dan sering digunakan. Beberapa studi telah
mengungkapkan bahwa IMT adalah alat pengukuran yang berguna untuk mengukur obesitas,
dan telah direkomendasikan untuk evaluasi klinik pada obesitas anak.
IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan
indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter
(kg/m2)). Interprestasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak karena anak lelaki
dan perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda. IMT adalah cara termudah untuk
memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga
penting untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis.
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau
mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh
secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran
secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray
absorbtiometry.6
IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta
metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan. Untuk mengetahui nilai IMT
ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Menurut rumus metrik:
Berat Badan(Kg)
IMT = 
Tinggi Badan ( m ) x Tinggi Badan( m)

Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasi menggunakan
kategori status berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita.
Untuk anak-anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis
kelamin.
Secara umum, IMT yang bernilai 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar
baru untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan IMT di bawah 18,5
sebagai sangat kurus atau underweight, IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau
overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah
diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I (25-29,9),
tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40).

Berat Badan (kg) IMT (kg/m2)


BB Kurang < 18,5
BB Normal 18,5 – 22,9
BB Overweight ≥ 23,0
- Preobesitas
23,0 – 24,9
- Obesitas I 25,0 – 29,9
≥ 30
- Obesitas II

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan


pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya
diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel Batas ambang IMT Indonesia

Kategori IMT (Kg/m2)


Kegemukan
Gender Kurus Normal
Tingkat ringan Tingkat berat
2 2
Pria <18 kg/m 18-25 kg/m >25-27 kg/m2 >27 kg/m2
Wanita <17 kg/m2 17-23 kg/m2 >23-27 kg/m2 >27 kg/m2
Keterangan :
1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan
tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat
badan tingkat ringan atau KEK ringan.
3. IMT 18,5 – 25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
4. IMT 25,1 – 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan
tingkat ringan.
5. IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan
tingkat berat.

Indeks massa tubuh di kategorikan kurus jika pembagian berat per kuadrat tingginya kurang
dari 18 kg/m2. Penyebabnya rata-rata dikarenakan konsumsi energi lebih rendah dari
kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan
digunakan. Kerugiannya jika seseorang masuk dalam kategori ini antara lain adalah
penampilan cenderung kurang menarik, mudah letih, kurang mampu bekerja keras, wanita
kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
resiko sakit tinggi dan beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain yaitu penyakit infeksi,
depresi, anemia dan diare.6
Indeks massa tubuh masuk ketegori normal jika pembagian berat per kuadrat
tingginya antara 18 sampai 25 kg/m2. Kategori ini bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi
energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh. Sehingga tidak terjadi penimbunan
energi dalam bentuk lemak, maupun penggunaan lemak sebagai sumber energi. Keuntungan
dari IMT yang normal ini adalah resiko penyakit bisa di minimalisir menjadi lebih rendah.
Adapun cara untuk mempertahankan IMT dalam grid yang normal ini adalah
mempertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi seimbang, perlu
kebiasaan olah raga yang teratur dan tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari.
Kelebihan dan Kekurangan Antropometri
Dalam pengukuran antropometri untuk tentunya akan terdapat kelebihan maupun
kekurangannya untuk penentuan status gizi tersebut.
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan antropometri:
1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.
2. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang
sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.
3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat.
4. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
5. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan buruk, karena
sudah ada ambang batas yang jelas.
6. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Tetapi antropometri juga mempunyai beberapa kekurangan seperti:


1. Tidak sensitive-metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat.
2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran antropometri gizi. Kesalahan ini terjadi karena
pengukuran, perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan,
analisis dan asumsi yang keliru.7

Pemeriksaan Laboratorium

Metode lain yang sering digunakan untuk menilai status gizi adalah pemeriksaan
biokimiawi atau disebut juga cara laboratorium . Data biokimia memberikan informasi
tentang status energi, protein, vitamin dan mineral, keseimbangan cairan dan elektrolit, dan
fungsi organ. Kebanyakan tes berdasarkan analisis sampel darah atau urine, yang
mengandung protein, zat gizi, dan metabolit yang mencerminkan status gizi dan kesehatan.

Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah


Pemeriksaan kadar gula darah adalah suatu pengukuran langsung terhadap keadaan
pengendalian kadar gula darah pasien pada waktu tertentu saat dilakukan pengujian.
Ada beberapa jenis pemeriksaan kadar glukosa darah, antara lain :
a. Kadar gula darah sewaktu
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah sebelum dilakukan puasa
ataupun setelah mengkonsumsi makanan biasanya digunakan untuk mendeteksi awal diabetes
mellitus.
b. Pemeriksaan gula darah puasa
Pemeriksaan dengan persiapan puasa 12 jam untuk mengetahui kadar gula darah puasa.
c. Pemeriksaan gula darah dua jam setelah makan
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah dua jam setelah makan
(postprandial) karena setelah mengkonsumsi makanan kadar gula darah mengalami
peningkatan.
d. Pemeriksaan gula darah NPP (Nuchter Post Prandial)
Dilakukan dua kali pengambilan darah serta urin, sebelumnya pasien berpuasa selama 10-12
jam kemudian diambil darah dan urin ke-1 (darah dan urin nuchter/puasa, pasien kemudian
makan dengan porsi sewajarnya, setelah selesai makan mulai berpuasa selama 2 jam
(dihitung setelah selesai makan) kemudian diambil darah dan urin ke-2 (darah dan urin post
prandial/setelah makan). Nilai normal gula darah puasa 70-110 mg/dl sedangkan gula post
prandial 100-140 mg/dl.
e. Pemeriksaan Glukosa Toleransi Test (GTT)
Secara umum sama dengan pemeriksaan gula NPP, perbedaannya adalah setelah diambil
darah dan urin ke-1 pasien tidah makan tetapi minum glukosa dengan kadar glukosa yang
telah ditentukan (75%). Terkadang dokter meminta pengambilan darah 3 kali dengan interval
1 jam, jadi pasien diambil darah dan urin puasa, 1 jam dan 2 jam setelah minum glukosa
f. Pemeriksaan HbA1C
Merupakan jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan pada semua tipe diabetes
mellitus terutama untuk mengetahui status glikemik jangka panjang karenaa hasilnya sangat
akurat.7

Pemeriksaan Profil Lipid


Tes kolesterol darah adalah tes yang mengukur kadar zat lemak yang disebut lipid dalam
darah. Tes ini biasanya dilakukan sebagai satu paket tes yang disebut profil lipid atau panel
lipid, yang mencakup kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida. Pemeriksaan kadar
kolesterol dalam darah mutlak dilakukan terutama bagi penggemar makanan siap saji (junk
food), memiliki berat badan berlebih, jarang berolah raga dan seorang perokok. Sebuah profil
lipid merupakan salah satu ukuran risiko seorang terhadap penyakit kardiovaskular.
Pemeriksaan Protein
Tes protein total adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui
kadar total protein dalam tubuh seseorang. Terdapat 2 jenis protein utama dalam tubuh
manusia, yaitu albumin dan globulin. Tes protein total mengukur total kadar albumin dan
globulin dalam tubuh manusia.

 Albumin dibuat oleh organ hati. 60% dari total protein adalah albumin. Albumin
berfungsi menjaga tekanan onkotik sehingga mencegah cairan keluar dari pembuluh
darah, menutrisi jaringan, serta berfungsi mengangkut hormon, vitamin, dan mineral
dalam tubuh.
 Globulin merupakan 40% dari total protein. Globulin sebagian dihasilkan oleh hati,
sebagian lagi dihasilkan sistem imun. Fungsi globulin adalah melawan infeksi dan
mengangkut nutrisi ke jaringan tubuh.

Terlalu sedikit atau terlalu banyak protein dalam tubuh sama-sama dapat mengakibatkan
masalah kesehatan diantaranya penurunan berat badan yang tidak diinginkan, kelelahan
kronis, dan penyakit peradangan.7

Pemeriksaan Fungsi Hati


Tes fungsi hati adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk menilai fungsi
hati secara keseluruhan. Mulai dari pemeriksaan enzim hati, protein, hingga zat lainnya yang
diproduksi oleh organ hati.
Pemeriksaan yang termasuk ke dalam tes fungsi hati meliputi:

 Kadar albumin, yakni protein yang diproduksi oleh hati


 Kadar protein total dalam darah
 Kadar bilirubin, yaitu zat buangan yang dihasilkan oleh hati.
 Enzim yang dihasilkan oleh hati, seperti alkaline phosphatase  (ALP), alanine
transaminase (ALT) atau serum glutamat piruvat transaminase (SGPT), aspartate
aminotransferase  (AST) atau serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT),
dan gamma-glutamyl transpeptidase (GGT)
 Laktate dehydrogenase (LD), yakni enzim yang dikeluarkan oleh sel organ ketika
mengalami kerusakan atau cedera
 Prothrombin time (PT), yaitu protein yang berfungsi untuk pembekuan darah

Organ hati memegang peranan penting bagi kesehatan. Mulai dari membantu proses peleraian
makanan, membersihkan darah dari zat beracun, memproduksi protein, hingga menyimpan
cadangan energi.Bila fungsi-fungsi tersebut terganggu, Anda mungkin akan mengalami
berbagai gejala yang bisa berupa kulit dan bagian putih mata yang menguning
(jaundice) maupun cara bicara yang terganggu.7

Pemeriksaan Fungsi Ginjal


Pemeriksaan fungsi ginjal adalah adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa baik ginjal bekerja dan untuk mendeteksi adanya gangguan pada organ
tersebut. Pada pemeriksaan fungsi ginjal, darah dan urine pasien akan diambil untuk
kemudian diamati di laboratorium. Pemeriksaan fungsi ginjal ada yang rutin dilakukan dan
ada juga yang sifatnya tambahan. Jenis-jenis pemeriksaan fungsi ginjal yang rutin dilakukan
adalah:

 Tes urine, untuk mengetahui adanya protein dan darah dalam urine yang menandakan
penurunan fungsi ginjal.
 Ureum atau blood urea nitrogen (BUN), yaitu tes untuk menentukan kadar urea
nitrogen dalam darah yang merupakan zat sisa dari metabolisme protein dan
seharusnya dibuang melalui ginjal.
 Kreatinin darah, yaitu tes untuk menentukan kadar kreatinin dalam
darah. Kreatinin merupakan zat sisa hasil pemecahan otot yang akan dibuang melalui
ginjal. Kadar kreatinin yang tinggi dalam darah dapat menjadi tanda adanya gangguan
pada ginjal.
 Glomerulo filtration rate (GFR), yaitu tes untuk melihat kemampuan ginjal dalam
menyaring zat sisa metabolisme dari dalam tubuh

Sedangkan pemeriksaan fungsi ginjal tambahan, di antaranya adalah:

 Tes kandungan albumin dalam darah.


 Tes rasio albumin-kreatinin.
 Tes kandungan elektrolit dalam darah dan urine.
 Bersihan kreatinin (CCT) dan protein dalam urine 24 jam.
 Biopsi ginjal.
 Sistoskopi dan ureteroskopi.8

Kebutuhan Gizi Dasar

Gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dapat dikelompokkan kedalam 5 kelompok
penting, yaitu: Karbohidrat, protein (Asam amino), lemak, vitamin dan mineral.

Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh, itulah sebabnya dalam
komposisi makanan sehari-hari karbohidrat umumnya dijadikan sebagai makanan pokok.
Karbohidrat dalam makanan secara kesuluruhannnya hanya tiga jenis, yaitu monosakarida,
disakarida dan polisakarida. Mono dan disakarida terasa manis, sedangkan polisakarida tidak
mempunyai rasa (tawar). Di dalam bahan makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida,
yaitu yang dapat dicerna dengan yang tidak dapat dicerna. Yang dapat dicerna ialah zat
tepung(amylum) dan dekstrin. Yang tidak dapat dicerna ialah zat selulosa, pentosan dan
galaktan.
Polisakarida yang didalam bahan makanan hewani dapat dicerna dan disebut
glikogen. Tidak ada polisakarida hewani yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia.
Disakarida yang ada dalam bahan makanan juga ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi,
yaitu sukrosa, maltose dan laktosa. Laktosa hanya dijumpai pada hewani, yaitu merupakan
sejenis gula di dalam air susu, baik susu ibu maupun susu hewan. Sukrosa dan maltose
terutama terdapat dalam makanan nabati. Monosakarida di dalam bahan makanan juga ada
tiga jenis yang mempunyai arti gizi, ialah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Galaktosa
mempunyai komponen yang karekteristik bagi gula hewani pada laktosa, yang terdapat di air
susu. Di dalam polisakarida satuan dasarnya adalah glukosa. Kalau polisakarida dihidrosa
total akan terurai menjadi molekul-molekul glukosa.
Pemecahan glukosa di darah selepas penyerapan di usus menggunakan hormone
insulin yang dihasilkan oleh sel beta pancreas. Proses ini dinamakan glikogenesis. Hasilnya,
glikogen akan disimpan di hati dan ada juga disimpan di otot sebagai cadangan energy.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Apabila tubuh memerlukan glukosa untuk penghasilan
energi, akan berlakunya glikolisis. Ia merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa
di hati dan otot. Di hati apabila terjadi glikogenolisis, kadar glukosa darah akan meningkat.
Di otot, apabila berlaku glikogenolisis, akan membentuk piruvat dan laktat.
Namun, jika diet tidak mencukupi dalam asupan karbohidrat, maka glikoneogenesis
akan terjadi. Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa
non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein yang terjadi di ginjal dan hati.
Glukoneogenesis terjadi apabila terjadi kekurangan glukosa dalam darah di mana tubuh
menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah
protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.9
Protein
Protein merupakan bahan dasar pembentuk jaringan dan sel-sel tubuh manusia,
molekul protein tersebut terdiri dari rantai polimer yang terbuat dari Asam amino dan diikat
oleh ikatan peptida.
Asam amino terdiri atas Asam amino esensial dan Asam amino non esensial. Berbeda
dengan Asam amino non esensial, Asam amino esensial tidak dapat diproduksi sendiri oleh
tubuh, sehingga ketersediaannya ditubuh sangat dipengaruhi oleh pasokan makanan sehari-
hari. Contoh makanan yang mengandung protein adalah susu, telur, keju, ikan, daging sapi,
daging ayam, tempe, kacang kedelai, kacang tanah.9

Lemak
Lemak adalah molekul yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai sumber energi terbesar, bahkan lebih besar (2,5 kali
lebih besar) dibanding karbohidrat dan protein. Berdasarkan struktur kimianya dari jenis
asam lemaknya, lemak terbagi atas lemak jenuh (saturated fats), lemak tak jenuh (unsaturated
fats) dan lemak trans (trans fats).
a) Lemak jenuh adalah lemak yang terdiri dari trigliserida yang hanya mengandung
asam lemak. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap antara tiap atom
karbonnya, sehingga, rantai atom karbon sepenuhnya “jenuh” dengan atom hidrogen.
Lemak jenuh dapat mengeras bila ditempatkan pada suhu rendah, sehingga lemak
dapat menghambat aliran darah dan beresiko menyebabkan penyakit jantung.
Beberapa jenis makanan yang banyak mengandung lemak jenuh antara lain: mentega,
minyak kelapa, daging babi, sapi, ayam, susu cokelat;
b) Lemak tak jenuh adalah lemak atau asam lemak yang setidaknya memiliki satu ikatan
tunggal dalam rantai asam lemak. Lemak tak jenuh yang mengandung satu ikatan
rangkap disebut lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fats), dan bila
mengandung lebih dari satu ikatan rangkap disebut lemak tak jenuh ganda.
(polyunsaturated fats). Lemak tak jenuh sering diistilahkan sebagai lemak baik (HDL)
karena mampu mengangkut kolestrol jahat (LDL) menjauhi arteri lalu kembali ke hati
dan selanjutnya dikeluarkan dari dalam tubuh. Sumber lemak jenuh adalah dari
nabati, seperti minyak zaitun, minyak wijen, minyak kacang, minyak ikan, ASI.
c) Lemak trans adalah jenis lemak yang terbentuk dengan cara memadatkan lemak cair,
melalui proses hidrogenasi, yaitu dengan menambahkan atom hidrogen. Tujuan
pemadatan tersebut adalah untuk: mengawetkan makanan, menjadikan biaya produksi
lebih murah, serta menjadikan makanan lebih gurih dan lezat. Akan tetapi, jenis
lemak trans sangat tidak direkomendasikan oleh pakar pangan karena dapat
menaikkan kadar LDL (kolestrol jahat) dan pada saat bersamaan dapat menurunkan
kadar HDL (lemak baik), kondisi tersebut sangat berpotensi menambah resiko
penyakit jantung koroner.10

Vitamin
Vitamin berasal dari suku kata “vita” yang berarti hidup dan “amina” yang merupakan
suatu bentuk gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), walaupun pada akhirnya
diketahui bahwa tidak semua jenis vitamin memiliki atom N. Vitamin adalah senyawa
organik berbobot molekul kecil, yang dibutuhkan oleh organisme sebagai nutrisi penting
dalam tubuh, dalam jumlah yang terbatas. Vitamin umumnya merupakan zat yang tidak dapat
diproduksi oleh tubuh, sehingga ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh pasokan dari
makanan, namun ada juga jenis vitamin yang mampu diproduksi dalam tubuh, seperti vitamin
D3 yang berasal dari zat yang terdapat dalam kulit (dihidrokolestrol), dapat diproduksi oleh
tubuh dengan bantuan sinar matahari. Selain itu, dikenal juga zat yang dikenal sebagai
provitamin, yang banyak terdapat dalam sayur dan buah, dapat diubah oleh tubuh menjadi
vitamin A.10

Mineral
Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit,
namun sangat bermanfaat dalam proses metabolisme tubuh. Berdasarkan tingkat kebutuhan
tubuh, mineral dapat dibagi atas mineral makro dan mineral mikro, mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dengan kadar >100 mg/hari, sedangkan mineral mikro
adalah jenis mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dengan kadar <100 mg/hari.10
Kesimpulan
Manusia pada umumnya harus memiliki gizi yang baik dan seimbang dimana gizi ini
sering dikaitkan dengan ukuran tubuh yang mencakup tinggi badan, berat badan, lingkar
kepala dan sebagainya. Apabila memiliki gizi yang seimbang maka pertumbuhan dari
seseorang itu dikatakan baik sebaliknya jika mengalami kekurangan atau kelebihan gizi maka
pertumbuhannya tidak akan baik. Oleh karena itu, dalam penilaian status gizi perlu dilakukan
pengukuran untuk dapat menilai gizi yang dimiliki apakah sudah seimbang atau belum. Dan
pemeriksaan laboratorium juga sangat penting untuk memberikan informasi tentang status
energi, protein, vitamin dan mineral, keseimbangan cairan dan elektrolit, dan fungsi organ.

Daftar Pustaka

1. Par’i HM, Wiyono S, Harjatmo TP. Penilaian Status Gizi. Jakarta:Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan.Oktober 2017.p 3-73
2. Wijaya MA, Siboro BA, Purbasari A. Analisa perbandingan antropometri bentuk
tubuh mahasiswa. Jurnal Profisiensi.Desember 2016.4(2);118-117
3. Finia Riski, Martha Irene Kartasurya, S. F. P. (2018). Penggunaan Tinggi Lutut Dan
Panjang Depa Sebagai Prediktor Tinggi Badan Dan Indeks Massa Tubuh Pada Lansia
Di Kelurahan Sambiroto Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
6(5), 378–387.
4. Kusuma, T. U., & Rosidi, A. (2018). Reliabilitas Kaliper Tinggi Lutut dalam
Penentuan Tinggi Badan. Journal of Health Studies, 2(1), 96–102.
https://doi.org/10.31101/jhes.437
5. Murbawani, E. A., Puruhita, N., & Yudomurti, Y. (2012). Tinggi Badan Yang Diukur
Dan Berdasarkan Tinggi Lutut Menggunakan Rumus Chumlea Pada Lansia. Media
Medika Indonesiana, 46(1), 1-6–6.
6. Putra RN, Ermawati, Amir A. Hubungan indeks massa tubuh dengan usia menarche
pada siswi SMP. Jurnal Kesehatan Andalas.2016.5(3);551-7
7. Fatmah, F. (2010)The Equation of Prediction Stature Based on Age and Ethnic in Six
Institutionalized Elderly at DKI Jakarta and Tangerang, Year 2005. Makara Journal
of Health Research, 10(1), 7–16. https://doi.org/10.7454/msk.v10i1.145
8. Verdiansah. (2016). Pemeriksaan Fungsi Ginjal. 43(2), 148–154.
9. Husnah. Gambaran pola makan dan status gizi mahasiswa kuliah klinik (kks) dibagian
obgyn RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.April
2012.12(1);1-8
10. Siwi NP, Paskarini I. hubungan asupan karbohidrat, lemak, dan protein dengan status
gizi. The Indonesian Jurnal Public Health.Juli 2018.13(1);1-12

Anda mungkin juga menyukai